Anda di halaman 1dari 2

Resume Pertemuan 14

Sistem Surveilans Covid-19 dalam Situasi New-Normal

Nama :Zefi Peryanto

Kelas : Kesmas b

Nim : K011191246

Perjanan Covid-19 di Indonesia

Pada awal kemunculan covid-19, presiden RI berperang melawan virus korona kemudia
berdamai, menyerah dan kemudian melakukan tindakan new normal. Dalam pelaksanaan PSBB,
banyak masyarakat yang berpendapat bahwa “jangan jangan kita merupakan kelinci percobaan
dalam eksperimen yang namanya pembatasn social berskala besar dan new normal kedepan.

Epidemologi covid-19

• Bagaimana spektrum keparahan penyakit ini?


• Bagaimana penularan virus ini?
• Siapa yang terinfeksi?
• Apa yang menjadi faktor risiko kematian dan yang memperoleh gejala berat?
• bagaimana kita dapat mengidentifikasi pada kelompok yang paling mungkin
berdampak sehingga kita dapat memfokuskan upaya pencegahan dan perawatan pada
kelompok ini?

Adapun pertanyaan dan masalah yang dihadapi, yaitu virus ini sebenarnya adalah virus jenis baru
meskipun sudah lama. Adapun alat deteksi seperti pcr dan rapid test dipertanyakan mengapa
PDP hasilnya banyak yang negatif, ditambah ODPnya, kebijakan pusat dan daerah mengenai
covid-19 serta banyaknya konspirasi yang bermunculan.

Surveilans Covid-19 dan New Normal

Tujuan surveilans covid-19 adalah untuk membatasi penyebaran penyakit, memungkinkan


pemerintah untuk mengelola risiko covid-19, dan dengan demikian memungkinkan kegiatan
ekonomi dan sosial dapat berjalan dan dilanjutkan.
Strategi yang dapat dilakukan

• Totalitarian Surveillance: perlu pendanaan yang mumpuni dan tenaga terlatih


• Citizen Empowerment: Solidaritas dan kerjasama masyarakat/lawan sangat
dibutuhkan dengan pengetahuan yang mumpuni.
• Kita juga butuh epidemic intelligence: Bagaimana kita mengidentifikasi,
memverifikasi, memberikan penilaian, serta investigasi sehingga tindakan
pengendalian kesehatan masyarakat yang cepat dapat direkomendasikan.

Apakah benar di Wuhan terjadi lonjakan kasus pada Februari? Ternyata dilihat dari satelit, data
data rumah sakit ramai pada bulan Oktober 2019 diikuti gejala batuk dan diaere pada saat itu.

Dalam penilaian dan evaluasi, upaya perilaku pencegahan dapat dilakukan dengan peningkatan
kesadaran dan pengetahuan masyarakat, jaga jarak fisik dan sosial, menggunakan alat pelindung
perti masker maupun APD pada petugas, menjaga hygiene perorangan serta pembatasan
perjalanan.

Kesimpulan dan Rekomendasi

• Kerjasama dan solidaritas masyarakat dan pemerintah


• Transparansi informasi
• kesiapan sistem surveilans merupakan salah satu indikator kunci dalam pengendalian
risiko dan dampak covid-19
• kemampuan dan ketajaman analisis sangat dibutuhkan dalam memberikan informasi
yang akurat
• Epidemic intelligence sangat diperlukan kedepan untuk mempertajam analisis dan
melawan dan membuktikan apakah ilmiah atau konspirasi.

Anda mungkin juga menyukai