Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN

(LABORATORIUM MECH 3)

Oleh

Azriel Ananda Zubaidi


(221910101006)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ilmu fisika merupakan sebuah ilmu pengetahuan dimana didalamnya mempelajari tentang
sifat dan fenomena alam atau gejala alam dan seluruh interaksi yang terjadi didalamnya, Ilmu
fisika sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari, salah satu dari banyak nya ilmu fisika yang di
kehidupan sehari-hari adalah pengukuran
Pengukuran dalam fisika merupakan proses mengukur suatu besaran, yaitu membandingkan
nilai besaran yang sedang kita ukur menggunakan besaran lain sejenis yang dipakai sebagai
acuan dan dengan menggunakan alat ukur yang besarnya harus distandarkan
Memahami suatu pengukuran dan besarnya terhadap benda perlu dilakukan hal yang
spesifik. Besaran suatu benda dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur yang sesuai
dengan benda yang akan diukur. Jenis alat ukur yang digunakan dalam pengukuran berpengaruh
terhadap keakuratan atau tingkat ketelitian suatu perhitungan. Ukuran benda dapat ditentukan
dari skala yang terdapat pada alat ukur yang digunakan
Tujuan dari pengukuran dalam ilmu fisika adalah untuk menentukan ukuran suatu benda
menggunakan alat alat yang sudah ditentukan untuk mengetahui panjang, lebar,tinggi, tebal dari
benda yang diukur

Paham mengenai pengukuran merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, perlu untuk memahami mengenai pengukuran karena pengukuran
dibutuhkan dalam banyak hal. Praktikum “Pengukuran Dasar” kali ini akan mengenalkan
beberapa alat ukur dan cara pengukuran terhadap suatu benda dengan menggunakan alat ukur
yang sesuai
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana prinsip dan cara menggunakan alat ukur penggaris, jangka sorong, meter rol,
neraca digital secara baik dan benar sesuai satuan internasional?
2. Bagaimana cara menentukan nilai satuan terkecil suatu alat ukur?
3. Bagaimana cara menentukan Panjang, lebar dan ketebalan dari suatu objek benda?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui prinsip dan cara menggunakan alat ukur penggaris, jangka sorong,
meter rol , neraca digital secara baik dan benar sesuai satuan internasional.
2. Untuk mengetahui cara menentukan nilai satuan terkecil suatu alat ukur.
3. Untuk mengetahui Panjang, lebar dan ketebalan suatu objek benda.

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa dapat memahami prinsip dan cara menggunakan alat ukur penggaris, jangka
sorong, meter rol , neraca digital secara baik dan benar sesuai satuan internasional.
2. Mahasiswa dapat memahami cara menentukan nilai satuan terkecil suatu alat ukur.
3. Mahasiswa dapat memahami cara menentukan Panjang, lebar dan ketebalan dari suatu
objek benda.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian angka terhadap
suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek tertentu
menurut aturan atau formulasi yang jelas dan disepakati. Pengukuran dapat dilakukan pada
apapun yang dibayangkan, tetapi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Misalnya untuk
mengukur tinggi, maka seseorang dapat mengukur dengan mudah karena objek yang diukur
merupakan objek kasatmata dengan satuan yang sudah disepakati secara internasional.

2.2 Nilai Satuan Dasar

Nilai satuan dasar atau yang sering kita kenal dengan satuan internasional (SI) merupakan
beberapa satuan pengukuran baku yang didefinisikan dalam Sistem Satuan Internasional (SI)
untuk ketujuh besaran pokok yang termasuk dalam sistem yang saat ini dikenal sebagai Sistem
Besaran Internasional. Satuan-satuan tersebut menjadi dasar penurunan (derivasi) untuk satuan-
satuan lainnya yang termasuk dalam satuan turunan SI. Sistem Satuan Internasional terbagi
menjadi dua jenis, yaitu MKS (Meter, Kilogram, Sekon) dan CGS (Centimeter, Gram, Sekon).
Besaran yang diukur dengan satuan ini antara lain panjang, massa, waktu, gaya, energi (usaha),
kecepatan, massa jenis.

2.3 Besaran

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dapat dinyatakan dengan angka, dan
memiliki satuan. Tiga syarat penting ini harus dipenuhi agar dapat disebut sebagai besaran. Jika
tidak memenuhi ketiga syarat tersebut, atau salah satunya tidak ada, maka tidak bisa disebut
sebagai besaran. Misalnya sesuatu tersebut bisa diukur dan dapat dinyatakan dengan angka,
namun tidak memiliki satuan, maka tidak bisa disebut sebagai besaran. Besaran dibagi dua, yaitu
besaran pokok dan besaran turunan.

2.4 Satuan

Satuan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran atau
pembanding dalam suatu pengukuran tertentu. Satuan merupakan salah satu syarat yang harus
dimiliki oleh suatu besaran. Oleh karena itu, setiap besaran dalam fisika memiliki satuan yang
berbeda-beda. Untuk mengetahui besaran dan satuan kita dapat menggunakan alat ukur yang
sesuai dalam pengukuran suatu besaran. Misalnya kita ingin mengetahui besaran panjang dari
suatu buku. Kita dapat menggunakan alat ukur penggaris dan mengukur panjang buku tersebut
sehingga diperoleh angka dan satuan yang tertera pada penggaris yang digunakan.

2.5 Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Gambar 2.5.1 Besaran Pokok

Besaran pokok adalah besaran-besaran dasar yang tidak dapat disusun dari besaran lainnya.
Satuan dari besaran pokok sudah ditetapkan lebih. Ada 7 besaran pokok yang perlu kamu tahu.
Ketujuh besaran ini bisa kamu sebut sebagai JIWA SMP (Jumlah zat, Intensitas cahaya, Waktu,
Arus listrik, Suhu, Massa, dan Panjang).

Besaran turunan adalah besaran yang bisa dinyatakan oleh beberapa besaran pokok, karena
besaran turunan ini disusun dari beberapa besaran pokok. Satuan dari besaran turunan disusun
dari satuan besaran-besaran pokoknya. Ada 9 besaran turunan yang perlu diketahui yaitu Luas,
Volume, Massa Jenis, Kecepatan, Percepatan, Gaya, Usaha, Tekanan dan Daya.

Satuan besaran turunan sering dikenal dengan istilah satuan turunan. Selain itu, satuan
turunan didapatkan dari penggabungan dari beberapa satuan besaran pokok. Oleh sebab itu, kita
akan jarang sekali menemukan satuan yang hanya terdiri dari satu satuan saja. Penggabungan
dari beberapa besaran pokok menandakan bahwa satu besaran pokok bisa menghasilkan
beberapa besaran turunan. Misalnya, besaran pokok panjang bisa menghasilkan besaran turunan
luas dan volume.
Gambar 2.5.2 Gambar Besaran Turunan

2.6 Nilai Satuan Dasar

Nilai satuan dasar atau yang sering kita kenal dengan satuan internasional (SI) merupakan
beberapa satuan pengukuran baku yang didefinisikan dalam Sistem Satuan Internasional (SI)
untuk ketujuh besaran pokok yang termasuk dalam sistem yang saat ini dikenal sebagai Sistem
Besaran Internasional. Satuan-satuan tersebut menjadi dasar penurunan (derivasi) untuk satuan-
satuan lainnya yang termasuk dalam satuan turunan SI. Sistem Satuan Internasional terbagi
menjadi dua jenis, yaitu MKS (Meter, Kilogram, Sekon) dan CGS (Centimeter, Gram, Sekon).
Besaran yang diukur dengan satuan ini antara lain panjang, massa, waktu, gaya, energi (usaha),
kecepatan, massa jenis.
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan dalam “Praktikum Dasar Pengukuran” antara lain :
1. Mistar, digunakan sebagai alat ukur panjang. Penggunaan dalam praktikum ini untuk
mengukur panjang, lebar, dan tinggi pada pelat besi dan balok, serta panjang pada kawat.
2. Jangka Sorong, digunakan sebagai alat ukur panjang. Digunakan mengukur tebal pada
plat besi dan silinder serta diameter pada silinder.
3. Roll Meter / Metline, digunakan sebagai alat ukur panjang. Penggunaan dalam praktikum
ini untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi pada balok dan plat besi serta panjang pada
kawat.
4. Timbangan Digital, digunakan sebagai alat ukur berat. Penggunaan dalam praktikum ini
untuk mengukur perbandingan massa air dan massa penampang.
5. Balok, digunakan sebagai objek pengukuran (mistar dan roll meter).
6. Pelat besi, digunakan sebagai objek pengukuran (mistar, jangka sorong, dan roll meter).
7. Kawat, digunakan sebagai objek pengukuran (mistar dan roll meter).
8. Silinder, digunakan sebagai objek pengukuran ( jangka sorong).
9. Air, digunakan sebagai objek pengukuran (timbangan).

3.2 Desain Percobaan


Gambar 3.2.3 Pelat Baja Gambar 3.2.4 Mistar / Penggaris

Gambar 3.2.5 Silinder

Gambar 3.2.6 Timbangan Digital Gambar 3.2.7 Meteran Jahit

Gambar 3.2.8 Balok Gambar 3.2.9 Gelas Ukur


3.3 Langkah Kerja
Langkah kerja praktikum dasar pengukuran antara lain:
3.3.1 Menentukan nilai skala terkecil pada suatu alat ukur
1. Mistar diambil dan ditentukan skala terkecilnya.
2. Jangka sorong diambil dan ditentukan skala terkecilnya. Diperhatikan apabila
skalanya tidak menunjukkan angka nol pada saat jangka sorong belum digunakan.
3. Roll meter / metline diambil dan ditentukan skala terkecilnya. Diperhatikan apabila
skalanya tidak menunjukkan angka nol pada saat belum digunakan.
4. Timbangan digital diambil dan ditentukan skala terkecilnya. Diperhatikan apabila
skalanya tidak menunjukkan angka nol pada saat timbangan belum digunakan.
3.3.2 Pengukuran langsung dengan menggunakan nilai terkecilnya.
Catatan: dilakukan pengukuran sebanyak 5 kali.
1. Mistar digunakan untuk mengukur tebal pada plat besi dan silinder serta diameter
pada silinder.
2. Jangka sorong digunakan untuk mengukur tebal pada plat besi dan silinder serta
diameter pada silinder.
3. Roll meter / metline digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi pada
balok dan plat besi serta panjang pada kawat.
4. Timbangan digital digunakan untuk mengukur perbandingan massa air dan massa
gelas.

Anda mungkin juga menyukai