A PETUNJUK BELAJAR
C Informasi Pendukung
PENGUKURAN
3. Konversi Satuan
Panjang
Untuk memudahkan kamu mengonversi
(mengubah) suatu satuan SI ke satuan SI
lainnya, diperlukan bantuan tangga konversi.
SI adalah suatu system desimal. Oleh karena
itu, setiap naik satu anak tangga, nilai awal
harus dibagi 10. Setiap turun satu anak tangga,
nilai awal harus dikali 10.
Satuan dari setiap besaran turunan
diperoleh dari penjabaran satuan besaran-
Massa
besaran pokok yang menyertai penurunan
definisi dari besaran turunan yang
bersangkutan.Oleh karena itu seringkali
dijumpai satuan turunan dapat berkembang
lebih dari satu macam karenapenjabaran
besaran turunan dari definisi yang berbeda.
Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis
dengan m/s2 dapat juga ditulis dengan N/kg.
Kelak akan diketahui kesamaan satuan-satuan
yang sepintas berbeda itu dengan ditinjau dari Waktu
dimensinya. Satuan besaran turunan dapat juga
dikonversi.
Bahan Ajar
Contoh Soal
1. Nyatakan satuan kecepatan 36 km/jam ke dalam ke dalam satuan m/s!
Jawab : Kecepatan =
36 km/jam =
=
= 10 m/s
2. Konversikan satuan massa jenis air 1 g/cm3 ke dalam satuan kg/m3!
Jawab : Massa jenis =
1 gr/cm3 =
=
= 103 kg/m3
Latihan
Kerjakan di buku latihanmu!
1. Kakak sedang mengendarai motornya dengan kelajuan 72 km/jam. Konversikan
satuan kelajuan kendaraan kakak dalam satuan m/s !
2. Sebongkah es dapat terapung di permukaan air karena massa jenis es lebih kecil
dari air. Es bemassa jenis 0,8 g/cm3 dan air 1 g/cm3. Konversikan satuan massa
jenis es dan air dalam satuan kg/m3 !
3. Adik sedang sakit batuk. Ibu memberinya obat sehari 3 x 1 sendok makan. 1
sendok makan sama dengan 5 ml. Nyatakan satuannya dalam cc, liter, dm3 dan
m3 !
2) Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang,
tebal, kedalaman lubang, dan diameter luar maupun diameter dalam suatu
benda dengan batas ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong
merupakan alat untuk mengukur panjang yang lebih teliti atau presisi dari
pada mistar. Pada dasarnya, jangka sorong terdiri dari dua jenis, yaitu
jangka sorong analog dan jangka sorong digital. Dalam penggunaan
jangka sorong digital untuk mengukur suatu benda, kita akan membaca
hasil pengukuran secara langsung pada layar jangka sorong tersebut.
Jangka sorong analog mempunyai dua rahang, yaitu rahang tetap dan
rahang sorong. Pada rahang tetap dilengkapi dengan skala utama,
Bahan Ajar
sedangkan pada rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier.
Nama vernier diambilkan dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre
Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis. Skala nonius
mempunyai panjang 9 mm yang terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat
ketelitian 0,1 mm.
5.
3) Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur ketebalan benda yang relatif
tipis, misalnya kertas, seng, dan karbon mengukur diameter benda-benda
bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat. Pada mikrometer
sekrup terdapat dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar
(nonius).
Skala tetap (skala utama)
Skala tetap terbagi dalam satuan milimeter (mm). Skala ini terdapat
pada laras dan terbagi menjadi dua skala, yaitu skala atas dan skala
bawah.
Skala putar (skala nonius)
Skala putar terdapat pada besi penutup laras yang dapat berputar dan
dapat bergeser ke depan atau ke belakang. Skala ini terbagi menjadi 50
skala atau bagian ruas yang sama. Satu putaran pada skala ini
Bahan Ajar
Skala terkecil dari skala putar 0,01 mm, dengan batas ukur dari 0,01 mm
– 0,50 mm.
b. Pengukuran Massa
Besaran massa diukur menggunakan neraca. Neraca dibedakan menjadi
beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca Ohauss, neraca
lengan gantung, dan neraca digital.
1) Neraca analitis dua lengan
Neraca ini berguna untuk mengukur
massa benda, misalnya emas, batu, kristal
benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca
analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.
c. Pengukuran Waktu
Waktu merupakan besaran yang menunjukkan lamanya suatu peristiwa
berlangsung. Berikut ini beberapa alat untuk mengukur besaran waktu:
1) Stopwatch
Dengan ketelitian 0,1 detik karena setiap
skala pada stopwatch dibagi menjadi 10
bagian. Alat ini biasanya digunakan untuk
pengukuran waktu dalam kegiatan olahraga
Gambar 4.9 Stopwatch
atau dalam praktik penelitian.
Analog
2) Arloji
Arloji dalah alat ukur waktu yang paling
banyak digunakan manusia dan sudah
menjaddi salah satu aksesoris wajib baik
bagi pria maupun wanita. Arloji atau jam
tangan umumnya memiliki ketelitian 1 Gambar 4.10 Jam tangan
detik.
3) Waktu elektronik
Penunjukannya mencapai ketelitian 1/1000 detik.
4) Jam atom Cesium
Dibuat dengan ketelitian 1 detik tiap 3.000 tahun, artinya
kesalahanpengukuran jam ini kira-kira satu detik dalam kurun waktu
3.000 tahun.
Bahan Ajar
Latihan
Kerjakan di buku latihanmu!
1. Pengukuran panjang sebuah pensil dengan mistar ditunjukkan pada gambar berikut.
Berdasarkan gambar tersebut berapakah panjang pensil tersebut?
Pengukuran diameter tabung reaksi dengan menggunakan Jangka Sorong ditunjukan pada
ganmbar diatas. Berdasarkan gambar tersebut berapakah hasil pengukuran diameter tabung
reaksi?
3. Pengukuran tebal satu lembar kertas karton dengan mikrometer sekrup ditunjukkan pada
gambar berikut Tebal kertas karton tersebut ?
4. Pengukuran massa benda dengan neraca tiga lengan atau neraca ohauss, ditunjukkan pada
gambar berikut. Tentukan massa benda tersebut!
Bahan Ajar
Catatan:
Notasi ilmiah tersebut biasanya dibaca “a kali sepuluh pangkat n”. Notasi
ilmiah untuk bilangan decimal negative dinyatakan dengan menuliskan tanda
minus yang diikuti dengan notasi ilmiah untuk lawan dari bilangan ini.
2. Angka Penting
Angka penting (angka berarti atau angka benar) adalah semua angka
yang diperoleh darihasil pengukuran, yang terdiri atas satu atau lebih angka
pasti (eksak) dan satu angkaterakhir yang ditaksir atau diragukan.
a. Aturan Penulisan Angka Penting
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh: 141,5 m memiliki 4 angka penting
27,3 gr memiliki 3 angka penting
b. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol termasuk
angkapenting.
Contoh: 340,41 kg memiliki 5 angka penting
5,007 m memiliki 4 angka penting
c. Semua angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa desimal tidak
termasukangka penting, kecuali diberi tanda khusus garis mendatar atas atau
bawah termasukangka penting
Contoh: 53000 kg memiliki 2 angka penting
530000 kg memiliki 5 angka penting
d. Semua angka nol di sebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka
penting.
Contoh: 0,00053 kg memiliki 2 angka penting
0,000703 kg memiliki 3 angka penting
e. Semua angka nol di belakang angka bukan nol yang terakhir tetapi
dibelakang tandadesimal adalah angka penting.
Contoh: 7,0500 m memiliki 5 angka penting
70,5000 memiliki 5 angka penting
Bahan Ajar
f. Untuk penulisan notasi ilmiah. Misalnya 2,5 x 103 , dimana 103 disebut
orde.Sedangkan 2,5 merupakan mantis. Jumlah angka penting dilihat dari
mantisnya dalam hal ini memiliki 2 angka penting.
34,231
Mengandung 5 angka penting
0,250 × Mengandung 3 angka penting
8,557750 Penulisan hasil perkalian hanya boleh mengandung tiga angka penting
sehingga hasil perkalian 8,557750 ditulis 8,56
Latihan
Marjudin melakukan pengukuran volume suatu air dalam wadah, dan didapatkan
hasil 125 mL. Jika massa jenis air 1000 kg/m3, berapakah massa air yang diukur
Marjudin berdasarkan aturan angka penting?
Bahan Ajar
C. Ketelitian Pengukuran
Setiap pengukuran atau lat ukur selalu memiliki ketidakpastian. Jika Anda
mengukur ketebalan sampel sebuah buku dengan mistar biasa, hasil pengukuran
Anda hanya dapat diandalkan kebenarannya sampai pada millimeter terdekat, dan
hasil pengukuran Anda adalah 3 mm. Pernyataan hasil pengukuran ini sebagai 3,00
mm adalah salah, karena keterbatasan alat ukur yang di gunakan. Anda tidak dapat
mengatakan bahwa ketebalan sebenarnya adalah 3,00 mm, 2,85 mm, atau 3,11 mm.
Tetapi jika Anda menggunkan micrometer sekrup, yakni suatu alat yang
dapat mengukur sampai ketelitian 0,01 mm, hasil pengukurannya adalah 2,91 mm.
perbedaan keduanya adalah pada ketidakpastian (uncertainly) pengukuran tersebut.
Pengukuran dengan micrometer sekrup memiliki kepastian yang lebih kecil, hal ini
menghasilkan pengukuran yang lebih akurat.
Ketidakpastian juga di sebut dengan galat (error), karena hal tersebut juga
mengindikasikan selisih maksimum yang mungkin terjadi antara nilai terukur dan
nilai sebenarnya. Ketidakpastian dari sebuah nilai terukur tergantung pada teknik
pengukuran yang di lakukan.
Pada dasarnya, semua pengukuran selalu diliputi dengan kesalahan yang
berkontribusi terhadap ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Terdapat dua jenis
kesalahan pengukuran, yaitu kesalahan acak dan kesalahan sistematis.
1. Kesalahan Acak dan Kesalahan Matematis
Kesalahan acak adalah kesalahan dalam pengukuran yang
memungkinkan nilai-nilai dari besaran yang di ukur menjadi tidak konsisten
ketika pengukuran tersebut diulang. Pada dasarnya, semua pengukuran,
semua pengukuran rentan terhadap kesalahan acak. Hal ini karena, setiap
pengukuran di pengaruhi oleh banyak sumber kesalahan acak, seperti getaran
gedung, fluktuasi listrik, gerak moleku-molekul udara (gerak brown), dan
gesekan pada setiap bagian alat yang bergerak. Kesalahan acak terjadi sangat
cepat dan hampir tidak dapat dihindari. Sebagai contoh, fluktuasi tegangan
listrik memengaruhi pengukuran arus listrik dan tegangan listrik, gerak
molekul-molekul udara memengaruhi pembacaan galvanometer.
Sementara itu, kesalahan sistematis adalah kesalahan pengukuran yang
di sebabkan oleh ketidaktepatan sistem pengukuran tersebut, tidak seperti
kesalahan acak, kesalahan sistematis ini dapat di hindari, dapat diprediksi,
dan dapat diperkirakan, sehingga kesalahan sistematis dapat di kurangi atau
di hilangkan dengan usaha-usaha berikut:
a. Lakukan kalibrasi terhadap alat ukur yang di gunakan dalam pengukuran
dengan benar dan pastikan bahwa kita telah memberikan skala yang tepat.
b. Alat titik nol skala alat ukur agar berimpit dengan titik nol jarum
penunjuk skala.
c. Periksa keadaan alat sebelum melakukan pengukuran,
d. Bacalah skala secara tegak lurus.
e. Periksa keadaan lingkungan, seperti suhu, tekanan udara, dan kelembapan
Bahan Ajar
∆
perbandingan # adalah ketidakpstian pengukuran.
$
∆
Ketidakpastian relatif = # % 100%
$
Contoh Soal:
Dalam suatu pengukuran tegangan listrik di peroleh pembacaan sebesar 10,5
volt. Jika alat ukur yang digunakan mempunyai skala terkecil 0,1 volt,
Bahan Ajar
Katerangan:
xi= hasil pengukuran besaran x ke-i
n = jumlah pengulangan pengukuran
∆0
= Perbandingan ketidakpastian relatif pengukuran.
0̅
Contoh Soal
1. Ketebalan pelat logam di ukur dengan menggunakan micrometer sekrup
yang diulang sebanyak 10 kali. Hasilnya adalah 0,257 mm; 0,253 mm;
0,259 mm; 0,250 mm; 0,251 mm; 0,257 mm; 0,258 mm; 0,255 mm;
0,252 mm. tentukanlah tebal pelat tersebut.
Bahan Ajar
D Latihan
E Evaluasi
5 5
7 6
Bagian gurat ukur kedalaman, skala nonius dan rahang tetap bawah secara
berurutan ditunjukkan nomor ...
a. 1, 2 dan 3 d. 4, 5 dan 7
b. 4, 5 dan 6 e. 1, 3 dan 6
c. 7, 2 dan 5
5. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanh berbentuk empat persegi
adalah 15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah menurut angka penting adalah
Bahan Ajar
a. 191,875 m2 d. 191,9 m2
b. 191,88 m2 e. 192 m2
c. 191,87 m2
6. Seorang siswa SMA mengukur diameter benda dan menghasilkan nilai 8,50
cm. Jika π = 3,14, maka keliling benda tersebut dituliskan dengan aturan
angka penting adalah ... cm
a. 267 d. 0,267
b. 26,7 e. 0,0267
c. 2,67
7. Jika jumlah suatu zat 15 mol, maka jumlah partikel zat tersebut berdasarkan
aturan angka penting dan notasi ilmiah yang tepat adalah ... (NA = 6,02 x
1023 molekul/mol)
a. 90,3 x 1023 molekul d. 9,0 x 1023 molekul
b. 90 x 1023 molekul e. 9,1 x 1023 molekul
c. 9,03 x 1023 molekul
8. Apabila jari-jari bumi 6,4 x 103 km, dengan menggunakan aturan angka penting
dan notasi ilmiah luas permukaan bumi adalah ... m2
a. 1,2 x 108 d. 6,8 x 1016
8
b. 51 x 10 e. 7,9 x 1018
c. 5,1 x 108
10. Suatu plat logam diukur diameternya menggunakan jangka sorong dan
didapat hasil seperti gambar berikut:
Jika plat logam memiliki massa jenis 2,1 x 103 g/cm3 maka massa plat logam
tersebut berdasarkan aturan angka penting dan notasi ilmiah adalah ... gram
a. 1,03 x 105 d. 1 x 104
b. 1,03 x 104 e. 10 x 105
c. 1,0 x 104
F Daftar Pustaka