Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIA ETIKA PROFESI

KODE ETIK PROFESI ARSITEK

Dosen Pengampuh :

Dr. Ir. M. Amir Salipu, MT

Disusun Oleh :

ROBBY UKAGO

NPM : 19121051

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN (FTSP)

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA (USTJ)


Kata Pengantar

Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang senantiasa memberikan karena berkat rahmat kepada penulis.
Mengucap syukur atas selesainya Makalah dengan judul ‘’kode Etik Arsitek’’. Makalah ini berisi kode
etik arsitek dalam dunia konstruksi.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis seringkali mendapati sebuah masalah. Terkadang, penulis juga
khawatir akankah ini bisa diterima oleh pembaca atau tidak.Makalah ini bukan hanya penulis saja yang
berperan, ada banyak pihak yang turut membantu setiap saat. Dukungan itu diberikan kapanpun, apalagi
ketika penulis hendak menyerah. Pihak-pihak tersebut menjadi penyemangat penulis untuk
menyelesaikan Makalah ini. Untuk itu penulis memberikan ucapan terimakasih kepada kedua orang tua,
rekan, karena mereka menjadi pihak yang memiliki andil besar dalam makalah ini.

Penulis mempercayai, kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata. Kekurangan yang ada pada makalah
ini, harap untuk dimaklumi. Penulis berusaha untuk memberikan yang terbaik guna membuat pembaca
nyaman ketika membaca. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan
baik disengaja maupun tidak disengaja. Semoga pembaca bisa mendapatkan manfaat dari adanya makalah
ini dan terimakasih, selamat membaca.

3 November 2022
BAB.I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sebagai negara yang sedang berkembang, pertumbuhan rancang bangun diIndonesia berlangsung
pesat, tumbuhnya kawasan-kawasan industri, perumahan,perdagangan, wisata dan budaya serta gedung-
gedung sebagai produk rancang bangun tidak lepas dari peran para arsitek sebagai pengagasnya. Apabila
kita cermati fenomena yang berkembang saat ini di masyarakat, baik buruknya perkembangan kota dan
bangunan pengisinya tersebut yang dituding paling bertanggung jawab adalah para arsitek.
Meski di satu sisi terdapat hal hal positif bagi perancang jika apa yang didesainnya mampu
memenuhi apa yang menjadi keinginan pengguna (user), namun disisi lain akan menjadi negative jika apa
yang dirancangnya yang dihasilkan ketidak nyamanan bagi pengguna dan banyak orang di
lingkungannya. Dan tentu saja apapun dampak yang dihasilkan dari desain para arsitek akan memberikan
efek moral yang terus akan mengikuti arsitek penggagasnya selama bangunan/obyek rancangannya masih
berdiri atau bahkan sampai si arsitek tersebut telah meninggal dunia. (Budiharjo. E.1997, Jati Diri Arsitek
Indonesia. Penerbit Alumni. Bandung.)
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup
dan yang mengandalkan suatu keahlian.Sedangkan profesional adalah orang yang mempunyai profesi
atau pekerjaan purnya waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi. Profesi Arsitek adalah keahlian dan kemampuan penerapan dibidang perencanaan perancangan
arsitektur dan pengelolaan proses pembangunan lingkungan binaan yang diperoleh melalui pendidikan
tinggi arsitektur dan atau yang diakui oleh Organisasi serta dari pengalaman penerapan pengetahuan
ilmu dan seni tersebut, yang menjadi nafkah dan ditekuni secara terus-menerus dan berkesinambungan.
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) saja yang terikat dengan aturan kode etik yang tercurah dalam Kode
Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), juga negara mulai
memasuki pada wilayah ini sejak diberlakukannya Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) No. 18 tahun
1999 dan Undang-undang Bangunan Gedung (UUBG) no. 28 tahun 2008.

1.2.Permasalah

1.Bagaimana mengetahui artikel tentang etika profesi dalam bidang arsitektur?

2.bagaimana memahami artikel yang terkait dengan kode etik profesi dalam arsitektur?

1.3.Tujuan

1.Untuk memahami artikel tentang etika profesi dalam bidang arsitektur

2.Untuk memahami artikel yang terkait dengan kode etik profesi dalam arsitektur
BAB.II

KODE ETIK PROFESI ARSITEK

2.1.Uraian Umum Etika Profesi

Secara umum etika kita kenal sebagai tata atur hubungan antara manusia yang menyangkut hubungan
yang berkaitan dengan hak dan kewajiban di dalam berbagai lini kehidupan, baik dalam sebuah rumah
tangga, dalam lingkungan perumahan, dalam lingkungan kerja maupun dalam lingkungan bernegara.
Kata ‘Profesi’ (profession) berarti mengaku/menyatakan diri secara tegas dan terbuka di depan umum.
Adalah vokasi yang berdasar pada latihan keahlian khusus (desain) yang panjang untuk dapat
memberikan layanan tertentu kepada publik. Didalam praktek pada hakikatnya, profesi adalah keahlian
tertentu yang diabdikan sebagai suatu pengikatan janji (komitmen) oleh ahlinya dalam mencari nafkah
dengan berkarya. Profesi bersifat, dipresentasikan dengan bekerja dan berkarya secara penuh purna waktu
dengan penuh pengabdian (dedikasi) dan kecintaan yang dalam (devosi). (Dana Cuff, Architecture, 1992)
Profesi juga diartikan sebagai pekerjaan berbasis pelatihan intelektual special yang memungkinkan
pemberian pelayanan khusus, dan umumnya menunjukkan tingkat pemikiran kreatif yang tinggi, berbeda
dengan pekejaan yang hanya memerlukan keahlian teknis. Menurut Webster’s Third New International
Dictionary.

2.2.Etika Menurut Beberapa Kamus.

Definisi Etika dari berbagai kamus bervariasi,biasanya sesuai esensi istilahnya: The American
Heritage Dictionary:
1)Seperangkat prinsip tingkah laku yang benar/patut,
2)Studi tentang sifat umumnya moral manusia,
3)Aturan perilaku seseorang atau anggota profesi.
TheWebster’sNewWorldDictionary:
1)Studi tentang standar perilaku dan keputusan moral, 2)Sistem atau kode moral dari para ahli
filsafat,ahliagama,kelompok,profesi,dll.Thevener able Oxford English Dictionary:
1)Ilmu pengetahuan tentang moral berkenaan dengan prinsip-prinsip tugas/kewajiban manusia,
2)Prinsip-prinsip moral dari pimpinan khusus,atau school ofthought.
(Materi Etika Profesi 3)

2.3.Ikhtisar Tentang“Etika”
IkhtisartentangEtika:
1.Studi tentang tingkah laku dan nilai-nilai moral manusia
2.Dapat mengacup ada seperangkat sistem-sistem nilai atau moral
3.Meliputi tugas/kewajiban dan standar perilaku seseorang,kelompok,&profesi
4.Termasuk tulisan-tulisan dan uraian tentang etika
5.Membicarakan/mendatangkan alasan kritis dengan menghargai pertimbangan moral
2.4.Pengertian Etika

Etika dipakai dalam kehidupan sehari hari guna membantu mempertimbangkan dan mengambil
keputusan dalam menghadapi pertanyaan moralseperti:perlindungan lingkungan,bantuan terhadap
masyarakat yang tidak beruntung,kepedulian terhadap yang berusia lanjut,rekayasa
keturunan(genetik),dsb.
Etika umumnya berkepentingan terhadap cara bagaimana menjalani kehidupan,serta apaarti dari
kesenangan hidup(lifewell),melakukan kebaikan didunia,pantas/adil dan jujur/wajar dalam kehidupan
personal/profesional seseorang.
Seseorang tidak hanya harus perduli pada penanaman etika tapi juga mengem-bangkan kepedulian
pada batas yang dapat digunakan mengenai isu-isuetika.Memikirkan“benar/salah &
keadilan/kejujuran”dengan menghargai apa yang kita inginkan,berarti kita sedang mengajukan
pertanyaan tentang etika.

2.5.PENGERTIAN PROFESI

PROFESI
•Profesiadalahpekerjaanyangdiakuididepanumumdandidukungolehkeahli-
an,keilmuan,&kepakaran(expertise),“Profesi”ditawarkansebagaijasabagikepentinganoranglain(Susilo,
Suhartono:“BerprofesiArsitekdalamerakesejagatan“-1997.
•Pekerjaanprofesionaldijalankankarenapanggilanhatinuraniyangseringdikait-kan dengan
bakat(talent),sehingga Profesi harus dijalan kandengan Etika atau tuntutan morald alam pelaksanaan
profesi.Keberpihakan pada kepentingan & kebaikan bagi masyarakat adalah ciri hakiki setiap
profesi(Susilo,Suhartono–1997).
•Profesi-profesi dapat berbeda menurut sifatnya,yaitu:the helping
professions(seperti:guru,dokter,ahlihukum,dsb) dan thefacilitating professions
(seperti:arsitek,ahlistruktur/konstruksi,ahli mekanikal & elektrikal,dsb).(Materi 3 Etika Profesi)

2.6.Kode Etik Arsitek

Dalam menjalankan tugas profesinya arsitek dibatasi dengan etika profesi. Ada 5(lima) kewajiban yang
harus dipenuhi oleh arsitek professional (kewajiban secara umum, kewajiban pada masyarakat, kewajiban
pada profesi, kewajiban pada pengguna jasa, kewajiban pada teman sejawat). Tidak terpenuhinya 5(lima)
kewajiban tersebut oleh arsitek dianggap suatu penyimpangan atau pelanggaran kode etik. Penyimpangan
tersebut adalah : Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan Umum.
1. Seorang arsitek tidak semaksimal mungkin untuk menampilkan kepakaran dan kecakapannya secara
maksimal dalam menangani pekerjaan .
2. Mendesain bangunan tanpa meneliti bahwa lokasi perencanaan merupakan kawasan yang mempunyai
nilai sejarah dan budaya tinggi yang harusnya dilestarikan.
3. Bersikap masa bodoh atau membiarkan bahwa ada suatu kegiatan renovasi/pembangunan pada suatu
bangunan yang mempunyai nilai sejarah dan budaya tinggi yang seharusnya dilestarikan
4. Menggunakan SDM yang tidak sesuai dengan keahliannya dan tingkat
kemampuan dan pengalamannya bidang arsitektur dalam menangani perancangan bangunan.
5. Memberikan pelayanan teknis keahlian yang berbeda karena factor SARA, golongan dan gender.
Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan masyarakat.
1. Melanggar hukum dengan mengabai-kan undang-undang/ peraturan yang terkait dengan proyek
pembangunan.
2. Menjanjung dan mempromosikan dirinya untuk mendapatkan pekerjaan baik secara lesan atau lewat
media.
3. Menyebut suatu produk bahan dalam pekerjaan proyeknya dengan mendapat imbalan.
4. Melakukan penipuan / kebohongan terkait dengan tugas profesi arsitek.
5. Menyuap kepada pihak tertentu untuk mendapatkan pekerjaan. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap
Pengguna Jasa.
1. Melaksanakan pekerjaan bidang arsitektur tanpa memiliki Sertikat Keahlian Arsitek.
2. Menerima pekerjaan bidang arsitektur diluar jangkauan kemampuannya.
3. Mengajukan imbalan jasa yang tidak sesuai standard /hubungan kerja /standar IAI bidang arsitektur.
4. Tidak melasanakan tugas pekerjaan sesuai dengan kontrak yang berisi tentang lingkup penugasan,
produk yang diminta, imbalan jasa yg disepakati, tugas dan tanggung jawab yang diembannya, hak
dan kewajiban yang harus dipenuhi.
5. Mengubah/mengganti lingkup/program/target penugasan tanpa seijin pemberi tugas
6. Membuka rahasia dan menginformasikan pada pihak lain tanpa persetjuan pemberi tugas.
7. Menawarkan atau mengarahkan suatu pemberian kepada calon pengguna jasa atau penggunaan jasa
untuk memperoleh penunjukan.
8. Menyarankan kepada pengguna jasa untuk melakukan pelanggaran hukum atau kode etik dan
kaidah tata laku profesi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Penyimpangan/Pelanggaran
terhadap Profesi.
1. Menandatangani suatu pekerjaan sebagai arsitek yang bukan dari hasil desainnya.
2. Membuat pernyataan yang keliru/menyesatkan/palsu atas fakta materiil, kualifikasi keprofesian,
pengalaman kerja atau penampilan karya kerjanya serta mampu menyampaikan secara cermat lingkup
dan tanggung jawab yang terkait dengan pekerjaan yang diakui sebagai karyanya.
3. Bermitra dengan orang yang tidak terdaftar dalam asosianya. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap
teman sejawat.
1. Tidak memberitahukan pada arsitek yang terdahulu apabila meneruskan/mengganti pekerjaannya
2. Meniru/mengambil alih karya arsitek lain tanpa seijin arsitek yang bersangkutan.
3. Mengambil alih pekerjaan arsitek lain sebelum ada pemutusan hubungan kerja dengan pihak
pengguna jasa.
4. Mengubah usulan imbalan jasanya demi mendapatkan keuntungan kompetitif dari arsitek lain.
5. Mengikuti sayembara yang tidak direkomendasikan IAI.
Sangsi Pelanggaran Kode Etik Profesi Pada dasarnya penyimpangan dari apa yang tetera dalam Kode
Etik dan Kaidah dan Tata Laku Profesi IAI tidak ada sangsi hukumnya, yang ada adalah sangsi organisasi
yaitu berupa teguran lisan, teguran tertulis, penonaktifan sebagai anggota dan yang paling berat adalah
dikeluarkan sebagai anggota IAI. Sangsi yang diberikan oleh organisasi (IAI) ini akan berdampak pada
profesi dan psikologis bagi anggota yang kena sangsi, bahkan kemungkinan tidak mendapatkan pekerjaan
sebagai profesi arsitek. Namun apabila pelanggaran ini menyangkut hukum terkait dengan pelanggaran
undang-undang, peraturan pemerintaha dan lain sebagainya maka penyelesaiannya lewat pengadilan.
( sumber Budiharjo. E.1997, Jati Diri Arsitek Indonesia. Penerbit Alumni. Bandung.)

1.Kompetensi
Arsitek selalu menunaikan penugasan dari pengguna jasa dengan seluruh kecakapan dan kepakaran yang
dimilikinya dan secara profesional menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap.
Tugas arsitek harus dilaksanakan secara profesional dengan penuh tanggung jawab, kecakapan, dan
kepakaran.

Kaidah Tata Laku 3.101 Arsitek harus melengkapi diri dengan sertifikat profesi arsitek sesuai dengan
undang-undang yang berlaku, dan selalu memerhatikan peraturan dan perundangan-undangan pada setiap
tahap pelaksanaan tugas perencanaan dan perancangan.

Kaidah Tata Laku 3.102 Arsitek hanya akan menerima penunjukan akan suatu pekerjaan, jika ia
mempunyai kualifikasi dan meyakini memiliki cukup kecakapan serta kepakaran, sumber pendanaan dan
sumber daya ketrampilan teknis yang mendukung pelaksanaan setiap bagian kewajiban dari penugasan.

Kaidah Tata Laku 3.103 Arsitek harus selalu meningkatkan kecakapan dan kepakarannya dengan
mengikuti program pengembangan profesi lanjutan yang diselenggarakan atau telah disetujui IAI.

Kaidah Tata Laku 3.104 Dengan tetap menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap, arsitek
mempunyai kewajiban membaktikan seluruh kecakapan dan kepakarannya dengan penuh ketekunan dan
kehati-hatian, mengikuti “Baku Minimum Penyajian” (Minimum Standard of Performance) yang
direkomendasikan/dipujikan IAI, dan berdasarkan ikatan hubungan kerja yang jelas meliputi antara lain:
-Lingkup Penugasan-Pembagian wewenang dan tanggung jawab, hak dan kewajiban-Batas-batas
wewenang dan tanggung jawab, hak dan kewajiban-Perhitungan Imbalan Jasa-Tata cara penyelesaian
penugasan.

Kaidah Tata Laku 3.105 Arsitek tidak dibenarkan untuk mengubah atau mengganti lingkup ataupun
target/program kerja suatu penugasan tanpa persetujuan pengguna jasa.

Kaidah Tata Laku 3.106 Arsitek akan menerima imbalan jasa maupun bentuk imbalan lainnya hanya
yang sesuai dengan kesepakatan yang tertera dalam perjanjian hubungan kerja atau penugasan, dan tidak
dibenarkan menerima ataupun meminta kepada pihak lain dalam bentuk apapun.

2.Kerahasiaan

Arsitek wajib mengemban kepercayaan yang telah diberikan oleh pengguna jasa kepada dirinya.

Kaidah Tata Laku 3.201 Arsitek akan menjaga kerahasiaan, kepentingan pengguna jasa, dan tidak
dibenarkan memberitahukan informasi rahasia, kecuali seijin pengguna jasa atau yang telah memperoleh
kewenangan hukum, misalnya didasarkan atas keputusan pengadilan.
3.Kejujuran dan Kebenaran

Arsitek wajib berlaku jujur dan menyampaikan kegiatan profesionalnya serta senantiasa memperbaharui
setiap informasi tentang penugasan yang sedang dikerjakan kepada pengguna jasa.

Kaidah Tata Laku 3.301 Arsitek tidak dibenarkan menawarkan atau mengarahkan suatu pemberian
kepada calon pengguna jasa atau pengguna jasa untuk memperoleh penunjukan pekerjaan.
Kaidah Tata Laku 3.302 Arsitek tidak diperkenankan menyarankan pelanggaran hukum atau kode etik
dan kaidah tata laku profesi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Kaidah Tata Laku 3.303 Arsitek akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan penugasan.

Kaidah Tata Laku 3.304 Arsitek berkewajiban memberitahu pengguna jasa tentang kemajuan
pelaksanaan tugasnya dan masalah-masalah yang berpotensi mempengaruhi kualitas, biaya, dan waktu.
Kaidah Tata Laku 3.305 Dalam menerapkan standar keprofesian dan keahlian yang terkait, arsitek
akan mengedepankan pengetahuan dan kualitas tenaga ahli, daripada kepentingan lain, demi terbentuknya
karya arsitektur, ilmu/rekayasa dan kegiatan konsultansi arsitektur.

4.Perbedaan Kepentingan

Arsitek wajib menghindari terjadinya pertentangan atau perbedaan kepentingan dalam kegiatan
profesinya dan senantiasa secara terbuka menyampaikan semua konflik kepentingan.

Kaidah Tata Laku 3.401 Arsitek wajib menghindari pertentangan atau perbedaan kepentingan dengan
menolak suatu penugasan dan memberi penjelasan secara terbuka kepada pengguna jasa, semua
pertentangan kepentingan yang diperkirakan atau yang tidak dapat dihindarkan akan merugikan pengguna
jasa, masyarakat dan lingkungan. Arsitek dapat mengadakan kerja sama dalam bentuk asosiasi
(partnership) dengan bidang jasa industri konstruksi lain selama tidak terdapat pertentangan kepentingan.

5.Kejujuran dan Keadilan

Arsitek wajib menjalankan profesinya dengan menjunjung tinggi nilai kejujuran dan keadilan.

Kaidah Tata Laku 4.101Arsitek yang mengetahui adanya kelalaian ataupun pelanggaran kode etik
yang dilakukan oleh rekan arsitek lain yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kejujuran, kebenaran,
atau kemampuan arsitek, wajib menyampaikan/melaporkannya kepada Dewan Kehormatan IAI.

Kaidah Tata Laku 4.102 Arsitek tidak dibenarkan menandatangani atau mengesahkan gambar,
spesifikasi, laporan ataupun dokumen kerja lainnya yang tidak berada di bawah tanggung jawab yang
terkendali.

Kaidah Tata Laku 4.103Arsitek dalam kapasitas profesionalnya, tidak boleh secara sadar membuat
pernyataan yang keliru atas fakta materiil.

6.Citra dan Integritas

Arsitek berkewajiban meningkatkan citra dan integritas keprofesiannya melalui tindakan-tindakan


keteladannya dan memastikan agar lingkungan profesinya serta karyawannya selalu menyesuaikan
perilakunya dengan kode etik ini.
Kaidah Tata Laku 4.201 Arsitek tidak dibenarkan membuat pernyataan yang menyesatkan, keliru,
atau palsu mengenai kualifikasi keprofesian, pengalaman kerja, atau penampilan kerjanya, serta mampu
menyampaikan secara cermat lingkup dan tanggung jawab yang terkait dengan pekerjaan yang diakui
sebagai karyanya.

Kaidah Tata Laku 4.202 Arsitek wajib berusaha sewajarnya untuk menekankan agar pihak-pihak di
bawah pengawasannya memahami serta menaati kaidah dan kode etik yang dianutnya.

7.Pengembangan Diri
Arsitek harus senantiasa mengembangkan diri.
Kaidah Tata Laku 4.301 Sebagai seorang profesional, Arsitek harus terus-menerus mengembangkan
kepakarannya, ketrampilan, dan wawasan keprofesiannya.

Kaidah Tata Laku 4.302 Arsitek dengan segala kesungguhan dan kemampuannya, berkewajiban
untuk berperan serta dalam pengembangan Ilmu dan pengetahuan, wawasan kearsitekturan, kebudayaan,
dan pendidikan.

9.Kemitraan
Arsitek bermitra hanya dengan orang yang memiliki kompetensi yang memadai/sepadan di bidangnya.

Kaidah Tata Laku 4.401 Arsitek tidak dibenarkan bermitra dengan seseorang yang sudah tidak
terdaftar di asosiasi profesinya atau tidak memenuhi syarat sebagai anggota organisasi profesi arsitek
yang diakui.
Atas dasar semangat kesejawatan, arsitek wajib saling mengingatkandengan cara silih asih, asuh, dan
asah.
10.Semangat Kesejawatan

Atas dasar semangat kesejawatan, arsitek wajib saling mengingatkan dengan cara silih asih, asuh, dan
asah.

Kaidah Tata Laku 5.101 Arsitek tidak dibenarkan membeda-bedakan/diskriminatif rekan sejawat
atas dasar ras, agama, kekurangmampuan fisik, cacat badan, status pernikahan, maupun gender.

Kaidah Tata Laku 5.102 Arsitek berkewajiban membina sesama rekan dan memberikan peluang kepada
arsitek muda untuk mengembangkan kecakapan profesinya.
Kaidah Tata Laku 5.103 Arsitek hendaknya menyediakan suatu lingkungan kerja yang layak bagi
mitra kerja dan karyawannya, memberikan kompensasi/imbalan yang wajar, serta memfasilitasi
pengembangan kecakapan profesionalnya.

Kaidah Tata Laku 5.104 Arsitek menyampaikan pengaduan pelanggaran kode etik IAI hanya
kepada Dewan Kehormatan IAI dengan itikad baik dan bukan untuk merugikan/mencemarkan nama baik
sesama rekan arsitek.

11.Pengakuan Kesejawatan

Arsitek tidak dibenarkan akan berusaha menggusur arsitek lain dari suatu penunjukan pekerjaan.

Kaidah Tata Laku 5.201 Arsitek apabila didekati dan ditawari oleh seorang pemberi tugas untuk
melaksanakan suatu proyek atau jasa profesional yang diketahuinya masih dalam penunjukan arsitek lain,
wajib memberi tahu arsitek yang bersangkutan.

Kaidah Tata Laku 5.202 Arsitek tidak dibenarkan untuk mengambil alih hak intelektual atau
memanfaatkan karya/kreasi atau ide dari arsitek lain tanpa ijin yang jelas dari arsitek pemilik gagasan
tersebut.
Kaidah Tata laku 5.203 Arsitek dapat/boleh melanjutkan atau menggantikan pekerjaan sesama
arsitek setelah ada penyelesaian hubungan kerja antara pengguna jasa dan arsitek yang digantikannya.

Kaidah Tata Laku 5.204 Arsitek hendaknya membangun reputasi profesionalnya atas dasar penilaian
jasa, kinerjanya dan mengakui serta menyatakan penghargaan pada pihak lain atas hasil kinerja
profesional mereka

12.Imbalan Jasa Sepadan

Arsitek dihargai sesuai dengan lingkup cakupan jasa yang diberikannya/diselesaikannya.

Kaidah Tata Laku 5.301 Arsitek pada saat menawarkan jasanya sebagai konsultan mandiri tidak
akan menyebutkan imbalan jasa apabila tidak diminta. Arsitek harus mempunyai informasi yang cukup
mengenai sifat dan lingkup pekerjaannya, untuk dapat mengajukan suatu usulan imbalan jasa yang akan
diberikan, agar pemberi tugas dan masyarakat terlindungi dari pengurangan dan penambahan lingkup jasa
yang tidak berada di bawah tanggung jawabnya.
Kaidah Tata Laku 5.302 Arsitek saat menawarkan jasanya sebagai konsultan bebas tidak akan
mengubah usulan imbalan jasa yang telah diajukannya demi mendapatkan keuntungan kompetitif, setelah
melihat proposal imbalan jasa yang diusulkan oleh arsitek lain untuk pekerjaan yang sama, agar pemberi
tugas dan masyarakat terlindungi dari pengurangan dan penambahan lingkup jasa yang tidak berada di
bawah tanggung jawabnya.

13.Partisipasi Dalam Sayembara

Arsitek dibenarkan berpartisipasi dalam suatu sayembara perancangan arsitektur hanya apabila kaidahnya
adil, jujur, dan sesuai format yang diakui IAI.

Kaidah Tata Laku 5.401 Arsitek tidak dibenarkan mengikuti suatu sayembara arsitektur yang telah
dinyatakan oleh IAI sebagai tidak layak diikuti.

Kaidah Tata Laku 5.402 Arsitek apabila ditunjuk sebagai penilai dalam suatu tender atau sayembara
harus bertindak sesuai dengan kapasitasnya.(sumber ; materi 2 etika profesi kode etik arsitek dan tata
laku)

Anda mungkin juga menyukai