OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompokk untuk mata kuliah Topik Spesial 2,
dengan judul: “Modul 1 – Etika Profesi, Etos Kerja, Undang-Undang Jasa
Konstruksi dan Undang-Undang Jalan”
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami milki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dalam perkembangan dunia
pendidikan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
a. Kejujuran (honesty)
b. Keadilan (fairness)
c. Satunya pikiran, ucapan dan tindakan (integrity)
d. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability)
e. Kebertanggungjawaban (responsibility)
f. Kesetiaan kepada bangsa dan Negara (loyalty)
g. Tepat janji (committed)
h. Menghormati orang lain (respect to other)
i. Mengutamakan kepentingan masyarakat (community)
j. Menjanjikan karya terbaik (pursuit to excellence)
k. Mendukung perkembangan ilmu pengetahuan
l. Mengupayakan dan menjaga pelestarian lingkungan
2.1.3 Etos Kerja
Secara etimologis kata “etos” berasal dari bahasa Yunani yang semula
secara sederhana berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dari beberapa pengertian
mengenai kata etos, pada dasarnya pengertian “etos” dalam kehidupan masyarakat
dapat diartikan sebagai: nilai moral, standar etika, kekuatan motivasi, spirit
kelompok, serta spirit korps.
Jansen H Sinamo seorang ahli etos dalam bukunya “8 Etos Kerja Profesional”
(2005) mengartikan etos kerja professional sebagai “seperangkat perilaku kerja
positif yang berakar pada kesadaran yang kental, keyakinan yang fundamental,
sidertai komitmen yang total pada paradigm kerja yang integral. Jansen H Sinamo
(2005) memformulasikan etos kerja sebagai 8 (delapan) paradigm kerja atau 8
(delapan) perilaku kerja yakni:
Dengan ke delapan etos kerja tersebut dapat menjadi landasan utama dalam
menuju sukses secara komprehensif dalam mencapai tujuan kerja semua tingkat:
pribadi, organisasi, profesi dan sosial.
1. Etos 1 Kerja Adalah Rahmat
Kerja adalah rahmat adalah paradigm dan pengakuan bahwa kerja adalah
anugerah Tuhan Yang Maha Pengasih yang akan selalu memelihara hidup kita.
Paradigma kerja adalah rahmat yang patut disyukuri didasarkan pada 5 (lima)
alasan: Pertama, pekerjaan adalah itu sendiri pada hakekatnya adalah berkat
Tuhan Sang Pemelihara yang lewat pekerjaan itu memelihara kita dengan upah
yang kita terima. Kedua, di samping upah finansial, kita juga menerima imbalan
lain seperti jabatan, fasilitas, tunjangan dan kemudahan, yang juga merupakan
rahmat yang patut kita syukuri. Ketiga, talenta yang menjadi basis keahlian kita
yang pada dasarnya adalah rahmat dari Tuhan Sang Penyayang juga. Keempat,
bahan baku yang kita terima, kita pakai, dan kita olah dalam melaksanakan
pekerjaan tersedia karena rahmat. Kelima, dalam bekerja, kita semua terlibat
dalam suatu jaringan antar manusia yang fungsional, hirarkis, dan sinergis, yang
kemudian terbentuk kelompok kerja, profesi, korps dan sekaligus komunitas.
Dengan berlandaskan pada kelima alsan tersebut maka kita dalam bekerja akan
selalu mengatakan: Aku Bekerja Tulus dengan Penuh Syukur.
2. Etos 2 Kerja Adalah Amanah
Amanah titipan berharga yang dipercayakan kepada kita atau asset penting
yang dipasrahkan kepada kita. Konsekuensinya, sebagai penerima amanah, kita
secara moral terikat untuk melaksanakan amanah itu dengan baik dan benar.
Selanjutnya amanah melahirkan tanggungjawab yang harus dilaksanakan secara
baik dan benar sesuai nilai amanah itu sendiri. Dalam melaksanakan suatu
tanggungjawab, tidaklah boleh sekedar formalitas, tetapi harus betul-betul
dilakukan secara benar, baik esensialnya, spiritnya, maupun administrative
formalnya. Dengan demikian, amanah menuntut kesejatian, bukan saja esensinya,
tetapi juga prosedurnya.
3. Etos 3 Kerja Adalah Panggilan
Semua orang diciptakan oleh Sang Pencipta mempunyai darma, panggilan,
dan kewajiban suci dalam hidup ini, baik sebagai anggota keluarga, warga
organisasi, warga Negara, warga dunia, ataupun hamba Allah Sang Khalik. Setiap
orang mempunyai panggilan hidup spesifik yang harus dijawab, dijalani dan
dilakoni melalui profesi. Untuk menjawab, menjalani, memenuhi dan melakoni
panggilan itu, setiap orang dikaruniai dengan berbagai kemampuan seperti: bakat,
talenta, kecerdasan, dan minat.
Secara internal etos kerja ini menjadi instrument dalam proses pengembangan diri
kita menjadi manusia yang berintegritas. Berkat integritas yang kita tunjukkan
kepada mitra kerja kita, antara lain yaitu:
a. Komitmen, janji yang harus ditepati, untuk menunaikan darma hingga tuntas,
tidak berpura-pura lupa pada tugas atau ingkar pada tanggung jawab
b. Berarti memenuhi tuntutan darma dan profesi dengan segenap hati, segenap
pikiran dan segenap tenaga secara total, utuh dan menyeluruh
c. Berarti bersikap jujur kepada diri sendiri, tidak memanipulasi, tetapi
mengutamakan kejujuran dalam berkarya.
d. Berarti bersikap sesuai dengan tuntutan hati nurani, memenuhi panggilan hati
untuk bertindak dan berbuat yang benar dengan mengikuti aturan dan prinsip
sehingga bebas diri dari konflik kepentingan
Dengan demikian, etos kerja 3 adalah panggilan adalah Aku Bekerja Tuntas
Penuh Integritas.
Dengan demikian etos kerja 4 adalah Aktualisasi adalah: Aku Bekerja Keras
Penuh Semangat.
5. Etos 5 Kerja Adalah Ibadah
Ibadah adalah upaya untuk selalu memberi dalam bekerja dan tujuan ibadah
yang terpenting adalah agar kita biasa bekerja serius namun penuh kecintaan.
Dengan cinta, kita bisa melihat keagungan di dalam, di balik, dan di ujung
pekerjaan kita, sehingga tercipta ikatan batin antara sang pekerja dan
pekerjaannya yang akan meningkatkan kualitas motivasi, sikap, dan kebiasaan
kerj, kualitas kerja, kepribadian dan karakter serta martabat diri kita ke tingkat
yang lebih mulia, serta harga finansial kita di bursa tenaga kerja. Tujuan kerja
sebgai ibadah ialah God satisfactiob, lebih daripada sekedar customer satisfaction.
Etos 5 adalah Ibadah adalah: Aku Bekerja Serius Penuh Kecintaan.
6. Etos 6 Kerja Adalah Seni
Etos seni adalah penjabaran pengalaman artistic kita, yaitu ekspresi budi-
akhlak-iman kita dalam ungkapan-ungkapan estetik yang berwujud karya- karya,
yang pada gilirannya akan memprtinggi kompetensi budi-akhlak-iman, dan
dengan demikian menjadikan manusia insan kamil di bumi Tuhan.. Pekeerjaan
yang dihayati sebagai seni terutama kelihhatan dari kemampuan kita berfikir,3
tertib, sistematik, dan konseptual; juga kreatif memecahkan masalah,
imajinatif menemukan solusi inovatif mengimplementasikannya, dan cerdas saat
menjualnya. Etos 6 Kerja adalah Seni adalah: Aku Bekerja Cerdas Penuh
Kreativitas
7. Etos 7 Kerja Adalah Kehormatan
Kerja adalah kehormatan karena berkarya dengab kemampuan sendiri adalah
suatu kebajikan sosial dimana kita diakui sebgai manusia produktif dan
kontributif. Mencari kehormatan merupakan salah satu motivasi yang terkuat
dalam struktur hati manusia yang adalah ekspresi langsung spritualitas terbaik
kita. Kehormatan berarti menunjukan perilaku yang etis dan menjauhi perilaku
kerja yang nista. Bagi manusia terhormat, tujuan kehormatan yang terpenting
adalag agar dia selalu bekerja tekun penuh keungggulan. Etos 7 Kerja adalah
Kehormatan adalah: Aku Bekerja Tekun Penuh Keunggulan
8. Etos 8 Kerja Adalah Pelayanan
Apapun pekerjaan kita pada hakikatnya kerja adalah untuk melayami, Secara
sosial pelayanan adalah hal yang mulia, karena itu hakikat pekerjaan kita pun
mulia dan sebagai makhluk pekerja kita semua adalah insan yang mulia. Tujuan
pelayanan yang terpenting adalah agar kita bekerja paripurna dengan tetap rendah
hati. Jadi Etos 8 Kerja adlah Pelayanan adalah: Aku Bekerja Sempurna Penuh
Kerendahan Hati.
2.2.2 Undang-undang Jasa Konstruksi
1. Umum
2. Pengertian
a. arsitektural;
b. sipil;
2.2.3 RUANG LINGKUP PENGATURAN
Ruang lingkup pengaturan Undang-undang Jasa Konstruksi meliputi :
b. Asas Manfaat
c. Asas Keserasian
e. Asas Kemandirian
Asas Kemitraan mengandung pengertian tumbuh dan berkembangnya daya
saing jasa konstruksi nasional.
f. Asas Keterbukaan
Asas Keterbukaan mengandung pengertian ketersediaan informasi yang
dapat diakses sehingga memberikan peluang bagi para pihak, terwujudnya
transparansi dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang
memungkinkan para pihak dapat melaksanakan kewajiban secara optimal
dan kepastian akan hak dan untuk memperoehnya serta memungkinkan
adanya koreksi sehingga dapat dihindari adanya berbagai kekurangan dan
penyimpangan.
g. Asas Kemitraan
Asas Kemitraan mengandung pengertian hubungan kerja para pihak
yang harmonis, terbuka, bersifat timbal balik, dan sinergis.
h. Asas Keamanan dan Keselamatan
Bentuk usaha orang perorangan baik warga negara Indonesia maupun asing
hanya khusus untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi berskala terbatas/kecil
seperti :
a. Pelaksanaan konstruksi yang bercirikan : risiko kecil, teknologi
sederhana, dan biaya kecil.
b. Perencanaan konstruksi atau pengawasan konstruksi yang sesuai dengan
bidang keahliannya.
2.2.11 Persyaratan Usaha Jasa Konstruksi
Usaha jasa konstruksi dapat berupa badan usaha atau usaha orang
perorangan.
1. Badan Usaha
2. Orang Perorangan
d. masyarakat intelektual;
c. pakar dan perguruan tinggi yang berkaitan dengan jasa konstruksi; dan
4) ketentuan evaluasi;
2.2.18 Sanksi
a. peringatan tertulis;
a. peringatan tertulis;
Sanksi pidana atau denda dapat dikenakan kepada barang siapa yang :
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Etika profesi merujuk pada seperangkat nilai dan prinsip moral yang
diadopsi oleh suatu profesi untuk memastikan bahwa praktik profesional
dilakukan dengan integritas, kejujuran, dan tanggung jawab. Etika profesi
membantu memastikan bahwa para profesional memenuhi standar moral yang
diharapkan oleh masyarakat. Etos kerja adalah seperangkat nilai dan sikap yang
menentukan cara seseorang bekerja. Etos kerja yang positif melibatkan
kedisiplinan, kerja keras, tanggung jawab, ketekunan, inovasi, dan kreativitas.
Kesimpulannya, etika profesi dan etos kerja saling terkait dan sama-sama penting
dalam dunia kerja. Etika profesi membantu memastikan bahwa praktik profesional
dilakukan dengan integritas dan tanggung jawab, sedangkan etos kerja membantu
memastikan bahwa seseorang bekerja dengan kedisiplinan dan kerja keras untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Kedua hal ini harus diterapkan oleh setiap
individu dalam profesi mereka untuk memastikan bahwa mereka memenuhi
standar moral dan profesionalisme yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Sinamo, Jansen H.,8 Etos Kerja Profesional, Insitut Darma Mahardika,
Jakarta, 2005
Bertens, K., Etika, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993
, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Himpunan Pengembangan jalan Indonesia (HPJI), Jakarta,
Oktober 2003
, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Jasa
Konstruksi, 1999.