Setiap Anggota IAMPI, wajib selalu bersikap, bertingkah laku dan bertindak
berdasarkan etika umum seorang Ahli Profesional, yaitu:
5. Bekerja dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang baik dan sempurna (Pursuit of
Excellence),
8. Mempunyai integritas dan komitmen terhadap tugas dan tanggung jawabnya (Integrity
and Commitment),
9. Dapat menghargai dan menerima pendapat orang lain (Respect for Others)
10. Bersikap, bertingkah laku dan bertindak sebagai warga Negara yang baik dengan penuh
tanggung jawab (Responsible Citizenship) atas semua akibat yang mungkin terjadi.
Konsultan adalah profesi yang penting dan terus berkembang. Sebagai anggota profesi ini,
konsultan diharapkan untuk selalu menunjukkan standar tertinggi kejujuran dan
integritasnya. Konsultan (khususnya konsultan enjiniring) mempunyai impak yang
langsung dengan kualitas hidup umat manusia. Dengan demikian, layanan yang diberikan
oleh konsultan memerlukan kejujuran. Imparsialitas, keadilan, dan kesamaan, dan harus
didedikasikan terhadap perlindungan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan publik.
Konsultan harus berunjuk kerja dalam standar tatalaku profesional yang memerlukan
prinsip-prinsip disiplin tertinggi dalam tatalaku yang beretika.
Kode Etik Hukum yang Fundamental
4. Bertindak untuk setiap pemberi kerja atau klien sebagai agen yang setia dan
terpercaya.
Sebagai standar moral bagi setiap anggota yang tergabung dalam organisasi profesi HPJI,
disusunlah PRINSIP DASAR tentang norma dan nilai luhur yang disepakati bersama untuk
menjadi pegangan, dihayati, dan harus selalu dijunjung tinggi dalam melaksanakan
kegiatan profesi sebagaimana
berikut ini :
I. Prinsip Dasar.
1. Menjunjung tinggi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Bekerja secara profesional untuk kepentingan masyarakat, bangsa, negara dan organisasi.
Selanjutnya Prinsip Dasar di atas dijabarkan lebih lanjut dalam KODE ETIK berikut ini.
1. Anggota HPJI wajib bertindak konsekuen, jujur dan adil dalam menjalankan profesinya.
2. Anggota HPJI wajib menghormati profesi lain dan tidak boleh merugikan nama baik serta
profesi orang lain.
4. Anggota HPJI setia dan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
5. Anggota HPJI harus bersedia memberi bimbingan dan pelatihan untuk peningkatan
profesionalisme sesama anggota.
6. Anggota HPJI wajib memenuhi baku kinerja dan tanggung jawab profesi dengan integritas
tinggi dan tidak akan menerima pekerjaan di luar bidang keahlian teknisnya.
7. Anggota HPJI wajib menjunjung tinggi martabat profesi, bersikap terhormat, dapat
dipercaya, dan bertanggung jawab secara profesional berazaskan kaidah keilmuan,
kepatutan dan kejujuran intelektual.
8. Anggota HPJI dengan menggunakan pengetahuan & keahlian yang dimilikinya wajib
menyampaikan pendapat dan pernyataan dengan jujur berdasarkan bukti dan tanpa
membedakan.
III. Kaidah Umum Tata Laku.
Pedoman umum ini merupakan penjabaran Kode Etik yang dapat dipakai sebagai panduan
secara umum untuk menghadapi situasi dan kondisi beragam yang timbul disuatu saat
dalam menjalankan tugas profesi.
Setiap anggota organisasi profesi harus tunduk dan menjunjung tinggi kode etik organisasi.
Kode etik HPJI harus menjiwai setiap langkah para anggota HPJI dalam mengemban tugas-
tugas keprofesionalannya. Tindak keprofesionalannya bercirikan antara lain :
1. Kejujuran (honesty)
2. Keadilan (fairness)
5. Kebertanggung-jawaban (responsibility)
13. Anggota HPJI dalam melaksanakan tugas profesinya wajib melindungi kepentingan
masyarakat luas di atas kepentingan pihak-pihak lain.
15. Anggota HPJI harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan
pribadi maupun golongan.
18. Anggota HPJI wajib mempertanggungjawabkan karyanya secara moral kepada masyarakat
dan diri pribadinya.
19. Anggota HPJI wajib memanfaatkan sumber daya secara optimal dengan sehemat mungkin
menggunakan sumber daya alam.
20. Anggota HPJI wajib mendahulukan tanggung jawab dan kewajiban daripada hak dan
kepentingan diri sendiri.
21. Anggota HPJI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya wajib mengenal dan
memperhatikan adat istiadat serta aspek-aspek sosial masyarakat di daerah wilayah
kerjanya.
22. Anggota HPJI wajib menghormati dan melindungi warisan budaya bangsa.
23. Anggota HPJI wajib menjunjung tinggi dan menjaga kehormatan, keahlian dan nama baik
pribadinya dan organisasi.
24. Anggota HPJI wajib menjunjung tinggi hak azasi masyarakat, lingkungan kerjanya dan
bawahan.
25. Anggota HPJI wajib menghormati undang-undang hak cipta (Intellectual Property Right).
26. Anggota HPJI wajib memberi kesempatan dan atau bimbingan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan rekan-rekan dan bawahannya.
27. Anggota HPJI wajib mengikuti kemajuan, perkembangan ilmu pengetahuan dan
keterampilan di bidang profesinya.
28. Anggota HPJI tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) hasil karya orang lain sebagai
hasil karyanya.
29. Anggota HPJI tidak akan melakukan persaingan yang tidak sehat dan tidak wajar dengan
rekannya.
30. Anggota HPJI tidak akan turut dalam suatu pekerjaan atau usaha dengan rekan-rekan yang
tidak mengindahkan kode etik.
31. Anggota HPJI wajib menyampaikan pengaduan terjadinya pelanggaran kode etik kepada
Pengurus (DPP/DPD) ataupun Majelis Kehormatan HPJI.
32. Anggota HPJI dapat melanjutkan pekerjaan sesama rekan setelah ada penyelesaian
hubungan kerja antara pemberi tugas dengan anggota HPJI yang bersangkutan.
34. Anggota HPJI wajib bersifat jujur tentang keahlian dan kemampuannya dan tidak akan
menerima tugas pekerjaan di luar keahlian dan kemampuannya.
35. Anggota HPJI wajib memenuhi janjinya dalam menyelesaikan tugas yang dipercayakan dan
menjadi tanggung jawabnya.
36. Anggota HPJI wajib menolak suatu penugasan yang dapat menimbulkan pertentangan
kepentingan dengan pemberi tugas, masyarakat dan lingkungan.
37. Anggota HPJI wajib menyampaikan laporan secara jujur dan obyektif berkaitan dengan
tugasnya kepada pemberi tugas.
38. Anggota HPJI tidak boleh menerima imbalan atau honorarium di luar ketentuan atau
perjanjian kontraktuil yang berlaku.
39. Anggota HPJI dalam proses pelaksanaan tugasnya harus mengacu pada prinsip pemilihan
solusi konstruksi yang paling efektif dan efisien setelah melalui penelaahan berbagai
alternatif yang mungkin.
Kaidah Dasar :
• Mengutamakan keluhuran budi.
• Menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk kepentingan kesejahteraan
masyarakat.
• Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian.
• Profesional teknik keairan.
Sikap :
• Senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
• Senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensi.
• Senantiasa menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung –jawabkan.
• Senantiasa menghindari pertentangan kepentingan dalam tugas dan tanggung-jawab.
• Senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan.
• Senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi
• Senantiasa mengembangkan kemampuan profesi.
8.KODE ETIK ASOSIASI TENAGA TEHNIK INDONESIA (ASTTI)
Penuh rasa tanggung jawab serta selalu berusaha untuk meningkatkan pemahaman
mengenai teknologi dan penerapannya yang tepat sebagai tuntutan dari keprofesionalan.
Disiplin serta berusaha agar pekerjaan yang dilaksanakannya dapat berdaya guna dan
berhasil guna melalui proses persaingan yang sehat serta menjauhkan diri dari
praktek/tindakan tidak terpuji yang mengakibatkan kerugian pihak lain.
Adil, Tegas, Bijaksana dan Arif serta Dewasa dalam membuat keputusan-keputusan
keteknisan dengan berpedoman kepada Keselamatan, Keamanan, Kesehatan, Lingkungan,
serta Kesejahteraan Masyarakat.
Setiap anggota ASTTI wajib selalu bersikap bertingkah laku dan bertindak berdasarkan
etika umum seorang ahli pelaksana Jasa Konstruksi.
Bertindak jujur, adil, lugas dan transparan dengan penuh dedikasi dalam memberikan
pelayanan, baik kepada pengguna jasa maupun penyedia jasa lainnya tanpa merugikan
para pemangku kepentingan lain termasuk pemerintah dan masyarakat. Saling bertukar
pengetahuan dalam bidang keahlian secara wajar dengan sesama rekan seprofesi dan/atau
ahli profesi lainnya.
Selalu meningkatkan pengertian dan apresiasi masyarakat terhadap profesi ahli pelaksana
jasa konstruksi profesionalisme pada khususnya dan profesi lain pada umumnya sehingga
masyarakat dapat lebih menghayati peran dan hasil karya profesional ahli pelaksana jasa
konstruksi.
Menghormati prinsip-prinsip pemberian imbalan jasa yang wajar, layak dan memadai bagi
para ahli pelaksana jasa konstruksi profesional pada khususnya dan ahli-ahli lain pada
umumnya.
Menghargai dan menghormati reputasi profesi rekan pelaksana jasa konstruksi profesional
pada khususnya serta rekan ahli lain pada umumnya sesuai perjanjian kerja yang
berhubungan dengan profesi masing-masing Mendapatkan tugas berdasarkan standar
keahlian, kemampuan dan standar kompetensi secara profesional tanpa melalui jalan-
jalan yang tidak wajar antara lain dengan cara menawarkan komisi atau mempergunakan
pengaruh yang tidak pada tempatnya.
Bekerjasama sebagai pelaksana jasa konstruksi hanya dengan sesama rekan seprofesi
tenaga ahli dan/atau rekan ahli profesional lain yang memiliki integritas yang tinggi.
Dalam melaksanakan tugasnya seorang pelaksana jasa konstruksi harus selalu menjaga
etika profesi terutama dalam bertindak sebagai tumpuan kepercayaan pemberi tugas.
Menyadari sepenuhnya akan kewajiban bagi setiap anak bangsa dalam kedudukannya
sebagai warga negara Republik Indonesia, mempunyai tanggung jawab untuk memberikan
darma baktinya bagi bangsa dan negara, guna mencerdaskan anak bangsa. Mengingat
bahwa tenaga kerja konstruksi adalah salah satu pelaku kegiatan dalam bidang ekonomi,
yang akan turut serta dalam pencapaian terwujudnya tujuan pembangunan nasional yaitu
masyarakat adil dan makmur yang berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-
Undang Dasar 1945, ATAKI menetapkan kode etik yang merupakan pedoman berperilaku
anggotanya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing, sebagai berikut:
tentu saja dalam semua kode etik ada wilayah-wilayah samar yang sebetulnya telah kita
langgar namun dengan secara tidak sadar, entah karena wilayah etika memang selalu
seperti itu, saya juga tidak memahami betul.
kemudian setelah dua point diatas yang membahas kode etik HATTI, kemudian ada lagi
yang namanya Pedoman Berperilaku, yaitu sebagai berikut :
3. Seorang arsitek harus menempatkan diri, menata pikiran dan hasil karyanya, bukan
sebagai tujuan melainkan sarana yang digunakan secara maksimal dalam mencapai tujuan
kemanusiaan dengan berupaya hemat sumber daya serta menghindar dampak negatif.
4. Atas dasar kepercayaan atas keutuhan integritas, keahlian, kujujuran, kearifan dan rasa
sosial yang dilimpahkan kepadanya, maka seorang arsitek mendahulukan tanggung jawab
dan kewajiban dari pada hak dan kepentingan diri sendiri.
5. Tanpa mengurangi hak dan kepentingan pemberi tugas, seorang arsitek berusaha
memahami dan memperjuangkan kepentingan umat manusia dan masyarakat pemakai,
sekalipun pihak ini bukan pemberi imbalan jasa secara langsung.
6. Arsitek sebagai budayawan harus berupaya mengangkat nilai-nilai sosial budaya melalui
karyanya dan tidak semata-mata menggunakan pendekatan teknis.
7. Pada tahap manapun dalam proses pembangunan, arsitek harus menunaikan tugasnya
secara bijak dan konsisten.
4. Profesionalis bertindak sebagai orang yang dapat diandalkan dan terpercaya dengan
memberikan pelayanan terbaik dan bersaing secara jujur sesama sejawat.
5. Profesionalis menghindari tindakan-tindakan yang tidak terpuji dalam segala bentuk dan
menghindari konflik kepentingan.
Menyadari bahwa profesi Surveyor Indonesia adalah profesi perintis pembangunan, maka
Surveyor Indonesia perlu membekali dirinya dengan cita-cita luhur dalam mengemban
profesi :
Bahwasanya HATI NURANI, yaitu perpaduan kejujuran, keadilan, dan santun merupakan
falsafah moral yang dalam kanan kepentingan timbal balik antar manusia, seyogyanya
menjadi pokok-pokok yang melandasi etik; maka para Surveyor Indonesia :
3. Setiap saat, dalam kedudukan apapun hendaknya berperilaku terpuji, sehingga dengan
demikian menjunjung kehormatan profesi surveyor indonesia ;
4. Harus yakin akan kebenaran dan kecukupan tentang data dan informasi yang ia sajikan ;
5. Harus yakin akan kebenaran dan kecukupan tentang metoda, sarana dan tenaga, yang ia
pergunakan dalam pengumpulan data informasi, dalam pengolahan serta penyajiannya ;
6. Harus yakin akan kebenaran dan kecukupan tentang metoda, sarana dan tenaga, yang ia
pergunakan dalam menilai kegiatan pengumpulan data / informasi, pengolahan dan
penyajiannya ;
o Pertukaran informasi dan pengalaman dengan orang-orang yang berminat akan survey dan
pemetaan serta para pemakai jasa survey dan pemetaan, dengan profesi-profesi lain,
dengan para mahasiswa dan umum ;
o Berusaha untuk memberikan kesempatan kepada para karyawan yang bekerja di bawah
pengawasannya untuk memperoleh kemajuan dan pengembangan ;
o Memberikan imbalan penghargaan yang wajar sesuai prestasi kepada para karyawan yang
bekerja dibawah pengawasannya ;
o Mengerahkan para ahli dan spesialis bila dipandang perlu, agar dengan demikian pemberi
tugas dapat dilayani dengan sebaik mungkin ;
9. Tidak akan bersaing secara curang dengan siapapun dalam profesi ini dengan :
o Melakukan penekanan atau mempengaruhi secara tidak patut, atau meminta karunia
dengan menjanjikan/memberikan imbalan uang atau bentuk lain ;
10. Hendaknya memberikan penghargaan yang layak terhadap orang lain dan/atau
perusahaan atas sumbangan profesionalnya.
Panca Etika ASDAMKINDO merupakan nilai-nilai luhur Etika yang harus dimiliki dan
diimplementaiskan menjadi kultur anggota ASDAMKINDO dalam menjalankan profesinya
selaku SDM Konstruksi dan Anggota ASDAMKINDO.
3. ASDAMKINDO menjunjung tinggi perilaku dan moralitas luhur yang berlandaskan pada
nilai-nilai agama, hukum, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. ASDAMKINDO menjaga dan menjunjung tinggi kehormatan dan reputasi profesi dengan
bekerja secara sungguh-sungguh, konsekuen dan memegang integritas serta martabat
profesinya
15. KODE ETIK PERHIMPUNAN TENAGA AHLI DAN TERAMPIL INDONESIA (PERTATI)