Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENGAMATAN ETIKA PROFESI DALAM PROYEK

KONSTRUKSI

Disusun Oleh :
Muhammad Raffi Zahrandika (19540144006)

Dosen Pengampu :
Ir. Dian Eksana Wibowo S.T., M.Eng

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
Latar Belakang
Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan pembangunan industri
nasional, karena banyak berhubungan dengan aktivitas perancangan maupun perekayasaan yang
ditujukan semata dan demi kemanfaatan bagi manusia. Dengan mengacu pada pengertian dan
pemahaman mengenai profesi, (sikap) professional dan (paham) profesionalisme; maka nampak
jelas kalau ruang lingkup keinsinyuran perdefinisi bisa disejajarkan dengan profesi- profesi yang
lain seperti dokter, pengacara, psikolog, aristek dan sebagainya.

Seperti halnya dengan profesi-profesi lainnya, sudah saatnya profesi insinyur menata-
dirinya dalam sebuah wadah profesi dan sekaligus menerapkan norma-norma etika profesi
seperti yang tertuang dalam kode etik profesi untuk menjaga martabat, kehormatan, dan/atau
itikad-itikad etis yang harus ditaati oleh mereka yang akan menerapkan keahlian dan
kepakarannya. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut, yaitu :

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana
profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh
dilakukan
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan
social).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para
pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Tanggung jawab profesi yang lebih spesifik seorang professional diantaranya:

1. Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses maupun produk hasil
kerja profesional.
2. Menjaga kompetensi sebagai professional.
3. Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan dengan kerja yang
profesional.
4. Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung jawab.

Tuntutan sikap yang harus dijalankan oleh seorang insinyur yang menjunjung tinggi kode
etik seorang insinyur yang professional yaitu:

1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan


Masyarakat.
2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya.
3. Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam
tanggung jawab tugasnya.
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan
masingmasing.
6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat
profesi.
7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya.

Tujuan

Pada laporan pengamatan ini bertujuan untuk mengkaji perilaku – perilaku pelanggaran
etika profesi dan perilaku – perilaku yang sudah sesuai dengan etika profesi.

Hasil Pengamatan

Dari pengamatan yang saya lakukan di proyek konstruksi gedung laboratorium 2 lantai
yang berada di sekolah MAN 4 Bogor yang terletak di daerah Cijeruk, Kabupaten Bogor. Hasil
dari pengamatan yang saya lakukan, masih terdapat pelanggaran kode etik profesi yang
menyangkut dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di dalam proyek itu, para pekerja
tidak memakai helm proyek, untuk pemakaian rompi keselamatan hanya beberapa pekerjanya,
hanya sepatu pelindung saja yang semua pekerja gunakan. Tidak ada pula teguran dari pihak
yang berwenang dari proyek tersebut.

Sumber : Foto Langsung dari Lapangan

Selain itu juga, kurang adanya rambu-rambu K3 di dalam proyeknya. Hal-hal seperti ini
yang sangat membahayakan para pekerjanya, sering terjadi nya kecelakaan saat bekerja karena
tidak lengkapnya alat pelindung diri (APD) yang dipakai oleh para pekerja, hal ini seharusnya
menjadi tanggung jawab dari seorang insinyur untuk melaporkan kepada pihak yang berwenang
dalam proyek tersebut, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses
pekerjaannya.

Ada pula hal yang sudah sejalan dengan kode etik yang dilakukan dalam proyek tersebut
yaitu kedisiplinan dalam bekerja, itu merupakan hal-hal yang ditanamkan dalam kode etik teknik
sipil kedisiplinan dalam waktu dalam pengerjaan konstruksi. Dan juga bekerja secara
professional dan penuh semangat, ini juga merupakan hal penting yang harus ada, karena apabila
pekerja tidak beerja secara profesional dan penuh semangat akan terjadi pelebaran jarak waktu
rampungnya proyek tersebut.

Kesimpulan

Pelanggaran yang terjadi pada proyek tersebut merupakan tidak lengkapnya alat
pelindung diri sesuai standar Kesehatan dan Keselamatan Keja (K3). Perlu adanya kesadaran
dari pihak yang berwenang dalam proyek tersebut, dalam bentuk teguran maupun penyediaan
alat pelindung diri bagi para pekerja. Dan hal yang sudah sesuai kode etik yakni kedisiplin dan
profesionalitas dalam bekerja.

Anda mungkin juga menyukai