Kelas X Semester 1
BA
A PETUNJUK BELAJAR
Tujuan
1. Berdoalah setiap Ananda akan memulai dan mengakhiri pembelajaran. Berdoa
Pembelaja
merupakan wujud rasa syukur kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang
selalu menghambakan diri kepada-Nya dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan.
Doa sebelum melaksanakan pembelajaran
C Informasi Pendukung
Tujuan
Pembelaja
PENGUKURAN
meja adalah sekian kalipanjang pensil. Kegiatan yang kalian lakukan baru saja
tidak lain membandingkan besaranpanjang meja dengan besaran panjang pensil.
Kegiatan tersebut disebut mengukur suatubesaran. Jadi mengukur adalah
membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yangdigunakan sebagai
satuan.
Besaran fisika didefenisikan sebagai segala sesuatu yang dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka. Besaran fisika meliputi besaran pokok dan besaran
turunan. Besaran pokok adalah besaran dasar yang sudah ditetapkan terlebih
dahulu, sedangkan besaran turunan adalah besaran yang dijabarkan dari
beberapa besaran pokok atau besaran turunan lainnya.
3. Konversi Satuan
Panjang
Untuk memudahkan kamu mengonversi
(mengubah) suatu satuan SI ke satuan SI
lainnya, diperlukan bantuan tangga konversi.
SI adalah suatu system desimal. Oleh karena
itu, setiap naik satu anak tangga, nilai awal
harus dibagi 10. Setiap turun satu anak tangga,
nilai awal harus dikali 10.
Contoh Soal
1. Nyatakan satuan kecepatan 36 km/jam ke dalam ke dalam satuan m/s!
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
Jawab : Kecepatan = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
36 𝑘𝑚
36 km/jam = 1 𝑗𝑎𝑚
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1
Latihan
Kerjakan di buku latihanmu!
1. Kakak sedang mengendarai motornya dengan kelajuan 72 km/jam. Konversikan
satuan kelajuan kendaraan kakak dalam satuan m/s !
2. Sebongkah es dapat terapung di permukaan air karena massa jenis es lebih kecil
dari air. Es bemassa jenis 0,8 g/cm3 dan air 1 g/cm3. Konversikan satuan massa
jenis es dan air dalam satuan kg/m3 !
3. Adik sedang sakit batuk. Ibu memberinya obat sehari 3 x 1 sendok makan. 1
sendok makan sama dengan 5 ml. Nyatakan satuannya dalam cc, liter, dm 3 dan
m3 !
a. Pengukuran Panjang
Untuk mengukur besaran panjang suatu benda, Anda dapat
menggunakan mistar, jangka sorong atau micrometer sekrup. Setiap alat ukur
panjang tersebut tentunya mempunyai karakteristik sendiri.
1) Mistar
Kebanyakan mistar berskala cm atau mm. Pengukuran dengan mistar
dapat dilakukan dengan ketelitian sampai setengah skala terkecil yang
terdapat pada mistar itu. Mistar dengan skala mm, berarti skala terkecil 1
mm, sehingga mistar tersebut memiliki ketelitian sebesar 0,5 mm atau 0,05
cm.
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1
2) Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang,
tebal, kedalaman lubang, dan diameter luar maupun diameter dalam suatu
benda dengan batas ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong
merupakan alat untuk mengukur panjang yang lebih teliti atau presisi dari
pada mistar. Pada dasarnya, jangka sorong terdiri dari dua jenis, yaitu
jangka sorong analog dan jangka sorong digital. Dalam penggunaan jangka
sorong digital untuk mengukur suatu benda, kita akan membaca hasil
pengukuran secara langsung pada layar jangka sorong tersebut.
Jangka sorong analog mempunyai dua rahang, yaitu rahang tetap dan
rahang sorong. Pada rahang tetap dilengkapi dengan skala utama,
sedangkan pada rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier.
Nama vernier diambilkan dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1
5.
3) Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur ketebalan benda yang relatif
tipis, misalnya kertas, seng, dan karbon mengukur diameter benda-benda
bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat. Pada mikrometer
sekrup terdapat dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar (nonius).
• Skala tetap (skala utama)
Skala tetap terbagi dalam satuan milimeter (mm). Skala ini terdapat pada
laras dan terbagi menjadi dua skala, yaitu skala atas dan skala bawah.
• Skala putar (skala nonius)
Skala putar terdapat pada besi penutup laras yang dapat berputar dan
dapat bergeser ke depan atau ke belakang. Skala ini terbagi menjadi 50
skala atau bagian ruas yang sama. Satu putaran pada skala ini
menyebabkan skala utama bergeser 0,5 mm.
Jadi, satu skala pada skala putar mempunyai ukuran:
1/50 x 0,5 mm = 0,01 mm. Ukuran ini merupakan batas ketelitian
mikrometer sekrup.
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1
Skala terkecil dari skala putar 0,01 mm, dengan batas ukur dari 0,01 mm
– 0,50 mm.
b. Pengukuran Massa
Besaran massa diukur menggunakan neraca. Neraca dibedakan menjadi
beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca Ohauss, neraca
lengan gantung, dan neraca digital.
1) Neraca analitis dua lengan
Neraca ini berguna untuk mengukur
massa benda, misalnya emas, batu, kristal
benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca
analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.
4) Neraca digital
Neraca digital (neraca elektronik) di
dalam penggunaanya sangat praktis,
karena besar massa benda yang diukur
langsung ditunjuk dan terbaca pada
Gambar 4.8 Neraca Digital
layarnya. Ketelitian neraca digital ini
sampai dengan 0,001 gram.
c. Pengukuran Waktu
Waktu merupakan besaran yang menunjukkan lamanya suatu peristiwa
berlangsung. Berikut ini beberapa alat untuk mengukur besaran waktu:
1) Stopwatch
Dengan ketelitian 0,1 detik karena setiap
skala pada stopwatch dibagi menjadi 10
bagian. Alat ini biasanya digunakan untuk
pengukuran waktu dalam kegiatan olahraga
Gambar 4.9 Stopwatch
atau dalam praktik penelitian.
Analog
2) Arloji
Arloji dalah alat ukur waktu yang paling
banyak digunakan manusia dan sudah
menjaddi salah satu aksesoris wajib baik
bagi pria maupun wanita. Arloji atau jam
tangan umumnya memiliki ketelitian 1 Gambar 4.10 Jam tangan
detik.
3) Waktu elektronik
Penunjukannya mencapai ketelitian 1/1000 detik.
4) Jam atom Cesium
Dibuat dengan ketelitian 1 detik tiap 3.000 tahun, artinya
kesalahanpengukuran jam ini kira-kira satu detik dalam kurun waktu 3.000
tahun.
Latihan
Kerjakan di buku latihanmu!
1. Pengukuran panjang sebuah pensil dengan mistar ditunjukkan pada gambar berikut.
Berdasarkan gambar tersebut berapakah panjang pensil tersebut?
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1
Pengukuran diameter tabung reaksi dengan menggunakan Jangka Sorong ditunjukan pada
ganmbar diatas. Berdasarkan gambar tersebut berapakah hasil pengukuran diameter tabung
reaksi?
3. Pengukuran tebal satu lembar kertas karton dengan mikrometer sekrup ditunjukkan pada
gambar berikut Tebal kertas karton tersebut ?
4. Pengukuran massa benda dengan neraca tiga lengan atau neraca ohauss, ditunjukkan pada
gambar berikut. Tentukan massa benda tersebut!
memuat nilai yang sangat besar atau sangat kecil untuk dituliskan dalam notasi
ilmiah. Notasi ilmiah disebut juga bentuk baku atau notasi eksponensial.
Dalam notasi ilmiah, semua bilangan dituliskan sebagai berikut:
a x 10n
dengan:
a = bilangan asli 1 sampai 9
n
10 = orde
n = pangkat atau eksponen (0, 1, 2, …)
Catatan:
Notasi ilmiah tersebut biasanya dibaca “a kali sepuluh pangkat n”. Notasi
ilmiah untuk bilangan decimal negative dinyatakan dengan menuliskan tanda
minus yang diikuti dengan notasi ilmiah untuk lawan dari bilangan ini.
2. Angka Penting
Angka penting (angka berarti atau angka benar) adalah semua angka yang
diperoleh darihasil pengukuran, yang terdiri atas satu atau lebih angka pasti
(eksak) dan satu angkaterakhir yang ditaksir atau diragukan.
a. Aturan Penulisan Angka Penting
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh: 141,5 m memiliki 4 angka penting
27,3 gr memiliki 3 angka penting
b. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol termasuk
angkapenting.
Contoh: 340,41 kg memiliki 5 angka penting
5,007 m memiliki 4 angka penting
c. Semua angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa desimal tidak
termasukangka penting, kecuali diberi tanda khusus garis mendatar atas atau
bawah termasukangka penting
Contoh: 53000 kg memiliki 2 angka penting
530000 kg memiliki 5 angka penting
d. Semua angka nol di sebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka
penting.
Contoh: 0,00053 kg memiliki 2 angka penting
0,000703 kg memiliki 3 angka penting
e. Semua angka nol di belakang angka bukan nol yang terakhir tetapi dibelakang
tandadesimal adalah angka penting.
Contoh: 7,0500 m memiliki 5 angka penting
70,5000 memiliki 5 angka penting
f. Untuk penulisan notasi ilmiah. Misalnya 2,5 x 10 3 , dimana 103 disebut
orde.Sedangkan 2,5 merupakan mantis. Jumlah angka penting dilihat dari
mantisnyadalam hal ini memiliki 2 angka penting.
Contoh:
35,572 Angka 2 diragukan
2,2626 Angka 6 diragukan
+
37,8346 Angka 4 dan 6 diragukan sehingga hasil penjumlahan ditulis 37,835
disesuaikan dengan aturan pembulatan
20,4
3,5 Mengandung 3 angka penting
×
7,140 Hasil perkalian hanya boleh mengandung dua angka penting sesuai dengan
deretan angka yang paling sedikit sehingga hasil perkalian 7,140 ditulis 7,1
34,231
Mengandung 5 angka penting
0,250 × Mengandung 3 angka penting
8,557750 Penulisan hasil perkalian hanya boleh mengandung tiga angka penting
sehingga hasil perkalian 8,557750 ditulis 8,56
Latihan
Marjudin melakukan pengukuran volume suatu air dalam wadah, dan didapatkan hasil
125 mL. Jika massa jenis air 1000 kg/m 3, berapakah massa air yang diukur Marjudin
berdasarkan aturan angka penting?
C. Ketelitian Pengukuran
Setiap pengukuran atau lat ukur selalu memiliki ketidakpastian. Jika Anda
mengukur ketebalan sampel sebuah buku dengan mistar biasa, hasil pengukuran Anda
hanya dapat diandalkan kebenarannya sampai pada millimeter terdekat, dan hasil
pengukuran Anda adalah 3 mm. Pernyataan hasil pengukuran ini sebagai 3,00 mm
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1
adalah salah, karena keterbatasan alat ukur yang di gunakan. Anda tidak dapat
mengatakan bahwa ketebalan sebenarnya adalah 3,00 mm, 2,85 mm, atau 3,11 mm.
Tetapi jika Anda menggunkan micrometer sekrup, yakni suatu alat yang dapat
mengukur sampai ketelitian 0,01 mm, hasil pengukurannya adalah 2,91 mm.
perbedaan keduanya adalah pada ketidakpastian (uncertainly) pengukuran tersebut.
Pengukuran dengan micrometer sekrup memiliki kepastian yang lebih kecil, hal ini
menghasilkan pengukuran yang lebih akurat.
Ketidakpastian juga di sebut dengan galat (error), karena hal tersebut juga
mengindikasikan selisih maksimum yang mungkin terjadi antara nilai terukur dan nilai
sebenarnya. Ketidakpastian dari sebuah nilai terukur tergantung pada teknik
pengukuran yang di lakukan.
Pada dasarnya, semua pengukuran selalu diliputi dengan kesalahan yang
berkontribusi terhadap ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Terdapat dua jenis
kesalahan pengukuran, yaitu kesalahan acak dan kesalahan sistematis.
Jika kita akan mengukur suatu besaran fisika, misalnya panjang suatu
benda, kita dapat melakukannya tanpa harus khawatir dengan kesalahan acak.
Pada dasarnya, kesalahan tersebut akan tetap ada, tetapi nilainya akan kecil,
sehingga mungkin saja tidak terdetekasi. Jadi untuk pengukuran dalam
kehidupan sehari-hari, kesalahan acak bukanlah sesuatu yang terlalu kita
khawatirkan. Dengan kata lain, jika kita mengukur suatu besaran yang dapat
diamati secara langsung, maka kita cukup melakukan pengukuran tunggal
secara hati-hati. Akan tetapi, jika kita akan melakukan pengamatan ilmiah, kita
perlu lebih berhati-hati, khususnya jika menggunakan alat ukur yang sensitif
untuk mencapai hasil yang seakurat mungkin (dapat di percaya).
Pada umunya, pengukuran yang sering dilakukan dalam kegiatan ilmiah
adalah pengukuran berulang. Hal ini karena pengukuran berulang diyakini
dapat mengurangi kesalahan acak. Dalam hal ini, jika kesalahan acak suatu
pengukuran kecil, maka pengukuran tersebut di katakana akurat atau tepat.
∆𝑡
❖ perbandingan 𝑋 adalah ketidakpstian pengukuran.
0
∆𝑡
Ketidakpastian relatif = 𝑥 100%
𝑋0
Contoh Soal:
Dalam suatu pengukuran tegangan listrik di peroleh pembacaan sebesar 10,5
volt. Jika alat ukur yang digunakan mempunyai skala terkecil 0,1 volt, tentukan
hasil pengukuran tersebut:
Penyelesaian:
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1
2
1 𝑛 ∑ 𝑥𝑖2 −(∑ 𝑥𝑖 ) ∑(𝑥 −𝑥̅ )
∆𝑥 = 𝑛 √ atau 𝑖
∆𝑥 = √ 𝑛(𝑛−1)
𝑛−1
Katerangan:
xi= hasil pengukuran besaran x ke-i
n = jumlah pengulangan pengukuran
∆𝑥
= Perbandingan ketidakpastian relatif pengukuran.
𝑥̅
angka penting.
• Jika ketidakpastiannya relatifnya sekitar 1%, maka memungkinkan tiga
angka penting.
• Jika ketidakpastian relatifnya sekitar 0,1 %, maka memungkinkan empat
angka penting.
Contoh Soal
1. Ketebalan pelat logam di ukur dengan menggunakan micrometer sekrup
yang diulang sebanyak 10 kali. Hasilnya adalah 0,257 mm; 0,253 mm;
0,259 mm; 0,250 mm; 0,251 mm; 0,257 mm; 0,258 mm; 0,255 mm; 0,252
mm. tentukanlah tebal pelat tersebut.
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1
D Latihan
Tujuan
1.
Pembelaja
Andi mengukur massa benda dengan menggunakan neraca yang mempunyai
skala terkecil 0,1 gram. Jika hasil pengamatan Andi adalah 3,5 gram, bagaimana
Andi menuliskan hasil pengukurannya?
2. Arman mendapat tugas untuk mengukur suhu air yang sedang mendidih. Ia
melkukan pengukuran sebanyak 5 kali dan hasilnya antara lain, 100,4 oC; 100,5oC;
100,1oC; 100,8oC; dan 100,2oC. Bagaimana Arman harus melaporkan hasil
pengukurannya? Tulis juga nilai ketidakpastiannya!
E Evaluasi
Tujuan
1.
Pembelaja
Tebal dua plat besi yang diukur bergantian menggunakan mikrometer sekrup,
hasilnya masing-masing ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
5 5
7 6
Bagian gurat ukur kedalaman, skala nonius dan rahang tetap bawah secara
berurutan ditunjukkan nomor ...
a. 1, 2 dan 3 d. 4, 5 dan 7
b. 4, 5 dan 6 e. 1, 3 dan 6
c. 7, 2 dan 5
5. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanh berbentuk empat persegi
adalah 15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah menurut angka penting adalah
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1
a. 191,875 m2 d. 191,9 m2
b. 191,88 m2 e. 192 m2
c. 191,87 m2
6. Seorang siswa SMA mengukur diameter benda dan menghasilkan nilai 8,50
cm. Jika π = 3,14, maka keliling benda tersebut dituliskan dengan aturan
angka penting adalah ... cm
a. 267 d. 0,267
b. 26,7 e. 0,0267
c. 2,67
7. Jika jumlah suatu zat 15 mol, maka jumlah partikel zat tersebut berdasarkan
aturan angka penting dan notasi ilmiah yang tepat adalah ... (NA = 6,02 x 1023
molekul/mol)
a. 90,3 x 1023 molekul d. 9,0 x 1023 molekul
b. 90 x 1023 molekul e. 9,1 x 1023 molekul
c. 9,03 x 1023 molekul
8. Apabila jari-jari bumi 6,4 x 103 km, dengan menggunakan aturan angka penting
dan notasi ilmiah luas permukaan bumi adalah ... m 2
a. 1,2 x 108 d. 6,8 x 1016
8
b. 51 x 10 e. 7,9 x 1018
c. 5,1 x 108
10. Suatu plat logam diukur diameternya menggunakan jangka sorong dan
didapat hasil seperti gambar berikut:
Jika plat logam memiliki massa jenis 2,1 x 103 g/cm3 maka massa plat logam
tersebut berdasarkan aturan angka penting dan notasi ilmiah adalah ... gram
a. 1,03 x 105 d. 1 x 104
b. 1,03 x 104 e. 10 x 105
c. 1,0 x 104
F Daftar Pustaka
Tujuan
Pembelaja
Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen. 2016. FISIKA untuk SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Nurachmandani, Setya. 2009. FISIKA untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas
Sumarsono, Joko. 2009. FISIKA untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas
Edukasi.net