Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

KOMUNIKASI REKAYASA DAN ETIKA TEKNIK SIPIL

Dosen Pengampu:

Ir. Agung Sutarto M.T.

Disusun oleh :
Azmi Humaimah Nur Salsabila (NIM 2305020025)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah
rekayasa komunikasi dan etika ini tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas bapak dosen Ir. Agung Sutarto
M.T. pada bidang studi Teknik sipil di Universitas Negeri Semarang. Selain itu,
penulis berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ir.


Agung Sutarto M.T selaku dosen mata kuliah rekayasa dan komunikasi etika.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 18 September 2023

Azmi Humaimah Nur Salsabila

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A. Profesi Teknik Sipil secara Mandiri.......................................................................2
B. Konsep Hubungan Profesi Teknik Sipil dengan Hukum...................................6
D. Kontrak Kerja Profesi Bidang Teknik Sipil.......................................................9
E. ORGANISASI PROFESI DI BIDANG TEKNIK SIPIL................................15
C. KODE ETIK DI ORGANISASI PROFESI TEKNIK SIPIL..........................20
D. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK DAN KOSNEP ETIKA
KOMUNIKASI...........................................................................................................24
E. KONSEP KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN ANTARA LEVEL
PROYEK....................................................................................................................32
F. PELANGGARAN ETIKA PROFESI TEKNIK SIPIL DALAM
KOMUNIKASI...........................................................................................................37
BAB III...............................................................................................................................41
G. Kesimpulan.....................................................................................................41
H. Saran...............................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................42

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
rekayasa komunikasi dan etika yang diampu oleh Bapak Ir. Agung Sutarto,
M.T. Makalah ini disusun dengan mempelajari materi mengenai rekayasa
komunikasi dan etika pada Teknik sipil dimana materi ini akan menjadi bahan
pembelajaran terhadap materi rekayasa komunikasi dan etika yang dipelajari
selama satu semester.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah profesi Teknik sipil secara mandiri?
2. Bagaimanakah konsep hubungan profesi Teknik sipil dengan hukum?
3. Bagaimanakah kontrak kerja profesi bidang Teknik sipil?
4. Bagaimanakah organisasi profesi dibidang Teknik sipil?
5. Bagaimanakah kode etik di organisasi profesi Teknik sipil?
6. Bagaimanakah struktur orgfanisasi proyek dan konsep etika komunikasi?
7. Bagaimanakah konsep komunikasi dalam hubungan antara level proyek?
8. Bagaimanakah tanggung jawab moral dalam komunikasi proyek?
9. Bagaimanakah pelanggaran etika profesi Teknik sipil dalam komunikasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui profesi Teknik sipil secara mandiri.
2. Untuk mengetahui konsep hubungan profesi Teknik sipil dengan hukum.
3. Untuk mengetahui kontrak kerja profesi bidang Teknik sipil.
4. Untuk mengetahui organisasi profesi dibidang Teknik sipil.
5. Untuk mengetahui kode etik di organisasi profesi Teknik sipil.
6. Untuk mengetahui struktur orgfanisasi proyek dan konsep etika
komunikasi.
7. Untuk mengetahui konsep komunikasi dalam hubungan antara level
proyek.
8. Untuk mengetahui tanggung jawab moral dalam komunikasi proyek.
9. Untuk mengetahui pelanggaran etika profesi Teknik sipil dalam
komunikasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profesi Teknik Sipil secara Mandiri


Profesi sarjana teknik sipil atau biasa disebut dengan insinyur sipil
memiliki dampak yang besar dalam sebuah proyek. Hal ini dikarenakan
pekerjaan insinyur teknik sipil adalah mengurusi perencanaan, perancangan,
manufaktur hingga konservasi yang berguna dalam pembangunan infrastruktur.
Seorang sarjana teknik sipil dituntut memiliki keahlian profesional dan
dedikasi yang tinggi terhadap bidang yang dijadikan fokus.
Konstruksi merupakan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana.
Pada bidang teknik sipil, konstruksi dikenal sebagai bangunan atau
infrastruktur pada sebuah wilayah. Menurut Ervianto (2002) proyek konstruksi
merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan satu kali dan memiliki aturan
batas waktu dan anggaran yang telah ditetapkan. Proyek konstruksi (Gould,
2002, dalam Eka Dannyanti, 2010), mendefinisikan bahwa proyek konstruksi
ialah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendirikan bangunan. Proyek
konstruksi dilaksanakan secara detail. Oleh karena itu, peran profesi teknik
sipil amat penting dalam menentukan keberhasilan sebuah proyek konstruksi.
Maka dari itu perlu adanya pemahaman mengenai profesi teknik sipil dan etik
yang harus dijunjung tinggi pada profesi teknik sipil.
1. Pengertian Profesi Teknik Sipil
Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang sesuai
dengan bidang keahliannya. Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills (2004)
menyatakan bahwa profesi adalah pekerjaan yang memerlukan kemampuan
intelektual khusus, yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang
bertujuan untuk menguasai keterampilan atau keahlian. Setiap bidang profesi
tentu memiliki komitmen tersendiri dalam pelaksanaan tanggung jawabnya
yang telah tertuang pada aturan khusus yang telah ditentukan.
Profesi teknik sipil adalah salah satu profesi dimana bidang keahliannya
berfokus pada pembangunan, perencanaan, pemeliharaan dan desain
konstruksi. Profesi insinyur sipil merupakan pekerjaan ketekniksipilan yang
dalam pelaksanaannya dituntut untuk memiliki keahlian dalam melayani
masyarakat di bidang infrastruktur. Profesi teknik sipil memiliki dampak luas
dalam tanggung jawab masyarakat karena seorang insinyur sipil bertangung
jawab terhadap pembangunan infrastruktur. Profesi teknik sipil memiliki
dampak yang luas dalam kehidupan masyarakat sehingga seorang profesional
teknik sipil harus mampu melakukan kreativitas dan inovasi dalam bidang yang
digelutinya dan harus menjunjung tinggi etika dan integritas profesi. Insinyur
sipil yang profesional pasti mendorong dirinya untuk terus mewujudkan kerja

2
yang profesional dan menghasilkan sebuah produk yang berkualitas dibidang
infrastruktur. Pada sebuah profesi terdapat asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikiasi dan lisensi yang khusus sesuai dengan bidang profesi yang
digeluti. Kualitas profesi insinyur sipil didukung oleh ciri-ciri sebagai berikut.
a. Memiliki keterampilan yang tinggi dalam menggunakan peralatan tertentu
yang berkaitan dengan bidang yang digeluti.
b. Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu
masalah dan menemukan solusi mengenai permasalahan yang dihadapi.
c. Memiliki sikap mandiri yaitu sikap percaya dan yakin akan kemampuan
pribadi dalam penyelesaian masalah, namun tetap terbuka menerima kritik
dari orang lain.
2. Macam-Macam Profesi Teknik Sipil
a. Surveyor
Surveyor merupakaan seorang ahli konstruksi dan bangunan. Surveyor
memiliki tugas memeriksa dan melakukan peninjauan lapangan, mulai dari
kunjungn lokasi hingga membuat laporan hasil. Selain itu, surveyor juga
bertugas melakukan pengukuran dan perencanaan sebelum pekerjan
konstruksi dilakukan.
b. Manajer konstruksi
Manajer konstruksi bertugas merencanakan, mengarahkan dan
mengkoordinasikan berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan konstruksi.
Manajer konstruksi berpartisipasi dalam pengembangan konseptual proyek
konstruksi, serta mengawasiu organisasi proyek, jadwal proyek, anggaran
dan semua hal yang berhubungan dengan manajewmen proyek konstruksi.
c. Kontraktor
Kontraktor atau pemborong merupakan pihak yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Kontraktor bertugas mengawasi
secara langsung jalannya proyek agar dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan perencanaan.
d. Konsultan sipil
Konsultan sipil bertugas menyediakan jasa membuat perencanaan suatu
proyek dan memberikan saran kepada klien atau membuat sketsa gambaran
detail mengenai bangunan yang akan dibangun sehingga pembanguan bisa
mencapai tujuan.
e. Insinyur air
Insinyur air bertugas dalam perencanaan dan pembuatan konstruksi atau
infrastruktur yang berkaitan dengan sumber daya air, seperti bendunan,
irigasi dan manajemen tanggul ombak laut.

3
3. Tantangan Dalam Karir Teknik Sipil
Pada setiap karir pasti terdapat tantangan tersendiri begitu pula pada karir
profesi teknik sipil. Berikut merupakan beberapa tantangan karir dalam profesi
teknik sipil.
a. Kompleksitas
Proyek teknik sipil seringkali sanghat kompleks dan memerlukan
pemahaman mendalam tentang berbagai ilomu disiplin teklnik sehingga hal
tersebut kadang menjadi masalah besar.
b. Tekanan waktu dan anggaran
Pada sebuaah proyek pasti terdapat batas waktu maksimal pengerjaan
proyek sehingga diperlukan fokus khusus dalam mengelola sumber daya
agar efisien dan dapat memenuhi target tenggat waktu proyek.
c. Persaingan di Pasar kerja
Pasar kerja pada profesi teknik sipil sngat kompetitif sehingga menemukan
pekerjaan atau proyek yang sesuai minat dan keterampilan dapat menjadi
tantangan besar terutama bagi lulusan baru.
d. Pemahaman multidisplin
Dalam bekerja pada sebuah preoyek profesi teknik sipil tidak hanya bekerja
sendiri tetapi juga bekerja sama dengan arsitektur, teknik elektro dan teknik
mesin sehinbgga diperlukan pemahaman multidisplin dan bekerja sama
dengan berbagai profesional adalah hal yang penting.
e. Komuniksi dan manajemen
Seorang profesi teknik sipil harus memiliki tim komunikasi dan manajemen
yang baik karena dalam proyek kita bekerja Bersama tim tidak hanya
seorang diri sehingga tim komunikasi dan manajemen sangat oenting untuk
menunjang keberhasilan proyek.
4. Manfaat Karir Teknik Sipil
Profesi teknik sipil meberikan baqnyk manfaat, brikut merupakan beberapa
manfaat dalam karir teknik sipil.
1. Kemandirian
Memiliki bisnis sendiri memberikan kemandirian dan kendali atas proyek-
proyek yang dapat diambil nantinya. Selain itu, juga dapat mengejar
proyek yang sesuai dengan minat dan visi.
2. Keuntungan Finansial
Kesuksesan dalam bisnis teknik sipil mandiri dapat menghasilkan
keuntungan finansial yang besar karena dapat mengendalikan harga jasa
dan memperoleh hasil yang adil dari usaha yang kita lakukan.
3. Pengembangan Keterampilan Luas
Pemilik bisnis akan mengembangkan beragam keterampilan, termasuk
manajemen proyek, manajemen keuangan, pemasaran, dan hubungan
pelanggan.
4. Kreativitas dan inovatif

4
Seorang sipil memiliki fleksibilitas untuk menciptakan solusi yang inovatif
dalam desain dan pelaksanaan proyek-proyek kita nantinya.

5. Langkah-Langkah Menuju Profesi Teknik Sipil Mandiri Yang Sukses


1. Pendidikan dan Sertifikasi
Memiliki pendidikan formal dalam Teknik Sipil dan mendapatkan
sertifikasi yang diperlukan adalah langkah pertama untuk membangun karir.
Kursus tambahan dalam manajemen proyek dan hukum konstruksi juga
dapat membantu.
2. Pengalaman Kerja
Sebelum memulai bisnis sendiri, penting untuk memperoleh
pengalaman kerja dalam industri ini. Hal ini dapat membantu kita untuk
memahami dinamika lapangan kerja dan membangun jaringan kontak yang
kuat.
3. Memiliki Izin
Pemastian kepemilikan izin dan lisensi sangat diperlukan sebagai
hal yang sering dipastikan oleh pihak yang berwenang, dengan adanya
pembuktian kepemilikan izin maka tentunya bisnis kontruksi dapat
berlangsung secara terus menerus.
4. Pemasaran dan Jaringan
Membentuk merek pribadi yang nantinya memerlukan promosi
dengan aktif. Berpartisipasi dalam organisasi industri dan berinteraksi
dengan profesional lainnya juga dapat membantu memperluas jaringan.
A. Konsep Hubungan Profesi Teknik Sipil dengan Hukum
Profesi sarjana Teknik sipil memiliki dampak yang luas dalam sebuah
proyek. Sarjana Teknik sipil dituntut memiliki keahlian profesional dan
dedikasi yang tinggi terhadap profesinya. Profesi Teknik sipil merupakan
profesi yang memiliki keterkaitan erat dengan hukum. Hal ini dikarenakan
insinyur sipil terlibat dalam perencanaan, desain, konstruksi dan pemeliharaan
infrastruktur yang memerlukan pemahaman mendalam tentang aspek hukum
karena berhubungan dengan modal dan kepentingan banyak orang. Maka dari
itu, insinyur sipil harus mematuhi regulasi dan hukum yang berlaku agar dapat
menjalankan tugasnya dengan tepat dan menjaga integritas profesi. Sebagai
insinyur sipil, pemahaman yang baik mengenai hukum merupakan kunci
dalam menjalankan praktik yang etis, mematuhi regulasi, memastikan
keselamatan dan keberlanjutan proyek. Pemahaman profesi Teknik sipil
mengenai hukum dapat membantu dalam penyelsaian masalah dalam
perencanaan maupun pelaksanaan proyek. Terdapat tiga aspek hukum dalam
hukum konstruksi yaitu hukum administrasi negara, hukum perdata, hukum
pidana.
1. Hukum
Hukum merupakan kaidah atau aturan yang mengatur tingkah laku
manusia dalam lingkungan Masyarakat dimana dalam pelaksanaannya

5
terdapat paksaan dan sanksi bagi yang melanggar. Menurut J.C.T
Simorangkir dan Woerjono Sastropramito, hukum ialah peraturan yang
memiliki sifat memaksa dan terdapat sanksi di dalamnya yang dibuat oleh
badan resmi berwajib, yang menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungannya. Pada hakikatnya hukum merupakan aturan yang mengatur
hubungan antara manusia dalam lingkungan Masyarakat. Hukum memiliki
sifat memaksa, mengikat, mengendalikan dan mencegah. Tujuan adanya
hukum adalah sebagai pengatur tatanan hidup agar dapat terwujud
kedamaian, ketertiban, kesejahteraan dan ketentraman dalam kehidupan
Masyarakat. Melalui hukum, segala bentuk perkara atau permasalahan
yang terjadi dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
Profesi Teknik sipil memiliki kaitan erat dengan hukum dikarenakan
dalam bidang yang diurusinya yaitu bidang jasa konstruksi telah diatur
dalam undang-undang.
2. Aspek Hukum dalam Teknik Sipil
Sebuah proyek konstruksi pasti didalamnya terdapat aturan yang ada
dengan tujuan mengatur proyek konstruksi agar dapat berjalan dengan
lancar. Hukum yang ada pada sebuah proyek disebut hukum konstruksi.
Pada pelaksanaan pembangunan hukum konstruksi memiliki fungsi
penting dalam menunjang kemajuan ekonomi. Hukum konstruksi
merupakan seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
bangunan, perawatan, pembongkaran, penyerahan, baik yang bersifat
perdata maupun publik. Tujuan dari adanya hukum konstruksi yaitu agar
terwujudnya tertib penyelenggaraan bidang konstruksi agar terjadi
keseimbangan pengguna dan penyedia jasa, serta mewujudkan peran
Masyarakat di bidang jasa konstruksi. Pada pelaksanaan jasa konstruksi
selain sudah di atur dalam undang-undang juga harus memenuhi beberapa
aspek hukum berikut.
a. Keperdataan
Aspek keperdataan menyangkut mengenai sahnya sebuah perjanjian
kontrak kerja jasa konstruksi yang memenuhi legalitas perusahaan,
perizinan, sertifikasi dan kelengkapan hukum para pihak dalam
perjanjian.
b. Administrasi Negara
Berisi tatanan administrasi yang harus dipenuhi dalam proses
pelaksanaan kontrak dan peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang konstruksi.
c. Ketenagakerjaan
Memiliki keterkaitan dengan aturan ketenagakerjaan terhadap para
pekerja pelaksanaan jasa konstruksi.
d. Pidana
Berkaitan dengan tidak adanya unsur pidana di dalam pelaksanaan jasa
konstruksi.

6
Hukum konstruksi yang sering diaplikasikan pada pelaksanan layanan
konstruksi yaitu hukum kontrak konstruksi. Hukum kontrak konstruksi
merupakan hukum perikatan yangdiatur dalam Buku III KUHP pasal 1233
sampai dengan pasal 1864. Pada pasal 1233 KUHP dikatakan bahwa tiap-
tiap perikatan dilahirkan dari perjanjian persetujuan dan undang-undang.
Pada pasal 1338 KUHP menerangkan bahwa segala perjanjian yang dibuat
secara sah, berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya. Artinya dalam sebuah perjanjian yang dibuat dianut asas
kebebasan dalam membuat perjanjian.
3. Peraturan Perundang-Undangan yang Berkaitan dengan Profesi
Teknik Sipil
Peraturan mengenai jasa konstruksi telah diatur dalam undang-undang,
berikut merupakan undang-undang pada jasa konstruksi:
a. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi
a) Pasal (45)
Menjelaskan bahwa setiap penyedia jasa konstruksi harus memiliki
izin usaha konstruksi yang sah.
b) Pasal (50)
Menjelaskan bahwa kewajiban penyedia jasa konstruksi adalah
melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan rencana dan
spesifikasi yang telah disepakati dalam kontrak.
c) Pasal (60)
Menjelaskan mengenai tanggung jawab penyedia jasa konstruksi
terhadap kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
b. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konsultasi
a) Pasal (10)
Menjelaaskan bahwa setiap konsultan harus memenuhi persyaratan
izin praktek yang ditetapkan oleh pemerintah.
b) Pasal (15)
Menjelaskan bahwa tanggung jawab konsultan terhadap hasil
konsultasi yang diusampaikan kepada klien.
c. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang perizinan dan non
perizinan
a) Pasal (7)
Menjelaskan bahwa setiap kegiatan yang memerlukan izin harus
mengikuti prosedur perizinan yang ditentukan oleh pemerintah.
b) Pasal (17)
Menjelaskan bahwa tindakan hukum yang dapat diambil terhadap
pihak yang tidak memiliki izin usaha diperlukan.
d. Undang-undang nomor 11 tahun 2014 tentang keinsinyuran, diaman
didalamnya mengatur tentang kode etik, kulifikasi, lisensi dan tanggung
jawab profesi tekniuk sipil.

7
e. Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 tahun 2023 tentang pedoman
penyusunan perkiraan biaya pekerjaan konstruksi bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat.

4. Aspek Hubungan Profesi Teknik Sipil dengan Hukum


a. Kode etik
Insinyur sipil diharapkan dapat mematuhi kode etik yang berlaku. Kode
etik merupakan prinsip etika yang menjadi acuan perilaku insinyur sipil
dalam praktik proferinya. Kode etik berhubungan dengan hukum karena
merupakan aturan yang mengatur profei teknik sipil sehingga apabila
kode etik dilanggar terdapat sanksi hukum didalamnya.
b. Kepatuhan hukum
Profesi teknik sipil atau insinyur sipil harus memastikan bahwa semua
proyek kontruksi yang dikerjakan memenuhi standar dan tdiak
melanggar hukum. Hal ini untuk memastikan keselamatan proyek dan
menghindari kecelakaan proyek yang berakibat pada pidana.
c. Kewajiban
Insinyur sipil harus memastikan proyek yang dijalankannya memiliki
risiko kecelakaan yang seminimal mungkin agar tidak berefek terhadap
proyek yang dilaksanakan.
Teknik sipil dan hukum memiliki hubungan yang erat karena insinyur
sipil terlibat dalam perencanaan, desain, konstruksi dan pemeliharaan
infrastruktur yang memerlukan pemahaman mendalam tentang aspek
hukum karena berhubungan dengan modal dan kepentingan banyak orang.
Maka dari itu, insinyur sipil harus mematuhi regulasi dan hukum yang
berlaku agar dapat menjalankan tugasnya dengan tepat dan menjaga
integritas profesi.
D. Kontrak Kerja Profesi Bidang Teknik Sipil
1. Definisi Kontrak Kerja dan Kontrak Kerja Konstruksi
Kontrak merupakan sebuah bentuk kesepakatan atau perjanjian yang
menimbulkan perikatan antara pihak yang terlibat dalam perjanjian dan
memberikan konsekuensi hukum terhadap pihak yang terlibat perjanjian.
Kontrak kerja adalah perjanjian atau kesepakatan yang dibuat antara pekerja
dan penyedia kerja yang menimbulkan suatu perikatan dan memuat syarat-
syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak yang terlibat di dalamnya.
Kontrak kerja atau yang bisa disebut perjanjian kerja secara khusus diatur
pada Bab VII KUHP tentang persetujuan-persetujuan untuk melakukan
pekerjaan. Menurut Pasal (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan, perjanjian kerja atau kontrak kerja merupakan
perjanjian antara pekerja dengan pemberi kerja yang memuat syarat-syarat
kerja, hak dan kewajiban para pihak.

8
Kontrak kerja profesi bidang Teknik sipil merupakan perjanjian atau
kesepakatan kerja seorang insinyur sipil dengan pemberi proyek yang
didalamnya terdapat hak, kewajiban dan syarat kerja yang harus dipenuhi.
Pada bidang profesi Teknik sipil, kontrak kerja yang dilakukan adalah
kontrak kerja konstruksi. Kontrak kerja konstruksi merupakan perjanjian
antara dua belah pihak dalam pelaksanaan konstruksi bangunan maupun
infrastruktur. Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang jasa
konstruksi Pasal 1 ayat (8), kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan
dokumen kontrak yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa
dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. Secara sederhana
kontrak kerja kontruksi yaitu perjanjian kerja antara pemilik proyek dan
pelaksana proyek. Terdapat tiga sifat yang harus ada dalam kontrak kerja
konstruksi yaitu sebagai berikut.
a. Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya. Artinya pihak yang terlibat kontrak
terikat dengan aturan-aturan yang mereka buat dan sepakati dalam
kontrak kerja sehingga mereka harus mematuhi isi dari perjanjian yang
ada didalam kontrak.
b. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan
kedua belah pihak atau karena alasan tertentu yang dinyatakan cukup
oleh undang-undang untuk membatalkan perjanjian tersebut. Artinya
semua kesepakatan yang telah disepakati kedua belah pihak dalam
kontrak tidak dapat dibatalkan sepihak tanpa alasan jelas yang mendasari
penarikan kesepakatan.
c. Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. Artinya suatu
perjanjian atau point-pint kesepakatan yang sudah tertuang dalam
kontrak harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Berdasarkan tiga sifat diatas, jelas bahwa suatu kontrak atau perjanjian
harus ditaati karena merupakan undang-undang bagi pihak yang
membuatnya.
2. Syarat-Syarat Kontrak Kerja Konstruksi
Pada sebuah kontrak kerja pasti terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Pada kontrak kerja konstruksi syarat-syarat kontrak kerja konstruksi diatur
pada pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2000 yaitu sebagai
berikut.
1) para pihak, memuat secara jelas identitas para pihak;
2) rumusan pekerjaan, memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup
kerja, nilai pekerjaan, harga satuan, lumsum, dan batasan waktu
pelaksanaan;
3) masa pertanggungan, memuat tentang jangka waktu pelaksanaan dan
pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa;

9
4) hak dan kewajiban yang setara, memuat hak pengguna jasa untuk
memperoleh hasil jasa konstruksi dan kewajibannya untuk memenuhi
ketentuan yang diperjanjikan, serta hak penyedia jasa untuk memperoleh
informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya melaksanakan layanan jasa
konstruksi;
5) penggunaan tenaga kerja konstruksi, memuat kewajiban mempekerjakan
tenaga kerja konstruksi bersertifikat;
6) cara pembayaran, memuat ketentuan tentang kewajiban pengguna jasa
dalam melakukan pembayaran hasil layanan jasa konstruksi, termasuk di
dalamnya jaminan atas pembayaran;
7) wanprestasi, memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah
satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan;
8) penyelesaian perselisihan, memuat ketentuan tentang tata cara
penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan;
9) pemutusan kontrak kerja konstruksi, memuat ketentuan tentang
pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat
dipenuhinya kewajiban salah satu pihak;
10) keadaan memaksa, memuat ketentuan tentang kejadian yang timbul
di luar kemauan dan kemampuan para pihak yang menimbulkan kerugian
bagi salah satu pihak;
11) kegagalan bangunan, memuat ketentuan tentang kewajiban
penyedia jasa dan/atau pengguna jasa atas kegagalan bangunan dan jangka
waktu pertanggungjawaban kegagalan bangunan;
12) pelindungan pekerja, memuat ketentuan tentang kewajiban para
pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan
sosial;
13) pelindungan terhadap pihak ketiga selain para pihak dan pekerja,
memuat kewajiban para pihak dalam hal terjadi suatu peristiwa yang
menimbulkan kerugian atau menyebabkan kecelakaan dan/atau kematian;
14) aspek lingkungan, memuat kewajiban para pihak dalam
pemenuhan ketentuan tentang lingkungan;

10
15) jaminan atas risiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada
pihak lain dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau akibat dari
kegagalan bangunan; dan
16) pilihan penyelesaian sengketa konstruksi.
Ketentuan kontrak kerja konstruksi juga diatur dalam pasal 48 yang
menyatakan bahwa.
a) Kontrak kerja konstruksi untuk layanan jasa perencanaan harus memuat
ketentuan kekayaaan intelektual.
b) Untuk kegiatan pelaksanaan layanan konstruksi memuat ketentuan
tentang sub penyedia jasa dan pemasok bahan sesuai standaar yang berlaku.
c) Kegiatan yang dilakukan dengan pihak asing harus memuat kewajiban
alih teknologi.
Pada pasal 50 UU No.2 Tahun 2017 juga mengatur mengenai ketentuan
dalam kontrak yaitu.
a) Kontrak kerja konstruksi dibuat dalam bahasa indonesia.
b) Dalam hal kontrak kerja konstruksi dilakukan dengan pihak asing harus
dibuat dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris.
c) Dalam hal terjadi perselisihan dengan pihak asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) digunakan kontrak kerja konstruksi dalam bahasa indonesia.

3. Unsur-Unsur Kontrak Kerja Konstruksi


Kontrak kerja konstruksi menimbulkan ikatan hukum anatara para pihak
yang terlibat dalam perjanjian. Ikatan hukum tersebut menimbulkan hak dan
keajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang terlibat dalam perjanjian.
Pada sebuah kontrak pasti terdapat unsur-unsur penytusun kontrak yang
harus ada, berikut merupakan unsur-unsur yang harus ada dalam kontrak
kerja konstruksi adalah berikut.

a. Adanya subjek, yaitu pengguna jasa dan penyedia jasa.


b. Adanya objek, yaitu konstruksi yang berhubungan dengan konstruksi
bangunan dan perwujudan fisik lainnya.
c. Adanya dokumen yang mengatur hubungan antara pengguna jasa dan
penyedia jasa, yaitu Kontrak Kerja Konstruksi keseluruhan dokumen yang

11
mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi sesuai pasal 47 UU No.2/2017.

4. Jenis-Jenis Kontrak Kerja Konstruksi


a. Jenis Kontrak Kerja Konstruksi Menurut Peraturan Pemerintah dan
Presiden
a) Peraturan Pemerintah No. 29/2000
b) Peraturan Presiden No. 54/2010
b. Jenis Kontrak Kerja Konstruksi Ditinjau dari Empat Aspek
1. Aspek Perhitungan Biaya
a. Kontrak Lump Sum (Fixed Lump Sump Price Contract)
Dalam kontrak ini, pengguna jasa dan penyedia jasa sepakat pada
suatu jumlah pasti yang harus dibayar oleh pengguna jasa kepada
penyedia jasa untuk pelaksanaan seluruh pekerjaan.
b. Kontrak Harga Satuan (Fixed Unit Price Contract)
Dalam kontrak ini, volume pekerjaan merupakan perkiraan dan akan
diukur ulang untuk menentukan volume pekerjaan yang benar-benar
dilaksanakan (dan nilai kontraknya).
c. Kontrak Gabungan
Dalam kontrak ini, ada sebaian pekerjaan dinyatakan lump sum dan
sebagian lainnya dinyatakan dalam harga satuan tetap.
2. Aspek Perhitungan Jasa
a. Biaya Tanpa Jasa (Cost Without Fee)
Suatu bentuk kontrak yang hanya dibayar sebesar biaya pekerjaan
yang dilaksanakan tanpa mendapatkan imbalan jasa.
b. Biaya yang Diganti Kemudian, Tak ada Jasa (Cost Reimbursable, no
fee)
Suatu bentuk kontrak yang penyedia jasa hanya memperoleh
penggantian atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan.
c. Biaya Ditambah Jasa Secara Proporsional (Cost Plus Fee)
Suatu bentuk kontrak yang penyedia jasa dibayar seluruh biaya untuk
melaksanakan pekerjaan, ditambah jasa yang biasanya dalam bentuk
prosentasi dari biaya (misalnya 10%).

12
d. Biaya Ditambah Jasa Pasti (Cost Plus Fixed Fee)
Suatu bentuk kontrak yang sejak awal imbalan bagi penyedia jasa
sudah ditetapkan secara pasti dan tetap tidak berubah.
3. Aspek Cara Pembayaran
a. Pembayaran Bulanan (Monthly Payment)
Cara pembayaran dilakukan sehubungan dengan pengukuran hasil
pekerjaan secara berkala yang umumnya dilakukan secara bulanan
pada tiap akhir bulan.
b. Pembayaran Atas Prestasi (Stage Payment)
Pembayaran kepada penyedia jasa dilakukan atas dasar
prestasi/kemajuan pekerjaan yang telah dicapai. Kemajuan pekerjaan
yang dijadikan dasar pembayaran ditentukan dalam kontrak.
c. Pembayaran Angsuran/Termin
Pembayaran dilakukan secara objektif dan direncanakan untuk
meningkatkan ketepatan pelaksanaan.
d. Pra Pendanaan Penuh dari Penyedia Jasa (Contractor’s Full
Prefinanced)
Pembayaran yang penyedia jasanya harus mendanai dahulu seluruh
pekerjaan sesuai kontrak.
4. Aspek Pembagian Tugas
a. Kontrak Biasa/Konvensional
Pembagian tugas dengan cara pengguna jasa menugaskan penyedia
jasa untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
b. Kontrak Spesialis
Para sub penyedia jasa yang dipekerjakan oleh penyedia jasa utama.
c. Kontrak Rancang Bangun (Design Construct/Build)
Suatu penyedia jasa bertugas untuk membuat suatu perencanaan
lengkap suatu proyek dan sekaligus melaksanakannya dalam satu
kontrak kerja konstruksi.
d. Kontrak BOT (Build, Operate, and Transfer)
Suatu kontrak kerja sama antara pemilik tanah/lahan dan investor
yang akan menjadikan lahan tersebut menjadi suatu fasilitas. Dimulai

13
dari investor membangun fasilitas seperti dikehendaki pemilik
lahan/tanah (Build). Kemudian, investor diberi hak untuk mengelola
dan memungut hasil dari fasilitas tersebut selama kurun waktu tertentu
(Operate). Setelah masa pengoperasian/konsesi selesai, fasilitas tadi
dikembalikan kepada pengguna jasa (Transfer)
e. Swakelola (Force Account)
Bukan merupakan suatu bentuk kontrak, melainkan melaksanakan
suatu pekerjaan dengan mempekerjakan sekumpulan orang-orang di
dalam instansi itu sendiri.
f. Kontrak BOT (Build, Operate, and Transfer)
Suatu kontrak kerja sama antara pemilik tanah/lahan dan investor
yang akan menjadikan lahan tersebut menjadi suatu fasilitas. Dimulai
dari investor membangun fasilitas seperti dikehendaki pemilik
lahan/tanah (Build). Kemudian, investor diberi hak untuk mengelola
dan memungut hasil dari fasilitas tersebut selama kurun waktu tertentu
(Operate). Setelah masa pengoperasian/konsesi selesai, fasilitas tadi
dikembalikan kepada pengguna jasa (Transfer)
g. Swakelola (Force Account)
Bukan merupakan suatu bentuk kontrak, melainkan melaksanakan
suatu pekerjaan dengan mempekerjakan sekumpulan orang-orang di
dalam instansi itu sendiri.
5. Prinsip dan Lingkup Hukum Kontrak Konstruksi
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dalam pasal
46 ayat (1) mengatur sebagai berikut: “Kontrak kerja konstruksi adalah
keseluruhan dokumen kontrak yang mengatur hubungan hukum antara
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi.”
Kontrak kerja konstruksi berada dalam lingkup hukum sejak mulai proses
awal terjadinya kontrak tersebut, yakni sejak proses pengadaan yang
terkait dengan pengadaan barang dan jasa. Bidang hukum yang terkait
dengan pengadaan barang dan jasa adalah berikut.
1) Hubungan antara penyedia jasa dan pengguna jasa pada proses
persiapan sampai dengan proses penerbitan surat penetapan penyedia

14
jasa konstruksi diatur menurut Hukum Administrasi Negara
(HAN)/Hukum Tata Usaha Negara.
2) Hubungan antara penyedia jasa dan pengguna jasa sejak
penandatanganan kontrak sampai dengan berakhirnya kontrak kerja
konstruksi diatur menurut hukum perdata.
3) Hubungan antara penyedia jasa dan pengguna jasa sejak proses
pengadaan sampai dengan selesainya kontrak konstruksi hukum pidana.

E. ORGANISASI PROFESI DI BIDANG TEKNIK SIPIL


1. Pengertian Organisasi Profesi
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya para praktisi
yang melabelkan diri mereka sebagai profesional dibidang tertentu dan
bergabung Bersama dengan tujuan melaksanakan fungsi sosial yang tidak
dapat dilaksanakan secara individu. Menurut Merton, organisasi profesi
ialah organisasi yang terdiri dari praktisi atau orang yang mempunyai
kompetensi profesional dan memiliki ikatan Bersama untuk menjalankan
fungsi sosial. Organisasi profesi memiliki dua tujuan utama yaitu, menjadi
kekuatan hukum yang melindungi Masyarakat dari anggota profesi yang
tidak memenuhi standar dalam bidang profesi yang dijalani dan menjadi
kendaraan bagi anggotanya dalam menghadapi tantangan perubahan-
perubahan profesi sesuai dengan perubahan sosial. Organisasi profesi
diperlukan sebagai wadah pelatihan bagi anggota organisasi profesi dan
untuk mengontrol etika dan perilaku anggota organisasi. Sebuah profesi
memiliki tujuan memenuhi standar profesionalisme sesuai dengan
bidangnya agar dapat mencapai tingkat kinerja yang tinggi dalam melayani
kepentingan publik. Pada profesi terdapat empat kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut.

a. Kredibilitas
Kredibilitas merupakan tingkat kepercayaan yang dimiliki oleh
seseorang dalam pandangan orang lain. Kredibilitas menunjukkan
sejauh mana seseorang dianggap dapat dipercaya oleh orang lain.
b. Profesionalisme

15
Profesionalisme merupakan komitmen seorang dengan label profesi
untuk mewujudkan dan meningkatkan kemampuannya sesuai dengan
aturan dan etika yang berlaku.
c. Kualitas Jasa
Kualitas jasa ialah tingkat keunggulan dalam pengendalian pemenuhan
tingkat kepuasan klien.
d. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan keyakinan akan perilaku seseorang seperti
yang diharapkan.
2. Ciri-Ciri Organisasi Profesi

Organisasi profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Hanya ada satu profesi dalam organisasi


Artinya dalam organisasi profesi tersebut hanya beranggotakan orang
dengan satu profesi yang saja dalam artian telah menyelesaikan
Pendidikan profesi dengan dasar-dasar keilmuan yang sama.
b. Ikatan utama para anggota adalah kebanggaan dan kehormatan
Para anggota suatu organisasi profesi terikat satu sama lain dengan
rasa bangga dan hormat terhadap profesi yang digelutinya.
c. Tujuan utama adalah menjaga martabat dan kehormatan profesi.
Adanya organisasi profesi bertujuan sebagai wadah dan kendaraan
para anggotanya dalam menghadapi tantangan perubahan-perubahan
profesi sesuai dengan perubahan sosial dan sebagai pengontrol etika
dan perilaku anggota organisasi agar martabat dan kehormatan profesi
tidak tercoreng.
d. Kedudukan dan hubungan antar anggota bersifat persaudaraan
Pada organisasi profesi hubungan anatar anggota bersifat
persaudaraan, maksudnya di dalam organisasi anggota satu dengan
anggota lain saling bantu-membantu dalam mengatasi suatu
permasalahan.
e. Memiliki sifat kepemimpinan kolektif

16
Artinya dalam penyelsaian masalah di dalam organisasi melibatkan
semua anggota untuk mencapai mufakat, tidak hanya berpaku kepada
satu pemimpin.
f. Mekanisme pengambilan keputusan atas dasar kesepakatan
Penyelesaian masalah dan pengambilaqn keputusan dilaksanakan
dengan musyawarah artinya semua anggota organisasi terlibat dalam
penyelesaian masalah dimana hasil akhirnya adalah mufakat.
3. Tujuan Organisasi Profesi
Tujuan organisasi profesi anatar lain sebagai berrikut.
a. Meningkatkan dan mengembangkan karir anggota, hal tersebut
merupakan salah satu upaya pengembangan karir anggota dalam
organisasi sesuai dengan bidang pekerjaannya.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anggota agar terwujud
kompetensi yang handal sesuai dengan bidang anggotanya.
c. Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggota
sebagai upaya menempatkan anggota suatu profesisesuai dengan
kemampuan.
d. Meningkatkan dan mengembangkan martabat anggota supaya
anggotanya terhindar dari perlakuan tidak manusiawi.
e. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan lahir batin anggota
organisasi.
4. Manfaat Organisasi Profesi

Organisasi profesi merupakan organisasi yang memberikan banyak


manfaat bagi anggotanya. Berikut merupakan manfaat adanya organisasi
profesi.

a. Mengembangkan dan memajukan profesi


b. Memberikan kesempatan kepada semua anggota organisasi profesi
untuk berkarya dan berperan aktif dalam mengembangkan dan
memajukan profesi.
c. Mengontrol dan memperluas bidang gerak profesi

17
d. Menjalin interaksi dengan profesional dari berbagai negara karena
dengan adanya organisasi profesi maka tingkat kesempatan untuk
berinteraksi dengan para profesional lain terbuka lebar.
5. Organisasi Profesi Dalam Bidang Teknik Sipil

Pada profesi Teknik sipil terdapat beberapa organisasi profesi yang


memiliki peran penting dalam mengembangkan dan mengatur jalannya
praktik profesi serta mempromosikan kepentingan insinyur sipil. Berikut
merupakan beberapa organisasi profesi terkemuka dalam bidang Teknik
sipil.

a. Ikatan Ahli Teknik Sipil Indonesia (IATSI)


IATSI merupakan sebuah organisasi profesi Teknik sipil di Indoensia.
IATSI berperan penting dalam mengatur jalannya praktik Teknik sipil di
Indonesia, serta sebagai penyedia sumber daya dan pelatihan mengenai
bidang Teknik sipil terhadap anggotanya.
b. American Society of Civil Engineers (ASCE)
ASCE merupakan organisasi Teknik sipil terkemuka di Amerika
Serikat. ASCE mengembangkan standar teknis, menerbitkan jurnal dan
mempromosikan kepentingan insinyur sipil. Organisasi ini memiliki
misi untuk memeberikan nilai penting bagi anggota dan mitranya,
memajukan Teknik sipil dan melayani kepentingan public. ASCE juga
memfasilitasi peningkatan profesionalisme profesi Teknik sipil.
c. Institution of Civil Enggineers (ICE)
ICE adalah sebuah organisasi profesi Teknik sipil yang berbasis di
Inggris. ICE memiliki tujuan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan
praktik di bidang Teknik sipil serta berkomitmen untuk meningkatkan
standar etika dan keselamaatan dalam industry konstruksi. Selain itu,
organisasi ini mengatur standar profesional dan memberikan akreditasi
pada program Pendidikan Teknik sipil.
d. Canadian Society for Civil Engineering (CSCE):
CSCE adalah organisasi profesi teknik sipil di Kanada. Organisasi ini
meiliki komitmen untuk memajukan, mengembangkan dan
mempromosikan Teknik sipil. CSCE memfasilitasi pertukaran

18
pengetahuan, mendukung penelitian dan mempromosikan praktik
berkelanjutan dalam bidang ini.
e. Institution of Structural Engineers (IStructE):
Organisasi ini berfokus khusus pada teknik struktural dalam teknik sipil
yaitu pada perencanaan dan desain struktur bangunan, seperti gedung
dan jembatan. Selain itu, organisasi ini juga mengatur praktik teknik
struktural dan memberikan sertifikasi kepada insinyur struktural.
f. American Concrete Institute (ACI):
ACI merupakan organisasi yang memiliki fokus pada teknologi dan
praktik beton dalam teknik sipil. Selain itu, mereka juga
mengembangkan standar dan pedoman terkait dengan beton. ACI
menjadi sumber informasi dan referensi bagi para profesional dlam
bidang ini.
g. National Society of Professional Engineers (NSPE):
NSPE ialah organisasi profesi di Amerika Serikat yang mewakili semua
disiplin teknik, termasuk teknik sipil. Organisasi ini bertujuan untuk
memajukan praktik insinyur sipil yang etsi dan berkualitas serta
melindungi hak-hak insinyur. NSPE mempromosikan standar etika
profesional dan tanggung jawab bagi insinyur.
h. Fédération Internationale du Béton (FIB):
Organisasi internasional ini fokus pada ilmu beton dan struktur beton.
FIB berperan dalam pengembangan standar internasional terkait dengan
beton dan struktur berbasis beton.
i. Construction Industry Institute (CII):
CII merupakan organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas di industri konstruksi. CII juga memiliki
komitmen untuk mengurangoi pemborosan dan biaya tambahan dalam
proyek konstruksi.
j. Institute of Civil Engineering Surveyors (ICES):
ICES berfokus pada survei dalam konteks teknik sipil dan konstruksi.
Organisasi ini mengatur praktik survei dan meningkatkan keahlian
dalam bidang survei.

19
Organisasi profesi Teknik sipil di atas adalah kunci dalam pengembangan
ilmu Teknik sipil, mengatur praktik profesi dan memberikan dukungan
pada insinyur sipil. Selain itu, dengan adanya organisasi profesi di bidang
Teknik sipil, para praktisi sipil dapat bekerja efektif dan dapat
meningkatkan kompetensi mereka sesuai standar tertinggi.

F. KODE ETIK DI ORGANISASI PROFESI TEKNIK SIPIL


1. Pengertian Kode Etik Profesi
Kode etik merupakan tatanan etika yang disepakati oleh suatu kelompok
Masyarakat tertentu. Kode etik dapat diartikan sebagai pola aturan, tata
cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Secara sederhana, kode etik ialah aturan yang digunakan sebagai pedoman
berperilaku. Kode etik termasuk ke dalam norma sosial namun ada pula
yang kode etik yang termasuk ke dalam norma hukum, yaitu kode etik
yang memiliki sanksi berat.
Kode etik profesi merupakan aturan atau pedoman yang digunakan
untuk mengatur perilaku dan tindakan pelau profesi. Menurut Berten K.
(1994), kode etik profesi merupakan norma yang telah ditetapkan oleh
kelompok profesi dan untuk mengarahkan atau memberikan petunjuk
kepada anggotanya bagaiman harus berbuat dan kode etik menjamin
kualitas moral profesi dimasyarakat. Pada prinsipnya, kode etik profesi
yaitu pedoman yang mengatur perilaku suatu profesi agar terwujud etika
moral yang hakiki. Kode etik profesi merupakan bagian dari etika profesi.
Kode etik profesi lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-
norma ke bentuk yang lebih sempurna, artinya adalah kode etik profesi
lebih memerinci mengenai perbuatan yang salah dan benar dan hal yang
tidak boleh dilakukan oleh profesional.
Kode etik profesi Teknik sipil dapat diartikan sebagai tatanan etika atau
aturan yang mengatur mengenai perilaku dan tindakan yang boleh dan
tidak boleh dilakukan oleh seorang insinyur sipil. Pada bidang Teknik sipil
seorang insinyur sipil harus mampu mempertanggungjawabkan semua
tindakan atau perbuatan yang diilakukannya. Oleh karena itu seorang

20
insinyur sipil harus memperhatikan kode etik yang berlaku. Hal tersebut
dikarenakan kode etik sangat mempengaruhi keberlangsungan profesi
Teknik sipil seorang insinyur sipil. Kode etik profesi Teknik sipil di
Indonesia berpaku pada kode etik insinyur dari Persatuan Insinyur
Indonesia.
2. Tujuan Dan Fungsi Kode Etik Profesi
Kode etik dibuat pasti memiliki tujuan. Berikut merupakan tujuan
kode etik profesi pada bidang Teknik sipil.
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat
h. Menentukan batu standar profesi
Kode etik profesi memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Memeberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
b. Sebagai sarana control sosial bagi Masyarakat atas profesi yang
bersangkutan
c. Mencegahcampur tangan pihak diluar organisasi profesi mengenai
hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
3. Prinsip Kode Etik Profesi Teknik Sipil
Kode etik profesi Teknik sipil di Indonesi mengacu pada kode etik
insinyur dari Persatuan Insinyur Indonesia. Pada kode etik terdapat prinsip-
prinsip mengenai kode etik pada profesi Teknik sipil. Prinsip dasar kode etik
profesi berdasarkan kode etik insinyur dari PII ada catur karsa, yaitu
mengutamakan keluhuran budi, menggunakan pengethauan dan
kemampuannya untuk kesejahteraan umat manusia, bekerja secara sungguh-
sungguh untuk kepentingan Masyarakat sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya dan meningkatkan kompetensi serta martabat berdasarkan keahlian

21
profesi insinyur. Namun, pada dasarnya terdapat beberapa prinsip utama
dalam kode etik profesi Teknik sipil yaitu sebagai berikut.
a. Keselamatan dan kesejahteraan Masyarakat
b. Tanggung jawab lingkungan
c. Integritas dan kejujuran
d. Kualitas dan profesionalisme
e. Kerja sama tim dan klien
f. Kerahsiaan
g. Kepatuhan pada hukum dan aturan
h. Tanggung jawab sosial
i. Kepatuhan terhadap kode etik
4. Macam-Macam Kode Etik Dalam Organisasi Profesi Teknik Sipil
Kode etik meruapakan hal yang penting katrena berkaitan dengan
etika dalam menjalankan pekerjaan. Etika menentukan kesuksesan dan
keberlangsungan profesi seorang insinyur sipil. Hal ini dikarena etika
mendorong keberhasilan komunikasi. Selain itu, kode etik merupakan aturan
atau pedoman bertingkah laku dalam pelaksanaan pekerjaan. Kode etik dalam
organisasi profesi Teknik sipil bervariasi tergantung pada organisasi atau
asosiasi profesi yang bersangkutan. Namun, secara umum terdapat kode etik
yang biasa diterapkan dalam organisasi profesi Teknik sipil yaitu sebagai
berikut.
a. Kode etik keselamatan Masyarakat dan lingkungan
Kode etik ini berfokus terhadap keselamatan Masyarakat dan perlindungan
lingkungan dalam aspek konstruksi.
b. Kode etik integritas profesional
Berfokus terhadap prinsip-prinsip integritas, kejujuran dan kehormatan
dalam praktik teknik sipil terutama dalam organissi profesi teknik sipil.
c. Kode etik privasi dan kerahasiaan
Kode etik yang menekankan pada penjagaan kerahasiaan informasi
terutama dalam hal data dan informasi proyek. Kode etik ini
mengharuskan anggota menjaga kerahasiaan informasi yang mereka akses
di oragnisasi.

22
d. Kode etik kompetensi dan pengembangan profesional
Menenkankan pentingnya kompetensi dan pengembangan profesional
berkelanjutran sepanjang karir.
e. Kode etik konsekuensi pelanggaran
Kode etik ini memuat sanksi atau konskuensi bagi anggota yang
melanggar prinsip kode etik.
f.Kode etik kepatuhan hukum
Kode etik yang menekankan bahwa anggota organisasi profesi harus
mematuhi hukum dan regulasi yang berlaku dalam praktik teknik sipil dan
dalam organisasi profesi.
g. Kode etik kebebasan dari konflik kepentingan
Kode etik ini mengatur anggotanya untuk menghindari konflik
kepentingan yang dapat mempengaruhi objektivitas dalam pengambilan
keputusan profesional.

Macam-macam kode etik diatas bertujuan memastikan bahwa anggota organisasi


profesi teknik sipil menjlankan pekerjaan mereka dengan integritas, keahlian dan
tanggung jawab sehingga dapat dipercaya di lingkungan Masyarakat.

G. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK DAN KOSNEP ETIKA


KOMUNIKASI
1. Etika Dalam Struktur Organisasi Proyek

23
Etika merupakan unsur yang sangat penting dalam keberhasilan suatu
proyek, bisa dikatakan bahwa etika adalah salah satu faktor penentu
keberhasilan proyek. Etika juga terdapat di dalam struktur organisasi proyek.
Etika dalam struktur organisasi proyek mengacu pada prinsip moral dan nilai
yang harus diikuti oleh semua anggota tim proyek demi menjaga integritas,
transparansi,dan tanggung jawab dalam menjalankan proyek. Berikut
beberapa konsep etika yang penting dalam struktur organisasi proyek.
a. Kepemimpinan Etis
Manajer proyek dan pemimpin tim harus mempraktikkan integritas,
kejujuran, dan transparansi dalam pengambilan keputusan dan
interaksi mereka dengan anggota tim dan pemangku kepentingan
proyek. Hal ini dikarenakan mereka dijadikan sebagai acuan atau
contoh oleh anggota proyek yang lain.
b. Keterbukaan dan Transparansi
Semua informasi yang relevan mengenai proyek harus diungkapkan
secara jujur sesui dengan keadaan di lapangan kepada semua pihak
yang terlibat dalam proyek.
c. Pengelolaan Konflik dengan Bijak
Konflik di dalam proyek harus diatasi dengan etika serta
mengutamakan solusi yang adil dan tidak merugikan pihak manapun.
d. Penggunaan Sumber Daya yang Bertanggung Jawab
Harus adanya manajemen tentang sumber daya proyek agar
pemborosan sumber daya dapat dihindari.
e. Perlindungan Lingkungan dan Masyarakat
Etika proyek mencakup tanggung jawab terhadap keberlanjutan dan
kesejahteraan masyarakat setempat dan lingkungan, oleh karena itu
prlu diperhatikan dampak proyek bagi lingkungan dan Masyarakat.
f. Keamanan dan Privasi Data
Perlunya perlindungan data yang tepat dan kepatuhan terhadap hukum
privasi yang berlaku.
g. Keadilan dalam Peluang dan Penghargaan

24
Pengambilan keputusan terkait promosi, penghargaan, atau peluang
dalam proyek harus didasarkan pada prestasi, kompetensi, dan
kontribusi.
h. Komitmen terhadap Kualitas
Etika proyek mencakup komitmen terhadap kualitas kerja sehingga
produk atau layanan yang dihasilkan harus memenuhi standar yang
telah ditetapkan.
i. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Etika juga mencakup tanggung jawab sosial perusahaan, diaman etika
dapat menentukan kepercayaan terhadap perusahaan yang terlibat
dalam proyek.
2. Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan gabungan dua orang atau lebih yang
melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama-sama dengan
kemampuan dan keahlian masing-masing untuk mencapai tujuan sesuai
dengan kesepakatan. Menurut MC. Farland, organisasi adalah suatu
kelompok manusia tertentu yangmengembangkan usahanya untuk pencapaian
tujuan. Organisasi diperlukan sebagai wadah Suatu pekerjaan yang relatif
sederhana dimungkinkan dapat dikerjakantanpa adanya suatu wadah atau
organisasi, tetapi bila keterlibatan orang-orang yang bekerja semakin banyak
dengan bidang kerja yang berbeda-beda, maka sudah barangtentu diperlukan
suatu organisasi yang mengatur kegiatan satu dengan lainnya secaraterpadu.
Dengan organisasi kerja yang baik diharapkan akanmemberi hasil
denganefisiensi yang tinggi dan tepat waktu. Oleh karena itu pembentukan
organisasi sangatdiperlukan dalam pekerjaan teknik sipil. Wallace
mengidentifikasi empat sebab utama terjadinya revolusi dalam organisasi :
a. Revolosi teknologi (kompleksitas dan variasi produk, material baru
dan prosesnya)
b. Kompetisi yang tinggi dan keuntungan yang makin tipis (pasar yang
jenuh,inflasi gaji dan biaya material, efisiensi produk
c. Tingginya biaya pemasaran (marketing)

25
d. Permintaan pelanggan yang tidak dapat diprediksikan (akibat dari
peningkatan pendapatan, pilihan yang beragam, pergantian selera)
3. Fungsi Organisasi
Berikut merupakan fungsi organisasi yaitu.
1) Alat pembagi tugas antara masing-masing yang terlibat dalam
kegiatan.
2) Koordinir masing-masing unit kegiatan agar dapat berjalan dengan
lancar.
3) Penempatan tenaga ahli sesuai dengan spesialisasi.
4) Pengawasan pimpinan terhadap bawahan dapat dilakukan dengan
mudah.
Kerzner (2001) mengatakan bahwa dari definisinya, organisasi dapat
menjelaskan:
a) Otoritas : kekuatan yang diberikan kepada individu (tergantung
posisinya) dandengan kekuatan tersebut dapat membuat keputusan
yang final yang harusdipatuhi oleh yang lain.
b) Tanggung jawab : kewajiban individu sebagaimana diatur dalam
organisasi untuk mengerjakan tugasnya secara efektif.
c) Akuntabilitas : keadaan dimana pekerjaan yang ditugaskan telah
terselesaikan dan dipertanggungjawabkan. Akuntabilitas diperoleh
dari otoritas dan tanggung jawab.
5. Pemilihan Struktur Organisasi
Setelah rencana proyek, tahap selanjutnya adalah menyeleksi struktur
organisasi proyek, yang akan menjelaskan tentang tanggung jawab personel
proyek seperti, spesialisasi fungsi, perkiraan departemen, standar batasan
manajemen,hubungan operasional dan persyaratan produk. Pada pemilihan
struktur proyek, tim harus benar-benar memahami perilaku dari pekerjaan
yang harus dikerjakan dan persyaratannya. Besar kecilnya struktur didasarkan
pada efektifitas informasi dan proses keputusan
Badirun 1995 menyatakan bahwa organisasi secara tradisional
setidaknya menggambarkan adanya aliran informasi, pengambilan keputusan,
birokrasi, sosial dan struktur sistim. Pengambilan keputusan berkaitan dengan

26
penanganan kebijakan dan arahan umum dari seluruh proyek. Birokrasi
konsen terhadap proses ketertiban administrasi. Proses birokrasi sering tidak
berhubungan pencapaian tujuan proyek dan justru mengakibatkan
bertambahnya waktu penyelesaian proyek. Bentuk organisasi sangat
tergantung kepada beberapa hal misalnya kultur perusahaan, besar kecilnya
kegiatan dan spesifikasi proyek.
6. Bentuk Organisasi
a. Organisasi Tradisional
Karakteristik positif dari bentuk tradisional (Badiru, 1995) antara
lain: Ketersediaan personel yang luas, Identifikasi staf teknis,
Pengelompokan spesialis menurut pengetahuannya, kemungkinan
penugasan personel dalam proyek yang berbeda, hirarki supervisi yang
jelas, kontinuitas dan konsistensi fungsi pendidikan,kontinuitas karier
personel, konsistensi kebijakan departemental, prosedur dan misi.Selain
itu sisi negatif dari bentuk tradisional dijelaskan antara lain; tidak
seorangpun secara langsung bertanggung jawab terhadap total proyek,
tidak terdapat laporan yang jelas terinci dari tingkatan dibawahnya,
koordinasi komplek, group fungsional yangkuat akan dapat mengklaim
otoritas proyek.
Sementara itu menurut Kerzner (2001) menerangkan keunggulan
bentuktradisional sebagai berikut:
a) Lebih mudah menyusun biaya dan dapat difungsikan sebagai
kontrol biaya.
b) Lebih mudah dalam mengontrol masalah keteknikan karena:
1) Spesialis dikelompokkan berdasarkan pengetahuan dan
tanggung jawabnya.
2) Personel dapat digunakan dalam berbagai proyek yang
berbeda
3) Semua proyek akan memperoleh manfaat dari teknologi
yang terbaru.
c) Flexibel dalam penggunaan tenaga kerja.

27
d) Menjamin kontinuitas / disiplin fungsional dari kebijakan,
prosedur, dan tanggung jawab kearah bawah mudah
didefinisikan dan dimengerti.
e) Sangat sesuai dengan aktivitas dengan produksi massal, dengan
sfesifikasi yang tetap.
f) Terjadinya kontrol yang baik, karena setiap orang hanya
mempunyai satu atasan.
g) Komunikasi antara atasan dan bawahan terjaga dengan baik.
h) Kapabilitas reaksi terhadap masalah cukup cepat

Kekurangan dari bentuk tradisional antara lain:

1) Tidak terdapat seorangpun yang secara langsung bertanggung


jawab terhadap total proyek.
2) Koordinasi menjadi komplek, dan dibutuhkan waktu yang lebih
lama untukmemperoleh persetujuan
3) Keputusan umumnya dibuat oleh group fungsional yang lebih
kuat.
4) Tidak terdapat perhatian yang penuh terhadap customer
5) Respon terhadap kebutuhan customer lemah
6) Sangat sulit meletakkan tanggung jawab pada titik tertentu.
7) Kurangnya motivati dan inovasi personil, terutama pada level
bawah.
8) Ide pengembangan akan sangat tergantung kepada hirarki fungsi,
dan sangat lemah terhadap seluruh system proyek.
b. Organisasi Fungsional
Keuntungan bentuk organisasi fungsional (Badiru, 1995) antara lain :
a) Meningkatkan akuntabilitas personel
b) Garis kontrol dapat terlihat dengan jelas
c) Flexibilitas penugasan tenaga kerja
d) Mempererat persaudaraan staf teknis
e) Meningkatkan produktifitas dari personel yang terlatih khusus

Kerugian dari bentuk organisasi fungsional antara lain:

28
1) Dapat membagi perhatian antara tujuan proyek dan fungsi bagian
2) Dapat terjadi konflik antara tujuan proyek dan fungsi regular
3) Lemah koordinasi antar tanggung jawab proyek sejenis
4) Struktur yang berlapi-lapis
5) Ketiadaan konsentrasi/focu
Kelemahan yang banyak dibicarakan adalah kurangnya tanggung
jawab padalapisan bawah organisasi. Hal ini terjadi karena perbedaan
pandangan terhadapfokus aktifitas antara lapisan atas (manajer) dan
lapisan dibawahnya. Manajerterfokus terhadap proyek, sedangkan
pekerja fungsional fokus terhadap pekerjaan.
c. Organisasi Berdasarkan Produk
Pendekatan lain dalam organisasi proyek adalah dengan
menggunakan produkakhir sebagai goal yang juga akan membedakan
struktur personel. Ini biasanyamerupakan bentuk umum atau bentuk
sederhana dari organisasi proyek. Setiap proyekdiset untuk menghasikan
entitas yang berbeda, dan setiap unitnya akan mempunyai bagian teknik
dan administrasi tersendiri. Organisasi produk sering digunakan dalam
proyek yang besar dengan multi produksi. Tidak seperti pada struktur
fungsional, struktur ini mempunyai desentralisasifungsional, yang
didasarkan pada spesialisasi keahlian dalam produk. Keunggulan bentuk
ini adalah bahwa anggota proyek mempunyai dedikasi yang kuat ataudi
kelompokkan dalam tujuan khusus tertentu. Keuntungan struktur produk
antara lain (Badiru, 1995) :
a) Bentuk struktur yang simple.
b) Kesatuan dari tujuan proyek
c) Lokalisasi kegagalan hanya pada unit tertentu
d) Fokus terhadap garis komunikasi
e) Oritas penuh berada pada manajer proyek
f) Lebih cepat mengambil keputusan karena merupakan hak penuh
manajer proyek
d. Struktur Organisasi Matrik

29
Organisasi matrik adalah pilihan populer dalam manajemen
profesional.Organisasi matrik dibentuk dari akuntabilitas dan
reponsibilitas multi manajerterhadap fungsi kegiatan. Hal ini
dimaksudkan mengkombinasi keunggulan daristruktur organisasi
tradisional dan struktur organisasi produk.
Pada struktur organisasi matrik, terdapat dua garis komando yaitu
horisontalyang vertikal. Garis horisontal berkaitan dengan responsilitas
terhadap proyek dangaris pvertikal berkaitan dengan responsibilitas
fungsional. Manajer proyekmempunyai tanggung jawab dan akuntabilitas
terhadap kesuksesan proyek.Manajer proyek mempunyai tanggung jawab
mencapai dan memelihara unjukkerja tenaga teknis dari personel proyek.
Keunggulan dari struktur matrik antara lain (Badiru, 1995):
a) Interaksi team yang baik
b) Konsolidasi terhadap tujuan
c) Arus informasi yang multilateral
d) Mobilitas dalam kemajuan pekerjaan
e) Membuka kesempatan bekerja dalam berbagai variasi pekerjaan
f) Efisiensi penempatan sumber daya
g) Mengurangi biaya karena pembagian penempatan tenaga kerja.
h) Kontinuitas fungsi pasca penyelesaian proyek
i) Stimulasi interaksi dengan tim fungsional lainnya
Kelemahan dari bentuk matrik:
1) Respon matrik terhadap waktu rendah
2) Operasi setiap organisasi proyek independent
3) Potensi konflik yang tinggi dalam penentuan prioritas proyek
4) Masalah dengan banyaknya pimpinan
5) Struktur yang komplek

Berdasarkan kelemahannya tersebut maka struktur matrik harus


direncanakan dengan baik dalam penyusunan rencana proyek. Beberapa
kondisi ideal dimana organisasimatrik sangat cocok digunakan antara lain:

(1) Ketika output primer dari organisasi beragam, komplek dan


kritikal terhadap pemakaian sumber daya.

30
(2) Ketika terdapat desain proyek komplek yang menuntut teknologi
dan inovasitinggi serta keahlian yang beragam.
(3) Ketika teknologi yang direncanakan, dibangun dan diujicoba
bersifat adalahlangka, mahal, dan canggih.
(4) Ketika proyek membutuhkan respon yang cepat dan flexibilitas

Beberapa aturan dasar dalam penggunaan organisasi matrik (Kerzner,


2001) antaralain:

a) Partisipan harus total menyediakan waktunya untuk proyek; guna


memastikanloyalitas yang terfokus pada proyek.
b) Komitmen horisontal harus sama kuatnya dengan komitmen
vertikal.
c) Harus terdapat metode resolusi konflik yang cepat dan efektif.
d) Harus tercipta komunikasi yang baik dengan akses yang bebas
antar manajer.
e) Seluruh manajer harus memberikan input dalam proses
perencanaan.
f) Manajer horisontal dan vertikal harus menegosiasikan ketersediaan
sumberdaya.
g) Harus terdapat ijin resmi untuk mengoperasikan proyek sebagai
entitastersendiri kecuali dalam urusan administrasi.
e. Struktur Organisasi Baru
a. Bubble Organization
b. Market Organization
c. Chronological Organization

31
H. KONSEP KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN ANTARA
LEVEL PROYEK
1. KOMUNIKASI
Komunikasi adalah aktivitas dasar yang dilakukan oleh manusia. Komunikasi
berasal dari Bahasa latin communis yang berarti sama. Secara sederhana
komunikasi merupakan suatu proses interaksi antar indivu dengan tujuan bertukar
informasi. Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi, gagasan atau
pemikiran antar individu atau kelompok dengan menggunakan berbagai cara..
Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan sarana yang dapat digunakan untuk
berhubungan dengan satu sama lain, salah satu caranya adalah dengan
berkomunikasi. Komunikasi yang efektif sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan sarana penghubung antar
manusia.
Komunikasi juga merupakan kunci keberhasilan sebuah proyek. Komunikasi yang
efektif dalam proyek merupakan hal yang sangat penting bahkan menjadi kunci
suksenya sebuah proyek yang akan dibuat. Hal tersebut dikarenakan komunikasi
memberikan pemahaman yang jelas mengenai tujuan, jadwal dan hasil yang akan
dicapai. Pada konteks komunikasi proyek, komunikasi berperan dalam
memastikan informasi yang ada dalam proyek merupakan infornmasi yang tepat
dan relevan agar tidak terjadi kesalahpahaman informasi.
2. KOMUNIKASI ANTARA LEVEL PROYEK
Pada sebuah proyek komunikasi merupakan hal yang penting karena menjadi
penanda keberhasilan sebuah proyek. Komunikasi proyek mencakup komunikasi
anatara tim proyek, manajemen proyek dan pemangku kepentingan proyek.
Konsep komunikasi anatara level proyek mencakup berbagai aspek sebagai
berikut.
a. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertical adalah komunikasi yang terjadi dari satu tingkat
proyek ke tingkat lain yang memiliki kedudukan berbeda. Artinya
komunikasi yang terjadi yaitu komunikasi daeri manajemen tingkat atas ke
tingkat bawah dan sebaliknya. Komunikasi vertical bertujuan
menyampaikan arahan, tujuan dan informasi penting kepada seluruh
organisasi proyek. Komunikasi vertical penting karena memastikan

32
bahgwa informasi yang disampaikan jelas dan efisien untuk menghindari
kesalahpahaman.
b. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal merupakan komunikai yang terjadi antara anggota
tim proyek yang emiliki kedudukan sama. Komunikasi ini mencakup
kolaborasi anatara anggota tim yang memiliki tanggung jawab yang
sebanding didalam proyek. Komunikasi ini bertujuan membantu
pemecahan masalah diantara anggota tim. Komunikasi ini dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi proyek.
c. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi lintas kedudukan dan fungsi
pada organisasi proyek. Komunikasi ini terjadi Ketika anggota tim
ditingkat yang berbeda bekerja sama untuk mencapai tujuan proyek.
Komunikasi ini menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan yang
muncul dalam proyrk karena memungkinkan informasi dan ide mengalir
secara lintas fungsi dan kedudkan pada organisasi proyek.
Komunikasi proyek mencakup komunikasi lisan dan komunikasi tulisan berupa
laporan. Jadi, pada proyek terdapat hubungan komunikasi anatar level proyek
yaitu komunikasi vertical, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal yang
memiliki satu tujuan yaitu mencegah kesalahpahaman inormasi agar proyrk dapat
berjalan lancar dan selesai tepat waktu.
3. Tahap Komunikasi Antara Level Proyek
Pada komunikasi juga terdapat tahap-thap komunikasi, terutama dalam
komunikasi proyek. Pada komunikasi antara level proyek terdapat empat tahap
komunikasi dalam penyampaian informasi. Berikut merupakan tahap komunikasi
level proyek.
a. Perencanaan Komunikasi
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menetukan informasi dari
komunikasi kebutuhan para pemangku kepentingan. Pada tahap ini
pemberi informs harus membuat analissi stakeholder untuk komunikasi
proyek dan juga membantu dalam perencanaan komunikasi.
b. Distribusi informasi

33
Pada proses ini diperlukan cara yang tepat, orang yang tepat, waktu yang
tepat dan format yang tepat untuk meningkatkan distribusi informasi
c. Pelaporan kinerja
Merupakan mekanisme penyampaian informasi terkait hasil kerja yang
sudah dicapai, hal yang harus dilaporkan yaitu laporan status, laporan
kemajuan dan perkiraan.
d. Mengelola stakeholder
Pada tahap ini manajer proyek harus memahami dan bekerja dengan
berbagai pihak yang berkepentingan. Manajer proyek juga harus
merancang suatu solusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Berdasrkan uraian di atas dalam komunikasi antar level proyek terdapat empat
tahap yang harus dilalui yaitu perencanaan komunikasi, distribusi informasi,
pelaporan kinerja dan mengelola stakeholder. Empat tahap diatas menjadi penentu
keberhasilan komunikan antara level proyek.
A. Tanggung Jawab Moral Dalam Komunikasi Proyek
1. Komunikasi Proyek
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi, gagasan atau
pemikiran antar individu atau kelompok dengan menggunakan berbagai
cara. Komunikasi ialah hal yang mendasar dalam kehidupan manusia.
Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan sarana yang dapat
digunakan untuk berhubungan dengan satu sama lain, salah satu caranya
adalah dengan berkomunikasi. Komunikasi yang efektif sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan
sarana penghubung antar manusia.
Berdasarkan sudut pandang manajemen komunikasi proyek,
komunikasi adalah bagian penting untuk mencapai sebuah tujuan.
Komunikasi proyek ialah pertukaran informasi dan pemahaman antara
pihak-pihak yang terlibat dalam proyek, termasuk pemilik proyek,
stakeholders dan subkontraktor. Komunikasi yang efektif dalam proyek
merupakan hal yang sangat penting bahkan menjadi kunci suksenya
sebuah proyek yang akan dibuat. Hal tersebut dikarenakan komunikasi
memberikan pemahaman yang jelas mengenai tujuan, jadwal dan hasil
yang akan dicapai. Komunikasi proyek menjadi penentu tingkat

34
keberhasilan suatu proyek, bahkan menurut Project Management Institude
(2013) tingakt keberhasilan proyek dengan komunikasi yang baik
mencapai 80%. Pelaksanaan komunikasi proyek konstruksi yang kurang
baik dapat menyebabkan kerugian waktu dan biaya di dalam pelaksanaan
proyek karena komunikasi merupakan alat penghubung antara pemilik
proyek dan pelaksana proyek. Selain itu, komunikasi proyek yang baik
dapat membantu mengkoordinasikan tugas anatara tim, subkontraktor dan
pihak yang berkepentingan. Hal ini mencegah terjadinya salah paham,
tumpang tindih pekerjaan dan memastikan bahwa semua pihak berjalan
sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
Komunikasi proyek yang baik memungkinkan tim dalam proyek
untuk menganalisis masalah dan membuat keputusan yang tepat waktu
agar menghindari keterlambatan proyek akibat keputusan yang kurang
tepat dalam mengatasi masalah. Pada komunikasi proyek juga harus
memperhatikan perencanaan dan pemilihan saluran komunikasi yang
tepat. Perencanaan komunikasi melibatkan stakeholders, tujuan
komunikasi dan strategi pengiriman pesan. Pemilihan saluran komunikasi
juga harus diperhatikan agar komunikasi proyek dapat berjalan lancar.
2. Tanggung Jawab Moral dalam Komunikasi Proyek
Pada sebuah proyek hal yang diperlukan agar proyek dapat berjalan
lancar bukan hanya komunikasi proyek saja tetapi juga tanggung jawab
moral. Tanggung jawab moral adalah kemampuan seseorang dalam
bertindak dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan prinsip etika yang
berlaku. Tanggung jawab moral mencakup niat dan motif dibalik sebuah
tindakan yang dilakukan. Tanggung jawab moral dalam komunikasi
proyek merupakan sebuah kewajiban individu untuk berkomunikasi secara
jujur dan menghormati nilai moral yang ada pada aspek komunikasi
proyek. Artinya dalam menjalankan komunikasi dalam proyek harus
dengan itikad yang baik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Tanggung jawab moral dalam komunikasi proyek menciptakan proyek
yang berintegritas, efisien dan dapat memberi manfaat secara maksimal

35
kepada Masyarakat. Tanggung jawab moral dalam komunikasi proyek
mengandung aspek sebagai berikut.
a. Kejujuran dan integritas
Semua pihak yang terlibat dalam proyek harus berkomunikasi
secara jujur dan memiliki integritas. Pihak yang terkait harus
memberikan informasi yang akurat sesuai dengan data dilapangan.
b. Keterbukaan dan transparasi
Transparansi merupakan kunci untuk memastikan bahwa
Masyarakat paham mengenai apa yang terjadi dalam proyek tersebut.
Transparansi mencakup pemberian informasi dan penjelasan mengenai
masalah yang terjadi di dalam proyek.
c. Pengelolaan konflik dengan etika
Tanggung jawab moral mencakup penyelesain masalah yang terjadi
dalam proyek dengan memperhatikan etika dan hak serta kepentingan
pihak yang terlibat.
d. Kepatuhan terhadap peraturan dan standar
Pihak yang terlibat dalam proyek harus mematuhi peraturan dan
standar yang berlaku dalam proyek.
e. Kepedulian terhadap dampak sosial dan lingkungan
Memahami bahwa tindakan dan keputusan yang diambil dalam
proyek dapat memiliki dampak sosial dan sebagai pihak yang terlibat
dalam proyek harus dapat bertanggung jawab untuk menimalkan
dampak negatif yang terjadi.
f. Pengambilan keputusan yang etis
Tanggung jawab moral dalam komunikasi proyek mempengaruhi
pengambilan keputusan karena keputusan yang diambil dalam proyek
harus mempertimbangan etika dan nilai moral yang berlaku.

Tanggung jawab moral dalam komunikasi merupakan hal yang penting


dalam mencapai tujuan proyek yaitu hasil proyek yang sukses. Hal ini
dikarenakan dengan adanya tanggung jawab moral maka komunikasi
proyek yang terjadi dapat membangun kepercayaan antar pihak yang

36
terlibat dalam proyek sehingga keputusan yang diambil ketika mengatasi
suatu permasalahan dalam proyek adil dan tepat.

3. Dampak Negatif Kurangnya Tanggung Jawab Moral


Tanggung jawab moral merupakjan unsur yang pening dalam komunikasi
proyek agar proyek dapat selesai tepat waktu. Oleh karena itu, kureanggnya
tanggung jawab moral dalam komunikasi proyek memiliki dampak serius,
antara lain yaitu.
a. Kerusakan reputasi perusahaan
Nama baik dan reputasi perusahaan akan tercoreng apabila sebuah
proyek tidak selesai sesuai dengan waktu yang telah disepakati diawal.
b. Penundaan proyek dan biaya tambahan
Kurangnya tanggung jawab moral dapat menghambat komunikasi
secara efektif dalam proyek sehingga informasi dan penyelesaian masalah
yang harusnya bisa diatasi menjadi masalah besar dan menghambat
penyelesaian proyek. Penundaan proyek tersebut dapat menyebabkan
kerugian pada perusahaan.
c. Sanksi hukum
Melakukan tinakan tidak sesuai norma dalam komunikasi dapat
berakhir dengan jalur hukum. Pelanggaran etika dalam proyek dapat
menyebabkan gugatan hukum, denda atau sanksi perdata.
d. Konflik dan ketengangan
Pada saat komunikasi dalam proyek tidak dilakukan sesuai etika dan
norma yang berlaku maka dapat menciptakan konflik dan ketengangan
antar pihak yang terlibat dalam proyek sehingga dapat menghambat
kemajuan proyek dan mengganggu hubungan kerja yang profesional.

Oleh karena itu tanggung jawab moral dalam komunikasi proyek sangat penting
karena menjadi salah satu penentu keberhasilan proyek. Etika pada komunikasi
proyek merupakan dasar dalam membangun hubungan pada sebuah proyek.

I. PELANGGARAN ETIKA PROFESI TEKNIK SIPIL DALAM


KOMUNIKASI
1. ETIKA TEKNIK SIPIL

37
Etika merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai bidang khusunya bidang
teknik sipil. Etika berasal dari Bahasa Yunani “Ethos” yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran mengeni tingkah laku manusia yang baik.
Secara sederhana etika merupakan aturan atau norma yang berlaku dan dijadikan
pedoman dalam berperilaku dimasyarakat. Etika juga dapat diartikan sebagaimana
pemahaman mengenai perilaku salah atau benar mengenai suatu tindakan yang
dilakukan.

Pada profesi teknik sipil etika merupakan pedoman dalam bertingkah laku, baik
dalam lingkup kerja maupun pada kehidupan sehari-hari dengan tujuan
meningkatkan kepercayaan Masyarakat. Selain itu, dalam lingkup profesi teknik
sipil etika dijadikan sebagai landasan moral yang memandu perilaku dan
keputusan para insinyur sipil dalam menjalankan tugas mereka. Etika juga
berperan penting dalam komunikasi karena dengan etika kita mengetahui hal yang
boleh dan tidak boleh dilakukan saat berkomunikasi.

2. PENTINGNYA ETIKA PADA TEKNIK SIPIL

Para insinyur sipil harus berlandaskan etika dalam menjalankan pekerjaannya


karena etika menjadi landasan moral yang memandu perilaku dan keputusan para
insinyur sipil dalam menjalankan tuganya. Berikut merupakan pentingnya etika
dalam teknik sipil yaitu.

a. Keselamatan Masyarakat
Insinyur sipil bertanggung jawab terhadap keselamatan Masyarakat
sehingga keputrusan yang mereka buat harus sesuai dengan etik agar tidak
menimbulkan permasalahan dikemudian hari.
b. Perlindungan lingkungan
Etika memerinthakan pemabangunan sipil meminiimalkan dampak negatif
pembangunan bagi lingkungan.
c. Kualitas pekerjaan
Insinyur sipil yang beretika pasti dalam pekerjaannya dia akan
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan proyeknya sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan sehingga pasti kualitas pekerjaanya terjamin.

38
d. Etika merupakan dasar kepercayaan Masyarakat terhadap insinyur sipil.
Kepatuhan insinyur sipil terhadap kode etik profesinya membangun
reputasi yang baik terhadap profesinya.

Berdasarkan pernyataan diatas maka etika merupakan hal yang penting dalam
profesi teknik sipil. Etika menjadi salah satu dasar yang harus dimiliki profesi
teknik sipil agar dapat mencapai kesuksesan yang diinginkan.

3. PELANGGARAN ETIKA PADA KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan hal yang penting dalam menentukan keberhasilan


suatu proyek. Oleh karena hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi harus
diperhatikan,m salah satunya etika dalam komunikasi. Etika dalam
komunikasi merupakan aturan yang mengatur apa saja yang boleh dan tidak
boleh dilakukan Ketika berkomunikasi. Pelanggaran etika dalam komunikasi
terjadi Ketika individua tau organisasi melanggar prinsip moral dan norma
yang mengatur tata cara berkomunikasi dengan orang lain. Beriut merupakan
bebrapa pelanggaran etika dalam komunikasi.

a. Berbohong dan menyembunyikan informasi


Berbohong merupakan pelanggaran etika karena merusak kepercayaan dan
integritas komunikator.
b. Pelanggaran privasi
Mengungkapkan informasi orang lain tanpa izin merupakan pelanggaran
etika serius dan dapat merusak keharmonisan hubungan.
c. Menghina atau melecehkan orang lain
Menggunakan Bahasa kasar pada saat berkomunikasi merupakan
planggaran etika karena menjadikan suasana yang tidak sehat dan merugi.
d. Tidak mempertimbangkan dampak etis
Pada saat berkomunikasi harus mempertimbangkan daftar etis karena jika
tidak maka keputusan yang diambil dapat menghasilkan pelanggaran etika
serius.
e. Tidak memperhatikan dan mendengarkan dengan emapati

39
Tidak mendengharkan dan memberikan perhatian kepadea lawan bicara
merupakan pelanggaran etika karena termasuk tidnakan tidak menghargai
lawan berbicara.,

Pelanggaran etika dalam komunikasi menimbulkan konsekuensi serius yaitu


kerusakan reputasi, kehilangan kepercayaan, sanksi hukum dan kerusakan
hubungan. Oleh kartena iutu dalam berkomunikasi perlu diperhatikan mengenai
prinsip etika komunikasi agar integritas profesi tetap terjaga.

40
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

J. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
profesi teknik sipil komponen yang sangat diperlukan adalah komunikasi
dan etika. Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan salah satu kunci
keberhasilan proyek. Pada komunikasi juga harus dibarnegi dengan etika.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pekerjaan seorang
sarjana teknik pada suatu proyek harus memiliki persyaratan sebagai
seorang profesional yang berkompeten dan dapat dipertanggung jawabkan
secara akademik agar menghasilkan produk yang bermutu khususnya
dibidang infrastruktur sehingga diharapkan melayani kebutuhan
masyarakat dengan sebaik-baiknya. Adanya kode etik yang mengatur
perbuatan seorang insinyur sipil atau sarjana teknik untuk menghindari diri
dari segala bentuk tindakan yang akan merugikan diri sendiri, masyarakat
dan lingkungannya. Sehingga dalam bekerja sebaiknya diawali dengan
niat yang ikhlas dan komitmen moral yang tinggi agar dapat
mengembangkan profesi yang bersangkutan. Penerapan Etika Profesi
memiliki peranan sangat penting dalam dunia teknik sipil khususnya bagi
seorang insinyur sipil atau sarjana teknik. Maka dari itu sangat penting
pendidikan yang mempelajari etika untuk mendukung profesi sebagai
seorang insinyur sipil agar dapat diterapkan di dunia kerja untuk
meminialisir berbagai penyimpangan etika yang terjadi.

K. Saran
Mahasiswa teknik sipil diharapkan mempelajari mengenai komunikasi dan
etika agar karir kedepannya dapat berjalan lancar. Pentingnya dasar etika
yang harus dimiliki oleh seorang teknik sipil agar keberlangsungan atas
bisnisnya mampu berjalan dan berkembang secara berkepanjangan.
Seorang teknik sipil juga perlu adanya memberikan perhatian pada
lingkungan berlangsungnya kontruksi agar didapatkannya timbal balik
secara positif oleh pihak masyarakat luas.

41
42
DAFTAR PUSTAKA
American Society of Civil Engineerd (ASCE). 2019. Code of Ethic of Engineers.
Reston, VA: ASCE.

Armaeni, N.K. (2015). Kajian Etika Dan Profesionalisme Dalam Bisnis


Konstruksi Indonesia. Jurnal PADURAKSA, Vol 3 No 2, Desember 2014.Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewav.

Alexandra, Mihaela, P., dan Danut, DD. 2013. Pengukuran dan Evaluasi Proses
Komunikasi Interal dalam Manajemen Proyek. Sejarah Universitas Oradea, Seri
Ilmu Ekonomi, 22(1).

Badiru, AB. 2008. Model Manajemen Proyek Tripel C: Komunikasi, Kerjasama


dan Koordinasi. CRC Press.

Bakhtiyar, A., Soehardjono, A., dan Hasyim, M.H. 2012. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung di
Kota Lamongan. Jurnal Rekayasa Sipil. Jurrnal Rekayasa Sipil/Volume 6, No. 1
ISSN 1978-5658.

Bayu, Aditya dkk. 2022. Makalah Manajemen Komunikasi Proyek “Executing


Process”. Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Benyamin, A.N.N. & Lanny (2002). Skripsi. Kriteria fresh graduate teknik sipil

dalam memasuki dunia kerja di perusahaan kontraktor kelas A di Surabaya.


Surabaya: Universitas Kristen Petra Surabaya.

Chu, J. and Lo S.C.R..,(1992) : Strain softening behaviour of granular soil in


strain path testing, Journal of Geotechnical Engineering, Vol.118, No. 2, pp 191-
208.

Gibson. James L., Ivancevich,John ., dan Donnelly, James H., Jr. 1985.
Organization : Behavior, Structure, Process. Fith Edition Business Publications,
Inc., Texas.

Hatch, Mary Jo. 1997. Organization Theory: Modern, Symbolic, and Postmodern
Perspectives. Oxford University Press, New York.

43
Harris, C. E., Jr., Pritchard, M. S., & Rabins, M. J. 2018. Engineering Ethics:
Concept and Cases. Boston, MA: Cenage Learning.

Hidayat, R. (2018). Komunikasi Diagonal dan Inovasi dalam Proyek Teknologi


Informasi. Jurnal Manajemen Teknologi Informasi, 6(2), 78-89.

Imam Soeharto, 1995, Manajemen Proyek Konstruksi Dari Konseptual sampai

Operasional. Erlangga, Jakarta.

Institute, P. M. 2013. A Guide to the Project Management Body of Knowledge


(PMBOK Guide). Fifth Edition.

Kurniawan, Rizki Usman. 2010. Pengaruh Komunikasi dan Informasi pada


Pengelolaan Proyek Konstruksi Bangunan Terhadap Waktu Pelaksanaan.
Trenggalek.

Ock, Jong H. dan Han, Seung H. 2003. Lessons Learned from Rigid
ConflictResolution in an Organization : Construction Conflict Case Study.
Journal of Management in Engineering.

Prasetyo, B., dan Nugroho, H. 2020. Analisis Dampak Komunikasi Proyek


Terhadap Efektivitas Manajemen Risiko dalam Proyek Konstruksi. Jurnal
Manajemen Proyek Konstruksi dan Bangunan, 8(1), 23-35.

Rahayu, D. K., & Nugroho, A. (2017). Analisis Pengaruh Komunikasi Horizontal


terhadap Kualitas Pekerjaan dalam Proyek Konstruksi. Jurnal Manajemen
Konstruksi, 3(1), 12-22.

Sutrisno, A. (2018). Manajemen Proyek. Penerbit Andi.

Soemarso, S. R. (2019). Pengaruh Komunikasi Vertikal terhadap Kinerja Proyek


Konstruksi. Jurnal Manajemen Proyek dan Konstruksi, 5(2), 45-56.

Widjaja, A. E. (2020). Komunikasi Efektif dalam Manajemen Proyek. Penerbit


Erlangga.

44

Anda mungkin juga menyukai