Anda di halaman 1dari 15

MISTAR

I. Pendahuluan
Mistar atau penggaris adalah sebuah alat pengukuran panjang dan dapat
digunakan sebagai alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus. Mistar atau
penggaris memiliki sklala terkecil sebesar 1 mm. Mistar memiliki ketelitian sebesar
0,5 mm diperoleh dari setengah dari skala terkecil. Terdapat berbagai macam
penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga
siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat terbuat
dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang
dapat dilipat.

II. Bagian – Bagian Mistar


a. Skala
Pada umunya, terdapat 3 skala dalam mistar atau penggaris
- Skala inci, merupakan skala terbesar pada mistar
- Skala centimeter, merupakan skala yang paling sering digunakan
- Skala milimeter, merupakan skala terkecil pada mistar

b. Angka
Angka pada mistar berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran

III. Fungsi Mistar


a. Sebagai Alat Ukur
Salah satu fungsi mistar yang paling utama adalah sebagai alat ukur saat
melakukan pengukuran panjang. Pengukuran dengan mistar haruslah dilakukan
dengan baik agar didapatkan hasil pengukuran yang benar. Skala nol mistar harus
ditempatkan pada ujung benda yang diukur. Kemudian, ujung yang lain harus
sejajar dengan skala pembacaan. Mata kita harus tegak lurus dengan tanda garis
skala saat membaca skala mistar.

b. Alat Bantu Membuat Garis


Fungsi selanjutnya dari mistar adalah sebagai alat bantu saat kita akan membuat
garis. Dengan bantuan mistar, garis yang kita buat lebih lurus dan rapi. Begitu
juga saat kita membuat tabel, mistar menjadikan tabel yang kita buat tampak lebih
bagus.

c. Alat Bantu Membuat Sudut


Fungsi terakhir ini bisa kita dapatkan saat menggunakan mistar yang berbentuk
segitiga, biasanya segitiga siku-siku dan segitiga sama kaki.

IV. Cara Menggunakan dan Membaca Hasil Pengukuran pada Mistar


a. Cara Menggunakan Mistar

- Letakan benda yang akan diukur pada tepi skala mistar (lihat gambar).
- Pastikan bahwa benda telah sejajar dengan mistar dan salah satu ujung benda
tepat berada di angka nol (0)
- Baca skala mistar yang terletak diujung lain benda (bukan ujung yang di titik
nol mistar).
- Lihat angka yang dekat dengan akhir ujung benda, pada gambar tersebut akhir
ujung benda berada di skala 2, maka panjang benca adalah 2 cm
- Lihat juga setelah angka 2 ada garis-garis, lihatlah garis-garis tersebut dengan
cara menghitungnya setelah angka 2. Maka ujung benda tersebut berakhir di
garis ke 5, maka skalnya di baca 5 mm atau 0,5 cm
- Panjang benda tesebut adalah 2 cm + 5 mm atau 2 cm + 0,5 cm. Dengan
demikian panjang benda tersebut adalah 2,5 cm atau 25 mm.
b. Cara Membaca Hasil Pengukuran pada Mistar
Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak
lurus dengan skala mistar yang dibaca. Jika kedudukan mata pengamat tidak tegak
lurus dengan skala mistar yang dibaca bisa menyebabkan terjadinya kesalahan
paralaks. Dibawah ini terlihat bagaimana posisi mata kita saat membaca skala

Ketelitian hasil pengukuran ditentukan oleh beberapa hal diantaranya yaitu:


kondisi alat ukur, cara penggunaan dan pembacan skala alat ukur, serta kondisi
lingkungan tempat pengukuran dilangsungkan.

V. Contoh Soal
1. Berikut adalah gambar hasil pengukuran sepotong kayu menggunakan mistar.

Panjang kayu tersebut adalah….

Penyelesaian:
Panjang kayu dapat dilihat dari skala yang ditunjukkan oleh ujung-ujung benda
tersebut.
Panjang kayu tersebut adalah
p=37 mm−0 mm
=37 mm

2. Perhatikan hasil pengukuran sepotong logam berikut ini.


Panjang logam tersebut adalah…..

Penyelesaian:
Panjang logam dapat dilihat dari skala yang ditunjukkan oleh ujung-ujung benda
tersebut.
Panjang logam tersebut adalah
p=49 mm−12 mm
=37 mm
JANGKA SORONG

I. Pendahuluan
Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman, maupun
‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik
(±0,05 mm). Penemu jangka sorong adalah seorang ahli teknik berkebangsaan
Prancis, Pierre Vernier.

Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong). Skala
panjang yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama, sedangkan skala
pendek pada rahang geser adalah skala nonius atau vernier, diambil dari nama
penemunya. Skala utama memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius
memiliki panjang 9 mm dan dibagi 10 skala. Sehingga beda satu skala nonius dengan
satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada
jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

II. Bagian – Bagian Jangka Sorong

1. Rahang Dalam
Rahang dalam terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang
dalam berfungsi untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu benda.

2. Rahang Luar
Rahang luar terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang
luar berfungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda
3. Depth Probe atau Pengukur Kedalaman
Bagian ini berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda

4. Skala Utama ( dalam cm )


Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil
pengukuran utama dalam bentuk centimeter (cm).

5. Skala Utama ( dalam inchi )


Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil
pengukuran utama dalam bentuk inchi.

6. Skala Nonius ( dalam mm )


Skala nonius dalam bentuk satuan mm memiliki fungsi sebagai skala pengukuran
fraksi dalam bentuk milimeter (mm).

7. Skala Nonius ( dalam inchi )


Skala nonius dalam bentuk satuan inchi memiliki fungsi sebagai skala pengukuran
fraksi dalam bentuk inchi.

8. Pengunci
Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat
berlangsungnya proses pengukuran misal rahang dan Depth probe.

III. Fungsi Jangka Sorong


a. Untuk mengukur tinggi suatu benda yang bertingkat
b. Untuk mengukur ketebalan suatu benda
c. Untuk mengukur inner ring atau bagian dalam suatu benda
d. Untuk mengukur outer ring atau bagian luar suatu benda
e. Untuk mengukur kedalaman benda
IV. Cara Menggunakan dan Membaca Hasil Pengukuran Jangka Sorong
a. Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Diameter Luar

1. Membuka rahang jangka dengan cara mengendorkan sekrup pengunci,


menggeser rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur
dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).
2. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
3. Menggeser rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit
oleh kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.
4. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

b. Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Diameter Dalam

1. Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.


2. Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
3. Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua
rahang (atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.
4. Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka
sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan
mengunci sekrup pengunci
5. Membaca dan mencatat hasil pengukuran

c. Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Kedalaman

1. Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak


2. Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke
permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
3. Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong
menyentuh dasar tabung.
4. Mengunci sekrup pengunci
5. Membaca dan mencatat hasil pengukuran

d. Cara Membaca Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Rumus Menghitung Hasil Pemgukuran Jangka Sorong


Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong)
= Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm).

 Membaca skala utama : Pada garis merah menunjukan angka 21 mm atau 2.1
cm merupakan angka yang peling dekat dengan garis nol pada skala vernier
persis di sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21 mm atau
2,1 cm.

 Membaca skala vernier : Terdapat satu garis skala utama yang tepat bertemu
pada garis skala vernier. Pada gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan
angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier yamg terukur adalah 0.3 mm
atau 0.03 cm.

 Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai


pengukuran diatas. Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm
= 21,3 mm atau 2,13 cm.
V. Contoh Soal
1. Tentukan hasil pengukuran pada gambar dibawah!

Penyelesaian:
- Pembacaan skala utama= 10 cm (angka 10 persis bersebrangan dengan angka
nol pada skala vernier disebelah kanannya).
- Pembacaan skala vernier/ skala nonius= 0,02 cm (garis kedua setelah nol pada
skala vernier tepat lurus dengan garis diatasnya).
Jadi, hasil pengukuran pada gambar di atas = 10 cm + 0,02 cm = 10,02 cm atau
100,2 mm.

2. Hitunglah hasil pengukuran nya!

Penyelesaian:
Pada skala utama menunjukan : 58 mm
Pada skala nonius menunjukan : 5 x 0.1 = 0.5 mm
Hasil pengukuran : (58 + 0.5 mm) = 58.5 mm = 5.85 cm.
MIKROMETER SEKRUP

I. Pendahuluan
Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan
memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh
Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari
jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar
bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.

Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk
menghitung benda dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari
Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.

II. Bagian – Bagian Mikrometer Sekrup

 Poros Tetap ( Anvil )


Poros tetap ini berbentuk seperti tabung silinder yang digunakan sebagai penahan
saat melakukan pengukuran terhadap suatu benda.

 Poros Geser ( Spinde)


Poros gerak ini berbentuk seperti tabung silinder yang dapat digerakkan maju
mundur, menjauh atau mendekati poros tetap.

 Pengunci ( Lock Nut )


Bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser.
 Sleeve
Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala
pengukuran. Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.

 Thimble
Thimble adalah tabung silinder yang dapat diputar. Thimble berukuran lebih besar
daripada sleeve dan merupakan tempat terletaknya skala nonius (skala putar)
dengan satuan pengukuran mm.

 Ratchet
Ratchet adalah tabung silinder yang digunakan untuk mengencangkan poros gerak
jika sudah menyentuh benda. Cara menggunakan ratchet yaitu dengan memutar
searah jarum jam sampai terdengar suatu bunyi ketukan logam (tik). Untuk
memastikan ujung poros gerak telah menempel sempurna dengan benda, maka
ratchet dapat diputar sebanyak 2-3 putaran.

 Rangka ( Frame )
Frame adalah bagian yang berbentuk seperti huruf C atau U. Frame didesain
dengan cukup kuat dan tebal dan frame terbuat dari bahan logam yang tahan panas
dengan tujuan untuk menghindari terjadinya pemuaian panjang sehingga dapat
mengganggu hasil pengukuran. Selain itu frame dilapisi bahan dari plastik dengan
tujuan untuk menghindari terjadinya perpindahan energi panas dari tangan
penukur terhadap logam saat melakukan pengukuran.

III. Fungsi Mikometer Sekrup


a. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda yang sangat
tipis seperti lempeng baja, alumunium, bahka kertas.
b. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan luar suatu benda yang
sangat kecil, seperti diameter kabel, kawat, bantalan peluru, dan sebagainya.
c. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur garis tengah lubang pada suatu
benda yang cukup kecil.
d. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur kedalaman suatu lubang yang
cukup kecil seperti lubang pada pipa dan sebagainya.
IV. Cara Menggunakan dan Membaca Hasil Pengukuran Mikrometer Sekrup
a. Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup
 Putar trimble berlawanan arah jarum jam maka spindle akan bergerak menjauhi
anvil
 Letakkan benda yang akan diukur diantara anvil dan spindle
 Putar ratchet searah jarum jam, maka spindle akan bergerak dan menjepit
benda yang akan diukur
 Jika spindle sudah mentok menjepit benda maka akan terdengar bunyi tik pada
ratchet ketika memutarnya
 Putar lock nut untuk mengunci spindle
 Lalu lihat dan baca hasil pengukuran.

b. Cara Membaca Hasil Pengukuran Mikrometer Sekrup


Pembacaan mikrometer sekrup dilakukan pada dua bagian, yaitu di skala utama
dan di skala nonius atau Vernier. Skala utama dapat dibaca di bagian sleeve dan
skala nonius dapat dibaca di bagian thimble.

Pada contoh pengukuran di atas, cara membaca mikrometer sekrup tersebut


adalah:
 Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka
“5” di bagian atas, dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1
strip. 0.5mm. Artinya, pada bagian ini didapat hasil pengukuran 5 + 0.5 mm =
5.5 mm. Pengukuran juga dapat dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1 strip
menandakan jarak 0.5mm. Dikarenakan terlewati 5 strip di atas garis horizontal
dan 6 strip di bawah garis horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0.5mm =
5.5mm

 Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan
angka 28 di skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan
panjang 0.28mm
 Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 +
0.28 = 5.78mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.

V. Contoh Soal
1. Jika pada suatu pengukuran didapatkan gambar skala utama dan skala nonius
sebagai berikut, berapa panjang dari benda yang diukur?

Penyelesaian:
Skala utama = 4 mm
Skala nonius = 0,30 mm
Maka, hasil pengukuran = Skala utama + skala nonius = 4 +0,3 = 4,30 mm

2. Berapa ketebalan kawat tembaga yang diukur dengan mikrometer sekrup berikut?

Penyelesaian:
Skala utama = 1,5 mm
Skala nonius = 0,30 mm
Maka, hasil pengukuran = Skala utama + skala nonius = 1,5 + 0,3 = 1,80 mm.
STOPWATCH ANALOG

I. Pendahuluan
Stopwatch analog merupakan jenis stopwatch manual yang menggunakan jarum
penunjuk sebagai penunjuk hasil pengukuran, jarum penunjuk tersebut seperti pada
arloji.

II. Bagian – Bagian Stopwatch Analog


a. Pada tombol start/stop berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran
(tombol start) dan untuk mengakhiri pengukuran waktu (tombol stop). Tombol ini
terletak menjadi satu.
b. Tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol berfungsi untuk mengkalibrasi sebelum
pengukuran dan pembuat posisi jarum menunjukkan angka nol. Dan stopwatch
analog ini ada yang berjenis tombol start/stop dan kalibrasi/pembuat nol dipisah,
ada pula yang digabung.
c. Jarum penunjuk menit berfungsi untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam menit
dan jarum penunjuk detik untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam detik.
d. Skala pengukuran dalam menit dan dalam detik merupakan ruas atau selang antara
detik dengan satu detik diatasnya atau dibawahnya, ruas atau selang antara menit
dengan satu menit diatasnya atau dibawahnya.

III. Fungsi Stopwatch Analog


Stopwatch digunakan untuk mengukur jumlah waktu yang telah berlalu dari waktu
tertentu ketika di aktifkan sampai dengan stopwatch tersebut di non aktifkan.

IV. Cara Menggunakan dan Membaca Hasil Pengukuran Stopwatch


a. Cara Menggunakan Stopwatch
 Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.
 Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam keadaan nol atau telah
terkalibrasi.
 Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu.
 Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
 Membaca hasil pengukuran.
 Lalu untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan
jarum akan kembali ke nol kemudian tekan tombol start lagi untuk melakukan
pengukuran kembali dan stop untuk mengakhiri.

b. Cara Membaca Hasil Pengukuran Stopwatch Analog


Pada stopwatch analog, bila pengukuran lebih dari 1 menit maka pertama sekali
lihatlah jarum yang menunjukkan menit (jarum yang pendek) pada stopwatch baru
kemudian lihat jarum yang menunjukkan detik (jarum yang panjang) dan
jumlahkan nilai tersebut maka akan didapatkan waktu hasil pengukuran

V. Contoh Soal

Anda mungkin juga menyukai