Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Etika Profesi di Bidang Akuntansi”. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Emilia Hesti, S.T., M.kom. pada mata kuliah
Etika Profesi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan bagi pembaca
terkhususnya mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini untuk itu
penulis mengharapkan saran dan masukan untuk memperbaiki makalah ini agar
makalah ini menjadi lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun bahasa yang
telah penulis sajikan di makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Emilia Hesti, S.T., M.Kom.
yang telah membimbing penulis dalam menulis makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Secara umum etika profesi bertujuan untuk meningkatkan pengabdian para
anggota profesi dan membantu meningkatkan mutu suatu profesi, selain itu untuk
meningkatkan pelayanan suatu profesi di atas keuntungan pribadi dan
menentukan standar baku bagi suatu profesi. Dibawah ini merupakan poin-poin
dari tujuan etika profesi diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profesi.
2. Untuk menjaga serta juga mengelola kesejahteraan anggota profesi.
3. Untuk dapat meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk membantu meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan pelayanan profesi itu di atas keuntungan pribadi.
6. Untuk menentukan standar baku bagi profesi.
7. Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan
juga terjalin dengan erat.
Selain itu, menurut Suhrawadi Lubis (1994:13) menyatakan bahwa yang
menjadi tujuan pokok dari rumusan etika dalam kode etik profesi antara lain:
Etika profesi ini yakni suatu sikap hidup berupa keadilan untuk
dapat memberikan suatu pelayanan yang professional terhadap
masyarakat dengan penuh ketertiban serta juga keahlian yaknisebagai
pelayanan didalam rangka menyelasaikan tugas yang berupa
kewajiban terhadap masyarakat.
h. Menurut Muchtar(2016)
Pengertian Etika profesi merupakan suatu aturan perilaku yang
mempunyai kekuatan mengikat bagi tiap-tiap pemegang profesi.
1.3 Manfaat
Melakukan etika profesi yang baik serta benar pasti dapat mendatangkan
banyak khasiat. Paling utama dalam suatu industri yang mengutamakan nilai- nilai
etika tersebut. Sebagian khasiat yang dapat didapatkan antara lain bagaikan
berikut:
1. Meningkatkan tanggung jawab
Apabila Kamu merupakan seseorang handal telah sepatutnya Kamu
bekerja dengan memegang teguh etika yang menyangkut profesionalitas
diri. Perihal ini secara tidak langsung jadi tanggung jawab Kamu sehingga
seluruh perihal yang dicoba berkaitan dengan pekerjaan Kamu hendak
dinilai baik serta bermutu.
2. Menekankan prinsip profesionalitas
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat
dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri
sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial
menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun
secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap
pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat
manusia terhadap lingkungan hidup.
Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini
terbagi atauterpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang
yang palingaktual saat ini adalah sebagai berikut :
1. Sikap terhadap sesama
2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan
6. Etika idiologi
Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa Etika Profesi merupakan
bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial. Kata
hati atau niat biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan, wil. Dan isi dari
karsa inilah yang akan direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini
ada 4 variabel yang terjadi :
a. Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.
b. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya dan kelihatannya baik.
c. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.
d. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.
Profesi :
a. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
b. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
c. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
d. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Profesional :
a. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
b. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
c. Hidup dari situ.
d. Bangga akan pekerjaannya.
Ciri-ciri profesi secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat
pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi
harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan
berupa keselamatan,keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka
untuk menjalankan suatu profesiharus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu
dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya
adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga
berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika
ketahuan teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat
logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik, seperti kode itu berasal
dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan
profesiuntuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar. Namun demikian, dalam
praktek sehari-hari control ini tidak berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas
tertanam kuat dalam anggota-anggota profesi, seorang profesional mudah merasa
segan melaporkan teman sejawat yang melakukan pelanggaran. Tetapi dengan
perilaku semacam itu solidaritas antar kolega ditempatkan di atas kode etik profesi
dan dengan demikian maka kode etik profesi itu tidak tercapai, karena tujuan
yang sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di ataspertimbangan-
pertimbangan lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi harus
memahami betul tujuan kode etik profesi baru kemudian dapat melaksanakannya.
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi
merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan
dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas
dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya
norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode
etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas
serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang
salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang
profesional
1. Prinsip Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika,
yang mengatur pelaksanaan pemberi jasa pofesional oleh anggota. Prinsip
Etika disahkan dan berlaku bagi seluruh anggota.
2. Aturan Etika. Aturan Etika disahkan dan hanya mengikat anggota himpunan
yang bersangkutan.
3. Interpretasi Aturan Etika. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi
yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh himpunan setelah
memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan
lainnya, sebagai panduan dalam menerapkan Aturan Etiks, tanpa
dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai
Interprestasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interprestasi
baru untuk menggantikannya. Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan
semua standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada
pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota
juga ditentukan oleh adannya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini
publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemerosesan pelanggaran
Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak
mentaatinya.
Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan
oleh badan pemerintah yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporan
untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa
yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka
atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh
pihak lain. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi,
perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan
laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal
dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri,
pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang-
orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya,
anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara
objektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan
berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan. Kompetensi menunjukkan
terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan
pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa
dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional
melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan
konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten.
Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing
masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang
diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6. Kerahasiaan
Setiap Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati
kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh
melalui jasa profesional yang diberikannya, anggota bisa saja
mengungkapkan kerahasiaan bila ada hak atau kewajiban professional atau
hukum yang mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan
setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi
profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat
mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan
tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain,
staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan
standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang
relevan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Etika Profesi Akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan
baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia
terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus sebagai Akuntan.
Akuntan memiliki tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan
kepentingan publik. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi akuntan di
Indonesia telah memiliki Kode Etik IAI yang merupakan amanah dari AD/ART
IAI dan peraturan yang berlaku, yaitu Keputusan Menteri Keuangan No.
263/KMK.01/2014 tentang Penetapan Ikatan Akuntan Indonesia Sebagai
Organisasi Profesi Akuntan. Kode etik tersebut perlu untuk dimutakhirkan dengan
perkembangan saat ini dan ketentuan kode etik akuntan profesional yang berlaku
secara internasional.
4.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun
dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA