Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

PRINSIP PENGENDALIAN LINGKUNGAN

Disusun Oleh Kelompok 5:

Ardyansyah Saputra Basri; K011191162


Trimuliati Nani; K011191159
Fajriah Amanda Rahim; K011191160
Aulia Rachmaudina; K011191163
Jesicha Vinola; K011191158
Aqilah Bilbina; K011191161
Sitti Nailah Rustam; K011191156

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Fakta Masalah
Lingkungan hidup merupakan segala hal yang terletak di sekitar makhluk hidup,
utamanya dalam hal ini adalah manusia yang memiliki hubungan timbal-balik. Manusia
dan lingkungan hidup mempunyai hubungan yang sangat erat. Oleh karenanya,
kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Sesuai pasal 1 ayat 1
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup terjelaskan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang
dengan benda, keadaan, daya, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
Manusia dan lingkungan hidup dapat saling memberikan serta menerima pengaruh
antar satu sama lain. Pengaruh lingkungan, dalam hal ini alam terhadap manusia bersifat
pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam bersifat aktif. Manusia mempunyai
daya keingintahuan yang tinggi sehingga ingin mengeksplorasi lingkungan hidup lebih
dalam sehingga manusia memiliki kemampuan untuk mengubah atau memanipulasi
alam sesuai dengan yang dikehendaki. Meskipun lingkungan hidup tidak mempunyai
kemampuan aktif-eksploratif, namun secara perlahan, hal yang terjadi pada alam akan
berdampak bagi kehidupan manusia. Dilain sisi, kemampuan manusia yang aktif-
eksploratif inilah yang justru menyebabkan kerusakan lingkungan yang kian semakin
parah.
Kerusakan lingkungan inilah, penyebabnya adalah karena kesadaran manusia akan
menjaga dan merawat lingkungan yang sangat rendah. Oleh karenanya, saat ini, masalah
lingkungan sudah tidak dapat lagi disebut sebagai hal yang terjadi secara alamiah,
karena faktor penyebab yang diberikan oleh manusia secara signifikan berdasarkan
variabel tertentu yang berdampak langsung pada peristiwa kerusakan lingkungan.

B. Pertanyaan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup?
2. Apa prinsip pengendalian lingkungan?
3. Bagaimana pentingnya pengendalian lingkungan bagi manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan hidup.
2. Untuk mengetahui prinsip pengendalian lingkungan.
3. Untuk mengetahui pentingnya pengendalian lingkungan bagi manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tabel Rekap Jurnal Individu

N
O NAMA/ NIM ISI JURNAL

1. Ardyansyah Dalam mewujudkan pemanfaatan sumberdaya alam bagi kemakmuran rakyat,


Saputra Basri; diperlukan adanya perlindungan terhadap sumberdaya alam dan lingkungan
K011191162 hidup. Perlindungan ini salah satunya dapat diwujudkan dengan adanya aturan
hukum yang baik. Hukum yang baik adalah jika di dalamnya terkandung nilai-
nilai keadilan bagi semua orang. Dalam rangka itu maka hukum juga berfungsi
sebagai alat keadilan (law as a tool to reach justice) di dalam pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan. Keadilan yang demikian disebut dengan
keadilan lingkungan (environmental justice). Dalam mewujudkan hak keadilan
atas sumberdaya alam dan lingkungan hidup ini, maka perlu dilaksanakan
secara terpadu dan terintegrasi antara lingkungan laut, darat, dan udara. Lebih
lanjut pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam juga harus dilaksanakan
berdasarkan prinsip Deklarasi Johannesburg pada tahun 2002, yaitu:
kewajiban yang dimuat dalam Prinsip 21 Deklarasi Stockholm dan prinsip
Deklarasi Rio yang mengatur hak berdaulat negara atas sumberdaya alam dan
tanggungjawab negara untuk mencegah dampak lingkungan yang bersifat
lintas batas batas negara; prinsip melakukan tindakan pencegahan (the
principle of prevention action); prinsip bertetangga yang baik dan kewajiban
melakukan kerjasama internasional; prinsip pembangunan berkelanjutan (the
principle of sustainable development); prinsip kehati-hatian (the precautionary
principle); prinsip pencemar membayar (the polluter – pays principle); dan
prinsip kebersamaan dengan tanggungjawab yang berbeda (the principle of
common but differentiated responsibility).
2. Trimuliati Nani; Treatment:
K011191159 Secara umum, strategi pengendalian emisi senyawa penyebab meliputi: (i)
mengurangi jumlah bau menyebabkan senyawa yang diproduksi di sumbernya;
(ii) menghilangkan tur-bulence dalam limbah; (iii) menerapkan rencana
pencegahan untuk air limbah pra-perawatan atau pembuangan senyawa
penyebab bau di jaringan pengumpulan air limbah kota; (iv) membangun nilai
rata-rata interval; (v) pengenceran udara yang terkontaminasi melalui
campuran dengan udara bersih; (vi) pembakaran senyawa penyebab bau di
tinggi suhu, yang dikenal sebagai proses pembakaran; (vii) katalitik
pembakaran senyawa penyebab bau; (viii) adsorpsi bau menyebabkan senyawa
dari air limbah dan kontaminasi sekitarnya udara segar; (ix) dekomposisi
biologis dari komponen penyebab bau pound dalam air limbah dan udara di
sekitarnya; (x) memanfaatkan atasnya senyawa kimia untuk mengurangi bau
yang ditimbulkan; (xi) peningkatan resistensi beton terhadap asam sulfat yang
dihasilkan dari biologis dekomposisi hidrogen sulfida; dan (xii) pendirian
tertutup instalasi manajemen bau.
3. Fajriah Amanda Preventif :
Rahim;
K011191160 Demam Berdarah Dengue merupakan masalah klasik yang selalu terjadi di
wilayah Indonesia. Upaya pemberantasan vector dilakukan melalui kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Fakta dilapangan menunjukkan minat
masyarakat semakin menurun untuk melakukan PSN di masing- masing
lingkungan rumah. Salah satu model yang dikembangkan adalah
menggunakan lavitrap sebagai pengendali pertumbuhan nyamuk. Lavitrap
dengan atraktan rendaman jerami (10%) dari hasil penelitian efektif untuk
digunakan sebagai metode pengendalian pertumbuhan nyamuk di masyarakat.
Untuk lebih meningkatkan fungsinya maka konvensional lavitrap
dikombinasikan dengan rangkaian listrik yang berfungsi untuk membunuh
nyamuk.

4. Aulia Sub-DAS Riam Kiwa adalah anak sungai dari hulu Martapura, yang sering
Rachmaudina; digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti
K011191163 memasak, mencuci, dan kakus. Kualitas kondisi air Sub-DAS Riam Kiwa saat
ini diperkirakan mengalami penurunan yang disebabkan oleh berbagai
aktivitas manusia di tepi sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
strategi pengendalian pencemaran air sungai. Sungai sebagai daerah penelitian
ditetapkan 24,4 km. Kualitas air diukur dan diamati pada 3 titik pengambilan
sampel kemudian dianalisis menggunakan metode Indeks Polusi. Analisis
strategi pengendalian pencemaran air menggunakan Analisis SWOT. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Sub-DAS Riam Kiwa diklasifikasikan sebagai
tercemar sedang dengan nilai IP dari hulu ke hilir 7,88; 8,92; dan 9.38. Untuk
menjaga kualitas air dalam kondisi alam, diperlukan strategi pengendalian
pencemaran air melalui diversifikasi strategi atau program yang ada sebagai
hasil dari 1) faktor internal yang kuat termasuk pemantauan kualitas air,
standar kualitas air; dan 2) banyaknya ancaman dari faktor eksternal yang
meliputi pembuangan limbah domestik dan ternak tanpa daur ulang,
masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang limbah dan masyarakat sering
melanggar peraturan pemerintah.
5. Jesicha Vinola; Prevention:
K011191158 Peningkatan kesehatan (health promotion), pada tingkat ini dilakukan tindakan
umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan,
sehingga dapat menguntungkan manusia dengan cara meningkatkan daya
tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada
seseorang yang sehat. Contoh : perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan,
misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan
limbah.
Deklarasi Helsinki tentang Perlindungan Ozon Layer dikeluarkan pada 2 Mei
1989, yang memberikan latar belakang untuk amandemen keras terhadap 1990
Protokol Montreal tentang Zat yang Menguras Lapisan Ozon agar lingkungan
dapat terjaga dan terkendali dengan baik.
6. Aqilah Bilbina; Prinsip pengendalian lingkungan dengan cara isolasi:
K011191161 Untuk menilai dampak pembersihan lingkungan, kami isolasi MDRO
disesuaikan dengan nomor rawat inap dan dilakukan analisis subkelompok
sesuai dengan status desinfeksi. Dari hasil, hanya Enterococcus spp dan VRE
yang menunjukkan pengurangan signifikan secara statistik dan hubungan
dengan desinfeksi lingkungan. Mencuci tangan mungkin secara temporer
meningkat selama merebaknya MERS dan berkontribusi pada pengurangan
VRE, tetapi penurunan yang signifikan pada bangsal yang dibersihkan dan
ICU mendukung efek pembersihan lingkungan. Mengingat bahwa penurunan
MDRO lain tidak terkait dengan didesinfeksi bangsal dan ICU, mereka
mungkin lebih terpengaruh oleh penurunan penerimaan pasien yang mungkin
menyimpan MDRO daripada oleh lingkungan membersihkan sendiri.
Penurunan jumlah pasien rawat inap kemungkinan terkait dengan penurunan
risiko isolasi MDRO, dan pemulihan yang cepat Deteksi MDRO dalam waktu
2 bulan sejak wabah mungkin mencerminkan inflow dari luar. Keseluruhan
penggunaan antibiotik, faktor utama lain yang dapat mempengaruhi akuisisi
MDRO, meningkat selama periode wabah, menunjukkan bahwa hal itu dapat
mengimbangi pengurangan MDRO. Meskipun hanya 11% dari total tempat
tidur didesinfeksi setelah wabah MERS, tingkat isolasi dan resistansi
vankomisin dari Enterococcus spp menurun secara signifikan tetapi efeknya
bertahan sebentar selama 2 bulan.

7. Sitti Nailah Persoalan lingkungan bukan merupakan persoalan domestic semata, tetapi
Rustam; telah menjadi persoalan global, hal ini terjadi karena konteks lingkungan,
K01119156 antara sumber atau penyebab dan akibat yang ditimbulkan tidak bisa
dilokalisasi dengan damarkasi tertentu1. Seiring dengan perkembangan
kehidupan modern dalam menghadapii globalisasi serta adanya proses
industrialisasi dan modernisasi terutama industrialisasi kehutanan telah
berdampak besar pada kelangsungan hutan sebagai penyangga hidup dan
kehidupan mahluk hidup didunia. Hutan merupakan sumber daya yang sangat
penting tidak hanya sebagai sumber daya kayu, tetapi lebih sebaçai salah satu
baqian komponen lingkungan hidup.' Sehingqa Hutan Indonesia merupakan
salah satu pusat keanekaragaman hayati di dunia, dimana Indonesia
merupakan urutan ketiga dari ketujuh Negara yang disebut Megadiversity
Country.

Penegakan hukum pidana di lapangan penebangan legal untuk keberlanjutan


lingkungan belum selesai dengan benar. Bahkan pemerintah terkesan seolah-
olah ingin sekali memberantas pembalakan liar, sementara pengadilan akan
membebaskannya dengan rajin. Di Indonesia, perkembangan hukum
lingkungan hidup. Meski demikian, lembaga keuangan mikro yang selama ini
melayani sektor riil tetap memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
usaha mikro, kecil, dan menengah umkm. Kerugian di masa depan tidak bisa
diterapkan secara nyata, oleh sebab itu kerugian belum terjadi, masih
merupakan masalah hukum di Indonesia. Keyakinan politik tinggi
berpengaruh pada ekosistem Indonesia. Logqing memberikan dampak yang
sangat merugikan masyarakat sekitar, dan bahkan komunitas dunia. Kerugian
akibat perusakan hutan tidak hanya nilai ekonomi dari kerusakan tersebut,
hilangnya paru-paru Indonesia dan dunia, pemanasan global, akan diikuti oleh
perubahan iklim seperti meningkatnya curah hujan di beberapa bagian dunia,
banjir dan tanah longsor yang tragis, namun sebaliknya di belahan bumi lain
mengalami kekeringan yang berkepanjangan.

B. PEMBAHASAN MASALAH
Pengendalian lingkungan merupakan pengawasan atas kemajuan dengan
membandingkan hasil dan sasaran secara teratur serta menyesuaikan kegiatan atau upaya
yang telah dilakukan dengan hasil pengawasan. Pengendalian yang dimaksud disini
menitikberatkan manusia sebagai pemegang kendali pertama atau manusia menjadi
komando dalam menyelenggarakan pengendalian lingkungan hidup, dan jika
dikerucutkan maka pemerintah yang menjadi pemegang kendali atas lingkungan hidup,
yang meliputi; bumi, air, tanah, dan udara.
Pentingnya pengendalian dan pengawasan lingkungan bagi manusia adalah untuk
tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan
hidup sehingga manusia dapat hidup dengan aman dan tenteram berdampingan dengan
lingkungan hidup tempatnya tinggal.
Pengendalian dan pengawasan lingkungan memiliki 5 prinsip, yaitu;
1. Isolasi, merupakan tindakan untuk mencegah penularan dari penderita ke orang
yang sehat dan mencegah kuman-kuman yang dapat terbawa oleh orang yang
sehat menyebabkan infeksi lain pada penderita saat imun si penderita rendah.
Jadi secara sederhana, isolasi merupakan; pemisahan menurut jarak dan tempat,
perlindungan seseorang terhadap wabah sebelum mencapai tempat tertentu, dan
perlindungan pada mobilitas penduduk. Contohnya pada Corona (covid-19)
infected area di Wuhan, dimana orang tidak boleh secara leluasa memasuki
wilayah tersebut.
2. Subtitusi, merupakan upaya mengganti bahan yang berpotensi mencemari
lingkungan hidup dengan bahan yang ramah lingkungan. Biasanya, prinsip
subtitusi merupakan metode yang murah, mudah, dan efektif digunakan.
Contohnya, mengganti detergen atau sabun cuci rumah tangga yang berpotensi
menghasilkan limbah rumah tangga yang tidak ramah lingkungan dengan bahan
yang degradable.
3. Shielding, merupakan tindakan perlindungan tetapi berbeda dengan isolasi.
Biasanya, shielding menggunakan barrier atau pembatas, contohnya penggunaan
safety glasses untuk tukang las atau penggunaan kelambu.
4. Treatment, merupakan prinsip pengendalian lingkungan yang dilakukan apabila
ketiga prinsip di atas tidak dapat dilakukan. Upaya dari treatment ini adalah:
- Destruction atau menghancurkan. Contohnya adalah merebus air untuk
membunuh kuman, penggunaan desinfektan dan pestisida.
- Convertion atau mengubah. Contohnya, menjadikan bahan berbahaya
menjadi kurang atau tidak berbahaya.
- Removal atau pembersihan. Contohnya, filtrasi, sedimentasi, koagulasi, dan
flokulasi.
- Inhibition atau penghambatan. Contohnya, penambahan garam atau gula
untuk pengawetan makanan.
5. Prevention, atau tindakan pencegahan. Merupakan tindakan untuk mencegah
seseorang agar tidak terjangkit penyakit atau membuat seseorang yang dalam
kondisi sehat tidak terganggu kesehatannya akibat terkena gangguan lingkungan.
Contohnya, penggunaan obat malaria untuk profilatik sebelum ke daerah
endemis.

C. SOLUSI
Solusi untuk pengendalian lingkungan adalah dengan meningkatkan kesadaran
manusia sebagai komando dalam menjaga kelestarian lingkungan sehingga tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan. Adapun contoh konkret manusia dalam upaya
pengendalian lingkungan agar tidak terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan
adalah dengan membuang sampah pada tempatnya, menanggulangi limbah industri,
penghijauan dan penanaman pohon, serta melakukan edukasi dan promosi terkait
lingkungan hidup.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Lingkungan hidup merupakan segala hal yang terletak di sekitar makhluk hidup,
utamanya dalam hal ini adalah manusia yang memiliki hubungan timbal-balik. Manusia
dan lingkungan hidup mempunyai hubungan yang sangat erat. Oleh karenanya,
kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Sesuai pasal 1 ayat 1
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup terjelaskan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang
dengan benda, keadaan, daya, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
Pengendalian lingkungan memiliki 5 prinsip, yaitu; isolasi, subtitusi, shielding,
treatment, dan prevention. Pentingnya pengendalian dan pengawasan lingkungan bagi
manusia adalah untuk tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara
manusia dan lingkungan hidup sehingga manusia dapat hidup dengan aman dan tenteram
berdampingan dengan lingkungan hidup tempatnya tinggal.

B. SARAN
Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan pembaca dapat mengetahui dan
memahami upaya pelestarian lingkungan serta dapat memberikan kritik dan sarannya
agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat
penulis sampaikan semoga dapat membawa manfaat  bagi semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Ardyansyah Saputra Basri. Efendi. 2012. The Implementation Of Environmental


Management Principle In The Act Of Natural Resources (The Study On Legal
Development Of Politics Perspective). Kanun Jurnal Ilmu Hukum. No. 58,
Hal.345-359.

Trimuliati Nani. Talaiekhozani, A. dkk. 2016. An overview of principles of odor


production, emission, and control methods in wastewater collection and
treatment systems. Journal of Environmental Management, 170, 186–206.
doi:10.1016/j.jenvman.2016.01.021.

Fajriah Amanda Rahim. Hartono, Aris. Pitayanti, Asrina. 2019. Efektivitas Electic
Lavitrap sebagai Upaya Preventif Pencegahan Demam Berdarah Dengue.
Jurnal Keperawatan. Vol. 12, No. 1, Hal. 16-23.

Aulia Rachmaudina. Syaiful Bahri. dkk. 2019. STRATEGI PENGENDALIAN


TERHADAP POLUSI AIR SUNGAI DI SUB-DAS RIAM KIWA
KABUPATEN BANJAR EnviroScienteae 15 (2), 291-295.

Jesicha Vinola. Arif Ahmed & Md. Jahid Mustofa, 2016. Role Of Soft Law In
Enviromental Protection: An Overview. Jurnal. Hal. 1-18

Aqilah Bilbina. MD, Jaehoon ko. dkk, 2019. Effects of environmental disinfection on the
isolation of vancomycin-resistant Enterococcus after a hospital-associated
outbreak of Middle East respiratory syndrome. American Journal of Infection
Control: 1518-1518

Sitti Nailah Rustam. Tri Bawono, Bambang. Mashdurohatun, Anis. 2011. Penegakan
Hukum Pidana di Bidang Illegal Loging bagi Kelestarian Lingkungan Hidup
dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Hukum Vol XXVI. No. 2.

Ishak, Hasanuddin. 2020. Prinsip Pengendalian Lingkungan. Bahan Ajar Kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai