Oleh :
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. iii
IDENTITAS BUKU ................................................................................................................................... iv
1. Buku Pertama................................................................................................................................. iv
2. Buku kedua ...................................................................................................................................... v
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................................................ 1
C. Manfaat ............................................................................................................................................ 1
BAB II........................................................................................................................................................... 2
RINGKASAN ............................................................................................................................................... 2
A. Buku Pertama (PENGEMBANGAN KURIKULUM Teori dan Praktek) ................................... 2
Chapter III (Landasan Filosofis dan Psikologis Pengembangan Kurikulum) ...................................... 2
1. Landasan Filosofis ...................................................................................................................... 2
2. Landasan Psikologis .................................................................................................................. 3
Chapter IV (Landasan Sosial-Budaya dalam Pengembangan Kurikulum) .......................................... 5
1. Pendidikan dan Masyarakat ...................................................................................................... 5
2. Perkembangan Masyarakat ....................................................................................................... 6
B. Buku Kedua ( DASAR DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM) ........................................ 7
Chapter II (Landasan-landasan Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Penyusunan Kurikulum) .... 7
1. Landasan Filsafat dan Tujuan Pendidikan .............................................................................. 7
2. Landasan Sosial Budaya Penyusun Kurikulum ....................................................................... 8
3. Landasan Psikologis Penyusunan Kurikulum ......................................................................... 9
BAB III ....................................................................................................................................................... 12
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 12
A. Kelebihan dan Kelemahan Buku Pertama (Chapter III dan IV) ............................................ 12
1. Kelebihan ................................................................................................................................... 12
i
2. Kelemahan ................................................................................................................................. 12
B. Kelebihan dan Kelemahan Buku Kedua (Chapter II)............................................................... 12
1. Kelebihan ................................................................................................................................... 12
2. Kelemahan ................................................................................................................................. 12
C. Perbandingan Kedua Buku Pada Chapter III&IV dan II ........................................................ 12
BAB IV ....................................................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 13
B. Daftar Pustaka .............................................................................................................................. 13
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas CCR(Critical Chapter
Report ) ini tepat pada waktunya.
Tugas ini merupakan salah satu tugas rutin yang disusun untuk memenuhi tugas mata
Kuliah Pengembangan Kurikulum dengan topik CCR (Critical Chapter Report).
Dalam pembuatan tugas ini, penulis menyadari adanya berbagai kekurangan, baik dalam isi
materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut
sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan tugas ini sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis menyampaikan ribuan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu menyelesaikan tugas ini dan penulis berharap semoga tugas ini dapat berguna bagi
pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
iii
IDENTITAS BUKU
1. Buku Pertama
iv
2. Buku kedua
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Universitas Negeri Medan memiliki banyak jurusan, salah satunya adalah Jurusan Teknik
Mesin Prodi Pendidikan Teknik Otomotif. Terdapat beberapa jenis mata kuliah salah satunya
adalah Pengembangan Kurikulum.
Tugas ini merupakan sebuah ringkasan yang memberikan gambaran dari sebuah bab
dalam buku yang membahas mengenai landasan pengembangan kurikulum dan diharapakan
dengan mempelajari bab pada buku ini penulis berharap agar dapat menambah wawasan serta
pemahaman lebih mengenai chapter yang dikritisi.
Maka dari itu, semoga apa yang penulis tuliskan dalam laporan critical chapter ini dapat
bermanfaat bagi penulis bagi para pembaca.
Tujuan penulis membuat laporan buku ini adalah salah satunya untuk memenuhi tugas
rutin pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
Agar penulis dan para pembaca lebih memahami isi dari buku yang di kritisi dan dibaca.
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan critical chapter report ini adalah agar penulis terbiasa dalam
menulis laporan serta dapat lebih memahami bab yang di kritisi dan bagi pembaca dapat
menambah wawasan dalam landasan pengembangan kurikulum.
1
BAB II
RINGKASAN
1. Landasan Filosofis
Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti cinta akan kebijakan (love of wisdom).
Berfilsafat diartikan pula berpikir secara radikal, berpikir sampai ke akar. Secara akademik,
filsafat berarti upaya untuk menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis
dan komprehensif tentang alam semesta dan kedudukan manusia didalamnya. Berfilsafat berarti
menangkap sinopsis peristiwa-peristiwa yang simpang siur dalam pengalaman manusia.
Ada tiga cabang besar filsafat, yaitu metafisika yang membahas segala yang ada dalam
alam ini, epistemologi yang membahas kebenaran dan aksiologi yang membahas nilai.
Dalam tulisan ini akan dikemukakan salah satu pandangan tentang filsafat pendidikan,
yaitu pandangan dari Jhon Dewey.
Ciri utama filsafat Dewey adalah konsepsinya tentang dunia yang selalu berubah,
mengalir, atau on going-ness. Prinsip ini membawa konsekuensinya yang cukup jauh, bagi
Dewey tidak ada yang menetap dan abadi semuanya berubah. Ciri lain filsafat dewey adalah
anti dualistik. Pandangannya tentang dunia adalah monistik dan tidak lebih dari sebuah
hipotesis.
Filsafat dewey lebih berkenaan dengan epistemologi dan tekanannya kepada proses
berpikir. Proses berpikir merupakan satu dengan pemecahan yang bersifat tentatif, antara ide
dengan fakta, antara hipotesis dengan hasil.dalam filsafat Dewey kebenaran itu terletak
dalam perbautan atau truth is in the making, yaitu adanya persesuaian antara hipotesis dengan
kenyataan.
Bagi Dewey, Education is growth, development, life. Ini berarti bahwa proses
pendidikan itu tidak mempunyai tujuan diluar dirinya tetapi terdapat dalm pendidikan itu
sendiri. Proses pendidikan juga bersifat kontinu, merupakan reorganisasi,rekonstruksi, dan
pengubahan pengalaman hidup.
2
Tujuan pendidikan diarahkan untuk mencapai suatu kehidupan yang demokratis.
Demokratis bukan dalam arti politik, melainkan sebagai cara hidup bersama sebagai way of
life, pengalaman bersama dan komunikasi bersama. Tujuan pendidikan merupakan usha agar
individu melanjutkan pendidikannya. Tujuan pendidikan terletak pada proses pendidikan
sendiri, yakni kemampuan dan keharusan individu meneruskan perkembangannya.
Jhon Dewey menegaskan bahwa pendidikan itu tidak mempunyai tujuan, hanya orang
tua,guru, dan masyarakat yang mempunyai tujuan.
2. Landasan Psikologis
Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar-individu manusia, yaitu antara peserta
didik dengan pendidik dan juga antara peserta didik dengan oran-orang lainnya. Manusia
berbeda dengan mahkluk lainnya, karena kondisi psikologisnya.
a. Psikologi perkembangan
Studi psikoanalitik dilakukan oleh Sigmund Freud besera para pengikutnya. Studi
ini lebih banyak diarahkan mempelajari perkembangan anak pada masa-masa
sebelumnya, terutama pada masa kanak-kanak (balita).
3
Metode sosiologik digunakan oleh Robert Havighurust. Ia mempelajari
perkembangan anak dilihat dari tuntutan akan tugas-tugas yang harus dihadapi dan
dilakukan dalam masyarakat seperti tugas-tugas perkembangan (developmental tasks).
Metode lain yang sering digunakan untuk mengkaji perkembangan anak adalah
studi kasus. Dengan mempelajari kasus-kasus tertentu, para ahli psikologi perkembangan
menarik beberapa kesimpulan tentang pola perkembangan anak.
2) Teori perkembangan
Dari tiga pendekatan itu yang banyak dianut oleh para ahli psikologi
perkembangan adalah pendekatan pentahapan. Pendekatan ini lebih disenangi karena
lebih jelas menggambarkan proses ataupun urutan perkembangan dan kemajuan individu.
Disamping tiga pendekatan itu, ada bebrapa ahli yang mengkombinasikaan suatu
pendekatan dengan pendekatan yang lain. Kombinasi ini sering dipandag dapat
memperlengkap dekskripsi tentang perkembangan individu.
Berikut ini ada beberapa ahli yagn mengemukakan pendapatnya mengenai teori
perkembangan individu,
a) J J Rousseau
b) G Stanley Hall
c) Robert J. Havighurst
Berikut ini juga dipaparkan beberapa ahli yang mengkhususkan teori pada fase
pentahapan,
a) Jean Piaget
b) Lawrence Kohlberg
c) Erick Homburger Erikson
b. Psikologi Belajar
Psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar. Secara
sederhana belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi melalui
pengalaman, baik perubahan dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Menurut Gagne (1965, hlm. 5) perubahan tersebut berkenaan dengan disposisi atau
kapabilitas individu. Dan tambahan dari Hilgard dan Bower mengemukakan bahwa
perubahan terjadi karena individu berinteraksi dengan lingkungannya, sebagai reaksi
terhadap situasi yang dihadapinya.
4
Menurut Morris L. Bigge dan Maurice P. Hunt (1980, hlm 226-227) Terdapat tiga
keluarga atau rumpun teori belajar, yaitu :
Teori ini juga memiliki rumpun disiplin mental lainnya seperti, disiplin mental
theistic, disiplin mental humanistic, naturalism, dan apersepsi.
2) Teori Behaviorisme
Teori ini merupakan sebuah teori yang mengasumsikan bahwa seorang anak tidak
memiliki potensi sejak kelahirannya, dan perkembangan si anak ditentukan berdasarkan
factor-faktor lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat.
Salah satu aspek yang cukup penting dalam system social-budaya adalah tatanan
nilai-nilai. Tatanan nilai merupakan seperangkat ketentuan, peraturan, hokum, moral yang
mengatur cara berkehidupan dan berperilaku warga masyarakat. Nilai tersebut bersumber
dari agama, budaya, kehidupan politik, maupun dari segi-segi kehidupan lainnya.
5
Pendidikamerupakan bagian dari kebudayaan, atau dalam arti yang mendasar,
pendidikan merupakan suatu proses kebudayaan dimana proses kebudayaan ini tidak dapat
berlangsung secara sendiri, melainkan harus dalam interaksi dengan orang lain dan interaksi
dengan lingkungan.
2. Perkembangan Masyarakat
Salah satu cirri dari masyarakat adalah selalu berkembang. Karena adanya pengaruh
dari perkembangan teknologi, terutama teknologi industry, transportasi, komunikasi,
telekomunikasi dan elektronika.
Dengan bekerja diluar rumah wanita lebih bebas bergerak, berkarya dan berkreasi
serta wawasan dan pengetahuan yang menjadi lebih luas, Tetapi disamping kebaikan dari
para kaum wanita yang bekerja sejumlah masalah dan kesulitan pun bermunculan seperti,
Di samping memperoleh nilai lebih dari pola kerja pada masyarakat modern,
beberapa masalah juga dihadapi dalam kehidupan keluarga, Kesibukan kerja/karier dalam
batas-batas wajar memungkinkan anggota keluarga melaksanakan tugasnya dengan baik.
Tetapi kesibukan di luar batas kewajaran bisa mengorbankan pelaksanaan Fungsi-fungsi
6
keluarga. Bapak tidak lagi melaksanakan tugas sebagai kepala keluarga, demikian juga ibu
dengan anak. Hubungan harmonis antara suami dan istri, komunikasi pedagogis antara orang
tua dan anak bisa sangat terbatas, bahkan mungkin hilang. Karena sangat sibuknya setiap
anggota keluarga, bisa terjadi rumah hanya berfungsi sebagai tempat parkir. Dalam situasi
demikian, berbagai masalah keluarga dapat timbul.
Filsafat mengandung suatu pemikiran atau renungan yang sangat dalam tentang
suatu nilai-nilai seperti, Kewibawaan, Kebenaran, Kebijaksanaan, Kemanuisan atau
Kebahagian.
Pandangan hidup sebagai system nilai yang dipegang bukan semata-mata terdapat
pada individu, melainkan juga pada kelompok masyarakat atau suatu bangsa. Secara
nasional pandangan hidup bangsa indonesia adalah Pancasila, karena itu kaidah dan norma
social maupun system nilai yang dianut secara nasional mengacu pada Pancasila. Dengan
demikian penyelenggaraan pendidikan secara resmi diarahkan untuk membentuk
masyarakat indonesia yang ber-Pancasila.
7
c. Tujuan Kelembagaan.
Tujuan Pendidikan Nasional yang unsur-unsurnya masih perlu dijabarkan lebih
Ianjut ini berlaku bagi setiap orang baik yang masih sekolah maupun yang berada di luar
sekolah.
Untuk menjawab pertanyaan_di atas kita berpijak dan berpegang teguh pada amanat
rakyat yang telah dituangkan dalam ketetapan MPR RI No. 11/MPR/l983 tentang Garis-garis
Besar Haluan Negara Bahwa ;
Nilai budaya Indonesia yang mencerminkan nilai luhur bangsa, harus dibina dan
dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila, memperkuat ke
pribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional serta memperkokoh jiwa
kesatuan"
8
Selanjutnya diungkapkan pula bahwa: Kebudayaan nasional terus dibina dan diarahkan
pada penerapan nilai-nilai kepribadian bangsa yang berlandaskan Pancasila.
Ganjar Nugraha Jiwa Praja mengungkapkan ada beberapa unsur pokok kebudayaan
yang amat berpengaruh dalam kehidupan di Iingkungan masyarakat:
Selanjutnya dijelaskan oleh Daoed Joesoef , bahwa ada pendidikan harus dianggap
sebagai yang integral dari kebudayaan, sama halnya dengan tulisan merupakan bagian yang
integral dari teknologi. Sedang kebudayaan harus dijadikan kerangka di mana diletakkan
pemikiran mengenai pertumbuhan manusia.
Berdasarkan pada beberapa pendapat di atas, maka pendidikan umum bagi suatu
masyarakat pada dasamya bermaksud mendidik orang-orang secara hidup berintegrasi antara
anggota yang satu dengan yang lain. Hal ini berimplikasi bahwa yang berkenaan dengan
kurikulum yang akan menjadi salah satu alat utama mencapai tujuan pendidikan harus
berisikan kcbudayaan yang bersifat umum pula. Seperti: berkenaan dengan nilai-nilai sikap,
pengetahuan, kecakapan-kecakapan dan kegiatan yang bersifat umum yang sangat vital bagi
kehidupan bermasyarakat.
9
a. Makna Pengertian Belajar Terhadap Kurikulum
Kurikulum pada intinya merupakan rencana belajar karena itu agar rencana dapat
diterapkan atau dilaksanakan untuk mencapai hasil secara efektif dan eflsien perlu dilakukan
herbagai pertimbangan secara masak,
Dalam hal ini Ernest R. llilgard mengungkapkan bahwa belajar adalah sesuatu di
mana kegiatan berkembang atau diubah yang berarti bahwa belajar itu perlu adanya sesuatu
dari luar. Senada dengan apa yang diungkapkan Ernest.
Cronbach berpendapat bahwa bahwa belajar yang efektif harus melalui pengalaman.
Dalam aktivitas belajar harus berinteraksi langsung dengan obyek belajar dengan
menggunakan semua alat inderanya.
Mereka beranggapan bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran
(reward) atau penguatan (re inforcement) dari lingkungan. Dengan demikian dalam
tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan
stimulasinya, dan teori belajar ini masih banyak dipraktekkan di sekolah.
Berdasarkan teori ini maka tingkah laku siswa dapat dianalisis dengan mempelajari
latar belakang penguatan re inforcement terhadap tingkah laku tersebut.
10
b. Teori Belajar Psikologi Kognitif
Aliran psikologi kognitif beranggapan bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya
dikontrak oleh reward dan reinforcement, tetapi tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan
pada kognisi yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkah laku itu
terjadi.
Jadi tingkah laku seseorang lebih bergantung pada insiatif terhadap hubungan-
hubungan yang ada di dalam suatu situasi.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya
yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri
mereka.
11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan dan Kelemahan Buku Pertama (Chapter III dan IV)
1. Kelebihan
Bab ini disusun dengan bahasa yang mudah dipahami.
inspiratif
Menjelaskan secara rinci.
Di pembahasan ada pengertian menurut para ahli.
Bab ini disusun menggunakan dua bahasa yaitu bahasa indonesia dan bahasa
inggris.
Bab ini membahas landasan filosofis, fsikologis dan sosial budaya
2. Kelemahan
Bab ini tidak dilengkapi dengan gambar
Bab ini tidak dilengkapi latihan
Bab ini tidak terdapat rangkuman sehinggga pembaca tidak mengetahui pokok-pokok
penting apa saja dari setiap pembahasannya.
2. Kelemahan
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kedua buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh setiap orang, khususnya bagi
mahasiswa . Karena kedua buku ini sama-sama membahasa tentang pengembangan
kurikulum dan landasannya bisa dijadikan sebagai acuan atau pedoman didalam
proses pembelajaran.
B. Daftar Pustaka
13