Anda di halaman 1dari 16

PENYEBAB, MOTIVASI DAN

CIRI PERILAKU KORUPTIF


OLEH : Lia Rosmalia, S.T., M.Kom
DEFINISI DAN JENIS KORUPSI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi


adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang
negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan
sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang
lain.

Menurut hukum di Indonesia korupsi adalah


perbuatan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri/orang lain, baik perorangan
maupun korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara/perekonomian negara.
CIRI-CIRI KORUPTIF

▪ Melibatkan lebih dari satu orang.


Setiap perbuatan korupsi tidak mungkin dilakukan sendiri, pasti melibatkan
lebih dari satu orang. Bahkan, pada perkembangannya acapkali dilakukan
secara bersama- sama untuk menyulitkan pengusutan.
▪ Serba kerahasiaan.
Meski dilakukan bersama-sama, korupsi dilakukan dalam koridor
kerahasiaan yang sangat ketat. Masing-masing pihak yang terlibat akan
berusaha semaksimal mungkin menutupi apa yang telah dilakukan.
▪ Melibat elemen perizinan dan keuntungan timbal balik.
Yang dimaksud elemen perizinan adalah bidang strategis yang dikuasai oleh
negara menyangkut pengembangan usaha tertentu. Misalnya izin
mendirikan bangunan, izin perusahaan,dan lain-lain.
▪ Selalu berusaha menyembunyikan perbuatan/maksud tertentu dibalik
kebenaran.
▪ Setiap tindak korupsi adalah pengkhianatan
kepercayaan.
Ketika seseorang berjuang meraih kedudukan
▪ Koruptor menginginkan keputusan-
tertentu, dia pasti berjanji akan melakukan hal
keputusan yang tegas dan memiliki
yang terbaik untuk kepentingan semua pihak.
pengaruh.
Tetapi setelah mendapat kepercayaanm
Senantiasa berusaha mempengaruhi
kedudukan tidak pernah melakukan apa yang
pengambil kebijakan agar berpihak
telah dijanjikannya.
padanya. Mengutamakan kepentingannya
dan melindungi segala apa yang
▪ Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda
menyangkut dirinya
yang kontradiktif dari koruptor sendiri. Sikap
dermawan dari koruptor yang acap
▪ Tindakan korupsi mengundang penipuan
ditampilkan di hadapan publik adalah bentuk
yang dilakukan oleh badan hukum publik
fungsi ganda yang kontradiktif.
dan masyarakat umum.
Di satu pihak sang koruptor menunjukkan
Badan hukum yang dimaksud suatu
perilaku menyembunyikan tujuan untuk
lembaga yang bergerak dalam pelayanan
menyeret semua pihak untuk ikut
publik atau penyedia barang dan jasa
bertanggung jawab, di pihak lain dia
kepentingan
menggunakan perilaku tadi untuk
meningkatkan posisi tawarannya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001. Ada 30 delik tindak pidana korupsi yang dikategorikan
menjadi 7 jenis. Jenis-jenis korupsi di antaranya adalah:

• Kerugian Keuangan Negara


Jenis perbuatan yang merugikan negara ini
terbagi menjadi dua bagian, yaitu mencari
keuntungan dengan cara melawan hukum dan
merugikan negara serta menyalahgunakan
jabatan untuk mencari keuntungan dan
merugikan negara.
• Suap-Menyuap
Suap-menyuap merupakan tindakan pemberian
uang atau menerima uang atau hadiah yang
dilakukan oleh pejabat pemerintah untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajibannya sebagimana
perbedaan hukum formil dn materiil.

• Penggelapan dalam Jabatan


Penyalahgunaan jabatan, yakni tindakan seorang
pejabat pemerintah dengan kekuasaaan yang
dimilikinya melakukan penggelapan laporan
keuangan, menghilangkan barang bukti atau
membiarkan orang lain menghancurkan barang bukti
yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri
dengan jalan merugikan negara.
• Pemerasan
Pemerasan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pegawai
negeri atau penyelenggara negara untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau dengan
menyalahgunakan kekuasaaannya dengan memaksa seseorang
memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya
sendiri.

• Perbuatan Curang
Perbuatan curang yang dimaksud dalam jenis korupsi ini
biasanya dilakukan oleh pemborong, pengawas proyek, rekanan
TNI/Polri, pengawas rekanan TNI/Polri, yang melakukan
kecurangan dalam pengadaan atau pemberian barang yang
mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau terhadap keuangan
negara atau yang dapat membahayakan keselamatan negara
pada saat perang.
• Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menghadirkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh suatu
instansi atau perusahaan. Orang atau badan yang ditunjuk
untuk pengadaan barang atau jasa ini dipilih setelah melalui
proses seleksi yang disebut dengan tender.

Jika ada instansi yang bertindak sebagai penyeleksi


sekaligus sebagai peserta tender maka itu dapat
dikategorikan sebagai korupsi.

• Gratifikasi
Gratifikasi merupakan pemberian hadiah yang diterima oleh pegawai
Negeri atau Penyelenggara Negara dan tidak dilaporkan kepada KPK
dalam jangka waktu 30 hari sejak diterimanya gratifikasi. Gratifikasi dapat
berupa uang, barang, diskon, pinjaman tanpa bunga, tiket pesawat,
liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-fasilitas lainnya.
TEORI PENYEBAB KORUPSI

Berikut teori penyebab korupsi dirangkum dari Pusat


Edukasi Antikorupsi KPK :

• Menurut Robert Kitgaard


Teori CDMA :
Corruption = Directionary + Monopolu - Accountability
Korupsi terjadi karena adanya faktor kekuasaan dan
monopoli yang tidak dibarengi dengan akuntabilitas.

• Teori Means-Ends Scheme - Robert Merton


Teori ini menyatakan bahwa korupsi merupakan suatu
perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan sosial
sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma.
• Teori Solidaritas Sosial
Teori ini dikembangkan oleh Emile Durkehim (1858-1917).
Teori ini memandang bahwa watak manusia sebenarnya
bersifat pasif dan dikendalikan oleh masyarakatnya.

• Menurut Jack Bologne

Teori GONE: Greed + Opportunity + Need + Expose

Faktor-faktor penyebab korupsi adalah keserakahan (greed),


kesempatan (Opportunity), kebutuhan (Needs), dan
pengungkapan (Expose). Keserakahan berpotensi dimiliki
setiap orang dan berkaitan dengan individu pelaku korupsi.
Organisasi, instansi, atau masyarakat luas dalam keadaan
tertentu membuka faktor kesempatan melakukan
kecurangan.
Faktor kebutuhan erat dengan individu untuk menunjang kehidupan yang wajar. Sementara faktor
pengungkapan berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan
apabila pelaku ditemukan melakukan kecurangan.

• Menurut Donald R Cressey (Fraud Triangle Theory)


Tiga faktor yang berpengaruh terhadap fraud (kecurangan)
adalah kesempatan, motivasi, dan rasionalisasi. Ketiga faktor
tersebut memiliki derajat yang sama besar untuk saling
memengaruhi.

• Teori model cost-benefit


Menurut teori ini, korupsi terjadi jika manfaat korupsi yang
didapat/dirasakan lebih besar dari biaya/risikonya (nilai
manfaat bersih korupsi)
• Teori willingness and Opportunity to Corrupt
Korupsi terjadi jika terdapat kesempatan/peluang
(kelemahan sistem, pengawasan kurang, dan
sebagainya) dan niat/keinginan (didorong karena
kebutuhan dan keserakahan).

• Teori motivasi pelaku


Menurut Abdullah Hehamauha dalam makalah semiloka "Wajah
Pemberantasan Korupsi di Indonesia Hari Ini," korupsi dapa
dibedakan menjadi lima. Ini meliputi korupsi karena kebutuhan,
korupsi karena ada peluang, korupsi karena ingin memperkaya
diri sendiri, korupsi karena ingin menjatuhkan pemerintah, dan
korupsi karena ingin menguasai suatu negara.
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

Menurut Pusat Edukasi Antikorupsi dari KPK, faktor penyebab


korupsi dibagi menjadi dua, faktor internal dan eksternal. Berikut
penjelasan mengenai dua faktor penyebab korupsi:

Ilustrasi Korupsi (Freepik/Wirestock)


▪ Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi. Faktor ini terdiri dua
aspek perilaku, yaitu individu dan sosial. Aspek perilaku individu meliputi sifat tamak atau rakus manusia,
moral yang kurang kuat, san gaya hidup konsumtif.

Sementara aspek sosial dapat terjadi karena dorongan perilaku keluarga. Kaum behavioris mengatakan bahwa
lingkungan keluarga lah yang secara kuat memberi dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat
baik seseorang yang sudah menjadi sifat pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah memberi dorongan dan
bukan memberi hukuman pada orang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.
• Faktor Eksnternal
Faktor Eksnternal merupakan faktor penyebab korupsi
yang datang dari sebab-sebab luar. Ini meliputi beberapa
aspek, yaitu:

Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi


Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya
korupsi di antaranya adalah :
❖ Masyarakat kurang menyadari bahwa korban
utama korupsi adalah masyarakat sendiri.
❖ Masyarakat kurang menyadari bila dirinya
terlibat korupsi.
❖ Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi
akan bisa dicegah dan diberantas bila mereka
ikut aktif dalam agenda pencegahan dan
pemberantasan.
• Aspek ekonomi
Aspek ekonomi yang menjadi faktor penyebab korupsi
adalah pendapatan yang tidak mencukupi.
• Aspek politis
Aspek politis yang menjadi faktor penyebab korupsi seperti
kepentingan politis, meraih dan mempertahakan
kekuasaan.

• Aspek ekonomi
Aspek ekonomi yang menjadi faktor penyebab korupsi
adalah pendapatan yang tidak mencukupi.
• Aspek politis
Aspek politis yang menjadi faktor penyebab korupsi
seperti kepentingan politis, meraih dan
mempertahakan kekuasaan.
THANK YOU
liarosmalia@darmajaya.ac.id

Anda mungkin juga menyukai