Anda di halaman 1dari 4

Pembaharuan Sel

Setelah mencapai dewasa, sel dapar dibagi ke dalam tiga populasi yaitu:

 Sel labil mempunyai kemampuan yang baik untuk regenerasi. Contohnya yaitu sel epitel
permukaan tubuh.
 Sel stabil membelah dengan kecepatan rendah/lambat dalam kondisi fisiologis, tetapi tetap
mempunyai kemampuan membelah apabila diperlukan. Contohnya yaitu hepatosit dan sel
tubulus ginjal.
 Sel permanen. Sel saraf dan sel otot serat lintang dianggap permanen karena tidak mempunyai
kemampuan untuk membelah.

Sel Induk (sel tunas)


Sel hilang melalui cedera atau secara normal dan digantikan dari kumpulan sel tunas yang ada
dalam kelompok sel labil atau stabil. Kemampuan jaringan bergenerasi tergantung pada utuhnya
populasi sel tunas. Sel tunas rentan terhadap radiasi.

Penggantian Sempurna
Kehilangan sebagian populali sel labil dapat secara sempurna diperbaiki, misalnya akibat abrasi ringan
pada kulit.

Lapisan fibrin melindungi epidermis pada saat tumbuh menutupi bagian yang rusak. Krusta kemudain
akan mengelupas dan kulit membaik menjadi normal kembali.
Sel mengalami proliferasi dan menyebar dalam bentuk lembaran tipis sampai seluruh defek tertutup.
Ketika lembaran-lembaran menyatu, rangsangan untuk berproliferasi dihentikan. Bila hal ini terjadi,
epidermis dibangun kembali dari dasar, ke atas sampai tidak dapat dibedakan dengan yang normal.

Organisasi
Organisasi merupakan proses diperbaikinya jaringan tertentu dengan pembentukan jaringan ikat
fibriovaskuler. Organisasi sering terjadi pada pneumonia, radang alveolus paru dimana eksudat radang
mengisi alveolus. Organisasi juga terjadi akibat berkurangnya pasokan darah pada suatu jaringan.
Jaringan Granulasi
Sewaktu nengalami kerusakan dan tidak dapat direkonstruksi, jaringan tertentu akan diikuti
suatu respons stereotipik yang disebut sebagai perbaikan. Sel endotel kapiler berproliferasi dan
tumbuh ke dalam daerah yang akan diperbaiki, dimulai dari tunas yang padat yang kemudian
segera terbuka menjadi saluran vaskuler. Pembuluh vaskuler ini tersusun sebagai lengkung-
lengkung yang masuk ke dalam daerah yang mengalami kerusakan. Pada waktu yang
bersamaan, fibroblast akan terangsang untuk membelah diri dan menghasilkan kolagen.
Fibroblast akan memerlukan serabut-serabut otot dan perlekatan pada stroma serta sel
didekatnya. Sel yang mengalami perubahan ini disebut sebagai miofibroblast dan
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sesuai dengan fibroblast dan sel otot polos.

Pengerutan luka dan pembentukan jaringan parut


Cacat pada jaringan dapat berkurang 80%, sebrgai akibat pengerutan miofibroblast dalam
jaringan granulasi. Sel ini saling melekat satu dengan yang lain, serta pada bahan dasar di
sekitarnya, sehingga secara keseluruhannya jaringan granulasi mengerut dan bersarma-sama
menarik jaringsn sekitarnya. Pada saat yang bersamaan diproduksi kolagen sehingga terbentuk
jaringan parut pada jaringan yang rusak itu.
Apabila jaringan yang rusak tersebut mengelilingi lemen usus, pengerutan yang terjadi dapat
berlanjut dan menyebabkan obstruksi usus akibat striktura.

Akibat Cedera Pada Berbagai Jaringan


 Kulit

Karena sedikit atau sama sekali tidak terjadi kehilangan jaringan , sisi-sisi luka yang berhadapan
dihubungkan oleh lapisan tipis fibrin, yang akhirnya akan digantikan oleh kolagen yang ditutupi
oleh epidermis permukaan.

- Luka iris: penyembuhan per primam


Suatu irisan, misalnya yang dibuat dengan pisau bedah hanya menimbulkan kerusakan kecil
pada jaringan di kedua sisi irisan. Apabila kedua sisi irisan ini dapat disatukan kembali
dengan cermat, penyembuhan dapat terjadi dengan kelambatan atau kesulitan yang
minimal.
- Kerusakan jaringan: penyembuhan per sekundam
Apabila terjadi kerusakan jaringan atau karena keadaan apa pun sehingga tepi luka
berjauhan, meksnisme lain diperlukan untuk perbaikannya. Misahya, bila terdapat
perdarahan lokal, tepi luka akan berjauhan dan menghalangi proses perbaikan per primam.
Infeksi juga mempunyai pengaruh yang sama disertai konsekuensi yang tertentu.
- Nodul keloid
Cedera pada kulit kadang-kadang akan diikuti dengan proliferasi fibroblast dan
pembentukan kolagen yang berlebihan. Fenomena ini ditentukan secara genetik dan banyak
ditemukan pada ras negro. Massa dengan penampang beberapa sentimeter dapat timbul
setelah operasi atau cedera, terutama luka bakar.

 Traktus Gastrolntestinal
Akibat yang ditimbulkan dari cedera usus tergantung pada kedalamannya.
- Erosi mukosa
Erosi adalah hilangnya sebagian dari ketebalan mukosa. Sel-sel epilel yang hidup/viabel,
yang berada pada tepi luka, dengan cepat akan mengadakan proliferasi untuk mengadakan
regenerasi mukosa yang rusak tersebut.
- Ulserasi mukosa
Ulserasi adalah hilangnya seluruh tebal mukosa, dan sering defek terjadi lebih dalam lagi
menembus lapisan muskularis propria.

 Tulang
Penyembuhan fraktur
Mekanisme seluler yang terlibat pada penyembuhan fraktur sangat berkaitan dengan proses
penyembuhan jaringan yang lain.

Hematom pada tempat fraktur, memberi kerangka untuk penyembuhan yang kemudian
diganti oleh kalus, selanjutnya diganti oleh tulang lamellar, yang kemudian mengalami
remodeling untuk memperbaiki pola trabekuler yang normal dari tulang.
Berbagai faktor dapat menghambat atau bahkan menghentikan penyembuhan tulang, yaitu:
- pergerakan
- jaringan lunak yang ada di antara kedua ujung tulang
- ketidaklurusan letak tulang
- infeksi
- penyakit tulang yang sudah ada sebelumnya.
-
 Hati
Sel hepatosit mempunyai kemampuan regenerasi yang sangat baik, walaupun mereka
merupakan sel stabil dan hembelah dengan lambat. Tetapi arsitekur hati tidak dapat dibentuk
kembali dengan memuaskan apabila mengalami kerusakan yang berat. Akibatnya, kondisi-
kondisi yang mengakibatkan kerusakan hepatosit ringan akan sembuh sempuma, sedangkan
kerusakan berat yang mengenai hepatosit dan arsitektur hati tidak sembuh secara sempurna.

 Ginjal
Ginjal mirip dengan hati apabila mengalami cedera, karena memiliki sel epitel yang dapat
bergenerasi, tetapi arsitekturnya tidak dapat diperbaiki. Kerusakan epitel tubulus akibat iskemia
atau terkena toksin dapai menimbulkan gagal ginjal klinis.

 Otot
Serabut-serabut otot jantung dan otot polos merupakan kelompok sel permanen. Otot polos
vaskuler berbeda dalam kemampunnya, dimana dapat dibentuk pembuluh darah baru. Hal ini
berarti bahwa kerusakan otot akan diganti dengan jaringan parut.

 Jaringan saraf
Kerusakan saraf tepi akan mengenai akson dan jaringan penyangganya seperti sel Schwann.
Apabila saraf ini putus, bagian proksimal akson akan mengaIami degenerasi sejauh satu sampai
dua nodus. Bagian distal akan mengalami degenerasi Wallerian, yang diikuti dengan proliferasi
sel Schwann untuk mengantisipasi penumbuhan kembali akson. Apabila letak kedua ujung itu
baik dan tepat, akson dapat tumbuh kembali sesuai dengan jalur sebelumnya (yang sekarang
telah dipenuhi oleh sel Schwann yang berproliferasi), penyembuhan fungsi secara penuh jarang
terjadi. Bila letak kedua ujung tersebut tidak baik atau saraf terputus, ujung akson yang terputus
itu tetap berproliferasi secara tidak teratur sehingga menghasilkan massa akson dan stroma
yang tidak teratur, yang disebut neuroma amputasi.

Faktor yang mempengaruhi penyembuhan:


 umur, baik terlalu tua maupun terlalu muda
 gangguan nutrisi
 ganggun neoplasia
 sindroma cushing dan pengobatan steroid
 diabetes melitus dan imunosupresi
 gangguan vaskuler
 denervasi

Anda mungkin juga menyukai