Anda di halaman 1dari 40

Budaya Masyarakat Lahan Kering Kepulauan Nusa Tenggara Timur.

1. Pengertian Budaya, Kebudayaan dan


Lahan Kering.
2. Kaitan Kondisi Fisik Geografis dengan
budaya lahan kering.
3. Budaya lahan kering kaitannya dengan ke-
percayaan, pola pemukiman dan sistem
mata pencaharian
Pengertian
• Kata budaya berasal dari bahasa sansekerta buddhayah
yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi dan
daya.
• Buddhi memiliki arti budi atau akal atau akal pikiran.
Sedangkan “daya” mempunyai arti usaha atau ikhtiar.
Dalam bahasa Inggris, budaya dikenal dengan istilah
“culture” atau budaya, yang sebenarnya berasal dari
kata latin “colere”, artinya mengolah atau mengerjakan
tanah (bertani). Melville J. Herkovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi, yang disebut superorganik.
Pengertian Budaya
• Budaya: suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
• Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni, Bahasa.
• Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.
budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Pengertian kebudayaan menurut ahli

Menurut Koentjaraningrat
• Kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri dengan cara belajar.
Menurut Selo Sumarjan dan Soeleman Soemardi
• Kebudayaan sebagai “semua hasil karya, rasa
dan cipta masyarakat”.
Pengertian Kebudayaan
• Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi, diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.
• Sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
• Kebudayaan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
• Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat
Perwujudan kebudayaan
Wujud budaya suatu bangsa
• Wujud abstrak, berupa “Sistem Gagasan”. Budaya dalam bentuk
ini bersifat abstrak, artinya tidak dapat diraba karena ada dalam
pikiran tiap anggota masyarakat penganut budaya yang
bersangkutan.
• Bentuk tindakan. Budaya dalam bentuk tindakan bersifat
kongkret yang dapat dilihat. Contoh: cara petani mengolah lahan
ladang dan sawah, cara memelihara ikan, cara menangkap ikan,
dll.
• Bentuk hasil karya. Budaya dalam bentuk hasil karya bersifat
kongkret sehingga bisa dilihat dan diraba. Contoh: pengrajin
tenun ikat menghasilkan kain dengan berbagai motif (flora, fauna
dan manusia), berbagai peralatan seperi peralatan dapur dan
peralatan untuk bertani, beternak, berburu, menangkap ikan, dll.
Pemenuhan kebutuhan dasar utama
• Pemenuhan kebutuhan dasar bilologis meliputi
sandang, pangan, papan, reproduksi, kesehatan, dan
mempertahankan diri.
• Pemenuhan kebutuhan sosial meliputi kebutuhan
akan hidup bersama untuk mencapai tujuan bersama
dan individu, pembentukan komunitas, dan
kelompok sosial serta berbagai keteraturan sosial.
• Pemenuhan kebutuhan integratif atau kejiwaan
meliputi kebutuhan akan etika dan moral, rasa
keindahan dan sebagainya.
Wujud budaya suatu bangsa, juga dapat berupa:

• Cara berbahasa.
• Cara berpakaian.
• Peralatan hidup.
Sebagai suatu sistem pengetahuan, pola dan corak suatu
kebudayaan ditentukan oleh:
• Keadaan lingkungan, dan
• Kebutuhan dasar utama dari para pendukung
kebudayaan tersebut.
• Dengan demikian, setiap masyarakat akan memiliki
kebudayaannya sendiri-sendiri sesuai dengan kondisi
lingkungan hidup sebagai tempat mereka bermukim
dan bertempat tinggal untuk memenuhi kebutuhan
dasar.
Pembagian musim di dunia
Daerah Iklim Tropis
Indonesia berada pada ..95ʺLS/LU dan
95-141 ʺ BT
• Ciri – ciri :
• Terletak di antara garis lintang 23,5" LU
(Lintang Utara) sampai dengan 23,5" LS
(Lintang Selatan).
• Mengalami dua musim, yaitu musim
kemarau dan musim hujan
• Kondisi suhu relatif panas karena
letaknya berada di sekitar garis ekuator
atau dinamakan garis khatulistiwa.
Daerah Iklim Subtropis

Salah satu negara yang beriklim subtropis adalah Amerika


Serikat.
• Ciri – ciri :
• Letaknya di atas lintang 23,5" LU/LS sampai dengan daerah
yang terletak pada garis 23,5" LU/LS
• Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas ,
musim gugur, dan musim dingin. Keempat musim ini memiliki
karakteristik yang berbeda, mulai suhu, kelembapan, dan
kondisi lingkungan yang lain. Termasuk, pengaruhnya
terhadap kehidupan penduduknya.
Daerah Iklim Sedang
Salah satu daerah yang beriklim sedang yaitu di
daerah Vietnam Utara.
• Ciri – ciri :
• Berada di atas lintang 35" LU/LS sampai 66,5"
LU/LS
• Di daerah yang beriklim sedang, hanya terdapat
dua musim, yaitu musim hujan dan musim panas.
Musim hujan biasanya jatuh pada bulan November
sampai April dan sisanya adalah musim panas.
Daerah Iklim Kutub
Daerah beriklim kutub salah satunya adalah
Greenland.
• Ciri – ciri :
• Di atas lintang 66,5" LU/LS sampai 90" LU/LS.
• Merasakan musim panas yang sejuk dalam
waktu sangat singkat karena sisanya adalah
musim dingin.
• Kondisi tanah di daerah ini selalu tertutupi es
Profil Nusa Tenggara Timur
• Letak geografis: 8-12° LS dan 118-125°
BT.
• Jumlah pulau 1.292 buah
• Pulau bernama: 432 buah
• Pulau berpenghuni: 44 buah
• Iklim: 8 bulan (kering) dan 4 bulan
(hujan).
• Luas wilayah
Daratan : ± 47.349.9 Km
Lautan : ± 200.000 Km
• Wilayah administrasi:
Kabupaten : 20 dan 1 kota.
Kecamatan: 290 buah
Desa/Kel: 2.966 buah
Lahan Kering
• Lahan yang dapat digunakan untuk usaha
pertanian dg menggunakan air secara terbatas
dan biasanya hanya mengharapkan dari curah
hujan.
• Lahan ini memiliki kondisi agro-ekosistem
yang beragam, umumnya berlereng dengan
kondisi kemantapan lahan yang labil (peka
terhadap erosi) terutama bila pengelolaannya
tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah.
Mengapa lahan kering kepulauan?
• Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang
mempunyai lahan kering pada wilayah kepulauan, yaitu bagian
Timur NTB, seluruh wilayah NTT, dan wilayah Selatan Maluku
• Wilayah lahan kering kepulauan Indonesia berada di garis
depan karena berhadapan langsung dengan negara tetangga
Australia dan Timor Leste
Apa itu lahan kering?
• Lahan kering berkaitan dengan zona keringkaian
(aridity zone) yang ditentukan berdasarkan nisbah
(ratio) rerata presipitasi tahunan (P) terhadap
evapotranspirasi potensial tahunan (Epot)
• Presipitasi merupakan seluruh sumber air yang
dapat menyebabkan tanah menjadi lembab,
sedangkan evapotranspirasi potensial tahunan
merupakan jumlah air pelembab tanah yang
hilang dari satu luas lahan tertentu karena
evaporasi dan transpirasi
• Dunia terdiri atas enam zona keringkaian, yaitu
ringkai berlebihan (hyper-arid), ringkai (arid),
semi-ringkai (semi-arid), sub-lembab kering
(dry sub-humid), lembab (humid), dan dingin
(cold)
• Lahan kering mencakup lahan pada zona
ringkai sampai zona sub-lembab kering dengan
kisaran nisbah P/Epot sebesar 0,05–0,65
Pengertian lahan kering menurut ahli
Menurut Djadja Sutedja Karta Mihardja (1990)
• Lahan yang dalam kondisi alami, lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah tubuh
tanahnya
• (sub soil) sepanjang tahun berada di bawah kapasitas lapang.

Menurut Soil Survey Staffs (1998) dalam Haryati (2002)


• hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air selama periode
sebagian besar waktu dalam setahun.

Menurut Utomo (2002)


• Sebagai kawasan lahan yang didayagunakan tanpa penggenangan air baik secara
permanen maupun musiman dengan sumber air berupa hujan atau air irigasi.

Menurut Hidayat dan Mulyani (2002)


• Lahan kering merupakan hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau
digenangi air pada sebagian besar waktu tanam selama setahun atau sepanjang
waktu.
Ciri-ciri lahan kering kepulauan

• Terdiri atas pulau besar dan kecil yang menerima tingkat


kekeringan yang berbeda-beda bergantung pada posisi
geografiknya terhadap angin monsun Barat yang basah dan
angin monsun tenggara yang kering
• Tingkat kekeringan yang tidak merata, di dalam wilayah
yang secara umum berada pada nisban P/Epot 0,05–0,65
terdapat wilayah-wilayah kantong dengan nisban P/Epot
yang lebih rendah (lahan lebih basah)
• Masyarakat melakukan adaptasi menyeluruh dalam
menjalani penghidupan (livelihoods) untuk memungkinkan
mereka bertahan menghadapi berbagai tingkat kekeringan
Perladangan Tebas Bakar dan Peternakan Lepas
adalah Cara Hidup Adaptif Lahan Kering
Lahan kering seharusnya bukan hanya merupakan masalah, apalagi
bencana ...
• Dalam berbagagai wacana, lahan kering ditempatkan sebagai faktor sebagai
masalah, dalam mewujudkan keberhasilan program pembangunan
• Bahkan lahan kering sering disamakan dengan bencana kekeringan, dengan
meminta agar pemerintah pusat menetapkan NTT sebagai provinsi bencana
kekeringan
• NTT yang beriklim semi-ringkai seharusnya lebih tahan dalam menghadapi
bencana kekeringan dibandingkan dengan provinsi lain yang beriklim lebih
basah
... tetapi merupakan potensi

• Berbagai jenis tanaman beradaptasi untuk tumbuh dan berproduksi


optimal pada lahan kering
• Masyarakat NTT telah secara turun temurun terbiasa dengan sistem
budidaya lahan kering (perladangan tebas bakar, peternakan lepas,
perkebunan rakyat)
• Hasil penelitian di 5 kabupaten (2013) menunjukkan:
• Masyarakat berbasis perladangan tebas bakar membudidayakan
tanaman pangan dan mengkonsumsi pangan lebih
beranekaragam dibandingkan dengan masyarakat berbasis
sawah
• Masyarakat berbasis perladangan tebas bakar mengalami
episode rawan pangan akibat kekeringan yang lebih jarang
dibandingkan dengan masyarakat berbasis sawah
Lahan Kering Kepulauan mempunyai masalah,
tetapi sekaligus juga potensi
• Lahan kering kepulauan menghadapi banyak masalah
dalam berbagai bidang, tetapi juga mempunyai
berbagai potensi pengembangan
• Masalah: kekeringan (drought), penyediaan air bersih
dan air irigasi, keberlanlanjutan pertanian (termasuk
peternakan), ketahanan pangan, penyakit zoonosis,
infrastruktur, penyediaan energi, dsb.
• Potensi: pengembangan tanaman dan ternak
unggulan lokal, pariwisata terpadu (agro-ekowisata,
dan wisata budaya, wisata bahari), dsb
Pembagian zona lahan kering
1. Hyper Arid : indek kekeringan (rasio antara curah hujan dan evapotranspirasi
potensial) 0.03, tidak ada vegetasi tanaman kecuali hanya beberapa rumpun
rumput di daerah lembah, penggembalaan ternak berpindah- pindah, hujan
tahunan rendah (di bawah 100 mm/tahun), serta hujan terjadi tidak menentu,
bahkan kadang-kadang tidak terjadi hujan sepanjang tahun.
2. Arid : indek kekeringan 0.03-0.20 yang ditandai dengan adanya peternakan,
kegiatan pertanian dilakukan dengan irigasi tetes dan sprinkler, terdapat
tanaman musiman dan tahunan yang letaknya terpisah-pisah, dan curah hujan
tahunan antara 100 – 300 mm. Negara-negara Timur Tengah pada umumnya.
3. Semi Arid : indek kekeringan 0.2-0.5 yang ditandai dengan adanya kegiatan
pertanian denga mengandalkan air hujan meski produktifitasnya masih
rendah, terdapat kegiatan peternakan komunal, dan curah hujan tahunan 300-
800 mm.Biasanya terdapat di perbatasan daerah tropis dan sub-tropis.
4. Sub Humid: indek kekeringan 0.5-0.75. Daerah sub humid juga dimasukkan ke
dalam area lahan kering, meski sebenarnya memiliki karakter yang dekat
dengan daerah lahan basah. Di Indonesia kawasan timur memiliki karakter
Sub-Humid, yang mana terdapat beberapa kendala untuk budidadaya
pertanian di daerah tersebut.
Karakteristik lahan kering
• Topografi umumnya tidak datar.
• Lapisan olah tanahnya dangkal.
• Memiliki rentang degradasi karena erosi.
• System usaha taninya beragam.
• Usaha pertanian diusahakan secara ekstensif.
• Etnis beragam.
• Terpencil karena infrastruktur buruk.
• Penduduk umumnya relatif miskin.
• Status kepemilikan tanah rumit.
• Intervensi Pemerintah dalam hal penyuluhan dan pelayanan kredit kurang.
• Ketergantungan lahan kering terhadap iklim khususnya hujan sangat besar.
Pengelompokan lahan kering
• Berdasarkan elevasi
• Berdasarkan Topografi
• Berdasarkan Iklim
Berdasarkan elevasi
• Lahan kering dibedakan menjadi: dataran rendah (≤ 700 m
dpl) dan dataran tinggi (>700 m dpl). Dengan luasan
masing-masing sebesar 87.293.700 ha dan 56.651.300 ha.
• Dataran rendah terluas terdapat di Pulau Kalimantan dan
Sumatra yaitu 29.784.600 ha dan 23.122.300 ha,
sedangkan dataran tinggi terluas terdapat di Pulau Papua,
Kalimantan dan Sumatera yaitu berturut-turut 18.474.300
ha, 12.688.400 ha dan 10.172.700 ha.
• Penggunaan lahan yang termasuk dalam kelompok lahan
kering mencakup: lahan tadah hujan, tegalan, lading,
kebun campuran, perkebunan, hutan, semak, padang
rumput, dan padang alang-alang.
Berdasarkan Topografi
Lahan kering dibedakan menjadi empat kelompok yaitu:
- lahan datar berombak dengan lereng 3-8%
- berombak-bergelombang dengan lereng >8-15%
- berbukit dengan lereng >15-30%
- bergunung dengan lereng > 30%
• Di Indonesia, berdasarkan topografi ini, lahan kering
yang dominan adalah wilayah yang bergunung (>
30%) seluas 51.306.000 ha dan berbukit (15-30%)
seluas 36.871.000 ha.
Berdasarkan iklim
• Lahan kering di Indonesia dibedakan menjadi lahan
kering beriklim kering dan beriklim basah.
• Iklim basah umumnya mempunyai curah hujan tinggi (>
1500 mm/tahun) dan masa hujan relatif panjang, dengan
masa curah hujan yang berlangsung lama 7-9 bulan.
• Sedangkan beriklim kering, dengan curah hujan relatif
rendah (< 1500 mm/tahun) dengan masa curah hujan
yang pendek 3-5 bulan (Irianto et al, 1998).
• Daerah dengan curah hujan relatif rendah pada
umumnya merupakan daerah yang secara klimatologis
termasuk daerah Arid dan Semi Arid.
• Daerah NTT sebenarnya secara keseluruhan tidak persis
termasuk daerah Semi Arid, karena terdapat daerah-
daerah yang memiliki CH bulanan relatif tinggi.
• Secara klimatologis menurut klasifikasi Schmidt dan
Ferguson, sekitar 60 % daratan di NTT bertipe iklim E, 30 %
nya F dan 10 %nya dengan tipe iklim B dan D.
• Sedangkan menurut klasifikasi Oldeman, 62,6 % dari total
wilayah NTT memiliki 7-9 bulan kering (Tipe D 4 dan E3).
Itulah sebabnya, Soegiri (1972 dalam Widyatmika, 1987)
berpendapat bahwa NTT termasuk wilayah beriklim kering
(Arid) atau semi kering (Semi Arid) dan vegetasinya
cenderung didominasi oleh savana dan stepa.
Berdasarkan Iklim
Daerah tropik dapat dibagi menjadi 4 (empat) zone agroklimat
yaitu: (menurut Throll (1966 dalam Ruthenberg, 1980) salah satu
unsur Curah Hujan (CH) yang dipakai untuk klasifikasi agroklimat di
daerah tropik adalah CH bulanan, dimana CH bulanan > dari 200
mm/bulan disebut Bulan Basah.
• Daerah beriklim sangat lembab, dengan bulan basah > 9 bulan.
• Daerah beriklim sangat lembab, dengan bulan basah > 7 – 9
bulan
• Daerah beriklim sangat lembab, dengan bulan basah > 4,5 - 7
bulan
• Daerah beriklim setengah kering, dengan bulan basah > 2 – 4,5
bulan.
• Daerah beriklim kering, dengan bulan basah < 2 b
Tugas kelompok
1. Berdasarkan data CH bulanan untuk Kabupaten Manggarai
dan Kabupaten Sumba Timur selama 5 (lima) tahun di bawah
ini, tentukanlah tipe Iklim (Zone Agroklimat dan Zone Sub
Agroklimat) dari kedua wilayah kabupaten tersebut:
a. Menurut Throll.
b. Menurut Oldeman dkk.
2. Sebutkan beberapa jenis hasil tanaman, peternakan,
perikanan yang dapat dikembangkan di NTT berdasarkan jenis
iklim yang ada di NTT serta jelaskan kandungan gizi dan
manfaatnya bagi kesehatan ?
TUGAS INDIVIDU
• Lakukan inventarisasi wujud kebudayaan suku-
suku di NTT yang termasuk:
• Wujud abstrak.
• Bentuk tindakan.
• Bentuk karya.
• Menurut Saudara, dari bentuk tindakan dan
karya tersebut, mana yang memiliki peluang
untuk dijadikan sebagai Industri Pariwisata?
Contoh wujud budaya suatu bangsa

Anda mungkin juga menyukai