Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REPORT

UNIT PRODUKSI
Dosen Pengampu :

Dra. Marnala Tobing, M.Pd

Arzulia Elfita, S.E, M.M.,

Vita Pujawanti Dhana, S.pd, M.Pd

Di Susun Oleh :

Tarisa Safira L

5203144023

A/20

PENDIDIKAN TATA RIAS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkatnya saya dapat
menyelesaikan critical book report ini. Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam
proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan critical book report ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing. Karena itu saya
berharap semoga critical book ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Saya menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Saya berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Medan, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Tujuan................................................................................................................
C. Manfaat..............................................................................................................
D. Identitas Buku...................................................................................................

BAB II RINGKASAN ISI...........................................................................................

A. Buku Utama.......................................................................................................
B. Buku Pembanding.............................................................................................

BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Kelemahan.........................................................................................................
B. Kelebihan .........................................................................................................

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pentingnya Critical Book Review bagi mahasiswa yang baru belajar tentang mengkritik
buku agar lebih mengerti atau memahami apa isi buku yang dibacanya, dan tidak hanya dibaca
saja dan lupa begitu saja. Tugas ini juga berfungsi untuk mengajarkan mahasiswa bagaimana
caranya berpikir kritis.

B. Tujuan

Alasan dibuatnya Critical Book Review yaitu untuk:


 Penyelesaian tugas Critical Book Review yang membandingkan beberapa buku yang
akan kita baca.
 Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai buku yang akan dikritik.
 Meningkatkan ketelitian dan pemahaman dari buku yang kita kritik dengan cara
meneliti isi buku lalu meringkas pembahasan buku tersebut.
 Menguatkan potensi ataupun keahlian dalam mengkritik isi buku yang kita baca dan
melakukan perbandingan dengan buku yang lainnya.

C. Manfaat

Manfaat dari tugas ini sangat banyak terutama bagi mahasiswa, karena CBR tidak
sembarangan diciptakan. Semuanya pasti mempunyai arti tersendiri, seperti CBR ini.
Manfaatnya tidak bisa kita sebutkan satu persatu , kita hanya akan membahas yang penting saja
yaitu untuk memahami dan mengerti isi buku.

D. Identitas Buku

 Buku utama
1. Judul : prinsip-prinsip perancangan Teknik
2. Pengarang : kenneth S. Hurst
3. Penerbit : Erlangga
4. Kota terbit : Jakarta
5. Tahun terbit : 2006
6. ISBN : 9789790156319
7. Tebal buku : 153 halaman
 Buku Pembanding
1. Judul Buku : Pengantar Perancangan Teknik (Perancangan Produk)
2. Pengarang : H. Darmawan Harsokoesoema
3. Kota Terbit : Bandung
4. Penerbit : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
5. Tahun Terbit: 1999
6. Tebal Buku : 136 halaman
7. ISBN : -
BAB II

RINGKASAN ISI

BUKU UTAMA

Bab I Perancangan Teknik: Pengantar

Defenisi Desain Teknik

Desain teknik adalah seluruh aktifitas untuk membangun dan mendefenisikan solusi bagi
masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan sebelumnya, atau solusi baru bagi berbagai
masalah sebelumnya telah dipecahkan namun dengan cara yang berbeda. Perancang teknik
menggunakan kemampuan intelektual untuk mengaplikasikan pengetahuan ilmiah dan
memastikan agar produknya sesuai dengan kebutuhan pasar serta spesifikasi desain produk yang
disepakati, namun tetap dapat dipabrikasi dengan metode yang optimum. Aktifitas desain
produk dapat dipergunakan dengan tingkat performa yang dapat diterima dan dengan metode
kerja yang terdefenisi dengan jelas.

Untuk meningkatkan pemahaman tentang mengenai desain, sebaiknya kita memperluas


defenisi ini dan menggarisbawahi karakteristik-karakteristik utama desain teknik: - Antar-
disiplin ilmu

 Sangat kompleks
 Iteratif
Secara umum seorang perancang teknik harus mampu menangani hal-hal berikut ini:

 Memberikan solusi desain praktis dengan defenisi ketentuan-ketentuan yang terbatas, dan
pertimbangan banyak faktor.
 Membuat skema-skema desain, analisis, gambar-gambar pabrikasi dan dokumentasi-
dokumentasi dalam skala waktu proyek yang telah ditentukan.
 Menilai ketentuan-ketentuan desain suatu komponen, sistem, perakitan atau instalasi
tertentu, berkonsultasi dengan departemen lain.
 Menghasilkan desain yang dapat merugikan biaya dan meningkatkan kualitas fungsional
produk.
 Melaksanakan studi kelayakan untuk proyek-proyek mendatang.
 Menilai pekerjaan pihak lain.
Proses Desain Produk

Proses desain produk teknik dalam bentuknya yang paling sederhana adalah proses
pemecahan masalah. Tujuan merekomendasi pemakaian suatu proses desain formal adalah untuk
mendukung perancang dengan menyediakan suatu kerangka kerja atau metedologi.

Bab II Identifikasi Masalah


Pendahuluan
Dalam solusi masalah apapun, proses desain dimulai dengan mendeenisikan ketentuan
dan batasan dimana suatu solusi harus didapatkan. Uraian singkat proyek yang disampaikan
kepada tim desain seringkali tidak lengkap. Sehingga, seringkali perlu dilakukan riset dan
pencarian informasi sebelum sebuah Spesifikasi Desain Produk (PDS) yang lengkap dapat
dibuat.
Secara umum, dua tugas yang harus diselesaikan jika kita ingin mendapatkan identifikasi
masalah yang menyeluruh:
 Defenisi bidang masalah
 Perumusan masalah yang sebenarnya.

Bab III Kreativitas

Kreativitas dapat ditingkatkan, tetapi hanya dengan kerja keras dan konsentrasi.
Motivasinnya haruslah untuk sukses dan lingkungan kerja harus diatur sedemikian rupa sehingga
mendorong kreativitas. Menurut Eddison, invensi atau penemuan adalah 95% kerja keras dan 5%
inspirasi.

Sebuah rangkuman mengenai penjelasan-penjelasan ini mendefenisikan proses kreatif


sebagai:

 Persiapan: pengumpulan informasi, perumusan masalah


 Konsentrasi: aplikasi teknik-tekik kreativitas
 Istirahat: periode istirahat mental/inkubasi jauh dari masalah
 Pemahaman: konsep yang merupakan solusi
 Tindak lanjut: generalisasi dan evaluasi

Bab IV Pemilihan Konsep

Terdapat banyak alasan mengapa suatu metode pengambilan keputusan formal harus
digunakan oleh para perancang teknik:
1. Pencarian alternatif-alternatif yang salah dalam tahap desain detail yang menghabiskan
banyak waktu, dapat dihindari.
2. Dengan pengambilan keputusan yang “kasat Mata”, akan menjamin bahwa proses
tersebut dapat diulang kembali.
3. Dapat mengevaluasi proses pemikiran orang lain
4. Perancang dapat memberi alasan atas keputusan-keputusan yang diambil dalam diskusi
dengan para manajer atay klien.
5. Seorang perancang dengan tanpa pengalaman sebelumnya dapat melakukan evaluasi
yang masuk akal atas alternatif konsep-konsep.
6. Proses pemilihan konsep merangsang konsep-konsep baru atau mendorong
pengkombinasian konsep-konsep.

a. Pemeringkatan kriteria

Langkah pertama dalam prosedur pemilihan konsep formal adalah mengatur peringkat
kriteria PDS dari urutan tingkat kepentingan relatifnya. Metode pemeringkatan kriteria meliputi
penyusunan matriks yang diusulkan oleh Pugh, adalah metode yang paling sering digunakan.
Matriks ini dikenal sebagai matriks dominansi biner (binary dominance matrix).

Bab V Perwujudan Desain

Penilaian teknik berjalan paralel dengan proses perwujudan desain. Penilaian teknik
berisi perkiraan biaya dan performa proposal-proposal alternatif dan menyediakan informasi
yang berguna bagi tim desain. Integrasi semua informasi yang tersedia pada tahap perwujudan
desain, serta perkiraan biaya, akan mendukung pengembangan proposal desain yang optimal.

 Ukuran dan kekuatan


Identifikasikan fungsi dan batasan dalam PDS yang akan menentukan keseluruhan ukurandan
kekuatan. Ketentuan dan batasan geometrisyang disebutkan merupakan penentu, seperti
radiussumbu putaran <300mm yang tercantum dalam PDS sistem suspensi kursi harus terwakili
dalam gambar skemannya. Juga faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran dan kekuatan
termasuk berat dan ukuran operator, frekuensi vibrasi maksimum, tingkat faktor keamanan yang
akan dipenuhi.

Kriteria-kiteria utama yang digunakan untuk memilih kombinasi material-material dan


proses-proses adalah:

 Ketersediaan
 Kuantitas yang dibutuhkan
 Kemampuan meredam vibrasi
 Densitas atau berat jenis
 Kekasaran permukaan
 Kemudahan pengerjaan mesin
 Sifat-sifat elektrik
 Biaya
 Toleransi yang dibutuhkan
Bab VI Pemodelan

6.1 pemodelan matematika

Teknik persamaan matematika dan teknik berbasis komputer dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah, tetapi pemodelan masalah dengan persamaan harus mewakili masalah
yang sesungguhnya. Jika tidak, solusi dari persamaan-persamaan tersebut akan salah arah.

Ada empat tahap untuk membuat model matematika yaitu:

1. Gambar tiga sketsa terpisah, sketsa pertama bentuk geometri alat, sketsa kedua gaya-
gaya dan momen-momen, dan sketsa ketiga gaya-gaya dan momen-momen resultan.
2. Nyatakan semua asumsi
3. Kembangkan persamaan-persamaan matematika untuk gaya dan momen resultan
4. Tentukan kriteria kegagalan

6.2 optimisasi

Karakteristik umum masalah desain adalah adanya ketentuan-ketentuan yang aling


bertentangan. Pemilihan desain dengan solusi terbaik akan tergantung pada kejelasan definisi
interaksi variabel-variabel yang mempengaruhi masalah, pernyataan eksplisit mengenai tujuan
desain dan prosedur paling efektif untuk pencarian solusi optimum sesuai dengan tujuan yang
dinyatakan.

Optimisasi adalah proses penentuan variabel-variabel dengan berbagai keterbatasannya


untuk memenuhi kriteria. Kriteria umum yang harus dipenuhi adalah biaya atau berat. Ada tiga
fungsi yang berhubungan dengan optimisasi yaitu fungsi kriteria, persamaan matematika atas
suatu kuantitas yang maksimum atau minimumnya merupakan fungsi parametr-parameter desain.
Batasan fungsional, persamaan hukum-hukum fisika yang terlibat dalam desain yang diusulkan.
Batas regional, persamaan matematika yang mengindikasikan limit parameter-parameter
desain.

Optimisasi dengan pemrograman linear,


Pemrograman linear adalah metoda yang dapat diterapkan dalam optimisasi dimana
fungsi kriteria dan batasannya adalah fungsi linear varibale-variabel. Metode ini merupakan
prosedur perulangan yang melibatkan tahapan sistematis, selangkah demi selangkah, menuju
suatu poligin berikutnya dalam feasibel region hingga diperoleh suatu kondisi optimum.

Optimisasi dengan kalkulus diferensial

Dengan mengasumsikan bahwa fungsi kriteria adalah persamaan diferensial, kalkulus


diferensial dapat digunakan untuk menentukan kondisi optimum. Dengan metode ini, kondisi
optimum ditentukan melalui solusi persamaan secara simultan yang diperoleh dengan
menetapkan turunan fungsi kriteria terhadap setiap parameter sebagai nol. Dalam kasus satu
parameter, ekuivalen dengan menentukan titik dimana kemiringannya adalah nol. Nilia-nilai
maksimum atau minimum dapat dihitung.

6.4 pemodelan dengan skala

Tahap paling sulit dalam proses desain teknik adalah verifikasi kecenderungan kelakuan
desain sebelum komitmen desain detail ditetapkan. Keuntungan pemodelan dengan skala adalah
pengaruh perubahan geometrik dapat dinilai dengan cepat. Pemodelan skala tiga dimensi dapat
digunakan untuk memperoleh berbagai macam informasi yang mungkin dapat diperoleh dengan
sarana sketsa namun akan sangat banyak membutuhkan sketsa atau pabrikasi prototipe berskala
penuh. Manfaat utama dari konstruksi model-model berskala dibanding pabrikasi prototipe, salah
satunya adalah biaya. Faktor penggunaan model-model berskala, dapat dibagi menjadi 3 kategori
besar yaitu faktor teknis, faktor ergonomis dan faktor visual.

6.5 simulasi

Teknik-teknik simulasi umumnya berbasis komputer dan beberapa diantaranya


memungkinkan analisis dinamika. Salah satu tekniknya yaitu analisis elemen finit. Ide dasar
analisis elemen finit adalah merepresentasikan masalah kompleks dengan sesuatu yang lebih
sederhana. Area solusi tersusun dari banyak bagian-bagian kecil yang saling terhubung, yang
disebut elemen-elemen finit. Dalam setiap elemen diasumsikan suatuy solusi pendekatan dan
kondisi kesetimbangan struktur. Metode simulasi dapat diaplikasikan dalam masalah-masalah
struktural, perpindahan panas dan aliran fluida.

6.6 prinsip-prinsip

Prinsip-prinsip pembuatan model, yaitu:

Optimisasi dicari kompromi terbaik antara kriteria-kriteria yang saling bertentangan

Penyederhanaan untuk memodelkan suatu situasi, pertama-tama kita perlu membuat beberapa
asumsi penyederhanaan
Penentuan skala pemodelan skala penuh kadang-kadang tidak dimungkinkan dan pengujian
dengan skala yang lebih kecil harus dilaksanakan dengan hati-hati

Visualisasi pemodelan fisik atau pemodelan hasil komputer yang membantu visualisasi produk
akhir sangat bermanfaat

Sintesis suatu solusi seringkali dicapai melalui kombinasi berbagai teknik dan elemen

Iterasi di semua tahap desain, model-model perlu ditinjau ulang dan iterasi perlu dilakukan
sebagai pengetahuan mengeneai tingkat kepentingan suatu kriteria semakin berkurang.

Bab VII Desain Detail

7.1 faktor keamanan

Kegagalan struktural dapat terjadi karena patah atau deformasi, dan proses analisis dapat dilihat
sebagai proses tiga tahap, yaitu:

1. Analisis jenis beban dan gaya


2. Analisis tegangan pada titik-titik kritis
3. Analisis kemungkinan mode-mode kegagalan komponen

Sebagian besar kegagalan disebabkan oleh beban dinamik atau siklik ayang memengaruhi
pada kegagalan karena aus. Faktor keamanan biasanya berdasarkan material dan batas kekuatan
material.

Persamaan umum faktor keamanan adalah:

Faktor keamanan (N)

N=

Dimana: l adalah tegangan akibat beban yang diaplikasikan

y adalah yield strength material

u adalah batas kekuatan material

Penilaian statistik atas faktor keamanan

Jika suatu distribusi statistik dapat diidentifikasikan untuk mewakili situasi maka
perkiraan nilai faktor keamanan dapat diperoleh, sehingga diperoleh representasi yang lebih
akurat. Dalam menghitung faktor keamanan seperti N = y/ l tidak ada pertimbangan bentuk
kurva distribusi beban atau kurva distribusi kekuatan material, hanya nilai rata-rata yang
digunakan. Hal ini bertujuan untuk mencegah tumpah tindih kedua kurva distribusi tersebut,
sehingga mencegash kesalahan. Untukn suatu komponen, mode kegagalan tertentu akan terjadi
jika kemampuan menanggung beban adalah lebih kecil dari beban aktual. Mengandalkan faktor
statis keamanan semata bisa menyesatkan, mengingat faktor tersebut dihitung berdasar nilai
mean dan bisa berubah.

7.2 prosedur pemilihan komponen-komponen yang dibeli jadi

Pemilihan komponen produk yang berhasil merupakan hasil penyesuaian ketentuan


sistem dengan satu atau lebih alternatif yang tersedia. Faktor- faktor penentu pemilihan yang
paling penting adalah performa, aplikasi, geometri,lingkungan, keamanan dan komersial. Setiap
faktor harus didefenisikan dalam termin yang seobyektif mungkin.

Prosedur pemilihan komponen

Mengumpulkan informasi mengenai aplikasi atau


peruntukan

Memutuskan faktor-faktor yang berpengaruh

Menetapkan batasan-batasan faktor yang dapat


diterima

Mengumpulkan informasi dan pabrikan pabrikan

Memilih komponen atau unit yang paling sesuai

Meminta saran dari suatu pabrikan

7.3 Desain Yang Kokoh

Desain yang menitikberatkan kehandalan


Alasan meningkatnya desain teknik yang menitikberatkan kehandalan adalah peningkatan
kesadaran bahwa biaya kepemeilikan suatu produk atau sistem terdiri dari dua hal. Pertama ,
besarnya modal, kedua biaya operasi,penanganan, pemeliharaan, dan penggantian komponen
suatu produk atau sistem. Kehandalan 100% merupaakn suatu yang tidak mungkin karen auji
kehandalan 100% berarti tidak ada produk yang lolos uji dan dijual.

Periode kegagalan awal, dalam waktu beberapa jam setelah dimulainya pengopersaian,
kemungkinan kegagalan terjadi karena ketidaksempurnaan proses pabrikasi , kesalahan desain
dan salah penggunaan.Periode tingkat kegagalan konstan, biasanya relatif lama dan laju
kegagalan biasanya konstan. Awal periode aus, berkaitan dengan akhir dari masa pakai dan
tergantung waktu.

Kehandalan R(t) berkaitan dengn waktu dan didefenisikan sebagai suatu probabilitas dan
dinyatakan sebagai nilai antara 0 dan 100%. Maka:

R(t) = Ns(t)?No

FMEA

FMEA adalah metode obyektif untuk mengevaluasi desain sistem. FMEA


menitikberatkan perhatian pad desain detail produk, yang bisa menyebabkan kriteria kehandalan
atau kriteria keamananya tidak memuaskan. FMEA adalah proses yang berkelanjutan, dimulai
sebagai bagian evaluasi desain yang pertama dan berlanjut hingga akhir umur produk. FMEA
adalah teknik analisis adri bawah keatas. Proses FMEA mengembangkan beberapa database yang
sangat berguna , yang menyediakan perangkat dasar yang penting bagi pabrikan untuk
mengontrol kualitas produk nya.

METODE

1. Suatu tim multidisiplin harus dibentuk untuk mengembangkan FMEA


2. Identifikasi fungsi suatu komponen
3. Buat daftar setidaknya satu potensi mode kegagalan untuk setiap fungsi
4. Defenisikan efek kegagalan dari segi apa yang menjadi perhatian pelanggan
5. Tentukan peringkat seberapa parah efek suatu potensi kegagalan
6. Tetapkan peringkat frekuensi kejadian setiap sebab/mekanisme kegagalan
7. Tetapkan peringkat deteksi yang menilai kemampuan kontrol desain
8. Hitung angka RPN untuk setiap komponen
9. Identifikasi dan perbaiki karakteristik komponen yang siginifikan dan kritis
10. Hitunglah tingkat keparahan, ffekuensi kejadian, deteksi dan angka RPN yang baru.

Mendesain untuk mencapai kualitas

Konsep untuk meningkatkan kualitas produk adalah dengan lebih menekankan kontrol
pabrikasi dan identifikasi produk berkualitas rendah melalui inpeksi, atau memperbaiki proses
desain pada tahap desain. Pendekatan desain parameter mdengan dengan mengidentifikasi
faktor-faktor pengontrol yang tidak sensitif terhadap faktor-faktor noise yang khususnya
memperlihatkan ketidaklinieran. Tujuan desain parameter adalah untuk mengurangi sensitifitas
produk terhadap variasi nilai mean. Dan yang paling penting adalah kualitas pabrikasi sebagai
keseragaman disekitar target daripada kesesuaian terhadap limit spesifikasi.

Desain untuk mengatasi keausan akibat siklus

Beberapa aturan sederhana yang dapat memperpanjang daya tahan produk secara signifikan
yaitu:

1. Mengurangi efek-efek yang menimbulkan tekanan


2. Mengerjakan permukaan produk sebaik mungkin
3. Memadatkan permukaan
4. Membebaskan tekanan
5. Memilih material-material yang tahan aus

Kuantitas jumlah siklus dimana produk akan dapat bertahan atas umur keausan, didasarkan pada
data pengujian. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam desain yaitu:

 Tekanan rata-rata
 Tekanan bolak-balik
 Batas kekuatan tarik material
 Jenis pembebanan; tekuk, aksial atau torsi
 Penyelesaian permukaan
 Efek dari peningkatan tekanan apapun
 Ukuran komponen

7.5 Prinsip-Prinsip

Prinsip-prinsip desain detail

 Optimisasi, dalam optimisasi dicari kompromi terbaik antar berbagai kriteria-kriteria


yang saling bertentangan
 Penyederhanaan, jika mungkin, percayakan kepada ahli spesialis pabrikasi mengenai
komponen-komponen yang sesuai untuk fungsi tertentu.
 Analisis, pastikan bahwa semua komponen memiliki faktor-faktor keamanan yang sesuai
dengan dasain yang tidak berlebihan
 Kokoh, desainer harus berusaha mencapai suatu produk yang sesuai dengan maksud yang
diinginkan dalam jangka waktu umur penggunaan tertentua.
 Sintesis, suatu solusi seringkali dicapai melalui kombinasi teknik-teknik
 Iterasi, perkembangan menuju tahap produksi dilakukan dengan iterasi.
Bab VIII Manajemen Desain

8.1 Manajemen Desain Unntuk Mencapai Kualitas

Penempatan fungsi kualitas (Quality Function Deployment)/QFD adalah serangkaian


matriks kontrol manajemen yang membantu menjaga agar ketentuan-ketentuan konsumen tetap
diutamakan diseluruh tahap proyek. Manajemen desain untuk mencapai kualitas dituntun
dengan standar-standar yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan yang telah diakreditasi.

8.2 Perencanaan Dan Kontrol Proyek.

Dua tugas utama dalam manajemen proyek adalah perencanaan dan kontrol. Pada tahap
perencanaan jangka waktu proyek serta biaya dan sumber daya yang dialokasikan harus
diidentifikasi.

Gantt chart

Gantt chart adalah teknik yang paling banyak digunakan untuk memonitor suatu proyek.
Gantt chart dapat meliputi keseluruhan proyek. Batang-batang horizontal pada diagram
semuanya kosong pada awal proyek dan akan diblok hitam seiring kemajuan pekerjaan.

Analisis Delta

Analisis delta merupakan teknik yang paling disukai manager-manager proyek yang tidak
mempunyai latar belakang teknik. Selama berlangsungnya pelaksanaan suatu proyek terdapat
tiga parameter yang dimonitor , yaitu kemajuan teknis, biaya, dan waktu.

8.3 Spesifikasi Desain Produk (PDS)

PDS merupakan dokumen formal yang mengaitkan antara fungsi pemasaran dan fungsi
teknik. Tujuan PDS adalah untuk mengkonversikan kebutuhan pasar yang diidentifikasi menjadi
fungsi-fungsi dan batasan,batasan desain produk, pabrikasi dan kemampuan untuk dipasarkan..

8.4 Penempatan Kualitas ( Quality Function Deployment,QFD)

QFD adalah suatu proses dimana kebutuhan, keinginan dan nilai konsumen diterjemahkan
ke dalam ketentuan-ketentuan teknis yang sesuai untuk setiap tahap proyek. QFD adalah suatu
metodologi desain yang mengandalkan keahlian dan profesionalisme teknik untuk memenuhi
ketentuan-ketentuan konsumen, adlam prosesnya mengetahui aspek harapan konsumen dan
mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk memenuhi ketentuan konsumen.

Kelebihan dari QFD adalah:

 QFD sederhana dan terstruktur


 QFD membantu menfokuskan keputusan-keputusan
 QFD menyediakan sarana pengusutan keputusan-keputusan
 QFD menyediakan suatu format umum untuk keseluruhan proyek.

8.5 Peninjauan Desain

Peninjauan secara berkala atau audit desain merupakan hal yang sangat penting
mengingaat adanya tumpang tindih antara inovasi dan ketrampilan praktek, dan karena tim
desain terdiri dari beberapa orang ahli dengan berbagai bidang keahlian yang relevan dengan
proyek. Peninjauan desain merupakan penghubung yang penting antara para ahli dengan tim
desain. Tiga periode peninjauan desain adalah mengonfirmasikan bahwa desain memenuhi PDS,
memastikan bahwa desain dapat diproduksin secara ekonomis dan menggaris bawahi potensi
masalah.

Tujuan dari tiga periode peninjauan yang disebutkan sebelumnya adalah evaluasi
spesifikasi, analisis potensi mode kegagalan, diskusi filosofi pengujian, identifikasi potensi
masalah pabrikasi dan inspeksi serta pengecekan gambar apakah terdapat ambiguitas.

8.6 Analisis Nilai

Analisis nilai adalah suatu teknik yang harus diaplikasikan pada semua desain baru. Tim
penganalisis nilai yang ideal harus terdiri dari personel dari bagian desain, pembelian,
pemasaran, akuntansi, dan pabrikasi.

Analisi nilai meliputi langkah-langkah utama, yaitu:

1. Defenisi fungsi
2. Spekulasi alternatif-alternatif
3. Evaluasi dan verifikasi alternatif-alternatif
4. Presentasi rekomendasi-rekomendasi

Bab IX Pengumpulan Informasi

9.1 Pengumpulan Informasi Secara Kontinu

Perancang teknik umumnya meluangkan 10 % waktu mereka untuk mencari informasi.


Pencarian secara berkala, bisa sebulan sekali, juga harus dilakukan diperpustakaan-perpustakaan
untuk mendapatkan makalah-makalah dan buku-buku baru. Sumber-sumber informasi yang
paling berguna dan sesuai untuk memecahkan masalah tertentu tidak bisa diprediksi.

9.2 Pengumpulan Informasi Untuk PDS

Uraian singkat desain

Empat kategori dalam uraian singkat, yaitu:


 Ketentuan-ketentuan performa, seperti beban yang dapat diaplikasikan, kecepatan dan
kekuatan
 Ketentuan-ketentuan pasar seperti apakah target pemasaran adalah pasar bebas,
kelompok, individu atau konsumen tunggal.
 Ketentuan-ketentuan perusahaan, seperti penggunaan sumber daya internal atau eksternal
dan penggunaan proses-proses khusus.
 Ketentuan-ketentuan lingkungan seperti tingkat kebisingan, emisi dan kemapuan di daur
ulang.

Konteks, Kerahasiaan, pengembangan Produk, ketentuan-ketentuan perusahaan.

9.3 Sumber-Sumber Informasi

Sumber informasi yang berguna bagi ahli teknik desain ditulis dalam daftar dengan tema
judul terpisah dan umumnya dalam pokok istilah bahasa inggris, amerika serikat dan eropa.

Adapun sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai sarana informasi adalkah Perpustakaan,
ensiklopedia, direktori, buku pandaun (handbook), jurnal, indeks,standar,paten,database.

Bab X Teknik-Teknik Presentasi

10.1 Sketsa Konsep

Pada tahap-tahap awal suatu proyek desain, setelah pendefenisian maslah secara lengkap,
komunikasi ide-ide dan konsep-konsep biasa dilakukan dengan sketsa-sketsa sederhana. Tujuan
sketsa adalah untuk membantu pemahaman mengenai bagaimana cara kerja sistem yang
diusulkan . keterampilan membuat sketsa yang dikembang seorang ahli teknik desain harus
meliputi sketsa 3 dimensi, atau setidaknya gambar isometris yang tidak dibebani oleh perspektif.

10.2 Gambar Skema

Gambar utama yang digunakan oleh desainer adalah gambar skema. Gambar skema
memuat informasi lengkap bagi personel yang berurusan dengan detail-detail produksi. Gambar
skema memberikan semua informasi pokok yang penting untuk pengembangan desain lebih
lanjut. Umumnya gambar skema tidak lengkap , dalam pengertian, gambar-gambar tersebut
mungkin menunjukkan posisi dan ukuran pegas tetapi bukan gambar pegas itu sendiri.

Gambar skema mengikuti skala, desainer berusaha untuk memastikan bahwa tidak ada
benturan antara pegangan tersebut dengan komponen lain dalam rakitan dan bahwa pergerakan
yang diperlukan.

10.3 Laporan Desain

Sebuah laporan desain yang lengkap harus berisi bagian-bagian berikut:


 Judul, lembar judul berisi judul proyek desain, nama-nama orang yang terlibat dalam
proyek, tanggal proyek.
 Ringkasan, satu lembar menjelaskan proyek, berisi kemajuan proyek, dan kesulitn-
kesulitan yang dihadapi dan hasil akhir.
 Daftar isi, berisi daftar bab dan sub bab, daftar diagram dan gambar.
 Manajemen proyek, grafik perencanaan dan kontrol,
 Sumber informasi, sumber informasi yang digunakan sepanjang proyek dicamtumkan
sebagai referensi.
 Spesifikasi desain produk, dokumen fleksibel yang berkembang disepanjang
berlangsungnya proyek desain.
 Konsep-konsep. Semua konsep disajikan dengan detail melalui sketsa-sketsa dan catatan
penjelasan.
 Pemilihan konsep, pemeringkatan, pemberian bobot, dan evaluasi detail atas konsep.
 Perwujudan desain, berisi sketsa-sketsa yang lebih detail
 Pemodelan (analisis), semua perhitungan yang relevan dan asumsi-asumsi yang
mengindikasikan batas kelayakan harus disebutkan.
 Desain detail, outputnya adalah gambar-gambar skema dan catatan-catatan yang cukup
detail.
 Kesimpulan, ringkasan akhir proyek secara keseluruhan.

BUKU PEMBANDING

Bab 1. Pengantar Proses Perancangan Produk


1.1. Pendahuluan
Perancangan adalah kegiatan awal
dari suatu proses rangkaian pembuatan produk. Kegiatan perancangan dimulai dengan
didapatkanya persepsi tentamg kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan
konsep produk, kemudian dengan perancangan , pengembangan, dan penyempurnaan
produk, kemudian diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk.
1.2. Perancangan dan Gambar Teknik
Perancangan dan pembuatan adalah hasil kreasi berupa benda teknik dalam bentuk
konsep dan gambar. Hasil kreasi berupa benda teknik dalam bentuk dan gambar adalah
petugas perancang, sedangkan realisasi fisik benda teknik tersebut adalah tanggung jawab
pembuat atau manufacturing engineers.
1.3. Siklus Kehidupan Produk dan Jalur Perancangan Produk
Perancangan produk adalaah sebuah proses yang berasal dari kebutuhan manusia untuk
sampai diselesaiaknnya gambar dan dokumen hasil rancangan dasar pembuatan produk.
1.4. Fase – Fase Proses Perancangan Produk
Proses perancangan berlangsung melalui kegiatan-kegiatan seperti berikut:
1) Fase analisis masalah
2) Fase perancangan konsep prroduk
3) Fase perancangan produk
4) Fase evaluasi produk
5) Fase penyusunan dokumen untuk pembuatan produk
1.5. Metode Perancangan Produk
Beberapa macam urutan fase proses perancangan menjelaskan urutan kegiatan dalam
proses perancangan. Metode merancang dari setiap perancang tidak ada jauh beda tetapi
tetap pada tujuan utama merancang.
1.6. Pengaruh Proses Perancangan
Proses perancangan sangat mempengaruhi produk adalah sebagai berikut:
1) Biaya pembuatan produk
2) Kualitas produk
3) Waktu penyelesaian produk
1.7. Produk Sebagai Suatu Sistem
Produk mempunyai dua sisi karakteristik, yaitu (1) fungsi produk, (2) bentuk produk atau
struktur produk yang masing-masing dapat idanggap sebagai sistem. Penyususan sistem
fungsi produk dan sistem struktur produk merupakan langkah penting.
1.8. Merancang Dapat Diajarkan
Cara-cara merancang merancang produk dibedakan menjadi dua hal utama yang
berkembang didunia penciptaan dan pembuatan produk yaitu:
1) Berkembangnya produk berteknologi tinggi
2) Produk yang rumit dan berteknologi tinggi dirancang oleh team perancang kecil
1.9. Ruang Lingkup dan Beberapa Aspek Perancangan
Berikut ruang lingkup dan beberapa aspek perancangan:
1) Bidang produk
2) Perancngan produk dan proses
3) Pengkategorian produk dari segi kompleksitasnya
4) Volume produk
5) Kandungan originalitas dalam produk

Bab II Fase – Fase Dalam Proses Perancangan


2.1 Pengantar
Proses perancangan terdiri dari fase-fase sebagai berikut:
1) Kebutuhan
2) Analisis masalah dan spesifikasi produk
3) Perancangan konsep produk
4) Perancangan produk
5) Evaluasi produk hasil rancangan
6) Dokumen untuk pembuatan produk
2.2 Fase – fase dalam Proses Perancangan
Kebutuhan akan produk baru ditemukan oleh bagian pemasaran ,atau siapapun yang
mengusulkan pada perusahaan. Dan produk baru tersebut diusulkan untuk dikaji berdasrkan
fase-fase sebagai berikut:
1) Analisis masalah
2) Fase perancangan konsep
3) Perancangan produk
4) Evaluasi hasil perancangan produk
5) Gambar dan spesifikasi pembuatan produk
2.3 Diagram Alir Proses Peerancangan dan Pembuatan Produk (ZEID)
Diagram alir proses perancangan produk tampknya bersifat deskriptif, preskriptif, terutama
bagian perancangannya.
2.4 Model Proses Perancangan Deskriptif French
Fase perancangan detail adalah fase terakhir dari proses perancangan , dimana terdapat
sangat banyak keputusan-keputusan penting yang harus diambil. Dan kualitas kerja harus
baik agar tarhindar dari :
1) Agar terhindar tertundanya penyelesaian produk
2) Mengehindari bertambahya biaya
3) Mencegah kegagalan produk kelak
2.5 Cara merancang pahl dan beitz
cara merancang terdiri dari 4 kegiatan utama yaitu :
1) Perencaanaan dan penjelasan tugas
2) Perencanaan konsep produk
3) Perancangan bentuk produk
4) Perancangan detail
2.6 Cara merancang VDI
Mencantumkan pada kotak-kotak pada jajaran gencang di kolom sebelah kanan pase-pase
meracang pahl dan beitz.
2.7 Bantuan computer pada proses perancangan
Komputer sangat membantu proses perancangan yang sudah dikembangkan sehingga mampu
menerima syarat-syarat teknis dalam spesifikasi produk secara otomatis dan mengolahnya
mencjadi keluaran berupa rancangan.
Keuntungan program CAD:
1) Memperpendek waktu perencanaan
2) Meningkatkan kulitas produk
3) Meningkatkan produktifitas perancangan
4) Meningkatkan komunikasi
5) Menurangi biaya perancangan

Kerugian program CAD:

1) Harga computer dan software mahal


2) Biaya maintenance dan trening
3) Kehilangan produktifitas konfesional

Bab III Analisis Masalah, Penyusunan Spesifikasi Dan Perencanaan Proyek

3.1 Pengantar

Proses perancangan yang dimulai dengan identifikasi kebutuhan produk yang di perlukan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan produk dan mulailah proses perancangan berlangsung.
Setelah kebutuhan produk terindetifikasi maka proses perancangan selanjutnya terdiri dari fase-
fase yang dijelaskan pada bab II.

3.2 Proses perancangan

Teknik quality function Development (QFD) terdiri dari empat kegiatan yaitu:

 Mengidentifikasi konsumen
 Menyusun keinginan pengguna
 Menentukan prioritas
 Menganalisis kemampuan pesaing

Menyusun spesifikasi
 Merumuskan keinginan-keinginan konsumen

Perancangan proyek

 Pembentukan tim perancang


 Analisis masalah

3.3 Perencanaan proyek

Penyusunan rencana proyek dapat dilakukan melalui beberapa langkah berikut:

1) pengidentifikasi pekerjaan dalam proses perencangan


2) menyusun sasaran setiap pekerjaan
3) memperkirakan kebutuhan tenaga dan kebutuhan waktu untuk mencapai sasaran
4) menyusun urutan pelaksanaan pekerjaan
5) membuat perkiraan biaya

3.4 Data-data selama fase perencanaan proyek dan penyusunan spesifikasi perancangan

Data yang terkumpul pada waktu penyusunan spesifikasi perancangan adalah:

1) daftar dan deskripsi keinginan pengguna


2) pembobotan
3) perbandingan pesaing dan analisis
4) syarat-syarat teknis
5) analisis pemenuhan syarat
6) spesifikasi produk

data untuk perencanaan proyek adalah:

1) jenis pekerjaan
2) sasaran pekerjaan
3) tenaga ahli
4) waktu
5) jadwal pelaksanaan

Bab Iv Fase Perancangan Konsep Produk

4.1 Pendahuluan
Hasil fase pertama yaitu penyusuna spesifikasi perancangan dan perencanaan, fase kedua
yaitu perancangan konsep produk. Konsep produk menyatakan dengan keterangan dengan
merupakan abstraksi dari produk yang dirancang. Konsep produk dinyatakan dengan skets,
bentuk pisik produk dengan alternative konsep produk.

4.2 Teknik menguraikan fungsi

1) Menguraikan fungsi keseluruhan, yaitu membuat fungsi keseluruhan berdasarkan


keinginan-keinginann pengguna.
2) Menguraikan fungsi produk menjadi sub-fungsi,

4.3 Mengembangkan konsep Produk dari Sistem Fungsi

Pengembangan konsep produk terdiri dari duad tahap yaitu:

1) Mengembangkan konsep setiap fungsi


2) Mengkombinasikan konsep

4.4 Beberapa sumber idea untuk konsep produk

Banyak perancang sependapat bahwa proses mencari idea untuk suatu konsep produk
adalah pengalaman yang menyenangkan.

Dokumen-dokumen yang baik untuk pencarian idea untuk desain produk adalah:

1) Memakai paten sebagai sumber daya


2) Buku, jurnal dan katalog manufaktur sebagai sumber idea
3) Menyewa konsultan untuk mengembangkan konsep produk

4.5 Teknik untuk menemukan idea konsep produk

Beberapa teknik telah dibuat untuk dapat menemukan idea konsep produk dalam waktu yang
relatif singkat , yaitu:

1) Metode brainstorming
2) Metode gallery
3) Metode Delphi
4) Senectis

4.6 Data dan dokumen yang terjadi selama pengembangan konsep produk

Dokumen yang terkumpul selama proses pengembangan dan evaluasi konsep produk adalah:
 Diagram blok fungsi
 Hasil pencarian paten
 Table pemetaan fungsi
 Skets semua konsep produk

4.7 Evaluasi konsep Produk

Berikut beberapa teknik untuk mengevaluasi konsep produk yaitu:

1) Evaluasi konsep pertimbangan kelayakan


2) Pertimbangan kesiapan teknologi
3) Evaluasi konsep keputusan produk
4) Pengambilan keputusan

4.8 Dokumen hasil fase perancangan konsep produk

Dokumen yang terkumpul selama proses pengembangan dan evaluasi konsep produk yaitu,

 Diagram blok fungsi


 Hasil pencarian paten
 Table pemetaan fungsi
 Skets semua konsep
 Dokumentasi
 Matriks pengambilan keputusan
 Data model

Bab V Fase Perancangan Produk

5.1 Pendahuluan

Fase perancangan produk adalah langkah-langkah perancangan produk iterative antara


langkah pengembangan/pembentukan produk dan langkah evaluasi.

5.2 Perancangan Simultan

Concurrent design memperhatikan sekaligus empat elemen dalam merancang produk yaitu:

1) Fungsi
2) Bentuk
3) Material
4) Produksi

5.3 Perancangan Produk

Sembilan langkah concurrent design untuk merancang produk yaitu:

1) Mencari produk
2) Memilih material produksi
3) Mendalami keterbasan ruang
4) Mengidentifikasi komponen
5) Mengembangkan interface
6) Memberi bentuk
7) Evaluasi
8) Memperbaiki material
9) Memperbaiki bentuk

5.4 Ringkasan

 Produk harus dirancang dari segi bentuk, material dan cara pembuatan secara
bersamaan
 Terdapat Sembilan langkah yang iterative dalam fase pengembangan produk

Bab Vi Fase Evaluasi Produk Hasil Rancangan

6.1. Pendahuluan

Hasil perancangan produk merpakan langkah evaluasi hasil rancangan produk. Pemilihan
produk hasil rancangan yang terbaik tersebut dilakukan pada fase perancangan keempat.

6.2 Pemonitoran Perubahan Fungsi

Fase perancangan produk dimulai dengan penyususan sistem fungsi produk berdaasarkan
keinginan-keinginan pengguana dalam kemudian disusun konsep peroduk dengan meberi
bentuk produk dalam suatu fungsi prodek.

6.3 Evaluasi Kinerja Produk


Evaluasi kinerja produk harus sesuai hal berikut:

 Memberikan hasil-hasil pengukuran


 Memberikan indikasi
 Variasi cara pembuatan

6.4 Pembuatan Model Untuk Evaluasi Kinerja

Evaluasi produk dilakukan pada model produk yang dianggap mewakili produk, evaluasi produk
dapat terdiri dari langkah-langkah berikut:

1) Identifikasi parameter dependen


2) Menetapkan ketepatan parameter dependen
3) Mengidentifikasi parameter independen, batas-batas dan variasinya
4) Mempelajari kemampuan model analaitik
5) Mempelajari kemapuan model fisik
6) Memilih cara pemodelan yang cocok
7) Melakukan analisi
8) Menentukan hasil evaluasi

6.5 Evaluasi Biaya

Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu,

1) Komposisi biaaya pembuatan produk


2) Membuat perkiraan biaya
3) Menyusun biaya perkiraan biaya dengan proses pemotongan
4) Menyusun perkiraan biaya dengan injection modelling

6.6 Evaluasi Lain

1) Evaluasi kemudahan merakit produk


2) Evaluasi kemunkinan produk gagal
3) Evaluasi kemudahan merawat produk

Bab Vii Fase Penyusunan Dokumen Untuk Pembuatan Produk

7.1 Dokumen Utama


Produk hasil perancangan didokumentasikan dalam dokumen yang terdiri dari,

1) Gambar susunan
2) Gambar detail spesifikasi
3) Bill of material (BOM)

7.2 Gambar Lay Out

Adalah gambar kerja yang sering mengalami perubahan selama proses perancangan, dibuat
dengan skala tertentu mengandung dimensi-dimensi utama saja. Dibagi menjadi gambar
detail dan gambar susunan.

7.3 Dokumen-dokumen lain yang dipersiapkan

Perancang masih harus menyiapkan beberapa atau semua dokumen untuk pembuatan produk
yaitu:

1) Instruksi merakit produk


2) Prosedur pemeriksaan kualitas
3) Intruksi pemasangan
4) Instruksi pengoperasian
5) Instruksi perawatan
6) Instruksi pemusnahan produk

7.4 Penutup

Proses perancangan yaitu mentransformasikan keutuhan yang tidak terdefinisikan secara


baik menjadi prouk berkualitas.

Untuk menguasai teknik-teknik dalam proses perancangan dengan baik, maka


perancang harus melakukan latihan merancang beberapa kebutuhan yang telah dirumuskan, yang
dapat ditemukan dengan beberapa buku tentang perancangan produk.
BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN

Buku Utama

a) Dari segi cover atau sampul buku mampu menarik perhatian dan minat pembaca untuk
menelusuri uraian-uraian yang terdapat dalam buku tersebut.
b) Menggunakan contoh-conoth dari masa lalu dan contoh-contoh umum masa kini, buku ini
memberikan panduan mengenai prinsip-prinsip desain teknik yang baik.
c) Secara khusus buku ini sangat menunjang untuk referensi mata kuliah Desain Produk,
d) Buku ini dilengkapi dengan gambar,bagan dan data-data yang akurat untuk menunjang
materi atau uraian dalam buku tersebut.
Buku Pembanding
a) Penulisan yang baik bisa menarik minat pembaca dengan ukuran yang tidak terlalu kecil.
b) Buku ini juga dilengkapi dengan gambar,tabel,diagram yang mendukung materi pada buku
tersebut
c) Materi pada buku ini secara umum juga berkontribusi pada mata kuliah desain Produk.

B. KELEBIHAN

Buku Utama

a) Dari penulisan buku ini, penulis kurang tertarik karena ukuran huruf yang kecil dan tidak
ada variasi.
b) Pada akhir bab tidak ada dimuat rangkuman, jadi pembaca yang kurang minat membaca
tidak tertarik untuk mencari inti sari dari materi.
c) Tidak ada soal-soal pada setiap bab atau pun pada akhir dari buku ini.
Buku Pembanding

a) Sampul dan kertas yang udah cukup kusam, mungkin seiring waktu buku tersebut sudah
memiliki umur yang lama, jadi dibutuhkan cetakan-cetakan baru.
b) Sama sekali pada buku ini tidak ada soal-soal atau latihan yang mungkin membantu
pembaca memahami materi.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada zaman yang serba canggih ini, mahasiswa dituntut untuk berseni dalam kehidupan,
dalam hal ini kesenian dalam teknik. Untuk mendukung hal zaman ini, mahasiswa-mahasiswa
harus lebih kristis dalam mencari ide,merancang, merencenakan dan menciptakan produk-produk
baru dengan nilai seni dan harga yang relatif murah. Perancangan teknik adalah suatu sistem atau
cara atau teknik yang digunakan untuk merancang suatu desain secara sitematis.

Proses perancangan dalam buku ini dibuat sebagai proses yang dapat mentransformasikan
kebutuhan yang tidk terdefininisakan secara baik menjadi produk. Teknik dan proses
perancangan yang digunakan dalam buku ini mengimplementasikan teknik tau cara-cara yang
digunakan dalam proses perancangan memerlukan disiplin yang kuat, terutama dalam fase – fase
aawal proses perancangan. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain adalah aspek penggunaan
(fungsi), harga jual produk, keamanan, ruang gerak, luas yang dibutuhkan, dan berbagai aspek
lainnya yang secara prinsip dapat direalisasikan.

B. SARAN

Secara khusus saya mengharapkan pada penulis buku agar memberikan simpulan-
simpulan pada setiap materi, dan memperhatikan gaya bahasa dan penulisan karena sangat
mempengaruhi daya tarik membaca para peminat. Dan untuk buku ini saya harapkan supaya
diuraikan secara singkat ,jelas tetapi padat. Perbaikan yang perlu pada kedua buku yaitu gambar
pengaplikasian dalam penjelasan misalnya dalam penjelasan diagram kurang detail menjelaskan
perancangan produk baru.

Kedua buku cocok digunakan sebagia sumber referensi belajar untuk mata kuliah desain
produk dan juga bagi para guru dan dosen yang hendak mengajar pada perancangan suatu
produk.
DAFTAR ISI

Hurst, Kenneth S.2006.Prinsip-Prinsip Perancangan Teknik.Jakarta.Penerbit Erlangga.


Harsokusoema, H. Dharmawan.1999.Pengantar Perancangan Teknik.Bandung.Penerbit
Dirjenristekdikti.

Anda mungkin juga menyukai