Anda di halaman 1dari 21

TUGAS 2

MAKALAH

“ ETIKA PROFESI, ETOS KERJA, UUJK, DAN UU JALAN”

Disusun oleh :

Nadia S. djafar

07231911149

UNIVERSITAS KHAIRUN

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan nikmatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ETIKA PROFESI, ETOS KERJA, UUJK,
dan UU JALAN” dapat selesai.

Tujuan penulisan makalah ETIKA PROFESI, ETOS KERJA, UUJK, dan UU JALAN ini
adalah untuk memahami lebih dalam mengenai etika profesi, etos kerja, UUJK, dan UU jalan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan maklah ini. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih banyak, wassalam.

Ternate, 31 Maret 2022

Nadia S. Djafar

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan teori..........................................................................................................3
B. Etos kerja.................................................................................................................6
C. UUJK (Undang-Undang jasa konstruksi)................................................................7
D. UU jalan...................................................................................................................12

BAB III PENUTUP

A. Keseimpulan............................................................................................................17
B. Saran........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter,
watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep
yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan
yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin, 1 etika
didefinisikan sebagai “the discpline which can act as the performance index or reference
for our control system”. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan
maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalani kehidupan sebagai pengemban profesi. Hanya pengemban profesi yang
bersangkutan yang dapat atau yang paling mengetahui tentang apakah perilakunya dalam
mengemban profesi memenuhi tuntutan etika profesinya atau tidak. Karena tidak
memiliki kompetensi teknikal, maka awam tidak dapat menilai hal itu. Ini berarti,
kepatuhan terhadap etika profesi akan sangat tergantung pada akhlak dan moral
pengemban profesi yang bersangkutan.
Etos kerja dikatakan sebagai faktor penentu dari keberhasilan individu, kelompok,
institusi dan juga yang terluas ialah bangsa dalam mencapai tujuannya. Pada pelaksanaan
administrasi publik juga dipengaruhi oleh etos kerja yang dimiliki oleh pejabat-pejabat
publik dalam tugasnya menyelenggarakan kebutuhan masyarakat. Etos kerja merupakan
yang hal utama dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai keunggulan budi dan
keunggulan karakter yang menghasilkan kerja dan kinerja yang unggul pula.
Jasa Konstruksi juga berperan untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya
berbagai industri barang dan jasa yang diperlukan dalam penyelenggaraan Jasa
Konstruksi dan secara luas mendukung perekonomian nasional. Karena penyelenggaraan
Jasa Konstruksi harus menjamin ketertiban dan kepastian hukum, sedangkan Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dinilai pemerintah belum dapat
memenuhi tuntutan kebutuhan tata kelola yang baik dan dinamika perkembangan
penyelenggaraan jasa konstruksi, maka perlu dilakukan penyempurnaan pengaturan

1
bidang Jasa Konstruksi. Sehingga pemerintah sebagai penanggung jawab mengevaluasi
pelaksanaan dan perbaikan terhadap Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi (untuk selanjutnya disebut “Undang-Undang tentang Jasa Konstruksi”)
yang telah berlaku selama 18 (delapan belas) tahun.
Pengguna jalan yang semakin meningkat terutama kendaraan sepeda motor
mengakibatkan arus lalu lintas menjadi padat dan sulit dikendalikan. Kondisi lalu lintas
Indonesia, terutama di kota-kota besar.
B. Rumusan masalah
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut: “Apakah terdapat perbedaan persepsi antara etika profesi, etos kerja, UUJK, dan
UU jalan?
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memehami apa itu etika
profesi, etos kerja,UUJK, dan UU jalan, maka dilakukanlah penelitia ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan teori
1. Definisi etika profesi
Etika merupakan aturan, norma, kaidah, atau tata cara yang biasa digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku sehari-hari. Tak hanya
dalam kegiatan bermasyarakat, etika juga digunakan dalam dunia kerja yang disebut
dengan etika profesi.
Pengertian etika profesi adalah sebuah sikap hidup yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan kepada seseorang yang sifatnya profesional. Etika ini
berhubungan dengan masyarakat atau konsumen secara langsung.
Etika profesi berperan sebagai tata cara atau norma yang secara tegas menyatakan
baik buruknya sikap seorang profesional untuk bertindak sesuai aturan yang sudah
diterapkan. Etika profesi ini memiliki tujuan, manfaat, dan contohnya dalam pekerjaan.
Etika profesi memiliki prinsip-prinsip dasar untuk melandasi pelaksanaannya
dalam pekerjaan. Beberapa prinsip yang merupakan etika profesi adalah prinsip otonomi,
integritas moral, tanggung jawab, dan keadilan yang dijabarkan seperti penjelasan di
bawah ini.
a. Prinsip Otonomi
Setiap orang memiliki wewenang dan kebebasan bekerja juga berpendapat sesuai
dengan profesi yang dijalankannya. Dalam prinsip otonomi, seseorang memiliki hak
untuk melakukan atau tidak melakukan pekerjaan atau suatu tugas berdasarkan kode etik
yang berlaku dalam profesi tersebut.
b. Prinsip Integritas Moral
Seorang profesional wajib memiliki prinsip moral dan kejujuran yang masuk ke
dalam integritas moral. Kamu harus memiliki sikap yang adil, mementingkan profesi, dan
juga kepentingan konsumen atau masyarakat.
c. Prinsip Tanggung Jawab
Tak hanya dalam kegiatan bermasyarakat, ketika bekerja kita juga perlu
menanamkan sikap tanggung jawab atas tugas atau pekerjaan yang dilakukan. Sebagai

3
seorang pekerja, kamu harus siap menerima hasil, kritik, saran dari orang lain atau
konsumen lalu tanggung jawab secara profesional.
d. Prinsip Keadilan
Seperti sila ke-5, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada pekerjaan juga, kita
perlu menanamkan prinsip keadilan dalam pekerjaannya kepada rekan kerja atau
konsumen.
2. Tujuan etika profesi
Etika profesi dilakukan untuk mengembangkan sikap, norma, atau kebiasaan yang
ditunjukkan sesuai dengan profesi mereka kepada rekan kerja atau konsumen. 
Etika profesi bertujuan untuk meningkatkan keterampilan intelek dalam berpikir
dan juga membuat para profesional dapat bertindak dengan cara yang diinginkan secara
moral untuk menuju komitmen moral dan perilaku bertanggung jawab. 
Secara spesifik, tujuan etika profesi adalah sebagai berikut:
 Munculnya kesadaran moral atau kemahiran dalam mengenali masalah moral
dalam profesi,
 Memahami dan menilai pandangan berbeda dari pihak lain,
 Koherensi moral dengan membentuk sudut pandang konsisten yang berdasarkan
fakta,
 Mengungkapkan dan mendukung pandangan seseorang kepada orang lain secara
profesional,
 Mampu bertanggung jawab secara profesional,
 Menghormati orang lain dengan menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan
orang lain,
 Menerima perbedaan secara wajar dalam perspektif moral profesional dari segi
apapun.
3. Manfaat etika prosi
Etika profesi merupakan sesuatu yang melekat pada diri seseorang yang bekerja
secara profesional. Hal ini memiliki manfaat dalam menjalankan pekerjaan, yakni
sebagai berikut:
a. Memiliki Tanggung Jawab

4
Sebagai orang profesional, kamu perlu memiliki tanggung jawab atas
pekerjaan yang kamu lakukan. Hal ini bermanfaat untuk hasil pekerjaan yang
berkualitas dan kamu dapat dipercaya oleh atasan, kolega, dan konsumen.
b. Menjadi Tertib
Dengan etika profesi, segala pekerjaan yang dilakukan di kantor akan
menjadi tertib. Tugas akan dilaksanakan tepat waktu dan sesuai deadline yang
sudah ditentukan.
c. Lingkungan Kerja Sehat
Etika profesi menyangkut sikap dan norma seseorang dalam berperilaku
profesional. Dengan hal ini, lingkungan kerja menjadi sehat karena semua
dilakukan sesuai dengan SOP dan etika dalam profesinya.
d. Meningkatkan Produktivitas Kerja
Berkaitan dengan tertib dan tanggung jawab, etika profesi tentunya
meningkatkan produktivitas kerja karena akan membuat suasana kerja yang
nyaman karena setiap karyawan akan menghargai, bekerja sama, dan berlaku
profesional dengan baik. Tentunya, hal ini juga akan mendukung situasi produktif
para pekerja secara profesional.
e. Menyokong Perubahan Lebih Baik
Dengan keempat manfaat di atas, hal ini tentunya menyokong perubahan
perusahaan dan diri secara profesional menjadi lebih baik lagi. Kamu bisa
menjadi seseorang yang diandalkan, dipercaya, dan tentunya bertanggung jawab
dalam pekerjaan.

5
B. Etos kerja
1. Definisi etos kerja
Etos kerja merupakan seperangkat perilaku positif dan fondasi yang mencakup
motivasi yang menggerakkan mereka, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar,
kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi, keyakinan-keyakinan,
prinsip-prinsip, dan standar-standar (Sinamo, Darodjat ; 2015:77).

Secara sederhananya, paragraf di atas mengartikan bahwa etos kerja merupakan


cerminan kedisiplinan, semangat dan produktivitas milik seseorang. Seseorang yang
memiliki etos kerja rendah menjadikan produktivitasnya juga rendah, begitupun
sebaliknya.
2. Karakteristik
Etos kerja dapat kita lihat dalam kehidupan pribadi sehari-hari. Karakteristik etos
kerja yang tinggi dan rendah dapat kita lihat melalui daftar berikut ini. (Darodjat,
2015)
a. Etos Kerja Tinggi
 Memiliki motivasi kerja yang tinggi baik eksternal maupun internal
 Memiliki orientasi masa depan
 Moralitas adalah keseriusan dalam hal bekerja
 Kerja keras serta menghargai waktu
 Kedisiplinan dalam bekerja
 Hemat dan sederhana
 Tekun dan ulet
b. Etos kerja rendah
 Merasa bahwa bekerja adalah suatu hal yang membebani
 Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja
 Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memperoleh kesenangan
 Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan
 Kerja dihayati hanya sebagai rutinitas hidup
3. Manfaat

6
Hukum alam akan selalu memberikan hasil yang adil bagi setiap makhluk hidup
yang tinggal. Menerapkan etos kerja yang baik akan memberikan seseorang manfaat
yang baik. Ada beberapa manfaat yang dapat diraih seseorang saat menerapkan etos
kerja dalam rutinitasnya.
a) Kenaikan status sosial
Seakan-akan memancarkan sinar, naiknya status sosial membuat kepribadian
seseorang lebih dikenal baik oleh keluarga hingga rekan kerja. Peluang untuk
promosi kenaikan jabatan sangat tinggi karena kepribadian yang disiplin dan baik
adalah salah satu sifat pemimpin.
b) Status ekonomi membaik
Bekerja dengan giat dan semangat di lingkungan kerja membuat Anda
menonjol di hadapan atasan. Atasan akan sangat peka terhadap etos kerja
bawahannya sehingga akan memberikan dampak positif bagi insentif yang
didapatkan. Hal ini berlaku juga dengan para freelancer atau wirausaha dengan
etos kerjanya.
c) Kesehatan
Seseorang yang selalu positif akan memberikan dampak luar biasa bagi
kesehatannya. Pekerjaan baik membuat karir juga baik, sehingga membuat mental
pekerja sangat kuat. Ingat! makanan yang sehat juga akan mempengaruhi etos
kerja seseorang.
d) Rohani
Seseorang yang memiliki etos kerja tinggi, tidak akan pernah melupakan
pencipta sekaligus penguasa langit dan bumi ini. Segala sesuatu yang
diperintahkan oleh-Nya akan selalu dilaksanakan tanpa menunda-nunda.
C. UUJK
1. Definisi UUJK
Pengertian jasa konstruksi menurut undang-undang (UUJK) adalah suatu kegiatan
untuk membangun sarana ataupun prasarana yang pada pengerjaannya meliputi
pembangunan gedung (building construction), instalasi mekanikal & elektrikal, dan
juga pembangunan prasarana sipil (civil engineer). Jasa ini sangat dibutuhkan dalam
pembangunan fasilitas umum hingga kantor, oleh karena itu kegiatan ini diatur

7
landasan hukumnya dalam UU No.18 Tahun 1999 yang mengatur Tentang Jasa
Konstruksi.
Menurut Undang-undang yang mengatur tentang Jasa konstruksi bahwa, hal ini
memiliki pengertian yaitu suatu “layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa
konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi”.
Kemudian pengertian Pekerjaan konstruksi yaitu “keseluruhan atau sebagian
rangkaian kegiatan perencanaan dan atau pelaksanaan beserta pengawasan yang
mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan
masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan.”
Berdasarkan pengertian undang-undang tersebut, maka dalam pelaksanaannya di
masyarakat sendiri terbentuklah suatu usaha yang bernama Jasa Konstruksi.
Lingkup usaha dari layanan konstruksi ini cukup banyak. Hal ini meliputi
penggolongan bentuk fisik, kategori, cakupan bidang usaha, kontrak kerja, legalitas,
layanan konstruksi yang diperbolehkan berusaha, dan juga kewajiban & tanggung
jawab penyedia jasa. Simak informasinya dibawah ini.
2. Penggolongan Bentuk Fisik Jasa Konstruksi
Maksud dari penggolongan bentuk fisik disini adalah jenis bangunan yang
menempel/melekat dengan tanah. Apa saja jenisnya? Berikut diantaranya:
 Rumah
 Gedung
 Landasan Udara
 Jalan
 Bendungan
 Dermaga
 Pelabuhan
 Taman
 Stasiun
 Dan lain-lain
3. Kategori Jasa Konstruksi

8
Seperti yang disinggung diatas bahwa, terdapat 3 (tiga) kategori jasa konstruksi,
sesuai yang diatur pada undang-undang No.18 tahun 1999 yang bisa Anda lihat di
situs web resmi BPK Republik Indonesia. Berikut informasinya:
 Perencana Konstruksi
Perencana Konstruksi bertugas memberikan layanan jasa perencanaaan
dalam konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari
kegiatan. Mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen
kontrak kerja konstruksi, mereka yang mendapat tugas ini biasanya disebut
sebagai Konsultan Perencana.
 Pelaksana Konstruksi
Pelaksana Konstruksi bertugas memberikan layanan jasa pelaksanaan
dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian
dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir
hasil pekerjaan konstruksi, yang umumnya disebut Kontraktor Konstruksi.
 Pengawasan Konstruksi
Pengawas Konstruksi berrtugas memberikan layanan jasa pengawasan
baik sebagian atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi. Mulai dari
penyiapan lapangan  sampai dengan penyerahan akhir konstruksi, mereka yang
bertugas di posisi ini biasanya disebut sebagai Konsultan Pengawas.
4. Cakupan Bidang Usaha Jasa Konstruksi

Bidang usaha jasa ini mencakup banyak bidang, seperti sipil, arsitektural,
elektrikal, mekanikal, dan juga tata lingkungan. Berikut ini adalah penjelasannya:

 Bidang Pekerjaan Sipil

Penyedia jasa bidang pekerjaan sipil biasa disebut jasa konstruksi sipil.
Beberapa contoh dari bidang pekerjaan sipil yaitu pembuatan bangunan,
jembatan, jalanan, pembangunan jalur kereta api, landasan pesawat, , jalan bawah
tanah, terowongan, pengendalian banjir dan saluran drainase, pelabuhan,
bendungan, jaringan  pengairan atau prasarana sumber daya air, geoteknik,

9
struktur bangunan gedung,  konstruksi pabrik dan tambang termasuk
perawatannya, dan pekerjaan penghancuran bangunan (demolition).

 Bidang Arsitektural

Bidang arsitektural meliputi arsitektur bangunan  berteknologi sederhana,


menengah, tinggi,  arsitektur lansekap termasuk perawatannya, arsitektur dalam
ruangan (interior).

 Bidang Pekerjaan Elektrikal

Bidang Elektrikal meliputi instalasi pembangkit, instalasi listrik, jaringan


transmisi dan distribusi, sinyal dan telekomunikasi kereta  api, telekomunikasi dan
sarana bantu navigasi udara  dan laut, bangunan pemancar radio, jaringan
telekomunikasi, instrumentasi, sentral telekomunikasi,  penangkal petir, termasuk
perawatannya.

 Bidang Pekerjaan Mekanikal

Bidang mekanikal meliputi instalasi tata udara/AC, instalasi industri,


instalasi minyak/gas/geotermal, isolasi termal dan suara, konstruksi lift dan
eskalator, perpipaan, termasuk perawatannya.

 Bidang Pekerjaan Tata Lingkungan

Bidang pekerjaan tata lingkungan meliputi penataan perkotaan/planologi,


teknik lingkungan, analisa dampak lingkungan, tata lingkungan lainnya, bangunan
pengolahan air bersih dan pengolahan  limbah, pengembangan wilayah, perpipaan
air bersih dan perpipaan limbah, termasuk perawatannya.

5. Kontrak Kerja Konstruksi

Kontrak kerja konstruksi tidak kalah penting peranannya. Kontrak kerja mengatur
hak, kewajiban, dan aturan yang berlaku dalam usaha konstruksi. Dalam hal ini, kontrak
kerja juga dapat mengatasi permasalahan jasa konstruksi yang biasa dialami oleh
pengguna atau penyedia layanan.

10
Kontrak kerja konstruksi sendiri adalah dokumen yang mengatur hubungan
bidang hukum antara penyedia jasa dengan pengguna jasa dalam pengerjaan jasa
konstruksi. Hal ini tentu diatur dalam Undang-Undang yang secara jelas disebutkan di
situs web resmi BPK Republik Indonesia yang tercakup dalam pasal 1 ayat 8 Undang
Undang nomor 2 tahun 2017 mengenai usaha jasa konstruksi.

6. Legalitas Usaha Jasa Konstruksi


Berdasarkan undang undang nomor 2 tahun 2017 bahwa setiap usaha yang akan
ingin memberikan pelayanan jasa konstruksi harus memiliki tanda daftar usaha
perseorangan. Tanda daftar usaha perseorangan bisa didapatkan dengan mengurusnya di
kantor pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai domisili pelaku usaha.

Tanda daftar usaha perseorangan walaupun diterbitkan oleh pemerintah daerah


kabupaten/kota sesuai domisili pelaku usaha, namun nanti kegiatan usaha bisa dilakukan
di seluruh wilayah Indonesia.

Selanjutnya adalah Sertifikasi Badan Usaha (SBU). Sesuai aturan, Sertifikasi


Badan Usaha bisa didapatkan oleh pelaku usaha dengan mengajukan permohonan kepada
Menteri dan harus melalui lembaga Sertifikasi Badan Usaha yang dibentuk oleh badan
usaha terakreditasi yang legal.

Selain itu, perlu diingat bahwa setiap badan usaha pelaku usaha konstruksi dengan
kualifikasi besar ataupun menengah wajib melakukan pendaftaran kepada Menteri.
Pendaftaran dibuktikan dengan dimilikinya tanda daftar pengalaman. Daftar pengalaman
memuat nama pekerjaan, bidang jasa, pengguna jasa, dan tahun pembentukan.

7. Kewajiban dan Tanggung Jawab Penyedia Layanan Konstruksi

Berdasarkan pasal 1 ayat 10 nomor 2 tahun 2017 bahwa kegagalan bangunan


adalah keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah
penyerahan akhir hasil konstruksi. Sesuai aturan diatas, jadi penting bahwa pelaksana
usaha konstruksi harus memahami dan mengerti akan hal ini.

11
Bangunan konstruksi harus memenuhi standar keselamatan, keamanan,
keberlanjutan, dan kesehatan (SK4). Dan hal ini tentunya diatur dalam undang-undang
pasal 59 nomor 2 tahun 2017. 

D. UU jalan
1. Defini UU jalan

Jalan diatur dengan Undang-Undang, Undang-Undang tentang Jalan yang berlaku


saat ini adalah UU 38 tahun 2004 tentang Jalan. UU Jalan ini mencabut UU 13 tahun
1980 tentang Jalan. Apakah itu jalan? Jalan adalah prasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan
tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

UU 13 tahun 1980 tentang Jalan memahamkan bahwa Jalan sebagai bagian sistem
transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang
ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan
pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan
antardaerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan
pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka
mewujudkan sasaran pembangunan nasional.

Untuk terpenuhinya peranan jalan sebagaimana mestinya, pemerintah mempunyai


hak dan kewajiban menyelenggarakan jalan. Agar penyelenggaraan jalan dapat
dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna, diperlukan keterlibatan masyarakat.
Dengan adanya perkembangan otonomi daerah, tantangan persaingan global, dan
tuntutan peningkatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan jalan, Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan tidak sesuai lagi sebagai landasan hukum
pengaturan tentang jalan. Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, perlu dibentuk
Undang-Undang tentang Jalan.

Dalam ketentuan umum UU 38 tahun 2004 tentang Jalan, ada beberapa Jalan
yang berada dalam lingkup pengaturan UU 38 tahun 2004 tentang Jalan ini adalah:

12
a) jalan umum yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan,
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
b) jalan tol yang meliputi pengaturan, pembinaan, pengusahaan, dan pengawasan; dan
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai
jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.
c) jalan khusus.
Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan,
atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.

Menurut UU 38 tahun 2004 tentang Jalan, Tol adalah sejumlah uang tertentu yang
dibayarkan untuk penggunaan jalan tol. Sehingga Jalan Tol adalah jalan umum yang
merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya
diwajibkan membayar tol. Sementara Jalan Bebas Hambatan dalam UU Jalan disebutkan
sebagai Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan
pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang serta
dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan.

Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan mengatur mengenai


keseimbangan antara hak perseorangan atas tanah dan keharusan pembangunan jalan
untuk kepentingan umum. Oleh karena itu, penggunaan tanah harus bermanfaat bagi
masyarakat, negara, dan bagi pemegang hak atas tanah. Tanah masyarakat yang terkena
pembangunan jalan diberikan ganti kerugian berdasarkan kesepakatan. Akan tetapi,
apabila kesepakatan tidak tercapai, dilakukan pencabutan hak atas tanah.

2. Penjelasan Umum Undang-Undang Jalan


1. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menegaskan bahwa tujuan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
antara lain, adalah memajukan kesejahteraan umum. Oleh karena itu, bumi dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat sebagaimana tercantum
dalam Pasal 33 ayat (3). Di samping itu, negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas umum yang layak yang harus diatur dengan undang- undang
sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 34 ayat (3) dan ayat (4). Setelah melewati

13
perjalanan waktu hampir seperempat abad, Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1980 tentang Jalan sudah tidak sesuai sebagai landasan hukum pengaturan tentang
jalan karena adanya berbagai perkembangan dan perubahan penataan sistem
pemerintahan negara yang berorientasi pada otonomi daerah serta adanya
tantangan persaingan global dan tuntutan peningkatan peran masyarakat dalam
penyelenggaraan jalan. Berdasarkan pertimbangan di atas, perlu dibentuk undang-
undang jalan yang baru dengan pokok-pokok pikiran di bawah ini.
2. Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kerangka tersebut, jalan mempunyai
peranan untuk mewujudkan sasaran pembangunan seperti pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan perwujudan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Pembangunan jalan dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat atas
angkutan barang dan jasa (orang) yang aman, nyaman, dan berdaya guna benar-
benar akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
4. Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting
terutama dalam mendukung ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, serta
pertahanan dan keamanan. Dari aspek ekonomi, jalan sebagai modal sosial
masyarakat merupakan katalisator di antara proses produksi, pasar, dan konsumen
akhir. Dari aspek sosial budaya, keberadaan jalan membuka cakrawala
masyarakat yang dapat menjadi wahana perubahan sosial, membangun toleransi,
dan mencairkan sekat budaya. Dari aspek lingkungan, keberadaan jalan
diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Dari aspek politik,
keberadaan jalan menghubungkan dan mengikat antardaerah, sedangkan dari
aspek pertahanan dan keamanan, keberadaan jalan memberikan akses dan
mobilitas dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan.
5. Tersebarnya lokasi, baik sumber alam, tempat produksi, pasar maupun konsumen
akhir, menuntut diikutinya pola efisiensi dalam menghubungkan tempat-tempat
tersebut yang digambarkan dengan terbentuknya simpul pelayanan distribusi.

14
6. Semua pusat kegiatan beserta wilayah pengaruhnya membentuk satuan wilayah
pengembangan. Pusat pengembangan dimaksud dihubungkan dalam satu
hubungan hierarkis dalam bentuk jaringan jalan yang menunjukkan struktur
tertentu. Dengan struktur tersebut, bagian jaringan jalan akan memegang peranan
masing-masing sesuai dengan hierarkinya. Kedudukan jaringan jalan sebagai
bagian sistem transportasi menghubungkan dan mengikat semua pusat kegiatan
sehingga pengembangan jaringan jalan tidak dapat dipisahkan dari upaya
pengembangan berbagai moda transportasi secara terpadu, baik moda transportasi
darat, laut, maupun udara.
7. Tingkat perkembangan antar daerah yang serasi dan seimbang merupakan
perwujudan berbagai tujuan pembangunan. Tingkat perkembangan suatu daerah
(wilayah dalam batasan administratif) akan dipengaruhi oleh satuan wilayah
pengembangan yang bersangkutan. Pada prinsipnya, perkembangan semua satuan
wilayah pengembangan perlu dikendalikan agar dicapai tingkat perkembangan
antar daerah yang seimbang. Usaha pengendalian tersebut pada dasarnya
merupakan salah satu langkah penyeimbangan dalam pengembangan wilayah
yang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung, misalnyadengan
memberikan kesempatan kepada beberapa satuan wilayah pengembangan yang
tergolong kecil dan lemah untuk mengelompokkan diri menjadi lebih besar dan
kuat.
8. Proses pengelompokan tersebut, yang dijalankan dengan meningkatkan
kemampuan pelayanan pemasaran dari salah satu kota yang menduduki hierarki
tertinggi, akan membawa implikasi pada penyelenggaraan sistem distribusi. Di
dalam sistem distribusi, sistem jaringan jalan memegang peranan penting karena
peningkatan pelayanan pemasaran menuntut pengembangan prasarana
transportasi. Agar sistem distribusi dapat berfungsi dengan baik, perlu dibangun
jalan berspesifikasi bebas hambatan yang memperhatikan rasa keadilan.
Pembangunan jalan bebas hambatan tersebut yang memerlukan pendanaan relatif
besar diselenggarakan melalui pembangunan jalan tol.
9. Melalui peran penting jalan dalam membentuk struktur wilayah, penyelenggaraan
jalan pada hakikatnya dimaksudkan untuk mewujudkan perkembangan

15
antardaerah yang seimbang dan pemerataan hasil pembangunan (road
infrastructures for all).
10. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan negara mempunyai
kewenangan menyelenggarakan jalan. Penyelenggaraan jalan, sebagai salah satu
bagian penyelenggaraan prasarana transportasi, melibatkan unsur masyarakat dan
pemerintah. Agar diperoleh suatu hasil penanganan jalan yang memberikan
pelayanan yang optimal, diperlukan penyelenggaraan jalan secara terpadu dan
bersinergi antarsektor, antardaerah dan juga antarpemerintah serta masyarakat
termasuk dunia usaha.
11. Dalam pengusahaan jalan tol, perlu dilakukan penataan menyeluruh dan
pemisahan antara peran regulator dan operator serta menciptakan iklim investasi
yang kondusif sehingga dapat menarik dunia usaha untuk ikut berpartisipasi.
Untuk maksud tersebut, Menteri membentuk badan pengatur jalan tol yang
bertugas melaksanakan sebagian penyelenggaraan jalan tol.
12. Undang-Undang ini mengatur keseimbangan antara hak perseorangan atas tanah
dan keharusan pembangunan jalan untuk kepentingan umum. Oleh karena itu,
penggunaan tanah harus bermanfaat bagi masyarakat, negara, dan bagi pemegang
hak atas tanah. Tanah masyarakat yang terkena pembangunan jalan diberikan
ganti kerugian berdasarkan kesepakatan. Akan tetapi, apabila kesepakatan tidak
tercapai, dilakukan pencabutan hak atas tanah.
13. Pelaksanaan ketentuan dalam Undang-Undang ini juga mempunyai hubungan
saling melengkapi dengan peraturan perundang-undangan lainnya, terutama:
m. Undang-Undang yang mengatur lalu lintas dan angkutan jalan;
n. Undang-Undang yang mengatur penataan ruang;
o. Undang-Undang yang mengatur jasa konstruksi;
p. Undang-Undang yang mengatur peraturan dasar pokok agraria.
q. Undang-Undang yang mengatur pengelolaan lingkungan hidup;
r. Undang-Undang yang mengatur pemerintahan daerah;
s. Undang-Undang yang mengatur perimbangan keuangan pusat dan daerah;
t. Undang-Undang yang mengatur konservasi sumberdaya alam dan ekosistem;

16
u. Undang-Undang yang mengatur larangan praktik monopoli dan persaingan usaha
tidak sehat; dan
v. Undang-Undang yang mengatur perlindungan konsumen.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Pengertian etika profesi adalah sebuah sikap hidup yang bertujuan untuk memberikan
pelayanan kepada seseorang yang sifatnya profesional. Etika ini berhubungan dengan
masyarakat atau konsumen secara langsung.
- Etos kerja merupakan seperangkat perilaku positif dan fondasi yang mencakup
motivasi yang menggerakkan mereka, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar,
kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi, keyakinan-keyakinan,
prinsip-prinsip, dan standar-standar.
- Pengertian jasa konstruksi menurut undang-undang (UUJK) adalah suatu kegiatan
untuk membangun sarana ataupun prasarana yang pada pengerjaannya meliputi
pembangunan gedung (building construction), instalasi mekanikal & elektrikal, dan
juga pembangunan prasarana sipil (civil engineer).
- Jalan diatur dengan Undang-Undang, Undang-Undang tentang Jalan yang berlaku
saat ini adalah UU 38 tahun 2004 tentang Jalan. UU Jalan ini mencabut UU 13 tahun
1980 tentang Jalan.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di
atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
dari para pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.tokopedia.com/blog/pengertian-etika-profesi-krj/#:~:text=Pengertian%20etika
%20profesi%20adalah%20sebuah,masyarakat%20atau%20konsumen%20secara%20langsung.

https://money.kompas.com/read/2021/09/18/190000226/etos-kerja--pengertian-ciri-ciri-dan-cara-
menumbuhkannya?page=all#:~:text=Etos%20kerja%20adalah%20seberapa%20tingginya,sangat
%20dibutuhkan%20dalam%20dunia%20kerja.

https://pp-presisi.co.id/jasa-konstruksi-pp-presisi#:~:text=PP%20Presisi%20%2D%20Pengertian
%20jasa%20konstruksi,prasarana%20sipil%20(civil%20engineer).

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-38-2004-jalan

18

Anda mungkin juga menyukai