Anda di halaman 1dari 5

 

MASALAH – MASALAH YANG TERJADI


LINGKUNGAN TERKAIT DENGAN KODE ETIK DAN
KAIDAH TATA LAKU ARSITEK

Ni Kadek Krishnayanti

11
 ETIKA PROFESIONAL
Dan oleh karena itulah dalam melaksanakan profesi terdapat kaidah-kaidah pokokberupa etika
profesi yaitu sebagai berikut;
 
Profesi harus dipandang sebagai pelayanan dan oleh karena itu sifat “tanpa pamrih” menjadi ciri
khas dalam mengembangkan profesi.

 Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan pencari keadilanmengacu pada nilai-nilai luhur.

 Pengembangan profesi harus selalu berorientasi pada masyarakat sebagaikeseluruhan.

 Persaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehat sehingga dapat menjaminmutu dan


peningkatan mutu pengemban profesi.Untuk etika berprofesi, IAI melengkapi diri dengan Dewan
Kehormatan Profesi:

 Sebuah badan yang beranggotakan anggota profesional yang memiliki integrasiprofesi dan menjunjung


tinggi Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek.

 Dewan ini berfungsi untuk melakukan tinjauan atas kode etik yang sudah adauntuk kemudian membuat


usulan penyempurnaan, memberikan edukasi etikaprofesi kepada anggota, dan menjadi badan tempat
menyelesaikan permasalah dan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota IAI.Dalam menjalankan
tugas profesinya arsitek dibatasi dengan etika profesi atas tindakdan perkataan seorang arsite haruslah
dapat dipertanggung jawabkan. Namun hanyaarsitek yang menjadi anggota Ikatan Arsitek Indonesia
(IAI) saja yang terikat dengan aturan kode etik yang tercurah dalam Kode Etik Arsitek dan
Kaidah Tata
Laku Profesi Arsitek Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Kode etik ini harus diterapan, jika dilanggar
akan mendapatkan sanksi. Ada 5 kewajiban yang harus dipenuhi oleh arsitekprofesional :
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap kepentingan umum
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap kepentingan masyarakat
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap pengguna jasa
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap profesi
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap teman sejawat

Kasus- Kasus umum tentang pelanggaran kode etik Arsitek di lngkungan sekitar saya :
1. Kasus kasus yang biasa kita jumpai pada lingkungan wilayah sekitar adalah seperti meneruskan
pekerjaan arsitek lama baik itu dalam keaadaan arsitek tersebut telah meninggal kemudian dilanjutkan
dengan arsitek berikutnya. Serta lain sebagainya. Untuk mengatasi hal-hal tersebut dapat dilakukan
dengan bekerja sesuai kontrak kerja serta legalitas yang ada.
2. Adapun kasus – kasus berikutnya yaitu menerima hadiah dari kontraktor lainnya. Misalnya menerima
hadiah dari tim sukses proyek yang terdapat di Abiansemal, misalnya proyek sekolah selesai tanpa
masalah dalam satu kasus kontraktor tidak perlu meminta-minta proyek.
3. Memberikan atau menawarkan desain gratis hal tersebut merupakan tidak sesuai dengan
etika arsitek. Misalnya menawarkan sebuah rumah di desa Mambal dengan harga 10
meter persegi.
12
Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, lkatan Arsitek Indonesia merumuskan Kode Etik
Arsitek sebagai benkut :Pasal 1 Dalam menunaikan tugas profesional vang dipercayakan kepadanya. seorang
Arsitek bertanggung jawab kepada diri sendiri dan mitra kerja, profesi dan ilmu pengetahuan,masyarakat dan
umat manusia serta bangsa dan negara, sebagai pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.Pasal 2 Dalam
menunaikan tugas, seorang Arsitek membaktikan seluruh kemampuan keterampilan, pengetahuan, dan
perasaan yang dimilikinya di dalam proses pembangunan demi kesejahteraan umat manusia lahir dan
batin, dengan tetap menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap. Pasal 3 Seorang Arsitek harus
menempatkan diri, menata pemikiran dan hasil karyanya,bukan sebagai tujuan melainkan sarana yang
digunakan secara maksimal dalam mencapai tujuan kemanusiaan dengan berupaya hemat sumber daya serta
menghindari dampak negatif. Pasal
4 Atas dasar kepercayaan akan keutuhan integritas, keahlian, kejujuran, kearifan danrasa sosial
yang dilimpahkan kepadanya, maka seorang Arsitek mendahulukan tanggung jawab dan kewajiban daripada hak
dan kepentingan diri sendiri. Pasal 5 Tanpa mengurangi hak dan kepentingan pemberi tugas, seorang
Arsitek berusaha memahami dan memperjuangkan kepentingan umat manusia dan masyarakat pemakai,
sekalipun pihak ini bukan pemberi imbalan jasa secara langsung. Pasal
6 Arsitek sebagai budayawan harus berupaya mengangkat nilai-nilai sosial budaya melalui
karyanya dan tidak sematamata menggunakan pendekatan teknis. Pasal 7 Pada tahap manapun dalam proses
pembangunan Arsitek harus menunaikan tugasnya secara bijak dan konsisten.

LINGKUP PRAKTIK ARSITEK
 Arsitektur memiliki lingkup yang berhubungan dengan bangunan gedung ataukelompok bangunan
gedung, interior bangunan dan eksterior lingkungan sekitarbangunan, Mulai dari awal pembuatan perancangan
dan perencanaan, sampaipelaksanaan, ppenggunaan, peremajaan bangunan serta lingkungannya. Tidak
adadisiplin ilmu lain di seluruh negara selain bidang arsitektur yang mempelajari khusustentang bangunan dan
kelompok bangunan.

LARANGAN & SANKSI
Seharusnya ada kejelasan sanksi untuk mencegah terjadinya kecurangan ataupunrusaknya potensi / budaya
bangsa, dan proses membangun / jasa konstruksi yangselama ini dianggap mudah oleh banyak pihak
tidak lagi dilakukan secara semena-mena. Dimana sanki- sanksi yang didapat nantinya harus menimbulkan
efek jeraagar membudayayakan nilai tertib kepada pengguna jasa dan pemilik keprofesian.

KESIMPULAN
Seorang arsitek profesional harus bergabung dalam asosiasi resmi arsitekdalam hal ini IAI. Ini
menunjukkan adanya setifikasi legalitas seorang arsitek untuk mendapat ijin berkerja sebagai arsitek
profesional. Seseorang dapat dikatakan menjadi seorang arsitek profesional apabila selalu terus berkarya dan
dilengkapi dengan persyaratan legal formal dalam bentuk sertifikasi keahlian dari asosiasi arsitek. Ini
menunjukkan bahwa arsitek profesional harus bergabung dalam asosiasi arsitek untuk
dapat berkecimpung secara resmi. Meski belum adanya kejelasan hukum untuk arsitek di Indonesia,
namunpraktik arsitektur telah berjalan sejak lama dan jutaan bangunan telah berdiri baikyang
menggunakan jasa keahlian Arsitek maupun tidak. Kesemerawutan pembangunan yang terjadi, antara
lain karena penerapan hukum yang ada belum berjalan baik dan banyak pihak yang mengklaim bisa membangun
seperti Arsitek masih dibiarkan terjadi di negeri ini. Akibatnya bisa terlihat banyak bangunan yang
dibuat asal jadi, kurang memperhatikan keselamatan pengguna, banyak melanggar ketentuan pembangunan
tata ruang kota / wilayah, pemakaian bahan bangunan dan sistem yang kurang layak.Seiring
dengan belum adanya pengakuan terhadap tenaga profesi di bidang jasa konstruksi
termasuk Arsitek di Indonesia, maka praktik arsitektur yang terjadi diseluruh pelosok negeri ini masih
lebih banyak dilakukan dengan tanpa landasan keahlian dan hukum, dan jauh jika ingin disetarakan dengan
keahlian bangsa lain.Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari
masyarakat,bilamana dalam diri para elit profesional tersebut terdapat kesadaran kuat
untukmengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi
kepada masyarakat yang memerlukannya. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga
kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak
sama dengan hukum (atau undang-undang.) 

14
Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsiatau denda dari induk
organisasi profesinya. Tanpa etika profesi, apa yang semuladikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan
segera jatuh terdegradasimenjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa yang sedikitpun tidak
diwarnaidengan nilai-nilai idealism dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanyalagi
respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesionalini. Maka dapat disimpulkan
jika profesi keteknikan tanpa etika akan berakibat fatalbagi banyak orang.

SARAN

 Adanya kejelasan perundang -undangan / aspek hukum bagi pelaku maupun


pengguna keprofesian asritektur, karena etika profesi saja tidaklah cukup untuk menjalankankan kegiatan
perancangan yang cakupan bidangnya sangat luas.  Terlibatkan parktisi professional dalam pelaksanaan
suatu pembangunan dana danya kemauan untuk belajar / upgrading diri bagi para sarjana arsitektur
muda agar tidak terjadi salah kaprah dalam proses perancangan. Adanya sosialisasi ke masyarakat,
dengan memberian informasi berkelanjutan guna meningkatkan kesadaran hukum menyangkut adanya
perundang- undangan dalampenggunaan jasa arsitek / konstrus

Anda mungkin juga menyukai