Anda di halaman 1dari 21

I.

LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Kepmen Tenaga Kerja Nomor : 05/Men/1996 Tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka PT. DUTARAYA
DINAMETRO demi menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi
seluruh personil dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan membuat suatu manajemen yang
mengatur dan mengelola Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pelaksanaan pekerjaan yang merujuk pada ketetapan/aturan resmi dari
pemerintah seperti tersebut diatas.
PT. DUTARAYA DINAMETRO memiliki dedikasi tinggi dan komitmen
untuk melakukan proses peningkatan yang berkelanjutan dalam :
1. Mengembangkan Kualitas Sumber Daya Manusia.
2. Menerapkan Sistem Manajemen : Mutu ISO 9001 : 2008, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 : 2007, dan Lingkungan 14001 :
2004 pada Setiap Kegiatan yang Terjadi di Perusahaan.
3. Mematuhi seluruh Peraturan Perundang-undangan serta Persyaratan
Lainnya yang Berkaitan dengan Mutu, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, dan Lingkungan.

II.

VISI

Menjadi Perusahaan di bidang Penyedia Jasa Konstruksi yang


terkemuka di Indonesia dengan mengedepankan Mutu untuk
kepuasan pelanggan bagi Pengguna Jasa, memberikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi Tenaga Kerja, serta
menjaga Kelestarian Hidup bagi Lingkungan.

MISI

Memberikan Pengguna Jasa Konstruksi pelayanan yang


berkualitas serta kepuasan dan mutu yang terbaik untuk dapat
bersaing di bidang jasa konstruksi.

MAKSUD DAN TUJUAN


MAKSUD :
1. Untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Menjamin K3 bagi Pekerja-pekerja ditempat kerja
3. Perlengkapan Produksi yang aman dan memadai
TUJUAN :
Untuk menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh SNVT
Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Citarum Balai Besar
Wilayah Sungai Citarum, telah mencakup/menjamin hal-hal tentang :
1. Pemakaian peralatan/perlengkapan yang memadai
2. Dapat mengidentifikasi sumber-sumber/potensi bahaya
3.

III.

Melaksanakan Metode yang benar (Menyediakan Tempat-tempat


khusus untuk material yang memerlukan pananganan khusus,
bongkar muat)

RUANG LINGKUP

IV.

V.

Instruksi kerja ini hanya berlaku pada Paket Pekerjaan di SNVT


Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Citarum Balai Besar
Wilayah Sungai Citarum.
DEFINISI
1. Pekerjaan ini adalah Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT
20-BTT 22c dan BTT 22-BTT 27 dan BTT 38-43 (3 km) dan T
47-BTT 50 dan BTT 52-BTT 53 (6 km) Kab. Subang. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja adalah untuk memberikan suatu dasar dalam
bekerja yang menuju kearah tujuan akhirnya, yakni mencegah
terjadinya cedera atau gangguan kesehatan yang disebabkan karena
kejadian dan keadaan yang berhubungan dengan pekerjaan.
2. Kategori I adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan
ringan atau pada prinsipnya tidak membutuhkan perawat I rawat inap
di Rumah Sakit.
3. Kategori II adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan
sedang / korban luka berat atau mebutuhkan rawat inap di rumah
sakit.
4. Kategori III adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan
berat / korban meninggal dunia.
KETENTUAN UMUM
1. Keselamatan kerja adalah tanggung jawab moril baik karyawan
maupun pimpinan perusahaan
2. Penanggung jawab dalam pelaksanaan K3 di proyek adalah Kasie QA
(Quality Assurance), dengan memastikan melakukan inspeksi secara
berkala.
3. Setiap personil/pegawai harus diberikan pelatihan mengenai K3 yang
sesuai dengan lingkup dan tugasnya.
4. Setiap area tempat kerja yang mempunyai resiko dan kemungkinan
terjadinya bahaya, harus menyediakan petunjuk-petunjuk/informasiinformasi yang tepat cara penanganan dan pencegahan bahayabahaya yang mungkin terjadi.
5. Setiap karyawan harus disediakan kebutuhan akan alat-alat pelindung
diri, dilatih bagaimana cara menggunakan, dan digunakan tempat
yang seharusnya.
6. Bahan-bahan yang mudah meledak atau terbakar harus disimpan,
diangkat dan diperlakukan sedemikian rupa sehingga dapat dicegah
dari kemungkinan terjadinya kebakaran
7. Alat-alat penyelamat harus tersedia diareal atau tempat-tempat yang
membutuhkan
8. Pekerjaan yang dilakukan diatas air harus menyediakan peralatan
keselamatan, seperti pelampung/ life jacket yang mudah dijangkau
dan diketahui oleh pegawai yang berada dilokasi tersebut.
9. Peralatan / kendaraan sebelum digunakan harus diperiksa dulu
kelayakannya
10. Pihak Manajemen proyek harus melakukan tinjauan manajemen
mengenai safety secara berkala
11. Setiap personil saat bekerja dilapangan harus dilakukan secara
berkelompok

12. Masing-masing kelompok harus disediakan sarana untuk


berkomunikasi.
13. Pada saat bekerja pegawai disarankan mengenakan identitas
pengenal
14. Semua pegawai dari Pihak Penyedia Jasa untuk pekerjaan
Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT 20-BTT 22c dan
BTT 22-BTT 27 dan BTT 38-43 (3 km) dan T 47-BTT 50 dan BTT
52-BTT 53 (6 km) Kab. Subang diasuransikan kesehatannya oleh
Perusahaan.
VI.

TANGGUNG JAWAB
1. Manajer Proyek
a. Menyetujui konsep Instruksi Safety yang akan dilaksanakan
diproyek
b. Memimipin penerapan program K3 di proyek yang menjadi
tanggung jawabnya
c.
Memimpin rapat tinjauan manajemen atau rapat koordinasi
tentang pelaksanaan program K3
d. Memimpin upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan program K3
2. Penanggung jawab Quality Assurance
a. Menyusun konsep Instruksi tentang Safety yang sesuai dengan
ruang lingkup pekerjaan dan membahasnya bersama bagianbagian yang terkait
b.
Merekomendasikan Konsep yang telah dibahas kepada Manajer
proyek
c.
Memeriksa, memonitor, mengevaluasi pelaksanaan K3 ditingkat
proyek
d.
Melaporkan penerapan dan pelaksanaan K3 ditingkat proyek
kepada Manajer Proyek
e. Membuat resume tentang pelaksanaan K3
3. Pelaksana
a.
Bertanggung jawab akan keselamatan karyawan yang berada
dibawah pengawasannya
b. Terjadi keadaan yang kurang aman, tidak aman atau darurat.

VII.

PENANGANAN BILA TERJADI KECELAKAAN


1. Tangani segera apabila ada kecelakaan Kerja dan utamakan
keselamatan Jiwa Manusia
2. Segera berikan pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai dengan
jenis kecelakaan.
3. Apabila perlu, segera dibawa ke Puskesmas/dokter/ rumah sakit yang
telah dirujuk pada alamat yang ditentukan
4. Hubungi kepolisian Babinsa setempat apabila kecelakaan tersebut
memerlukan pertolongan yang serius

VIII.

PENANGANAN BILA TERJADI KEBAKARAN


1. Apabila terjadi kebakaran kecil agar ditangani sendiri dengan
menggunakan peralatan Pemadam kebakaran

2.
3.
4.

Beritahukan kepada personil yang berada dilokasi bahwa terjadi


bahaya kebakaran
Jika terjadi kebakaran besar yang tidak dapat ditangani
sendiri,utamakan manusia dengan memberitahukan agar menjauhi
lokasi
Laporkan kejadian kebakaran kepada penanggung jawab safety

CATATAN :
1. Jika dilokasi pekerjaan banyak terdapat kayu-kayu kering, yang
diperhatikan adalah :

2.

- Dilarang membuang puntung rokok yang masih menyala


sembarangan
- Bara-bara api / bekas api unggun harus dipastikan telah benarbenar padam ketika akan meninggalkan tempat.
Peralatan pemadam api I Fire extinguisher, harus disediakan pada
tempat-tempat rawan tertentu yang memerlukan

IX.

PERALATAN KESELAMATAN KERJA PEGAWAI


Setiap personil yang bertugas pada pelaksanaan pekerjaan, untuk paket
pekerjaan yang berisiko tinggi terutama yang dilapangan wajib
menggunakan Peralatan Pelindung Diri Yang sesuai dengan Standar yaitu :
1. Helm Proyek, disarankan dipakai setiap kelapangan dan diwajibkan
dipakai pada tempat-tempat yang berisiko tinggi terhadap kejatuhan /
benturan material;
2. Sepatu Proyek, Dipakai setiap hari dilapangan l site;
3. Pakaian Seragam, dan identitas pengenal diri;
4. Masker, jika bekerja didaerah yang beracun/ berbau yang bisa
mengakibatkan terganggunya kesehatan;
5. Sarung Tangan, bila hal tersebut diperlukan (untuk tukang Las
Diwajibkan);
6. Kacamata Pelindung, jika hal tersebut diperlukan
7. Body Protector (pelindung Badan), apabila hal tersebut diperlukan
(untuk tukang Las Diwajibkan);
8. Life Jacket (Pelampung), untuk bekerja diatas air dipakai setiap
menggunakan transportasi air
9. P3K, disediakan ditempat-tempat yang memerlukan
10. Perlengkapan P3K harus diperiksa kembali kelengkapannya setelah
dipergunakan
11. Setiap Pembantu Pelaksana, pelaksana, koordinator pengukuran
harus dilengkapi dengan sarana komunikasi;
12. Memastikan sarana komunikasi berfungsi
dengan baik
13. Disediakan layout ruangan ditempat-tempat
strategis

X.

PEKERJAAN PENGUKURAN / PEMATOKAN


Untuk pegawai bagian pengukuran / surveyor serta pematokan diharuskan
melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

mengenakan peralatan pelindung diri


mengetahui lay out daerah yang akan dikerjakan dengan memahami
gambar teknik yang menjadi tanggung jawabnya
Pada saat Pelaksanaan dilapangan harus dipastikan apakah lokasi
yang diinjak adalah rawa atau bukan dengan cara menggunakan
ranting yang ditusukkan ketanah.
Penguasaan terhadap peralatan yang digunakan
Membawa perlengkapan P3K, perlengkapan tidur/istirahat yang layak
pakai ; tenda tidak tembus air, lindungi tempat berkemah dengan
garam untuk menghindari binatang-binatang hutan mendekat
Bagi tim perintis, patahkan batang-batang sebagai jejak untuk
membantu agar tidak tersesat pada waktu kembali

XI.

PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN


1. Mengenakan peralatan pelindung sesuai dengan yang disyaratkan.
2. Operator mempunyai surat ijin mengoperasikan peralatan
3. Operator bekerja atas perintah Pelaksana
4. Operator harus mengetahui area yang akan digali atau ditimbun
5. Operator Melaksanakan Pengoperasian alat sesuai instruksi kerja
yang berlaku di proyek
6. Menggunakan Alat bantu jika diperlukan
7. Operator bekerja dalam keadaan fit / sehat

XII.

PERJALANAN DAN FASILITAS TRANSPORTASI


Perjalanan dan fasilitas transportasi di / ke lokasi pekerjaan dapat
ditempuh dengan jalan darat, untuk itu perlu diperhatikan / diwajibkan
mengikuti hal-hal sebagai berikut :
1.
Mengenakan peralatan pelindung / penyelamat sesuai dengan yang
disyaratkan
2. Semua fasilitas transportasi terutama dump truck dan mobil harus
operasi dengan izin resmi dari pihak yang berwenang
3. Semua Pengemudi harus mempunyai SIM
4.
Kendaraan harus dilengkapi P3K secukupnya serta untuk perbaikan
kecil
5. Semua Penggunaan Transport harus menggunakan Sabuk pengaman
selama perjalanan
6. Kendaraan disarankan tidak melebihi kecepatan 60 km /jam
7.
Pengoperasiaan kendaraan tidak boleh melebihi kapasitas

XIII. KECELAKAAN dan PENANGANAN


NO
.
1
a

JENIS KECELAKAAN

CARA PENANGANAN KECELAKAAN

Luka
- Benda tajam tersebut jangan dulu dicabut
Pendarahan Akibat benda
dari lukanya.
tajam
- Tentukan pendarahan dan lindungi dengan
kapas dan perban
- Ikat pangkal / aliran sumber darah dengan
kain, 15- 30 menit sekali dibuka selama 1
menit

- Bersihkan luka dengan betadine


Bawa korban segera kerumah sakit /
dokter dengan posisi luka diatas jantung
b

2
a
b

c
3

Pendarahan Akibat benda


tumpul
- Gejala Sesak Nafas dan memar, segera
dibawa Puskesmas/dokter/rumah sakit
untuk diobservasi Pertama selama 12 jam
Keracunan
Keracunan
akibat - Segera berikan susu/putih telur/air kelapa
makanan atau minuman
atau air putih
yang tidak diketahui
- Gejala : mual, pusing, kaki dingin, bola
Keracunan
Akibat
mata membesar sebelah
makanan atau minuman - Segera dimuntahkan
yang mudah terbakar : - Segera berikan susu/puith telur/air kelapa
minyak tanah, bensin,
atau air putih
baygon, dll
- segera berikan 3 sendok Air the/kopi
Keracunan Akibat Alkohol
dalam 1/2 gelas
Luka Bakar
- Dinginkan / kompres dengan air
- Luka Bakar Ringan I
- Berikan minum sebanyak-banyaknya
- Luka Bakar Ringan II
- Keluarkan cairan yang terjadi akibat luka
- Luka Bakar Ringan III
bakar dan berikan Betadine

Dipatuk / digigit Ular

Menghentikan penyebaran racun dengan


mengikat
bagian pangkal atau sumber
aliran

Disengat Lebah

Gatal -gatal

Kompres dengan air les pada bekas


sengatan
- Digosok-gosok dengan pasir atau bungabungaan
- Segera berikan talc atau serbuk yang
mengandung antiseptic
- Berikan CTM

Panas 1 over Heat

Bawa ketempat yang teduh


Berikan air putih secukupnya
Sedot lendir pada hidung jika ada
Untuk menghindari dehindrasi,
minum air sebanyak banyaknya bila
bekerja dibawah terik matahari
Panas akan berakibat ke paru paru
atau nafas;
Untuk dilakukan :
a. Bila ada teman 2 orang
5 x dada (agak kiri) ditekan
secukupnya lalu 1 x ditiup dari
hidung atau mulut (salah satu
ditutup) terus menerus selama 15
menit
b. Bila sendirian
15 x dada ditekan secukupnya lalu
ditiup 2x
-

XIV. IDENTIFIKASI KECELAKAAN

No
.
1.

Jenis Pekerjaan
Pekerjaan tanah

Pekerjaan Besi / Kayu

Pekerjaan Beton /
Tiang Pancang

Identifikasi
Identifikasi Penyebab
Kecelakaan
a.
Terjatuh
Kurangnya
b.
Tergelincir
Pengetahuan & Ketrampilan
c.
Tertimbun Tanah Masa Bodoh terhadap
d.
Terkena Debu /
Bahaya
gas
Kurang / Tidak
Mengenal Sumber-sumber
Bahaya
Tidak mematuhi Aturan,
Metode Kerja & Instruksi
Kerja
a.
Terpukul
Tidak ada / Tidak Mau
b.
Kejatuhan
Menggunakan Alat
Benda
Pengaman
c.
Terkena
Kurangnya
Percikan
Pengetahuan & Ketrampilan
a.
Terjatuh
- Masa Bodoh terhadap
b.
Terpukul
Bahaya
c.
Tergelincir
Kurang / Tidak Mengenal
d.
Kejatuhan
Sumber-sumber Bahaya
Benda
Tidak mematuhi Aturan,
e.
Terkena Batu
Metode Kerja & Instruksi
Kerja

Pencegahan
Penempatan Ramburambu
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm.
Masker, kacamata
Instruksi Kerja
-

- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm.
Masker, kacamata
- Penempatan Ramburambu
- Pemakaian Perlatan Safety
; sepatu, helm. Masker,
kacamata
- Instruksi Kerja

Pekerjaan Las

a.

Pekerjaan Listrik

a. Terkena Aliran
Listrik

Pekerjaan Peledakan

a.
b.
c.

Pekerjaan
Pembongkaran

a. Terjepit
b.Terjatuh
c. Tergelincir
d.Terpukul
e. Kejatuhan Benda
f. Terkena Debu

a. Terjatuh
b.Tergelincir
c. Terpukul
d.Kejatuhan Benda
e. Terkena Debu

Pekerjaan Diatas
Atap/ Bangunan
Konstruksi Lain

Terkena
Percikan

- Kesalahan metode
pengelasan

- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm.
Masker, kacamata

- Korsleting / arus pendek

- Instruksi Kerja

Terjatuh
Tertimbun Tanah Terkena Debu /
Gas
-

Kesalahan perhitungan
Kurang mengenal lokasi
peledakan
Kurang memahami sifat /
efek ledakan

- Penempatan Ramburambu
- Pemakaian Perlatan Safety
; sepatu, helm. Masker,
kacamata
- Instruksi Kerja
Salah mengambil posisi / di - Instruksi Kerja
posisi rawan
Pemakaian Perlatan
Ceroboh / mengacuhkan
Safety ; sepatu, helm.
tanda-tanda peringatan
Masker, kacamata

Tidak konsentrasi
Terkejut karena ada
sesuatu yang mengganggu
Tempat pijakan tidak aman

Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm.
Masker, kacamata

Membawa Barang

a. Terjatuh
b.Tergelincir
c. Terpukul
d.Kejatuhan Benda
e. Terkena Debu
f. Tenggelam

10

11

Pengecatan

Bahan Bakar

a. Terjatuh
b.Tergelincir
c. Terpukul
d.Kejatuhan Benda
e. Terkena Debu

a.

Kebakaran

12

Perkakas

a.
Terjepit
b.
Terpukul
c. Terbelit

Kurangnya
Pengetahuan & Ketrampilan
Masa Bodoh terhadap
Bahaya
Kurang / Tidak
Mengenal Sumber-sumber
Bahaya
Tidak mematuhi Aturan,
Metode Kerja & Instruksi
Kerja
Tidak ada / Tidak Mau
Menggunakan
Alat Pengaman

- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm.
Masker, kacamata
Pelampung

Kurang memahami metoda


pengecatan
Tempat pijakan kurang
stabil

Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm.
Masker, kacamata

Salah menempatkan /
menyimpan
Croboh / teledor

- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm.
Masker, kacamata
- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm.
Masker, kacamata
Pelampung

13

Peralatan Bengkel

XV.
No.

a. Terpukul
b.Terkena Percikan
c. Terkena Aliran
Listrik
d.Kejatuhan Benda
e. Terkena Debu
f. Kebakaran
g.Terbelit
h.Kejatuhan Benda

- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm.
Masker, kacamata
Pelampung

JENIS PEKERJAAN, PENYEBAB dan PENCEGAHAN KECELAKAAN

Jenis Pekerjaan Yang


Menimbulkan Gejala
Penyakit

Identifikasi Penyebab

Pencegahan

1.

2.

3.

4.

5.

Pengemudi Alat Berat

Peralatan Yang Bergetar

Operator

Pekerjaan Kayu

Pekerjaan Batu

a.
Gaduh
b. Tekanan Udara
c. Suhu
d. Getaran
e. Sinar / Radiasi
f. Gas / Uap
g. Zat Kimiawi
h. Debu
a.
Gaduh
b. Tekanan Udara
c. Getaran
d. Gas / Uap
e. Debu

a. Gaduh
b. Tekanan Udara
c. Suhu
d. Getaran
e. Sinar / Radiasi
f. Gas / Uap
g. Zat Kimiawi
h. Debu
a.
Gaduh
b. Suhu
c. Getaran
d. Debu
a.
Gaduh
b. Suhu

Pertukaran Udara
Pemakaian Peralatan Safety ; sepatu helm,
masker, kacamata, Penutup Telinga, sarung
tangan,
Pemeriksaan Kesehatan (sebelum kerja,
Selama kerja, sesudah kerja
Instruksi Kerja
Terampil
Pertukaran Udara
Pemakaian Peralatan Safety ; sepatu helm,
masker, kacamata, Penutup Telinga, sarung
tangan,
Pemeriksaan Kesehatan (sebelum kerja,
Selama kerja, sesudah kerja
Instruksi Kerja
Terampil
Pertukaran Udara
Pemakaian Peralatan Safety ; sepatu helm,
masker, kacamata, Penutup Telinga, sarung
tangan,
Pemeriksaan Kesehatan (sebelum kerja,
Selama kerja, sesudah kerja
Instruksi Kerja
Terampil
Pemakaian Peralatan Safety ; sepatu helm,
masker, kacamata, sarung tangan,
Pemeriksaan Kesehatan
Terampil
Pemakaian Peralatan Safety ; sepatu helm,
masker, kacamata, sarung tangan,

c. Getaran
d. Debu

6.

Pekerjaan Las

a.
Gaduh
b. Tekanan Udara
c. Sinar / Radiasi
d. Percikan

7.

Pekerjaan Penggunaan
Bahan Peledak

a.
Gaduh
b.
Tekanan Udara
c. Suhu
d. Getaran
e. Sinar / Radiasi
f. Gas / Uap
g. Zat Kimiawi
h. Debu

8.

Pekerjaan Pengecatan /
Pengapuran

a. Debu

Pemakaian Peralatan Safety ; sepatu helm,


masker, kacamata, sarung tangan,
Pemeriksaan Kesehatan Instruksi Kerja
Terampil
Pertukaran Udara
Pemakaian Peralatan Safety ; sepatu helm,
masker, kacamata, Penutup Telinga, sarung
tangan,
Pemeriksaan Kesehatan (sebelum kerja,
Selama kerja, sesudah kerja
Instruksi Kerja
Terampil

9.

Survey

a.
b.
c.
d.
e.

Serangga
Bakteri / virus
Jamur
Getah
Cacing

Pemeriksaan Kesehatan Instruksi Kerja


Terampil

Pemakaian Peralatan Safety ; sepatu helm,


masker, kacamata, Penutup Telinga, sarung
tangan,
Pemeriksaan Kesehatan (sebelum kerja,
Selama kerja, sesudah kerja
Instruksi Kerja
Pemakaian Peralatan Safety ; sepatu helm,
masker, kacamata, Penutup Telinga, sarung
tangan,
Pemeriksaan Kesehatan (sebelum kerja,
Selama kerja, sesudah kerja
Instruksi Kerja

10.

Laboratorium

a.
b.
c.
d.

11.

Pekerjaan Kantor

a.

Gas
Uap
Zat Kimia
Debu

Mental / Tanggung
Jawab
b.
Penyesuaian diri

Pemakaian Peralatan Safety ; sepatu helm,


masker, kacamata, Penutup Telinga, sarung
tangan,
Pemeriksaan Kesehatan (sebelum kerja,
Selama kerja, sesudah kerja
Instruksi Kerja
Pemeriksaan Kesehatan (sebelum kerja,
Selama kerja, sesudah kerja
-

XVI.

STRUKTUR ORGANISASI P2K3 (PANITIA PEMBINA


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

KETUA P2K3 / PENANGGUNG JAWAB K3

SEKRETARIS P2K3

ANGGOTA P2K3 /
WAKIL K3
BIDANG
KEDARURATAN
(EMERGENCY)

ANGGOTA P2K3 /
WAKIL K3
BIDANG P3K

ANGGOTA P2K3 /
WAKIL K3
BIDANG
KEBAKARAN

PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. UMUM
Menyadari
kegiatan
pembangunan
ini
diperkirakan
akan
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup, dan
mengacu pada ketentuan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 17 Tahun 2001 tentang
Jenis Usaha dan / atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), maka
kegiatan tersebut perlu dilengkapi dengan studi AMDAL (Studi
Andal, RKL dan RPL).
Dari semua solusi penanganan yang akan diaplikasikan, perlu dikaji
dari segala aspek, termasuk aspek lingkungan. Kegiatan
Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT 20-BTT 22c dan
BTT 22-BTT 27 dan BTT 38-43 (3 km) dan T 47-BTT 50 dan
BTT 52-BTT 53 (6 km) Kab. Subang ini diperkirakan akan
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup baik
dampak positif maupun negatif yang terjadi pada tahap pra
konstruksi, tahap konstruksi maupun tahap pasca konstruksi.
2. KOMPONEN LINGKUNGAN YANG HARUS DIPERHATIKAN
Komponen lingkungan yang harus diperhatikan pada kegiatan
Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT 20-BTT 22c dan
BTT 22-BTT 27 dan BTT 38-43 (3 km) dan T 47-BTT 50 dan
BTT 52-BTT 53 (6 km) Kab. Subang, adalah sebagai betikut :
a. Komponen Fisik-Kimia
Komponen fisik-kimia mencakup Kualitas air, udara, kebisingan,
Erosi & Longsor, Tata Guna Lahan.
b. Biologi
Komponen biologi meliputi fauna air/darat dan flora air/darat
yang berkaitan langsung dengan kegiatan penghijauan
(revegetasi) di sekitar lokasi proyek.
c. Sosial Ekonomi Budaya
Komponen ekonomi, sosial budaya meliputi kesempatan kerja &
berusaha, kerusakan jalan, Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3),
Gangguan
Kamtibmas/keresahan
masyarakat,
persepsi
masyarakatf.
3. PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Komponen Alam
- Kualitas Air
Parameter yang akan dianalisa dalam pendugaan dampak
terhadap kualitas air sungai diantaranya adalah kandungan
sedimen dalam perairan. Kandungan sedimen di amati melalui
pengambilan contoh air pada sungai yang selanjutnya
ditetapkan berdasarkan metode.

Laboratorium. Metode analisis kualitas air disesuaikan dengan


metode yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Kep/MenLH/10/1995.
Contoh air yang diambil sesuai dengan keperluan analisis
masing-masing parameter. Semua contoh senantiasa dijaga
kualitasnya dengan cara diawetkan dan atau disimpan dalam
cool box yang dirancang khusus untuk keperluan analisis
masing-masing parameter, yang selanjutnya dianalisis di
laboratorium
a. Kualitas air permukaan
Kualitas air permukaan berupa air sungai yang terdapat
pada areal lokasi pembangunan / pekerjaan parameter
contoh yang diambil terlebih dahulu disepakti bersama oleh
Direksi.
b. Kualitas air tanah
Kualitas air tanah diambil dari dua lokasi yaitu pada
permukiman penduduk (sumur dangkal dan sumur dalam)
contoh air tersebut kemudian diuji di laboratorium.
parameter contoh yang diambil terlebih dahulu disepakati
bersama oleh Direksi
Periode pengelolaan sejak tahap konstruksi sampai dengan
selesai konstruksi. Dengan metode pengelolaan lingkungan.
- Kegiatan konstruksi fisik
Kontraktor melakukan pengaturan pelaksanaan pekerjaan
dengan baik
Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi pemantauan
disekitar lokasi pemukiman sebanyak 3 titik.
- Kualitas Udara (Debu)
Parameter yang dipantau adalah tingkat kadar debu diudara
dengan menggunakan dust sampler data yang ada dianalisis
dan dibandingkan dengan baku mutu. Periode pengelolaan
sejak tahap konstruksi sampai dengan selesai konstruksi.
Dengan metode pengelolaan lingkungan.
a). Kegiatan mobilisasi alat dan bahan
Pemilihan jalur yang tidak padat penduduknya
Melakukan penyiraman secara periodic pada lokasi
yang dekat dengan pemukiman
Mengatur kecepatan kendaraan angkut tidak lebih dari
30 km/jam

b). Kegiatan konstruksi fisik

Kontraktor melakukan pengaturan pelaksanaan pekerjaan


dengan baik
Dengan frekuensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi pemantauan
disekitar lokasi pemukiman sebanyak 3 titik.
- Kebisingan
Parameter yang dipantau adalah tingkat kebisingan dengan
menggunakan sound level meter. Data yang ada dianalisis dan
dibandingkan dengan baku mutu. Periode pengelolaan sejak
tahap konstruksi sampai dengan selesai konstruksi. Dengan
metode pengelolaan lingkungan
a. Kegiatan mobilisasi alat dan bahan
Pemilihan jalur yang tidak padat penduduknya
Melakukan penyiraman secara periodic pada lokasi yang
dekat dengan pemukiman
Mengatur kecepatan kendaraan angkut tidak lebih dari 30
km/jam
b. Kegiatan konstruksi fisik
Menggunakan alat-alat konstruksi yang layak pakai
Pelaksanaan pekerjaan menggunakan alat berat tidak
dilakukan pada malam hari atau pada siang hari jika
diharuskan dalam keadaan tertentu.
Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali pada
sebelum kegiatan kontruksi dan selama kegiatan konstruksi
berlangsung. Lokasi pemantauan di sekitar lokasi pemukiman
sebanyak 3 titik.
- Erosi dan Sedimentasi
Parameter yang dipantau adalah laju erosi/sedimentasi dan
luas areal & jumlah pemilik lahan yang longsor dengan
pengamatan langsung dilapangan dan data yang didapat
dianalisis dengan Metode USLE. Periode pengelolaan sejak
tahap konstruksi sampai dengan selesai konstruksi. Dengan
metode pengelolaan lingkungan :
a.
b.
c.

Pada tempat yang miring dibuatkan terasiring


Membuat parit-parit/ saluran untuk mengalirkan air
Melakukan perawatan dan pengerasan jalan

Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama


kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi pemantauan disekitar
lokasi pemukiman sebanyak 3 titik.

- Tata Guna Lahan


Parameter yang dipantau adalah perubahan fungsi tata guna
lahan dengan cara pengambilan sample tanah dan air
dilapangan sample dianalisis dilaboratorium Data yang ada
dibandingkan dengan kondisi awal. Periode pengelolaan sejak
tahap konstruksi sampai dengan selesai konstruksi. Dengan
metode pengelolaan lingkungan :
a. Melakukan
kegiatan
secara
bertahap
dengan
memperhatikan kemiringan lahan
b. Pada tempat yang miring dibuatkan terasering
c. Membuat parit-parit / saluran untuk mengalirkan air
Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi pemantauan disekitar
lokasi quarry dan borrow area sebanyak 3 titik.
b. Komponen Biologi
- Fauna & Flora Air / Darat
Parameter yang dipantau adalah perubahan komposisi dan
keberadaan fauna & flora air/darat dengan cara pengamatan
dan pencatatan di lapangan. Data yang ada dianalisis secara
deskritif. Periode pengelolaan sejak tahap konstruksi sampai
dengan selesai konstruksi. Dengan metode pengelolaan
lingkungan :
a.
b.
c.
d.

Penanaman berbagai jenis tanaman


Pemberian pupuk dan penyiraman secara teratur
Memelihara dan mengganti tanaman yang mati
Jenis tanaman : Tanjung, akasia, Jatimas, Palem, Mahoni, dll.

Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama


kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi pemantauan disekitar
lokasi quarry dan borrow area.
c. Sosial Ekonomi Budaya
- Kesempatan Kerja & Berusaha
Parameter yang dipantau adalah jumlah tenaga yang terserap,
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai kualifikasi. Di
analisa dengan mengadakan kunjungan lapangan. Data yang
ada dianalisis dengan tabulasi frekuensi secara deskritif
kualitatif. Periode pengelolaan sejak tahap konstruksi sampai
dengan selesai konstruksi. Dengan metode pengelolaan
lingkungan :
Memprioritaskan penduduk lokal sebagai tenaga kerja
Memberi kesempatan berusaha kepada penduduk sekitar
pada tahap konstruksi

Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama


kegiatan
konstruksi
beriangsung.
Lokasi
pelaksanaan
dipemukiman penduduk sekitar proyek.
- Kerusakan Jalan
Parameter yang dipantau adalah jenis alat berat yang
digunakan, kondisi prasarana jalan, frekuensi pengangkutan,
tingkat kerusakan jalan dan jembatan, pelaksanaan perbaikan
jalan. Di analisa dengan pengamatan lapangan, Data yang ada
dianalisa secara deskritif kualitatif. Periode pengelolaan sejak
tahap konstruksi sampai dengan selesai konstruksi. Dengan
metode pengelolaan lingkungan :

Menggunakan route jalan yang sesuai dengan beban


kendaraan
Pengaturan trip pengangkutan bahan dan alat
Kendaraan yang mengangkut bahan dan alat tidak melebihi
kapasitas angkutnya.
Memperbaiki kerusakan jalan yang dilalui.

Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama


kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi pelaksanaan di jalur
transportasi yang dipakai sebagai jalur mobilisasi kendaraan.
- Kesehatan Keselamatan Kerja karyawan
Parameter yang dipantau dengan pengamatan lapangan,
wawancara dengan pekerja. Di analisa dengan pengamatan
lapangan. Data yang ada dianalisa secara deskritif kualitatif.
Periode pengelolaan sejak tahap konstruksi sampai dengan
selesai konstruksi. Dengan metode pengelolaan lingkungan :
a. Menyusun SOP pelaksanaan pekerjaan konstruksi
b. Menggunakan tenaga operator yang memiliki sertifikat
c. Melengkapi tenaga kerja dengan peralatan keselamatan
kerja
d. Menempatkan rambu-rambu tanda bahaya di lokasi berisiko
tinggi
e. Melakukan pengawasan secara rutin setiap hari
Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi tapak proyek.
- Keresahan Masyarakat/ Gangguan Kamtibmas
Parameter yang dipantau adalah tingkat gangguan keamanan,
tingkat kasus pencurian yang terjadi Di analisa dengan
pengamatan lapangan. Data yang ada dianalisa secara deskritif
kualitatif. Periode pengelolaan sejak tahap konstruksi sampai
dengan selesai konstruksi. Dengan metode pengelolaan
lingkungan :

a.
b.
c.
d.
e.

Sosialisasi rencana kegiatan pada masyarakat sekitar


Menempatkan petugas pengamanan dilokasi proyek
Melakukan patroli keamanan secara rutin
Melakukan koordinasi dengan aparat polsek
Mewajibkan masyarakat / tamu yang masuk ke lokasi
dengan menggunakan kartu identitas

Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama


kegiatan konstruksi berlangsung.
- Persepsi Masyarakat
Parameter yang dipantau adalah persepsi dan keresahan
masyarakat dianalisa dengan pengamatan lapangan. Data yang
ada dianalisa secara deskritif kualitatif. Periode pengelolaan
sejak tahap konstruksi sampai dengan selesai konstruksi.
Dengan metode pengelolaan lingkungan :
a.
b.
c.
d.

Mengelola berbagai dampak negative yang timbul


Melakukan pendekatan terhadap masyarakat
Memprioritaskan tenaga kerja lokal
Menjaga keamanan dan ketertiban di dalam dan sekitar
tapak proyek
e. Memperhatikan aspirasi masyarakat
Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan konstruksi berlangsung. Di Lokasi pelaksanaan di
permukiman disekitar lokasi proyek.

Anda mungkin juga menyukai