PROFESI ARSITEK
(STUDI KASUS KODE ETIK MELANJUTKAN PEKERJAAN ARSITEK
LAIN) ”
Disusun Oleh :
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai
upaya, tugas makalah penataran kode etik dan kaidah tata laku arsitek dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
i
Nama : Andika Maulana Siddiq,SE.,S.Ars
Nomor HP :0822-8299-5344
Status Keanggotaan :Calon Anggota IAI
IAI Asal :Sumsel IAI
Jenis Kegiatan :Penataran Kode Etik & Kaidah Tata Laku Arsitek
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II ULASAN KASUS 5
2.1 Arsitek dan keprofesian 5
2.2 Etika Dan hukum 9
2.3 Etika Profesional 11
2.4 Kode Etik Arsitek 13
BAB III PENUTUP 16
KESIMPULAN 16
SARAN 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik desainer, tenaga pendidik.
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah
profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata
dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan
tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai
suatu profesi.
Di Indonesia,asosiasi profesi arsitek ini diberi nama : IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) atau
dalam bahasaInggris disebut : Indonesian institute of Architect.Dalam kepengurusannya IAI
membina paraanggotanya dalam menjalankan profesi arsitek di Indonesia, dengan membuka
cabang-cabang kepengurusan di berbagai daerah. Hanya arsitek yang sudah terdaftar
(registeredarchitect) dalam asosiasi profesi-lah yang dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
perencanaan dan perancangan bidang arsitektur. Di luar negeri terutama di daratan Eropa
sudah didirikan asosiasi / perhimpunan profesi arsitek.Misalnya yang sudah banyak dikenal,
antara lain: RIBA (Royal Institute of British Architect) di Inggris Raya, AIA
(AmericanInstitute of Architect) di USA / Amerika Serikat, SIA (Singapore Institute of
Architect) di Negara Singapore, AIA (Australian Institute of Architect) di Benua Australia,
dsb.
Arsitek merupakan profesi yang sangat spesifik, karena dalam melakukan praktik arsitektur
harus mampu menangkap suatu pesan ataupun keinginan daripada pengguna jasa, agar dapat
diwujudkan menjadi suatu karya bangunan yang fungsional beserta lingkungan binaannya.
Arsitek dalam keprofesiannya juga harus memperhatikan kondisi sekitar perancangannya
dibangun, apakah ada pihak yang dirugikan baik manusia, sumber daya alam, budaya
kedaerahan sekitar. Bahkan arsitek haruslah mampu mengikuti perubahan perkembangan
Mereka (asosiasi profesi arsitek) memiliki kode etik dan tata laku yang berhubungan
dengan profesiarsitek atau rancang bangun arsitektural yang mesti diindahkan oleh para
anggotanya. Asosiasi profesi arsitek ini merupakan asosiasi profesi yang terbilang lama atau
cukup tua, sehingga didalam keanggotaannya, para arsitek memiliki rasa bangga (pride).
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode
etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata
cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakaji atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional. Di Indonesia ataupun Negara lain sudah memiliki kode
etik masing-masing. Dalam pembahasan makalah ini akan dibahas tentang “Perbedaan kode
etik Indonesia (IAI) dengan kode etik Amerika (AIA)”. Ada berbagai macam perbedaan
kode etik yang dibuat oleh asosiasi profesi arsitek Indonesia dengan Amerika ,
meskipun secara prinsipiil tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan dari kode etik yang
satu dibandingkan dengan yang lainnya. Struktur dari kode etik profesi tersebut umumnya
diawali dengan hal-hal yang bersifat umum seperti yang tercantum di bagian
pendahuluan, mukadimah atau "general introductory"; dan selanjutnya diikuti dengan
serangkaian
1.2 TUJUAN
Diharapkan akan timbul kesadaran dari berbagai pihak bahwa benar perlu adanya
kepastian hukum atas keprofesian ini, sehingga :
Meminimalisasi ketidak tahuan masyarakat yang notabene awam atas hukum, hak
dan kewajiban dalam menggunakan jasa arsitek
Terproteksinya pelaku dan pengguna jasa dengan hasil perancangan yang tidak
hanya baik, melainkan benar – benar dapat dipertanggung jawabkan.
Dapat mendukung pembangunan nasional kedepan, meningkatkan kualitas arsitek
Indonesia agar memiliki daya saing global tanpa mengurangi sumber daya alam
dan nilai budaya nusantara.
Terciptanya kesadaran atas perlunya etia dalam berpofesi, disini dikhususkan
dalam bidang eteknikan / perencanaan
b. Definisi Keprofesian
Schein, E.H (1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma
yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat
c. Karakteristik Profesi
Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis :
Professional dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang
ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan
tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.
Assosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi
oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya.
Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan
pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada
persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan
teoritis.
Pelatihan institusional : Selain ujian, biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti
pelatihan institusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman
praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.
Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi
sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan
teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para
anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu
Undang-undang ini dibuat dengan menguraikan tiga hal utama bagi persyaratan
arsitek, yaitu tentang:
pendidikan yang diperoleh
pengalaman praktik, pengembangan keprofesian berkelanjutan
kompetensi profesional (termasuk didalamnya pengertian terhadap kode etik
dan kaidah tata laku profesi).
Melalui kongres internasional Arsitek - UIA di Beijing tahun 1999, telah disepakati beberapa
pedoman kepranataan yang mengatur praktik arsitektur. Pedoman ini bersifat kesepakatan
dan kebijakan (policy) tentang pengaturan praktik arsitektur di seluruh dunia, tetapi
mempunyai keluwesan tertentu, sehingga dapat dikembangkan oleh masing-masing negara
anggota disesuaikan dengan kondisi negara masing-masing
Hal-hal yang diatur dalam kesepakatan tersebut antara lain adalah tentang:
Etika dan kaidah tata laku
Arsitek dan praktik arsitektur
Kompetensi dasar arsitek profesional
Pendidikan arsitektur
Akreditasi pendidikan arsitektur
Pemagangan dan praktik kerja
Registrasi dan lisensi praktik
Pengembangan profesional berkelanjutan
Praktek di negara lain
Kekayaan intelektual/copyright
Peran asosiasi profesi arsitek
a. Definisi Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah
sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat
praktis (practical philosophy).
Etika berarti norma-norma dan asas-asas moral yang diterima oleh kelompok atau
golongan masyarakat tertentu sebagai landasan bertingkah laku yang didasarkan pada
kaidah-kaidah akhlak.
Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut ,
Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana
yang boleh dirubah.
Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.
b. Definisi Hukum
HUKUM adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah
terjadinya kekacauan. Berikut ini akan kita mengulas beberapa pendapat mengenai
pemikiran Hukum Menurut Pemikiran Para AhliAristoteles
Sesuatu yang berbeda dari sekedar mengatur dan mengekspresikan bentuk dari
konstitusi dan hukum berfungsi untuk mengatur tingkah laku para hakim dan
putusannya di pengadilan untuk menjatuhkan hukuman terhadap pelanggar.
Hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat masyarakat
tetapi juga hakim.
Karl Max
Suatu pencerminan dari hubungan hukum ekonomis dalam masyarakat pada suatu
tahap perkembangan tertentu.
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun
bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori
norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata
cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional.
Untuk profesi arsitek juga mempunyai kode etik dimana hanya arsitek yang sudah
terdaftar (registeredarchitect) dalam asosiasi profesi-lah yang dapat mengerjakan pekerjaan-
Demikianlah Ikatan Arsitek Indonesia dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab
merumuskan Kode Etik Arsitek sebagai berikut :
Kewajiban Umum Para arsitek menguasai pengetahuan dan teori mengenai seni-
budaya, ilmu, cakupan kegiatan,dan keterampilan arsitektur, yang diperoleh dan
dikembangkan baik melalui pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Proses
pendidikan, pengalaman, dan
peningkatan ketrampilan yang membentuk kecakapan dan kepakaran itu dinilai melalui
pengujiankeprofesian di bidang arsitektur. Hal itu dapat memberikan penegasan kepada
masyarakat, bahwa seseorang bersertifikat keprofesian arsitek dianggap telah memenuhi
standar kemampuan memberikan pelayanan penugasan profesionalnya di bidang arsitektur
dengan sebaik-baiknya. Secara umum, para arsitek memiliki kewajiban dan tanggung jawab
untuk selalu menjunjung tinggi dan meningkatkan nilai-nilai budaya dan arsitektur, serta
menghargai dan ikut berperan serta dalam mempertimbangkan segala aspek sosial dan
lingkungan untuk setiap kegiatan profesionalnya, dan menolak hal-hal yang tidak profesional.
3.1 KESIMPULAN
Seorang arsitek profesional harus bergabung dalam asosiasi resmi arsitek dalam hal
ini IAI. Ini menunjukkan adanya setifikasi legalitas seorang arsitek untuk mendapat ijin
berkerja sebagai arsitek profesional. Seseorang dapat dikatakan menjadi seorang arsitek
profesional apabila selalu terus berkarya dan dilengkapi dengan persyaratan legal formal
dalam bentuk sertifikasi keahlian dari asosiasi arsitek. Ini menunjukkan bahwa arsitek
profesional harus bergabung dalam asosiasi arsitek untuk dapat berkecimpung secara resmi
Meski belum adanya kejelasan hukum untuk arsitek di Indonesia, namun
praktik arsitektur telah berjalan sejak lama dan jutaan bangunan telah berdiri baik yang
menggunakan jasa keahlian Arsitek maupun tidak. Kesemerawutan pembangunan yang
terjadi, antara lain karena penerapan hukum yang ada belum berjalan baik dan banyak pihak
yang mengklaim bisa membangun seperti Arsitek masih dibiarkan terjadi di negeri ini.
Akibatnya bisa terlihat banyak bangunan yang dibuat asal jadi, kurang memperhatikan
keselamatan pengguna, banyak melanggar ketentuan pembangunan tata ruang kota / wilayah,
pemakaian bahan bangunan dan sistem yang kurang layak.
Seiring dengan belum adanya pengakuan terhadap tenaga profesi di bidang jasa
konstruksi termasuk Arsitek di Indonesia, maka praktik arsitektur yang terjadi di seluruh
pelosok negeri ini masih lebih banyak dilakukan dengan tanpa landasan keahlian dan hukum,
dan jauh jika ingin disetarakan dengan keahlian bangsa lain.
Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana
dalam diri para elit profesional tersebut terdapat kesadaran kuat untuk mengindahkan etika
profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan
integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi
adalah tidak sama dengan hukum (atau undang-undang).
Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsi
atau denda dari induk organisasi profesinya. Tanpa etika profesi, apa yang semula dikenal
sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah
pekerjaan pencarian nafkah biasa yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealism
3.2 SARAN