Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETIKA DAN ASPEK HUKUM DALAM JASA


KONSTRUKSI

Disusun oleh :
Muhammad Dihan Asha
3.12.20.2.17

PROGRAM STUDI D-III KONSTRUKSI SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang etika dan aspek hukum dalam jasa konstruksi
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal yang bersumber dari hasil
penelusuran di beberapa website sehingga dapat mempermudah proses pembuatan
dan penyusunannya. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang etika dan aspek hukum
dalam jasa konstruksi ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Semarang, 25 Maret 2023

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki industri konstruksi
yang berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Namun,
pertumbuhan pesat industri konstruksi ini seringkali diiringi dengan
pelanggaran etika konstruksi yang serius, seperti korupsi, pengabaian
keselamatan kerja, penggunaan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan,
dan kualitas proyek yang buruk. Hal ini menyebabkan kerugian besar bagi
masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial.
Salah satu contoh nyata dari dampak negatif pelanggaran etika
konstruksi di Indonesia adalah bencana banjir dan longsor yang terjadi di
Jakarta pada awal tahun 2020. Banyak dari banjir dan longsor tersebut
disebabkan oleh proyek konstruksi yang tidak memperhitungkan dampak
lingkungan dan tidak dilakukan dengan standar yang sesuai. Selain itu,
kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh bencana tersebut juga sangat besar,
dengan estimasi mencapai miliaran rupiah.
Untuk itu, perlu adanya kesadaran yang lebih tinggi tentang etika
konstruksi di Indonesia, baik dari pihak pengusaha, pemerintah, maupun
masyarakat. Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat,
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etika konstruksi tidak hanya dianggap
sebagai tanggung jawab moral, tetapi juga menjadi faktor yang kunci dalam
meningkatkan daya saing dan keberlangsungan industri konstruksi di
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya, penulis mendapatkan
beberapa rumusan masalah, antara lain:
1. Apa pengertian etika konstruksi?
2. Bagaimana penerapan etika konstruksi di Indonesia?
3. Apa dampak dari pelanggaran etika konstruksi?
4. Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan etika
konstruksi di Indonesia?

1.3 Tujuan Makalah


Dari rumusan masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya, penulis
mendapatkan beberapa tujuan, antara lain:
1. Menjelaskan pengertian etika konstruksi.
2. Membahas penerapan etika konstruksi di Indonesia.
3. Menjelaskan dampak dari pelanggaran etika konstruksi.
4. Membahas solusi untuk meningkatkan kesadaran akan etika
konstruksi di Indonesia.
5. Menjelaskan beberapa kegagalan konstruksi di Indonesia dan Dunia
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Konstruksi


Etika konstruksi dapat diartikan sebagai seperangkat nilai dan prinsip yang
mengatur perilaku dan tindakan para pelaku industri konstruksi, baik dalam
hal merancang, membangun, maupun memelihara bangunan atau
infrastruktur. Etika konstruksi melibatkan aspek moral, sosial, dan
lingkungan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat, lingkungan, dan
pemilik proyek.
Prinsip-prinsip etika konstruksi mencakup beberapa hal, seperti
integritas, kejujuran, keamanan, kualitas, dan kesetiaan pada nilai-nilai sosial.
Integritas dalam etika konstruksi mengacu pada kepatuhan terhadap standar
profesional yang tinggi dan pengambilan keputusan yang jujur dan adil.
Kejujuran mengacu pada kewajiban untuk memberikan informasi yang benar
dan tidak menyesatkan kepada pemilik proyek dan masyarakat. Keamanan
mengacu pada keselamatan pekerja dan pengguna bangunan atau infrastruktur
yang dibangun. Kualitas mengacu pada standar teknis yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan dan aturan yang berlaku. Kesetiaan pada nilai-
nilai sosial mengacu pada kepatuhan terhadap nilai-nilai etis dan kepentingan
sosial dalam membangun bangunan atau infrastruktur.
Dalam konteks Indonesia, etika konstruksi juga melibatkan aspek
lingkungan. Pelaku industri konstruksi harus mempertimbangkan dampak
lingkungan yang mungkin terjadi akibat proyek yang mereka bangun, dan
mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan dampak tersebut. Etika
konstruksi juga melibatkan prinsip-prinsip sosial, di mana pelaku industri
konstruksi harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memberikan
manfaat yang besar bagi masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan etika konstruksi,
diperlukan adanya pendidikan dan pelatihan yang lebih baik bagi para pelaku
industri konstruksi, serta penguatan hukum dan pengawasan yang lebih ketat
dari pemerintah. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa prinsip-prinsip
etika konstruksi dijalankan dengan baik dan menghasilkan proyek-proyek
yang aman, berkualitas, dan berkelanjutan.
2.2 Penerapan Etika Konstruksi di Indonesia
Meskipun penting, penerapan etika konstruksi di Indonesia masih memiliki
beberapa masalah. Salah satu masalah utama adalah kurangnya kesadaran
akan etika konstruksi. Banyak pekerja konstruksi yang tidak memahami
pentingnya etika konstruksi dan tidak menganggapnya sebagai prioritas
dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Selain itu, masih banyak terjadi
pelanggaran etika konstruksi yang tidak ditindak secara tegas.
Pemerintah Indonesia telah membuat beberapa aturan untuk
mendorong penerapan etika konstruksi. Misalnya, pada tahun 2007,
pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Bangunan Gedung. Aturan ini berisi persyaratan untuk membangun gedung
yang aman, sehat, dan nyaman, serta menetapkan sanksi bagi pelanggar.
Namun, masih banyak pelanggaran yang terjadi, dan penegakan hukum masih
belum optimal.
2.3 Dampak dari Pelanggaran Etika Konstruksi
Pelanggaran etika konstruksi dapat memiliki dampak yang serius pada hasil
kerja dan keselamatan para pekerja. Beberapa dampak dari pelanggaran etika
konstruksi antara lain:
1. Kualitas hasil kerja yang buruk: Pelanggaran etika konstruksi dapat
mengakibatkan hasil kerja yang buruk, seperti struktur yang tidak
kokoh atau material yang buruk kualitasnya. Hal ini dapat berdampak
pada keselamatan pengguna bangunan.
2. Risiko keselamatan yang lebih tinggi: Pelanggaran etika konstruksi
juga dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja dan cedera bagi para
pekerja konstruksi. Misalnya, penggunaan alat atau material yang
tidak aman, atau kesalahan dalam merencanakan dan melaksanakan
proyek.
3. Kerugian finansial: Pelanggaran etika konstruksi dapat menyebabkan
kerugian finansial bagi pengembang atau pemilik proyek. Misalnya,
jika bangunan rusak atau tidak aman untuk digunakan, maka biaya
perbaikan atau penggantian dapat sangat besar.
4. Dampak lingkungan: Pelanggaran etika konstruksi juga dapat
berdampak pada lingkungan sekitar, seperti pencemaran air dan udara,
atau kerusakan ekosistem. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan
masyarakat sekitar dan kerugian jangka panjang bagi lingkungan.
2.4 Solusi untuk Meningkatkan Kesadaran Etika Konstruksi di Indonesia
Untuk meningkatkan kesadaran akan etika konstruksi di Indonesia, ada
beberapa solusi yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Edukasi: Pendidikan dan pelatihan yang lebih baik dapat membantu
meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pekerja konstruksi
tentang etika konstruksi. Pelatihan dapat membantu pekerja konstruksi
untuk mengenal dan memahami prinsip-prinsip etika konstruksi serta
bagaimana menerapkannya dalam pekerjaan sehari-hari.
2. Penegakan hukum: Penerapan hukum yang tegas terhadap pelanggar
etika konstruksi dapat membantu mengurangi pelanggaran dan
meningkatkan kesadaran akan pentingnya etika konstruksi.
3. Pengawasan yang lebih ketat: Pengawasan yang lebih ketat dari pihak
berwenang terhadap proyek konstruksi dapat membantu mencegah
pelanggaran etika konstruksi. Pemeriksaan berkala dan audit ketat
terhadap proyek dapat membantu memastikan bahwa semua prinsip
etika konstruksi diikuti dengan benar.
4. Sertifikasi dan Akreditasi: Sertifikasi dan akreditasi bagi perusahaan
dan individu di bidang konstruksi dapat membantu meningkatkan
kualitas dan kesadaran akan etika konstruksi. Sertifikasi dan akreditasi
menunjukkan bahwa perusahaan atau individu telah memenuhi
standar dan prinsip etika konstruksi yang ditetapkan oleh lembaga
sertifikasi.
5. Manajemen proyek yang baik: Manajemen proyek yang baik juga
dapat membantu meningkatkan kesadaran akan etika konstruksi.
Manajer proyek harus memastikan bahwa semua aspek proyek,
termasuk etika konstruksi, dikelola dengan baik dan sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
6. Kerja sama industri: Kerja sama antara perusahaan dan asosiasi
industri dapat membantu meningkatkan kesadaran akan etika
konstruksi dan mempromosikan prinsip-prinsip etika konstruksi
kepada seluruh anggota industri.
7. Pelaporan dan transparansi: Pelaporan dan transparansi yang baik
dapat membantu mendorong kesadaran akan etika konstruksi dan
meningkatkan akuntabilitas. Pemerintah dapat memperkenalkan
kebijakan untuk memperkuat transparansi dan pelaporan di industri
konstruksi.
8. Inovasi teknologi: Inovasi teknologi dapat membantu meningkatkan
kesadaran akan etika konstruksi dengan menyediakan alat dan
teknologi baru yang dapat membantu memantau dan memastikan
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etika konstruksi.
9. Peran masyarakat: Masyarakat dapat memainkan peran penting dalam
meningkatkan kesadaran akan etika konstruksi dengan menjadi lebih
aktif dalam memantau dan melaporkan pelanggaran etika konstruksi
yang terjadi di lingkungan mereka.
2.6 Kegagalan Konstruksi di Indonesia dan Dunia
Berikut adalah beberapa kegagalan dalam proses konstruksi yang pernah
terjadi di Indonesia maupun yang terjadi di Dunia
1. Proyek Pembangunan Bendungan Jatigede, Sumedang (2009)
Pada tahun 2009, proyek pembangunan Bendungan Jatigede di
Sumedang, Jawa Barat mengalami kegagalan ketika terjadi
keruntuhan pada saluran pembuangan air dan aliran air deras yang
menyebabkan banjir di sekitar lokasi proyek. Penyebab kegagalan
tersebut adalah kurangnya perhatian terhadap sistem pengairan di
sekitar proyek, serta kegagalan pengawasan terhadap konstruksi yang
sedang berlangsung.
2. Pembangunan Proyek Monorel Palembang, Sumatera Selatan (2018)
Pada tahun 2018, proyek pembangunan Monorel di Palembang,

Sumatera Selatan mengalami kegagalan ketika salah satu bagian


monorel roboh dan menimpa seorang pekerja, sehingga
mengakibatkan tewasnya pekerja tersebut. Penyebab kegagalan
tersebut adalah kegagalan dalam pengawasan dan perencanaan
konstruksi, serta penggunaan material yang tidak memenuhi standar
keamanan.
Gambar 2.1 Bagian Proyek Monorel Palembang runtuh
3. Jembatan Tacoma Narrows (Amerika Serikat, 1940)
Jembatan ini terkenal dengan sebutan "Galloping Gertie" karena
terjadi getaran yang sangat hebat ketika angin bertiup. Pada tanggal 7
November 1940, jembatan ini akhirnya roboh akibat getaran yang
berlebihan. Jembatan Tacoma Narrows di Washington State runtuh
hanya 4 bulan setelah dibangun, ketika angin kencang meniup
jembatan dan membuatnya bergetar hebat. Penyebab kegagalan
jembatan ini adalah kurangnya perencanaan dan pengujian yang
memadai, serta desain yang kurang tepat untuk menghadapi kondisi
cuaca ekstrem. Solusinya adalah dengan melakukan perencanaan yang
lebih baik dan analisis yang lebih cermat sebelum membangun
infrastruktur besar seperti jembatan.
Gambar 2.2 Jembatan Tacoma Narrows runtuh
4. Kegagalan Bendungan Banqiao, China (1975)
Pada tahun 1975, Bendungan Banqiao di Provinsi Henan, China
mengalami kegagalan yang mengakibatkan banjir besar dan
menewaskan sekitar 171 ribu orang. Penyebab kegagalan tersebut
adalah pengabaian terhadap faktor keamanan dan kualitas konstruksi
yang buruk, termasuk penggunaan material yang rendah dan
kurangnya pengawasan. Solusi untuk menghindari kegagalan seperti
ini adalah dengan memastikan konstruksi bendungan memenuhi
standar keamanan dan kualitas yang ketat, termasuk penggunaan
material yang kuat dan berkualitas tinggi serta pengawasan yang ketat
selama konstruksi dan perawatan berkala.
5. Jembatan de la Concordia (Italia) - Jembatan de la Concordia di
Genoa, Italia, ambruk pada tahun 2018 dan menewaskan 43 orang.
Penyebabnya adalah korosi pada kabel penyangga yang
mengakibatkan kelemahan struktural pada jembatan. Solusinya, para
insinyur harus melakukan perawatan dan perbaikan rutin pada
jembatan dan menggunakan bahan yang tahan karat dan korosi.
Gambar 2.3 Jembatan De La Corcodia, Italia ambruk
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika konstruksi merupakan hal yang sangat penting dalam industri
konstruksi di Indonesia. Etika konstruksi melibatkan nilai-nilai moral, sosial,
dan lingkungan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat, lingkungan,
dan pemilik proyek.
Dalam industri konstruksi di Indonesia, terdapat berbagai masalah
pelanggaran etika konstruksi seperti korupsi, pengabaian keselamatan kerja,
penggunaan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan, dan kualitas proyek
yang buruk. Hal ini telah menimbulkan dampak negatif yang sangat besar,
baik secara ekonomi maupun sosial.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan adanya kesadaran yang lebih
tinggi tentang etika konstruksi di Indonesia, baik dari pihak pengusaha,
pemerintah, maupun masyarakat. Pendidikan dan pelatihan yang lebih baik
bagi para pelaku industri konstruksi, serta penguatan hukum dan pengawasan
yang lebih ketat dari pemerintah, juga perlu dilakukan untuk memastikan
bahwa prinsip-prinsip etika konstruksi dijalankan dengan baik.
Dalam meningkatkan kesadaran akan etika konstruksi, prinsip-prinsip
seperti integritas, kejujuran, keamanan, kualitas, dan kesetiaan pada nilai-nilai
sosial harus menjadi prioritas. Pelaku industri konstruksi harus
memperhatikan dampak lingkungan yang mungkin terjadi akibat proyek yang
mereka bangun, dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan
dampak tersebut. Etika konstruksi juga harus melibatkan prinsip-prinsip
sosial, di mana pelaku industri konstruksi harus memperhatikan kepentingan
masyarakat dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Kegagalan konstruksi bisa saja terjadi karena kurangnya perhatian
terhadap sistem pengairan dan penggunaan material yang tidak memenuhi
standar keamanan, kurangnya pengawasan dan perencanaan yang tepat, serta
kegagalan dalam perawatan dan perbaikan yang tepat. Oleh karena itu,
diperlukan pengawasan dan perencanaan yang ketat dalam setiap proyek
konstruksi di Indonesia, serta penggunaan material yang memenuhi standar
keamanan dan melakukan perawatan dan perbaikan secara teratur untuk
menjaga keamanan dan kualitas bangunan.
DAFTAR PUSTAKA

https://statik.tempo.co/data/2017/08/01/id_628499/628499_620.jpg
https://2.bp.blogspot.com/-N6QytDJhYA0/V-PX-3JVehI/AAAAAAAACPM/
DS_cUEmidkgiuhUcT6vA7fBMzpN_CQjxQCLcB/s1600/Tacoma%2BNarrows
%2BBridge%2BDisaster.jpg
https://th.bing.com/th/id/R.ee74600fde83df8e7b93b829f584beaa?
rik=TTuO0FbDiFuU1A&riu=http%3a%2f%2fnusantaran.com%2fwp-
content%2fuploads%2f2018%2f08%2fJembatan-di-Genoa-Italia-
Ambruk.jpg&ehk=bUfvt
%2b1dZnMPU5zFodyRSKzJoNSRRsQVACst6c29KuE
%3d&risl=&pid=ImgRaw&r=0
Pemberdayaan Masyarakat Indonesia: Etika Profesi Pada Proyek Konstruksi
(esastradjingga.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai