Anda di halaman 1dari 66

DOKUMEN TEKNIS

PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

TAHUN ANGGARAN
2023
LATAR BELAKANG

Air bersih merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia, sehingga ketersediaannya amatlah penting. Pemanfaatannya tidak
hanya terbatas untuk keperluan rumah tangga, tetapi juga untuk fasilitas umum, sosial
maupun ekonomi.
Air bersih yang digunakan sehari-hari harus memiliki kualitas yang baik untuk
konsumsi sesuai dengan standar air minum di Indonesia yaitu PP No.82 Tahun 2001 dan
KepMen No.907 Tahun 2002. Begitu pentingnya air bersih bagi kehidupan manusia,
sehingga memungkinkan penyediaan menjadi terbatas bila pemanfaatannya tidak diatur
dengan baik, sehingga harus dibuat suatu jaringan perpipaan yang tertata baik untuk
mendistribusikan air bersih secara merata kesetiap konsumen.
Secara umum kebijakan pemerintah dalam bidang pembangunan prasarana
penyediaan air bersih direalisasikan dengan membangun sistem air bersih yang
memadai. Sasaran pembangunan prasarana air bersih meliputi kota-kota besar maupun
perdesaan baik dengan sistem perpipaan ataupun non perpipaan.
Salah satu cara untuk memperoleh air bersih adalah dengan memanfaatkan
sumber air tanah dengan membangun prasarana air bersih. Untuk mencapai pengadaan
air bersih yang merata sangatlah tidak mudah, hal ini dikarenakan banyaknya resiko
maupun biaya dalam pemenuhan kebutuhan ini. Resiko ini dapat bersifat teknis maupun
non teknis. Misalnya masalah teknis banyaknya daerah yang tidak memungkinkan
dipasang saluran pipa air bersih dan kemudian juga masalah non teknis yaitu
kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang mengerti tentang pipa air
bersih. . Oleh sebab itu, dibuatlah sarana air bersih di desa-desa yang membutuhkan
serta berupaya menyediakan sumber air bersih yang secara efektif dan efisien agar
dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
DOKUMENTASI PROYEK SEJENIS
ESTIMATE ENGINEERING
PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

TAHUN ANGGARAN
2023
REKAPITULASI
RINCIAN ANGGARAN BIAYA
Pekerjaan : Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih
Satuan Kerja : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Air Tanah dan Air Baku
Lokasi : -
Tahun Anggaran : T.A. 2023

NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA


A B C

I. PEKERJAAN PERSIAPAN 32,777,000.00


II. PEKERJAAN PENGEBORAN SUMUR DALAM 105,350,000.00
III. PEKERJAAN DAN PEMASANGAN KONSTRUKSI SUMUR 106,289,600.00
IV. PEKERJAAN POMPA ( SPEK TEKNIS ) 77,300,000.00
V. PENGADAAN ACCESORIS 2,005,000.00
VI. PEKERJAAN RUMAH POMPA 36,985,762.10

JUMLAH TOTAL 360,708,362.10


PPN 11 % 39,677,919.83
JUMLAH TOTAL + PAJAK 400,386,281.93
DIBULATKAN 400,386,000.00
Terbilang :
Empat Ratus Juta Tiga Ratus Delapan Puluh Enam Juta Rupiah

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
RINCIAN ANGGARAN BIAYA
Pekerjaan : Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih
Satuan Kerja : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
: Direktorat Air Tanah dan Air Baku
Lokasi : -
Tahun Anggaran : T.A. 2023

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


NO URAIAN PEKERJAAN VOL SAT
(Rp) (Rp)
a b c d e f = (c x e)
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Geolistrik 1.00 unit 20,000,000.00 20,000,000.00
2 Pembersihan lokasi 1.00 ls 1,000,000.00 1,000,000.00
3 Pembuatan Spull bak/ bak sirkulasi 1.00 unit 500,000.00 500,000.00
4 Dokumentasi dan Pelaporan 1.00 ls 500,000.00 500,000.00
5 Pembuangan Lumpur Pengeboran 1.00 ls 500,000.00 500,000.00
6 Mobilisasi dan Demobilisasi 1.00 ls 10,000,000.00 10,000,000.00
7 Papan Nama Proyek 1.00 ls 277,000.00 277,000.00
Jumlah I. 32,777,000.00
II. PEKERJAAN PENGEBORAN SUMUR DALAM
Pekerjaan Pembuatan Sumur Termasuk Pengadaan Betonnit, Barit,
Air Surpace Casing
1 Pengeboran Filot Hole Ø 8" 100.00 m 547,400.00 54,740,000.00
2 Pembesaran Lubang Bor (Reaming Ø12") 100.00 m 506,100.00 50,610,000.00
Jumlah II. 105,350,000.00
III. PEKERJAAN DAN PEMASANGAN KONSTRUKSI SUMUR
1 Pipa GIP Med dia. 6" untuk Casing 80.00 m' 749,500.00 59,960,000.00
2 Pipa GIP Low Carbon Galvanis Ø6" Untuk Saringan 20.00 m' 1,096,700.00 21,934,000.00
3 Pipa GIP Medium dia. 2" ( Pipa Hisap ) 40.00 m' 303,600.00 12,144,000.00
4 Sock/Connector dia. 2" 15.00 bh 98,000.00 1,470,000.00
5 Plange 6" + Accesoris 2.00 bh 1,250,000.00 2,500,000.00
6 Grevel ukuran 3-7 6.00 m3 713,600.00 4,281,600.00
7 Cement Grouting 2.00 m3 1,500,000.00 3,000,000.00
8 Bak Kontrol Sumur Bor 1.00 ls 1,000,000.00 1,000,000.00
Jumlah III. 106,289,600.00
IV. PEKERJAAN POMPA ( SPEK TEKNIS )
1 Elektikaloging pada lubang sumur 1.00 kali 4,000,000.00 4,000,000.00
2 Uji Pompa Metode Step 24.00 jam 270,000.00 6,480,000.00
3 Analisa Kimia Contoh Air 3.00 spl 450,000.00 1,350,000.00
4 Pompa Sumersible Air Bersih 3PK 1.00 unit 30,000,000.00 30,000,000.00
5 Panel Pompa Outdoor 1.00 unit 4,000,000.00 4,000,000.00
6 Water Level Control Elektroda 3.00 set 250,000.00 750,000.00
7 Kabel NYY 4 x 6 mm ( Supreme ) dari Panel DW ke Pompa 100.00 m' 65,000.00 6,500,000.00
8 Kabel NYY 4 x 1,5 mm ( Supreme ) dari Panel DW ke Elektroda Pompa 100.00 m' 31,200.00 3,120,000.00
9 Presure Suit 1.00 unit 1,600,000.00 1,600,000.00
10 Jetting Spulling ( Pembersihan Lubang Sumur ) 1.00 ls 1,500,000.00 1,500,000.00
11 Pas. Watertorn 3000 L 1.00 unit 5,000,000.00 5,000,000.00
12 Genset Silent 8000 watt 10 kva General MT10000SC 1.00 unit 13,000,000.00 13,000,000.00
Jumlah IV. 77,300,000.00
V. PENGADAAN ACCESORIS
1 BOUGHT Ø2" 1.00 bh 150,000.00 150,000.00
2 TEE GI 2" 1.00 bh 50,000.00 50,000.00
4 BRASS VALVE Ø 2" 1.00 bh 350,000.00 350,000.00
5 CEK VALVE Ø2" 1.00 bh 520,000.00 520,000.00
6 SEAL TAPE 1.00 bh 20,000.00 20,000.00
7 PLANG LAS Ø8" 1.00 bh 270,000.00 270,000.00
8 Kran Tembok 1/2" 2.00 bh 120,000.00 240,000.00
9 Pas. Pipa PVC 1/2" 10.00 m1 35,000.00 350,000.00
-
Jumlah V. 2,005,000.00
VI. PEKERJAAN RUMAH POMPA
Pekerjaan Tanah dan Galiah
1 Pek. Galian Tanah 3.07 m3 129,200.00 396,902.40
2 Pek. Urugan Tanah Kembali 0.77 m3 32,300.00 24,806.40

Pekerjaan Struktur -
1 Pek. Lantai kerja t=5cm 0.13 m3 1,131,800.00 144,870.40
2 Pek. Pondasi Plat Stempat 60.60.20 0.29 m3 2,803,400.00 807,379.20
3 Pek. Sloof 15/25 K-225 0.53 m3 5,332,700.00 2,799,667.50
HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
NO URAIAN PEKERJAAN VOL SAT
(Rp) (Rp)
a b c d e f = (c x e)
4 Pek. Kolom 20/20 - K-225 0.67 m3 6,540,600.00 4,395,283.20
5 Pek. Balok 20/25 K-225 0.88 m3 6,596,200.00 5,771,675.00
6 Pek. Plat Atap Beton T=10cm K-225 0.63 m3 5,275,600.00 3,297,250.00
-
Pekerjaan Dinding -
1 Pas. Dinding 1/2 Bata Merah 1 : 5 21.84 m2 176,700.00 3,859,128.00
2 Pek. Plesteran 1 : 5 43.68 m2 96,800.00 4,228,224.00
3 Pek. Acian 43.68 m2 59,200.00 2,585,856.00
4 Pas. Pintu Besi 1.00 unit 1,000,000.00 1,000,000.00
5 Pek. Pengecatan bidang tembok 2x 43.68 m2 47,000.00 2,052,960.00
6 Pas. Railling besi penghalang 1.00 ls 1,000,000.00 1,000,000.00
7 Pas. Tangga Besi 1.00 ls 1,000,000.00 1,000,000.00
-
Pekerjaan Lantai -
1 Pek. Lantai Rabat Beton 1:2:3 3.20 m3 1,131,800.00 3,621,760.00

Jumlah VI. 36,985,762.10


RINCIAN ANGGARAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

TAHUN ANGGARAN
2023
REKAPITULASI
RINCIAN ANGGARAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan : Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih
Satuan Kerja : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Air Tanah dan Air Baku
Lokasi :-
Tahun Anggaran : T.A. 2023

NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA


A B C

I. PEKERJAAN PERSIAPAN 18.777.000,00


II. PEKERJAAN PENGEBORAN SUMUR DALAM 40.000.000,00
III. PEKERJAAN DAN PEMASANGAN KONSTRUKSI SUMUR 49.058.333,33
IV. PEKERJAAN POMPA ( SPEK TEKNIS ) 56.070.000,00
V. PENGADAAN ACCESORIS 2.005.000,00
VI. PEKERJAAN RUMAH POMPA 21.757.892,84
UPAH PEKERJA ( 45 HK ) 35.100.000,00

Jumlah Total RAPP Rp 222.769.226,17

Nilai Kontrak Rp 400.386.000,00


PPN + PPH (13%) Rp 46.892.087,07
Nilai Kurang Pajak Rp 353.493.912,93
Keuntungan ( Nilai kurang pajak - Jumlah Total RAPP ) Rp 130.724.686,75

Komitmen Fee 13% ( Nilai kurang pajak x 13% ) Rp 45.954.208,68


Fee Perush 2% ( Nilai kurang pajak x 2% ) Rp 7.069.878,26
Margin Keuntungan Bersih ( Keuntungan - Komitmen Fee 13% - Fee Perusahaan ) Rp 77.700.599,81
RINCIAN ANGGARAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan : Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih
Satuan Kerja : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
: Direktorat Air Tanah dan Air Baku
Lokasi : -
Tahun Anggaran : T.A. 2023

HARGA SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


NO URAIAN PEKERJAAN VOL SAT
RAB (Rp) RAPP (Rp) (Rp)
a b c d e f = (c x e)
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Geolistrik 1,00 unit 20.000.000,00 7.500.000,00 7.500.000,00
2 Pembersihan lokasi 1,00 ls 1.000.000,00 -
3 Pembuatan Spull bak/ bak sirkulasi 1,00 unit 500.000,00 500.000,00 500.000,00
4 Dokumentasi dan Pelaporan 1,00 ls 500.000,00 -
5 Pembuangan Lumpur Pengeboran 1,00 ls 500.000,00 500.000,00 500.000,00
6 Mobilisasi dan Demobilisasi 1,00 ls 10.000.000,00 10.000.000,00 10.000.000,00
7 Papan Nama Proyek 1,00 ls 277.000,00 277.000,00 277.000,00
Jumlah I. 18.777.000,00
II. PEKERJAAN PENGEBORAN SUMUR DALAM
Pekerjaan Pembuatan Sumur Termasuk Pengadaan Betonnit, Barit,
Air Surpace Casing
1 Pengeboran Filot Hole Ø 8" 100,00 m 547.400,00 547.400,00
2 Pembesaran Lubang Bor (Reaming Ø12") 100,00 m 506.100,00 506.100,00
Jasa Bor / meter 100,00 400.000,00 40.000.000,00
Jumlah II. 40.000.000,00
III. PEKERJAAN DAN PEMASANGAN KONSTRUKSI SUMUR
1 Pipa GIP Med dia. 6" untuk Casing 80,00 m' 749.500,00
Pipa GIP Med dia. 6" untuk Casing 80,00 m' 366.666,67 29.333.333,33
2 Pipa GIP Low Carbon Galvanis Ø6" Untuk Saringan 20,00 m' 1.096.700,00
Pipa GIP Low Carbon Galvanis Ø6" Untuk Saringan 20,00 m' 550.000,00 11.000.000,00
3 Pipa GIP Medium dia. 2" ( Pipa Hisap ) 40,00 m' 303.600,00
4 Sock/Connector dia. 2" 15,00 bh 98.000,00 75.000,00 1.125.000,00
5 Plange 6" + Accesoris 2,00 bh 1.250.000,00 1.250.000,00 2.500.000,00
6 Grevel ukuran 3-7 6,00 m3 713.600,00 350.000,00 2.100.000,00
7 Cement Grouting 2,00 m3 1.500.000,00 1.500.000,00 3.000.000,00
8 Bak Kontrol Sumur Bor 1,00 ls 1.000.000,00 -
Jumlah III. 49.058.333,33
IV. PEKERJAAN POMPA ( SPEK TEKNIS )
1 Elektikaloging pada lubang sumur 1,00 kali 4.000.000,00 4.000.000,00 4.000.000,00
2 Uji Pompa Metode Step 24,00 jam 270.000,00 270.000,00 270.000,00
3 Analisa Kimia Contoh Air 3,00 spl 450.000,00 450.000,00 450.000,00
4 Pompa Sumersible Air Bersih 3PK 1,00 unit 30.000.000,00
Submersible Pompa Grundfos SP 5A-21 3 Phase 3 PK 20.000.000,00 20.000.000,00
5 Panel Pompa Outdoor 1,00 unit 4.000.000,00 3.500.000,00 3.500.000,00
6 Water Level Control Elektroda 3,00 set 250.000,00 250.000,00 750.000,00
7 Kabel NYY 4 x 6 mm ( Supreme ) dari Panel DW ke Pompa 100,00 m' 65.000,00 50.000,00 5.000.000,00
8 Kabel NYY 4 x 1,5 mm ( Supreme ) dari Panel DW ke Elektroda Pompa
100,00 m' 31.200,00 25.000,00 2.500.000,00
9 Presure Suit 1,00 unit 1.600.000,00 1.600.000,00 1.600.000,00
10 Jetting Spulling ( Pembersihan Lubang Sumur ) 1,00 ls 1.500.000,00 1.500.000,00 1.500.000,00
11 Pas. Watertorn 3000 L 1,00 unit 5.000.000,00 4.000.000,00 4.000.000,00
12 Genset Silent 8000 watt 10 kva General MT10000SC 1,00 unit 13.000.000,00 12.500.000,00 12.500.000,00
Jumlah IV. 56.070.000,00
V. PENGADAAN ACCESORIS
1 BOUGHT Ø2" 1,00 bh 150.000,00 150.000,00 150.000,00
2 TEE GI 2" 1,00 bh 50.000,00 50.000,00 50.000,00
4 BRASS VALVE Ø 2" 1,00 bh 350.000,00 350.000,00 350.000,00
5 CEK VALVE Ø2" 1,00 bh 520.000,00 520.000,00 520.000,00
6 SEAL TAPE 1,00 bh 20.000,00 20.000,00 20.000,00
7 PLANG LAS Ø8" 1,00 bh 270.000,00 270.000,00 270.000,00
8 Kran Tembok 1/2" 2,00 bh 120.000,00 120.000,00 240.000,00
9 Pas. Pipa PVC 1/2" 10,00 m1 35.000,00 35.000,00 350.000,00
-
Jumlah V. 2.005.000,00
VI. PEKERJAAN RUMAH POMPA
Pekerjaan Tanah dan Galiah
1 Pek. Galian Tanah 3,07 m3 129.200,00
2 Pek. Urugan Tanah Kembali 0,77 m3 32.300,00

Pekerjaan Struktur
1 Pek. Lantai kerja t=5cm 0,13 m3 1.131.800,00
Semen Portland 31,62 2.000,00 63.232,00
Pasir beton 111,23 247,75 27.557,26
Kerikil (maks 30mm) 127,87 224,13 28.660,26
2 Pek. Pondasi Plat Stempat 60.60.20 0,29 m3 2.803.400,00 807.379,20
3 Pek. Sloof 15/20 K-225 0,53 m3 3.700.000,00 1.942.500,00
4 Pek. Kolom 20/20 - K-225 0,67 m3 3.700.000,00 2.486.400,00
HARGA SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
NO URAIAN PEKERJAAN VOL SAT
RAB (Rp) RAPP (Rp) (Rp)
a b c d e f = (c x e)
5 Pek. Balok 20/25 K-225 0,88 m3 3.700.000,00 3.237.500,00
6 Pek. Plat Atap Beton T=10cm K-225 0,63 m3 3.700.000,00 2.312.500,00

Pekerjaan Dinding
1 Pas. Dinding 1/2 Bata Merah 1 : 5 21,84 m2 176.700,00
Batu bata 5 x 11 x 22 1.528,80 800,00 1.223.040,00
Semen Portland 211,41 1.115,00 235.723,49
Pasir pasang 0,98 180.000,00 176.904,00
2 Pek. Plesteran 1 : 5 43,68 m2 96.800,00
Semen Portland 226,44 2.000,00 452.874,24
Pasir pasang 1,14 180.000,00 204.422,40
3 Pek. Acian 43,68 m2 59.200,00
Semen Portland 873,60 2.000,00 1.747.200,00
4 Pas. Pintu Besi 1,00 unit 1.000.000,00 1.000.000,00
5 Pek. Pengecatan bidang tembok 2x 43,68 m2 25.000,00 1.092.000,00
6 Pas. Railling besi penghalang 1,00 ls 1.000.000,00 1.000.000,00
7 Pas. Tangga Besi 1,00 ls 1.000.000,00 1.000.000,00

Pekerjaan Lantai
1 Pek. Lantai Rabat Beton 1:2:3 3,20 m3 850.000,00 2.720.000,00

Jumlah VI. 21.757.892,84


GAMBAR PROTOTIPE
PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

TAHUN ANGGARAN
2023
CATATAN

3000 3000
L L

REVISI

TANGGAL CATATAN PARAF

PEMBERI TUGAS

BAK SUMUR BOR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


P E R U M A H A N R A K Y A T
DIREK TORAT JE NDERA L SU MBE R DAYA A IR
Jl. Pattimura No.20 2, RT.2/RW.1, Selong, Kebayoran Baru, -
J a k a r t a S e l a t a n

KEGIATAN

TAMPAK - 1 TAMPAK - 2 PEKERJAAN


2 3
SKALA 1 : 10 SKALA 1 : 10
PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

390
MENGETAHUI

130 70 250 70

BAK SUMUR BOR

70

80
3000 MENGETAHUI

90
pompa
PERENCANA
A
-

390
250
390
genset 10 kva

PENANGGUNG JAWAB

KRAN TEMBOK 1/2" SKALA NO. PROYEK DAN TANGGAL

220
1 : 150

DIGAMBAR DIPERIKSA

70

390 DISETUJUI NOMOR KODE

DENAH RENCANA SUMUR AR - 01


TAMPAK - 3 4
BOR DAN RUMAH GENSET GAMBAR
1 SKALA 1 : 10
DENAH DAN TAMPAK RUMAH
SKALA 1 : 10
GENSET
CATATAN

REVISI
TORN AIR 3000 L
TANGGAL CATATAN PARAF

RAILLING BESI

PEMBERI TUGAS
3000 BALOK BETON 20/25
3000
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
L L P E R U M A H A N R A K Y A T
DIREK TORAT JE NDERA L SU MBE R DAYA A IR
Jl. Pattimura No.20 2, RT.2/RW.1, Selong, Kebayoran Baru, -
J a k a r t a S e l a t a n

P + 2.90 KEGIATAN

PEKERJAAN

PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH


TANGGA BESI

MENGETAHUI
BAK SUMUR BOR

SLOOF 15/25
lantai beton

P ± 0.00
MENGETAHUI

PONDASI PLAT 60.60.20


TAMPAK - 4 2
P - 1.30 SKALA 1 : 10 PERENCANA

60
250

PENANGGUNG JAWAB

SKALA NO. PROYEK DAN TANGGAL


POTONGAN-1 1
SKALA 1 : 10 1 : 150

DIGAMBAR DIPERIKSA

DISETUJUI NOMOR KODE

AR - 02

GAMBAR

POTONGAN
CATATAN

250

P1 P1
K1 K1
S1
REVISI

TANGGAL CATATAN PARAF

S1
S1

250
250
PEMBERI TUGAS

P1 P1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


P E R U M A H A N R A K Y A T
K1 K1 DIREK TORAT JE NDERA L SU MBE R DAYA A IR
Jl. Pattimura No.20 2, RT.2/RW.1, Selong, Kebayoran Baru, -
S1 J a k a r t a S e l a t a n

KEGIATAN
250

PEKERJAAN
DENAH PONDASI, SLOOF
DAN KOLOM 1 PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

SKALA 1 : 50
MENGETAHUI

MENGETAHUI
2 D 16 2 D 16

25 25
Ø 8 - 100 Ø 8 - 150

2 D 16 2 D 16 PERENCANA
15 15

TUMPUAN LAPANGAN

PENANGGUNG JAWAB
DETAIL S1 DETAIL S1 DETAIL PONDASI (P1) SKALA NO. PROYEK DAN TANGGAL

15/25 15/25 2
4 3 SKALA 1 : 20
SKALA 1 : 20 SKALA 1 : 20
1 : 150

DIGAMBAR DIPERIKSA

DISETUJUI NOMOR KODE

AR - 03

GAMBAR

DENAH DAN DETAIL


PONDASI, SLOOF
CATATAN

250

B1

2 D 16 2 D 16 REVISI

TANGGAL CATATAN PARAF


Ø 8 - 10 Ø 8 - 15
25 25

B1
B1
2 D 16 2 D 16

250
250
20 20
TUMPUAN LAPANGAN

PEMBERI TUGAS

DETAIL B1 DETAIL B1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


P E R U M A H A N R A K Y A T
B1 DIREK TORAT JE NDERA L SU MBE R DAYA A IR
20/25 2 20/25 3 Jl. Pattimura No.20 2, RT.2/RW.1, Selong, Kebayoran Baru, -
J a k a r t a S e l a t a n

SKALA 1 : 20 SKALA 1 : 20
250 KEGIATAN

DENAH PEMBALOKAN
PEKERJAAN
ELV+2.90 1
SKALA 1 : 50 PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

MENGETAHUI

250

MENGETAHUI
B1

PERENCANA

B1
B1

250
250
PENANGGUNG JAWAB

SKALA NO. PROYEK DAN TANGGAL

B1 1 : 150

250 DIGAMBAR DIPERIKSA

DENAH PLAT ATAP DISETUJUI NOMOR KODE

ELV+2.90 1 AR - 04
SKALA 1 : 50
GAMBAR
DENAH DAN DETAIL
PEMBALOKAN DAN PLAT
ATAP
CATATAN

390

130 70 250 70

70

80
90
REVISI
PINTU PLAT BESI + TANGGAL CATATAN PARAF
RANGKA FRAME BESI HOLLOW GALVANIS
LANTAI RABAT BETON

250

390
390
T=20CM

220
PEMBERI TUGAS

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN

70
P E R U M A H A N R A K Y A T
DIREK TORAT JE NDERA L SU MBE R DAYA A IR
Jl. Pattimura No.20 2, RT.2/RW.1, Selong, Kebayoran Baru, -
J a k a r t a S e l a t a n

KEGIATAN
390

200
DENAH LANTAI 1
SKALA 1 : 10 PEKERJAAN
49

390 PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

32
130 70 250 70 MENGETAHUI

80 80

70

80
160

MENGETAHUI

90
PERENCANA

390
250
390

220
PENANGGUNG JAWAB

P1 DETAIL KUSEN P1 SKALA NO. PROYEK DAN TANGGAL


3
SKALA 1 : 10 1 : 150

70
DIGAMBAR DIPERIKSA

390

DISETUJUI NOMOR KODE

DENAH KUSEN 2 AR - 05
SKALA 1 : 10
GAMBAR

DENAH LANTAI DAN KUSEN


CATATAN

PIPA DISTRIBUSI 2"


FLANGE 6" ( mengalir ke
penampungan )

REAMING HOLE 12"


PIPA GIP 6" ( CASING )
FLANGE

PIPA GIP Med. dia. 2" (


A
-
PIPA HISAP)

30
REVISI

TANGGAL CATATAN PARAF

PIPA DISTRIBUSI 2"


30 (mengalir ke penampungan)

PEMBERI TUGAS

PIPA GIP Med. dia. 6" (


TAMPAK ATAS 1
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
CASING ) SKALA 1 : 10 P E R U M A H A N R A K Y A T
GRAVEL DIREK TORAT JE NDERA L SU MBE R DAYA A IR
Jl. Pattimura No.20 2, RT.2/RW.1, Selong, Kebayoran Baru, -
J a k a r t a S e l a t a n

KEGIATAN

PEKERJAAN

PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

MENGETAHUI

POMPA SUBMERSIBLE
AIR BERSIH 3PK

KEDALAMAN SUMUR 100 M


MENGETAHUI
KEDALAMAN
-80 M

PERENCANA

PIPA GIP LOW CARBON


GALVANIS dia. 6" (
SARINGAN ) PENANGGUNG JAWAB

SKALA NO. PROYEK DAN TANGGAL

1 : 150

DIGAMBAR DIPERIKSA

DISETUJUI NOMOR KODE

AR - 06
DETAIL POTONGAN 2
KEDALAMAN
GAMBAR
-100 M SKALA 1 : 10
DETAIL PRINSIP PEMBUATAN
SUMUR BOR
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

TAHUN ANGGARAN
2023
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

Pasal - 1
URAIAN PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan perinciannya adalah Pembangunan Sarana Air Bersih , dengan lingkup pekerjaan
yang mencakup antara lain, serta tidak terbatas pada :

a. Pekerjaan Persiapan :
Meliputi : mobilisasi peralatan,
pengadaan air bersih dan listrik untuk bekerja.

b. Pekerjaan Penentuan Lahan :


Meliputi : Pengukuran, Pembersihan, Perataan Site dan, Penentuan Pekerjaan yang akan dilaksanakan.

d. Pekerjaan Pembangunan :
Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih, lengkap pekerjaan struktur , arsitektur berikut instalasi
mekanikal / elektrikalnya sesuai dengan rencana dalam Gambar Kerja.

e. Pekerjaan Penunjang Gedung :


Pekerjaan Instalasi Penerangan
Pekerjaan Instalasi Air Bersih

1.2. Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah :

a. Menyediakan tenaga kerja, dan tenaga ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume
pekerjaan - pekerjaan yang akan dilaksanakan .
b. Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan serta tepat pada waktunya
c. Menyediakan peralatan berikut alat-alat bantu lainnya seperti mesin molen, mesin las, alat-alat bor,
compactor, vibrator, pompa air, scafolding, alat-alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan
lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, serta mengadakan pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung, sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah-
terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

1.3. Seluruh pekerjaan maupun bagian pekerjaan yang merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan yang disebut
dalam buku ini, menjadi lingkup pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dan harus dilaksanakan dengan penuh
keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), Gambar Kerja,
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, serta mengikuti petunjuk dan keputusan Konsultan Pengawas / Owner.

Pasal - 2
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

2.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar serta Renca Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing).

2.2. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS, yang berlaku adalah RKS dan setelah disetujui konsultan pengawas.

2.3. Ukuran
a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam gambar kerja dan gambar pelengkap meliputi:
As - as
Luar - luar
Dalam - dalam
Luar - dalam

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


b. Ukuran-ukuran yang digunakan semuanya dinyatakan dalam m (meter), cm (centimeter) kecuali ukuran-
ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inci atau mm (milimeter)
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka kontraktor wajib meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran
yang tercantum dalam gambar kerja arsitektur dan gambar kerja lainnya yang dimuat di dalam Dokumen
Lelang/Kontrak; terutama untuk peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang, dan lain-lain
d. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam gambar
pelaksanaan tanpa sepengetahuan direksi. Segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab kontraktor
baik dari segi biaya maupun waktu
e. khusus ukuran-ukuran dalam gambar kerja arsirektur, pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam
keadaan selesai

2.4. Perbedaan Gambar


a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, gambar yang mempunyai
skala lebih besar yang berlaku
b. bila ada perbedaan antara gambar kerja arsitektur dan sipil/struktur, yang berlaku adalah gambar kerja
struktur mengingat pekerjaan struktur telah dilaksanakan terlebih dahulu
c. bila ada perbedaan antara gambar kerja arsitektur dan sanitasi elektrikal/listrik/ mekanikal, yang dipakai
sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar kerja arsitektur
d. bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan akan menimbulkan
kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada konsultan pengawas/pengelola proyek, dan kontraktor
harus mengikuti keputusan tersebut

2.5. Istilah
a. AR : Arsitektur
mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan bangunan secara menyeluruh dari semua
disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika
b. SR : Struktur
mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan konstruksi utama dan
spesifikasinya, serta dimensionering beton struktur
c. M/E : Mekanikal/Elektrikal
mencakup hal-hal yang berhubungan dengan daya listrik, sistem distribusi, serta sistem instalasi air bersih
dan kotor
d. IN : Interior
mencakup hal-hal yang berhubungan dengan tata ruang dalam, pergola, dan lain-lain
e. LC : Landscaping/Pertamanan
mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perawatan dan pengolahan ruang luar, detail-detail gambar
pelaksanaan.

Pasal - 3
STANDAR RUJUKAN

3.1. Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standar Industri Konstruksi,
dan peraturan nasional lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan, antara lain:
a. NI-2 (PBI-1991) : Peraturan Beton Indonesia (1991)
b. PUBI-1992 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
c. NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
d. NI-4 : Persyaratan Cat Indonesia
e. NI-5 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
f. NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


g. NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
h. PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
i. PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
j. PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia

3.2. Jika tidak terdapat dalam peraturan, standar, dan normalisasi tersebut di atas maka berlaku peraturan, standar,
dan normalisasi internasional atau dari negara asal produsen bahan/material yang bersangkutan.

Pasal - 4
RENCANA KERJA

4.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor/Pemborong „wajib‟ membuat Rencana Kerja
Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.

4.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling
lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima
Kontraktor/Pemborong.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi
Tugas/Pemimpin/Ketua Proyek.

4.3 Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana.

4.4 Kontraktor/Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja
tersebut di atas.

4.5 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor/pemborong berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.

Pasal - 5
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

5.1 Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan
untuk para pekerja.

5.2 Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.

5.3 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor bertanggung-jawab
atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan
Pemberi Tugas, dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.

5.4 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/Pemborong segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.

5.5 Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebarakaran (Fire
Extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah yang disesuaikan dengan luas pekerjaan atau ditempat –
tempat yg dianggap perlu adanya alat pemadam kebakaran dengan kapasitas alat yang memadai .

5.6 Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja No.
30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub
Kontraktor yang melaksanakan Proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum, pihak Kontraktor/Pemborong
yang sedang melaksanakan pembangunan/pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan
memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


Pasal - 6
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

6.1 Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun Adminstratif.

6.2 Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan menurut keadaan sebenarnya.

6.3 Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan bulanan secara rutin.

6.4 Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

Pasal - 7
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

7.1 Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
RKS dan gambar kerja.

7.2 Kehadiran direksi selaku wakil pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberi nasihat tidak
mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

7.3 Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan.
Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan kontraktor sendiri.

7.4 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajb memberikan
saran-saran perbaikan kepada pemberi tugas melalui direksi. Apabila hal ini tidak dilakukan, kontraktor
bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.

7.5 Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

7.6 Kontraktor bertanggung jawab menanggung biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan.

7.7 Kontraktor harus menjaga keamanan baik material, barang milik proyek, direksi, pihak ketiga yang ada di
lapangan maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Apabila terjadi kehilangan atas
semua itu, kontraktor harus bertanggung jawab, dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

7.8 Kontraktor bertanggung jawab bila terjadi kebakaran, dan menanggung segala akibatnya baik yang berupa
barang maupun keselamatan jiwa.

7.9 Apabila pekerjaan telah selesai, kontraktor bertanggung jawab atas biaya pengangkutan bahan bongkaran dan
sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.

7.10 Kontraktor wajib menyediakan direksikeet, gudang bahan dan bedeng pekerja sebagai sarana penunjang saat
pelaksanaan proyek.

7.11 Kontraktor wajib menerapkan protokol kesehatan di masa pandemic covid-19.

Pasal - 8
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

8.1 Di lapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa kontraktor atau biasa disebut pelaksana
lapangan yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
kontraktor, berpendidikan minimum sarjana muda Teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman minimal 3
(tiga) tahun, atau STM Jurusan Bangunan dengan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun.

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


8.2 Dengan adanya pelaksana, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawab, baik sebagian maupun
keseluruhan, terhadap kewajibannya.

8.3 Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada pemimpin proyek dan direksi, nama dan jabatan
pelaksana lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

8.4 Bila kemudian hari pemimpin proyek dan direksi berpendapat pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap
memimpin pekerjaan, kontraktor diberi tahu secara tertulis untuk mengganti pelaksana lapangan tersebut.

8,5 Dalam waktu tujuh hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, kontraktor harus sudah menunjuk pelaksana
baru atau kontraktor sendiri (penanggung jawab/direktur perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
Pasal - 9
PERSIAPAN DI LAPANGAN

9.1. Mobilisasi Peralatan dan Demobilisasi.

a. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja termasuk alat bantu kerja yang digunakan dalam
perencanaan maupun pelaksanaan fisik di lokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta
memperhitungkan biaya yang ditimbulkan.

b. Pada saat mempergunakan jalan umum, dalam mengadakan dan atau mengembalikan peralatan berat, bulk
material / bahan, maka Kontraktor harus menjaga ketertiban selama perjalanan sehingga lalu lintas tidak
terganggu demi kelancaran pengadaan yang dimaksud.

c. Menyediakan fasilitas penempatan untuk tempat tinggal para pekerja, dan gudang penyimpanan peralatan
kerja serta bahan/material, juga menempatkan petugas demi keamanannya.

d. Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti terpal
plastik untuk bekerja pada saat hari hujan, perancah (scaffolding) untuk bekerja pada dinding yang tinggi
serta peralatan bantu lainnya. Biaya untuk pengadaan peralatan-peralatan tersebut harus sudah
diperhitungkan pada harga satuan yang terkait.

9.2. Di lokasi proyek Kontraktor harus menetapkan lokasi penempatan material, Owner keet, kantor pemborong,
gudang bahan dan alat, KM/WC sementara sesuai dengan denah maupun kondisi lapangan, sehingga tidak
terjadi ineffisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan. Selama berlangsungnya pekerjaan, Owner keet, kantor
pemborong, gudang, KM/WC sementara dan lokasi pekerjaan harus senantiasa bersih dan bebas dari sampah-
sampah sisa pekerjaan.

9.3. Owner keet, Kantor Pemborong, Gudang, dan Los Kerja.


a. Pemborong harus membuat Ownerkeet minimal luasannya sesuai yang tercantum dalam RAB, untuk ruang
pengawas dan ruang rapat, yang diperlengkapi dengan kursi, meja kerja, meja rapat serta alat-alat kantor
yang diperlukan (lantai diplester, dinding papan / triplek dan atap genting/asbes, pintu dan jendela yang
dapat dikunci). Owner keet juga harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah jendela nako, letak dan arah
hadapnya akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan.

b. Perlengkapan Ownerkeet / Bangsal Konsultan Pengawas :


o 2 (dua) buah meja tulis ½ biro ukuran 60cmx120cm dengan laci dan lemari yang dapat dikunci.
o 2 (dua) buah kursi duduk dari metal beralas busa (chitose atau setara).
o 1 (satu) meja rapat ukuran 120 x 240 cm dari multiplek 18 mm.
o 8 (delapan) buah kursi duduk untuk perlengkapan meja rapat.
o 1 (satu) buah white board ukuran 60 cm x 120 cm lengkap dengan spidol (selama proyek) dan
penghapusnya
o 2 (dua) buah papan triplex 120 x 240 cm untuk menempel gambar
o Rak dari multiplex untuk contoh material dan file.

c. Bangunan Owner keet / Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya di atas setelah pekerjaan
selesai, pemanfaatannya akan ditentukan oleh Pemberi Tugas.

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


d. Pemborong juga berkewajiban membuat Kantor Pemborong, Los Kerja, Gudang penyimpanan barang-
barang yang dapat dikunci, tempatnya akan ditentukan bersama oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas
dan Kontraktor.

e. Kantor Pemborong, Gudang dan Los Bahan yang dibuat oleh pemborong, setelah selesai pelaksanaan
pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar / dibersihkan oleh pihak kontraktor kecuali ada
ketentuan lain dari Owner/Pengawas.

f. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat yang senantiasa berada di lokasi proyek berupa :
o 1 (satu) kamera
o 1 (satu) alat ukur schuifmat / jangka sorong (sigmat)
o 1 (satu) alat ukur optik (theodolith/waterpass)
o 1 (satu) mesin tik standar 18” atau 1 unit komputer dan alat cetak (printer)
o 1 (satu) alat ukur panjang masing-masing 50 M dan 5 M
o 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cM
o Buku harian untuk mencatat kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek, serta
memuat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail pekerjaan yang dilaksanakan.

9.4. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus aman dari segala kerusakan, kehilangan
dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan.

9.5. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire
extinguisher) lengkap dengan isinya, yang dapat digunakan untuk memadamkan api akibat dari listrik, minyak dan
gas dengan kemasan tabung kapasitas 7 Kg.

9.6. Papan Nama Proyek


Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek
sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku, biaya pembuatannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Papan nama proyek dibuat dalam ukuran yang memadai dan dipasang kokoh pada tempatnya,
dengan besar tulisan yang dapat terbaca pada jarak yang cukup. Bahan papan nama dapat dibuat dari papan
kayu atau baja pelat lembaran lapis seng.

9.9. Dokumentasi
Kontraktor Konstruksi harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi proyek serta pengirimannya ke
Project Management.

Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi antara lain :


 Laporan-laporan perkembangan proyek.
 Foto-foto proyek, berwarna minimal ukuran postcard dan dilengkapi dengan album.
 Surat-surat dokumen lainnya.
Foto-foto dokumentasi proyek menggambarkan kemajuan proyek dari waktu mulai dilaksanakan pekerjaan
sampai dengan selesainya pelaksanaan pekerjaan. Foto dokumentasi proyek dibuat pada saat kemajuan fisik
bangunan mulai 0 % dan secara berkala setiap bulan sampai dengan 100 %.

9.10. Drainase / Saluran Tapak Sementara


Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak, Kontraktor wajib membuat
saluran sementara yang berfungsi untuk pengeringan air hujan, dan air tanah sehingga dapat menjamin
terhindarnya proyek dari kemungkinan genangan air yang mengganggu kelancaran pekerjaan maupun daerah
kerja sekitarnya. Arah aliran ditujukan ke saluran yang sudah ada di lingkungan pembangunan.

9.11. Kebersihan.
a. Selama proyek berlangsung, Kontraktor harus menjaga kebersihan dan mengatur lokasi bahan bangunan
dan alat kerja serta daerah kerja sehingga kelancaran pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat karenanya.

b. Pembersihan tumbuh-tumbuhan yang ada pada lokasi peruntukan kerja sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Pengawas Lapangan.

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


c. Sesudah proyek selesai dan sebelum dilakukan penyerahan pekerjaan kepada pemilik proyek, Kontraktor
harus membersihkan seluruh daerah kerja dari segala macam peralatan tersebut, sisa-sisa bahan bangunan,
bekas bongkaran dan bangunan-bangunan sementara, termasuk pengangkutannya ke suatu tempat di
lingkungan Pemilik Proyek tanpa tambahan biaya.

Pasal - 10
PENGUKURAN KETINGGIAN PERMUKAAN
DAN POSISI BAGIAN – BAGIAN PEKERJAAN

10.1. Pekerjaan yang dimaksud dalam dokumen ini merupakan rencana Pembangunan yang akan dilaksanakan di
lokasi yang telah ditentukan apa adanya. Data Ketinggian-ketinggian tanah yang ada, tinggi air tanah, dan lain-
lain yang diterakan pada gambar-gambar, dimaksudkan sebagai informasi umum dan titik-titik tolak untuk
pelaksanaan pekerjaan ini oleh Kontraktor.

10.2. Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran-ukuran setempat, yaitu titik-titik ukur
yang ada di lapangan proyek seperti yang direncanakan dalam gambar-gambar. Ukuran ukuran tersebut dalam
pasal terdahulu dimaksudkan sebagai garis besar pelaksanaan dan pegangan kontraktor.

10.3. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan lokasi, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang
dapat mempengaruhi harga penawaran. Penawaran yang diserahkan Kontraktor harus sudah meliputi semua
biaya untuk pelaksanaannya sesuai dengan ukuran-ukuran dan ketinggian-ketinggian yang ditentukan pada
gambar-gambar.
Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk mengajukan claim / tuntutan.

10.4. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan, perlengkapan dan tenaga kerja termasuk juru ukur, yang
diperlukan dalam hubungannya dengan pekerjaan pengukuran letak bangunan dan lantai-lantai di atasnya.
Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat waterpass / theodolit. Pengukuran sudut
siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian
kecil yang telah disetujui oleh Owner / Konsultan Pengawas.
10.5. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran kondisi tapak terhadap posisi
rencana bangunan baru. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Owner dan
Konsultan Perencana. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan ke Owner / Konsultan Pengawas untuk diminta keputusannya.

10.6. Pengukuran papan bangunan (bouwplank)


a. Pekerjaan penentuan peil + 0.00 finishing Arsitektur adalah permukaan lantai finishing ruangan lantai dasar
yaitu setinggi + …. cm di atas permukaan jalan depan site seperti tertera dalam Gambar Kerja. Selanjutnya
peil + 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
b. Di bawah pengamatan Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan membuat satu titik patok permanen di
atas halaman bangunan dari beton yang panjangnya minimum 100 cm, berpenampang 15 cm x 15 cm,
semua sisi dicat warna merah.
c. Titik duga harus dijaga kedudukannya kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung
dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas .
d. Ketepatan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan Pengawas dengan patok yang
terpancang kuat-kuat dan papan terentang dengan ketebalan 2 cm diketam rata pada sisi-sisinya. Kontraktor
harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara mengukur alat penyipat datar (theodolit, water
pass), prisma silang pengukuran menurut situasi dalam kondisi tanah bangunan, yang selalu berada
dilapangan.
e. Kontraktor harus memasang patok-patok lain yang penting di tapak untuk patokan titik mula setiap bagian
pekerjaan.

10.7. Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang tertera dalam Gambar Kerja untuk
memastikan posisi dan ketepatan di lapangan bagi setiap bagian pekerjaan. Perbedaan antara Gambar Kerja
dengan keadaan di lapangan harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas / Owner untuk mendapatkan
pemecahannya setelah berkonsultasi dengan Perencana. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas / Owner.

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


10.8. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk, kemiringan / kontur / peil yang tertera di dalam
Gambar Kerja. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke selokan yang ada
disekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang tertera dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya
genangan air.

10.9. Kontraktor bertanggung jawab atas kebenaran penetapan ketinggian dan perletakan bangunan di lapangan dan
harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas. Pencocokan peralatan ketinggian di lapangan oleh
Pengawas, bagaimanapun juga tidak melepaskan kontraktor dari tanggung jawab atas ketepatan dari penetapan
letak dan ketinggian tersebut. Kontraktor juga harus melindungi dan menjaga dengan hati-hati semua patok tetap,
bouwplank dan benda-benda lain yang digunakan dalam penetapan letak dan ketinggian bangunan.

Pasal - 11
KETENTUAN DAN SYARAT – SYARAT BAHAN

11.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain baik dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) maupun berita acara
penjelasan, bahan-bahan yang akan dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV,
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan-bahan,
serta ketentuan dan syarat bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
11.2. Merek pembuatan bahan/material dan komponen jadi
11.3. Semua merek pembuatan atau merek dagang dalam RKS ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas
dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
11.4. Bahan dan material komponen jadi yang dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, memenuhi
standar spesifikasi bahan yang bersangkutan, dan mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang
berlaku.
11.5. Apabila dianggap perlu, direksi berhak menunjuk tenaga ahli dari pabrik atau supplier yang bersangkutan sebagai
pelaksana. Dalam hal ini, kontraktor tidak berhak mengajukan klaim sebagi pekerja tambah.
11.6. Satu merek pembuatan atau merek dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai
dalam pekerjaan.
11.7. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf harus memenuhi standar yang disyaratkan, dan harus disetujui oleh
direksi secara tertulis. Apabila diperlukan biaya untuk tes laboratorium, kontraktor menanggung biaya tanpa dapat
mengajukan sebagai biaya tambah.

11.8. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh pemberi tugas, selanjutnya diserahkan
kepada direksi sebanyak empat buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan “Standard of
Appearance”. Penyerahan contoh bahan tersebut paling lambat dua minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

11.9. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur, dan produk yang dipilih akan diinformasikan kepada kontraktor tidak lebih
dari tujuh hari setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

11.10. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai dengan persyaratan pabrik yang bersangkutan atau
spesifikasi bahan tersebut.

Pasal - 12
PEMERIKSAAN BAHAN - BAHAN

12.1 Kontraktor/pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh semua bahan-bahan yang diperlukan bangunan
tersebut kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.

12.2 Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat dan ditolak direksi harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan
selambat-lambatnya 3x24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

12.3 Apabila bahan-bahan tersebut pada pasal 7.2 ternyata masih dipergunakan, direksi berhak memerintahkan
pembongkaran kembali kepada kontraktor. Semua kerugian yang timbul akibat itu sepenuhnya ditanggung
kontraktor, di samping itu pihak kontraktor dikenakan denda sebesar 1%o (satu permil) dari harga borongan.

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


12.4 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas bahan-bahan tersebut, kontraktor
harus memeriksakannya ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan-bahan pemerintah untuk diuji dan hasilnya
disampaikan kepada direksi secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan ditanggung kontraktor.

12.5 Sebelum ada kepastian dari laboratorium mengenai baik atau tidaknya kualitas bahan tersebut, pelaksana tidak
diperkenankan melanjutkan pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut.

Pasal - 13
KOORDINASI PELAKSANAAN

13.1 Jadwal Pelaksanaan


13.1.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan dimulai, kontraktor wajib membuat rencana kerja
pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chat dan S-curve bahan serta tenaga kerja.
13.1.2 Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan dari direksi paling lambat dalam waktu 21 hari
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima.
13.1.3 Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap empat kepada konsultan pengawas, yang
selanjutnya akan memberikan satu salinan kepada konsultan perencana. Satu salinan ditempel di dinding
bangsal kontraktor di lapangan yang selalu diikuti grafik kemajuan/prestasi kerja.
13.1.4 Konsultan pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan rencana kerja tersebut.

13.2 Supplier dan Kontraktor Bawahan (Subkontraktor)


13.2.1 Jika kontraktor menunjuk supplier dan atau subkontraktor di dalam hal pengadaan material dan
pemasangannya, kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
13.2.2 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk direksi dengan subkontraktor atau
supplier bahan.
13.2.3 Supplier wajib hadir mendampingi konsultan pengawas di lapangan untuk pekerjaan khusus dengan alasan
pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

13.3 Dasar Penentuan Ukuran/Posisi Bagian-bagian Pekerjaan


13.3.1 Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang tertera dalam gambar kerja untuk
mendapatkan posisi dan ketetapan di lapangan bagi setiap bagian pekerjaan.
13.3.2 Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, patokan ukuran yang dipakai adalah patok ukur (bench mark)
yang telah ada, dengan setiap kali menyesuaikan ukuran yang ada di gambar kerja atau dipakai patokan-
patokan yang ada di dalam Tapak.
13.3.3 Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di Tapak untuk patokan titik mula setiap bagian
dari pekerjaan.
13.3.4 Perbedaan antara gambar kerja dan keadaan di lapangan harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan pemecahannya. Kontraktor tidak dibenarkan mengambil tindakan tanpa
sepengetahuan konsultan pengawas.

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN TANAH

Pasal 1
UMUM

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :

- Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan


- Pekerjaan pemasangan tugu patok dasar ( Patok Ukur ) dan Papan Ukur ( Bouwplank )
- Pekerjaan Galian, Pengurugan, Pemadatan dan Perataan Tanah
- Pekerjaan Perbaikan Kembali

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN

- Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempelajari dengan seksama Gambar
kerja, Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi dilapangan

Pasal 2
PEMBERSIHAN SEBELUM PELAKSANAAN

1. Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan mencakup :

1.1 Pembersihan / pemindahan keluar dari tapak / site konstruksi terhadap semua hal yang dapat
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

1.2 Kontraktor wajib melapor kepada Pengawas / Perencana sebelum melakukan pembongkaran /
pemindahan segala sesuatu yang ada di lapangan.

Pasal 3
PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL + 0.00

1. PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK

1.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pemeriksaan kondisi


lapangan terhadap situasi rencana pekerjaan. Hasil pemeriksaan lapangan harus
diserahkan kepada Owner dan Perencana.

1.2 Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar kerja dan keadaan lapangan yang sebenarnya
harus segera dilaporkan ke Owner / Konsultan Pengawas untuk diminta keputusannya.

1.3 Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga Phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Owner / Konsultan
Pengawas.

Pasal 4
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN ( „ BOUWPLANK „ )

1. PATOK UKUR

1.1 Patok ukur dibuat dari beton bertulang secukupnya, berpenampang 15 x 15 cm, tertancap
kuat kedalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul di atas muka tanah cukup
untuk memberikan indikasi peil + 0.00 sesuai Gambar kerja, dan

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


di atasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan ketinggian diatas peil + 0.00 .

1.2 Indikasi selanjutnya selain tersebut diatas agar dicantumkan pada patok ukur sesuai petunjuk
Owner / Konsultan Pengawas.

1.3 Pada dasarnya patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil permukaan yang
ada dan tercantum dalam Gambar kerja.

1.4 Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua) buah, dan lokasi
penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Owner / Konsultan Pengawas, sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama pelasanaan pekerjaan berlangsung.

1.5 Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan dijaga
keutuhannya sampai pelaksanaan pekerjaan selesai dan ada instruksi dari Owner / Konsultan
Pengawas untuk dibongkar

2. PAPAN BANGUNAN ( “ BOUWPLANK” )

2.1 Papan bangunan ( “ bouwplank ” ) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm dan
lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

2.2 Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama yang lain adalah 1.50
m, tertancap ditanah sehingga tidak dapat digerak gerakan atau diubah.

2.3 Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai dengan
keadaan setempat.

2.4 Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainya dan atau rata waterpass, kecuali
dikehendaki lain oleh Owner / Konsultan Pengawas.

2.5 Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan kepada Owner /
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

2.6 Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketetapan letak papan bangunan ini
sampai tidak diperlukan lagi.

Pasal 5
PEKERJAAN GALIAN, PENGURUGAN
PEMADATAN DAN PERATAAN TANAH

1. PEKERJAAN GALIAN.

1.1 Pekerjaan galian tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/galian ditanah yang diperlukan
untuk :

- Pondasi Batu Kali


- Saluran dan Trench ( bila ada ).
- Galian lain seperti yang ditunjukan dalam Gambar kerja dan atau oleh Pengawas.

1.2 Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap
dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa disetujui oleh Pengawas.

1.3 Galian untuk Konstruksi harus sesuai dengan Gambar kerja dan bersih dari tanah urug bekas
serta sisa bahan bangunan.

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


1.4 Urutan penggalian ini harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk
Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan Tapak atau menyebabkan
timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.

1.5 Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar
maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harus ditutup
urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai
jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

1.6 Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor harus mengikuti prosedur seperti terurai
dalam pasal 1.5

1.7 Bila Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam
Gambar kerja, maka Kontraktor wajib untuk menutup kelebihan tersebut dengan urugan pasir
yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai jenuh
sehingga mencapai ketinggian yan diinginkan.
Biaya pekerjaan ini tangung jawab kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan
tambah.

1.8 Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan Gambar kerja dan harus
dibersihkan dari segala macam kotoran.

1.9 Galian pondasi Sloof dan Poer harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja Pondasi atau
seperti tercantum dalam Gambar kerja , dengan penampang Lereng Galian Kiri dan Kanan
dimiringkan 10o kearah luar Pondasi, dan sumbu, ketinggian serta bentuk selesai sesuai
Gambar kerja, diperiksa serta disetujui Pengawas.

1.10 Kelebihan Tanah Galian harus dibuang keluar dari dalam Tapak Kontruksi.
Area antara Papan Patok Ukur dengan Galian harus bebas dari timbunan tanah.

1.11 Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor atau runtuh , maka apabila
dianggap perlu oleh Perencana, Kontraktor harus memasang Kontruksi penahan / casing
sementara dari bahan seng Gelombang BjLS 50 atau setara, atau dari papan-papan tebal 3
cm diperkuat dengan kayu-kayu dolken, minimal dia. 8 cm sehingga konstruksi tersebut dapar
menjamin kestabilan Lereng.

1.12 Apabila dan atau karena permukaan Air Tanah tinggi, Kontraktor harus menyediakan Pompa
Air secukupnya untuk mengeringkan Air yang menggenang Galian.
Di syaratkan bahwa seluruh permukaan Galian, terutama Lantai Galian, harus kering untuk
Pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
- Pondasi batu kali dan sloof beton bertulang.
- Poer Beton dan Sloof Beton Bertulang.
- Pengurugan dan pemadatan.

1.13 Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 1.10 s/d 1.12. diatas ditanggung oleh Kontraktor,
tidak dapat di claim sebagai perkerjaan tambah.

2. PEKERJAAN PENGURUGAN DAN PEMADATAN.

2.1 Pekerjaan pengurugan dan pemadatan Tanah ini untuk :


- Semua Galian sampai permukaan yang ditentukan atau sesuai Gambar kerja.
- Semua Tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan atau sesuai Gambar
kerja.

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


2.2 Kontraktor diwajibkan melakukan Test kepadatan tanah apabila diminta oleh Owner /
Pengawas sebanyak titik yang ditentukan oleh Pengawas.

2.3 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih dari
humus, akar tanaman, banda-benda organis, sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat
mengurangi kualitas pekerjaan ini.

2.4 Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan terlebih
dahulu.

2.5 Urugan harus bebas dari segala bahan yang membusuk, sisa bongkaran, dan atau yang
mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urugan dapat diambil diambil dari bekas galian atau
tanah yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut diatas
atau telah disetujui Pengawas.

2.6 Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis langsung dipadatkan sampai
mencapai permukaan atau Peil yang diinginkan. Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak
boleh melebihi 15 cm atau 20 cm. Setiap kali penghamparan harus mendapat persetujuan
dari Pengawas yang menyatakan bahwa lapisan dibawahnya telah memenuhi kepadatan
yang disyaratkan dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam berita acara yang
disetujui Pengawas.

2.7 Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan, pemadatan
harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 %
kadar air optimum.

Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih


SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal - 1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN

1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


- Pekerjaan adukan pasangan batu kali.
- Pekerjaan adukan pasangan batu bata.
- Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam Gambar kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN.

2.1. Semen.
Sesuai persyaratan dalam Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur.

2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih dari tanah dan
lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.

2.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan kotoran lainnya
jumlah yang dapat merusak.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

3.1. Campuran dalam adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Cara pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 (tiga) menit.

3.2. Jenis Adukan.

a. Adukan biasa adalah campuran 1 PC : 4 PS dan 1 PC : 5 PS.


Adukan ini untuk pasangan batu bata serta untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian
dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum didalam Gambar kerja.

b. Adukan kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS.


Adukan plesteran ini untuk :
Menutup semua bagian permukaan dinding pagar dan bangunan pasangan pada semua bagian luar
dan dalam dinding. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan
harus kedap air seperti tercantum didalam Gambar kerja hingga ketinggian 180 cm dari permukaan
lantai.
Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cm dari permukaan
lantai , kecuali ditentukan lain dalam Gambar kerja.

3.3. Semua jenis adukan tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih
segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.

3.4. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran adukan dengan
pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air.

Pasal - 2
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


- Pekerjaan dinding bata ½ batu.
- Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

Pembangunan Sarana Air Bersih


2. PERSYARATAN BAHAN.

2.1. Batu Bata.


Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik.

2.2. Semen.
Sesuai pasal 1 butir 2.1. BAB ini.

2.3. Pasir.
Sesuai pasal 1 butir 2.2. BAB ini.

2.4. Air.
Sesuai pasal 1 butir 2.3. BAB ini.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

1.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil, sambungan dan
hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum didalam Gambar kerja.

1.2. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh. Pada saat
diletakkan, tidak boleh ada genangan air diatas diatas batu bata tersebut.

1.3. Aduk Perekat/ Spesi.

a. Aduk Perekat/Spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah campuran 1PC:3PS untuk,
- Dinding pasangan bata daerah basah.
- Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar.
- Saluran.
b. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari elevasi + 0.60 keatas, dipakai aduk perekat/spesi
campuran 1 PC : 5 PS terkecuali yang disyaratkan dalam kedap air seperti yang tercantum didalam
Gambar kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.

1.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus sama setebal 1 cm.
Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.

1.5. Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap
harinya, diikuti dengan pengecoran kolom dan balok praktis. Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok
praktis, mengacu pada pelaksanaan pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.

1.6. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapih, sama tebal, lurus, tegak dan pola ikatan harus terjaga baik
diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih dan siku seperti tercantum dalam
gambar kerja.

1.7. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar vertikal dan horizontal. Pengukuran dilakukan dengan tiang
lot dan harus diukur tepat.

Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pe-lengkungan atau per-cembungan bidang tidak boleh
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan horizontal.
Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar / memperbaiki dan biaya yang untuk pekerjaan ini ditanggung
Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

1.8. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai setinggi permukaan
tanah.

1.9. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman 1 cm dengan rapi dan
dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap menerima plesteran.

Pembangunan Sarana Air Bersih


1.10. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dahulu dan siar-siar telah dikerok dan
dibersihkan.

1.11. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak diperkenankan.

1.12. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5 %. Bata yang patah lebih dari 2
(dua) bagian tidak boleh dipergunakan .

1.13. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci )


- Dinding bata ½ batu harus setebal 15 cm.
- Dinding bata 1 batu harus setebal 25 cm.

1.14. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan menjaga atas kerusakan
atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain
sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Owner/ Konsultan
Pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

Pasal - 3
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Pekerjaan Beton Bertulang.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pembuatan kolom praktis 15 X 15 cm.
- Pembuatan balok praktis / balok lintel / latei, ring balok dengan ukuran sesuai yang tercantum dalam
Gambar kerja.

1.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada Lantai Dasar.

2. PERSYARATAN BAHAN.

2.1. Besi Beton.


Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk diameter yang lebih kecil dari 13 mm. Besi beton harus
bersih dari lapisan minyak, lemak, dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat
serta memenuhi persyaratan NI-2. Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar kerja.
Besi beton yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24
jam setelah ada perintah tertulis dari Owner/ Konsultan Pengawas. Kawat pengikat besi beton adalah baja
lunak dan tidak disepuh/dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.4 mM. Kawat pengikat
harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2 ( PBI-1971 )

2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.1. BAB ini.

2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.1. BAB ini.
Pasir yang dipakai harus pasir beton.

2.4. Koral beton / split.


Koral beton/Split yang dipakai harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori, serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
Penyimpanan/penimbunan koral beton / split dengan pasir harus dipisahkan satu dengan yang lain, sehingga
kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang disyaratkan.

2.5. Air.

Pembangunan Sarana Air Bersih


Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.3. BAB ini.

2.6. Acuan Bekisting dan Perancah.


Papan acuan/bekisting dibuat dari multiplex tebal 9 mM. Balok-balok pengaku dan pengikat papan acuan dari
kaso 5/7. Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan memakai bambu.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Beton bertulang.


a. Campuran dan Mutu Beton.
Campuran adalah 1 PC : 2 PS : 3 KR.
Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan bertulang non struktural ini adalah K-175.

b. Pembesian.
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan, kait-kait dan
sengkang (ring) , persyaratannya harus sesuai dengan NI-2 ( PBI-1971 ). Pemasangan dan
penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar kerja. Tulangan beton harus diikat dengan
kuat untuk menjamin agaar besi besi tersebut tidak berubah selama pengecoran dan harus bebas dari
papan acuan/bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan bantalan tahu beton
sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).

c. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan dalam Gambar
kerja. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran berlangsung. Acuan harus rapat
(tidak bocor), permukaan licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah lumpur dan
sebagainya.

d. Cara Pengadukan.
Cara pengadukan menggunakan beton molen.
Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus terlebih dahulu oleh Owner/ Konsultan Pengawas.
Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga terjadi penguapan terlalu cepat. Persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

e. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan
ketinggian, pemeriksaan penulangan, dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atas persetujuan Owner/ Konsultan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan
menggunakan alat penggetar beton untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan dari
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah
konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya , maka
tempat penghentian tersebut harus disetujui Owner/ Konsultan Pengawas. Penyambungan beton lama
dengan beton baru harus memakai adukan perekat CALBOND. Permukaan beton lama yang akan
diteruskan pengecorannya harus dikasarkan, dilapis dengan adukan perekat CALBOND yang
pembuatannya sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan pengecoran
baru.

f. Pekerjaan Pembongkaran Acuan / Bekisting.


Pekerjaan pembongkaran acuan /bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Owner/
Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan Owner/ Konsultan Pengawas.

g. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis.


Pemasangan kolom praktis untuk :
- Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
- Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunan setiap luas 9 m 2.
- Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar dan tepi luar bangunan setiap luas 9 m2.
- Dan atau seperti yang tercantum dalam Gambar kerja.
Ukuran kolom praktis adalah 12 x 12cm.

Pembangunan Sarana Air Bersih


h. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/Latei dan Ring balok.
Pemasangan balok praktis/latei dan ring balok.
- Di atas lubang pintu, jendela dan bovenlicht.
- Di atas kusen alluminium sebagai balok lintei.
- Di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ring balok.
- Setiap luas 9 m2 pasangan dinding yang tinggi.
- Dan atau seperti yang tercantum dalam Gambar kerja.
Ukuran balok praktis adalah sesuai Gambar kerja.

i. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai dengan Gambar kerja dan atau seperti yang terurai
dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini

j. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/latei seperti yang tercantum dalam butir 3.1.5. dan 3.1.6.
diatas, terlepas apakah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar kerja.

k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis , ring balok beton maupun beton
lainnya seperti tercantum dalam Gambar kerja harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 mM,
yang terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian kolom dan balok praktis ini. Bagian yang
tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cM kecuali ditentukan lain.

3.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.


Campuran beton tumbuk adalah 1 PC : 2 PS : 3 KR, beton tumbuk ini berfungsi sebagai lantai kerja. Lapisan
beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan / waterpass dan atau seperti
tercantum didalam Gambar kerja. Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cM, dan atau sesuai dengan Gambar
kerja.

Pasal - 4
PEKERJAAN PLESTERAN

1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


- Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
- Plesteran kedap air.
- Plesteran biasa.
- Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah dan untuk dinding batas dengan
tetangga yang terlihat.
- Pekerjaan plesteran lainnya seperti teruai dalam Gambar kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN.

2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.1. BAB ini.

2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.2. BAB ini.

2.3. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.3. BAB ini.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume .


Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau bidang beton telah
disetujui secara tertulis oleh Owner/Konsultan Pengawas.

3.2. Jenis Plesteran.

Pembangunan Sarana Air Bersih


a. Plesteran kasar adalah pesteran permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran kedap air, yaitu 1PC : 3PS. dipakai untuk :
- Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga kepermukaan tanah
dan atau lantai.
- Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.

b. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS.


Adukan plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua
permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti
tercantum didalam Gambar kerja.

c. Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS.


Aduk plesteran ini untuk :
- menutup semua adukan dinding pasangan pada bagian luar dan tepi luar bangunan.
- Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus kedap air
seperti tercantum didalam Gambar kerja hingga ketinggian 150 cM dari permukaan lantai.
- Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian minimal 20 cM dari
permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar kerja.

d. Plesteran halus/aci adalah campuran PC dengan air yaang dibuat sedemikian rupa sehingga
mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan
plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan)
hari atau sudah kering benar.

3.3. Semua jenis plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan
masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan. Kontraktor harus mengusahakan
agar tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30
menit, terutama untuk plesteran kedap air. Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk
pelaksanaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus. Terkecuali plesteran kasar, permukaan
semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus :
harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil
ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
Untuk permukaan dinding pasangan sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya
dikerok sedalam 1 cm .
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”). Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie
harus tertutup aduk plesteran. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat dipakai plesteran
aci halus diatas permukaan plesterannya.
Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar , harus diberi naat
/celah dengan ukuran lebar 0.7 cm dalam 0.5 cm.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pecembungan bidanga tidak boleh melebihi
5 mm, untuk setiap jarak 2 M. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding /kolom
seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan
masimum 2,5 cm.. jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan mengunakan kawat yang diikatkan
/dipaku kepermukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik, pipa
plumbing untuk seluruh bangunan.

3.4. Pemeliharaan

Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar. Hal ini dilaksanakan
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari dari terik panas
matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan secara air cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai. Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh. Selama plesteran belum dilapis
dengan bahan/material akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan
dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.

Pembangunan Sarana Air Bersih


Tidak dibenarkan pekerjaan peyelesaian dengan bahan/material akhir diatas permukaan plesteran dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain
seperti yang disyaratkan tersebut diatas.
Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Owner/Konsultan Pengawas, maka
Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Owner/ Konsultan Pengawas. Biaya
untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

Pasal - 5
PEKERJAAN PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


- Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang ditampakkan dan langit-langit.
- Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam Gambar kerja.

1.1. Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang ditampakkan dan langit-
langit.
Semua permukaan dinding pasangan batu dan permukaan beton yang tampak /exposed seperti yang
tercantum dalam Gambar kerja.
Untuk lingkup Pengecatan Arsitek Pengecatan dinding banguan utama hanya pada bagian luarnya saja.

1.2. Pekerjaan Pengecatan Logam.

Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti yang tercantum dalam Gambar kerja dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Semua bagian / permukaan yang tampak / exposed dicat sampai dengan cat finish.
- Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan / un-exposed dicat hanya sampai dengan cat
dasar.

1.3. Pekerjaan Pengecatan Kayu.


Cat akhir ( “finish” ) untuk permukaan kayu yang ditampakkan, seperti : langit-langit gypsum, lis tepi langit-
langit dan atau seperti tercantum dalam Gambar kerja.
Cat duco akhir (“finish”) untuk panel pintu dan atau seperti tercantum dalam Gambar kerja.
Cat dasar/meni kayu untuk pekerjaan kayu kasar dan kayu halus yang tidak ditampakkan , seperti rangka
langit-langit, dan atau seperti yang tercantum dalam Gambar kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN.
2.1. Cat Tembok.
- Eksterior : Catylac
- Interior : Catylac
Warna ditentukan kemudian.

2.2. Cat Logam dan Kayu.


Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama.
Produk SEIV atau yang setaraf.
Warna ditentukan kemudian

2.3. Plamur.
Bahan dari kualitas utama, produk ex lokal mutu terbaik.

2.4. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk Tersebut diatas mengenai kemurnian cat yang akan
dipergunakan.
Pembuktian berupa :
- segel kaleng.
- test BD.
- test laboratorium.
- hasil akhir pengecatan.

Pembangunan Sarana Air Bersih


Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.
Hasil tes kemurnian ini harus mendapatkan rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke
Owner/Konsultan Pengawas.

2.5. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang transparan
ukuran 30 x 30 cM2.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan terakhir).

2.6. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Owner/Konsultan Pengawas dan Perencana.
Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan Owner / Konsultan Pengawas,
barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan “mock up”.

2.7. Kontraktor harus menyerahkan kepada Owner / Konsultan Pengawas, minimal 5 Galon tiap warna dan jenis
cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan identitas cat
yang ada di dalamnya.
Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Owner untuk perawatan.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari
tiap lapisan jadi (“finish") minimum sama dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran , atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda
sapuan, roller maupun semprotan.

3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan
keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung
tangan dan sebagainnya, yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.

3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab atau hujan atau dalam
keadaan angin berdebu bertiup.
Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan
manusia, maka dalam ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udaranya
lancar.
Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai Kipas angin/Fan
untuk memperlancar pergantian /aliran udara.

3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum cleaner, semprotan dan
sebagainya harus tersedia dari mutu/kualitas terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.

3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas .
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Owner/ Konsultan Pengawas.

3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Owner/ Konsultan Pengawas terkecuali disyaratkan lain dalam
spesifikasi ini.

3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen bahan/material logam, harus
dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.

3.8. Standard Pengerjaan ( “ Mock-Up “ )


Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk setiap warna
dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material
dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini ditentukan oleh Owner/Konsultan Pengawas. Jika
masing-masing bidang tersebut telah ditentukan oleh Owner/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekerjaan Pengecatan.

Pembangunan Sarana Air Bersih


3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Owner/ Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti. Kontraktor harus
melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas
sebagaimana ditunjukkan oleh Owner / Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor dan
tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

3.10. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk
hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

3.11. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton, Langit-langit dan Tripleks :
a. Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu , lemak, kotoran atau noda lain, bekas – bekas cat
yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.
b. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller.

c. Permukaan Interior.
Lapisan pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter 10 M2.
Tunggu selama miminum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 40 micron atau daya sebar per liter 13 - 15 M2.
Tunggu selama miminum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan ketiga dan keempat :


Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan adalah 25 - 40 micron atau daya sebar per liter 11 -17 M2 perlapis. Tenggang waktu
antara pelapisan minimum 12 jam.

d. Permukaan Exterior.
Lapisan pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter 10 M2.
Tunggu selama miminum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 40 micron atau daya sebar per liter 13 - 15 M2.
Tunggu selama miminum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan ketiga dan keempat :


Cat jenis Weathershield ( Tahan cuaca )
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan adalah 25 - 40 micron atau daya sebar per liter 11 -17 M2 perlapis. Tenggang waktu
antara pelapisan minimum 12 jam.
Warna ditentukan kemudian.

3.12. Pekerjaan Pengecatan Kayu yang ditampakkan.


Bersihkan seluruh permukaan kayu dari bahan yang mengotori atau bahan lain yang sekiranya akan
mengganggu jalannya pekerjaan finishing.

Lapisan Pertama :
Meni kayu warna merah 1 lapis.

Pembangunan Sarana Air Bersih


Pelaksanaan dengan kuas.

Lapisan Kedua :
Dempul (“Wood Filler”) sampai lubang-lubang/ pori-pori kayu tertutup/terisi sempurna.
Tunggu hingga 7 (tujuh) hari, kemudian bidang yang di plamur diampelas dengan ampelas besi halus hingga
rata permukaan.

Lapisan Ketiga dan Keempat :


Cat akhir (“finish”) dengan ketebalan 30 micron perlapis atau daya sebar 15 – 17 M2 per liter per lapis dalam
kondisi kering.

Pelaksanaan dengan kuas.


Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.
Warna ditentukan kemudian.

3.13. Pekerjaan Pengecatan Kayu yang tidak tampak .


Untuk semua permukaan kayu yang tidak ditampakkan, hanya cat dasar/ meni kayu warna merah 1 lapis.
Pelaksanaan dengan kuas.

3.14. Pekerjaan Pengecatan Logam yang Ditempelkan.

Persiapan Sebelum Pengecatan.


Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/millscale), karat, minyak, lemak dan kotoran lain secara teliti,
seksama dan menyeluruh sehingga permukaan yang dimaksud menampilkan tampak logam yang halus dan
mengkilap.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik/Mechanical Wire Brush.
Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner atau sikat yang bersih.
Sebelum dilakukan pengecatan, semua permukaan logam harus mendapat “solvent treatment” untuk
menghilangkan lemak dan kotoran.

Lapisan pertama :
Pekerjaan cat primer/dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material logam terpasang.
Cat primer jenis Quick Drying Primer Red Lead.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Tunggu selama miminum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Tunggu selama miminum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan ketiga dan keempat :


Cat akhir/finish jenis Synthetic Super Gloss atau setaraf.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.
Warna ditentukan kemudian.

3.15. Pekerjaan Pengecatan Logam yang Tidak ditampakan.


Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya cat dasar jenis Quick Dying Primer
Red Lead sebanyak 1 lapis.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.

Pembangunan Sarana Air Bersih


Pasal - 6
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN
DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup Pekerjaan seperti tercantum
didalam Gambar kerja dan terurai dalam buku ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor yang bersangkutan telah selesai.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material barang maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

Pembangunan Sarana Air Bersih


SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal - 1
PEKERJAAN BETON STRUKTUR

1. Persyaratan Mutu.

1.1. Beton

Beton yang diperlukan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai mutu karakteristik minimal
sebagai berikut :

a. K-225 untuk seluruh struktur utama bangunan


b. K-175 dan untuk beton tulangan praktis dan ruang kelas + toilet ( kolom praktis, lintel dan luifel jendela ).
c. Adukan Beton.
Adukan Beton yang dipergunakan untuk seluruh pelat lantai atas dan balok dapat menggunakan beton
site mix atau ready mix yang sebelumnya sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Lantai Kerja.
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1PC : 3 PS : 5 KR.
1.2. Baja Tulangan.

Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah sebagai berikut :
 Mutu baja tulangan s/d diameter 12 mm adalah BJTP U-24

1.3. Cetakan ( Bekisting )

a. Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex tebal minimum 12 mm. Bekisting dari
multiplex tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu ukuran 5/7, untuk mendapatkan kekuatan dan
kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Steiger cetakan / bekisting harus dari pipa-pipa besi standar pabrik atau kayu / dolken dan sama sekali
tidak diperkenankan memakai bambu.

1.4. Bonding Agent

Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan / dicor secara terputus, untuk mendapatkan
sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
Bonding Agent yang digunakan adalah SIKATOP 77D atau setaraf dicampur dengan air dan semen.
Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
1.5. Admixture

Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Bahan
admixture yang dipakai adalah SIKAMENT 520 merk Sika atau yang
setaraf, dengan takaran 0.8 % dari berat semen. Takaran yang lain dapat digunakan untuk kekuatan
maksimal dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan Bahan Beton

2.1. Bahan Semen

a. Persyaratan Semen

1). Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam Peraturan
Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau standard Inggris BS 12.

2). Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK, TIGA RODA dan KUJANG
serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai
untuk seluruh pekerjaan.

Pembangunan Sarana Air Bersih


3). Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh cuaca sepanjang waktu
dan perletakannya harus terangkat dari lantai untuk menghindari kelembaban.

b. Pemeriksaan

Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu
sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh
Konsultan Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak memuaskan
tersebut telah dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton
tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor
harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya
Kontraktor.
c. Tempat Penyimpanan

1) Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen, dan setiap saat
harus terlindung dengan cermat terhadap kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga
harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu pengambilan.

2) Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari tanah, harus
cukup luas untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau
kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk
menyimpanan tiap muatan truck semen secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah
untuk mengambil contoh, menghitung sak - sak dan memindahkannya.
Semen dalam sak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.

3) Untuk mencegah semen dalam sak disimpan terlalu lama sesudah penerimaam, Kontraktor
hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang diterima ditempat pekerjaan.
Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya.
Semua sak kosong harus disimpan dengan rapi dan diberi tanda yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

4) Timbangan - timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Kontraktor untuk menimbang
semen didalam gudang dan dilokasi serta harus dilengkapi segala timbangan untuk keperluan
penyelidikan.

5) Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi gudang-gudang semen dan
mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.

6) Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Pengawas / Owner bila dikehendakinya,
jumlah dari semen yang digunakan selama hari itu ditiap bagian pekerjaan
2.2. Bahan Pasir dan Kerikil

a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun semua pasir dan kerikil.
Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan
penimbunann pasir dan kerikil harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan disemua tempat penimbunan
dan harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga
timbulnya pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang
ditimbun tidak akan tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air rembesan.
Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil
yang kotor karena timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan
kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk meratakan pengiriman
bahan berikutnya.

2.3. Bahan Pasir

Pembangunan Sarana Air Bersih


a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir alam yaitu pasir yang dihasilkan
dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan Pengawas / Owner.
b. Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar ( pokok )
untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas
kualiatas tiap jenis dari semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan
pada Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang
cukup, seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum
diperlukan.
c. Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dari bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki, segala macam tanah pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan.
Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari
timbunan.
d. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah liat, mika dan
hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi
yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5 % berat pasir.
e. Pasir harus mempunyai ‘modulus kehalusan butir ‘ antara 2 sampai 32 atau jika diselidiki dengan
saringan standard harus sesuai dengan standard Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai
berikut :

Saringan no. Persentase satuan timbangan


tertinggi disaringan
4
8 0 - 15
16 6 - 15
30
50
100 10 - 25
PAN 10 - 30
15 - 35
3 - 7

Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 persen atau kurang, maka batas
maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. 8 dapat naik sampai 20 persen.

2.4. Bahan Agregat Kasar ( Kerikil )

a. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui.


Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang
diperoleh dari pemecahan batu.
b. Kebersihan dan Mutu

Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah pecah. tipis atau yang
berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi yang merusak
dalam jumlah yang merugikan. Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh
mencapai tiga persen dari beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak
berpori. Apabila kadar lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar
harus dicuci.
c. Gradasi

1) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syrat berikut :

 Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat


 Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
 Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 %
dan minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang
terdapat di NI-2PBI-1971.

Pembangunan Sarana Air Bersih


2) Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus menyaring kembali atau
mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.

2.5. Bahan A i r

Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan injeksi harus bebas dari jamur, lumpur,
minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.

2.6. Bahan Baja Tulangan

a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton NI-
2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh
pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk persetujuan Konstruksi seperti tercantum
didalam gambar rencana.

b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak, gemuk dan zat
kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton.

c. Ukuran diameter baja tulangan, harus sesuai dengan gambar rencana, dan tidak diperkenankan adanya
toleransi bentuk ukuran. Diameter besi ulir adalah diameter dalam.

3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton

3.1. Kelas dan mutu beton

a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standard Beton Indonesia NI-2 PBI-1971. Bilamana
tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang
bersisi 15 ( 10,06 ) cm diuji pada umur 28 hari.

b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian benda-benda uji harus
memberikan hasil ‘bk ( kekuatan tekan beton karakteristik ) yang lebih besar dari yang ditentukan
didalam tabel 4.2.1 PBI-1971.

3.2. Komposisi Campuran Beton

a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang ditentukan
sebelumnya.Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai
pada kekentalan yang baik / tepat.

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi ini, harus
dipakai “ campuran yang direncanakan “ ( designed mix ). Campuran yang direncanakan dihasilkan dari
percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan.

c. Ukuran Maksimal dari Agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan tidak boleh
melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis
mungkin sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.

d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai mutu, harus
ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap
Agregat dan beton yang dihasilkan.

Pembangunan Sarana Air Bersih


e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tetap akan ditentukan atas dasar beton yang
dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang
dikehendaki.
f. Kekentalan ( konsistensi ) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi beton, harus disesuaikan
dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangakutan adukan beton dan cara
pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.

g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan, maka faktor air semen
di tentukan sebagai berikut :

 Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60.


 Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding beton dan listplank / parapet
maksimum 0,60.
 Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap, dan tempat-tempat basah lainnya maksimum 0,55.

h. Untuk lebih mempermudahkan dalam pengerjaan beton, dan dapat dihasilkan suatu mutu sesuai
dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan

faktor air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer sebagai bahan additive. Pemakaian merk
dari bahan additve tersebut harus mandapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Owner.

i. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya Kontraktor. Perbandingan
campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability,
kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas klaim yang disebabkan
perubahan yang demikian.

3.3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton

a. Banyaknya air akan dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton dengan
konsistensi yang baik dan menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi ( perbutiran ) dari
agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk ( mix ). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton
padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama sekali
tidak diperkenankan.

Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu. Nilai slump dari beton (
pengujian kerucut slump ), tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm, untuk segala beton
yang dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan Pengawas
berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan akan
menghsilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.
b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas melalui pengujian biasa dengan
kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI-1971 .
Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai NI-2 PBI-1971. Kontraktor harus
menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang
representatif.

3.4. Baja Tulangan

a. Baja tulangan beton harus dibengkok / dibentuk dengan teliti sesuai sengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang tertera pada gambar-gambar konstruksi.
Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat
merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukkan dalam gambar tidak boleh
dipakai. Semua batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya
dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk menempatkan tulangan
tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton ( binddraat ) dengan
bantalan blok-blok beton cetak ( beton decking ) atau kursi-kursi besi / cakar ayam perenggang. Dalam
segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak
akan ada batang yang turun.

Pembangunan Sarana Air Bersih


c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam gambar rencana,
minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan kesempatan
masuknya alat penggetar beton.

d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan. Apabila dipakai
dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan , dalam
hal ini kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.

3.5. Selimut Beton

Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan, serta harus
mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi. Apabila tidak ditentukan didalam gambar
rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Pondasi plat = 4 cm
b. Balok sloof = 4 cm
c. Kolom = 3 cm
d. Balok = 2,5 cm
e. Pelat beton = 1,5 cm

3.6. Sambungan Baja Tulangan

Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukkan pada gambar-
gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-
sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti
didalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

3.7. Perlengkapan Mengaduk

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk
menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut
dan cara pengerjaannya selalu mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

3.8. Mengaduk

a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘ batch
mixer ‘.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang
merata / seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan keadukan, kecuali bila diminta adanya
perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan
penyempurnaan.

b. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-lebihan (lamanya) yang


membutuhkan penambahan untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki. Mesin pengaduk
yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki. mesin pengaduk yang disentralisir, (
batching mixing plant ) harus diatur sedemikian, hingga pekerjaan pengaduk dapat diawasi dengan
mudah dari stasiun operator.
Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan setiap mesin
pengaduk harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah
adukan.

3.9. Suhu

Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32o C dan tidak kurang dari 4,5o C. Bila suhu dari beton
yang dituang berada antara 27o C dan 32o C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor.

Pembangunan Sarana Air Bersih


Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton melebihi 32 o C, sebagai yang
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpanya
mendinginkan agregat menyampur dengan es

dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu untuk mempertahankan suhu beton, waktu dicor pada suhu
dibawah 32o C.

3.10. Rencana Cetakan

Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam gambar rencana. Bahan yang
dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum pembuatan
ceetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor
terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan, yang mungkin
timbul waktu pemakaian.

Sewaktu-waktu Konsuktan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima
dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya
atas bebannya sendiri

3.11. Konstruksi Cetakan

a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya sehingga dapat dicegah
pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah pengecoran beton.

b. Semua cetakan beton harus kokoh.


Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak
permukaan dari beton yang telah selesai harus tersedia.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan harus diminyaki dengan minyak yang biasa
diperdagangkan untuk maksud itu yang mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan
memudahkan melepas cetakan beton.
Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui Konsultan Pengawas penggunaan minyak cetakan
harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

c. Penyangga cetakan ( steiger ) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat sehingga tidak akan
ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

3.12 Pengangkutan Beton

Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga beton
dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan, tanpa adanya
pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

3.13 Pengecoran

a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai
dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-
lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus
bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-
bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga
kelembaban / air dari beton yang baru di cor tidak akan diserap.

c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan dicor beton baru, harus bersih
dan lembab ketika dicor dengan beton baru.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas
atau tidak rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari
permukaan baton lama tersebut sebelum beton baru dicor.

Pembangunan Sarana Air Bersih


d. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang akan masih berlanjut,
terhadap sistem struktur / penulangan yang ada.

e. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk serta staf Kontraktor
yang setaraf ada ditempat kerja, dan persiapan betul-betul telah memadai.

f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ketempat posisi terakhir
sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas
dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja
tulangan, tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi,
Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.

g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih dari ketinggian dua meter, semua penuangan beton
harus selalu lapis perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan Pengawas
mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak
dapat memenuhi spesifikasi ini.

h. Pengeecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian rupa sehingga spesi
/ mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
construction joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan
dilanjutkan.

i. Ember – ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat dalam
slump yang rendah dan memenuhi syarat – syarat campuran. Mekanisme penuangan harus di buat
dengan kapasitas minimal 50 liter. Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya
pengecoran dimana diperlukan, terutama bagi lokasi – lokasi yang terbatas.

j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari kantong –
kantong kerikil dan menutup rapat – rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
Dalam pemadatan setiap lapisan beton, kepala alat penggetar ( Vibrator ) harus dapat menembus dan
menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya
penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua beton harus
dipadatkan dengan alat penggetar type Immerson beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3000
putaran permenit ketika dibenamkan dalam beton.

3.14 Waktu dan Cara – cara Pembukaan Cetakan

a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati – hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton
yang masih muda / lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan – cetakan dibuka
permukaan
beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan – permukaan yang tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas.

b. Umumnya, diperlukan waktu minimum 2 hari sebelum cetakan-cetakan dibuka untuk dinding yang tidak
bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainya, tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-
saluran, 21 hari untuk balok- balok, plat lantai, plat atap tangga dan kolom. Walaupun demikian sebagai
pedoman dalam keadaan cuaca normal adalah sebagai berikut :

Struktur : Pengerasan normal

Kolom dan dinding 4 hari


Plat lantai atau atap 28 hari
Balok 28 hari

3.15 Perawatan ( curing ).

Pembangunan Sarana Air Bersih


a. Semua beton harus dirawat ( cured ) dangan air seperti ditentukan dibawah ini atau disemprot dengan
Curing Agent ANTISOLS merek SIKA. Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.

b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung minimal selama
3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton
dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran
dilaksanakan.

c. Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan dengan air pada permukaan
beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan
penyiraman secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang – berlubang atau dengan cara lain yang
disetujui Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan
basah. Air yang digunakan dalam perawatan ( curing ) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air
untuk campuran beton.

3.16 Perlindungan ( Protection ).

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh
Konsultan Pengawas.

3.17 Perbaikan Permukaan Beton

a. Jika sesudah pembukaan cetakan- cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada
permukaan yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi, ini harus dibuang dan diganti
oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila Konsultan izinnya untuk menambal tempat yang
rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal – pasal
berikut.

b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil,
kerusakan – kerusakan karena cetakan, lobang – lobang karena keropos, ketidak rataan dan bengkak
harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lantainya harus
dipahat, lobang – lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor, dan seterusnya
disempurnakan.

c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna pada bagian bangunan yang akan
terlihat jika dengan penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding, yang tidak memuaskan
kelihatannya, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding ( dengan spesi plesteran 1pc : 3 ps
) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm demikian juga pada dinding yang berbatasan, ( yang
bersambungan ) sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengawas.

Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas toleransi kelurusan ( pencekungan atau
pencembungan ) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000 untuk semua komponen.

3.18 Pekerjaan Sparing.

a. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai dengan gambar kerja dan
tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor harus
mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Bilamana sparing (pipa, dll) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja tulangan tersebut tidak boleh
ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
d. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus diperkuat sehingga tidak
akan bergeser pada saat pengecorann beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

Pembangunan Sarana Air Bersih


SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN PEMBORAN SUMUR

A. UMUM
1. Spesifikasi Dasar
Kecuali ditentukan lain,bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku 30 hari
sebelum tanggal pemasukan Surat Penawaran. Spesifikasi lain mungkin dapat disubstitusikan sebagai
agenda atas ketetapan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan di lapangan sekurang-kurangnya satu salinan Standart Nasional
Indonesia (SNI) yang ditentukan dalam Spesifikasi atau Standar lainnya untuk bahan dan hasil
pekerjaan yang akan dikerjakan. Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan
pemeriksaan dan penggunaan oleh direksi.
Bahan dan hasil pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci atau tidak dicakup oleh Standar Nasional
atau Standar lain yang telah disetujui haruslah bahan dan hasil pekerjaan semacam mutu kelas satu.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang akan digunakan sesuai atau tidak
untuk maksud pekeriaan yang akan dilaksanakan, keputusan Direksi dalam hal ini menentukan.
2. Tenaga Kerja Dan Peralatan
Kontraktor diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang bertanggung jawab dan terampil dalam bidang-
bidang keahlian yang dibutuhkan oleh pekerjaan serta dalam jumlah yang memadai untuk
menyelesaikan volume pekerjaan sesuai dengan jadwalnya.
Daftar tenaga kerja beserta posisi dan riwayat hidupnya, terutama tenaga kerja inti, harus di
cantumkan pada laporan rencana kerja (Work Plan) kepada Direksi sebelum memulai pekerjaan.
Setiap penambahan, pengurangan, dan pergantian tenaga kerja, harus dilaporkan kepada Direksi.
Kontraktor juga diwajibkan untuk mengikutsertakan dan memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja/bantu dalam kondisi yang baik dan dalam yang cukup
sesuai dengan kebutuhan agar dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. Alat-alat ini
harus dibuat daftarnya dan diserahkan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum
memulai seluruh pekerjaan.
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan, dan hambatan ini menurut Direksi dikarenakan
oleh kurangnya jumlah tenaga kerja atau peralatan atau kurang memenuhi syaratnya beberapa
pekerja dan peralatan, maka Direksi berhak meminta kontraktor untuk menambah atau mengganti
tenaga kerja dan peralatan tersebut.
3. Tindakan Pengamanan Bagi Keselamatan

Kontraktor harus menyediakan dan memasang atas biaya sendiri tanda-tanda bahaya dan isyarat-
isyarat yang sesuai dan cukup, serta mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan
pekerja dan keselamatan umum. Jalan - jalan yang tertutup bagi lalulintas harus dilengkapi dengan
perintang yang cukup diberi penerangan lampu yang dinyalakan mulai sejak matahari terbenam
sampai matahari terbit.
4. Permohonan Pelaksanaan (Request)
Kontraktor harus mengajukan permohonan (request) kepada Direksi paling tidak 7 hari sebelum suatu
pekerjaan dimulai, ditindak lanjuti dengan pemasangan bouwplank, penyediaan alat dan bahan
bangunan yang akan digunakan. Bila semuanya sudah siap Kontraktor bisa mengajukan ijin
pelaksanaan kepada Direksi.
Suatu pekerjaan tidak boleh dilaksanakan tanpa dilengkapi request dan ijin pelaksanaan dari Direksi.
Pekerjaan tanpa permohonan dan ijin pelaksanaan dimungkinkan untuk tidak diakui oleh Direksi.
5. Laboratorium
Kontraktor harus mengadakan/melaksanakan pengujian di Laboratorium (termasuk dalam
biaya tidak langsung). untuk satu atau beberapa jenis pekerjaan selama pekerjaan berlangsung.
Laboratorium yang dipilih harus dapat digunakan untuk pengujian mutu pekerjaan sesuai dengan yang
disyaratkan. Jika kontraktor akan melaksanakan pengujian, maka sebelumnya harus mendapat

Pembangunan Sarana Air Bersih


persetujuan dari Direksi. Laboratorium tersebut harus menyimpan serta memelihara semua data hasil
pengujian baik yang dilakukan dilapangan maupun diluar lapangan.
6. Sarana Umum
Bila jalan-jalan dan sarana umum (air, listrik, telepon, dan lain-lain) yang ada memotong atau
berhubungan dengan tempat pekerjaan, Kontraktor harus mendapat persetujuan secara tertulis dari
yang berwenang, terhadap usulan pekerjaan sementara atau pekerjaan tetap yang akan
mempengaruhi pekerjaan pelayanan umum tersebut.
Bangunan kepentingan umum di atas. baik mungkin atau tidak terlihat di dalam gambar tetapi
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk keamanan dan kelangsungan fungsi dari jalan dan sarana
umum tersebut selama pelaksanaan pekerjaan
7. Menghubungi Aparat Desa

Kontraktor sebelum memulai pekerjaan, bersama Direksi pengawas harus menghubungi lebih dahulu
para Kepala Desa/Aparat Desa/Ketua Kelompok Tani yang berwenang dari wilayah kerjanya untuk
memberitahukan kehadiran dan menjelaskan semua rencana kerjanya sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan pemboran dan pembangunan saran irigasi di daerah tersebut. Hal ini perlu
dilakukan, mengingat fasilitas yang akan dibangun nantinya adalah milik petani/desa dan menyangkut
langsung kepentingan petani, sedangkan tanah- tanah yang terpakai untuk membangun fasilitas ini
tidak diberikan ganti rugi.
8. Pembuatan Papan Nama Proyek
Kontraktor diwajibkan membuat 1 (satu) buah papan nama Proyek berukuran 80 x 120 cm yang isi
tulisan dan penempatannya ditentukan bersama-sama dengan Direksi/Pengawas Lapangan. Biaya ini
sudah termasuk dalam biaya tidak langsung (overhead) di dalam daftar kuantitas dan harga.
9. Quality Assurance

Kontraktor diharuskan melakukan pembuatan pelaporan Quality Assurance secara periodik atas
pekerjaan yang dimulai pada saat awal pelaksanaan pekerjaan (Rencana Mutu Kontrak) sampai
dengan berakhirnya pekerjaan. Pelaksanaan Quality Assurance akan dibahas secara rinci dengan
pihak proyek pada saat Pre Construction Meeting dan penandatanganan Rencana Mutu Kontrak
sudah harus dilaksanakan bersamaan dengan penandatanganan kontrak. Biaya ini sudah termasuk
dalam biaya tidak langsung (overhead) didalam daftar kuantitas dan harga.
B. PEMBORAN AIR TANAH
1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus melakukan pekerjaan konstruksi sumur seperti yang diuraikan dalam
pasal Spesifikasi teknis, dan harus melakukan pengumpulan data dan pengujian
sumur yang meliputi pengambilan contoh „cutting”, deskripsi litologi, electrical logging, uji
pemompaan, development, pengambilan contoh air dan analisa kimia lengkap contoh air dan
sumur tersebut.
Pekerjaan logging dan pemompaan uji harus dilaksanakan dengan supervisi langsung dari
Direksi Pekerjaan. Dalam melasanakan pekerjaan, Kontraktor menyediakan personil,
peralatan, dan bahan-bahan/material yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemboran, konstruksi
umur. dan pengujian sumur. Semua peralatan, perlengkapan, dan bahan-bahan tersebut
sebelumnya harus diperiksa dan diuji oleh Direksi.

1.2. Mobilisasi Pada Awal Kontrak Dan Demobilisasi Pada Akhir Kontrak
Kontraktor memobilisasi personil dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan Pemboran Air Tanah. Pembayaran akan diperhitungkan berdasarkan jumlah
peralatan yang dipindahkan karena diperlukan untuk pelaksanaan kontrak ini.
Peralatan yang dapat bergerak akan diperhitungkan berdasarkan konsumsi bahan bakar,
jumlah personil yang dibutuhkan dan jarak pemindahan. Sedangkan peralatan yang dapat
bergerak akan diperhitungkan berdasarkan biaya transport termaksud biaya bongkar
muat sesuai dengan jumlah/tonase dan jarak pemindahan.
Pembayaran untuk mobilisasi sudah termaksud semua biaya transportasi peralatan dari
workshop kelokasi pemboran pertama. Sedangkan pembayaran untuk demobilisasi sudah

Pembangunan Sarana Air Bersih


termaksuk biaya transportasi peralatan dari lokasi pemboran terakhir sampai kembali ke
workshop.
1.3. Jalan Masuk Lokasi
Kontraktor apabila diminta oleh Direksi harus memperbaiki jalan masuk yang rusak,
berlubang-lubang atau memperkuat jalan masuk sehingga mampu untuk dilewati kendaraan
roda empat meskipun dalam musim hujan.
Tidak ada pembiayaan khusus yang dapat dimintakan kepada Pihak Kesatu untuk perbaikan
jalan masuk lokasi selama pekerjaan ini berlangsung, sehingga kontraktor harus
memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan tersebut dengan biaya sendiri.
1.4. Penguatan Jembatan Dan/Atau Gorong-Gorong
Kontraktor apabila diperlukan dan atau diperintahkan oleh direksi juga harus memperkuat
jembatan dan/atau gorong-gorong untuk masuknya peralatan pemboran. Metode penguatan
jembatan dan/atau gorong-gorong harus mengikuti petunjuk direksi. Penguatan jembatan
dan/atau gorong-gorong ini harus dipelihara selama pekerjaan berlangsung hingga seluruh
pekerjaan- pekerjaan selesai.
Tidak ada pembiayaan khusus yang dapat dimintakan kepada Pihak Kesatu untuk penguatan
jembatan dan /atau gorong-gorong selama pekerjaan ini berlangsung, sehingga kontraktor
harus memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan tersebut dengan biaya sendiri.
1.5. Persiapan Lokasi Pemboran
Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pemboran, sebelum mobilisasi, kontraktor harus
mengajukan usulan kepada direksi tentang peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan
untuk konstruksi sumur dan penempatannya pada tiap lokasi pemboran. Setelah usulan
tersebut disetujui oleh direksi maka pekerjaan persiapan lokasi dapat dimulai.
Apabila diperlukan dan diminta oleh Direksi, kontraktor harus memasang lapisan batu pada
site pemboran sehingga jadi lebih tinggi dari sekitarnya untuk menghindari genangan air
(terutama pada musim hujan). Apabila pada lokasi tersebut terdapat tanaman atau bangunan,
kontraktor harus membebaskannya melalui kesepakatan dengan masyarakat setempat.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan atau mencegah masuknya orang yang tidak
berkepentingan maka tiap lokasi pemboran harus dilengkapi pagar sesuai dengan yang
diinstruksikan oleh Direksi.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah lokasi yang telah selesai.

1.6. Kolam Lumpur


Untuk pemboran dengan cara “Direct Circulation Mud Flush” Kontraktor harus membuat 2
(dua) kolam lumpur pada lokasi, berukuran 2 m x 2 m x 1,5 m dengan dinding dibuat miring.
Kontraktor juga harus membuat kolam pengendap berukuran 1.5 m x 1.5 m x 1 m.
Kolam-kolam tersebut dihubungkan satu dengan lainnya ke lubang bor dengan kanal
berukuran lebar 0.40 m pada bagian dasarnya dan kedalaman 0.50 m. Selama operasi
pemboran. kolam dan saluran ini harus dibersihkan dari endapan.
Penempatan kolam lumpur harus sedemikian rupa sehingga lumpur yang keluar dari lubang
bor langsung dialirkan melalui alat shale shaker vibrating screen, atau ayakan yang bergetar,
menuju ke dalam kolam pengendap. Selanjutnya cutting akan mengendap dan lumpur terus
mengalir ke dalam kolam lumpur pertama yang dibuat sedemikian rupa sehinga aliran cukup
tenang sehingga mampu mengendap material-material yang berbutir halus. Lumpur kemudian
mengalir ke kolam lumpur kedua untuk kemudian dipompa kembali ke dalam sumur.
Untuk pemboran dengan metode yang lain. Direksi akan memberi petunjuk selanjutnya pada
saat akan dimulainya operasi pemboran.
Pembayaran pembuatan kolam lumpur termasuk dalam pembayaran untuk persiapan lokasi.
1.7. Penyediaan Air
Untuk keperluan pekerjaan pemboran kontraktor diwajibkan menyediakan air dan menjamin
kelancaran penyediaanya. Mutu dan jumlah air yang disediakan harus sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh Direksi.

Pembangunan Sarana Air Bersih


Tidak ada pembiayaan khusus yang dapat dimintakan kepada Pihak Kesatu untuk
penyediaan air selama pekerjaan ini berlangsung, sehingga kontraktor harus
memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan tersebut dengan biayanya sendiri.

1.8. Penyediaan Bentonite


Bentonite dan Polyphosphate harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan kebutuhan
yang ditentukan oleh Pihak Kesatu. Bentonite digunakan sebagai pengental lumpur sirkulasi
agar berat jenisnya naik sehingga selama proses pemboran dapat mengangkat potongan
batuan (cuttings) yang ditembus oleh mata dari lubang bor. Pembayaran akan diperhitungkan
menurut jumlah material dalam satuan zak.
Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya transportasi sampai ke lokasi pemboran.
1.9. Pengamanan Lokasi
Kontraktor berkewajiban menjaga keamanan peralatan, pipa-pipa dan semua yang terdapat di
lokasi pemboran. Kontraktor juga harus menjaga semua bangunan, pipa saluran. Pohon,
jalan dan lain-lainnya di sekitar lokasi pemboran supaya tidak terganggu selama pekerjaan
berlangsung. Apabila seluruh pekerjaan telah selesai Kontraktor harus melakukan pemulihan
lokasi ke keadaan semula dan membayar ganti rugi dengan biaya sendiri apabila terdapat
kerusakan.
2. Peralatan Pemboran
2.1. Peralatan Utama
Peralatan utama untuk pekerjaan pemboran terdiri dan mesin bor ( Drilling Rig), pompa
lumpur (Mud Pump) dan kompresor (Air Compressor).

A. Mesin bor (DLillinp Rip)

Mesin bor yang digunakan dalam pekerjaan pemboran adalah sesuai dengan yang
disebutkan di bawah ini :

• Drilling rig tipe skid mounted, truck mounted, atau tractor mounted
(Berkemampuan min. 120 m).
• Metode pemboran dengan cara memutar baik dengan cara rotary head. atau
rotary table atau rotary with spindle torque, dengan kemampuan dapat memutar
stang bor (drill pipe) minimal diameter 2- 7/8 inch

• Metode sirkulasi pemboran adalah direct circulation (sirkulasi langsung).


• Tinggi menara minimal 8 meter.
• Kemampuan pemboran minimal sampai kedalaman 120 meter

B. Pompa Lumpur (Mud Pump)

Pompa untuk sirkulasi Lumpur pemboran berupa tipe double action plunger pump dengan
kemampuan debit 730 liter/menit dengan tekanan kerja (Working Pressure) 34 kg/cm.
C. Kompresor (AiL CompLessoL)

Kompresor yang digunakan memiliki kemampuan dan daya tekananan kerja kuat.
D. Electrical Logging

Peralatan untuk penampangan geofisika adalah alat yang dapat menghasilkan nilai atau
kurva SP log, Resistivity log dan Gamma Ray log. Alat tersebut dapat digunakan minimal
sampai dengan kedalaman 100 meter.
E. Peralatan Lainnya
Peralatan-peralatan pendukung lainnya antara lain:
Stang Bor (DLill Pipe)
Panjang minimal stang bor per batang adalah 4 meter dengan minimum diameter 2- 7/8 inch.

Pembangunan Sarana Air Bersih


Stang bor harus dalam kondisi baik dan lurus.
Mata Bor (DLill Bit)
Mata bor harus disediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) untuk setiap tipe. Wing bit
dan three cone bit dia. 6-5/8”, 8-5/8”, 10-5/8”. 12-5/8

Mesin Las (ElectLic Weldinp)


Mesin las yang digunakan memiliki kemampuan 200 ampere.

Peralatan Uji Pemompaan (Pumpinp Test Equipment)

- Pompa Electric Submersible memiliki kemampuan debit 1 - 15 liter/detik


dengan total dynamic head 45 m, lengkap dengan genset

- Pengukur muka air (Electric Water Level Sounding)

- Alat pengukur debit (Discharge Neasuring Device) berupa orifice weir atau V-
notch

- Thermometer, pH meter, EC meter

3. Pekerjaan Pemboran Tipe


3.1. Sumur
Sumur yang akan dikerjakan oleh Kontraktor adalah jenis sumur produksi dengan kedalaman
Maksimal 100 m tipe single string (rangkaian tunggal-lurus) dengan menggunakan pipa GIP
Med. diameter 6” serta Pipa Low screen GIP Med. diameter 6”. Total kedalaman konstruksi
sumur maximal 100 m atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Bagian bawah konstruksi pipa disambungkan dengan “cone bottom plug” yaitu suatu pipa
berbentuk kerucut dimana ujung kerucut tidak tertutup.
Pipa saringan (screen) akan dipasang pada lapisan yang diperkirakan sebagai aquifer dan pipa
naik berupa pipa buta dipasang pada lapisan yang diperkirakan bukan aquifer. Pelaksanaan
konstruksi sumur dilakukan setelah kontraktor memperoleh gambar konstruksi yang
didesain berdasarkan data-data yang diperoleh selama pemboran dan hasil pelaksanaan
penampangan geofisika (Electrical logging). Gambar konstruksi sumur berisikan diameter,
panjang dan posisi baik pipa jambang, pipa naik, maupun screen.

3.2. Prosedur Pekerjaan Pemboran Dan Konstruksi Sumur


Untuk memulai pekerjaan pemboran ditiap lokasi Kontraktor harus memberitahukan
kepada Direksi paling lambat 24 jam sebelumnya. Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi,
maka pemboran akan dilakukan dengan metode “Direct Circulation Mud flush”. Secara umum
urutan pekerjaan pemboran dan.konstruksi sumur adalah sebagai berikut:

3.3. Kegiatan pendahuluan termasuk persiapan lokasi


1. Mobilisasi Rig, peralatan dan personil ke lokasi pemboran
2. Pemasangan Rig dan peralatan lain di lokasi pemboran
3. Pemboran pilot hole dia. 10-5/8 inch mulai dari kedalaman 3 m (dibawah pipa
konduktor)

dan pengambilan contoh batuan (cuttings) dan setiap meter kedalaman Pelaksanaan
Electrical Logging

4. Air-lift Test selama 12 jam (bila diperlukan), termasuk pengukuran EC


(Electrical Conductivity) dan pengambilan contoh air untuk analisa kimia lengkap di
laboratorium

5. Pemboran pembesaran lubang (reaming) dia. 10 5/8 inch sampai pada kedalaman yang
ditentukan.

Pembangunan Sarana Air Bersih


6. Instalasi pipa dia. 6 inch dan saringan dia. 6 inch sesuai kedalaman yang ditentukan.

7. Uji ketegaklurusan (Verticality Test).

8. Pengisian kerikil/Gravel Pack pembalut pada bagian annulus (gravel packing) dan
dasar sumur sampai batas atas yang ditentukan

9. Well development dengan metode surging dan water jetting.

10. Grouting pada bagian annulus mulai dari bagian atas gravel packing sampai ke
permukaan tanah.

11. Pencabutan pipa konduktor


12. Pembongkaran Rig
13. Pembuatan concrete slab (1.5 x 1.5 x 0.30 m), pemasangan tutup sumur (well cap).
dan patok sumur

14. Uji pemompaan (Pumping Test)


3.4. Pemindaan, pemasangan dan Pembongkran Mesin Bor
Sebelum operasi pemboran dimulai, mesin bor harus dipasang dengan hati-hati di atas pondasi
yang kuat agar dapat memberikan hasil yang baik dan mencegah kerusakan mesin bor itu
sendiri serta menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap personil atau tenaga
kerja.

Setelah pekerjaan pengeboran instalasi sumur dan pekerjaan lainnya yang memerlukan mesin
bor di satu lokasi dinyatakan selsai, maka mesin bor harus dibongkar dan dipindahkan ke lokasi
berikutnya beserta semua perlatan dan material yang akan dipakai.;

Pembayaran akan diperhitungkan menurut frekuensi transportasi, pemasangan dan


pembongkaran Rig dan peralatan dari lokasi sumur bor yang telah selesai ke lokasi pemboran
yang baru.
3.5. Pemindahan Material Sumur ke Gudang Lapangan ( Base Camp)
Sejumlah material sumur yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kontrak pekerjaan dipindahkan ke
lokasi proyek dan ditempatkan pada suatu gudang penyimpanan (Base Camp).
Pembayaran akan diperhitungkan berdasarkan jumlah material yang dipindahkan sesuai dengan
jumlah material yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kontrak ini.
3.6. Pelebaran Lubang Bor
Apabila pemboran dilaksanakan dengan prosedur lubang penuntun (Pilot 2ole) dan menunjukkan
adanya aquifer produktif maka kontraktor harus melaksanakan pelebaran lubang bor (reaming)
dengan diameter dan kedalaman yang ditentukan oleh Direksi.
Pembayaran pelaksanaan pelebaran lubang bor diperhitungkan berdasarkan diameter lubang
yang ada. Diameter yang dilebarkan dan sesuai dengan kedalamannya dalam satuan meter.
3.7. Penghentian Pemboran
Apabila lubang bor telah mencapai kedalaman yang ditentukan atau seperti yang diinstruksikan
oleh Direksi, maka pemboran akan dihentikan atas izin Direksi. Kemudian lubang bor harus dicuci
sampai bersih dari endapan dengan melakukan sirkulasi terus- menerus selama lebih kurang 10
(sepuluh) jam.
Setelah lubang sumur bersih dari endapan. maka untuk keperluan logging, selama sirkulasi
berlangsung dilakukan pengurangan kekentalan lumpur pemboran sampai dengan 33 detik Marsh
Funnel.
3.8. Pengambilan Contoh Batuan (Samplinp).
Pengambilan contoh batuan (cuttings) dari setiap meter pemboran disimpan dalam botol plastik
tembus pandang/transparan. Kontrator harus melakukan pengambilan contoh batuan (cuttings)
sebanyak 2 set untuk setiap meter pemboran dari permukaan tanah sampai kedalaman yang
ditentukan. Contoh batuan pertama (minimum berat 0.5 kg) harus dicuci dan dikeringkan dan
dimasukkan ke dalam botol plastik transparan (tembus pandang). Setiap botol ditandai nomor

Pembangunan Sarana Air Bersih


sumur, kedalaman sample dan tanggal pengambilan contoh batuan kedua ( minimum berat 0,5kg)
harus dicuci dan ditarus ke lokasi. Dalam kotak ( kayu dan plat besi ) untuk memudahkan
pemeriksaan dan direksi.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah contoh cutting yang diambil dan diperiksa,
termasuk biaya pemberian nama, penyediaan botol plastik dan pengangkutannya.
3.9. Pelaksanaan Elektrikal Logging
Electric Logging dilaksanakan segera setelah “pilot hole’’, dicuci dengan sirkulasi lumpur. dan
telah dilakukan pengurangan kekentalan lumpur sampai ukuran 33 detik Marsh Funnel agar proof
dan Electric logging dapat mencapai dasar lubang bor dengan bebas. Hasil Electric Logging
berupa grafik dan Resistivity Log, SP Log dan Gamma Ray Log.
Kontraktor harus menyediakan peralatan Logger dan kelengkapannya serta menyediakan
transportasi untuk peralatan maupun operator logger. Kontraktor harus mencari informasi dalam
radius 200 meter dari lubang bor dan melaporkan ke Direksi apabila di sekitar radius tersebut
terdapat bahan-bahan yang ditanam yang dapat mempengaruhi hasil logging seperti pipa besi,
kabel transmisi, telepon bawah tanah, dan lain-lain.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah kedalaman sumur dalam meter yang telah
dikerjakan electrical logging dan hasilnya telah disetujui Direksi. Satuan harga tersebut termasuk
juga biaya untuk pekerjaan persiapan dan pengangkutan peralatan.
3.10. Ketegaklurusan Lubang Bor
Lubang pemboran harus tegak dan lurus sehingga memudahkan untuk instalasi pipa dan
saringan dan memudahkan pengisian kerikil pembalut (gravel packing) di annulus. Pipa selubung
dan saringan harus tegak dan lurus untuk memudahkan pemasangan dan pengoperasian vertical
shaft turbine pump. Pengujian ketegaklurusan wajib dilakukan dengan menurunkan peralatan
pengujian yang telah disetujui oleh Engineer ke dalam sumur.
3.11. Pengisian Semen
Setelah development sumur selesai dan pipa konduktor dicabut maka ruang annulus yang tidak
diisi oleh kerikil( gravel pack ) harus diisi dengan mortal mulai dari top grevel pack sampai dengan
permukan tanah.

Pengisian mortal dapat dilakukan pada suatu zona kedalaman tertentu guna menahan intrusi dan
atau kontaminasi air tanah yang berkualitas kurang baik sesuai dengan petunjuk dari Direksi.

Pembayaran akan diperhitungkan menurut volume ddalam meter kubit dari rongga yang diisi
dengan semen atau mortal.
4. Pengadaan Dan Pemasangan Pipa PVC (Casing) Dan Saringan (Screen)

4.1. Pengadaan Pipa Casing Dan Saringan

Kontraktor wajib melakukan pengadaan material pipa selubung dan saringan untuk sumur sesuai
dengan spesifikasi dan yang ditentukan oleh Engineer.

4.1.1. Pipa Buta (Blank Casing)


Pembayaran akan diperhitungkan menurut jenis material dan jumlah masing- masing dalam
satuan meter yang disediakan. Pengadaan material sumur tersebut harus sesuai dengan
permintaan Direksi. Harga satuan tersebut harus juga termasuk biaya transportasi sampai ke
lokasi pemboran dan penyediaan material tambahan yang diperlukan untuk penyambugan pipa-
pipa sumur.

4.1.2. Saringan (Screen)


 Saringan berupa pipa Galvanis, dengan bukaan celah (slot opening) 2,9 mm.
 Diameter luar saringan 6-5/8” dan sesuai dengan diameter dalam pipa buta 6”.
 Pengadaan dan pemasangan saringan dilakukan oleh Kontraktor dimana posisi saringan
ditentukan oleh Engineer.
 Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah dalam satuan meter yang disediakan.
Pengadaan material sumur tersebut harus sesuai dengan permintaan Direksi.
 Harga satuan tersebut harus juga termasuk biaya transportasi sampai ke lokasi pemboran
dan penyediaan material tambahan yang diperlukan untuk penyambungan pipa-pipa

Pembangunan Sarana Air Bersih


sumur.
4.1.3. Bottom Plug
Bottom plug terpasang pada bagian ujung pipa pengendap (pipa sedimentasi) yang
berbentuk kerucut terbuat dari pipa PVC diameter 6 inch dengan panjang 30 cm.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah bottom plug yang dipasang untuk
melengkapi sumur bor.
4.2. Pemasangan casing dan saringan

4.2.1. Instalasi
Sesudah kedalaman pemboran yang telah ditentukan tercapai dan pengujian geofisika
(geophysical log) selesai dilaksanakan, Kontraktor melakukan pemasangan casing dan saringan
ke dalam lubang bor. Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah kedalaman dengan
satuan meter dari pipa yang dipasang dan sesuai dengan diameter pipa tersebut. Harga
satuan tersebut harus juga termasuk biaya pengadaan perlengkapan instalasi sumur lainnya
misalnya reducer.
5. Tally Sheets
Susunan rangkaian konstruksi sumur (Tally Sheet) wajib dibuat oleh Kontraktor yang menunjukkan
kedudukan peralatan-peralatan operasi, pipa-pipa buta (casing, saringan (screen), centralizer termasuk
spesifikasi teknis dan material-material tersebut. Tally Sheet segera dibuat pada setiap kegiatan
operasi selesai dilaksanakan dan ditandatangani oleh Kontraktor dan Engineer. Tally Sheet dilampirkan
pada Laporan Akhir.
6. Selubung Kerikil (Gravel Packing)

6.1. Material Kerikil


Kerikil yang telah dipersiapkan oleh Kontraktor dimasukkan ke bagian annulus sumur yaitu
ruang antara casing/saringan dan dinding lubang bor. Material kerikil harus kuat/keras/tidak
mudah pecah dan memiliki bentuk membulat baik (well rounded) dan komposisi batu silika.
Gradasi butiran antara diameter 2 mm sampai dengan 10 mm dan memiliki koefisien
keseragaman antara 2.0 sampai dengan 3.0. Kerikil untuk setiap sumur harus diuji oleh
Kontraktor dan kurva gradasi diperlihatkan kepada Enginner untuk dapat disetujui.

Volume material kerikil harus cukup untuk pengisian awal (sebelum well development)
dan tambahan kerikil bila diperlukan pada saat pekerjaan well development.

6.2. Pengisian Kerikil


Sesudah pekerjaan pemasangan casing dan saringan selesai dilaksanakan, pengisian kerikil
pembalut dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dan metode yang telah disetujui oleh
Enginer. Pengisian dilakukan mulai dari dasar sumur hingga kedalaman yang ditentukan oleh
Engineer. Kontraktor mencatat secara tepat volume kerikil yang terpakai pada setiap sumur.
Dalam proses pengisian kerikil. sirkulasi lumpur bor harus tetap dijalankan. kekentalan lumpur
dipertahankan pada ukuran 33 detik Marsh Funnel. Pengisisan dilakukan dengan hati-hati
sehingga pipa sumur terbungkus dengan baik.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut volume dalam meter kubik dari gravel pack yang
telah dipasang di dalam sumur.
6.3. Ketegaklurusan Dan Kelurusan Pipa Jambang Pompa
Rangkaian pipa casing dan saringan harus tegak lurus dan segaris. Tidak terdapat bagian dari
rangkaian yang casing dan saringan yang mengalami deviasi lebih dari 30 menit dan garis
vertikal sehingga pemasangan pipa kolom dan pompa di dalam sumur dapat berlangsung baik.
Ketidaksesuaian kelurusan rangkaian casing dan saringan dapat menyebabkan dibatalkannya
sumur.
Pengujian ketegak lurusan sumur dilakukan dengan menggunakan sistim bobin dan string yang
dimasukan pada pump casing dan diturunkan sepanjang pump casing.
Pengujian dilaksanakan dua kali yaitu pada waktu menurunkan dan menaikan bobbin. Pada
saat pengujian naik dimana string telah berada pada posisi yang benar(pusat). gravel
dapat dimasukan hingga kedalaman tersebut (dimana bobin berada).
Pengujian ini dilakukan pada setiap 3 meter, sedangkan grave yang dimasukkan tidak
boleh melebihi kedalaman pengujian tersebut.

Pembangunan Sarana Air Bersih


7. Well Development Umum
Kontraktor wajib melaksanakan kegiatan well development dengan metode- metode yang efektif untuk
membersihkan formasi lapisan air dan pasir, lumpur pemboran, mud cake, dan material-material halus
lainnya dan keluar melalui saringan dan sumur sehingga pada saat dilakukan pemompaan, air yang
keluar benar-benar bersih dari kandungan pasir.
Metode yang digunakan adalah metode high velocity jetting dengan air dan udara (water jetting dan air
jetting).
Pengembangan sumur (well development) terus berlanjut sampai air yang dipompa dari sumur pada uji
debit maksimum adalah jernih dan bebas dari pasir serta efisiensi sumur sekurang-kurangnya 80%.
Selama kegiatan development. Kontraktor harus selalu mengukur posisi kedalaman gravel dalam
lubang annulus. Apabila terjadi penurunan maka Kontraktor harus segera menambahkan gravel
sampai pada kedalaman semula.
Sesudah kegiatan uji debit bertahap dilakukan. bila dipandang perlu oleh Direksi, dapat dilakukan
pekerjaan well development tambahan untuk meningkatkan kapasitas jenis (specific capacity) sumur.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jam kerja yang dipakai oleh Kontraktor dalam
penyempurnaan sumur untuk mendapat air yang bersih dan seperti yang diperintahkan oleb Direksi.

Penggantian Fluida Dalam Sumur


Setelah konstruksi rangkaian pipa casing dan saringan serta selubung kerikil selesai dilaksanakan
maka Kontraktor melakukan kegiatan sirkulasi air bersih untuk mengganti fluida (lumpur) didalam
sumur. Dengan menggunakan pompa lumpur (mud pump). Kontraktor melakukan kegiatan tersebut
dengan metode sebagai berikut:

a. Air bersih yang tertampung di kolam lumpur (mud pit) dipompakan ke dalam sumur dan mengalir
kembali ke dalam mud pit

b. Sirkulasi campuran lumpur dan air bersih dilakukan terus sampai waktu yang ditentukan
c. Campuran air dan lumpur di kolam lumpur (mud pit) kemudian diganti dengan air bersih
d. Sirkulasikan kembali air bersih ke dalam sumur sampai waktu yang ditentukan
Water Jetting

Dengan menggunakan alat jet head. Kontraktor melakukan penyemprotan pada seluruh saringan
dengan metode berikut:

a. Naik turunkan rangkaian jetting tool secara perlahan sepanjang screen


b. Pompa air hingga kecepatan air yang keluar dari masing- masing nozzle sekurang-
kurangnya 50 m/detik

c. Setelah 1 (satu) revolusi naik turun dilakukan. maka jet head dinaikkan kurang lebih 1,5 kali
diameter screen diatas top screen dan dipertahankan beberapa saat

d. Kemudian kembali dilakukan penyemprotan saringan dengan cara operasi yang sama
e. Setelah batasan waktu yang telah ditentukan untuk satu screen selesai, maka dilanjutkan pada
screen berikutnya dengan cara operasi yang sama seperti diatas

f. Apabila seluruh screen telah dilakukan penyemprotan maka tor harus melakukan pembers han
dasar sumur dari endapan yang terakumulasi

g. Pembayaran akan diperhitungkan menurut jam kerja yang dipakai oleh Kontraktor dalam
penyempurnaan sumur seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
Surging

Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini terdiri dari compressor dengan kapasitas 10 Kva, pipa
eductor dan pipa airline. Metode development dengan cara surging merupakan suatu siklus surging
(surging cicle) yaitu kombinasi pemompaan air lift dan surging (back blow). Siklus surging dilakukan
pada beberapa tempat disepanjang rangkaian screen. Metode kerja yang harus dilakukan oleh
Kontraktor pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Pembangunan Sarana Air Bersih


- Pada setiap posisi screen. pipa eductor ditempatkan kurang lebih 60 cm dibawah screen

- udara bertekanan dari compressor kemudian dialirkan ke pipa air line sehingga air
terpompakan keluar (posisi pumping dengan air lift) sampai air yang keluar bersih dari pasir.

- Pada saat air yang keluar sudah bersih dari pasir aliran udara dari compressor kemudian
ditutup

- Pipa air line diturunkan sampai jarak kurang lebih 30 cm dibawah ujung pipa eductor

- Setelah waktu yang ditentukan, tekanan compressor dikurangi dan pipa air line ditarik
kembali ke posisi semula sehingga air kembali terpompa keluar melalui pipa eductor (a s/d
g merupakan 1 siklus surging)

- Sikius surging kemudian diulangi sampai air yang keluar bersih dari pasir dan material-
material halus

- Selanjutnya pipa eductor dan air line dinaikkan kurang lebih 1 m pada screen yang sama
dan kembali dilakukan operasi yang sama seperti yang disebutkan diatas (point a s/d h)

- Apabila 1 (satu) rangkaian screen selesai maka dilanjutkan pada rangkaian screen
berikutnya dengan metode operasi yang sama

- Bila seluruh screen telah selesai dilakukan surging maka posisi air lift dilakukan pada bagian
dasar sumur untuk membersihkan endapan pasir yang telah terkumpul didasar sumur

- Pembayaran akan diperhitungkan menurut jam kerja yang dipakai oleh Kontraktor dalam
penyempurnaan sumur seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

8. Pemompaan Uji
Setelah kegiatan development sumur selesai, Kontraktor mempersiapkan untuk kegiatan pemompaan uji.
Pengujian yang akan dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
a. Uji pemompaan pendahuluan (preliminary pumping test)
b. Uji pemompaan bertahap (step drawdown test)
c. Uji pemompaan dengan debit tetap (constant rate test)
d. Uji kambuh (recovery test)

A. Peralatan Pemompaan Uji


Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pemompaan uji adalah sebagai berikut:
1. Alat pemompaan
Pemompaan uji dilakukan dengan jenis pompa sentrifugal dengan debit minimum 1.5 - 5 L/detik dan
total head 80 m atau dengan jenis pompa submersible/turbin dengan debit minimum 1.5 — 5 1/detik
dengan total head 80 m. Semua jenis pompa dilengkapi dengan mesin penggeraknya.
2. Alat pengukur debit
Pengukuran debit pemompaan dapat dilakukan dengan metode “V-Notch” lengkap dengan bak
penenang aliran atau dengan menggunakan metode “orifice weir”.
3. Alat pengukur muka air
Pengukuran muka air di dalam sumur dilakukan dengan alat pengukur muka air (water level sounding)
yang memiliki ketelitian paling tidak 1 (satu) cm.
4. Alat pelengkap lain
Perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk pemompaan uji antara lain alat pengukur waktu (jam),
jerigen untuk sampel air, lampu penerangan, alat transportasi untuk pengukuran pada sumur-sumur
disekitar sumur yang diuji.

Pembangunan Sarana Air Bersih


Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah lokasi, dimana telah dilaksanakan pemasangan
dan pemindahan mesin dan pompa uji, alat pengukur debit dan peralatan lain, pembuatan saluran
sementara, serta pemompaan percobaan.
B. Uji Pompa Pendahuluan
Setelah instalasi peralatan uji pemompaan selesai dilakukan, maka Kontraktor melaksanakan
pemompaan uji pendahuluan dengan debit maksimum selama 8 (delapan) jam atau seperti yang
ditentukan oleh Direksi. Kontraktor harus melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap debit,
kedalaman muka air, dan kandungan pasir dan air yang dipompa selama uji pendahuluan berlangsung.
Apabila hasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa development sumur belum sempurna maka Direksi
dapat memberikan instruksi untuk melanjutkan development sumur dan Kontraktor harus
melaksanakannnya .Dari hasil uji pendahuluan akan diperoleh gambaran mengenai hubungan debit
dan penurunan muka air sehingga dapat ditentukan debit untuk setiap tahap pada uji susut bertahap.
Segera setelah pompa dimatikan pada uji pendahuluan, Kontraktor melakukan pengukuran muka air
kambuh dengan interval waktu yang telah ditentukan sampai permukaan air kembali seperti semula.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah jam pemompaan termasuk pencatatan data
pemompaan.

C. Uji Pemompaan Bertahap

Setelah muka air kembali seperti semula maka Kontraktor selanjutnya melakukan uji susut bertahap.
Bila tidak ditentukan lain maka uji bertahap dilakukan dengan 4 (empat) tahapan dimana setiap
tahapan berlangsung selama 2 (dua) jam. Penentuan debit untuk setiap tahap dilakukan oleh Direksi
berdasarkan hasil uji pendahuluan. Debit pemompaan untuk setiap tahap harus dipertahankan tetap
stabil dengan melaksanakan pengamatan secara efektif. Kontraktor melakukan pengamatan dan
pencatatan terhadap debit dan muka air pemompaan untuk setiap interval waktu yang telah
ditentukan. Pengukuran muka air kambuh juga harus dilakukan oleh Kontraktor pada saat pompa
dimatikan (step ke-empat berakhir) dengan interval waktu yang telah ditentukan.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah jam pemompaan termasuk pencatatan data
pemompaan.

D. Uji Pemompaan Dengan Debit Tetap (Long Period Test)

Setelah muka air kembali seperti semula maka Kontraktor selanjutnya melakukan uji pemompaan
debit tetap terus-menerus selama 72 (tujuh puluh dua) jam. Debit pemompaan pada uji debit tetap
ditentukan oleh Direksi berdasarkan hasil dan uji susut bertahap. Kontraktor harus melakukan
pengamatan dan menjaga agar debit yang telah ditentukan tetap stabil selama periode pengujian.
Kontraktor melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap debit dan muka air
pemompaan untuk setiap interval waktu yang telah ditentukan.
Bila dalam radius 400 m terdapat sumur lain (sumur gali dan atau sumur bor) di sekitar sumur yang
diuji maka Kontraktor harus melakukan pengukuran penurunan muka air pada sumur-sumur tersebut.
Selama pemompaan uji debit tetap. Kontraktor harus melakukan pengukuran pH, temperatur, dan
daya hantar listrik (EC) dari air yang dipompa dengan interval waktu tiap 6 (enam) jam.
Kontraktor harus menjaga supaya lokasi pemompaan uji bebas dari genangan air permukaan atau
air hujan serta air hasil pemompaan itu sendiri sehingga tidak mempengaruhi hasil pemompaan.
Untuk itu sebelum pelaksanaan pemompaan. Kontraktor harus membuat saluran pembuang untuk
menyalurkan air yang dipompa ke tempat yang jauh dari sumur tanpa merugikan pihak lain.
Apabila pemompaan berhenti sebelum waktu yang ditentukan karena kerusakan mesin atau
kehabisan bahan bakar atau sebab lain maka Kontraktor harus mengulangi pemompaan uji mulai
dari awal dan biaya yang diakibatkan menjadi tanggung jawab kontraktor
E. Uji Pemulihan

Segera setelah pompa dimatikan pada uji debit tetap, maka Kontraktor melakukan pengukuran muka
air kambuh dengan interval waktu yang telah ditentukan sampai muka air kembali ke keadaan semula.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah jam pengamatan termasuk pencatatan data
pengamatan.
a. Analisa Kualitas Air

Pembangunan Sarana Air Bersih


Pada saat dilakukannya pemompaan uji ditiap sumur. Kontraktor melakukan pengambilan contoh air
sumur untuk dianalisa. Pengukuran Temperatur, Electrical Conductivity, dan pH harus dilakukan
dilapangan. Pengambilan contoh air dilakukan menjelang berakhinnya uji debit tetap sebanyak 1
(satu) contoh untuk setiap sumur dengan volume sekurang-kurangnya 2 (dua) liter. Contoh air tersebut
disimpan dalam botol polyethilene yang sebelum dipakai terlebih dahulu dicuci dan dibilas dengan air
sumur tersebut. Botol tersebut diisi penuh dan ditutup dengan rapat serta dicantumkan keterangan
tentang nomor sumur, lokasi, dan tanggal pengambilan contoh air tersebut. Contoh air tersebut
kemudian dikirim ke laboratonium yang telah disetujui oleh Direksi
Parameter yang dianalisa di laboratorium antara lain ;
1. Electrical Conductance 13. Carbonate (C0)
2. pH 14. Bicarbonate HCO
3. Hardness 15. Sulfate (SO)
4. Dissolved Solid 16. Chloride (Cl)
5. Suspended Solid 17. Nitrate (NO
6. Silicate (Si0 18. Fluoride (F)
7. Iron (Fe) 19. Carbon Dioxide (C0)
8. Boron (B) 20. Dissolved Oxygen
9. Calcium (Ca) 21. Manganese
10. Magnesium (Mg) 22. SAR
11. Sodium (Na) 23. Turbidity
12. Kalium (K)

Kandungan - kandungan zat kimia tersebut diukur dan dinyatakan dalam satuan ppm serta diberikan
rekomendasi tentang memenuhi syarat atau tidaknya air tersebut dipakai sebagai air minum maupun
air irigasi.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah contoh air yang dianalisa pada laboratorium yang
diakui dan Direksi telah menerima hasil analisa dari laboratorium. Satuan harga termasuk biaya
pengambilan contoh air, analisa kualitas air, pengangkutan dan hal-hal lain bila ada.
b. Analisa Besar Butir

Kalau dibutuhkan dan diinstruksikan oleh Direksi, Kontraktor harus melaksanakan analisa besar butir
(analisa ayakan) terhadap beberapa contoh cutting dari tiap sumur yang akan dipilih oleh Direksi
dan menyerahkan hasil analisa kepada

Direksi.
Sebelum dianalisa, sisa lumpur pemboran yang masih terdapat pada contoh tersebut harus
dihilangkan dengan mencucinya, kemudian contoh tersebut dikeringkan dengan alat pengering atau sinar
matahari.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah contoh cutting yang telah dianalisa dan
hasilnya telah diserahkan kepada Direksi.
c. Pengadaan Dan Pemasangan Tutup Sumur

Apabila pemompaan uji telah selesai dilaksanakan, Kontraktor harus memasang tutup sumur lengkap
dengan kuncinya untuk mencegah material-material asing yang masuk ke dalam sumur.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah tutup sumur yang telah dipasang untuk melengkapi
sumur bor lengkap dengan kuncinya.
d. Pengadaan Dan Pemasangan Patok Nomor Sumur
Setelah sumur tertutup, Kontraktor harus memasang patok tanda pengenal sumur dimana tercantum
nomor sumur, tahun pembuatan dan tanda pengenal/nama Kontraktor yang melaksanakannya.
Pembuatan patok dan tempat pemasangan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah patok, tanda nomor sumur yang diadakan dan
dipasang untuk melengkapi sumur bor.
e. Laporan Dan Catatan

Catatan terperinci mengenai semua data dan informasi yang diperoleh dari semua

pekerjaan yang dilaksanakan harus disimpan untuk sewaktu-waktu akan diperiksa atau disahkan oleh
Direksi.
Kontraktor harus membuat laporan setiap hari kepada Direksi mengenai material yang digunakan,
pekerjaan yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk kedalaman pemboran dan data lain yang

Pembangunan Sarana Air Bersih


dibutuhkan Direksi.
Setelah pekerjaan selesai pada akhir kontrak. maka Kontraktor harus membuat laporan akhir
pekerjaan yang akan diserahkan pada Direksi. Bentuk laporan akan dibuat mengikuti blangko yang
mengandung penjelasan-penjelasan detil mengenai data yang diperoleh selama pembuatan sumur
dan ringkasan pekerjaan yang telah diselesaikan.
Laporan juga harus meliputi hal-hal dihawah ini :
1. Log pemboran harian, meliputi keterangan mengenai jalannya operasi pemboran antara lain
pekerjaan pemboran, instalasi sumur, development sumur, personil, peralatan dan material yang
dipakai, pengukuran pipa. kedalaman sumur, dan data lain yang dibutuhkan Direksi
2. Log litologi geologi dan log electrical logging yang memberikan informasi
mengenai jenis dan sifat batuan, kedalamannya, nomor contoh cutting, Log Resistivity, SP dan
Log Gamma Ray.
3. Catatan mengenai rencana posisi pipa saringan (design sumur) dan hasil pemasangannya
berupa gambar konstruksi sumur dan susunan komponen sumur yang terpasang, termasuk
catatan mengenai peyambungan pipa
4. Catatan jumlah gravel pack yang terpakai dan jumlah adukan semen yang diisikan ke ruang
annulus tiap sumur.
5. Catatan mengenai pengujian ketegaklurusan sumur (kalau ada)
6. Catatan mengenai pekerjaan development sumur meliputi debit, muka air tanah, lama
pengoperasian, pengamatan kekeruhan air, alat dan material yang dipakai, jumlah personil, jam
kerja, dan sebagainya.
7. Catatan mengenai kegiatan pemompaan uji dan semua data yang
dikumpulkan selama pengujian.
8. Catatan mengenai pH, temperature, EC dan jumlah kandungan pasir dari air yang dipompa.
9. Kurva gradasi hasil analisa besar butir, contoh cutting dan gravel pack. Bentuk dan
format/blangko laporan akan diarahkan oleh Direksi.
Kegiatan pekerjaan pembuatan sumur harus didokumentasikan dengan foto foto yang diambil.
Pengambilan foto harus mefiputi:
1. Saat sumur dalam kondisi 0%
2. Saat mata bor akan dioperasikan
3. Saat 50% pemboran
4. Saat pengambilan contoh cutting
5. Saat stang bor masuk seluruhnya
6. Saat contoh cutting telah diperoleh seluruhnya
7. Saat proses logging
8. Saat persiapan pemasangan pipa
9. Saat menyiapkan Gravel pack
10. Saat pemasangan pipa setiap tahanan
11. Saat pengisian Gravel pack
12. Saat Development
13. Saat pemompaan uji
14. Saat pemasangan tutup sumur atau kondisi 100 %.

Jenis dan jumlah rangkap laporan yang akan dibuat oleh kontraktor mengacu pada ketentuan yang
terdapat dalam Kerangka Acuan Kerja.

13. Pengadaan-Pengadaan Lain


Guna menunjang pekerjaan ini kalau masih diperlukan bahan dan peralatan tambahan lainnya, maka
bahan dan peralatan tersebut harus diadakan / dibuat oleh kontraktor sesuai petunjuk Direksi.

C. PENGADAAN POMPA DAN PEMASANGAN


1. Umum

Pembangunan Sarana Air Bersih


Jumlah dan jenis pompa yang akan dipergunakan dalam paket pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Pada turbin vertical : terdiri dari pompa, mesin penggerak, dan asesorisnya dengan
total sebanyak 1 (satu ) unit atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
2. Garansi

Baik pompa maupun mesin penggeraknya harus memiliki garansi yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuat/penyalur tunggal barang tersebut. Kontraktor harus mendapatkan dan menyerahkan surat
garansi tersebut kepada Direksi Pekerjaan

3. Keaslian Barang

Barang yang akan diserahkan merupakan barang yang asli baru. dan sesuai dengan spesifikasi yang
diperlukan. Kontraktor harus mendapatkan dan menyerahkan suatu surat dukungan dari
pabrik/penyalur tunggal bahwa barang tersebut adalah asli, baru dan sesuai dengan spesifikasi yang
diperlukan.
4. Pemesanan Barang
Pemesanan barang baik jumlah maupun jenis barang harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan. Jumlah dan jenis barang dapat berubah sesuai dengan kondisi dan kemampuan
sumur produksi. Segera setelah kontraktor memperoleh persetujuan, pemesanan barang dapat
dilakukan.
5. Ketepatan Waktu Pengiriman Barang

Kontraktor harus memberikan gambaran waktu yang dibutuhkan dari saat mulai pemesanan barang
hingga sampai ke tempat tujuan barang. Kontraktor harus menepati jadwal waktu tiba di tempat tujuan
barang yang telah disepakati. Kontraktor harus mendapatkan dan menyerahkan suatu surat jaminan
tepat waktu pengiriman barang dari pabrik/penyalur tunggal kepada Direksi Pekerjaan.
6. Brosur
Kontraktor harus menunjukkan dan menyerahkan brosur barang tersebut kepada Direksi Pekerjaan.
Brosur barang tersebut merupakan brosur asli dan telah dicetak ISO.
7. Sertifikasi ISO dan SNI

Barang yang dipesan merupakan barang yang telah memiliki sertifikat ISO dan SNI. Kontraktor harus
mendapatkan dan menyerahkan masing-masing sertifikat tersebut kepada Direksi Pekerjaan.
8. Purna Jual

Kontraktor harus mendapatkan dan menyerahkan suatu surat jaminan purna jual dari barang yang
dipesan/didatangkan.
9. Suku Cadang

Barang yang dipesan/didatangkan merupakan barang yang memiliki suku cadang yang mudah
ditemukan/diperoleh di tempat-tempat penjualan. Kontraktor juga diharapkan memberikan informasi
mengenai harga satuan untuk suku cadang yang dibutuhkan selama 2 tahun operasi.

Pembangunan Sarana Air Bersih

Anda mungkin juga menyukai