Anda di halaman 1dari 12

Tugas ke :1

Nama : Yuliana Rahma Putri


NIM / No.Absen : 2311031293 / 28
Kelas / Semester :L/2

1. Jelaskan pengertian satuan, dan jenis satuan yang ada!


Jawab :
Satuan adalah standar pengukuran yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Satuan digunakan untuk memastikan kebenaran pengukuran atau sebagai nilai standar bagi
pembanding alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya untuk melindungi kepentingan
umum. Jadi, satuan adalah sistem pengukuran yang dapat memberikan cara yang standar dan
konsisten untuk mengukur berbagai fenomena alamiah dan menyampaikan hasil pengukuran
kepada orang lain. Jenis satuan itu terbagi menjadi 2, yaitu satuan baku dan tidak baku.
A. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang secara resmi diakui dan digunakan secara luas dalam
pengukuran atau perhitungan standar. Ini biasanya ditetapkan oleh otoritas pengukuran di
suatu negara atau secara internasional. Contohnya termasuk meter untuk panjang,
kilogram untuk berat, detik untuk waktu, dan sebagainya. Satuan baku penting karena
memastikan konsistensi dan keakuratan dalam komunikasi dan pertukaran informasi di
berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, perdagangan, dan lain-lain.
B. Satuan Tidak Baku
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diadopsi secara resmi atau standar dalam
sistem pengukuran internasional atau nasional. Mereka sering kali digunakan dalam
konteks tertentu atau di lingkungan yang lebih spesifik. Contoh dari satuan tidak baku
termasuk cup (gelas), spoon (sendok), pint (gelas), dan lain-lain. Mereka dapat bervariasi
tergantung pada lokasi atau praktik lokal dan sering kali tidak konsisten antara satu
tempat dengan yang lain. Oleh karena itu, satuan tidak baku seringkali kurang diandalkan
untuk pengukuran yang sangat presisi atau untuk keperluan internasional.

2. Jelaskan pengertian besaran, dan jenis besaran yang ada !


Jawab :
Pengertian besaran
Besaran adalah sifat fisik yang dapat diukur dan dihitung. Ini bisa berupa segala sesuatu, mulai
dari panjang, massa, waktu, suhu, hingga kecepatan, dan banyak lagi. Setiap besaran memiliki
satuan yang sesuai untuk mengukurnya. Misalnya, satuan meter digunakan untuk mengukur
panjang, kilogram untuk mengukur massa, detik untuk mengukur waktu, dan sebagainya.
Pengukuran besaran ini penting dalam ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan berbagai
bidang lainnya karena memungkinkan kita untuk memahami dan memanipulasi dunia fisik di
sekitar kita.

Jenis Besaran
Besaran dapat dikelompokkan menjadi 2, Besaran Fisika dan Besaran non Fisika.
a. Besaran Fisika
Besaran fisika merupakan besaran yang diperoleh melalui pengukuran sehingga harus memiliki
alat ukur. Misalnya massa yang menjadi besaran fisika karena dapat diukur menggunakan
neraca. Besaran fisika sendiri dikelompokkan menjadi dua, yakni besaran pokok dan besaran
turunan. Keduanya dibedakan berdasarkan satuannya.
1. Besaran Pokok
Besaran pokok, juga dikenal sebagai besaran dasar, adalah jenis-jenis besaran fisika yang
dianggap dasar dan tidak dapat diuraikan lebih lanjut. Terdapat tujuh besaran pokok
dalam sistem satuan internasional (SI), yaitu :
No. Besaran Pokok Satuan SI Lambang satuan
1. Panjang Meter m
2. Massa Kilogram Kg
3. Waktu Sekon S
4. Suhu Kelvin K
5. Kuat arus Ampere A
6. Intensitas cahaya Candela Cd
7. Jumlah Zat Mol mol

2. Besaran Turunan
Besaran turunan merupakan suatu besaran yang turun dari besaran pokok. Namun, dapat
dikatakan pula bahwa besaran pokok dan besaran turunan sama. Keduanya memiliki
fungsi yang sama, yakni menghitung sesuatu dan dinyatakan dalam Satuan Internasional
(SI). Besaran turunan juga dapat dimaknai sebagai satuan besaran yang diperoleh melalui
turunan dari besaran pokok. Misalnya melalui perkalian atau pembagian dua besaran
pokok lainnya, dan cara-cara lainnya.

b. Besaran non Fisika


Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak
diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai contoh kalkulator. Contoh besaran non fisika
adalah Jumlah.
3. Jelaskan pengertian pengukuran dan alat ukur!
Jawab :
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain
sejenis yang digunakan sebagai satuan. Sebagai contoh, ketika membandingkan panjang
kedua balok dengan satuan ukur sentimeter, maka baru dapat dikatakan sedang
melakukan pengukuran. Hasil pengukuran dinyatakan dengan nilai atau berupa angka.
Kegiatan mengukur memerlukan alat yang digunakan sebagai pembanding dalam
pengukuran. Alat yang digunakan untuk mengukur disebut alat ukur. Ada dua hal yang
perlu diperhatikan dalam kegiatan pengukuran, pertama masalah ketelitian (presisi) dan
kedua masalah ketepatan (akurasi). Presisi menyatakan derajat kepastian hasil suatu
pengukuran, sedangkan akurasi menunjukkan seberapa tepat hasil pengukuran mendekati
nilai sebenarnya. Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut diharapkan mendapatkan
hasil pengukuran yang akurat dan benar.

4. Jelaskan bagaimana caranya mengukur luas lantai rumah anda!


Jawab :
Sebelum menjelaskan bagaimana cara mengukur luas lantai rumah saya, perlu diketahui alat
ukur yang akan digunakan untuk mengukur luas lantai rumah saya. Meter persegi adalah ukuran
"luas" dan biasanya digunakan untuk mengukur bidang datar, seperti lapangan atau lantai.
Sebagai contohnya, anda bisa mengukur luas sofa dalam meter persegi, kemudian mengukur luas
ruang tamu rumah anda juga dalam meter persegi untuk menentukan apakah sofa tersebut akan
muat di dalamnya. Jika anda hanya memiliki penggaris atau meteran yang menggunakan satuan
ukuran lain (bukan dalam meter), anda masih bisa menggunakannya sebagai alat ukur, hanya
saja kemudian anda perlu mengkonversi hasilnya ke dalam meter persegi.

Menghitung Luas dalam Meter Persegi


1. Pilih penggaris atau meteran yang akan gunakan Pilih penggaris atau meteran dalam
satuan meter (m) atau sentimeter (cm) yang tercetak di atasnya. Alat ini akan membuat
lebih mudah untuk menghitung luas dalam satuan meter persegi, karena telah dirancang
dengan satuan ukuran yang sama. Tetapi jika hanya bisa menemukan penggaris dengan
satuan kaki atau inchi, ukurlah dengan alat ukur tersebut, kemudian konversi hasil
pengukuran anda menjadi meter persegi.
2. Ukur panjang area Meter persegi adalah satuan luas, atau ukuran benda dua dimensi
seperti lantai atau apangan. Gunakan alat ukur untuk mengukur satu sisi benda dari ujung
satu ke ujung lainnya. Kemudian tuliskan hasilnya. Jika benda yang diukur lebih panjang
dari 1 meter, maka pastikanlah untuk menyertakan seluruh hasil pengukuran, baik meter
maupun sentimeter sisanya. Sebagai contohnya, "2 meter 35 sentimeter." Jika ingin
mengukur benda yang bukan berbentuk persegi atau persegi panjang, bacalah bagian
Bentuk Kompleks
3. Jika tidak bisa mengukur seluruh panjang benda dalam sekali waktu, lakukanlah
secara bertahap
Ukur dengan alat ukur, kemudian letakkan batu atau benda kecil lainnya tepat di titik
akhirnya, sebagai penanda (seperti 1 meter atau 25 sentimeter). Ambil alat ukur dan
lakukan pengukuran kembali dimulai dari tanda yang sudah diletakkan. Ulangi hingga
seluruh panjang benda terukur, dan jumlahkanlah hasil pengukuran.
4. Mengukur lebar benda
Gunakan alat ukur yang sama untuk mengukur lebar benda. Sisi yang diukur dalam tahap
ini harus memiliki sudut mendekati 90º dengan sisi yang diukur sebelumnya. Tuliskan
hasil pengukuran lebar yang diperoleh. Terkecuali jika benda yang diukur jauh lebih kecil
dari 1 meter, bisa membulatkan hasilnya ke sentimeter terdekat yang diperoleh saat
melakukan pengukuran. Sebagai contoh, jika lebar yang diperoleh adalah 1 meter 8
sentimeter, gunakanlah '"1m 8cm" sebagai hasil pengukuran, tanpa menggunakan satuan
ukuran milimeter atau desimal lainnya.
5. Ubah satuan sentimeter menjadi meter
Biasanya hasil pengukuran tidak akan benar-benar tepat dalam meter, dan akan
mendapatkan hasil dalam meter dan sentimeter, sebagai contohnya "2 meter 35
sentimeter." karena 1 sentimeter = 0,01 meter, bisa mengubah ukuran sentimeter dengan
memindahkan dua angka desimal ke kiri. Berikut ini adalah beberapa contohnya : 35 cm
= 0,35 m, jadi 2 m 35 cm = 2 m + 0,35 m = 2,35 m 8 cm = 0,08 m, jadi 1 m 8 cm =
1,08m
6. Kalikan nilai panjang dan lebar yang diperoleh
Setelah kedua sisi diukur dan diubah ke dalam satuan meter, kalikan keduanya untuk
mendapatkan nilai luas dalam satuan meter persegi. Gunakan kalkulator jika perlu.
Sebagai contohnya : 2,35 m x 1,08 m = 2,5272 meter persegi (m2 ).
7. Bulatkan hasil pengukuran
Jika mendapatkan hasil pengukuran dengan banyak angka desimal, sebagai contohnya
2,572 meter persegi, mungkin perlu membulatkannya menjadi angka dengan lebih sedikit
angka desimal, sebagai contohnya menjadi 2,53 meter persegi. Faktanya, karena mungkin
tidak melakukan pengukuran dengan tepat, angka terakhir dalam hasil yang diperoleh
juga mungkin saja tidak tepat. Dalam banyak kasus, bisa membulatkan hingga ke nilai
sentimeter terdekat (0,01 m). Untuk hasil pengukuran yang lebih akurat, cobalah cara
membulatkan ke angka yang siginifikan. Kapanpun mengalikan dua angka dengan satuan
yang sama (sebagai contohnya meter), hasilnya selalu akan dinyatakan dalam persegi
satuan tersebut (m2 , atau meter persegi).

5. Jelaskan bagaimana caranya mengukur volume benda!


Jawab
volume suatu benda mewakili ruang tiga dimensi yang diisi oleh benda tersebut. Anda juga bisa
menganggap volume sebagai berapa banyak air (atau udara, atau pasir, dsb.) yang bisa
ditampung sebuah bentuk jika bentuk tersebut diisi dengan penuh. Satuan unit yang umum
digunakan untuk volume adalah sentimeter kubik (cm³), meter kubik (m³), inci kubik (in³), dan
kaki kubik (ft³).

Volume suatu benda dapat diketahui dengan cara mengukur panjang, lebar dan tinggi benda
tersebut. Alat ukur yang digunakan adalah mistar atau rol. Cara ini dilakukan jika benda yang
hendak diukur memiliki bentuk yang beraturan. Namun cara tersebut tidak dapat dilakukan jika
benda yang hendak ditentukan volume adalah benda yang tidak beraturan. Bagaimana
Menentukan volume benda yang memiliki bentuk yang tidak teratur tersebut. Tentu saja tidak
dapat dilakukan pengukuran secara langsung dengan alat ukur besaran panjang yang ada. Cara
paling mudah adalah menggunakan gelas berpancuran dan gelas ukur.

Untuk mengetahui, pengukuran volume benda yang bentuknya teratur bisa dilakukan dengan
metode perhitungan menggunakan rumus volume. Dengan kata lain, pengukuran ini termasuk ke
dalam jenis pengukuran tidak langsung, di mana proses penentuan nilainya dilakukan dengan
cara mengukur terlebih dahulu besaran-besaran yang berkaitan dengan volume bendanya.
Kemudian, hasil pengukuran itu dimasukkan ke dalam rumus untuk menghitung besar
volumenya. Antara satu benda dengan benda lainnya bisa saja memiliki perbedaan dalam hal
besaran-besaran yang berkaitan, karena besaran ini sangat bergantung pada bentuk bendanya.

Misalnya, besaran-besaran yang terlibat dalam penentuan volume benda berbentuk kubus atau
balok berbeda dengan besaran yang terlibat pada benda berbentuk bola dan kerucut. Ada banyak
benda berbentuk teratur di sekitar kita, namun pada dasarnya benda - benda itu berbentuk kubus,
balok, bola, silinder dan kerucut.
Berikut cara mengukur volumenya
a. Kubus
Volume sebuah benda yang berbentuk kubus dapat dicari dengan menggunakan rumus:
V=s.s.s
Dimana :
V = volume kubus (m3)
s = Panjang sisi (m)

Contohnya:
terdapat sebuah benda berbentuk kubus, maka mencari volumenya hal pertama yang
harus dilakukan adalah mengukur Panjang sisinya dengan alat ukur panjang.
Misalkan setelah dilakukan pengukuran Panjang didapatkan sisi kubus 2 meter, maka
besar volumenya adalah:
V=s.s.s
=2.2.2
= 8 m3
b. Balok

Volume sebuah benda yang berbentuk balok dapat dicari dengan menggunakan rumus:
V=p.l.t
Dimana:
V = volume balok (m3)
p = Panjang (m)
l = lebar (m)
t = tinggi (m)

Contohnya:
terdapat sebuah benda berbentuk balok, maka yang harus dilakukan untuk mencari
volumenya adalah mengukur panjang, lebar, dan tinggi balok dengan alat ukur panjang.
Misalkan setelah dilakukan pengukuran didapatkan Panjang, lebar, dan tinggi balok
berturut turut sebesar 2 meter, 1 meter, dan 0,5 meter, maka besar volumenya adalah:
V=p.l.t
= 2 .1 . 0,5
= 1 m3

c. Bola
Volume sebuah benda yang berbentuk bola dapat dicari dengan menggunakan rumus:
V = 4/3 . π . r3

Dimana,
V = volume bola (m3),
r = jari-jari bola (m),
π = 22/7 atau 3,14

Contohnya:
Terdapat sebuah benda berbentuk bola, maka yang harus dilakukan untuk mencari
volumenya adalah mengukur jari-jarinya dengan alat ukur panjang.
Misalkan, setelah dilakukan pengukuran didapatkan jari-jari sebesar 1 m, maka besar
volumenya adalah:
V = 4/3 . π . r3
= 4/3 . 3,14 . (1)3
= 4,18 m3

d. Silinder

Volume sebuah benda yang berbentuk silinder dapat dicari dengan menggunakan rumus:
V = π . r2 . t
Dimana,
V = volume silinder (m3),
π = 22/7 atau 3,14,
r = jari-jari (m),
t = tinggi (m).

Contohnya,
Terdapat sebuah benda berbentuk silinder, maka yang harus dilakukan untuk mencari
volumenya adalah mengukur jari-jari dan tinggi silinder dengan alat ukur panjang.
Misalkan, setelah dilakukan pengukuran didapatkan jari-jari dan tinggi silinder tersebut
sebesar 1 m dan 2 m, maka besar volumenya adalah:
V= π . r2 .t
= 3,14 . 12 . 2
= 6,28 m3

e. Kerucut

Volume sebuah benda yang berbentuk kerucut dapat dicari dengan menggunakan rumus:
V = 1/3 . π . r2 . t
Dimana,
V = volume kerucut (m3),
π = 22/7 atau 3,14,
r = jari-jari (m),
t = tinggi (m).

Contohnya, terdapat sebuah benda berbentuk kerucut, maka yang harus dilakukan untuk
mencari volumenya adalah mengukur jari-jari dan tinggi kerucut dengan alat ukur
panjang.
Misalkan, setelah dilakukan pengukuran didapatkan jari-jari dan tinggi kerucut tersebut
sebesar 1 m dan 3 m, maka besar volumenya adalah:
V = 1/3 . π . r2 . t
= 1/3 . 3,14 . 12 . 3
= 3,14 m3

Jadi, dapat disimpulkan pengukuran volume yang bentuknya teratur bisa dilakukan
dengan metode perhitungan menggunakan rumus volume.

6. Jelaskan bagaimana caranya mengukur volume batu yang bentuknya tidak teratur!
Jawab:
Cara mengukur volume batu tak beraturan dengan gelas ukur adalah dengan mengamati
perubahan volume air dalam gelas ukur saat batu dimasukkan ke dalam air. Selisih volume awal
(sebelum batu dimasukkan) dan volume akhir adalah volume batu yang dimasukkan tersebut
Penjelasan:

Benda berbentuk tidak teratur, seperti batu, susah diukur volumenya. Ini karena benda ini tidak
memiliki bentuk teratur dengan panjang atau lebar yang dapat digunakan untuk menghitung
volumenya. Salah satu cara menghitung volumenya dengan menggunakan gelas ukur yang diisi
dengan air.
Cara mengukur volumenya adalah sebagai berikut:
1. Gelas ukur diisi air dan dicatar berapa volume awalnya.
2. Batu yang volumenya tidak beraturan dan akan diukur volumenya ini kemudian
dimasukkan ke dalam gelas ukur.
3. Air di gelas ukur akan terdesak oleh benda yang dimasukkan tadi.
4. Air yang terdesak akan meningkat volumenya.
5. Volume akhir air di gelas ukur akan meningkat, dan peningkatan ini sama dengan volume
batu tidak beraturan tadi.
6. Sehingga dengan mengetahui perubahan volume air di gelas ukur kita akan mengetahui
volume batu tak beraturan tadi.
Metode ini memanfaatkan hukum Archimedes. Benda yang dimasukkan ke air pasti akan
menekan air, dimana volume air tertekan akan sama dengan volume benda.

7. Ukurlah panjang papan tulis dikelas menggunakan penggaris, jengkal, depa, dan hasta!
Tuliskan dalam tabel. Kemudian bandingkan hasil pengukuran anda dengan hasil pengukuran
teman anda! Berikan penjelasan.
Jawab
Alat ukur Hasil pengukuran
Penggaris 235 cm (panjang)
120 cm (lebar)
jengkal 17 jengkal (panjang)
10 jengkal (lebar)
depa 1,5 depa
hasta 6 hasta (panjang)
3 hasta (lebar)

8. Ambilah stopwatch, misal yang ada di HP juga boleh. Ukurlah berapa lama waktu yang
diperlukan untuk sekali menahan nafas, waktu untuk menahan kedipan mata, dan waktu untuk
berdiri dengan satu kaki. Lakukanlah untuk semua anggota keluargamu. Masukkan ke dalam
tabel.

Nama Anggota Waktu menahan Waktu menahan Waktu berdiri


keluarga nafas kedipan mata dengan satu
kaki
Bapak 30 detik 14 detik 45 detik
ibu 22 detik 10 detik 39 detik
Adik 15 detik 10 detik 20 detik
9. Lampirkan 5 foto kegiatan melakukan pengukuran panjang, lebar, tinggi benda.

Gambar 1. Melakukan pengukuran dengan penggaris

Gambar 2. Melakukan pengukuran dengan jengkal


Gambar 3. Melakukan pengukuran dengan hasta

Gambar 3. Melakukan pengukuran dengan depa

10. Lampirkan 5 foto kegiatan melakukan pengukuran waktu.

Gambar 1. Melakukan pengukuran waktu pada ibu

Gambar 2. Melakukan pengukuran waktu pada adik


Gambar 2. Melakukan pengukuran waktu pada ayah

Anda mungkin juga menyukai