Anda di halaman 1dari 13

PROSES UNTUK MENJADI ARSITEK DI

INDONESIA DAN DAPAT BEKERJA SECARA


INTERNASIONAL

Disusun oleh

Kelompok:

1. 052 10 005/ Andriany Eka Yovita

2. 052 10 007 / Anneke Septiana Darmawan

3. 052 10 017/ Dinda Agianiza

4. 052 10 / Syahdina Pertiwi

Dosen :

Ir. Mohammad Ali Topan, MSP

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS TRISAKTI
2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
penulis ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.

Jakarta, Oktober 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
…………………………………………………………………………...................................
.. 2
Daftar Isi
………………………………………………………………………………………………….......
..........3
BAB I Pendahuluan
…………………………………………………………………………………..................
4
BAB II Permasalahan
……………………………………………………………………………………........... 6
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
…………………………………………………………………………...................................
.. 2
Daftar Isi
………………………………………………………………………………………………….......
..........3
BAB I Pendahuluan
…………………………………………………………………………………..................
4
BAB II Permasalahan
……………………………………………………………………………………........... 6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis
dan ekspresif dari manusia-manusia beradab. Hampir semua masyarakat menetap yang memiliki
keteknikan membangun, menghasilkan arsitektur. Arsitektur penting bagi semua kebudayaan—
sebab tanpanya, manusia hanya melahirkan sebuah perjuangan primitif dengan elemen-elemen
yang ada; sementara dengan arsitektur, manusia bukan hanya memiliki pertahanan terhadap
lingkungan alam tapi juga memperoleh keuntungan dari lingkungan manusia, sebuah prasyarat
dan simbol dari perkembangan kelompok-kelompok beradab.

-Encyclopaedia Britannica.

Perhatikan kata "seni" dan "keteknikan" pada uraian mengenai arsitektur a la Encyclopaedia
Britannica di atas. Pembedaan ini, arsitektur sebagai "seni" atau sebagai "ilmu pengetahuan"
(keteknikan), berbicara banyak pada perkembangan pendidikan arsitektur dunia; sejak zaman
renaissance hingga saat ini. Suhartono Susilo almarhum, tokoh pendidikan arsitektur yang sempat
mengajar di Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Parahyangan (Unpar) dan Institut
Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, memandang bahwa "manusia suka memilih sikap
dikotomis dalam memudahkan diri menghadapi dua hal yang membingungkan. Segala yang
membingungkan dikelompokkan dalam dua sisi yang berlawanan". Meski pada akhirnya kerap
ditemukan kompromi dengan mengakui kedua sisi itu—seperti pada uraian tadi: arsitektur adalah
seni dan keteknikan bangunan. Hal ini telah ditegaskan pula oleh Vitruvius dengan term-termnya:
Venustas (keindahan), Firmitas (keteknikan) dan Utilitas (fungsi). Singkat kata, seorang arsitek
tidaklah sekedar ahli bangunan tapi lebih merupakan seorang profesional yang menghayati
pembangunan secara komprehensif. Dengan demikian, bukanlah hal yang ajaib bila kemudian
banyak sekali tuntutan yang perlu dipenuhi seorang calon arsitek untuk dapat menjadi arsitek
profesional.

B. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :


1. Memahami pentahapan menuju profesi arsitek di Indonesia dan mengenal profesi arsitek
dalam percaturan global.
2. Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode
studi pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang bersifat
teoritis yang kemudian data tersebut akan dijadikan dasar atau pedoman. Sumber- sumber yang
dijadikan sebagai studi pustaka diperoleh dari berbagai sumber bacaan. Baik itu buku maupun
situs-situs yang di internet.

D. Landasan Teori

Melihat kompleksitas perancangan dan tanggung jawab berat yang dipikul, jelas bahwa praktek
arsitek tidak dapat dilakukan oleh sembarang ahli. Ahli itu haruslah mempunyai latar belakang
pendidikan arsitektur, pengalaman kerja (makin banyak pengalaman makin tinggi keahliannya)
dan kompetensi profesional. Hal-hal inilah yang harus diakui secara legal-formal melalui UU-
Ars. Pengakuan terhadap profesi arsitek.

E. Sistematika

Sistematika penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :

BAB I : merupakan bagian pendahuluan yang menguraikan latar belakang, tujuan, metode
pengumpulan data, landasan teori dan sistematika penulisan makalah.
BAB II : merupakan bagian permasalahan yang menguraikan kasus/masalah yang menarik untuk
dipecahkan dan ada kemungkinan untuk dibahas.
BAB III : merupakan bagian pembahasan yang menguraikan masalah yang dibahas
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.
BAB IV : merupakan bagian kesimpulan dan saran

BAB II

PERMASALAHAN
BAB III

PEMBAHASAN
BAB IV

PENUTUP
KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan:

Dari penjelasannya di atas dapat kita lihat bahwa memang nantinya setelah kita benar-benar
terjun ke dunia profesi arsitektur hal yang kita hadapi tidak sebatas pada desain saja, namun
terdapat beberapa hal yang mungkin belum terpikirkan oleh kita sekarang ini. Hal-hal mengenai
perlunya arsitek bersikap profeional, kompeten, punya integritas dan tentunya beretika. Karena
arsitek merupakan profesi yang hasil karyanya dinikmati langsung oleh masyarakat, sehingga
arsitek harus dapat menghasilkan yang sebaik mungkin untuk masyarakat dengan segala
profesionalitas yang ia punya. Selain itu kita sebagai arsitek pastinya akan bersinggungan dengan
rekan-rekan kita sesama arsitek lainnya maka untuk dapat menjaga suasana berkompetisi yang
kondusif agar tidak terjadi hal-hal negatif yang ada perlu adanya kesepakatan bersama yang dapat
menyatukan kita sesama arsitek agar dapat berprofesi dengan nyaman di dunia ini.
Saran:

Poin-poin dapat ditinjau bersama sebagai saran praktis sederhana yang bisa disikapi dengan baik
dari perspektif professionalisme arsitektur. Yang pertama adalah dengan mulai aktif membangun
jaringan, baik dengan pihak luar negeri maupun dengan para kolega di daerah-daerah yang
potensial. Kemudian melebarkan jangkauan pasar dengan memperbesar divisi marketing secara
agresif melalui berbagai media potensial agar arsitektur dapat dilihat sebagai bisnis yang terus
berkelanjutan. Teknologi informasi yang hingga saat ini sudah berkembang begitu pesatnya dapat
menjadi alat bantu sebagai sarana marketing, publikasi, komunikasi dll. Untuk itu pemberdayaan
komputer semaksimal mungkin. Menggunakan standar-standar tertentu misalnya dalam
pengerjaan drafting menggunakan software AutoCAD, akan sangat membantu dalam hal
kecepatan kerja dan mengoptimalkan delivery time. Di masa depan kinerja profesionalitas kerja
akan diukur dari kecepatan dan keoptimalan delivery time ini. Poin lain yang tidak kalah
pentingnya adalah dengan mencoba berkonsentrasi pada kekuatan desain yang dimiliki dan
mengenali pangsa pasar yang paling diminati. Demikian, agar para professional setidaknya dapat
lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia profesional internasional.

Saat ini kita sedang menghadapi sesuatu bernama free trade zone. Maka, para arsitek asing akan
membanjiri Indonesia lagi dan lagi, menyusul arus masuk rekan-rekan mereka yang sudah mulai
berkarya di pelosok Nusantara sebelumnya. Karena akan semakin banyak proyek perencanaan
dan konstruksi yang dipercayakan untuk dikerjakan oleh perusahaan internasional. Karena
sentimen-sentimen lokal telah dikalahkan oleh profesionalisme dalam menjadi tolak ukur yang
global. Arsitek Indonesia tentu saja tidak ingin kalah menghadapi dunia profesi internasional
terutama di dalam negeri kita sendiri, untuk itu perlu baik para arsitek senior maupun calon
arsitek yang masih berada di jenjang pendidikan dapat dipersiapkan dengan baik dengan sejak
awal.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Architecture, A Profession for the Future. (www.he.courses-


careers.com/architecture.htm)

Ilmu, Teknologi Dan Seni Dalam Arsitektur


(http://www.gunadarma.ac.id/~jbptgunadarma-gdl)

Kamil. M. Ridwan. “Arus Kapitalisme Global dan Masa Depan Arsitektur


Indonesia” dipublikasikan di website Desain!Arsitektur.
(http://darsitektur.tripod.com/art6.html)

Katoppo, Martin Luqman. Sofian, Tony. “Pendidikan Arsitektur yang


Membebaskan dan Memanusiakan”, dipublikasikan di website Desain!
Arsitektur, (http://darsitektur.tripod.com/art3.html)

Kostof, Spiro. The Architect, Oxford University Press 1977

Membangun Filsafat Arsitektur.


(http://www.unhas.ac.id/~rhiza/mystudents/debbie/arsitek.html )
Tanyadji, Yulianti. “Menera Pendidikan Arsitektur Indonesia : Tuntutan,
Tekanan dan Tergagap-gagap”, dipublikasikan di website Desain!Arsitektur
(http://darsitektur.tripod.com/art5.html)

Website Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) (www.iai.or.id)

Widodo, Johannes. “Pendidikan Arsitektur Indonesia : Masa Transisi”


dipublikasikan di website Desain!Arsitektur,
(http://darsitektur.tripod.com/art4.html)

Anda mungkin juga menyukai