Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ARTICLE

Disusun Oleh:

Nama : LETIUS WENDA


Npm : 19 121 042
Prodi : Arsitektur
Semester : VII (tujuh)
Mata Kuliah : Etika Profesi
Nama Dosen : Dr, Ir, M Amir Saliput MT.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PRENCANAAN WILAYAH

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA

(USTJ-FTSP)

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


1
Amir Saliput MT
JUDUL ARTICLE MAKALAH:

“ETIKA PROFESI BIDANG


ARSITEKTUR”

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


2
Amir Saliput MT
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Panjatkan kehadiran tuhan yesus yang maha Esa, karena atas rahmat nya saya
sebagai mahasiswa dapat menjelesaikan artikel ilmiah ini dengan baik Artikel ilmiah ini di susun
berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan selama mengikuti perkuliahan dalam zoom dari
pertemuan 1-4. ETIKA PROFESI BIDANG ARSITEKTUR, Dengan ketentuan waktu dari bpk
Dosen arsitektur selama perkuliaan ini untuk melaksakan kerja saya menjedari bahwa ada banyak
hal yang belim pelajari dalam pertemuan di onlone & ofline di kampus dan banyak penghalaman
yang berharga yang belum saya rasakan, Saya juga menjadari bahwa penulis artikel ilmiah ini masih
jauh dari sempurna karena pengalaman dan pengetahuan saya yang masih terbatas. Namun saya
berusaha untuk dapat menejelesaikan laporan kerja praktek ini dengan sebaik- baik itu kritik dan
saran sangat saya di perluhkan agar dapat menjempurnahkan laporan ini Pada kesempatan ini saya
mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan membantu
terselesainya artikel ini khusus nya kepada:
 Masing- masing kedua orang tua saya yang memberiakan dukungan dan semangat dalam
penjususnan artikel ini.
 Dr.Ir, M Amir Saliput MT. selaku Dosen pembimbing saya di kampus yang telah
membimbing dan memberikan materi kepada saya selama mengikuti perkuliahan.
Akhir kata semogga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan khusus
nya saya sebagai mahasiswa program studi arsitektur dan dapat memberikan gambaran
pelaksaan bagi mahasiswa yang melangkah dan menjadi tambahan ilmu bagi saya.

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


3
Amir Saliput MT
DAFTAR ISI Halaman

Judul……………………...…...……………………………….……………..………………...……...ii

Kata pengantar……………………………………………………………………………..………...iii

Daftar isi……. ………………………………………………….………………………..……...……iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang………………………………………………………………………....….5

1.2. Rumusan Permasalahan…………………………….………………..…………...……....6


1.3. Tujuan penulisan…………….…………………………………………...………...……..6

BAB II HASIL ETIKA PEMBAHASAN


2.1. Pengertian etika profesi ………………………………………………………………….7
2.2.Kode Etik Profesi Arsitek…………………………………………………………………7

2.3. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan Umum………...…………….………7

2.4. Penyimpangan/Pelanggaran Terhadap Kepentingan Masyarakat…...……………..…......7

2.5.Penyimpangan/Pelanggaran Terhadap Pengguna Jasa.…………………….…………......7

2.6. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Profesi…………………………...………….….....8

2.7.Dengan tetap menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap…...…………….....8

2.8.Sangsi Pelanggaran Kode Etik Profesional……………………………………….…….…8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.Kesimpulan………………………………………………….………………...…...…..…..9

3.2. Saran…………………………………………………………………………….....….…10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….
………………......11

PENUTUP……………………………………………………………………...
…………………....1212

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


4
Amir Saliput MT
BAB I
PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang


Sebagai negara yang sedang berkembang, pertumbuhan perancangan pembangun di
Indonesia berlangsung pesat, tumbuhnya kawasan-kawasan industri, perumahan, perdagangan,
wisata dan budaya serta gedung-gedung sebagai produk rancang bangun tidak lepas dari peran
para arsitek sebagai pengagasnya. Apabila kita cermati fenomen yang berkembang saat ini di
masyarakat, baik buruknya perkembangan kota dan Volume 9, No. 1 | Februari 2022.
bangunan pengisinya tersebut yang dituding paling bertanggung jawab adalah para arsitek.
Meski di satu sisi terdapat hal hal positif bagi perancang jika apa yang didesainnya mampu
memenuhi apa yang menjadi keinginan pengguna (user), namun disisi lain akan menjadi
negative jika apa yang dirancangnya yang dihasilkan ketidak nyamanan bagi pengguna dan
banyak orang di lingkungannya. Dan tentu saja apapun dampak yang dihasilkan dari desain
para arsitek akan memberikan efek moral yang terus akan mengikuti arsitek penggagasan nya
selama bangunan/obyek prancangannya masih berdiri atau bahkan sampai seorang arsitek
tersebut telah meninggal dunia. Perkembangan profesional arsitek setiap tahunnya seringkali
tidak sebanding dengan pekerjaan yang tersedia dalam dunia rancang bangun,sehingga
seringkali menimbulkan tingkat persaingan yang semakin tinggi. Persaingan yang positif
tentunya merupakan sesuatu yang membanggakan, karena seorang arsitek berupaya
meningkatkan kemampuan dan kinerjanya dalam memberikan layanan jasa pada pemberi
pekerjaan, sehingga memang pantas seorang arsitek tersebut mendapatkan pekerjaan itu, tetapi
persaingan yang negatif juga tidak jarang kita temui, perencanaan yang rendah, kualitas
perencanaan yang kurang baik dengan memanfaatkan ketidak tahuan pengguna jasa arsitek,
ketidak pedulian arsitek pada lingkungan dan regulasi yang berlaku dan sebagainya sering
dikeluhkan dilingkungan arsitek ataupun pemberi pekerjaan. Untuk itu dirasa perlu dibangun
secara terus-menerus pemahaman tentang etika Berprofesional khususnya etika profesi arsitek
mulai dari calon arsitek dengan harapan ketika nantinya berkarya telah berbekal pemahaman
bagaimana seharusnya arsitek itu berkarya secara benar. Karena harus disadari bahwa berhasil
atau gagalnya suatu proses pembangunan atau penciptaan karya, akan menyangkut pula
seberapa besar kemampuan, keahlian dan ketrampilan yang dimiliki oleh seorang arsitek dan
seberapa kemauan arsitek dalam menumpahkan seluruh kemampuan, ketrampilan dan

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


5
Amir Saliput MT
keahliannya dalam pekerjaan pembangunan yang bukan tangung jawabnya. Penelitian ini
dibuat untuk mengembangkan pemikiran bagaimana etika profesi Arsitek tetap bisa diakui
dalam kalanggang pembangunan yang penuh kepentingan.
1.2.Rumusan Permasalahan.
Adapun rumus masalah yang di ambi jaitu bagaimana teknis pelaksana tersusn nya kata artikel
ilmiah dalam Komunikasi Kelembagaan Projek Dari Bidang Arsitektur

1.3.Tujuan penulisan.

Penulisan artikel ilmiah ini di dasarkan apa yang di amati secara langsung dan tidak langsung
dan di atasi hanya pada Komunikasi Kelembagaan/ jasa berhubungan Proyek perencanaan khusus
Bidang Arsitek

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


6
Amir Saliput MT
BAB II
pembahasan
2.1. Pengertian etika Profesi
Kriteria pekerjaan / keahlian agar dapat didefinisikan sebagai profesi, yaitu:  University
education in a special area of knowledge,  Internship and supervised entry-level performance
 Knowledge & practices that require the unique exercise of learned judgment 
Establishment of disciplinary identity & uniqueness of the professional group by establishment
of the professional organization, journals, education, & licensing standard Autonomy earned
by profession, recognized & granted licensing, in mastering knowledge & professional practice
with regard to practice standards and ethical conduct Having the knowledge & expertise
necessary for the wellbeing of persons in society.

2.2. Kode Etik Profesi Arsitek.


Dalam menjalankan tugas profesinya arsitek dibatasi dengan etika profesi. ada 5 (lima)
kewajiban yang harus dipenuhi oleh arsitek professional (kewajiban secara umum,
a) kewajiban pada masyarakat
b) kewajiban pada profesi
c) kewajiban pada pengguna jasa
d) kewajiban pada teman sejawat).
e) kewajiban tersebut oleh arsitek dianggap suatu penyimpangan atau pelanggaran kode
etik. penyimpangan tersebut.

2.3.Penyimpangan/Pelanggaran Terhadap Kepentingan Umum.Harus Berfofesional Biar Tidak


Mencurugakan Hal Menjadikan Masalah Dalam Kalangan Arsitektur

a) Seorang arsitek tidak semaksimal mungkin untuk menampilkan kepakaran dan


kecakapannya secara maksimal dalam menangani pekerjaan.
b) Mendesain bangunan tanpa meneliti bahwa lokasi perencanaan merupakan kawasan
yang mempunyai nilai sejarah dan budaya tinggi yang harusnya dilestarikan

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


7
Amir Saliput MT
c) Bersikap masa bodoh atau membiarkan bahwa ada suatu kegiatan
renovasi/pembangunan pada suatu bangunan yang mempunyai nilai sejarah dan
budaya tinggi yang seharusnya dilestarikan
d) Menggunakan SDM yang tidak sesuai dengan keahliannya dan tingkat kemampuan
dan pengalamannya bidang arsitektur dalam menangani perancangan
e) bangunan.Memberikan pelayanan teknis keahlian yang berbeda karena factor SARA,
golongan dan gender.

2.4.Penyimpangan/Pelanggaran Terhadap Kepentingan Masyarakat, sebaimanapun mesti harus


bertangung jawab dengan benar supaya tidak terjadi bawaan masalah local/pribadi ke urusan
professional masyarakat seperti 5 faktor di bawa ini.

a) Melanggar hukum dengan mengabaikan undang-undang/ peraturan yang terkait


dengan proyek pembangunan
b) Menjanjung dan mempromosikan dirinya untuk mendapatkan pekerjaan baik secara
lesan atau lewat media.Volume 9, No. 1 | Februari 2021.
c) Menyebut suatu produk bahan dalam pekerjaan proyeknya dengan mendapat
imbalan.
d) Melakukan penipuan / kebohongan terkait dengan tugas profesi arsitek.
e) Menyuap kepada pihak tertentu untuk mendapatkan pekerjaan

2.5. penyimpangan/Pelanggaran Terhadap Pengguna Jasa.

a) Melaksanakan pekerjaan bidang arsitektur tanpa memiliki Sertikat Keahlian Arsitek.


b) Menerima pekerjaan bidang arsitektur diluar jangkauan kemampuannya
c) Mengajukan imbalan jasa yang tidak sesuai standard /hubungan kerja /standar IAI
bidang arsitektur.
d) Tidak melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan kontrak yang berisi tentang
lingkup penugasan, produk yang diminta, imbalan jasa yg disepakati, tugas dan
tanggung jawab yang diembannya, hak dan kewajiban yang harus dipenuhi.
e) Mengubah/mengganti lingkup/program/target penugasan tanpa seijin pemberi tugas

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


8
Amir Saliput MT
f) Membuka rahasia dan menginformasikan pada pihak lain tanpa persetjuan pemberi
tugas
g) Menawarkan atau mengarahkan suatu pemberian kepada calon penggun jasa atau
penggunaan jasa untuk memperoleh penunjukan.
h) Menyarankan kepada pengguna jasa untuk melakukan pelanggaran hukum atau kode
etik dan kaidah tata laku profesi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

1.6.Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Profesional

a) Menandatangani suatu pekerjaan sebagai arsitek yang bukan dari hasil desainnya.
b) Membuat pernyataan yang keliru/menyesatkan/palsu atas fakta materiil, kualifikasi
keprofesian, pengalaman kerja atau penampilan karya kerjanya serta mampu
menyampaikan secara cermat lingkup dan tanggung jawab yang terkait dengan
pekerjaan yang diakui sebagai karyanya.
c) Bermitra dengan orang yang tidak terdaftar dalam asosianya.

2.7.Dengan tetap menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap

Arsitek Mempunyai Kewajiban Membaktikan Seluruh Kecakapan Dan Kepakarannya


Dengan Penuh Ketekunan Dan Kehati-Hatian, Mengikuti “Baku Minimum Penyajian”
(Minimum Standard Performance) Yang Direkomendasikan/Dipujikan IAI, Dan Berdasarkan
Ikatan Hubungan Kerja Yang Jelas Meliputi Antara Lain:
a) lingkup penugasan.
b) pembagian wewenang dan tanggung jawab, hak dan kewajiban.
c) batas-batas wewenang dan tanggung jawab, hak dan kewajiban.
d) perhitungan imbalan jasa.
e) tata cara penyelesaian penugasan.

2.8.Tanggung Jawab Profesional berhubungan arsitek jalur komunikasi, menjatakan sikap demi
kemajuan seperti 2 faktor di bawa ini
a) Candor dan Sejati: Anggota harus jujur dan benar dalam komunikasi professional
mereka dan menjaga klien mereka cukup informasi tentang proyek-proyek klien.

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


9
Amir Saliput MT
b) Anggota tidak akan sengaja atau ceroboh menyesatkan klien yang ada atau calon
tentang Hasil yang dapat dicapai penggunaan layanan Anggota dan tidak akan
Anggota menyatakan bahwa mereka dapat mencapai hasil dengan cara yang
melanggar hukum yang berlaku atau Kode ini.Komentar: Aturan ini dimaksudkan
untuk menghalangi jujur, sembrono, atau illegal representasi.

2.9.Sangsi Pelanggaran Kode Etik Profesi

Pada dasarnya penyimpangan dari apa yang tetera dalam Kode Etik dan Kaidah dan Tata
Laku Profesi IAI tidak ada sangsi hukumnya, yang ada adalah sangsi organisasi yaitu Volume
9, No. 1 | Februari 2021.
a) berupa teguran lisan,
b) teguran tertulis,
sehingga penonaktifan sebagai anggota dan yang paling berat adalah dikeluarkan sebagai
anggota IAI. Sangsi yang diberikan oleh organisasi (IAI), ini akan berdampak pada profesi
dan psikologis bagi anggota yang kena sangsi, tentu tidak tidak mendapatkan pekerjaan
sebagai profesi arsitek. Namun apabila pelanggaran ini menyangkut hukum terkait dengan
pelanggaran undang-undang, peraturan pemerintaha dan lain sebagainya maka
penyelesaiannya lewat pengadilan, meja biru.

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


10
Amir Saliput MT
BAB III
Kesimpulan

Etika berprofesi menyangkut nilai moral dan bersifat relatif, dimana akan sangat tergantung
dari penilaian subjektif masing masing individu. Dalam profesi Arsitek, etika menjadi penting,
karena menyangkut bagaimana profesi ini dihargai dan diberi pengakuan. Menjaga moralitas
sebagai seorang arsitek untuk tetap diakui oleh masyarakat adalah bagian dari etika yang harus
dipertahankan. Dan dalam perspektif etika profesi, arsitek diminta untuk bisa bersikap
menghindari konflik kepentingan. Ketika, nilai-nilai yang menjadi dasar bagi para pelaku
pembangunan berbeda-beda, maka etika menjadi relatif.

Saran
Ada beberapa saran yang di sampaikan jaitu:

 Sebagai negara yang sedang berkembang, pertumbuhan perancangan pembangun di


Indonesia berlangsung pesat, tumbuhnya kawasan-kawasan industri, perumahan,
perdagangan, wisata dan budaya serta gedung-gedung sebagai produk rancang;
a. Beberapa bidang tersebut penting mengadahkan rapat terbuka sebagaimana
perkembangan perkembangan kemajuan pembangunan sesuai bidang terkait jaitu
dalam dunia arsitektur, supaya dimana si arsitek bersaing dalam desain tidak kurang
dari kebutuhan jasa –permintaan projek
 Perlu di tingkatkan pada Ilmiah ilmia artucel agar tidak menjadi kesalahan pemahaman antara
perencanaan dan lapangan yang telah di rencanakan, seperti perbaiki bersifat pelangaran-
pelangaran professional
 Di tingkatkan artikel untuk peningkatan kedisiplinan menghindari kesalahan konsep artikel
ilmiah dan mencegah adanya pekerjaan yang tidak sesuai rencana.
 Pemesanan bahan lebih cepat agar mencegah keterlambatan data/ mengembangakan informasi
denagn di suatu lokasi

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


11
Amir Saliput MT
 Pemilihan pekerja yang di percaya dan harus mempunyai hubungan arsitek banyak
pengalaman bila penting untuk desain
 Kedisiplinan desain harus lebih di tingkatkan lagi agar tidak salah proses
pembangunan/kontruksi.

DARTAR PUSTAKA

Budiharjo. E.1997, Jati Diri Arsitek Indonesia. Penerbit Alumni. Bandung.


Dana Cuff. 1992, Architecture : The Story of Practice,
Hong Kong Ethics Development Centre (HKEDC).1996, Ethics for Professionals Hong
Kong
Keppres No. 80/2003 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas (Ikatan Arsitek Indonesia,
IAI)
UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung, UU No. 18/1999 tentang Jasa

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


12
Amir Saliput MT
PENUTUP

DEMIKIAN
TERIMA KASIH…

EE

Article Etika Profesi Dosen Pembimbing 1 , Dr.Ir, M


13
Amir Saliput MT

Anda mungkin juga menyukai