Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PAPER

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Dosen Penanggung Jawab :

Herdy Pratama Putra,ST.,MT

Disusun Oleh :

ELISABET LT KILMAS

NIM : 166 20 002

PENDIDIKAN RISET DAN TEKNOLOGI

D4 TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI JALAN

DAN JEMBATAN

POLITEKNIK NEGERI FAKFAK

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan YME atas rida dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan hasil karya tulis ilmiah yang
berjudul 'Upaya Pengurangan Dampak Efek Rumah Kaca.

Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aidin Arham yang
yang telah membimbing dan membantu kami dalam proses penyusunan karya
ilmiah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang
telah membantu baik secara moral maupun material sehingga karya tulis ilmiah
ini dapat terwujud.

Karya tulis ilmiah ini akan menjelaskan tentang fenomena 'Efek Rumah Kaca'
dan upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkannya. Fenomena ini
merupakan sebuah fenomena yang sedang menjadi perhatian di seluruh dunia
karena dampaknya yang luar biasa.

Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam karya tulis
yang disusun. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut.
Kritik dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna
meningkatkan kualitas tulisan ke depannya.

Fakfak,September 2022

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi konstruksi saat ini mengalami kemajuan pesat,
yang ditandai dengan hadirnya berbagai jenis material dan peralatan yang
modern.Pada jaman dahulu dengan peralatan yang sederhana dapat
didirikan bangunanbangunan monumental yang sampai saat ini masih
tetap dikagumi.
Dalam perkembangan dunia konstruksi sekarang ini, sangat banyak usaha
yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuanti tas kerja, baik
secara struktur maupun manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang
dilakukan merupakan usaha untuk
memperbaiki dan mencapai hasil kerja yang lebih baik. Dalam
pelaksanaan suatu proyek konstruksi, semakin besar proyek yang
dikerjakan maka se makin besar pula kendala yang akan dihadapi oleh
perusahaan jasa konstruksi. Oleh karena itu perusahaan jasa konstruksi
harus memiliki pertimbangan yang matang dalam perencanaan maupun
dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi.
Para pengusaha jasa konstruksi selalu berusaha merealisasikan proyeknya
tanpa mengesampingkan tercapainya efisiensi biaya dan waktu namun
tetapmemenuhi mutu.
Pemilihan suatu metode sangat penting dalam pelaksanaan suatu
proyek konstruksi karena dengan metode pelaksanaan yang tepat dapat
memberikan hasil yang maksimal terutama jika ditinjau dari segi biaya
maupundari segi waktu.
Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam
dunia konstruksi,memungkinkan pengelola proyek untuk memilih salah
satu metode pelaksanaan konstruksi tertentu dari beberapa alternative
metode.
pelaksanaan konstruksi yang ada. Salah satu usaha yang dilakukan oleh
pengelola proyek adalah mengganti cara -cara konvensional menjadi
lebih modern.
Hal ini memunculkan inovasi sistem pelat menggunakan floor deck
sebagai alternative lain dari sistem pelat konvensional. Permasalahan
yang ingin diketahui adalah berapa besar biaya pelaksanaan dan selisih
biaya antara pelat konvensional dan sistem pelat menggunakan floor
deck.
Pembangunan Gedung Dewan Kerajinan Nasional
Daerah(DEKRANASDA) dan Gerakan Pramuka Kwartir Daerah XI Jawa
Tengah (DESPRA) yang direncanakan berlantai tujuh di Jl. Pahlawan 8
Semarang menelan dana Rp 23,4 miliar. Pembangunannya dibagi menjadi
dua tahap:
a. Tahap I: Lantai basement sampai dengan lantai 3 dengan jangka
waktu
pelaksanaan selama 108 hari kalender, terhitung sejak 30
September 2010 sampai dengan 17 Januari 2011.
b. Tahap II: Lantai 4 sampai dengan lantai 7A dengan jangka waktu
pelaksanaan selama 200 hari kalender, terhitung sejak 6 Juni 2011
sampai dengan 22 Desember 2011. Meliputi pekerjaan struktur,
arsitek dan ME. Bangunan DEKRANASDA dan DESPRA merupakan
gedung dengan bentuk struktur yang tipikal tiap lantai . Memiliki
ketinggian 7 lantai dimulai dari lantai basement dengan elevasi -3.50
sampai dengan lantai 7Adengan elevasi +29.40.Bentuk atap limasan
dengan rangka atap baja ringan. Ketinggian rata-rata tiap lantai 4,2
m.Komponen struktur pada bangunan ini terdiri atas 2 jenis yaitu:
1. Struktur horisontal, terdiri dari balok (beam/girder) dan pelat lantai
(slab).
2. Struktur vertikal, terdiri dari kolom dan dinding

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diambil suatu rumusan
masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana perbandingan analisis pelaksanaan pekerjaan struktur
pelat lantai
b. konvensional dengan sistem floor deck?
c. Bagaimana perbandingan analisis kinerja dan produktifitas struktur
pelat lantai
d. konvensional dengan sistem floor deck?
e. Bagaimana perbandingan analisis rencana anggaran biaya struktur
pelat lantai
f. konvensional dengan sistem floor deck?
C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang teknik sipil


khususnya manajemen konstruksi pembangunan gedung.
2. Mengetahui perbandingan waktu dan biaya struktur pelat lantai
konvensional dengan sistem floor deck.
3. Memberikan alternatif dan solusi pilihan dari kedua metode tersebut
kepada masyarakat.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakanya penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbandingan analisis pelaksanaan pekerjaan struktur pelat
lantai konvensional dengan sistem floor deck.
2. Mengetahui perbandingan analisis kinerja dan produktifitas struktur pelat
lantai konvensional dengan sistem floor deck.
3. Mengetahui perbandingan analisis rencana anggaran biaya struktur pelat
lantai
konvensional dengan sistem floor deck.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi dapat diartikan sebagai proyek yang melibatkan
banyak pihak dan terjadi banyak proses yang kompleks sehingga
setiap proyek unik adanya (Santoso, 2004). Sedangkan pengertian
proyek konstruksi menurut Ervianto (2005) adalah satu rangkaian
kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya
berjangka pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada suatu
proses yang mengelola sumber daya proyek menjadi suatu hasil
kegiatan yang berupa bangunan.
Pada umumnya, proyek konstruksi dapat diartikan sebagai proses
pelaksanaan pembangunan fisik, yang dilaksanakan oleh
kontraktor. Padahal proyek konstruksi sebenarnya sudah dimulai
sejak timbulnya gagasan/ide dari pemilik proyek untuk
membangun, yang kemudian proses selanjutnya akan melibatkan
dan dipengaruhi oleh berbagai unsur seperti konsultan, kontraktor,
termasuk pemiliknya sendiri.
Proses pembangunan proyek kontruksi gedung pada umumnya
merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya, maka
tidak dapat dipungkiri bahwa pekerjaan konstruksi ini merupakan
penyumbang angka kecelakaan yang cukup tinggi. Banyaknya
kasus kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja yang sangat
merugikan banyak pihak terutama tenaga kerja yang bersangkutan
bahkan dapat menelan korban jiwa.
B. Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),
keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam
aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek (PMBOK,
2004). Menurut Wulfram I. Ervianto (2004), Manajemen Proyek
adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian.
dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya
proyek untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu,
tepat biaya, dan tepat mutu. Sumber daya dalam proyek konstruksi
dapat dikelompokkan menjadi manpower, material, machines,
money, method.
Dengan kata lain, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen
proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan
keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya
yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja
biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja (Husen, 2011).

Anda mungkin juga menyukai