Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH TENTANG MACAM MACAM - MACAM

ALAT UKUR

Nama : Ego syah putra


Nim : 03051381722093
Kelas : A Palembang
Dosen : M Ihsan Riady, S.T, M.T.

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KAMPUS PALEMBANG
2020
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah  yang
berjudul ”Alat Pengukuran”  ini sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta ilmu
pengetahuaan yang penulis miliki.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bemanfaat khususnya bagi
penulis, umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang,  Maret 2020

Penulis

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Pengukuran adalah aktivitas membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur.
Pengukuran merupakan sesuatu hal yang penting, segala sesuatu yang berbentuk pasti ada
ukurannya, baik itu panjang, tinggi, berat, volume, ataupun dimensi dari suatu objek.
Penentuan besaran dimensi atau kapasitas, biasanya terhadapat suatu standar satuan ukur
tertentu. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik. Sesuatu yang dapat diukur dan
dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu
pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan
hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang
berlainan disebut satuan tidak baku. Alat ukur jarak merupakan salah satu alat ukur yang
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
diperlukan alat ukur yang mudah digunakan, baik pemakaian maupun pembacaan hasilnya.
Alat ukur yang ada saat ini masih menggunakan alat manual. Belum ada layar penampil
untuk menampilkan hasil ukurnya secara langsung sehingga kesalahan pembacaan bisa saja
terjadi. Karena dalam Pembacaan ukuran milimeter jaraknya kecil sehingga dibutuhkan
ketelitian
B.  Rumusan Masalah
Bagaimana cara dan  prinsip kerja neraca?
Apa itu neraca ohaus, mikrometer, Stopwacth, jangkasorong, dan Mistar?
Apa fungsi  neraca ohaus, mikrometer, jangkasorong, Stopwacth, mistar dan bagaimana cara
menggunakannya?

C.  Tujuan  Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui bagian –bagian  pada neraca ohaus, mikrometer, Stopwatch, jangkasorong, dan
Mistar.
Mengetahui fungsi pada neraca ohaus, mikrometer, Stopwacth, jangkasorong, dan Mistar.

1
Mengetahui bagaimana cara menggunakan neraca ohaus, mikrometer, Stopwacth,
jangkasorong, dan Mistar.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Jangka Sorong

Pengertian Jangka Sorong


Jangka Sorong atau dalam bahasa asing disebut vernier caliper adalah alat yang
digunakan untuk mengukur besaran panjang yang terdiri atas rahang tetap yang
memiliki skala utama dan rahang geser yang memiliki skala nonius. Alat ini memiliki
tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 mm dan dapat mengukur panjang benda sampai 20 cm.

Kegunaan Jangka Sorong

Jangka sorong memiliki beberapa kegunaan sebagai berikut:


1.  Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang berukuran kecil atau tipis, seperti seng, plat
aluminium dan sebagainya.
2.  Untuk mengukur diameter luar suatu benda yang berbentuk bulat atau lingkaran, seperti
kelereng, uang koin dan sebagainya.
3.  Untuk mengukur diameter dalam suatu benda yang berbentuk lingkaran berongga,
seperti  cincin, gelang dan sebagainya.
4.  Untuk mengukur kedalaman suatu benda yang berbentuk tabung, seperti botol, gelas dan
sebaginya.

Macam-Macam Jangka Sorong


Baca Juga:
Ada beberapa jenis jangka sorong yang umum digunakan,yaitu sebagai berikut:
1. Jenis  Jangka Sorong Berdasarkan Bentuk Skalanya

2
A.    Jangka Sorong  Manual (Vernier Caliper)

Gambar Jangka Sorong Manual


Jangka sorong ini memiliki 2 skala, yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan
skala nonius atau vernier yang terdapat pada rahang geser. Tingkat ketelitian jangka sorong
ini adalah 0,1 mm.

B.    Jangka Sorong Analog (dial Caliper)

Gambar Jangka Sorong Analog


Jangka sorong ini umumnya sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skala
nonius atau vernier berbentuk Analog atau jarum jam sehingga lebih mudah dalam membaca
skala nonius.  Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,05 mm.
C.     Jangka Sorong Digital (digital caliper)

gambar Jangka Sorong Digital


Sama halnya dengan jangka sorong analog, jangka sorong digital ini memiliki bentuk yang
sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skla noniusnya berbentuk layar digital
dimana hasil pengukuran langsung terbaca pada layar tersebut sehingga penggunaanya jauh
lebih mudah dari 2 jenis jangka sorong di atas. Tingkat ketelitian jangka sorong ini
mencapai 0,01 mm.
2.  Jenis Jangka Sorong Berdasarkan Fungsinya
A.    Jangka Sorong Alur Dalam (Inside Grove caliper)

3
Jangka Sorong Alur Dalam
Jangka sorong ini memiliki bentuk rahang yang lebih panjang dari rahang jangka sorong
manual. Fungsi dari jangka sorong ini adalah untuk mengukur diameter dalam suatu tabung
yang bentuknya berlekuk-lekuk, seperti toples dan botol.
B.    Jangka Sorong Ketinggian (Height Vernier Caliper)

Jangka Sorong Ketinggian


Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda secara lebih akurat dan
detail
C.     Jangka Sorong Pipa (Tube Thickness Calipper)

gambar Jangka Sorong Pipa


Jangka sorong ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan pipa atau tabung yang
berdiameter kecil.
D.    Jangka Sorong Jarak Pusat (Centerline Caliper)

Jangka Sorong Jarak Pusat


Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur jarak antara satu lubang dengan lubang lainnya
atau jarak antara lubang dengan tepi suatu permukaan benda
E.     Jangka Sorong Gigi Gear (Gear Tooth Vernier Calipers)

4
Jangka Sorong Gigi Gear
Digunakan untuk mengukur ketebalan gigi-gigi pada gear yang umumnya ditemukan pada
alat-alat kendaraan atau pada spare part mesin.
F.     Jangka Sorong Cakram (Disc brake vernier calipers)

Digunakan untuk mengukur ketebalan suatu lempengan cakram logam.

Bagian-Bagian Jangka Sorong dan Fungsinya


Berikut ini adalah gambar bagia-bagian jangka sorong

Gambar Bagian-Bagian Jangka Sorong

 Fungsi bagian-bagian jangka sorong

1.  Rahang Dalam
Rahang dalam terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang dalam
berfungsi untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu benda.
2.  Rahang Luar

5
Rahang luar terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar berfungsi
untuk mengukur diameter dalam suatu benda
3.  Depth probe atau pengukur kedalaman
Bagian ini berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda
4.  Skala utama (dalam cm)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil pengukuran
utama dalam bentuk centimeter (cm).
5.  Skala utama (dalam inchi)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil pengukuran
utama dalam bentuk inchi.
6.  Skala nonius (dalam mm)
Skala nonius dalam bentuk satuan mm memiliki fungsi sebagai skala pengukuran fraksi
dalam bentuk milimeter (mm).
7.  Skala nonius (dalam inchi)
Skala nonius dalam bentuk satuan inchi  memiliki fungsi sebagai skala pengukuran fraksi
dalam bentuk inchi.
8.  Pengunci
Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat berlangsungnya proses
pengukuran misal rahang dan Depth probe.

Prinsip Kerja Jangka Sorong Manual


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk
mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun
untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.
Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka
sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam
kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek
akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat
ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm)
kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai
seperseribu  cm (0,001cm).

B.     Neraca O’haus

6
1.      Pengertian
Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip
kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan diukur dengan anak
timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan
pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang
lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda
dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan
setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa
seperti prinsip kerja tuas.

2.      Skala Dalam Neraca Ohaus


Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan.
Setiap neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung dengan lengan yang
digunakannya.
Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat
pengukuran. Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310
gram mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak menentukan
besarnya ketidakpastian dalam pengukuran.
Berdasarkan referensi bahwa ketidakpastian adalah ½ dari ketelitian alat. Secara
matematis dapat ditulis:Ketidakpastian = ½ x skala terkecil. Misalnya untuk neraca dengan
tiga lengan dan batas ukur 310 gram mempunyai skala terkecil 0,1 gram, sehingga diperoleh
ketidakpaastian ½ × 0 = 0,05.

3.      Jenis Neraca Ohaus


Neraca Ohaus terbagi menjadi dua macam, di antaranya:
1). Neraca Ohaus dua lengan
Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan 1/100 nya di putar.
Gambar (1.10) merupakan neraca Ohaus dua lengan. Neraca ini memiliki dua lengan. Lengan
depan terdapat satu anting logam yang digeser-geser dari 0, 10, 20, …, 100g. Sedangkan
lengan belakang lekukan-lekukan mulai dari 0, 100, 200, …, 500 g. Selain dua lengan, neraca

7
ini memiliki skala utama dan skala nonius. Skala utama 0 sampai 9 g sedangkan skala nonius
0 sampai 0,9 g.

Neraca Ohaus dua lengan terdiri dari beberapa komponen, di antaranya:


1. Lengan depan
2. Lengan belakang
3. System magnetic
4. Penggeser anak timbangan
5. Venier
6. Kait
7. Skala
8. Lekuk
9. Wadah
10. Alas

2).      Neraca Ohaus tiga lengan


Adalah nilai skalanya dari yang besar sampai ketelitian 0.01 g yang di geser.
Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni sebagai berikut:
Lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, 4,
….., 10gr. Di mana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1 gr.jadi skala terkecil 0,1 gram
Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala dari
0,100, 200, ………, 500gr.
Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap skala 10 gram, dari skala 0, 10, 20,
…, 100 gr.

4.      Cara Pengukuran Massa Benda Dengan Neraca Ohaus


Dalam mengukur massa benda dengan neraca Ohaus dua lengan atau tiga lengan
sama. Ada beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca
ohaus, antara lain:
Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan
cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi
dua garis pada neraca sejajar
Meletakkan benda yang akan diukur massanya

8
Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika
panahnya sudah berada di titik setimbang 0 dan
Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya.

5.      Bagian-bagian Neraca Ohaus


Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak  dapat      
digunakan untuk mengukur.
Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss 4 
lengan terdapat empat lengan.
Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan
sebagai penunjuk hasil pengukuran.
Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.

3). Kalibrasi
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang
terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di
dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran.
ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Kalibrasi diperlukan untuk:
• Perangkat baru
• Suatu perangkat setiap waktu tertentu
• Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
• Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah
kalibrasi
• Ketika hasil observasi dipertanyakan

Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau


indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang
digunakan dalam akurasi tertentu.

9
Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar tombol
kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan
tepat pada garis kesetimbanagn , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya
terletak tepat pada angka nol di masing-masing lengan.

6.      Pembacaan dan penulisan hasil pengukuran dari neraca Ohaus


Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan Neraca dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut :
-          Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-masing lengan
neraca. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
-          Hasil Pengukuran (xo) = Penjumlahan dari masing-masing Lengan Misalnya pada
neraca Ohauss III lengan berarti hasilnya= LenganI + Lengan II +Lengan III.  Seperti halnya
pada alat ukur panjang, hasil pengukuran menggunakan neraca dapat anda laporkan sebagai :
Massa M = xo ± ketidakpastian

C.    Mikrometer Skrup
1.      Pengertian
Micrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur maksimal
25 mm. Untuk mengukur benda-benda yang berukuran pendek atau kecil seperti kawat,
kertas, alumunium digunakan micrometer sekrup. Mikrometer sekrup mempunyai tingkat
ketelitian yang tinggi yaitu 0,01 mm. Micrometer sekrup mempunyai dua skala, yaitu skala
utama dan skala nonius. Skala nonius ditunjukkan oleh selubung yang menyerupai mur. Skala
pada selubung dibagi menjadi 50 bagian, satu bagian skala pada selubung mempunyai nilai
1/50 X 0,5 mm = 0,001 mm. skala utama micrometer terdapat pada batangnya. Satu bagian
pada skala utama nilainya 0,1 mm.
Bagian utama micrometer adalah sebuah poros berulir yang terpasang pada sebuah
silinder pemutar yang disebut bidal (selubung luar). Jika selubung luar diputar 1 kali maka
rahang geser dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung luar
memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur
rahang geser sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih
teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm.
Hasil pengukuran dengan micrometer sekrup (H) adalah (jumlah skala utama      
sampai atas skala nonius x 0,5 mm) + (jumlah skala nonius sampai garis skala nonius yang
segaris dengan garis horizontal pada skalam tetap x 0,01 mm).
10
Mikrometer sekrup memiliki ketidakpastian pengukuran sebesar setengah dari nilai
skala terkecil (skala nonius). Skala terkecil dari micrometer sekrup adalah 0,01 mm. dengan
demikian ketidakpastian micrometer sekrup bisa didapat dengan menggunakan rumus: ∆X =
1/2 x nst ( nilai skala terkecil)
                                                  ∆X = 1/2 x 0,01 mm = 0,05 mm.
2.      Jenis-jenis Mikrometer
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut
1).      Mikrometer Luar
Alat ukur yang dapat mengukur dimensi luar dengan cara membaca jarak antara dua muka
ukur sejajar yang berhadapan, yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada satu sisi
rangka berbentuk U, dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang
dapat bergerak tegak lurus terhadap muka ukur, dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble
yang mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle. Mikrometer luar
digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.

2).      Mikrometer dalam


Alat ukur yang dapat mengukur dimensi dalam dengan cara membaca jarak antara dua muka
ukur sferis yang saling membelakangi, yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada
batang utama dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang dapat
bergerak searah dengan sumbunya, dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang
mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle..Mikrometer sekrup dalam
digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda.
3).      Mikrometer kedalaman
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan
slot-slot.
  Skala pada mikrometer sekrup ada dua yaitu ;
1). Skala Utama (SU), yaitu skala pada pegangan yang diam (tidak berputar) ditunjuk oleh
bagian kiri pegangan putar dari mikrometer sekrup.
2). Skala Nonius (SN), skala pada pegangan putar yang membentuk garis lurus dengan garis
mendatar skala diam dikalikan 0,01 mm.

3.      Cara Membaca Mikrometer Skrup


Untuk menggunakan mikrometersekrupcdapat dilakukan dengan langkah berikut :
a). Putar bidal (pemutar) berlawanan arah dengan arah jarum jam sehingga
11
ruang antara kedua rahang cukup untuk ditempati benda yang akan diukur.
b). Letakkan benda di antara kedua rahang.
c). Putar bidal (pemutar) searah jam sehingga saat poros hampir menyentuh benda, pemutaran
dilakukan dengan menggunakan roda bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan
memutar roda berigi ini, putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika
sampai menyentuh benda yang diukur, pengukuran menjadi tidak teliti.
d). Putar sekrup penggeser hingga terdengar bunyi klik satu kali.
e). Baca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dengan rumus :
            H = (skala utama x 0,5 mm) + (skala nonius x 0,01 mm)
            Beberapa hal yang diperlukan sewaktu menggunakan mikrometer sekrup:
1).      Permukaan benda ukur, mulut ukur dari mikrometer sekrup harus dibersihkan dahulu
adanya kotoran, terutama bekas proses pengukuran dapat menyebabkan kesalahan ukur
maupun merusak permukaan mulut ukur.
2).      Sebelum dipakai kedudukan nol mikrometer sekrup harus diperiksa. Kedudukan nol
disetel dengan cara merapatkan mulut ukur dengan ketelitian silindet tetap diputar dengan
memakai kunci penyetel sampai garis referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol dari
skala putar.
3).      Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur. Apabila dimensi
tersebut cukup satu bar maka poros ukur dapat digerakkan dengan cepat dengan cara
menyelindingkan silinder putat pada telapak tangan. Jangan sekali-kali memutar rangkanya
dengan memegang silinder putar seolah-olah memegang mainan kanak-kanak.
4).      Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer sekrup di telapak tangan
kanan, dan ditahan oleh kelingking, jari manis, serta jari tengah. Telunjuk dan ibu jari
dugunakan untuk memutar silinder pusat.
Pada waktu mengukur, maka penekanan poros ukur benda ukur tidak boleh terlalu keras
sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi (perubahan bentuk) dari
benda ukur maupun alat ukurnya sendiri. Kecermatan pengukuran tergantung atas
penggunaan tekanan pengukuran yang cukup dan selalu tetap. Hal ini dapat dicapai dengan
cara memutar silinder putar melalui gigi gelincir atau tabung gelincir atau sewaktu poros ukur
hampir mencapai permukaan benda ukur.

Hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dapat ditentukan dengan rumus :
                        H = (skala utama x 0,5 mm) + (skala nonius x 0,01 mm)
Misalkan :
12
Terdapat sebuah objek yang diukur, angka pada skala utama menunjukkan 8, sedangkan
sedangkan skala noniusnya berimpit pada angka 30. maka hasil pengukuranya adalah:
(8 x 0,5 mm) +( 30 x nst (0.01) mm) = 4,30 mm

4.      Fungsi Mikrometer Skrup


Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya
tebal kertas. Selain mengukur ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk
mengukur diameter kawat yang kecil.
Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya
sampai 0,01 mm
D. Mistar
Mistar yang sering dikenal sebagai meteran didefiniskan sebagai alat ukur yang
digunkan untuk mengukur besaran panjang. Terdapat berbagai macam mistar yaitu mistar rol
(mistar gulung), mistar bentuk pita, mistar lipat, dan penggaris. Kita akan bahas jenis-jenis
mistar tersebut satu persatu.
Seperti yang diposting pada postingan yang berjudul “Pengukuran besaran panjang”,
bahwa mistar dengan skala terkecil 1 mm disebut mistar berskala mm. Mistar dengan skala
terkecil cm disebut mistar berskala cm. Mistar mempunyai tingkat ketelitian 1 mm atau 0,1
cm. Bagaimana menggunakan mistar dengan benar?
Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak
lurus dengan skala mistar yang dibaca. Jika kedudukan mata pengamat tidak tegak lurus
dengan skala mistar yang dibaca bisa menyebabkan terjadinya kesalahan paralaks. Apa itu
kesalahan paralaks? Silahkan tunggu postingan mafia online berikutnya. Perhatikan gambar
berikut untuk melihat bagaimana melakukan pengukuran yang benar menggunakan mistar.
Bagaimana cara mengukur panjang benda dengan menggunakan mistar?

13
Sudahkah tahu cara menggunkan mistar dengan benar? Berdasarkan studi kasus yang
dilakukan Mafia Online di salah satu sekolah negeri di bali masih banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi tentang cara pembacaan skala mistar/penggaris. Banyak siswa yang
melakukan pengukuran dengan mistar/penggaris tidak dimulai dari skala nol (nol) melainkan
dari ujung penggaris yang tidak ada skalanya dan bahkan ada yang memulai dari skala 1.
Lalu bagaimana yang benar?
1. Letakan benda yang akan diukur pada tepi skala mistar (lihat gambar).
2.  Pastikan bahwa benda telah sejajar dengan mistar dan salah satu ujung benda tepat berada
di angka nol (0)
3. Baca skala mistar yang terletak diujung lain benda (bukan ujung yang di titik nol mistar).
4. Lihat angka yang dekat dengan akhir ujung benda, pada gambar tersebut akhir ujung benda
berada di skala 2, maka panjang benca adalah 2 cm
5. Lihat juga setelah angka 2 ada garis-garis, lihatlah garis-garis tersebut dengan cara
menghitungnya setelah angka 2. Maka ujung benda tersebut berakhir di garis ke 5, maka
skalnya di baca 5 mm atau 0,5 cm
6.  Panjang benda tesebut adalah 2 cm + 5 mm atau 2 cm + 0,5 cm. Dengan demikian panjang
benda tersebut adalah 2,5 cm atau 25 mm.

 Mistar berbentuk rol (mistar gulung)

Mistar berbentuk rol merupakan alat ukur besaran panjang yang bisa digulung,
biasanya mistar jenis ini terbuat dari logam yang dibentuk tipis dan di isi skala. Mistar rol ini
sering digunkan untuk mengukur suatu benda yang sangat panjang (lebih dari 5 meter). Tidak
mungkin mengukur sesuatu yang panjangnya lebih dari 5 meter menggunkan penggaris.
Mistar rol atau mistar gulung ini sangat praktis untuk di bawa ke mana-mana karena
ukurannya yang sangat kecil namun mampu mengukur sesuatu yang panjangnya lebih dari 5
meter. Makanya tukang bangunan sering membawa mistar rol karena digunkan untuk

14
mengukur panjang kayu atau tinggi tembok. Coba anda bayangkan kalau tukang bangunan
membawa penggaris untuk mengukur tinggi tembok.

 Mistar bentuk pita

Selain yang bisa digulung, mistar ada juga yang berbentuk pita. Tujuan dibuatnya
mistar berbentuk pita adalah agar memudahkan mengukur diameter suatu benda yang
ukurannya besar. Mistar berebntuk pita ini sering digunkan oleh tukang jahit pakaian, untuk
mengukur diameter lingkaran lengan maupun pinggang manusia.
Tidak mungkin tukang jahit menggunakan mistar dalam bentuk rol untuk mengukur
tubuh manusia karena mistar rol terbuat dari logam yang jika dilengkungkan terlalu
melengkung akan menyebabkan patah. Walaupun bentuknya beda mistar pita ini memiliki
ketelitian yang sama yaitu 1 mm atau 0,1 cm.

Mistar Lipat

Selain yang bisa digulung dan berbentuk pita, ada juga mistar yang bisa dilipat.
Mistar lipat ini ditemukan oleh Anton Ullrich pada 1851. Mistar lipat ini digunkan oleh
tukang kayu, akan tetapi sekarang mistar seperti itu jarang ditemukan karena sudah ada
mistar rol yang lebih praktis. Mistar lipat juga terbuat dari kayu yang tentu saja cepat rusak
jika dibandingkan dengan mistar rol yang terbuat dari logam (aluminium).

Penggaris

15
Siapa yang tidak tahu yang namanya penggaris? Hampir semua orang yang duduk di
banku sekolahan akan mengetahui yang namanya penggaris, karena hampir semua siswa
pernah membawa penggaris kesekolahnya.
Penggaris adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus.
Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga
(biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat
terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya.
Penggaris merupakan alat untuk mengukur garis, dan merupakan alat yang digunakan
dalam geometri, teknik menggambar, mencetak dan rekayasa/bangunan untuk mengukur
jarak dan/atau menggambar garis lurus. Penggaris bentuknya adalah sejajar digunakan untuk
menggaris baris, Tetapi biasanya penggaris juga berisi garis dikalibrasi untuk mengukur
jarak.
Dulunya penggaris terbuat dari Gading yang digunakan oleh periode Peradaban
Lembah Indus sebelum 1500 SM. Penggalian di Lothal (2400 SM) telah menghasilkan satu
penggaris seperti dikalibrasi berukuran sekitar 1 / 16 di (1,6 mm). Ian Whitelaw menyatakan
bahwa pengaris Mohenjo-Daro dibagi menjadi unit yang sesuai dengan 1,32 pada (33,5 mm)
dan ini ditandai dalam subdivisi desimal dengan akurasi yang luar biasa, untuk kedalaman
0,005 di (0,13 mm). Batu bata kuno yang ditemukan di seluruh wilayah memiliki dimensi
yang sesuai dengan unit-unit.
Demikian postingan mafia online tentang mistar sebagai alat ukur besaran panjang.
Selain mistar/penggaris ada juga alat ukur yang lebih teliti dari mistar/penggaris yaitu jangka
sorong. Apa itu jangka sorong? Kenapa disebut jangka sorong? Siapa penemu jangka sorong?
Dan bagaimana menggunkan jangka sorong dengan benar? Temukan jawabannya pada
psotingan berikutnya di mafia online.

E.Multimeter
Multimeter merupakan sebuah alat yang sangat dibutuhkan manakala sedang
memperbaiki atau membuat suatu rangkaian listrik. Penting untuk mendeteksi secara dini
kondisi yang terjadi pada komponen listrik barang-barang elektronik ataupun aliran listrik di
rumah. Hal ini untuk mendeteksi apakah terjadi kerusakan atau gangguan sehingga
menghindari kemungkinan timbulnya kebakaran atau konsleting listrik.

Pengertian Multimeter :
Pengertian dari alat yang juga dikenal dengan istilah multitester ini adalah sebuah peralatan
khusus yang digunakan untuk mengukur komponen listrik. Mulai dari mengukur hubungan

16
Arus litrik (Ampere), Tegangan listrik (Voltage), Hambatan listrik (Ohm), hingga Resistansi
dari suatu rangkaian listrik. Berdasarkan fungsi dasarnya tersebut, alat ini sering disebut
dengan AVO meter (Ampere, Voltage, Ohm).

Jenis Jenis Multimeter :

Alat ukur rangkaian listrik ini terdiri dari 2 jenis yaitu kategori Analog dan Digital. Berikut
penjelasan singkat mengenai jenis-jenis tersebut.

1. Analog
Jenis alat ukur yang pertama yaitu analog dengan ciri-ciri berupa tampilan jarum jam
yang dilengkapi dengan range-range angka hasil ukur. Dengan kata lain, jenis Analog
lebih manual penghitungannya sehingga dibutuhkan ketelitian terutama saat
menentukan tegangan atau Voltase yang cukup besar. Selain itu, akurasi hasil
perhitungannya juga lebih rendah dibandingkan jenis Digital.
2. Digital
Alat ukur jenis Digital lebih sering digunakan karena cara kerjanya jauh lebih mudah
dan akurat. Hasil alat ukur dapat dengan mudah dibaca pada layar digital yang tertera.
Istilah lain dari multitester jenis ini adalah DVOM ( Digital Volt Ohm Meter) atau
DMM (Digital Multi Meter). Pada tipe Digital, selain dapat mengukur Tegangan,
Hambatan, serta Arus listrik, alat ukur ini juga mampu melakukan pengukuran pada
Hfe transistor yang ada pada tipe-tipe tertentu saja.

Lihat Juga: Definisi Voltmeter dan Cara Menggunakannya

Fungsi Multimeter :
Perbedaan pada tipe, jenis, serta merk AVO meter yang digunakan, maka fungsi yang
dimiliki pun sedikit berbeda. Namun, beberapa fungsi utama dari alat ukur ini antara lain:

1. Mengukur Arus Listrik.


Fungsi utama AVO meter yang pertama adalah mengukur Arus listrik atau Ampere.
Terdapat dua jenis Ampere yang ada di sebuah alat ukur yaitu arus AC (Alternating
Current) dan arus DC (Direct Current). Demi menghindari kerusakan yang terjadi,
maka dihimbau untuk memperhatikan arus listrik yang akan diukur. Jangan sampai
diluar jangkauan batas ukur maksimum.
2. Mengukur Tegangan Listrik.
Fungsi utama yang kedua adalah mengukur Tegangan atau tingkat Voltase dari
komponen listrik. Pada setiap Multitester terdapat saklar selector yang nantinya

17
berfungsi untuk menentukan batas ukur maksimum. Oleh karenanya, prediksi terlebih
dahulu level tegangan dari rangkaian listrik yang akan diukur.
3. Mengukur Hambatan Listrik.
Fungsi yang ketiga yaitu mengukur tingkat Hambatan atau Resistensi dari suatu
komponen listrik atau resistor yang memiliki unsur resistansi. Penting pula untuk
memperhatikan batas ukur resistensi saat akan menggunakannya.
4. Fungsi Hfe.
Tidak semua alat ukur memiliki fungsi Hfe. Fungsi tersebut digunakan untuk
mengetahui nilai dari faktor penguatan transistor. Fungsi Hfe ini biasanya digunakan
untuk mengukur penguatan transistor yang terdapat pada tipe NPN dan PNP.
5. Mengukur Nilai Kapasitansi.
Fungsi lain yang belum tentu ada pada setiap Multitester adalah mengukur nilai
kapasitansi dari suatu kapasitor. Baik pada tipe Analog maupun Digital, keduanya
memiliki batas ukur tingkat resistansi yang harus diperhatikan.
6. Mengukur Frekuensi Sinyal.
Fungsi yang terakhir adalah untuk mengetahui nilai Frekuensi dari suatu isyarat atau
sinyal pada komponen elektronika.

Bagian bagian Multimeter :

Multimeter memiliki

beberapa komponen atau bagain-bagian penting yang harus dipahami

1. Sekrup.
Sekrup berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum jam atau dikenal dengan istilah
Zero Adjust Screw. Sekrup ini bisa diputar ke kanan atau kiri mengunakan alat bantu
obeng.
2. Tombol Pengatur Jarum Penunjuk.
Tombol ini berfungsi untuk mengatur jarum ukur agar berada di posisi nol atau zero.
3. Saklar Selector.
Bagian ini berfungsi untuk memilih posisi pengukuran serta batas pengukurannya.
Biasanya alat ukur ini memiliki 4 posisi pilihan yaitu pengukuran resistansi, arus DC,
tegangan DC, serta tegangan AC.
4. Lubang Kutub Positif (+) dan Negatif (-).
Lubang kutub tersebut berfungsi sebagai tempat masuknya test lead + (warna merah)
atau – (warna hitam).

18
5. Saklar Selector Polaritas.
Saklar ini berfungsi untuk memilih polaritas arus DC atau AC.
6. Jarum Penunjuk.
Jarum ini digunakan untuk menunjukkan besaran yang diukur.
7. Skala.
Bagian yang terakhir yaitu skala yang berfungsi untuk membaca hasil akhir dari
komponen listrik yang diukur.

Cara Menggunakan Multimeter :


Langkah-langkah yang harus dilakukan saat menggunakan alat ukur ini adalah sebagai
berikut:

1. Perhatikan terlebih dahulu jarum penunjuk yang memperlihatkan skala pengukuran.


2. Perhatikan pula pengaturan knob atau saklar yang digunakan untuk mengatur fungsi
Ampere, Voltage, ataupun Ohm. Lalu lakukan setting juga pada skala x1, x10 atau
yang lainnya. Pastikan knob pada posisi Off saat sudah tidak digunakan lagi.
3. Tentukan lubang untuk memasukkan kabel jack sesuai dengan fungsi yang
diinginkan. Terdapat dua lubang yaitu (+) dan (–) yang nantinya menunjukkan
polaritas dari tegangan atau probe.
4. Cek kembali apakah baterai telah terpasang dengan baik. Pastikan kondisi baterai
tersebut masih bagus dan berkualitas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan fungsi Ampere, Voltage, atau Ohm:

 Saat mengukur arus (Ampere), pastikan saklar pada posisi DCA. Putarlah saklar
selector pada posisi atau skala di atas arus yang diukur. Hal ini untuk menghindari
kerusakan sekring, Pastikan Power Suplay terhubung ke beban. Silakan baca hasil
pengukuran di layar display.
 Untuk mengukur Tegangan, pastikan saklar berada di posisi AVC. Kemudian pilih
skala pengukuran yang tepat. Jika tidak mengetahui nilai tegangan yang akan diukur,
sebaiknya memilih skala tertinggi untuk menghindari kerusakan. Terakhir hubungkan
Probe ke dalam terminal yang akan diukur. Silakan baca hasilnya di display.
 Pada saat mengukur Hambatan (Ohm), pastikan saklar di posisi tersebut. Lalu pilih
skala yang diukur. Hubungkan Probe ke dalam komponen Resistor dan bacalah
hasilnya di display.

Cara Kerja Multimeter:


Alat ukur Multitester ini memiliki cara kerja yang cukup unik. Di dalam alat ini terdapat
sebuah kumparan yang terbuat dari bahan tembaga. Kumparan tersebut diletakkan di antara
dua kutub yaitu Utara dan Selatan. Pada kumparan tersebut terdapat sebuah jarum ukur atau
jarum meter sebagai penunjuk skala. Apabila dua ujung kumparan tersebut dialiri oleh arus
lisrik, maka jarum jam akan bergerak menuju skala tertentu.

Multimeter memiliki peran yang sangat penting karena dapat mengecek kondisi suatu
rangkaian listrik. Kesalahan yang terjadi dapat diketahui dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Oleh karena itu, keberadaan alat ini begitu berharga bagi para ahli elektronika. Alat ini sangat
ringan dan mudah untuk dibawa kemana-mana.

19
F. Stopwatch
Pengertian Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang
diperlukan dalam kegiatan.Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan
tombol diatas dan berhenti sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang
berlalu. Kemudian dengan menekan tombol diatas yang kedua kali  kemudian memasang lagi
stopwatch pada nol.
Kekurangan dan Kelebihan Stopwatch
a.   Kelebihan
Proses perhitungan lebih cepat
Setiap jenis gerakan waktunya diketahui
Biayanya lebih murah
Lebih praktis dalam mencatat data
Data yang di peroleh lebih akurat

b.   Kekurangan
Dibutuhkan ketelitian bagi seorang pengamat yang melakukan perhitungan, karena akan
mempengaruhi hasil perhitungan.
2. Jenis – Jenis Stopwatch

2.1 Stopwatch Analog

Stopwatch analog berfungsi sebagai alat untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan
dalam suatu kegiatan. Misalnya, stopwatch dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu
yang dibutuhkan oleh seorang pelari untuk dapat mencapai jarak 50 km. Selain itu,dalam
ilmu kimia stopwatch juga dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan
oleh suatu larutan agar dapat mengalami perubahan suhu.
Dalam praktikum fisika, stopwatch sering digunakan. Misalnya pada praktikum pengukuran
dasar, viskosimeter aliran fluida, pesawat atwood, dan lain sebagainya.

2.2 Stopwatch Digital

20
Stopwatch digital merupakan jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai
penunjuk hasil pengukuran. Waktu hasil pengukuran dapat kita baca hingga satuan detik.

3 Prinsip Kerja Stopwatch


Stopwatch dirancang untuk memulainya dengan menekan tombol diatas dan berhenti
sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan
menekan tombol yang sama untuk yang kedua kali kemudian memasang lagi stopwatch pada
nol.

3.1 Stopwatch Analog


Stopwatch analog mempunyai penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai dua buah tombol
yaitu tombol start/stop dan tombol kalibrasi . Perhitungan waktu  pada stopwatch analog ini
berdasarkan gerakan mekanik.
Sistem yang mekanik sangat sulit diubah, (ditambah atau dikurang) karena peletakan
komponen -komponennya memerlukan presisi yang sangat tinggi.
Pada stopwatch analog ini tidak memakai baterai, sehingga jika sewaktu-waktu stopwatch
analog ini mati ( jarumnya tidak bergerak saat ditekan tombol start), maka hal yang perlu
dilakukan adalah memutar tombol start pada stopwatch tersebut.

Bagian-Bagian Stopwatch Analog :


Tombol start / stop, untuk menjalankan dan menghentikan stopwatch.
Tombol riset, untuk meriset stopwatch ke nol.
Jarum besar, berfungsi sebagai jarum penunjuk dalam satuan detik
Jarum kecil, berfungsi sebagai jarum penunjuk satuan menit
Lingkaran detik, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari angka 1 sampai 60
dalam satuan detik

21
Lingkaran menit, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari 5 sampai 30
dalam satuan menit.
Prinsip  kerja stopwatch Analog adalah sebagai berikut :
Saat tombol start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka sehingga gerigi berputar dan
pegas pertama akan terkalibrasi secara periodik. Sehingga jarum bergerak.
Pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta kombinasi kerja secara mekanik.
Pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua terkalibrasi sehingga pegas
pertama kembali ke tertekan seperti semula. Dan jarum kembali ke posisi nol.
Contoh :
Berapa lamakah yang dibutuhkan sebuah motor untuk mencapai 120 Km??? Atau berapa
lamakah waktu yang dibutuhkan pegas dalam melakukan 10 kali getaran dengan massa 50
gram???
3.2 Stopwatch Digital
Stopwatch digital merupakan jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai
penunjuk hasil pengukuran,  seperti jam digital dimana berhitungan waktu berdasarkan
perhitungan elektronik.
Stopwatch Digital Otomatis Peka Cahaya dapat dibuat dengan menggunakan sensor cahaya
sebagai saklar elektronik untuk menentukan awal dan akhir pencatatan rangkaian pencacah
digital dengan ketelitian 0,0001 sekon atau 0,1 ms.

Prinsip kerja stopwatch digital adalah sebagai berikut :


Cara kerja stopwatch digital dimulai saat tombol dalam keadaan ON arus dari sumber
tegangan (baterai) akan mengalir ke komponen-komponen elektronik dalam stopwatch
digital. Komponenen-komponen elektronik tersebut yang melakukan perhitungan waktu dan
menampilkannya dalam monitor dalam bentuk angka digital.
4 Prosedur Penggunaan Stopwatch
4.1 Stopwatch Analog
Adapun prosedur penggunaan stopwatch analog adalah sebagai berikut :
Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.
Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau terkalibrasi.
Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu, maka jarum besar pada lingkaran
besar akan berjalan.

22
Satu putaran penuh jarum besar pada lingkaran detik sama dengan 60 detik. Jadi satu kali
putaran penuh jarum besar sama dengan satu menit. Apabila jarum besar sudah berputar satu
kali putaran penuh, maka jarum kecil akan berada pada angka satu pada lingkaran kecil.
Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
Membaca hasil pengukuran.
Untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum akan
kembali ke nol kemudian ulangi langkah 1 s/d 5.
4.2 Stopwatch Digital
Adapun prosedur penggunaan stopwatch digital adalah sebagai berikut :
Menyiapkan stopwatch yang digunakan untuk mengukur.
Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau dalam keadaan terkalibrasi.
Menekan tombol start untuk memulai pengukuran, maka waktu berjalan seperti yang
ditunjukkan angka pada stopwatch digital.
Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran.
Membaca hasil pengukuran.
Unuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol reset dan jarum akan kembali ke nol
kemudian ulangi langkah diatas.

Fitur Stopwatch Digital

TIMER PENGATURAN WAKTU

Tekan tombol (M) dan (S) pada saat yang sama untuk me-reset timer  ke nol
Tekan tombol (M) untuk menjadikan digit menit (bunyi bip bisa didengar). Tekan dan tahan
tombol (M) untuk pengaturan kecepatan.
Tekan tombol (S) untuk menjadikan digit detik (bunyi bip bisa didengar). Tekan dan tahan
tombol (S) untuk pengaturan kecepatan.

TIMER START / STOP


Setelah waktu pengaturan sudah siap, tekan tombol (START/STOP) sekali dan waktu akan
mulai menghitung. (M) dan (S) menandai akan berkedip saat timer sedang berjalan.
Ketika waktu menghitung, tekan tombol (START / STOP) sekali dan waktu akan berhenti,
(M) dan (S) tanda akan berhenti berkedip dan  tetap pada layar
Tekan tombol (START / STOP) sekali dan timer akan diteruskan menghitung lagi.
23
Kalibrasi Stopwatch
Pada stopwatch analog kita hanya perlu menekan tombol start/stop tersebut maka
jarum penunjuk detik dan jarum penunjuk menit menunjuk ke angka nol. Stopwatch digital
hampir sama dengan stopwatch analog. Setelah menekan tombol kalibrasi maka angka pada
layar/ monitor akan menunjukkan angka nol.
6 Pembacaan Hasil Pengukuran
6.1 Stopwatch analogHasil pengukuran stopwatch analog dengan melihat apakah hasil
pengkuran lebih dari satu menit atau tidak. Jika lebih dari satu menit maka yang pertama kita
lihat adalah jarum penunjuk menit dan setelah itu melihat jarum penunjuk detik kemudian
menjumlahkannya.

6.2   Stopwatch digitalkita bisa melihat langsung hasil pengukuran waktu pada layer/monitor
berupa angka digital.

7    Ketelitian alat

7.1 Stopwatch analog


Ketelitian alat dapat  kita ketahui   berdasarkan skala yang tertera pada stopwatch. Untuk
mengetahui besar ketelitian alat tersebut kita dapat mencarinya dengan membandingkan
antara skala utama satu putaran penuh dengan jumlah skala noniusnya dalam satu putaran
penuh.
Contoh:
Pada gambar stopwatch yang di presentasikan diketahui jumlah skala utama satu putaran
penuh adalah 1 dan jumlah skala nonius satu putaran penuh adalah 60. Dengan demikian
dapat diperoleh
Ketelitian alat = 1/60
7.2   Stopwatch digitalPada  stopwatch digital  ketelitian alat sudah ditentukan sejak
perakitan   komponen-komponen  dalam stopwatch yaitu sebesar  0,0001 sekon.

24
BAB III
PENUTUP

Demikian makalah FISIKA ini. Semoga makalah tentang Alat Ukur ini dapat
memberikan manfaat, motifasi, dalam proses pembelajarn mata pelajaran fisika. Seorang
Pelajar adalah dia yang ingin tahu, dan ingin maju, untuk dirinya dan masa depan bangsa
ini. Salam Semangat !!!
  

25
DAFTAR PUSTAKA

Subekti, Agus. 2003. Alat-alat ukur listrik. Jember: universitas jember press.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/instrumentasi-dan-
pengukuran/alat-pengukur-suhu-termometer/
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Fisika/Materi:Suhu
http://www.forumsains.com/index.php?page=9
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/07/suhu/
http://www.google.com/search?sourceid=navclient
http://www.gurumuda.com/termometer-dan-skala-suhu/
http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer_air_raksa
http://id.wikipedia.org/wiki/Penggaris
http://www.e-smartschool.com/pnu/008/penggaris.htm
http://tolololpedia.wikia.com/wiki/Penggaris
http://www.tentangkayu.com/2008/04/memilih-penggaris-siku.html
http://romadhonssite.blogspot.com/2009/04/jangka-sorong.html
http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/216/44/
http://miminsilimin.blogspot.com/2009/04/jangka-sorong.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong

26
http://ladongiscientist.blog.com/2009/09/13/jangka-sorong/
http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometer
http://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_massa
http://www.ittelkom.ac.id/admisi/elearning
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=224&fname=pokok.html
http://fisikarj.blogspot.com/2009/04/2-alat-ukur.htm

27

Anda mungkin juga menyukai