Anda di halaman 1dari 11

Ujian Akhir Semester

Mata Ujian/ Kode MK : Etika Profesi


Program Studi : Teknik Mesin /D4
Dosen Penguji : Dr.Zainur Rofiq, M.Pd.
Waktu : 100 Menit
Sifat Ujian : open book
Kumpulkan lwt GCR paling lambat jam

1. Sebutkan prinsip-prinsip dasar etika profesi ?


2. Jelaskan fungsi dan tujuan kode etik profesi?
3. Jelaskan pengertian profesi dalam bidang Teknik Mesin?
4. Profesionalitas seseorang seringkali dikaitkan dengan hasil kerja , sebutkan ciri ciri
pekerja profesional?
5. Bagaimanakah hubungan etika dengan tenaga kerja?
6. Pada hari buruh seringkali terdapat tuntutan penghapusan sisitem offshorsing dan
kenaikan UMR bagi pekerja berikan solusinya secara yuridis formal?
7. Permasalahan apa sajakah yang sering dialami tenaga kerja industri pemesinan dan
bagaimana seharusnya pihak manajemen menyelesaikan masalah tersebut?
8. Bandingkan penggunaan tenaga kerja asing menurut UU no 13 tahun 2003 dengan
UU cipta kerja tahun 2020
9. STUDI KASUS
Seorang direktur utama perusahaan A telah membuat komitmen lisan dengan Ahli
Teknik B untuk mengadakan kerjasama dalam rangka perancangan alat pemecah batu
(Stone Cruser) perusahaan A tersebut. Alhi Teknik B juga telah beberapa kali
melakukan pertemuan dan diskusi dengan direktur tersebut. Namun beberapa minggu
setelah komitmen lisan tersebut dibuat tiba-tiba direktur utama perusahaan A
membatalkan komitmen tersebut dengan alasan fee yang terlalu tinggi. Namun latar
belakang yang sesungguhnya pembatalan rencana kerjasama tersebut adalah karena
direktur tersebut bertemu dengan teman lamanya (Ahli Teknik C) dan Ahli Teknik C
tersebut membujuk agar pekerjaan tersebut diberikan kepadanya. Ahli Teknik C
bersedia dibayar di bawah fee standar yang telah disepakati secara lisan sebelumnya
antara direktur utama perusahaan A dengan Ahli Teknik

Dari kasus di atas berikan pendapat Anda terhadap beberapa pertanyaan di bawah ini:
a. Apakah Ahli Teknik B dapat menuntut pembatalan sepihak komitmen lisan yang
dilakukan direktur utama perusahaan A tersebut? Bagaimana menurut pendapat
Anda langkah yang sebaiknya diambil oleh Ahli Teknik B setelah mengetahui
kondisi yang sebenarnya dari informasi yang didapatnya dari salah satu pegawai
di perusahaan A.
b. Apakah yang dilakukan Ahli Teknik C merupakan pelanggaran Kode Etik Teknik
Mesin ataukah hanya merupakan persaingan bisnis yang wajar? Jelaskan dan
kaitkan dengan aturan dalam Kode Etik Teknik Mesin dan Kaidah Tata Laku
Profesi Teknik Mesin
RAKA HILMI SYAH PUTERA
20508334039/B
D4 TEKNIK MESIN
2020
JAWABAN UTS ETIKA PROFESI

1. Ada beberapa prinsip etika profesi, yaitu beberapa diantaranya :


a. Prinsip otonomi
Prinsip pertama yang merupakan prinsip-prinsip etika profesi adalah prinsip
otonomi. Prinsip otonomi ini mewajibkan setiap pelaku profesi memiliki
wewenang dan kebebasan bekerja dan berpendapat sesuai dengan profesi yang
dijalankan. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan
diberikan kebebasan dalam menjalankan profesinya. Dengan demikian, seseorang
memiliki hak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan etika
profesi yang berlaku dalam profesi tersebut.
b. Prinsip integritas moral
Prinsip kedua yang merupakan prinsip-prinsip etika profesi adalah prinsip
integritas moral. Etika profesi adalah prinsip ini mewajibkan setiap pelaku
profesinya untuk secara konsisten memiliki moral dan kejujuran dalam
menjalankan pekerjaannya. Pelaku profesi harus selalu bersikap adil,
mementingkan profesi, dan memikirkan kepentingan masyarakat.
c. Prinsip keadilan
Prinsip ketiga yang merupakan prinsip-prinsip etika profesi adalah prinsip
keadilan. Etika profesi adalah harus menjunjung tinggi prinsip keadilan kepada
para anggota profesinya dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Prinsip ini
menuntut anggota profesinya untuk memberikan pelayanan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya. Terutama jika profesi tersebut di bidang pelayanan
masyarakat.
d. Prinsip tanggung jawab.
Prinsip keempat yang merupakan prinsip-prinsip etika profesi adalah prinsip
tanggung jawab. Dalam prinsip etika ekonomi adalah setiap pelaku profesi harus
memiliki kesadaran bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan hasil
pekerjaannya. Selain itu, kesadaran bertanggung jawab ini juga terhadap dampak
dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Menurut Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, kode
etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas
dan dalam kehidupan sehari-hari. Mengacu pada hal tersebut, maka fungsi dan tujuan etika
profesi adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Kode Etik Profesi
• Sebagai pedoman bagi semua anggota suatu profesi tentang prinsip
profesionalitas yang ditetapkan.
• Sebagai alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap suatu profesi
tertentu.
• Sebagai sarana untuk mencegah campur tangan dari pihak lain di luar
organisasi, terkait hubungan etika dalam keanggotaan suatu profesi.
b. Tujuan Kode Etik Profesi
• Untuk menjungjung tinggi martabat suatu profesi.
• Untuk menjaga dan mengelola kesejahteraan anggota profesi.
• Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
• Untuk membantu meningkatakan mutu suatu profesi.
• Untuk meningkatkan pelayanan suatu profesi di atas keuntungan pribadi.
• Untuk menentukan standar baku bagi suatu profesi.
• Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan terjalin
dengan erat.
3. Etika dalam bidang Teknik Mesin yaitu merupakan suatu prinsip-prinsip atau aturan
prilaku di dalam bidang Teknik Mesin yang bertujuan untuk mencapai nilai dan norma
moral yang terkandung di dalamnya. Sedangkan Profesi dalam bidang teknik Mesin dapat
diartikan sebagai pekerjaan , namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Sebuah profesi
akan dapat dipercaya dunia industri ketika kesadaran diri kita yang kuat menjunjung tinggi
nilai etika profesi kita di dunia industri maupun di sekitar kita. Jadi dapat di katakan etika
profesi yaitu batasan-batasan untuk mengatur atau membimbing prilaku kita sebagai
manusia secara normatif. Kita harus mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan. Karena semuanya itu sangat berpengaruh bagi kita sebagai
mahasiswa teknik mesin yang seharusnya mempunyai etika yang bermoral baik.
Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional
dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk
mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada
tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut. Kode etik profesi
memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu
mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalanggan sosial).
Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para
pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai seorang
insinyur yang disebut kode etik insinyur Indonesia dalam “catur karsa sapta dharma
insinyur Indonesia. Dalam kode etik insinyur terdapat prinsip-prinsip dasar yaitu :
• Mengutamakan keluhuran budi.
• Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan
umat manusia.
• Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya.
• Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional
keinsinyuran.
Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) sendiri secara spesifik
memberikan persyaratan akreditasi yang menyatakan bahwa setiap mahasiswa teknik
(engineering) harus mengerti betul karakteristik etika profesi keinsinyuran dan penerapannya.
Dengan persyaratan ini, ABET menghendaki setiap mahasiswa teknik harus betul-betul
memahami etika profesi, kode etik profesi dan permasalahan yang timbul diseputar profesi
yang akan mereka tekuni nantinya, sebelum mereka nantinya terlanjur melakukan kesalahan
ataupun melanggar etika profesi-nya. Langkah ini akan menempatkan etika profesi sebagai
“preventive ethics” yang akan menghindarkan segala macam tindakan yang memiliki resiko
dan konsekuensi yang serius dari penerapan keahlian profesional.
4. Ciri-ciri Pekerja Profesional
a. Bertanggung jawab
Profesionalisme ditunjukkan lewat sikap tanggung jawab dalam pekerjaannya. Mereka
juga tetap menaati komitmen yang telah dibuat selama bekerja. Tanggung jawab
ditunjukkan lewat sikap tepat waktu dan mampu menyelesaikan tugasnya hingga tuntas
sesuai deadline.
b. Berperilaku Etis
Profesionalisme diwujudkan pula dalam sikap etis selama bekerja. Anda harus bersikap
jujur dan menghargai rekan kerja atau klien sebagai bagian dari sikap etis. Perusahaan
pun menginginkan karyawan yang mampu bersikap etis dan menjadikannya sebagai
bagian dari kode etik yang wajib dipatuhi.
c. Terorganisasi
Karyawan yang profesional berusaha agar semua pekerjaannya terorganisasi, termasuk
meja kerjanya. Sikap ini membuat karyawan semakin efektif dalam bekerja sehingga
meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi. Perencanaan yang terorganisir dapat
menghindari terlambatnya penyelesaian tugas.
d. Terbuka
Kesalahan sangat tidak diharapkan dalam bekerja, apalagi saat karyawan sudah
memberikan usaha terbaiknya. Namun, terbuka terhadap kesalahan adalah bagian dari
ciri-ciri profesionalisme. Mereka berani menanggung kesalahan yang dibuat dan
berusaha untuk memperbaikinya. Sikap ini menandakan pula bahwa karyawan
memiliki keinginan belajar yang tinggi.
e. Percaya Diri
Sikap ini termasuk dalam bagian profesionalisme. Karyawan harus menunjukkan sikap
percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain di lingkungan kerja. Saat kondisi tidak
baik, karyawan harus tetap bersikap tenang. Percaya diri tidak berarti bersikap
sombong, justru Anda harus tetap rendah hati dan sopan saat berbicara atau presentasi.
f. Berintegritas
Integritas ditunjukkan lewat perkataan yang selaras dengan perbuatan. Integritas juga
berarti mengusahakan agar pekerjaan yang diberikan mampu selesai. Membalas chat
atau pesan yang masuk dari orang lain sesegera mungkin pun adalah bentuk integritas
Anda sebagai karyawan.
g. Ahli dalam Bidangnya
Karyawan profesional harus ahli dalam bidang pekerjaannya. Mereka harus mau belajar
secara mandiri dan mengembangkan kompetensinya apabila belum merasa cukup untuk
bekerja. Intinya, sikap profesional ini akan mengurangi ketergantungan untuk minta
bantuan ke karyawan lain dan berujung pada terhambatnya pekerjaan.
h. Memisahkan Hal Pribadi dan Pekerjaan
Work-life balance memang menjadi kebutuhan karyawan, tapi profesionalisme
mengharuskan karyawan untuk memisahkan keduanya. Mereka harus fokus dengan
tugas kantor saat berada di jam kerja. Pemisahan ini harus terwujud pula saat
berkomunikasi dengan rekan kerja di kantor.
i. Mampu Mengendalikan Emosi
Lingkungan kerja terdiri dari berbagai macam sifat manusia dan di antaranya pasti ada
yang memancing emosi Anda. Bersikaplah profesional dan kendalikan emosi Anda,
terutama saat berhadapan dengan lawan bicara. Sikap tenang saat menghadapi masalah
membuat Anda mampu berpikir rasional dan tidak gampang menghakimi orang.
j. Fokus
Sikap terakhir ini menunjukkan profesionalisme dalam bekerja. Karyawan paham
mengenai tujuan dan tugasnya dan berusaha fokus untuk menyelesaikannya. Fokus
pada pekerjaan meningkatkan produktivitas sehingga kualitas kerja kian meningkat.

5. Hubungan etika dengan tenaga kerja yaitu sebagai berikut :


• Tidak melakukan eksploitasi atas tenaga kerja/pekerja demi mengejar keuntungan
semata.
• Memperlakukan pekerja/karyawan sebagai asset perusahaan yang berharga, bukan
hanya sekedar komoditi dan pelengkap semata.
• Melakukan pembayaran upah pekerja/karyawan, tunjangan-tunjangan
kesejahteraan dan menyediakan fasilitas kerja sesuai dengan peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku.
• Tidak melakukan diskriminasi atau perbedaan berdasarkan SARA kepada
pekerja/karyawan, baik dalam rangka penerimaan maupun penempatan di
perusahaannya.
• Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pekerja/karyawan untuk
menunjukkan kemampuannya dan meningkatkan keterampilannya.
• Melakukan penilaian secara objektif (adil) dan menghilangkan sentimen pribadi
dalam rangka evaluasi atas hasil pekerjaan pekerja/karyawan untuk
mengembangkan kariernya.
• Tidak berusaha menghalang-halangi pekerja/karyawan untuk membentuk wadah
paguyuban/serikat pekerja.
• Taat dan tunduk pada Undang-undang Tenaga Kerja dan peraturan-peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia.

6. Saat menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2001-2004, Megawati


Soekarnoputri sempat mengeluarkan kebijakan outsourcing yang dimuat dalam Undang-
undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dengan terbitnya UU
Ketenagakerjaan tersebut, Megawati mengatur keberadaan perusahaan alih daya di
Indonesia secara legal. Penyedia tenaga kerja alih daya atau perusahaan outsourcing yang
berbentuk badan hukum wajib memenuhi hak-hak pekerja. Di dalamnya juga diatur bahwa
hanya pekerjaan penunjang yang dapat dialihdayakan. Meski demikian, keluarnya aturan
pemerintah yang melegalkan praktik outsourcing adalah diprotes banyak kalangan saat itu,
karena dianggap tak memberikan kejelasan status dan kepastian kesejahteraan pekerja alih
daya.
Para karyawan outsourcing adalah tidak mendapat tunjangan dari pekerjaan yang
dilakukannya seperti karyawan pada umumnya, dan waktu kerja tidak pasti karena
tergantung kesepakatan kontrak. Baca juga: Jangan Ragu Ambil Hak Cuti Haid di Hari
Pertama Karyawan outsourcing adalah juga berstatus sebagai pekerja dari perusahaan
penyalur tenaga kerja. Dengan kata lain, perusahaan tempat bekerja atau perusahaan
pemakai jasa outsourcing, tidak memiliki kewajiban terhadap kesejahteraan pada karyawan
bersangkutan.
Revisi di UU Cipta Kerja Batasan-batasan pekerjaan perusahaan outsourcing ini sesuai
dengan regulasi pemerintah yang tercantum di Pasal 66 UU Nomor 13 Tahun 2003 yang
mengatur pekerjaan alih daya. Di UU Ketenagakerjaan, pekerjaan outsourcing adalah
dibatasi hanya untuk pekerjaan di luar kegiatan utama atau yang tidak berhubungan dengan
proses produksi kecuali untuk kegiatan penunjang. Namun di Pasal 66 UU Cipta Kerja, tak
dicantumkan batasan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang dilarang dilakukan pekerja alih
daya, namun hanya menyebut pekerjaan alih daya didasarkan pada perjanjian waktu
tertentu dan tidak tertentu.
"Hubungan kerja antara perusahaan alih daya dengan pekerja/buruh yang
dipekerjakannya didasarkan pada perjanjian kerja waktu tertentu atau perjanjian kerja
waktu tidak tertentu," bunyi Pasal 66 UU Omnibus Law Cipta Kerja. Dengan revisi ini, UU
Cipta Kerja membuka kemungkinan bagi perusahaan outsourcing adalah untuk
mempekerjakan pekerja untuk berbagai tugas, termasuk pekerja lepas dan pekerja penuh
waktu.

7. Permasalahan yang biasa di alami di industri pemesinan yaitu :


a. Kesulitan dalam memprediksi permintaan produk
Yang menjadi masalah utamanya adalah para produsen tidak memiliki alat pelaporan
canggih yang memungkinkan mereka untuk memperkirakan berapa banyak yang harus
mereka jual di beberapa bulan atau beberapa tahun ke depan. Akibatnya, barang yang
diproduksi tidak sesuai dengan yang dibutuhkan pelanggan. Agar dapat mengetahui
berapa banyak permintaan pelanggan untuk setiap produk, maka setiap produsen
sebaiknya memiliki perangkat lunak dengan fitur pelaporan yang akurat. Sebagai
contoh adalah laporan keuangan yang bisa memperlihatkan perkembangan bisnis, atau
jenis laporan yang lain. Sehingga dapat memudahkan mereka dalam menargetkan
penjualan serta memperkirakan berapa banyak produk yang sebaiknya mereka jual di
masa depan. Selain memanfaatkan perangkat lunak untuk membuat prakiraan yang
akurat, setiap produsen juga perlu melakukan pertimbangan berdasarkan kejadian-
kejadian eksternal seperti pergerakan kurs mata uang, kenaikan harga bahan bakar
minyak, tren pasar saat ini, dan lain sebagainya.

b. Kesulitan dalam mengontrol persediaan


Pengelolaan persediaan (inventory control) memang masih menjadi salah satu
tantangan industri manufaktur. Tetapi berkat bantuan teknologi yang memberikan
solusi otomatis seperti menggunakan aplikasi untuk monitor stok gudang, maka
prosesnya akan menjadi lebih sederhana. Dengan aplikasi gudang pencatatan Anda
akan terhindar dari human error dan akan menjadi lebih terorganisir. Namun sayangnya,
saat ini masih banyak produsen yang bisnisnya berskala kecil, masih mengelola
persediaan material mereka secara manual. Melakukan pengecekan stok gudang secara
manual sangat tidak efisien dan rawan kesalahan yang dapat mengakibatkan
ketidakakuratan dalam penghitungan. Untuk menghindari pembelian bahan baku dan
peralatan yang tidak perlu atau untuk menghindari terjadinya kekurangan persediaan
yang berujung pada ketidakpuasan pelanggan, strategi manajemen persediaan yang
baik sangat diperlukan. Audit dan pemeriksaan inventaris secara rutin penting untuk
dilakukan sebagai proses identifikasi terhadap ketidaksesuaian pada data dan jumlah
barang yang sebenarnya. Barcode scanner juga dapat digunakan untuk mempercepat
proses pengecekan.

c. Kesulitan dalam meningkatkan efisiensi di pabrik, tantangan bisnis manufaktur


Hingga saat ini produsen masih mencari cara yang efektif untuk mengurangi biaya dan
meningkatkan efisiensi di pabrik manufaktur mereka. Banyak produsen yang memilih
untuk mengorbankan kualitas produk demi mengurangi biaya produksi. Tetapi cara ini
justru akan menurunkan profitabilitas, sebab pelanggan yang tidak puas akan berhenti
melakukan pembelian. Salah satu cara yang paling efektif untuk mengoptimalkan
efisiensi di pabrik manufaktur adalah dengan modernisasi proses dan sistemasi alur
kerja. Produsen perlu mengurangi pekerjaan-pekerjaan yang membuang banyak waktu
dan tenaga. Selain itu, produsen juga perlu mengurangi pembuangan material,
mengoptimalkan penggunaan peralatan produksi dengan meminimalkan kerusakan,
dan menyederhanakan rantai pasokan. Sistem Enterprise Resource Planning ( ERP )
dapat memfasilitasi semua hal tersebut sehingga dapat membantu produsen mencapai
efisiensi yang optimal.

d. Kesulitan dalam meningkatkan ROI


Setiap produsen pasti ingin meningkatkan ROI dengan mudah. Pada umumnya, mereka
memilih untuk memperbanyak produksi atau meningkatkan harga produk. Tetapi, hal
ini bukanlah cara yang efektif terutama ketika kondisi ekonomi sedang tidak menentu
sehingga dapat menurunkan daya beli konsumen. Peningkatan ROI dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Yang pertama adalah meningkatkan penjualan dengan strategi
yang benar. Produsen perlu mendefinisikan return, sebab ROI dapat mencakup
penjualan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan, laba yang lebih besar,
pengurangan biaya overhead atau biaya produksi, retensi karyawan yang lebih tinggi,
dan kepuasan pelanggan yang lebih baik. Kemudian, produsen perlu membuat tolak
ukur untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal. Yang kedua adalah memperbarui
strategi pemasaran dengan memanfaatkan digital marketing, karena biayanya lebih
murah daripada cara konvensional. Yang ketiga adalah mengurangi biaya produksi
dengan mengubah desain atau material kemasan tanpa harus mengorbankan kualitas
produk dan bernegosiasi dengan pemasok untuk memberikan harga diskon.

Anda mungkin juga menyukai