Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD NRI 1945 DAN


KONSTITUSIONALITAS KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN
DIBAWAH UUD
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu Rahma Ulfa Maghfiroh, SE., MM.

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Alfian Pristianto (NIM: G93219065)
2. Nada Sovya Nurdiana (NIM: G73219045)
3. Moch Aryan Aji Sputra (NIM: G73219042)
4. Nur Fadhilatur Rohmah (NIM: G73219050)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih diberikan
nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan judul “Nilai dan Norma Konstitusional UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan
Perundang-Undangan dibawah UUD”. Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah ikut
membantu hingga dapat disusunnya makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah
ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dari para
pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah ini lainnya pada waktu
mendatang.

Surabaya, 03 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 1

D. Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Menelusuri Konsep Dan Urgensi Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa-Negara 3

B. Perlunya Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia 4

C. Menggali Historis, Sosiologis, Dan Politik Tentang Konstitusi Dalam Kehidupan


Berbangsa-Negara Indonesia 6

D. Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Konstitusi Dalam Kehidupan


Berbangsa-Negara Indonesia 6

E. Mendeskripsikan Esensi Dan Urgensi Konstitusi Dalam Kehidupan Bebangsa-Negara


9

F. Rangkuman Tentang Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia


9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada saat anda menemukan aturan atau hukum yang berisi ketentuan yang
mengatur bagaimana pemerintahan dijalankan, artinya anda telah menemukan bagian
atau isi dari konstitusi.

Pada materi kali ini kita akan belajar “nilai dan norma kosntitusi UUD NRI 1945
dan konstitusionalitas” peraturan perundang-undangan di bawah UUD. Sejalan dengan
kaidah pembelajaran ilmiah, anda akan di ajak untuk menelusuri konsep dan urgensi
konstitusi, menanya alasan mengapa diperlukan

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dan urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa Negara


Indonesia?

2. Apa pentingnya konstitusi dalam berbangsa Negara ?

3. Bagaimana historis, sosiologis, dan politik tentang konstitusi ?

4. Bagaimana membangun argument dalam dinamika dan mendeskripsikan esensi dan


urgensi dalam konstitusi ?

5. Apa rangkuman tentang konstitusi dalam kehidupan berbangsa Negara Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui penjelasan tentang konsep dan urgensi berbangsa Negara

2. Untuk memahami bagaimana pentingnya konstitusi dalam berbangsa Negara

3. Untuk mengetahui histori, sosiologis, dan politik tentang konstitusi secara mendalam

4. Untuk membangun argument dan mendeskripsikan esensi dan urgensi dalam konstitusi

5. Untuk mengetahui rangkuman tentang konstitusi secara jelas

D. Manfaat Penulisan
1
1. Agar penulis memiliki tambahan wawasan tentang nilai dan norma konstitusional uud
nri 1945 dan konstitusionalitas ketentuan perundang-undangan dibawah uud
2. Agar penulis mampu memahami, menganalisis dan menjelaskan beberapa hal terkait
dengan nilai dan norma konstitusional dalam bermasyarakat

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa-
Negara
Ada dua istilah terkait dengan norma atau ketentuan dasar dalam kaitan
dengan kehidupan kenegaraan dan kebangsaan. Kedua istilah tersebut adalah
konstitusi dan UUD. Konstitusi berasal dari bahasa Perancis “constituer” yang
berarti membentuk, maksud dari istilah tersebut adalah pembetntukan, penyusunan
suatu negara atau pernyataan berdirinya suatu negara. Atau prokmalasi berdirinya
suatu negara baru yang berdaulat. Dalam bahasa latin konstitusi merupakan gabungan
dua kata, yakni cume berarti “bersama dengan...” dan statuere berarti “membuat
sesuatu agar bisa berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu secara bersama-sama
dan bentuk jamak constitutiones berarti segala sesuatu yang telah ditetapkan
(peraturan dan Udangan-Undang).

Istilah konstitusi dalam bahasa inggris memiliki makna yang lebih luas dari
pada UUD, yakni konstitusi adalah keseluruhan dari peraturan-praturan baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur dan mengikat cara-cara bagaimana
suatu oemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Sedangkan UUD
adalah bagian tertulis dalam konstitusi.Herman Heller berpandangsn bahwa konstitusi
lebih luas dari pada UUD. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis, melainkan juga
bersifat sosiologis dan politis.sedangkan UUD hanya merupakan sebagian dari
pengertian konstitusi.

Dari beberapa pengertian di atas konstitusi dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan opembatasan kekuasaan


kepada para penguasa negara.
2. Suatu dokumen tentang pembagian tgas dan sekaligus petugasnya dari
suatu sistem.
3. Suatu diskripsi yang menyangkut Hak Asasi Manusia.1
Merujuk pandangan Lord James Bryce yang dimaksud dengan konstitusi
adalah suatu kerangka yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang
menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui fungsi-fungsi dan hak-
haknya. Konstitusi menurut pandangannya merupakan kerangka negara yang

1
Kunawir Basyir dkk, Pancsila dan Kewarganegaraan (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2013) hlm 115
3
diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang
tetap (permanen), dan yang menentapkan fungsi-fungsi dan hak-hak dari lembaga-
lembaga permanen tersebut. Sehubungan dengan itu C.F Strong yang menganut
paham modern secara tegas menyamakan pengertian konstitusi dengan undang-
undang dasar. Rumusan yang dikemukakannya adalah konstitusi itu merupakan satu
kumpulan asas-asas mengenai kekuasaan pemerintahan, hak-hak yang diperitah, dan
hubungan antara keduanya (pemerintah dan yang diperintah dalam konteks hak-hak
asasi manusia). Konstitusi semacam ini dapat diwujudkan dalam sebuah dokumen
yang dapat diubah sesuai dengan perkembagan zaman, tetapi dapat pula berupa a
bundle o separate laws yang diberi otoritas sebagai tata hukum tata negara.2

B. Perlunya Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa –Negara Indonesia


Tentang pengertian konstitusi menurut para ahli terdapat perbedaan
pendapat.Perbedaan tersebut berkaitan dengan dua pendapat dikalangan para ahli,ada
ahli yang membedakan antara konstitusi dengan Undang Undang Dasar tetapi ada
pula ahli yang menyamakannya3.

Adanya persamaan dan perbedaan antarra konstitusi dan Undang Undang


Dasar sebenarnya telah berlangsung lama, yaitu dimulai sejak Oliver Cromwell yang
menamakan Undang Undang Dasar itu sebagai Instrument of Government dengan
pengertian bahwa Undang Undang Dasar itu dibuat sebagai pegangan untuk
pemerintah4

Secara garis besar tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-


wenang pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah dan menetapkan
pelaksanan kekuasaan yang berdaulat. Menurut Bagir Manan, hakikat tujuan
konstitusi merupakan perwujudan paham tentang konstitusi yaitu pembatasan
terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga
negara maupun setiap penduduk di pihak lain.

2
Intan Ahmad, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Erlangga, 2016) hlm 89
3
Aldri Frinaldi dkk, Perubahan Konstitusi Dan Implikasinya Pada Perubahan Lembaga Negara (Jakarta: Salemba,
2005) hlm 10
4
Tholib Dahlan dkk,Teori Perubahan Dan Hukum Konstitusi (Jakarta:Raja Gafrindo Persada, 2005) hlm 8
4
Dalam berbagai literatur hukum tata negara maupun ilmu politik ditegaskan
bahwa fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat untuk membentuk
sistem politik dan sistem hukum negara.

Dalam ranah kekuasaan yang di ada masyarakat, nmaka kekuasaan politiklah


yang paling mempunyai arti dan kedudukan penting. Oleh karena itu, kekuasaan
politik dan negara harus diintegrasikan, kesatuan kekuasaan politik dan negara ini
diwujudkan dalam aturan dasar yang kongkrit dan rinci agar tidak terjadi
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) oleh seseorang yang sedang menjabat
dan berkuasa atas nama rakyat.5

Fungsi konstitusi adalah:

1. Kontitusi berfungsi sbagai landasan konstitusinalisme.


2. Konstitusi berfungsi untuk membatsi kekuasan pemerintah sedemikian
rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang.
3. Konstitusi berfungsi:
a) Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar
dalam menjalankan kekuasannya tidak sewenang-wenang
terhadap rakyatnya.
b) Memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan
masyarakat yang di cita-citakan tahap berikutnya.
c) Dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu
sistem ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh
semua warga negaranya.
d) Menjamin hak-hak asasi warga negara.6

Selanjunya dalam paham konstitusi (konstutusionalisme) yang demokratis


dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi:

1. Anatomi kekuasan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum.


2. Jaminan dan perlindungan hak asasi manusia
3. Peradilan yang bebas dan mandiri (independen)

5
Kunawir Basyir dkk, Pancsila dan Kewarganegaraan (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press ,2013) hlm 117
6
Intan Ahmad, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Erlangga, 2016) hlm 90
5
4. Pertanggung jawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik sebagai sendi
utama dari asas kedaulatan rakyat).7

C. Menggali Sumber Historis,Sosiologis, dan Politik Tentang Konstitusi Dalam


Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia

Menurut Hobbes, manusia pada “status naturalis” bagaikan serigala.Hingga


Timbul adagium homo homini lupus(man is a wolf to [his fellow] man),artinya yang kuat
mengalahkan yang lemah.Lalu timbul pandangan bellum omnium contra omnes(perang
semua lawan semua).Hidup dalam susasana demikian pada akhirnya menyadarkan
manusia unttuk membuat perjanjian antara sesama manusia, yang dikenal dengan istilah
factum unions.Selanjutnya timbul perjanjian rakyat menyerahkan kekuasaannya kepada
penguasa untuk menjaga perjanjian rakyat yang dikenal dengan istilah factum
subjections8.

D. Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Konstitusi Dalam


Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia
Menengok perjalanan sejarah Indonesia merdeka, ternyata telah terjadi dinamika
ketatanegaran seiring berubahnya konstitusi atau UUD yang diperlukan. Setelah
ditetapkan satu hari setelah proklamasi kemerdekaan, UUD NRI 1945 mulai berlaku
sebagai hukum dasar yang mengatur kehidupan ketatanegaraan Indonesia dengan segala
keterbatasannya. Karena sejak semula UUD NRI 1945 oleh Bung Karno sendiri
dikatakan sebagai UUD kilat yang akan terus disempurnakan pada masa yang akan
datang.

Pada pertengahan 1997, negara kita dilanda krisis ekonomi dan moneter yang
sangat hebat. Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia ketika itu merupakan
suatu tantangan yang sangat berat. Akibat dari krisis tersebut, harga-harga mulai
melambung tinggi, sedangkan daya beli masyarakat terus menurun. Menyikapi kondisi
tersebut, pemerintah berusaha menanggulangginya dengan berbagai kebijakan. Namun
kondisi ekonomi tidak unjung membaik bahkan semakin parah. Masyarakat tidak lagi

7
Kunawir Basyir dkk, Pancsila dan Kewarganegaraan (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2013) hlm 119-120
8
Intan Ahmad, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Erlangga, 2016) hlm 92-93

6
mempercayai pemerintah. Maka timbulah krisis kepercayaan pada pemerintah,
gelombang unjuk rasa secara besar-besaran terjadi di Jakarta dan daerah-daerah. Unjuk
rasa tersebut dimotori oleh mahasiswa, pemuda dan berbagai komponen bangsa lainnya.
Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntunan reformasi di
masyarakat. Tuntunan tersebut disampaikan oleh berbagai komponen bangsa, terutama
oleh mahasiswa dan pemuda.

Penyelenggaraan negara yang demikian itu lah yang menyebabkan timbulnya


kemrosotan kehidupan nasional. Salah satu bukti tentang hal itu adalah terjadi krisis
dalam berbagi bidang kehidupan (krisis multidimensional). Tuntunan perubahan UUD
NRI 1945 merupakan suatu trobosan yang sangat besar. Dikatakan trobosan yang sangat
besar karena pada era sebelumnya tidak di kehendaki adanya perubahan tersebut. Sikap
politik pemerintah yang diperkuat oleh MPR berkehendak untuk tidak mengubah UUD
NRI 1945, terlebih dahulu harus dilakukan referendum (meminta pendapat rakyat)
dengan pesyaratan yang sangat ketat. Karena persyaratannya yang sangat ketat itulah
maka kecil kemungkinan untuk berhasil melakukan perubahan UUD NRI 1945.

Sampai saat ini perubahan yang dilakukan terhadap UUD NRI 1945 sebanyak 4
kali yakni pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Perubahan yang dilakukan
dimaksudkan guna menyesuaikan dengan tuntunan dan tantangan yang dihadapi saat
Menengok perjalanan sejarah Indonesia merdeka, ternyata telah terjadi dinamika
ketatanegaran seiring berubahnya konstitusi atau UUD yang diperlukan. Setelah
ditetapkan satu hari setelah proklamasi kemerdekaan, UUD NRI 1945 mulai berlaku
sebagai hukum dasar yang mengatur kehidupan ketatanegaraan Indonesia dengan segala
keterbatasannya. Karena sejak semula UUD NRI 1945 oleh Bung Karno sendiri
dikatakan sebagai UUD kilat yang akan terus disempurnakan pada masa yang akan
datang.

Pada pertengahan 1997, negara kita dilanda krisis ekonomi dan moneter yang
sangat hebat. Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia ketika itu merupakan
suatu tantangan yang sangat berat. Akibat dari krisis tersebut, harga-harga mulai
melambung tinggi, sedangkan daya beli masyarakat terus menurun. Menyikapi kondisi
tersebut, pemerintah berusaha menanggulangginya dengan berbagai kebijakan. Namun
7
kondisi ekonomi tidak unjung membaik bahkan semakin parah. Masyarakat tidak lagi
mempercayai pemerintah. Maka timbulah krisis kepercayaan pada pemerintah,
gelombang unjuk rasa secara besar-besaran terjadi di Jakarta dan daerah-daerah. Unjuk
rasa tersebut dimotori oleh mahasiswa, pemuda dan berbagai komponen bangsa lainnya.
Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntunan reformasi di
masyarakat. Tuntunan tersebut disampaikan oleh berbagai komponen bangsa, terutama
oleh mahasiswa dan pemuda.

Penyelenggaraan negara yang demikian itu lah yang menyebabkan timbulnya


kemrosotan kehidupan nasional. Salah satu bukti tentang hal itu adalah terjadi krisis
dalam berbagi bidang kehidupan (krisis multidimensional). Tuntunan perubahan UUD
NRI 1945 merupakan suatu trobosan yang sangat besar. Dikatakan trobosan yang sangat
besar karena pada era sebelumnya tidak di kehendaki adanya perubahan tersebut. Sikap
politik pemerintah yang diperkuat oleh MPR berkehendak untuk tidak mengubah UUD
NRI 1945, terlebih dahulu harus dilakukan referendum (meminta pendapat rakyat)
dengan pesyaratan yang sangat ketat. Karena persyaratannya yang sangat ketat itulah
maka kecil kemungkinan untuk berhasil melakukan perubahan UUD NRI 1945.

Sampai saat ini perubahan yang dilakukan terhadap UUD NRI 1945 sebanyak 4
kali yakni pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Perubahan yang dilakukan
dimaksudkan guna menyesuaikan dengan tuntunan dan tantangan yang dihadapi saat itu.
Persoalan bangsa dan tantangan yang dihadapi saat itu tentunya berbeda dengan masa
awal reformasi. 9

E. Mendeskripsikan Esensi Dan Urgensi Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa-


Negara

Setelah melewati proses yang cukup panjang, akhirnya MPR RI berhasil


melakukan perubahan UUD NRI 1945.Perubahan UUD NRI 1945 yang pada mulanya
merupakan tuntunan reformasi, dalam perjalanannya telah menjadi kebutuhan seluruh
komponen bangsa,jadi dalam perubahan ini seluruh komponen bangsa berpatisipasi
secara aktif.

9
Intan Ahmad, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Erlangga, 2016) hlm. 100-104
8
Sebagai hukum dasar dan hukum tertinggi Negara, maka peraturan perundangan
dibawah UUD NRI 1945, isinya bersumber dan tidak boleh bertentangan
dengannya.Misal isi norma suatu pasal dalam undang-undang,tidak boleh bertentangan
dengan UUD NRI.Dengan demikian UUD NRI 1945 ssebagai konstitusi Negara menjadi
batu uji apakah isi peraturan dibawahnya bertentangan atau tidak.Undang-undang pada
dasarnya adalah pelaksanaan daripada norma-norma yang terdapat dalam undang-undang
dasar.10

Ggasan konstitusionalisme mengandung arti bahwa penguasa perlu dibatasi


kekuasaanya, dan karena itu kekuasaannya harus dirinci secara tegas.Sebagai sebuah
dokrin, konstitusionalisme merupakan paham yang membatasi kekuasaannya di

F. Rangkuman Tentang Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa Negara Indonesia

Dalam arti sempit konstitusi merupakan satu dokumen atau seperangkat dokumen
yang berisi aturan aturan dasar untuk menyelenggarakan Negara,sedangkan dalam arti
luas konstitusi meruapakan peraturan,baik tertulis maupun tidak tertulis,yang menentukan
bagaimana lembaga Negara dibentuk dan dijalankan.

Konstitusi di perlukan untuk membatasi kekuasan pemerintah atau penguasa


Negara, membagin kekuasaan Negara, dan membri jaminan HAM bagi warga Negara.

Konstitusi mempunyai materi muatan tentang organisasi Negara, HAM, prosedur


mengubah UUD, kadang kadang berisi larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD,
cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi Negara.11

Konstitusi secara sederhana oleh Brian Thompson dapat diartikan sebagai suatu
dokumen yang berisi aturan aturan untuk menjalankan organisasi.Negara sebagai salah
satu bentuk organisasi,pada umumnya memiliki naskaah yang disebut sebagai konstitusi
atau Undang-Undang Dasar.Konstitusi di zaman sekarang ini dianggap suatu konsep
yang niscaya bagi setiap Negara modern.Basis pokoknya adalah kesepakatan umum atau
persetujuan(consescus) di antara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan
berkenaan dengan Negara.Organiasi Negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik

10
Ibid, hlm. 105-107
11
Ibid, hlm.112-113
9
agar kepentingan mereka bersama dapat dilindungi dan dipromosikan melalui
pembentukan dan penggunaan mekanisme yang disebut Negara.12

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Yang dimaksud dengan konstitusi adalah suatu kerangka yang diorganisasikan
melalui dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan
mengakui fungsi-fungsi dan hak-haknya.

Konstitusi menurut pandangannya merupakan kerangka negara yang


diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang
tetap (permanen), dan yang menentapkan fungsi-fungsi dan hak-hak dari lembaga-
lembaga permanen tersebut.
12
Sutaryo dkk, Membangun Kedaulatan Bangsa Bedasarkan Nilai-Nilai Pancasila (Yogyakarta:Pusat Studi Pancasila
UGM, 2010) Hal 162
10
Sehubungan dengan tegas menyamakan pengertian konstitusi dengan undang-
undang dasar. Rumusan yang dikemukakannya adalah konstitusi itu merupakan satu
kumpulan asas-asas mengenai kekuasaan pemerintahan, hak-hak yang diperitah, dan
hubungan antara keduanya (pemerintah dan yang diperintah dalam konteks hak-hak asasi
manusia). Konstitusi semacam ini dapat diwujudkan dalam sebuah dokumen yang dapat
diubah sesuai dengan perkembagan zaman, tetapi dapat pula berupa a bundle o separate
laws yang diberi otoritas sebagai tata hukum tata negara.

DAFTAR PUSTAKA

Basyir, Kunawir,dkk. 2013. Pancasila dan Kewarganegaraan. Surabaya: UIN Sunan Ampel
Press
Ahmad,Intan.2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga
Frinaldi,Aldri,dkk.2005.Perubahan Konstitusi Dan Implikasinya Pada Perubahan Lembaga
Negara. Jakarta: Salemba
Dahlan,Tholib,dkk.2005.Teori Perubahan Dan Hukum Konstitusi.Jakarta:Raja Gafrindo Persada
Sutaryo, dkk.2010. Membangun Kedaulatan Bangsa Bedasarkan Nilai-
NilaiPancasila.Yogyakarta:Pusat Studi Pancasila UGM

11
12

Anda mungkin juga menyukai