Anda di halaman 1dari 8

e-ISSN : 2622-4690

Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 20-27 p-ISSN : 2622-4682


PKM APLIKASI PENGOLAHAN SAMPAH UNTUK
MENSEJAHTRAKAN MASYARAKAT RAMAH LINGKUNGAN
BERBASIS INKUBATOR PAKAN TERNAK DI KOTA PALU
PROVINSI SULAWESI TENGAH

Safriyanto S. Maruka1*, Yudin Ibrahim1


1
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Laut, Politeknik Palu
Jln. Sinarkemuning 1 No. 1A Palu 94118 Sulawesi Tengah Indonesia
e-mail: edimaruka@yahoo.co.id

ABSTRAK
Program PKM ini merupakan program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk
mengembangkan kelompok masyarakat yang mandiri secara ekonomi melalui kelompok peternak ikan
lele. Program PKM ini sasarannya adalah untuk membangkitkan wirausaha melalui kelompok home
industri pengolahan limbah ikan. Program PKM ini akan dilaksanakan di Kelurahan Kalukubula
Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi yang memiliki potensi dekat dengan sumber air. Oleh karena itu
masyarakat banyak yang berusaha melalui ternak lele. Kelompok ini merupakan kelompok mitra yang
diberi nama kelompok Momi dan kelompok Mitra Sejahtera yang beranggotakan 15 orang dan dapat
mempekerjakan 8 orang setiap kelompok. Metode pelaksanaan dikembangkan dalam program ini adalah
metode penyuluhan dan pelatihan meliputi pelatihan teknis dan pelatihan non teknis. Pelatihan teknis
merupakan pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG). Melalui metode ini terjadi transper pengetahuan,
transper keterampilan dan transper teknologi khususnya Teknologi Tepat Guna (TGG) kepada kelompok
mitra Dengan program PKM ini kelompok mitra berdaya sehingga mampu mengakses potensi yang
dimilikinya Sedangkan pendekatan yang dikembangkan adalah pendekatan learning by doing artinya
belajar sambil bekerja/berusaha. Oleh karena itu kelompok mitra dapat mengembangan usahanya secara
berkelanjutan menuju kemandirian kelompok. Adapun alur pelaksanaan program PKM ini dimulai dari,
1) Tahap persiapan, yang terdiri dari tahap : (a) penyiapan bahan administrasi sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan sosialisasi, (b) melakukan koordinasi dengan mitra untuk mengetahui kesiapan kelompok (c)
menyiapkan jadwal sosialisasi menyesuaikan dengan perencanaan kegiatan yang telah terprogram, (d)
pembagian tugas tim dalam hal pemberian materi kepada mitra sesuai kompetensi, dan (e) menyiapkan
materi pelatihan 2) tahap pelaksanaan, yang terdiri dari : (a) sosialisasi pelatihan pengolahan limbah ikan
menjadi pakan ternak, (b) diskusi terbatas mengenai pemahaman wawasan dan keterampilan, dan (c)
praktek pelatihan langsung bagi mitra, (d) memberikan penilaian terhadap produk yang dihasilkan oleh
mitra.

Kata kunci: limbah pasar, produk pakan, kelompok mitra

Pendahuluan nyaman bahkan sampah dapat menjadi


Kota Palu adalah ibukota propinsi bencana bagi lingkungan hidup jika tidak
Sulawesi Tengah. Seiring dengan pesatnya ditanggulangi secara serius. Lebih lanjut
pertumbuhan penduduk kota Palu, maka dikatakan bahwa sampah banyak ditemui
banyak masalah yang harus diselesaikan oleh pada lokasi-lokasi umum, terutama pasar.
pemerintah. Salah satu diantaranya yaitu Pengelolaan persampahan di Kota Palu
masalah pengelolaan sampah. masih menggunakan system pengelolaan
Menurut Hermawan dan Roesman yang konvensional yaitu metode
(2012) menyatakan sudah bukan rahasia lagi pengumpulan, pengangkutan keTPS dan
sampah di Indonesia sudah menjadi masalah pemusnahan sampah di Tempat Pembuangan
yang serius. Sampah dapat menjadikan Akhir (TPA), pengelolaansampah ini sangat
lingkungan tidak sehat, tidak bersih dan tidak tergantung pada armada pengangkut sampah.

20
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 20-27 p-ISSN : 2622-4682
Sampah-sampah tersebut, yang terdiri dari menjadi polusi udara yang menggangu
sampah organik dan anorganik semuanya pernafasan. Air lindih limbah ikan juga
terangkut dan dimusnahkan di TPA. berpotensi membuat korosi besi armada
Disamping itu pembiayaan dalam pengangkut sampah sehingga usia armada
pengelolaan sampah harus secara efektif semakin pendek. Oleh karena itu setelah
dikelola oleh Pemerintah Daerah. Karena merumuskan beban terhitung (quantitative
pada umumnya, pengelolaan sampah cost) dan beban tak terhitung (qualitative
memerlukan anggaran/biaya yang besar, cost), maka perlu dilakukan exchange cost
terutama untuk biaya teknik operasional dari yaitu penyesuaian dalam pengurangan beban
pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan dalam memindahkan sebagian beban kepada
sampai di tempat pembuangan akhir. pengolahan sampah sedini mungkin.
Pengelolaan sampah sementara ini Pengolahan limbah ikan menjadi tepung ikan
dipandang hanya sebagai tanggung jawab bahan pakan ternak yang memiliki protein
pemerintah semata. Masyarakat lebih dan kalsium tinggi serta bernilai ekonomis,
berperan hanya sebagai pihak yang dilayani, merupakan exchange cost, bahkan
karena mereka merasa sudah cukup hanya memberikan nilai tambah (benefit cost)
dengan membayar uang retribusi sampah terhadap hal- hal yang biasanya menjadi
sehingga penanganan selanjutnya adalah beban masyarakat dan beban pemerintah.
menjadi tanggungjawab pemerintah. Padahal Berdasarkan pengamatan, nilai tambah
saat ini sudah ada sistem yang lebih baik tertinggi bisa didapatkan dengan mengolah
danefisien dan dianggap modern yaitu limbah ikan menjadi tepung ikan (fish meal).
konsep zero waste, dengan menerapkan Harga tepung ikan dipasaran sekitar Rp 5000
pengelolaan sampah secara terpadu, - Rp 9000 per kg, tergantung kandungan
mengurangi volume sampah dari sumbernya proteinnya. Tepung ikan tersebut sebagai
dengan cara daur ulang dan pengkomposan. bahan campuran bergizi dalam pakan ternak.
(Damanhuri, 2013) Persentase tepung ikan dalam pakan ternak
Saat ini Kota Palu mengalami masalah untuk ayam maupun itik petelor 5-10%, itik
sampah yang dihasilkan dari pedagang sayur potong 12%, puyuh 10% (Dirjenak. 2010)
dan ikan yang berjualan terutama Pasar serta Program ini berbentuk pelatihan dan
rumah makan dan unit pengolahan makanan. penyuluhan untuk membentuk industry kecil
kecenderungan masyarakat ketika membeli sebagai incubator pengolahan limbah ikan.
ikan, langsung dibersihkan ditempat membeli Manfaat pengolahan limbah ikan yaitu untuk
ikan, terutama ikan batu, ikan rappo-rappo meningkatkan kualitas limbah ikan menjadi
ikan mujair, ikan bandeng dan lain-lain. produk yang bernilai tinggi sehingga limbah
Limbah pembersihan itu meliputi insang, tersebut dimanfaatkan dengan baik tanpa
sisik dan perut ikan. Dalam tempo 6 jam, harus membuangnya dengan percuma.
limbah tersebut sudah menimbulkan bau Pemanfaatan limbah ikan dimasyarakat
busuk yang menyengat dan menggangu masih sangat minim sehingga dapat menjadi
lingkungan. Apalagi cara pembuanganya suatu lapangan kerja baru bagi masyarakat.
bersamaan dengan limbah sayur-sayuran dan Dengan kondisi sebagaimana dijelaskan
lauk pauk. Karena mayoritas penjual ikan di sebelumnya, peluang usaha tepung ini sangat
Kota Palu dan sekitarnya, juga menjual prospektif.
sayur, buah, tahu, tempe dan rempah-rempah Sasaran dari program PKM ini adalah
kebutuhan rumah tangga. kelompok ternak lele. Dengan sentuhan
Dampak dari limbah yang dihasilkan program PKM ini diharapkan dapat
menyumbang sampah yang eksrim di Kota meningkatkan pendapatan bagi kelompok
Palu, karena disamping volume sampah mitra ternak lele melalui peningkatan nilai
secara kuantitatif, juga secara kualitatif produk. Ada dua kelompok mitra yang
menimbulkan bau busuk yang menyatu dijadikan sebagai kelompok mitra dalam
dengan kantongan plastic sehingga dapat program PKM ini yaitu kelompok MOMI
21
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 20-27 p-ISSN : 2622-4682
yang beranggotakan 8 orang dan kelompok
PETOBO yang beranggotakan 7 orang,
sehingga jumlah anggota kelompok mita
sebanyak 15 orang dan dapat
memperkerjakan 8 orang anggotanya dalam
satu kelompok yang merupakan penduduk
sekitarnya, sebagai binaan melalui program
PKM. Sebenarnya kelomok mitra
Gambar 2. Teknologi Tempat Penampung
berkeinginan untuk memberi nilai tambah Limbah Ikan Di Pasar dan
terhadap limbah ikan yang sering dibuang Rumah Makan
namun masih mengalami kendala,
diantaranya belum memiliki pengetahuan Pasar yang sudah pasti saat ini adalah
yang cukup untuk membuat produk olahan para peternak ayam pedaging dan petelor di
limbah ikan. daerah kota Palu dan sekitarnya yang setiap
Usaha pemanfaatan limbah hasil harinya membutuhkan puluhan ton tepung
pengolahan perikanan menjadi produk ikan sebagai bahan baku dalam pembuatan
bernilai ekonomis ini akan dilakukan di ransum pakan ternak mereka. Selain itu,
kelompok mitra ternak lele, sehingga dapat petrnak ikan juga sangat membutuhkan
menghemat pengeluaran investasi awal tepung ikan untuk bahan baku pembuatan
karena tidak perlu menyewa tempat. Jadi pellet ikan yang sedang dikembangkan.
secara prinsip, lokasi cukup mendukung Dilihat dari potensi pasar yang sudah siap
untuk kegiatan usaha pemanfaatan limbah menampung tepung ikan yang akan
pengolahan hasil perikanan menjadi produk dihasilkan, masalah pemasaran produk bukan
tepung ikan dengan nilai ekonomis lebih menjadi kendala yang bearti lagi, dengan
tinggi. catatan perlu dijaga Kualitas, Kuantitas dan
Kontinyuitas produksi tepung ikan yang akan
dihasilkan. Dengan adanya usaha pengolahan
limbah-limbah hasil perikanan menjadi
produk tepung ikan, maka dampak polusi
akibat bau dan kotoran yang ditimbulkan
oleh penumpukan limbah ikan ini dapat
dikurangi. Secara tidak langsung usaha ini
Gambar 1. Kondisi Pasar dan Armada juga membantu Pemerintah dalam mengatasi
Pengangkut Sampah di Kota Palu permasalahan penanggulangan sampah kota
di Palu. Ditinjau dari peluang kesempatan
Pengadaan bahan baku limbah kerja bagi penduduk sekitarnya, kegiatan ini
pengolahan hasil perikanan dalam kegiatan akan menampung sejumah tenaga kerja yang
ini diperoleh dari pedagang ikan di Pasar dapat direkrut dari penduduk sekitar lokasi
masomba, Pasar Inpres dan pasar Tua, yaitu mitra. Jadi dampak negatif dari kegiatan ini
dibeli dengan harga Rp. 500,- per Kg sampai dapat dikurangi, bahkan lebih banyak nilai
ke lokasi pengolahan. Potensi limbah yang positifnya.
dihasilkan dari pedagang pasar ini mencapai
1 ton per hari. Untuk meningkatkan kapasitas Metode Pelaksanaan
produksi, dapat dilakukan dengan Metode pelaksanaan dan pendekatan
mengumpulkannya dari warung makan dan yang akan dikembangkan dalam kegiatan
rumah tangga di wilayah Sekitar. Jadi dengan program PKM ini dapat mengatasi
adanya kerja sama dengan pedagang ikan di permasalahan yang dihadapi kelompok mitra.
ke 3 Pasar ini dan pasar-pasar lainnya, Dalam program PKM ini, metode dan
ketersediaan bahan baku tidak menjadi
persoalan lagi.
22
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 20-27 p-ISSN : 2622-4682
pendekatan yang dikembangkan yaitu sedangkan untuk penanganan limbah dari
sebagai berikut: produksi tepung ikan dapat di olah menjadi
Tahap Persiapan pupuk organik untuk tanaman. Adapan alat
a. Lokasi dan Waktu Kegiatan dan bahan serta alur proses pembuatan yaitu
Lokasi kegiatan PKM ini akan sebagai berikut (Badan Standardisasi
dilaksanakan di Kelurahan Kalukubula Nasional. 2009):
Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi Provinsi x Alat dan bahan
Sulawesi Tengah. Di Kelurahan ini Alat yang digunakan diantaranya (1)
Kelompok Mitra melakukan aktivitas ternak Mesin Penggiling Tepung, (2) Oven, (3)
lele. Kelurahan ini juga strategis dengan Ember dan baskom, (4) Sendok makan dan
sumber bahan baku limba ikan, dikarena sendok kayu dll (5) Parang
lokasinya berdekatan dengan pasar terbesar 6. Karung dan keranjang Sedangkan Bahan
di Kota Palu. . Kegiatan PKM ini yaitu sebagai berikut: (1) Limbah Ikan,
direncanakan dilaksanakan pada bulan April (2) Starter, (3)Air.
2018. x Alur proses pembuatan tepung ikan.
b. Persiapan Kelompok Mitra
Sebelum pelaksanaan kegiatan ini
kelompok mitra di persiapkan, untuk ikut
pelatihan sebagai tahap proses pelaksanaan
kegiatan, oleh karena itu sebelum
dilaksanakan kegiatan PKM maka dilakukan
pertemuan dengan kelompok mitra, untuk
mengetahui kesiapan kelompok mitra
Pelaksanaan
Metode pelaksanaan program PKM ini
meliputi dua hal yaitu sebagai berikut: 2) Pelatihan Non Teknis
a. Metode Penyuluhan Pelatihan Non Teknis ini, yang akan
Metode penyuluhan merupakan salah dikembangkan adalah berhubungan dengan
satu metode yang akan dikembangkan
permasalahan kelompok mitra. Sehubungan
dalam program PKM. Metode penyuluhan
ini sangat penting pada anggota kelompok dengan itu maka materi kegiatan yang akan
mitra untuk menambah pengetahuan dibahas dalam pelatihan non tehnis yaitu
sehingga terjadi perubahan kognitif. Artinya yaitu sebagai berikut:
pola pikir yang dirubah terlebih dahulu untuk a. Prosespek pengolahan limbah kini dan
memudahkan proses kegiatan PKM masa yang akan datang.
selajutnya. Bentuk penyuluhan dapat b. Strategi permasaran dalam pengembangan
dilakukan melalui survey antar porsonal usaha tepung ikan.
secara tatap muka. Selain itu bisa dilakukan c. Manajemen kewirausahaan kelompok
secara kelompok, atau melalui media. (aplikasi pembukuan keuangan kelompok
Metode ini juga sebagai ajang sosialisasi )
program. d. Penguatan kelembagaan kelompok mitra.
b. Metode Pelatihan
Metode pelatihan yang dikembangkan Pendekatan / Pendampingan (Pasca
dalam program PKM ini meliputi dua Pelatihan)
bentuk pelatihan yaitu: Untuk mengembangkan program PKM
1) Pelatihan teknis bagi pengolahan tepung ikan yang
Pelatihan teknis pengolahan bahan berkelanjutan maka dalam program PKM
baku limbah ikan menjadi pakan ternak. maka dikembangkan pendekatan yang
Metode ini merupakan salah satu solusi dinamakan Learning by doing artinya belajar
dalam menengani sampah di Kota Palu.
23
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 20-27 p-ISSN : 2622-4682
sambil bekerja/berusaha. Pendekatan ini pemasaran produk turunan limbah ikan ini
sangat penting untuk pengembangan usaha. didampingi oleh pendamping dalam program
Agar program PKM ini berkelanjutan ini.
dilakukan pendampingan terhadap kelompok Monitoring dan Evaluasi
mitara baik teknis maupun non teknis. Oleh Selain pendampingan maka dilakukan
karena itu maka ada beberapa yang dilakukan monitoring dan evaluasi sebagai salah satu
dalam proses pendampingan yaitu sebagai bentuk pembinaan. Dalam pelaksanaan
berikut: program PKM ini akan dilakukan
a. Pembelajaran kelompok monitoring dan evaluasi program kegiatan
Sebelum pembelajaran dikelompok dilapangan atau diintitusi. Lembaga yang
dimulai maka yang perlu dilakukan awal akan melakun monitoring penyenggaraan
adalah persiapan peralatan dan bahan atau program yaitu Direktur dan P3KM Politeknik
sarana pembelajaran, oleh karena it yang Palu Palu, Kopertis Wilayah IX, dan DRPM.
perlu dilakukan adalah penyerahan bantuan Dalam penyelenggaraan PKM ini pihak
stimulan sebagai dana oporasional. Setelah P3KM dan Direktur Politeknik Palu
bahan dan alat atau sarana pembelajaran siap melakukan kunjungan lapangan untuk
maka dilakukan pembelajaran, yang melihat proses pelaksanaann program PKM.
didampingi oleh penyelenggara atau Sedangkan untuk DRPM melakukan
pendamping khusus. Pembelajaran monitoring dan evaluasi biasanya dua kali
kelompok ini dilaksanakan di masing- yaitu pada saat pertengan dan pada saat akhir
masing kelompok mitra yaitu Kelompok tahun anggaran. Pada saat dilakukan
mitra Momi dan kelompok mitra Petobo. monitoring dan evaluasi pertengan dilakukan
Pembelajaran dikelompok ini merupakan ditingat provisi yang biasanya dikumpul di
suatu proses untuk menguji keterampilan Universitas Muhammadiyah Palu, setiap
yang diterima dari pelatih. Pembelajaran penerima akan mempersentasekan hasil
dikelompok ini akan dilaksanakan berulan- kegiatannya yang dibuktikan produk fisik.
ulang kali sebagai proses pembejalaran. Selain itu dilakukan kunjungan lapangan.
Dalam proses pembelajaran dikelompok ini Selanjutnya monitoring dan evaluasi di akhir
pada dasarnya sudah menghasilkan produk tahun biasaya dilaksanakan di Makassar yang
yang akan dijual kepasaran. Pendekan inilah dihadiri peremima dana PKM di Kawasan
yang dinamakan learning by doing artinya Indonesia Timur. Bentuk Evaluasinya
belajar sambil bekerja. Dalam proses Prosentase perkembangan hasil akhir
pembejaran dikelompok ini didampingi oleh kegiatan PKM.
pendamping khusus diluar penyelenggara.
Kegiatan pembelajaran merupakan cikal Hasil dan Pembahasan
bakal usaha yang akan dikembangkan oleh
anggota kelompok masing-masing. Oleh Pelaksanaan Kegiatan
karena itu dalam proses pembelajaran Pelaksanaan kegiatan Pengabdian
kelompok ini sudah dilaksanakan proses kepada Masyarakat dengan judul : PKM
pembukuan keuangan kelompok karena Aplikasi Pengolahan Sampah Untuk
sudah terjadi proses penjualan produk. Mensejahterakan Masyaraka Ramah
b. Proses pemasaran Lingkungan Berbasis Inkubator Pakan
Hasil pembelajaran dikelompok Ternak. Dalam kegiatan PKM ini, yang
merupakan produk awal berupa tepung ikan dimulai dari bulan Mei sampai pada bulan
dari kelompok mitra dari program PKM. November 2018 telah dilaksanakan 100%
Oleh sebab itu produk yang dihasilkan dalam program dilaksanakan dengan pendampingan
pembelajaran sudah merupakan penghasikan dan beberapa kali tatap muka. Kegiatan
dari usaha kelompok mitra. Dengan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam
terkumpulnya produk tesebut maka perlu bentuk transfer iptek untuk menyelesaikan
dipasarkan atau dijual. Proses penjualan atau permasalahan yang dihadapi oleh mitra
24
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 20-27 p-ISSN : 2622-4682
dalam kaitannya dengan upaya adalah Rp. 1100/kg dan menyita 50-70%
pengembangan wawasan pengetahuan dan biaya produksi. Untuk mengatasinya maka
keterampilan pengolahan pakan ternak yaitu diperlukan upaya menyediakan pakan berupa
berupa : sosialisasi, pelatihan non teknis pelet secara mandiri oleh kelompok dari
(prosespek pengolahan pakan ternak yang bahan yang muda didapat.
akan datang, strategi permasaran dalam Langkah yang dilakukan adalah
pengembangan usaha. Manajemen pelatihan teori dan praktek pembuatan pakan
kewirausahaan kelompok, penguatan lele atau pelet dengan memanfaatkan bahan
kelembagaan kelompok mitra), pelatihan sekitar atau lokal sehingga harga pakan dapat
pengolahan limbah menjadi bahan baku ditekan. Selama ini bahan baku pembuatan
pakan ternak. pakan sebenarnya tersedia cukup banyak,
Adapun alur pelaksanaan program PKM misalnya bekatul, bekicot, ampas tahu,
ini dimulai dari, 1) Tahap persiapan, yang singkong, pati onggok, daun singkong, daun
terdiri dari tahap : (a) penyiapan bahan pepaya, dan tepung ikan yang terbuat dari
administrasi sesuai dengan kebutuhan limbah ikan. Pelet yang dibuat sendiri
pelaksanaan sosialisasi, (b) melakukan mampu dijual dengan harga Rp. 9000/kg
koordinasi dengan mitra untuk mengetahui yang berarti lebih murah Rp. 2.000/kg.
kesiapan kelompok (c) menyiapkan jadwal Pelatihan diberikan selama 1 kali tatap muka,
sosialisasi menyesuaikan dengan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan
perencanaan kegiatan yang telah terprogram, dan ketrampilan kelompok dalam
(d) pembagian tugas tim dalam hal memproduksi pakan berupa pelet untuk
pemberian materi kepada mitra sesuai meningkatkan produksi lele konsumsi.
kompetensi, dan (e) menyiapkan materi Peserta adalah kelompok pemuda yang
pelatihan 2) tahap pelaksanaan, yang terdiri belum bekerja dan pembudidaya ikan
dari : (a) sosialisasi pelatihan pengolahan sebanyak 15 orang sebagai kader.
limbah ikan menjadi pakan ternak, (b) Pelaksanaan pelatihan dilakukan baik
diskusi terbatas mengenai pemahaman secara teori maupun praktek dengan
wawasan dan keterampilan, dan (c) praktek narasumber dari tim PKM serta seorang
pelatihan langsung bagi mitra, (d) praktisi pengolah limbah ikan pelet organik
memberikan penilaian terhadap produk yang dengan Tujuan pelatihan teori adalah agar
dihasilkan oleh mitra. peserta memahami berbagai juenis bahan
Menyelesaikan semua permasalahan local yang dapat digunakan sebagai bahan
yang dihadapi mitra, maka dilakukan baku. Materi yang diberikan adalah
kegiatan pelatihan dengan berbagai tahapan pemanfaatan bahan lokal sebagai bahan baku
karena mitra berbeda-beda sehingga waktu pembuatan pakan (pelet) dan praktek tentang
pelaksanaan tidak sama. Sebelum prosedur pembuatan pakan (pelet) dengan
pelaksanaan kegiatan tim mengadakan acara benar dan menghasilkan pelet yang baik dan
pembukaaan pada Hari Kamis Tanggal 12 ringan sesuai kriteria. Pelatihan dilaksanakan
Juli 2018 Pukul 15.00-17.00 WIT dengan sebanyak 5 kali tatap muka, yaitu 2 kali tatap
tujuan menjelaskan kegiatan dan muka teori dan 3 kali tatap muka praktek.
pelaksanaannya. Metode pelatihan yang digunakan adalah
Permasalahan pertama adalah mengatasi ceramah, tanya jawab, diskusi dan latihan.
kendala limbah ikan yang beredar dipasaran Untuk mendukung keberhasilan
dan warung makan dengan cara pelatihan dan produksi diberikan bantuan alat
mengatasinya diperlukan pengolahan limbah pembuat pellet dan alat penepung. Pelatihan
ikan menjadi bahan baku pakan ternak. diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
Kemudian permasalahan kedua biaya ketrampilan peserta dalam membuat pellet
produksi lele konsumsi akibat biaya pakan dan tepung ikan guna pakan ternak unggas .
yang sangat mahal. Saat ini harga pakan Selama pelatihan diharapkan 100% peserta
berupa pelet untuk lele produksi pabrikan
25
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 20-27 p-ISSN : 2622-4682
hadir dan mengikuti pelatihan sampai selesai pada Hari Jumat 13 Juli 2018. Bahan baku
demi kemajuan usaha bersama. utama yang digunakan adalah bekatul, daun
Pelatihan dilanjutkan dengan pelatihan pepaya, dan limbah ikan. Proses pembuatan
praktek, pelatihan dilaksanakan di lokasi cukup mudah dan pengeringannya tidak
rumah kompos milik praktisi praktisi pelet memerlukan alat khusus. Hasil pelet organik
organik, Bapak Dr. Syamsuri Akil beliau yang dihasilkan memiliki kelebihan
adalah praktisi pengolahan sampah sebagai dibanding pelet pabrik, yaitu:
pakan ternak pelet yang sudah 1. Bahan baku tersedia dan murah dengan
berpengalaman dalam pembuatan pelet bahan utama bekatul yang tersedia
mandiri dan memiliki budidaya lele. berlimpah di sekitar lokasi
Pelatihan perlu mengundang praktisi pelet 2. Pembuatan mudah dan tanpa bahan kimia
yang sudah mempraktekkan penggunaan sehingga tergolong pelet organik dan
pelet mandiri dalam budidaya lele. Hal ini hasilnya menjadi lele organic
perlu dilakukan karena salah satu kendala 3. Pelet tidak berbau (sementara pelet
pelet mandiri yang dibuat dengan alat pelet pabrikan berbau cukup menyengat)
local seringkali tenggelam. Kondisi menjadi 4. Tidak memerlukan alat pengering tetapi
kendala karena dapat mengganggu kesehatan cukup dikeringkan di bawah sinar
lele dan ikan yaitu dapat terserang jamur matahari tetapi dengan jalan dibuatkan
karena mengotori kolam, serta jumlah gubugan yang ditutup plastik hitam
konsumsi oleh ikan menjadi tidak terdeteksi. 5. Hasil penelitian pelet limbah ikan
Padahal anjuran pemerintah dan memiliki kandungan protein dan kalsium
pembudidaya lele Kabupaten Sigi sebaiknya yang tinggi
pembudidaya lele membuat pakan sendiri Kegiatan berjalan lancar dengan
agar biaya produksi dapat ditekan. Lele bantuan alat pembuat pelet berupa 1 unit
termasuk jenis ikan yang tingkat alat penepung dan 1 unit pencetak pelet.
konsumsinya sangat rakus sehingga menyita Alat tersebut menghasilkan 2 ukuran pelet,
biaya produksi. Perbedaan pelet pabrik yaitu pelet halus untuk pembibitan lele dan
adalah ringan dan mengapung karena dibuat pelet butiran untuk pembesaran lele. Selama
dengan alat ekstruder, harga alat untuk kegiatan 90% peserta hadir dan mengikuti
pembuatan pelet model pabrik sekitar Rp. pelatihan dengan baik sehingga sasaran
60.000.000 sehingga tidak mungkin bagi telah memiliki pengetahuan dan ketrampilan
petani lele untuk membuat sendiri. pembuatan pelet.

Kendala Yang Dihadapi


Dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian pada masyarakat kami tim
pelaksana kegiatan menemui beberapa
kendala yaitu : kelompok belum bisa
memproduksi untuk memenuhi pasaran,
dikarenakan hasil produksi pakan yang
berbahan baku limbah ikan harus dilakukan
berbagai kajian ilmiah yang mendalam, serta
meyakinkan kepada konsumen tidak begitu
cepat untuk menerima produk yang
Gambar 2. Pelatihan Teori dan Pelatihan Praktek dihasilkan kelompok.
Pencetakan Pencetakan Pelet
Kesimpulan dan Saran
Narasumber yang kami undang telah Kesimpulan
berpengalaman dalam membuat pelet dengan 1. Pelaksanaan program kegiatan pengabdian
alat local, pelatihan praktek dilaksanakan kepada masyarakat mencapai keberhasilan
26
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 20-27 p-ISSN : 2622-4682
tidak terlepas dari dukungan dan Daftar Pustaka
kerjasama dari pihak mitra, keberhasilan Badan Pusat Statistik Kota Palu, 2015, Kota
ini terlihat dari pelatihan pengolahan Palu dalam Angk, Palu
limbah ikan menjadi bahan baku pakan
Badan Standardisasi Nasional. 2009. Standar
ternak berjalan sesuai prosedur.
Nasional Indonesia (SNI) Tepung Ikan.
2. Pelaksanaan program mampu Badan Standardisasi Nasional (BSN).
menghasilakan luaran-luaran yang Jakarta.
diharapkan oleh program pengabdian
kepada masyarakat ini, kecuali 'DPDQKXUL (QUL ³3HUPDVDODKDQ GDQ
Alternatif Teknologi Pengelolaan Sampah
memproduksi untuk pasaran, karena harus
.RWD GL ,QGRQHVLD´ 3URVLGLQJ 6HPLQDU
dilakukan berbagai macan kajian Teknologi untuk Negeri, Vol. I. Hal. 394-
400
Saran
Dalam rangka meningkatkan transfer Dirjenak. 2010. Analisa Pembangunan Pabrik
Pakan Ikan Skala Kecil dan Proses
iptek kepada masyarakat kelompok usaha
Pengolahan Pakan. Direktorat Ternak Non
kecil hendaknya kegiatan pengabdian pada Ruminansia. Direktorat Jendral
masyarakat digalakan sehingga kemampuan Peternakan. Jakarta.
masyarakat dapat ditingkatkan sekaligus
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Hermawan dan Roesman. 2012. Perilaku
serta dapat membuka lapangan kerja bagi Pedagang Sayur Dalam Mengelola
Kebersihan Lingkungan Hidup. Jurnal
masyarakat lain.
Bumi Lestari Vol. 8 No. 2. Tasikmalaya:
Universitas Siliwangi.
Ucapan Terimakasih
Terima kasih kepada DRPM ± Kastasasmita , Ginanjar, 2013, Pembangunan
RISTEKDIKTI yang telah membiayai untuk Rakyat, Jakarta, ustaka, Cidesindo
kegiatan Program Kemitraan Masyaraka
Tahun 2018

27

Anda mungkin juga menyukai