Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

“SIKAP MENTAL ENGINEER”

OLEH :
ANDI IFHAN MAROLA SINI
A
( 001.309.24.2022 )

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta


alam.Hanya dengan rahmat, Karunia, hidayah serta izin-Nya lah
makalah ini dapat selesai tanpa hambatan yang berarti. Ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Ayah dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan support kepada
penulis yang telah banyak membantu dalam penulisan makalah ini.

Makalah Etika Profesi ini membahas tentang Etika Profesional


dalam Konstruksi.Mugkin dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Namun, harapan penulis semoga makalah ini dapat
berguna bagi Pembaca . Aamiin. Wassalam.

Makassar, 2 Juni 2023


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Selama ini banyak sekali berbagai macam penyimpangan atau
pelanggaran yang dilakukan oleh profesional konstruksi sehingga
banyak merugikan konsumen. Mulai dari kolusi, penipuan serta
mutu produk konstruksi yang tidak memenuhi standar. Sebagian
besar konsumen merasa tidak puas dengan hasil kinerja para
profesional konstruksi.
Hal ini mendorong beberapa peneliti dan organisasi konstruksi
di dunia untuk melakukan survey. Sehingga dari hasil survey
tersebut dibuat beberapa peraturan/ kode etik untuk mengurangi
keluhan ketidak puasan konsumen terhadap hasil produk
konstruksi.
Salah satu contoh pelanggaran kode etik yaitu kasus dugaan
korupsi proyek pembangunan gedung RS Batua Makassar..

1.2. Rumusan Masalah


Dalam makalah ini akan dibahas mengenai dampak yang di
timbulkan dari dugaan korupsi proyek pembangunan gedung RA
Batua Makassar.

1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain :
- Menjelaskan pengertian kode etik dalam bekerja.
- Dampak dari kasus dugaan korupsi
BAB II
ISI

2.1. Etika
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku,
adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan
menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS
yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-
ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

1. Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan


manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori


tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg
baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang


berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
prilaku manusia dalam hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi


kehidupan manusia. Etika membermanusia orientasi bagaimana ia
menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu
berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.
Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan
tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita
pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala
aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini
dapatdibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau
sisi kehidupan manusianya.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam
menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara
kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar
oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai
sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian
sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan
yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :


1. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar
bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia
mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip- prinsip
moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak
serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang
membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2. Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar
dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa
berwujud: Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak
dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan,
yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya
menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan
kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia
mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip
moral dasar yang ada dibaliknya.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
1. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia
terhadap dirinya sendiri.
2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola
perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak
dapat dipisahkan satu
sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri
sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan.

Sistem Penilaian Etika :


1. Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada
perbuatan baik atau jahat, susila atau tidak susila.
2. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat
baginya atau telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak
atau budi pekerti. Budi tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan
dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu budi pekerti,
pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih berupa
angan-angan, cita- cita,niat hati, sampai ia lahir keluar berupa
perbuatan nyata.
3. Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan
di nilai pada 3 (tiga) tingkat :
• Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi
masih berupa rencana dalam hati, niat.
• Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu
pekerti.
• Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik
atau buruk.

2.2. Profesi
Harus kita ingat dan fahami betul bahwa “Pekerjaan / Profesi” dan
“Profesional” terdapat beberapa perbedaan :

1. Profesi :
• Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
• Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama
(purna waktu).
• Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
• Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

2. Profesional :
• Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
• Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya
itu.
• Hidup dari situ.
• Bangga akan pekerjaannya.

Ciri- Ciri Profesi


Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat
pada profesi, yaitu:
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan
keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan
pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini
biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada
kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap
pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah
kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi
akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana
nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan
suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Kasus dugaan korupsi yang menguras uang negara hingga miliaran
rupiah adalah salah satu pelanggaran etika dalam engineering.
Etika engineer yang dilanggar adalah
• Pasal 25 bagian d yang berbunyi “menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan perjanjian kerja dengan pengguna keinsinyuran”,
pada kasus tersebut dapat diketahui bahwa para insinyur yang
bekerja pada proyek tersebut telah melanggar perjanjian kerja yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak karena anggaran yang
telah diberikan tidak sesuai dengan harga yang disepakati. Hal
tersebut membuat anggaran yang palsu dari anggaran yang telah
disepakati bersama.
• Pasal 26 bagian b yang berbunyi “mendapatkan informasi secara
lengkap dan bear atas jasa dan hasil kegiatan keinsinyuran”, pada
kasus tersebut dapat diketahui bahwa insinyur yang bekerja dalam
proyek tersebut tidak memberikan data-data mengenai anggaran
yang akan dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek tersebut,
sehingga terjadi korupsi pada dana yang akan digunakan.
2.3 Kronologi Kasus Dugaan Korupsi
Makassar - Seksi Penuntutan Kejaksaan Tinggi Sulawesi
Selatan (Kejati Sulsel) terus menggenjot perampungan
berkas dakwaan 13 tersangka dalam dugaan korupsi
pembangunan Rumah Sakit Batua (RS Batua) Makassar
tahun anggaran 2018.

Diketahui, para tersangka tetap berstatus penahanan


rutan pasca menjalani tahapan pelimpahan tahap dua dari
Penyidik Tipikor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit
Reskrimsus) Polda Sulsel ke Kejati Sulsel, Rabu 13 Januari
2022.
Para tersangka dugaan korupsi pembangunan RS
Batua Makassar saat ini berada dalam sel tahanan Rutan
Polda Sulsel sebagai tahanan titipan dari Kejati Sulsel.
Mereka sebelumnya diagendakan menjalani masa
penahanan selama 20 hari sembari menanti persiapan
pelimpahan perkara selanjutnya ke pengadilan terhitung
sejak perkara diserahkan (pelimpahan tahap dua) ke Kejati
Sulsel.
Dalam perkara dugaan korupsi pembangunan RS Batua
Makassar tersebut, Tim Penyidik Tipikor Direktorat Reserse
Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Sulsel telah
menetapkan 13 orang tersangka.Mereka masing-masing
berinisial AN, SR, MA, FM, HS, MW, AS, MK, AIHS, AEHS,
DR, ATR, dan RP.
Dari 13 orang tersangka tersebut, ada yang berperan
sebagai Pengguna Anggaran (PA), Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Panitia Pelaksana Teknis Pekerjaan
(PPTK), Konsultan Pengawas, Kelompok Kerja (Pokja), Tim
PHO, pelaksana pekerjaan (rekanan), broker pekerjaan
hingga aktor intelektual yang merancang lakukan korupsi
terhadap anggaran kegiatan pembangunan RS Batua
Makassar itu. "Sejak awal proses tender proyek sudah
terjadi persekongkolan jahat. Memang niatnya sudah ada
dari awal," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda
Sulsel, Kombes Pol Widoni Fedri dalam konferensi pers
penetapan tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan
RS Batua Makassar yang berlangsung di Gedung Subdit
Tipikor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit
Reskrimsus) Polda Sulsel, Senin 2 Agustus 2021.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kata
Widoni, para tersangka dijerat dengan ancaman Pasal 2
ayat 1 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
Mereka yang dianggap turut terlibat dalam kegiatan yang
menyimpang dan telah merugikan keuangan dan
perekonomian daerah Kota Makassar tersebut.
Pasal 55 KUHP, kata dia, akan menjadi fokus
pertimbangan sehingga penyidikan kasus ini dapat terus
dikembangkan. Utamanya, kata dia, menelusuri
kemungkinan adanya pihak lain yang disinyalir turut
menikmati cipratan dana hasil dugaan korupsi
pembangunan RS. Batua Makassar tersebut.
"Mari kita sama-sama memantau persidangan 13 tersangka
yang sudah ada. Karena dari fakta persidangan nantinya
bisa menjadi dasar pertimbangan penyidikan selanjutnya.
Kita berharap dalam persidangan terkuak ada keterlibatan
pihak lain yang sebelumnya belum tersentuh dan itu tentu
akan menjadi dasar penyidikan kita juga ke depannya,"
terang Widoni saat ditemui di sela-sela menghadiri
konferensi pers pengungkapan penjualan ilegal satwa
dilindungi yang berlangsung di area parkir Gedung
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda
Sulsel sebelumnya.
Pelaksanaan pembangunan RS Batua Makassar total
telah menelan anggaran hingga Rp120 miliar lebih. Namun,
penyidikan kasus yang telah berjalan sebelumnya dan telah
dinyatakan rampung (P-21) baru sebatas pada penggunaan
anggaran tahap pertama di tahun anggaran 2018 yakni
sebesar Rp25 miliar lebih. Alhasil telah menjerat 13 orang
tersangka dan saat ini perkaranya sudah dilimpahkan ke
Kejati Sulsel (tahap dua) guna selanjutnya tinggal menanti
agenda persidangan di Pengadilan Tipikor Negeri
Makassar. "Pekerjaan tahap awal di tahun 2018 itu
menimbulkan kerugian negara sebesar Rp22 miliar sesuai
hasil perhitungan BPK. Pekerjaan dinilai oleh BPK sebagai
total los karena fisik bangunan tidak dapat dimanfaatkan
sama sekali," ungkap Widoni.
Proyek pembangunan RS Batua Makassar Tipe C tahap
satu di Tahun Anggaran 2018 tersebut, awalnya ditender
melalui LPSE dengan nilai pagu anggaran sebesar Rp49
miliar.Dalam prosesnya kemudian, PT. Sultana Nugraha
disebut sebagai perusahaan pemenang tender dengan nilai
HPS sebesar Rp26 miliar lebih.
Adapun yang bertindak sebagai Konsultan Pengawas
dalam pelaksanaan pekerjaan yakni perusahaan bernama
CV Sukma Lestari dan Dinas Kesehatan Kota Makassar
dalam hal ini bertindak selaku pengelola pagu anggaran.
BAB III
PENUTUP

Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai


pedoman berperilaku. Kode etik profesi merupakan suatu tatanan
etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat
tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun
bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka
masuk dalam kategori norma hukum. Kode Etik juga dapat diartikan
sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dalam Hal Kasus
Dugaan Korupsi dampak yang timbul sangat banyak salah satunya
yaitu merugikan uang Negara mencapai miliaran rupiah. Ini
diakibatkan karena adanya perilaku korupsi dan merupakan kasus
pelanggaran kode etik insinyur.

Anda mungkin juga menyukai