Anda di halaman 1dari 3

Jenis-Jenis Mobilitas Sosial

a. Mobilitas Sosial Vertikal


Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat, baik pindah ke
tingkat yang lebih tinggi (social climbing) maupun turun ke tingkat lebih rendah
(social sinking).
Setiap orang di masyarakat tidak selamanya memiliki kedudukan yang tetap, tetapi
selalu mengalami perubahan. Begitu pula halnya dengan seorang karyawan yang
tidak ingin selamanya menempati kedudukan sama, Ia akan berusaha untuk naik ke
kedudukan yang lebih tinggi. Jabatan yang dipegang oleh seseorang tidak dapat
dilepaskan dari kedudukan sosialnya, karena jabatan dapat melambangkan kedudukan
sosial. Akan tetapi, jabatan tidak dapat dipegang selamanya karena jabatan suatu saat
akan diserahkan kepada orang lain. Orang yang menempati jabatan sebelumnya dapat
saja naik untuk menempati jabatan yang lebih tinggi atau selesai bekerja karena
pensiun sehingga tidak mempunyai jabatan lagi dan kedudukan sosialnya menurun.
Hal tersebut dinamakan gerak naik turun atau mobilitas sosial vertikal.
Seseorang yang sudah lama bekerja di suatu kantor atau perusahaan, akan berusaha
mendapatkan kenaikan gaji. Dengan adanya kenaikan gaji tidak berarti naiknya
kedudukan ke tingkat yang lebih tinggi karena yang bersangkutan tetap menempati
jabatan semula. Akan tetapi, apabila yang bersangkutan hanya pegawai biasa atau
juru ketik karena prestasi kerja, maka dinaikkan kedudukannya menjadi kepala
bagian. Perpindahan kedudukan dari lapisan yang lebih rendah ke lapisan yang lebih
tinggi tersebut dinamakan promosi. Contoh lain dari promosi atau mobilitas naik
seperti berikut.
a. Seorang guru, karena prestasi dan pangkat yang telah mencukupi, mendapat
promosi jabatan untuk menjadi kepala sekolah.
b. Seorang bupati yang mendapat banyak dukungan dari masyarakat dan dewan,
kemudian terpilih menjadi gubernur.
Mobilitas sosial vertikal dibedakan menjadi 2 yaitu :
- Mobilitas sosial vertikal naik = social climbing mobility = upward mobility
Mobilitas sosial vertikal naik terjadi apabila seseorang mengalami peningkatan
kedudukan menuju tingkatan yang lebih tinggi.
- Mobilitas sosial vertikal turun = social sinking
Mobilitas sosial vertikal naik terjadi apabila seseorang mengalami penurunan
kedudukan

b. Mobilitas Sosial Horizontal


Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan individu atau obyek dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang sederajad.
Mobilitas sosial horizontal terjadi apabila terdapat perubahan kedudukan pada strata
yang sama. Perubahan kedudukan terjadi pada orang yang sama disebut mobilitas
sosial horizontal intragenerasi. Kedudukan seseorang dapat berubah naik atau turun
pada lapisan atau strata yang sama, tanpa mengubah kedudukan yang bersangkutan.
Akan tetapi, peran yang dipegang seseorang dapat berubah. Jika dihubungkan dengan
gaji atau imbalan yang didapat oleh seseorang, perubahan kedudukan secara
horizontal tidak memengaruhi tingkat imbalan orang yang bersangkutan. Misalnya
sebagai berikut.
a. Seseorang bekerja di perusahaan sebagai sekretaris, pada suatu saat dipindahkan
menjadi bendahara. Orang yang bersangkutan tetap memperoleh gaji yang sama.
b. Seseorang diberi tugas oleh presiden untuk menjadi menteri pertanian pada suatu
cabinet selama lima tahun. Pada pergantian kabinet berikutnya, yang bersangkutan
diserahi tugas sebagai menteri perindustrian.
c. Seorang guru di sebuah SMA di kota A pindah ke SMA di kota B. Guru tersebut
tidak mengalami perubahan kedudukan dan peran, tetapi hanya berpindah tempat
kerja.
Pergeseran-pergeseran tersebut tidak menurunkan atau menaikkan posisi yang
bersangkutan, tetapi bukan berarti tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan
tugasnya. Kesulitan yang muncul umumnya terjadi pada saat penyesuaian diri
(adaptasi). Adakalanya yang bersangkutan harus mempelajari dan melatih
keterampilan yang baru. Begitu pula penyesuaian terhadap kelompok yang
didatangi, harus dimulai dengan mengenal dan menerima kembali sifat-sifat dan
perilaku rekan sekerjanya agar dapat bekerja sama untuk meningkatkan prestasi
kerja di kelompoknya. Eratnya hubungan sosial dan kerja sama yang telah terbina
di kelompok yang ditinggalkan, dijalin kembali di kelompok yang baru.
Mobilitas sosial horizontal antargenerasi (intergenerasi) terjadi apabila anak dan
orangtuanya berbeda pekerjaan, tetapi memiliki kedudukan sosial yang sama.
Misalnya:
a. Orang tua mempunyai kedudukan sebagai petani kaya dan digolongkan sebagai
kelas menengah di masyarakat, tetapi anaknya tidak menginginkan untuk mengikuti
jejak orangtuanya. Anak petani lebih memilih menjadi seorang pedagang yang
berhasil dan kaya sehingga keduanya sama-sama berada pada tingkat sosial kelas
menengah.
b. Seorang ayah mempunyai kedudukan pegawai negeri dan berperan sebagai guru di
sebuah SMA di kota X, anaknya menjadi pegawai negeri di kantor pemerintah.
Keduanya memiliki kedudukan yang sama, tetapi memiliki peran yang berlainan.
Mobilitas horizontal antargenerasi ini terjadi apabila orangtua dan anaknya
mempunyai kedudukan yang sama, tetapi peran berbeda. Dengan kata lain bahwa
suatu generasi (orangtua) tidak menurunkan segalanya kepada generasi berikutnya
(anak).

Bitar. 2019. Pengertian Mobilitas Sosial, Status, Bentuk, Jenis, Faktor Pendorong dan Arah
Saluran.

https://www.gurupendidikan.co.id/mobilitas-sosial/ (diakses pada tanggal 23 April 2020)

Siswapedia. 2013. Jenis-jenis Mobilitas Sosial.

https://www.siswapedia.com/jenis-jenis-mobilitas-sosial/ (diakses pada tanggal 23 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai