Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MEDIA PEMBELAJARAN

“TANGGA KONVERSI SATUAN ( TAKONSA ) ”

Dosen Pembimbing:

Trysa Gustya Manda, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Latifa Redha Andriani

17029032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hakekat Matematika dan aplikasinya menjadi salah satu tujuan pendidikan
matematika. Oleh karena itu pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika sangat
diperlukan, konsep merupakan bagian dasar untuk membangun pengetahuan yang mantap
karena konsep merupakan bagian dasar ilmu pengetahuan. Konsep dapat dipelajari dari definisi
atau pengamatan langsung seperti melihat, mendengar, mendiskusikan, dan memikirkan
tentang kebenaran contoh. Untuk menanamkan satu konsep agar pemahaman konsep dapat
tercapai dengan memberikan contoh-contoh yang berhubungan dengan suatu konsep. Sebagai
implikasinya, maka dalam penyampaian materi pembelajaran matematika haruslah menarik
perhatian peserta didik, agar dapat meningkatkan antusias peserta didik serta memberikan
motivasi pada peserta didik.
Alat peraga matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam memahami
konsep matematika, bahkan dalam hal-hal tertentu akan menentukan keberhasilan proses
belajar itu sendiri, karena dalam hal ini peserta didik belajar melalui hal-hal yang bersifat untuk
memahami konsep yang abstrak sebagai perantara atau visualisasi.
Alat peraga matematika diperlukan bagi seorang pengajar dalam menyampaikan pelajaran
matematika. Hal ini dapat dikatakan bahwa alat peraga merupakan media transfer pengetahuan
dari pendidik kepada peserta didik. Disamping itu alat peraga dapat digunakan untuk menarik
perhatian peserta didik dalam mempelajari matematika. Peserta didik dapat dengan cara melihat
dan memperagakan secara langsung maka pembelajaran akan lebih membekas pada diri peserta
didik sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai untuk mendapatkan hasil yang
sempurna.
Salah satu permasalahan yang muncul pada uji coba dan implementasi pendidikan
matematika adalah terbatasnya suatu alat peraga yang digunakan untuk memperlancar proses
pembelajaran. Beberapa pendidik mengeluh karena dalam mengembangkan alat peraga sebagai
penunjang implementasi pendidikan matematika. Padahal kita ketahui bahwa alat peraga dapat
dibuat dengan mudah dan bahan-bahan yang dibutuhkan bisa kita peroleh dari lingkungan
sekitar. Alat peraga matematika merupakan suatu alat yang mempunyai peranan penting untuk
memahami konsep matematika, bahkan dapat menentukan keberhasilan proses belajar.
Sehingga alat peraga ini bisa dikatakan sebagai media transfer dari pendidikan kepada peserta
didik, yaitu dengan cara melihat dan memahami secara langsung. Dengan begitu pembelajaran
akan lebih berkesan kepada peserta didik sehingga akan lebih bersemangat mempelajari
matematika.
Dalam suatu pembelajaran di kelas agar peserta didik dapat memiliki minat yang tinggi
salah satunya adalah dengan menghadirkan media pembelajaran sebagai alat pembangkit minat
siswa untuk mempelajarinya. Dengan keinginan atau minat peserta didik untuk mempelajari,
maka tidak sulit lagi peserta didik dapat memahami materi yang pendidik berikan. Kesulitan
peserta didik dalam menyelesaikan persoalan pengukuran untuk SD kelas III merupakan
masalah bagi mereka. Dari permasalahan tersebut, pendidik dapat membantu peserta didik
belajar mengenai satuan panjang dan satuan berat dengan menggunakan media pembelajaran
matematika yang diberi nama Tangga Konversi Satuan ( TAKONSA ). Dengan media alat
peraga ini, diharapkan pembelajaran matematika pada pokok bahasan pengukuran dapat
dikuasai dengan mudah, menyenangkan dan kreatif untuk peserta didik.
B. Tujuan Pembuatan Alat Peraga.
Adapun tujuan dari pembuatan media Tangga Konversi Satuan “ TAKONSA”
adalah sebagai berikut:
1. Membantu peserta didik untuk dapat memahami konsep satuan panjang dan satuan berat.
2. Menarik minat peserta didik untuk mempelajari satuan panjang dan satuan berat.
3. Membantu peserta didik dalam menginat materi pelajaran agar tidak mudah lupa.
4. Menjadikan matematika sebagai pelajaran yang menarik dan menyenangkan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kompetensi Inti
a. KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta
menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
b. KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
c. KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah
abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori.
B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.7 Mendeskripsikan dan menentukan 3.7.1 Menyatakan urutan satuan panjang.


hubungan antar satuan baku untuk 3.7.2 Menentukan hubungan antar satuan
panjang, berat, dan waktu yang panjang.
umumnya digunakan dalam kehidupan 3.7.3 Menyatakan urutan satuan berat.
sehari-hari. 3.7.4 Menentukan hubungan antar satuan
berat.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyatakan urutan satuan panjang.
2. Peserta didik dapat menentukan hubungan antar satuan panjang.
3. Peserta didik dapat menyatakan urutan satuan berat.
4. Peserta didik dapat menentukan hubungan antar satuan berat.
D. Materi
1. Memilih dan Menggunakan Alat Ukur Sesuai dengan Fungsinya
a) Alat Ukur Panjang
Ada bermacam-macam alat ukur panjang. Untuk mengukur panjang benda,
seperti sepatu, kursi, dan buku digunakan penggaris atau mistar. Penggaris
biasanya terbuat dari mika atau plastik yang tebal. Satuan panjang pada
penggaris adalah sentimeter (cm). Panjang penggaris bermacam-macam, ada
yang 10 cm, 20 cm, 30 cm, dan yang paling panjang adalah 50 cm. Untuk
mengukur benda yang lebih panjang, seperti ruang kelas, pagar sekolah, dan
tinggi pintu gerbang digunakan meteran gulung. Satuan panjang pada meteran
gulung sama dengan pada penggaris, yaitu sentimeter (cm). Meteran gulung
lebih panjang dari penggaris. Panjang minimalnya adalah satu meter. Mari
perhatikan gambar alat ukur panjang berikut:

Penggaris untuk mengukur panjang benda yang


kurang dari satu meter Penggaris yang sering
digunakan panjangnya 30 sentimeter.

Meteran gulung untuk mengukur panjang lebih dari


satu meter. Biasanya digunakan oleh pekerja
bangunan dan tukang kayu.

b) Alat ukur berat


Berat benda dapat diukur dengan timbangan atau neraca. Bentuk timbangan
bermacam-macam. Satuan berat pada timbangan adalah gram (gr) atau kilogram
(kg). Mari perhatikan gambar timbangan berikut:

Timbangan ini digunakan untuk menimbang bahan makanan,


buah, dan sayuran. Timbangan ini digunakan oleh pedagang
di pasar.
Timbangan ini digunakan untuk mengukur berat badan.

Timbangan ini dapat kamu jumpai di warungwarung.


Timbangan ini digunakan untuk menimbang belanjaan
pembeli, seperti bahan makanan, beras dalam jumlah
sedikit, bawang merah, bawang putih, dan lain-lain.
Timbangan ini sering disebut dengan timbangan bebek.
c) Alat ukur waktu
Untuk mengetahui lama suatu kegiatan berlangsung, kamu bisa menggunakan
alat ukur, yaitu jam atau arloji. Jenis jam, ada bermacam-macam. Ada jam
dinding, jam meja, jam tangan, dan ada pula jam saku. Jam yang menggunakan
jarum sebagai alat penunjuknya disebut jam analog. Biasanya jam ini memiliki
tiga buah jarum penunjuk. Angka yang tertera pada jam analog adalah 1 sampai
12. Ada juga jam yang menggunakan angka sebagai penunjuk waktu. Jam ini
disebut jam digital. Tenaga penggeraknya adalah baterai. Angka yang tertera
pada jam ini sampai 24. Biasanya jam digital dilengkapi dengan satuan menit
dan detik. Jam analog maupun jam digital selalu bergerak secara teratur sesuai
dengan waktu yang berjalan di alam semesta ini. Selain jam, ada juga alat
pengukur waktu yang disebut stopwatch. Alat ini tidak selalu bekerja atau
berjalan sesuai dengan waktu. Stopwatch dapat diatur menurut keperluan. Oleh
karena itu, alat ini sangat tepat untuk mengukur lama kegiatan yang berlangsung
cepat. Apakah kamu memiliki stopwatch? Tanyakan kepada orang tua, kakak,
atau gurumu bagaimana cara menggunakannya. Mari perhatikan alat ukur waktu
berikut :

Ini adalah jam dinding. Jam dinding termasuk jam analog. Jam
ini menggunakan jarum sebagai alat penunjuknya.
Ini adalah jam meja. Jam meja termasuk jam digital. Jam ini
menggunakan angka sebagai penunjuk waktu

Ini adalah stopwatch. Alat ini digunakan untuk mengukur


lama kegiatan yang berlangsung cepat. Biasanya
digunakan dalam olahraga, terutama dalam lomba atau
pertandingan. Misalnya dalam lomba lari, balap motor
atau mobil, dan pertandingan badminton atau bola voli.
2. Hubungan Antarsatuan Panjang, Berat, dan Waktu
a) Satuan Panjang
Benda di sekitar kita panjangnya berbeda-beda. Ada yang sangat panjang, tetapi
ada juga yang pendek. Untuk menentukan alat ukur dan satuannya juga berbeda-
beda. Benda yang pendek diukur dengan penggaris dan satuannya milimeter.
Adapun benda yang lebih panjang diukur dengan meteran dan satuannya meter
atau bahkan kilometer.
Agar lebih memahami satuan ukuran yang tepat untuk mengukur panjang benda,
perhatikan tangga satuan panjang berikut:

Tangga satuan di atas menunjukkan bahwa tiap tangga mempunyai nilai 10. Jika
turun satu tangga dikali 10. Jika naik satu tangga dibagi 10. 1 km = 10 hm = 10
× 10 dam = 100 dam = 100 × 10 m = 1.000 m 1 m = 10 dm = 10 × 10 cm = 100
cm
b) Satuan Berat
Perhatikan tangga satuan berat berikut:
Hubungan antara satuan berat adalah:
1 kg = 10 hg = 10 ons
= 10 × 10 dag = 100 dag
= 100 × 10 gr = 1.000 gr
1 gr = 10 dg
= 10 × 10 cg = 100 cg
= 100 × 10 = 1.000 mg
Satuan lain yang digunakan adalah ons.
1 ons = 100 gr.
1 kg = 10 ons.
1 kuintal = 100 kg.
1 ton = 1.000 kg.
c) Satuan Waktu
Waktu yang lama dihitung dengan hari, bulan, atau tahun. Kalender atau
penanggalan berguna untuk mengetahui lamanya waktu.
Dalam satu tahun terdapat 12 bulan, yaitu:
1. Bulan ke-1 : Januari 7. Bulan ke-7 : Juli
2. Bulan ke-2 : Februari 8. Bulan ke-8 : Agustus
3. Bulan ke-3 : Maret 9. Bulan ke-9 : September
4. Bulan ke-4 : April 10. Bulan ke-10 : Oktober
5. Bulan ke-5 : Mei 11. Bulan ke-11 : November
6. Bulan ke-6 : Juni 12. Bulan ke-12 : Desember

1 tahun = 12 bulan.
1 minggu = 7 hari.
1 tahun = 365 atau 366 hari, yang umum digunakan adalah 365 hari.
1 bulan = 30 hari, untuk bulan Februari 28 atau 29 hari
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
E. Materi Pembelajaran
Hubungan antar satuan baku untuk panjang, berat, dan waktu yang umumnya digunakan
dalam kehidupan sehari-hari
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery Based Learning
3. Metode : Demonstrasi
G. Alat
1. Penggaris
2. Spidol
3. Pensil
4. Gunting /Cutter
5. Karton jerami
6. Jarum
H. Bahan
1. Kertas mar-mar
2. Sterofoam
3. Double tip
4. Kertas HVS berwarna
5. Kertas karton warna hitam
6. Lem
I. Cara Pembuatan Media
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ukur karton jerami dengan ukuran 60 cm x 20 cm
3. Gunakan cutter/gunting untuk memotong karton jerami sesuai ukuran tersebut
4. Tempelkan kertas karton warna hitam untuk menutupi karton jeremi yang sudah dipotong.
5. Buat angka dari 0-9 sebanyak beberapa buah dan buat juga tanda koma beberapa buah
6. Gambarlah 7 buah anak tangga pada sterofoam lalu potong sterofoam sesuai pola yang
sudah dibentuk, tannga tersebut di buat sebanyak dua buah.
7. Gabungkan kedua tangga tersebut dengan menggunakan double tip sehingga tangga
tersebut berbentuk tiga dimensi.
8. Setelah itu pada masing-masing anak tangga di tempeli kertas mar-mar dengan warna yang
berbeda untuk menunjukkan masing-masing satuan panjang atau satuan berat.
9. Lalu hiaslah tangga tersebut sekreatif mungkin agar menarik.
10. Buatlah tulisan untuk masing-masing satuan panjang atau berat, nanti ditempeli pada setiap
anak tangga yang sudah ada sesuai dengan urutannya.
11. Buatlah 2 tanda panah arah berlawanan dengan menggunakan kertas lalu dibuat keterangan
dimana arah tanda panah untuk turun ditulis “ x 10” sedangkan arah tanda panah naik ditulis
“ : 10 ”.
12. Buatlah beberapa buah anak panah ukuran kecil dengan menggunakan kertas karton jerami
untuk menunjukkan berapa kali turun/nak dari satu satuan ke satuan yang lainnya.
J. Aturan Pemakaian media
1. Setiap turun 1 anak tangga maka akan dikali dengan 10.
2. Setiap naik 1 anak tangga maka akan dikali dengan 10.
3. Papan konversi digunakan untuk menggantikan kita melakukan perkalian atau
pembagian secara langsung . Jika turun maka ditambahkan angka 0 sebanyak berapa kali
turun. Jika naik maka diambil angka 0 sebanyak berapa kali naik, jika tidak ada angka
nol maka kita memakai bantuan tanda koma yang mana dengan memakai bantuan tanda
koma ini setelah tanda koma adalah angka nol.
4. Anak panah diletakkan setelah urutan satuan yang diketahui sampai ke urutan yang
ditanyakan, artinya pada urutan satuan yang diketahui tidak ditaletakkan anak panah.
5. Kita mengali/membagi dengan 10 atau memberi/ mengambil angka 0 sebanyak berapa
anak panah dari satu satuan yang diketahui ke satuan yang ditanya.
6. Untuk bilangan desimal :
a) Tanda koma akan ditambah sebanyak berapa kali naik atau turun.
b) Jika di depan tanda koma tidak angka maka ditambahkan angka 0.
c) Pada hasil akhir, tanda koma yang dipakai adalah tanda koma yang paling
terakhir ditambahkan
7. Apabila turun kita mengisi angka atau tanda koma pada papan konversi dari kiri
kekanan, apabila naik kita mengisi angka atau tanda koma pada papan konversi dari
kanan ke kiri.
K. Cara Penggunaan Media

Papan konversi

km/kg
hm/hg x 10
dam/dag
m/g
: 10 dm/dg
cm/cg
mm/mg

1. Turun tangga
a) Letakaan anak panah pada anak tangga setelah satuan yang diketahui sampai ke
satuan yang ditanya Banyak anak panah yang digunakan menunjukkan berapa
kali kita akan mengali dengan 10 atau berapa kali kita akan menambahkan angka
nol.
b) Pada papan konversi, setiap 1 kotak di isi oleh satu angka atau satu tanda koma.
c) Kita mengisi papan konversi mulai dari kiri ke kanan.
d) Apabila bilangannya berbentuk desimal maka kita tambahkan tanda koma
sebanyak berapa kali turun, jika setelah tanda koma tidak ada angka maka sesuai
dengan aturan kita tambahkan angka 0 setelah tanda koma tersebut. nanti akan
diperoleh beberapa tanda koma pada bilangan tersebut dan sesuai dengan aturan
kita ambil tanda koma yang terakhir sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan.
Contoh :
1. 9 km = .........m
Jawab :

km/kg
hm/hg x 10
dam/dag
m/g
: 10 dm/dg
cm/cg
mm/mg

karena anak panahnya ada 3 maka kita mengali dengankan 10 sebanyak tiga
kali, kita dapat mengalikan secara langsung 9 dengan 1000 akan tetapi kita
dapat juga mengguanakan bantuan papan konversi, seperti di bawah ini:
a). Kita letakkan angka 9 pada papan konversi
9 0 0 0

b).kita tambahkan angka nol sebanyak anak panah, karena anak panah ada
tiga maka kita tambahkan angka 0 sebanyak 3 buah sehingga hasilnya diperoleh
9000 m
2. 9,8 kg=..........g
jawab
Jawab :

km/kg
hm/hg x 10
dam/dag
m/g
: 10 dm/dg
cm/cg
mm/mg

karena anak panahnya ada 3 maka kita mengali dengankan 10 sebanyak tiga
kali, kita dapat mengalikan secara langsung 9,8 dengan 1000 akan tetapi kita
dapat juga mengguanakan bantuan papan konversi, seperti di bawah ini:
a). Kita letakkan angka 9,8 pada papan konversi
9 , 8
b). Sesuai dengan aturan apabila bilangan desimal maka kita tambahkan
tanda koma sebanyak anak panah.
9 , 8 , , ,

Apabila sesudah tanda koma tidak ada angka maka kita tambahkan angka 0.
9 , 8 , 0 , 0 , 0

Karena ada beberapa tanda koma maka kita gunakan tanda koma yang paling
terakhir, sehingga tanda koma yang lain kita ambil/hilangkan.
9 8 0 0 , 0

Sehingga diperoleh hasilnya yaitu 9800,0 g.


2. Naik tangga
a) Letakaan anak panah pada anak tangga setelah satuan yang diketahui sampai ke
satuan yang ditanya Banyak anak panah yang digunakan menunjukkan berapa
kali kita akan membagi dengan 10 atau berapa kali kita akan mengambil angka
nol.
b) Pada papan konversi, setiap 1 kotak di isi oleh satu angka atau satu tanda koma.
c) Kita mengisi papan konversi mulai dari kanan ke kiri.
d) Apabila bilangannya berbentuk desimal maka kita tambahkan tanda koma
sebanyak berapa kali naik, jika setelah tanda koma tidak ada angka maka sesuai
dengan aturan kita tambahkan angka 0 setelah tanda koma tersebut. nanti akan
diperoleh beberapa tanda koma pada bilangan tersebut dan sesuai dengan aturan
kita gunakan tanda koma yang terakhir sesuai dengan aturan yang telah
dijelaskan.
Contoh :
1. 9000 m = .........km
Jawab :

km/kg
hm/hg x 10
dam/dag
m/g
: 10 dm/dg
cm/cg
mm/mg

karena anak panahnya ada 3 maka kita membagi dengan 10 sebanyak tiga
kali, kita dapat mmembagi secara langsung 9 dengan 1000 akan tetapi kita
dapat juga mengguanakan bantuan papan konversi untuk memudahkan kita,
seperti di bawah ini:
a). Kita letakkan angka 9000 pada papan konversi
9 0 0 0

b).kita ambil angka nol sebanyak anak panah, karena anak panah ada tiga
maka kita ambil angka 0 sebanyak 3 buah sehingga hasilnya diperoleh 9 km
2. 1,9 g=..........kg
Jawab :

km/kg
hm/hg x 10
dam/dag
m/g
: 10 dm/dg
cm/cg
mm/mg

Karena anak panahnya ada 3 maka kita membagi dengan 10 sebanyak tiga
kali, kita dapat membagi secara langsung 9800 dengan 1000 akan tetapi kita
dapat juga mengguanakan bantuan papan konversi, seperti di bawah ini:
a). Kita letakkan angka 9800 pada papan konversi
1 , 9

b). Sesuai dengan aturan apabila bilangan desimal maka kita tambahkan
tanda koma sebanyak anak panah.
, , , 1 , 9

Apabila sesudah tanda koma tidak ada angka maka kita tambahkan angka 0.

0 , 0 , 0 , 1 , 9

Karena ada beberapa tanda koma maka kita gunakan tanda koma yang paling
terakhir, sehingga tanda koma yang lain kita ambil/hilangkan.
0 , 0 0 1 9

Sehingga diperoleh hasilnya yaitu 0,0019 kg.

L. Kelebihan Media
a) Media yang digunakan berwarna-warni sehingga menarik perhatian peserta didik
b) Dapat mempermudah peserta didik dalam mengubah suatu satuan panjang ke satuan
panjang yang lain atau mengubah suatu satuan berat ke satuan berat yang lain.
c) Dapat mempermudah peserta didik untuk mengingat urutan dari satuan panjang atau satuan
berat.
M. Kelemahan Media
a) Pada papn konversi hanya tersedia beberapa kotak sehingga bilangan yang akan
dikonversikan satuannya juga terbatas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan tentang media tangga konversi satuan (TAKONSA) yang telah
dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media TAKONSA yang dibuat ini sangat
dibutuhkan dalam pembelajaran materi tentang materi pengukuran ini untuk memudahkan
peserta didik memahami atau mengubah dari suatu satuan panjang ke satuan panjang yang lain
atau dari suatu satuan berat ke satuan berat yang lain. Selain itu, untuk menarik perhatian dan
meningkatkan minat peserta didik dalam proses pembelajaran, serta untuk mempermudah
pendidik dalam menerangkan materi tersebut.
B. Saran
Dalam pembelajaran konversi satuan, saya menyarankan kepada pensisik agar
menggunakan media sesuai dengan materi itu supaya peserta didik tertarik untuk belajar
matematika. Di samping itu, peserta didik tidak akan jenuh dalam mengikuti pembelajaran dan
membantu peserta diidik untuk menjelaskan materi tersebut. Dalam pembuatan dan penggunan
media ini, dibutuhkan ketelitian. Dalam pemeliharaan media, hendaklah pemeliharaannya
dengan sangat hati-hati.
DAFTAR PUSTAKA

Angraeni, Ganung. 1997. Pedoman Penggunaan Alat Peraga Matematika untuk Sekolah Dasar.
Jakarta: Mulia Agung Utama.

Estingsih, Elli. 1997. Diagnosa Kesulitan Belajar Matematika bagi Siswa. Yogyakarta: PPPG
Matematika.

Wahyudin dan Sudrajat. 2002. Ensiklopedi. Matematika dan Peradaban Manusia. Jakarta. Tarify
Samudra Berlian.

Anda mungkin juga menyukai