Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat-Nya critical book report mata kuliah Metodologi Penelitian ini dapat di
selesaikan dengan tepat pada waktunya. Critical book report ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yaitu Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Selain itu, critical
book report ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Metodologi
Penelitian.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs.Sorgang Siagani, M.Pd. yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan saya.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan serta membagikan sebagaian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan critical book report ini.
Saya menyadari bahwa critical book report ini belum sempurna dan perlu
perbaikan lebih lanjut. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.Saya berharap agar critical book report ini dapat berguna bagi
masyarakat luas.Terimakasih.

Medan, Desember 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR....................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan CBR................................................................................... 2
C. Manfaat CBR................................................................................................. 2
D. Identitas Buku Yang Di Review.................................................................... 3
BAB II RINGKASAN MATERI............................................................................. 4
Ringkasan Isi Buku ................................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 24
A. Pembahasan Isi Buku..................................................................................... 24
B. Analisis Kelemahan dan Kekurangan Buku.................................................. 30
BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 32
A. Kesimpulan.................................................................................................... 32
B. Saran............................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 34

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Sehubungan dengan diterapkannya kurikulum KKNI pada Universitas Negeri
Medan, para mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide, dan
kreatifitasnya. Dalam Critical Book Review ini mahasiwa dituntut untuk mengkritisi
sebuah buku, dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami
oleh mahasiswa yang melakukan critical book report ini, termasuk didalamnya mengerti
akan kelemahan dan keunggulan dari buku yang akan dikritisi. Dalam hal ini saya
mengkritik buku utama “METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN” Oleh Penulis
Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si dan membandingkan dengan buku lainnya yang
relevan.
Adapun dalam penuntasan tugas Critical Book Review ini mahasiswa dituntut dalam
meringkas,menganalisa dan membandingkan serta memberikan kritik berupa kelebihan
dan kelemahan pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada dalam buku tersebut
,sehingga dengan begitu mahasiswa akan menjadi terbiasa dalam berpikir logis dan
kritis serta tanggap terhadap hal-hal yang baru yang terdapat dalam suatu buku.
Penugasan Critical Book Review ini juga merupakan bentuk pembiasaan agar
mahasiswa terampil dalam menciptakan ide-ide kreatif dan berpikir secara analitis
sehingga pada saat pembuatan tugas-tugas yang sama mahasiswa pun menjadi terbiasa
serta semakin mahir dalam penyempurnaan tugas tersebut.Pembuatan tugas Critical
Book Review ini juga melatih,menambah,serta menguatkan pemahaman mahasiswa
betapa pentingnya mengkritikalisasi suatu karya berdasarkan data yang factual sehingga
dengan begitu tercipta lah mahasiswa-mahasiswa yang berkarakter logis serta analisis
sehingga dengan bertambahnya era yang semakin maju yang seperti kita tahu sekarang
dijaman MEA(Masyarakat Ekonomi Asean) dituntut menciptakan masyarakat yang
berpikir maju kedepan dalam hal ini generasi-generasi bangsa yang saat ini sedang
mengikuti jenjang pendidikan baik yang rendah sampai yang tinggi menjadi ujung
tombak perubahan yang akan menciptakan bangsa yang maju dan sejahtera.

1
B. Tujuan Penulisan CBR
1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metodologi Penelitian
2. Menambah wawasan dan Pengetahuan penulis dan pembaca mengenai
metodologi penelitian yang diperlukan didalam dunia kependidikan
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas,menganalisa dan
membandingkan serta memberikan kritik pada suatu buku berdasarkan fakta
yang ada
4. Menguatkan pemahaman pembaca betapa pentingnya mempelajari strategi
belajar mengajar sebagai bentuk implementasi menjadi guru yang professional

C. Manfaat CBR
1. Bagi penulis :
- Penulis menjadi lebih memahami secara keseluruhan mengenai cakupan
materi strategi belajar mengajar dan bentuk
- implementasinya didalam sistem pendidikan yang ada berkat menuntaskan
tugas Critical Book Riview ini.tugas ini juga bermanfaat
- langsung dalam melatih penulis dalam hal ini saya sendiri sebagai
mahasiswa menjadi lebih terasah dalam meringkas isi suatu
- buku,lalu membandingkannya dengan buku yang relevan setelah itu
menganalisa demi menemukan kelemahan dan kelebihan dari
- buku yang telah saya kritikalisasi
2. Bagi Pembaca
Pembaca,dalam hal ini siapapun yang membaca hasil dari tugas Critical Book
Riview ini,mulai dari kalangan akademitas hingga masyarakat umum menjadi lebih
paham bagaimana metodologi penelitian yang diterapkan didalam system
pendidikan serta cakupan materinya didalam setiap pembahasan yang terdapat
dalam tugas ini.tugas ini juga dapat menjadi rujukan bagaimana menyempurnakan
suatu buku yang ada karena didalam tugas ini merupakan suatu rangkuman
pembahasan dari ringkasan hingga analisis kelemahan dan kelebihan berdasarkan
fakta yang ada dan perbandingan pada buku yang relevan.

2
D. Identitas Buku Yang Di Review
a. Buku Utama
- Judul : Metodologi Penelitian Pendidikan
- Nama : Effi Aswita Lubis
- Nama Penerbit : Perdana Publishing
- Kota : Medan
- Tahun : 2017
- ISBN : 978-602-8848-94-7
- Bahasa : Indonesia
b. Buku Pembanding
- Judul : Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D)
- Nama : Sugiyono
- Nama Penerbit : ALFABETA
- Kota : Bandung
- Tahun : 2015
- ISBN : 978-8433-71-8
- Kolasi : (x + 458) 16 x 24 cm
- .Bahasa : Indonesia

3
BAB II
RINGKASAN MATERI
RINGKASAN ISI BUKU UTAMA
BAB I PENDAHULUAN

A. PENELITIAN DAN METODE ILMIAH


Metode ilmiah adalah suatu prosedur dari proses mencari kebenaran, dengan
langkah-langkah : mengenal masalah dan merumuskannya, study literatur, bila
diperlukan merumuskan hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data, menguji
hipotesis dan mengambil keputusan.Penelitian perlu senantiasa dilakukan karena
beberapa alasan, diantaranya : (1) penelitian akan memecahkan suatu permasalahan
yang sedang dihadapi. (2) penelitian yang dilakukan harus berupa penelitian lanjutan.
(3) melalui penelitian memungkinkan peningkatan aplikasi hasil penelitian yang
ditemukan, sehingga kita akan bertambah maju.

B. KLASIFIKASI PENELITIAN
Menurut Ruseffendi (1994) terdapat berbagai pandangan bagaimana penelitian itu
bisa dikelompokkan, diantaranya pengelompokkan penelitian berdasarkan fungsi, disain
dan teknik pengumpulan data, serta pengelompokkan berdasarkan aspek lainnya.
Berikut ini hanya dibahas tentang klasifikasi penelitian berdasarkan maksud dan
metodenya.
Berdasarkan maksudnya, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian: dasar,
terapan, evaluasi, pengembangan, dan penelitian mendesak. Penelitian dasar (basic
research) adalah penelitian yang sepenuhnya bertujuan untuk mengembangkan atau
memperbaiki suatu teori. Penelitian terapan (applied research) adalah penelitian yang
bermaksud untuk menerapkan teori atau menguji teori dalam kaitannya dengan
pemanfaatan bidang tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

C. MASALAH PENELITIAN
Salah satu langkah paling penting dalam penelitian adalah penentuan masalah.
Banyak peneliti merasa bahwa tahap penentuan masalah ini merupakan tahap yang

4
sangat sulit sehingga menghambat perkembangan kegiatan penelitian yang akan
dilakukan. Pada umunya keadaan berikut ini mewujudkan suatu masalah:
- Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan
kita.
- Bila ada hasil-hasil bertentangan.
- Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskannya melalui penelitian.

D. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Dalam merancang suatu penelitian, seorang peniliti perlu memahami langkah-
langkah yang harus ditempuh dalam proses penelitian, sebagai berikut:
Penelitian diawali dengan adanya masalah. Supaya arah penelitian menjadi jelas,
peneliti perlu teori sesuai dengan permasalahan. Jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian disebut hipotesis.Untuk membuktikan kebenaran hipotesis, peneliti
harus melakukan pengumpulan data pada obyek penelitian. Karena obyek penelitian
yang disebut populasi terlalu luas, maka peneliti melakukan pengambilan sample.
Setelah diperoleh sample peneliti mengumpulkan data. Untuk mengumpulkan data
diperlukan instrumen penelitian sebagai alat ukur.

BAB II : HIPOTESIS PENELITIAN

A. PENGERTIAN
Trelease (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai “suatu keterangan sementara
dari suatu fakta yang dapat diamati”, sedangkan Good dan Scates (1954) menyatakan
bahwa “hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan dan diterima
untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang dapat diamati, dan
digunakan sebagai petunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya” (Nazir, 1985).
Dalam pengujian hipotesis, yang akan diuji adalah apakah hipotesis benar adanya,
yaitu sesuai dengan fakta yang ada dipopulasi. Dalam hubungan ini, hipotesis
dipandang sebagai pernyataan tentang karakteristik populasi yang akan diuji
kebenarannya berdasarkan data sampel.

5
B. CIRI-CIRI HIPOTESIS
Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Hasil dari proses teoritik dan komparasi fakta yang andal, dan secara teoritik dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
- Merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi.
- Jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan data
empiric yang diperoleh dari sampel.
- Hipotesis harus menyatakan hubungan atau perbedaan.
- Hipotesis harus dapat diuji.
- Hipotesis harus spesifik dan sederhana.

C. TEKNIK PERUMUSAN HIPOTESIS SECARA STATISTIK


Untuk kepentingan pengujian hipotesis secara statistik, kita selalu merumuskan
hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (H1). H1 adalah hipotesis penelitian, sedang
H0 adalah ingkaran negasi dari H1 yang akan diuji secara statistik. Jadi dalam pengujian
hipotesis yang diuji adalah H0, sedang kesimpulan mengenai H1 adalah konsekuensi
logis dari hasil pengujian H0. Artinya jika H0 ditolak maka H1 diterima dan sebaliknya
jika H0 diterima maka H1 ditolak.

D. PENELITIAN TANPA HIPOTESIS


Pendapat kedua mengatakan, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan
menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jawaban untuk satu variabel
yang sifatnya deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan. Penelitian eksploratif yang
jawabannya masih dicari dan sukar diduga, tentu sukar ditebak apa saja, atau bahkan
tidak mungkin dihipotesiskan.

BAB III : VARIABEL PENELITIAN

A. PENDAHULUAN
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, atau mempunyai lebih dari
satu nilai, keadaan, kategori atau kondisi. Para ilmuan cenderung memusatkan tenaga
dan pikiran pada variabel, karena mereka berusaha menguji dan menjelaskan perbedaan.

6
B. JENIS-JENIS VARIABEL
Variabel-variabel dalam penelitian biasanya mempunyai dua bentuk :
- Variabel kategorikal (categorical variables), yaitu variabel yang mempunyai dua
golongan dikotomi atau bergolongan banyak politomi.
- Variabel Bersambungan (continuous variables), adalah variabel (peubah) yang
memiliki jangkau (range) tertentu, karena itu variabel bersambungan harus
memiliki nilai peringkat (rangking); nilai yang lebih besar berarti memiliki
kualitas yang baik.
Jenis-jenis hubungan antar variabel-variabel penelitian Dari segi hubungan antar
variabel dikenal dua jenis variabel utama, yaitu :
- Variabel bebas atau variabel pengaruh (independent variable) adalah variabel
penyebab yang diduga, terjadi lebih dahulu.
- Variabel bebas (Independent Variable) adalah kondisi atau karakteristik yang oleh
peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan
fenomena yang diobservasi. Dalam bidang pendidikan, kondisi yang
dimanipulasikan atau segala bentuk perlakuan yang diterapkan oleh peneliti.
Variabel ini biasanya dilambangkan dengan variabel “X”.
- Variabel tidak bebas atau terikat atau variabel terpengaruh (dependent variable)
adalah variabel akibat yang diperkirakan terjadi kemudian. Variabel tergantung atau
terikat (dependent variable) adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, yang
muncul atau tidak muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, dan
mengganti variable bebas. Jenis variabel ini biasanya dilambangkan dengan variabel
“Y”.

BAB IV: METODE PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN

A. PENGERTIAN PENGUMPULAN DATA


Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data. Agar data yang
dikumpulkan memenuhi persyaratan atau dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,
maka petugas pengumpul data dan alat bantu (instrument) pengumpulan data haruslah
memenuhi kriteria yang diperlukan. Diantara metode pengumpulan data yang cukup
penting adalah wawancara, kuesioner, observasi, tes dan dokumentasi. Setiap metode

7
pengumpulan data tersebut menggunakan instrument pengumpulan data yang berbeda-
beda. Secara umum yang dimaksud dengan instrument adalah suatu alat yang karena
memenuhi persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur
suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Pada dasarnya
instrument dapat dibagi menjadi dua macam yakni tes dan non-tes.

1. Wawancara/Interview
Secara umum yang dimaksud wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilaksanakan dengan tanya jawab secara lisan, sepihak, berhadapan
muka dan dengan arah tujuan yang telah ditentukan. Ada dua jenis wawancara yang
dapat dilakukan kaitannya dengan pengumpulan data penelitian:
Wawancara terpimpin (guided interview) yang juga dikenal sebutan wawancara
berstruktur atau wawancara sistematis.
Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang dikenal dengan istilah
wawancara sederhana atau wawancara bebas.

2. Kuesioner (angket)
Kuesioner terdiri dari daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk
dijawab secara tertulis. Penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpul data akan jauh
lebih praktis, hemat waktu dan tenaga dibanding dengan metode wawancara. Namun
kelemahannya adalah kemungkinan adanya jawaban yang diberikan dalam kuesioner
tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya apalagi pertanyaan kuesioner tidak
dirumuskan dengan jelas sehingga membingungkan responden.

3. Observasi
Pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan
Menurut Ary dkk (1985) terdapat lima langkah pendahuluan yang harus diambil pada
waktu melakukan observasi, yaitu:
- Aspek tingkah laku yang akan diamati harus dipilih

8
- Tingkah laku yang masuk ke dalam kategori yang telah dipilih harus dirumuskan
dengan jelas
- Orang yang akan melakukan pengamatan harus dilatih
- Suatu sistem untuk mengukur pengamatan harus dikembangkan
- Prosedur terperinci.

4. Tes
Pengumpulan dan penelitian dapat dilakukan dengan tes atau pengujian. Tes adalah
prosedur sistematik yang dibuat dalam bentuk tugas-tugas yang distandarisasi dan
diberikan kepada individu atau kelompok untuk dikerjakan, dijawab, atau direspons,
baik dalam bentuk tertulis, lisan maupun perbuatan.Beberapa juga tes yang biasa
digunakan dalam penelitian misalnya tes bakat, tes intelegensi, tes minat, tes prestasi,
tes kepribadian, dan sebagainya. Untuk menentukan jenis tes mana yang dipakai dalam
penelitian, tergantung jenis dan tujuan penelitian itu sendiri. Tes yang baik adalah tes
yang objektif, valid dan reliabel.

5. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.
Metode dokumentasi dalam hal ini berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat
data yang sudah ada dalam dokumen atau arsip.

BAB V : MELAKSANAKAN UJI COBA PENELITIAN

A. PENTINGNYA UJI COBA INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA


Secara umum terdapat dua jenis instrumen yaitu instrumen yang disusun sendiri
oleh peneliti, dan jenis kedua adalah instrumen yang sudah terstandar (standardized).
Sebelum melanjutkan apa saja yang harus diperhatikan dan cara-cara yang diambil serta
prosedur yang harus dilalui dalam uji coba instrumen, terlebih dahulu akan dibedakan
tujuan uji coba instrumen. Secara umum tujuan uji coba dapat dilihat dari segi kualitas
instrumen dan dari segi yang berkaitan dengan pengelolaan penggunaan isntrumen
tersebut.

9
Tujuan uji coba yang berhubungan dengan kualitas instrumen adalah upaya untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, dan obyektivitas. Bagi instrumen, pemahaman
responden terhadap apa yang dimaksudkan oleh peneliti merupakan kunci penting bagi
sukses tidaknya penelitian. Namun demikian pada umumnya peneliti masih kurang
memahami maksud ini. Dalam kegiatan ujicoba pada umumnya peneliti hanya bertujuan
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen saja.
Demikianlah tujuan uji coba secara umum yang berhubungan dengan pengelolaan.
Tujuan lain yang telah disinggung adalah diperolehnya informasi mengenai kualitas
instrumen yang digunakan. Secara umum, baik tes maupun bukan tes uji coba
dimaksudkan antara lain untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

BAB VI : POPULASI DAN TEKNIK SAMPEL

A. PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL


Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana
karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda
yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti. (Haryadi Sarjono, 2013:21), dengan kata
lain populasi adalah himpunan keseluruhan objek yang diteliti. Sedangkan sampel
adalah bagian dari populasi secara keseluruhan. Berikut ini merupakan alasan mengapa
peneliti perlu menggunakan sampel :
- Populasi sedemikian banyak sehingga sulit untuk meneliti seluruh elemen.
- Keterbatasan waktu, biaya penelitian, dan sumber daya manusia.
Penelitian terhadap sampel dan bukan seluruh populasi kadang kala juga sangat
mungkin untuk memberikan hasil yang lebih terpercaya.
Jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi
menjadi tidak masuk akal.

10
BAB VII : TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF

A. PENDAHULUAN
Dalam kaitan dengan analisis kuantitatif dengan menggunakan teknik statistiK
terdapat dua jenis analisis di dalamnya, yaitu analisis deskriptif dan analisis infensial.
Analisis deskriptif adalah jenis analisis data yang dimaksudkan untuk mengungkapan
keadaan atau karakteristik data sampel untuk masing-masing variabel penelitian secara
tunggal.

B. ANALISIS DESKRIPTIF
Analisis deskriptif adalah jenis analisis data yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan keadaan atau karakteristik data sampel untuk masing-masing variabel
penelitian secara tunggal. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan teknik-
teknik statistik deskriptif yang meliputi tabel frekuensi grafik, ukuran pemusatan (gejala
pusat) dan ukuran penyebaran.
Teknik-teknik atau ukuran-ukuran mana yang tepat digunakan untuk masing-masing
variabel dengan berbagai skala

C. ESTIMASI PARAMETER
Di dalam penelitian kuantitatif, terutama survey sampel, penelitian hanya dilakukan
terhadap sejumlah sampel, tetapi kesimpulan yang diperoleh selalu diberlakukan atau
digeneralisasikan pada populasi yang menggunakan statistic dalam sampel untuk
menaksir parameter populasi.
Teknik penaksiran yang lain menghasilkan interval taksiran. Dalam menentukan
interval taksiran kita menetapkan tingkat kepercayaan terhadap hasil taksiran kita.

BAB VIII : PENELITIAN SURVEY

A. PENDAHULUAN
Penelitian survey merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu
sample dengan menanyakan melalui angket atau interview supaya nantinya
menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Frankel dan Wallen, 1990). Survey

11
merupakan salah satu jenis penelitian yang banyak dilakukan oleh penelitian dalam
bidang sosiologi, bisnis, politik, pemerintahan dan pendidikan.
Penelitian survey antara lain bertujuan untuk: (1) mencari informasi factual secara
mendetail yang sedang menggejala, (2) mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk
mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan, (3) untuk
mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi sasaran penelitian
dalam memecahkan masalah, sebagai bahan penyusunan rencana dan pengambilan
keputusan di masa mendatang.
Ryanto (2001) menyebutkan ciri-ciri penelitian survey antara lain:
- Data survey dapat dikumpulkan dari seluruh populasi, atau dapat pula hanya
sebagian saja dari populasi
- Untuk sesuatu hal data yang sifatnya nyata
- Hasil survey dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas
karena data yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu dan saat data itu
dikumpulkan
- Biasanya untuk memecahkan masalah yang sifatnya incidental
- Pada dasarnya survei dapat merupakan metode cross-sectional dan longitudinal.
- Cenderung mengandalkan data kuantitatif
- Mengandalkan teknik pengumpulan data yang berupa kuesioner dan wawancara
berstruktur.
Pada dasarnya, survey dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu sensus dan
survey sample. Sensus adalah survey yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan.
Sedangkan survey sample adalah hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi. Kita
dapat menggunakan survey untuk mentabulasi objek-objek nyata atau untuk mengukur
hal-hal yang tidak nyata seperti pendapat atau pencapaian prestasi tertentu.
Berdasarkan lingkup dan pokok permasalahannya, survey dapat digolongkan menjadi
empat kategori yaitu: (1) sensus objek nyata, (2) sensus hal-hal yang tidak nyata, (3)
survey sample objek nyata, dan (4) survey sample hal-hal yang tidak nyata. (Ary et.al.
1979).

12
B. MELAKSANAKAN PENELITIAN SURVEY
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat, penelitian survey juga
mulai banyak digunakan di bidang pengetahuan seperti pendidikan, ekonomi, dan social
atau penelitian lain yang mempunyai tujuan sebagai berikut:
- Menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti,
- Memecahkan permasalahan yang signifikan dan hidup di masyarakat,
- Menilai kebutuhan dan menentukan tujuan institusi atau lembaga tertentu,
- Menganalisis kecenderungan yang terjadi dala suatu masyarakat atau suatu lembaga
pada periode tertentu
- Menentukan apakah tujuan spesifik suatu lembaga sudah dapat dicapai,
- Mendeskripsikan permasalahan yang ada, dan seberapa jauh implikasinya terhadap
lembaga yang ada.

BAB IX : DESAIN EKSPERIMEN DAN ANALISISNYA

A. PENDAHULUAN
Desain eksperimental adalah kerangka konseptual pelaksanaan eksperimen. Suatu
desain mempunyai dua fungsi yaitu:
- Menciptakan kondisi bagi perbandingan yang diperlukan oleh hipotesis
eksperimen, dan
- Melalui analiss data statistic, memungkinkan peneliti melakukan tafsiran yang
berarti mengenai hasil penyelidikan.

B. KESAHIHAN EKSTERNAL (VALIDITAS EKSTERNAL) DAN KESAHIHAN


INTERNAL (VALIDITAS INTERNAL)

1. Validitas Eksternal
Yang dimaksud dengan validitas ekternal adalah kepresentatifan hasil
penyelidikan atau dapatnya hasil penyelidikan itu digeneralisasi.
Bracht dan Glass menyebutkan dua macam validitas eksternal: validitas populasi
(population validity) dan valitidas ekologis (econogical validity). Validitas populasi
menyangkut identifikasi populasi yang akan digeneralisasi berdasarkan hasil

13
eksperimen tersebut. Validitas ekologis menyangkut masalah penggeneralisasian
pengaruh eksperimental kepada kondisi-kondisi lingkungan yang lain.

2. Validitas Internal
Kesahihan internal ini sangat penting, karena tanpa ini tidak dapat diambil
kesimpulan mengenai hubungan sebab-akibat antara perlakuan dan criterion. Oleh
karena itu maka desain eksperimen yang baik harus dapat mengontrol
(menghilangkan) pengaruh faktor-faktor yang mengancam kesahihan internal dari
eksperimen yang akan dilakukan, sehingga jika terjadi perubahan pada criterion
maka perubahan tersebut benar-benar disebabkan oleh perlakuan yang diberikan.

C. MACAM-MACAM DESAIN EKSPERIMEN


Dalam pembahasan mengenai desain eksperimen berikut ini, desain itu digolongkan
kedalam desain pra-eksperimen, eksperimen yang sejati (true-experimental) atau
eksperimen semu (quasi-eskperimental) tergantung pada tingkat pengendalian dalam
desain tersebut.

BAB X : PENELITIAN EXPOST FACTO

A. PENDAHULUAN
Nama expost facto, bahasa latin yang artinya “dari sebuah fakta”, menunjukkan
bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel-variabel
itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami. Kerlinger memberikan
batasan penelitian expost facto ini dengan cukup ringkas sebagai :
“Penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel
bebas langsung karena perwujudan variabel telah terjadi, atau karena variabel tersebut
pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan tentang hubungan di
antara variabel-variabel itu dilakukan, tanpa intervensi langsung berdasarkan perbedaan
yang mengiringi variabel-variabel bebas dan variabel-variabel itu”.

14
B. PENYEBAB UMUM
Dalam penyelidikan expost facto, kita harus mempertimbangkan kemungkinan
bahwa variabel-bebas dan variabel-terikat penyelidikan itu adalah dua akibat terpisah
yang disebabkan oleh variabel ketiga. Peneliti expost facto harus senantiasa
mempertimbangkan kemungkinan adanya penyebab umum yang dapat menimbulkan
hubungan yang diamati. Namun, dalam penelitian expost facto, selalu ada keragu-
raguan yang menggangu tentang adanya penyebab umum, yang tak pernah
terbayangkan, yang terjadi sebab adanya suatu hubungan.

C. HUBUNGAN KAUSAL YANG TERBALIK


Pada waktu menafsirkan hubungan yang diamati dalam penelitian expost facto, kita
harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa kebalikan dari dugaan kita juga dapat
menyebabkan hasil penelitian itu. Maksudnya, alih-alih X menyebabkan Y, mungkin Y
lah yang menyebabkan X.

D. PENGENDALIAN PARSIAL DALAM PENELITIAN EXPOST FACTO


Ada beberapa strategi untuk meningkatkan kredibilitas penelitian expost facto,
kendati tak satupun di antaranya yang dapat menutup secara memadai kelemahan dasar
penelitian ini, yaitu tidak adanya pengendalian terhadap variabel bebas. Di antara
strategi-strategi itu adalah skor perubahan (change scores), pemadanan (matching),
analisis kovariansi (analysis of covariance), korelasi parsial (partial correlation),
kelompok yang homogeny (homogeneous groups), serta dengan memasukkan variabel
luar (extraneous variabels) ke dalam desain.

E. PROSEDUR DALAM PENYELIDIKAN ESPOST FACTO


Marilah kita tinjau sejenak langkah-langkah yang diperlukan dalam merencanakan
penyelidikan untuk meneliti hubungan antara kreativitas dengan prestasi mahasiswa
dalam memecahkan masalah. Studi expost facto akan membandingkan prestasi
pemecahan-masalah dari mahasiswa yang kreatif dengan yang tidak kreatif.

15
BAB XI : PENELITIAN KUALITATIF

A. PENDAHULUAN
Penelitian kualitatif adalah penelitian eksploratif yang mempunyai proses yang lain
dari pada penelitian kuantitatif. Jika metode kuantitatif dapat memberikan gambaran
tentang populasi secara umum, maka metode dualitatif dapat memberikan gambaran
khusus terhadap suatu kasus secara mendalam yang tidak jelas tidak diberikan oleh hasil
penelitian dengan metode kualitatif.

B. PROSES PENELITIAN KUALITATIF


Proses penelitian kualitatif mempunyai suatu periode yang dilakukan berulang-
ulang, sehingga keadaan yang sesungguhnya dapat diungkap secara cermat, dan
lengkap. Proses tersebut dimulai dengan survey pendahuluan untuk mendeteksi situasi
lapangan dan karakteristik subjek (masyarakat atau kebudayaan tertentu) yang akan
menjadi objek penelitian.
Untuk lebih memperjelas pemahaman kita terhadap metode penelitian kualitatif,
maka bagian ini akan ditemukan ciri-ciri penelitian kualitatif dibandingkan dengan
penelitian kuantitatif.

Ciri-ciri penelitian kualitatif


- Bersifat eksploratif
- Teori lahir dan dikembangkan di lapangan
- Proses berulang-ulang
- Pembahasan lebih bersifat kasus dan spesifik
- Menghandalkan kecermatan dalam pengumpulan data untuk mengungkap secara
tepat keadaan yang sesungguhnya di lapangan. Ciri-ciri penelitian kuantitati
- Bersifat eksplanatif
- Teori adalah inferensi hasil pengujian hipotesis
- Proses standard dan logic
- Hasil analisis digeneralisasikan ke populasi
- Mengandalkan penggunaan teori statistik untuk memperoleh kesimpulan yang
berlaku umum.

16
C. PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Seperti telah dikemukakan bahwa penelitian kualitatif mengandalkan kecermatan
pengumpulan data untuk memperoleh data untuk memperoleh hasil penelitian yang
valid. Oleh karena itu maka teknik yang dugunakan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara mendalam, onservasi partisipasi, kelompik diskusi terarah (focus group
discussion), dan analisis dokumen.

D. ANALISIS DAN PEMAKNAAN DATA PENELITIAN KUALITATIF


Analisis dalam penelitian kualitatif sangat bergantung pada kemampuan peneliti.
Analisis kualitatif tidak mengandalkan rumus baku (seperti pada analisis penelitian
kualitatif), tetapi lebih mengandalkan pada kemampuan peneliti (kedalam dan
keleluasaan wawasan).

E. ANALISIS DATA PADA PENELITIAN KUALITATIF


1. Reduksi Data
Reduksi data adalah bagian proses yaitu bentuk analisis untuk mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, untuk mengatur
data sehingga dapat dibuat kesimpulan.
2. Sajian Data
Sajian data adalah suatu susunan informasi yang memungkinkan dapat
ditariknya suatu kesimpulan penelitian. Dengan melihat sajian data, peneliti akan
memahami apa yang terjadi serta memberikan peluang bagi peneliti untuk
mengerjakan sesuatu pada analisis atau tindakan lain berdasarkan pemahamannya.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi
Kesimpulan ahir pada penelitian kualitatif, tidak akan ditarik kecuali setelah
proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan yang dibuat perlu diverifikasi
dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali, sambil meninjau secara sepintas
pada catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat.

17
4. Penerapan Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan
Metode penelitian kualitatif dalam penelitian pendidikan dapat digunakan untuk
melakukan penelitian mengenai perilaku belajar siswa, proses nalar dalam
akuntansi, kebiasaan belajar, dan lainnya.

BAB XII : PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Jenis Penelitian
Penelitian tindakan telah diakui sebagai suatu paradigm penelitian yang sesuai untuk
bidang-bidang pendidikan, professional, pengelolaan dan pengembangan organisasi dan
hal ini telah menjadi topik bahasan banyak buku dalam lima sampai sepuluh terakhir.
Zuber-Skrritt (1996) mengelompokkan jenis penelitian tindakan menjadi tiga macam,
yaitu: (1) penelitian tindakan yang bersifat teknis, (2) penelitian tindakan yang bersifat
praktis, dan (3) penelitian tindakan yang bersifat emansipatoris.

B. Asas Penelitian Tindakan


Terdapat beberapa asas dalam melakukan penelitian tindakan, diantaranya (1) asas
kritik reflektif, (2) asas kritik dialektis, (3) asas sumber daya kolaboratif, (4) asas resiko,
(5) asas struktur majemuk, (6) asas teori, praktik dan transformasi.
Asas kritik reflektif merupakan upaya dalam menilai apa yang telah dilakukan
berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan. Tiga langkah yang perlu ditempuh dalam
kritik reflektif yaitu: (a) mengumpulkan catatan-catatan yang telah dibuat oleh peneliti
atau pihak yang berwenang, (b) menerangkan dasar reflektif yang menyangkut catatan
tersebut, (c) mentransformasi pernyataan menjadi pertanyaan, dan sejumlah alternative
yang memungkinkan dapat sebagai rekomendasi, yang belum terpikirkan sebelumnya.
Seluruh data yang dikumpuulkan melalui catatan atau rekaman menjadi acuan bagi
situasi yang diteliti.

C. Fungsi Penelitian Tindakan


Penelitian tindakan terutama yang terkait dengan dunia pendidikan, menurut Cohen
dan Manion (1980) mempunyai lima fungsi yaitu:
 sebagai alat untuk memecahkan masalah,

18
 sebagai alat pelatihan dalam jabatan
 sebagai alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau inovatif pada
pengajaran,
 sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi, serta
 sebagai alat untuk menyediakan alternative yang lebih baik.
Jika direduksi dari lima fungsi penelitian tindakan diatas, maka sebenarnya
penelitian tindakan berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan pendidikan.

D. Karakteristik Penelitian Tambahan


Setiap jenis penelitian mempunyai karakteristik tertentu yang membedakannya
dengan jenis penelitian lain. Dalam hal ini, karakteristik atau ciri-ciri penelitian
tindakan:
Bersifat situasional kontekstual yang terkait dengan mendiagnosis dan memecahkan
masalah konteks tertentu.
- Menggunakan pendekatan yang kolaboratif
- Bersifat partisipapsitori yakni anggota tim ikut mengambil bagian dalam
pelaksanaan penelitiannya
- Bersifat self-evaluatif dimana evaluasi sendiri secara kontinyu untuk
meningkatkan praktik kerja.
- Prosedur penelitian tindakan bersifat on the spot yang didesain untuk menangani
masalah kongkrit yang ada ditempat itu juga.
- Temuannya diterapkan segera dan mempunyai perspektif jangka panjang
- Memiliki sifat keluesan dan adaptif

E. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan


Pokok-pokok kegiatan rencana penelitian tindakan adalah:
1. Identifikasi masalah dan penerapan alternative pemecahan masalah.
Identifikasi masalah hendaknya dilakukan oleh peneliti. Beberapa kriteria dalam
menentukan masalah penelitian tindakan adalah:
- masalah apa yang akan diteliti,

19
- masalah benar-benar terjadi dalam proses belajar mengajar dikelaspenting dan
bermanfaat untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar,
- masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan,
- masalah hendaknya dalam jangkauan penanganan,
- pernyataan masalah harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental,
- alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan,
- cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari suatu masalah tersebut,
- jangan mengangkat permasalahan yang guru tidak mungkin dapat menyelesaikannya
karena diluar jangkauan tugas guru,
- masalah yang riil dan problematika,
- pilihlah fokus penelitian yang spesifik dan terbatas yang dapat dicari solusinya
dalam waktu singkat.

F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas


Ada beberapa hal yang harus dipahami dalam melaksanakan tindakan pada PTK,
yakni: pelaksanaan PTK dilakukan dalam bentuk siklus, dilakukan secara kolaborasi,
pada setiap siklus dilakukan kegiatan tindakan sesuai dengan rencana PTK, observasi
tindakan dengan menggunakan berbagai instrument observasi dan refleksi atas tindakan
yang dilakukan setelah memperhatikan hasil observasi.

BAB XIII : MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN

A. PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF


Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-
langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam
menyusun rancangan penelitian, perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat
digunakan untuk mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian.

I. SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF PENDAHULUAN


1. Latar Belakang Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Batasan Masalah

20
4. Rumusan Masalah
5. Tujuan Penelitian
6. Manfaat Penelitian

II. KAJIAN PUSTAKA


1. Uraian Teori
2. Penelitian Yang Relevan
3. Kerangka Berfikir
4. Pengajuan Hipotesis

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian


1. Popilasi Dan Teknik Pengambilan Sampel
2. Variabel Dan Definisi Operasional
3. Rancangan Penelitian
4. Variabel dan Defenisi Operasional
5. Rancangan Penelitian
6. Teknik Pengumpulan DatA
7. Teknik Analisa Data

IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


1. Deskripsi Hasil Penelitian
2. Analisa Data
3. Pembahasan

V. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
2. Saran

B. URAIAN SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN


1. Latar Belakang Masalah
Pada latar belakang harus disinggung permasalahan, uraian yang dikemukakan
harus bersifat meragukan, karena sering ditemukan bahwa dalam uraian latar

21
belakang ternyata permasalahannya telah terjawab. Selain itu masalah yang diteliti
dapat diyakinkan dengan menunjukkan rangkuman penelitian terlebih dahulu yang
mengidentifikasikan bahwa ada aspek penting yang belum diteliti peneiti
sebeumnya dengan menunjukkan alasan:
- Sudut pandang lain yang belum diteliti oleh peneliti terdahulu
- Ada masalah yang belum dapat diselesaikan baik secara teoritis maupun
metodologis
- Melakukan replikasi atau memunculkan topik aspek atau masalah baru.

2. Identifikasi Masalah
Berisi sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari uraian pada latar belakang
masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti itu dalam lingkup permasalahan
yang lebih luas dibandingkan dengan perumusan masalah.
Pembatasan Masalah
Berisi batasan sehingga dari beberapa masalah yang diidentifikasi hanya
sebahagian saja yang akan diteliti.

3. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan diteliti di dalam penelitian merupakan rumusan
formal yang operasional dari masalah yang akan diteliti. Isi masalah harus konsisten
dengan latar belakang masalah.

4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian tersebut
dilakukan. Penelitian dapat bertujuan untuk menjajaki, menguraikan, menerangan,
membuktikan atau merupakan suatu gejala, konsep, dugaan atau membuat suatu
prototipe, tujuan penelitian harus sinkron dengan rumusan masalah

5. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, bagi masyarakat,
pembangunan, negara dan bangsa.

22
6. Kajian Pustaka
Bab tentang kajian pustaka meliputi: kerangka teori, kerangka berfikir dan hipotesis.

7. Kerangka Teori
Kerangka teori berisi teori dari semua besaran variabel yang digunakan di dalam
penelitian. Teori ini harus ditulis secara jelas dan konklusif serta melalui berbagai
pertimbangan. Usahakan peristiwa terbaru (aktual), relevan dan asli dari jurnal ilmiah.
Uraikan dengan jelas kerangka teori yang menimbulkan gagasan dan mendasari
penelitian yang akan dilakukan.

8. Kerangka Berfikir
Berisi alasan atau argumentasi ilmiah deduktif sehingga dengan mengikuti alasan itu
secara logika terdapat benang merah yang tidak putus mulai dari masalah sampai pada
hipotesis penelitian, setiap masalah mempunyai argumentasi sendiri untuk sampai ke
hipotesis, yang merupakan inti dari permasalahan

9. Hipotesis
Penelitian dapat menggunakan hipotesis atau tidak menggunakan hipotesis
tergantung pada sifat dan tujuan penelitian. Jika penelitian menggunakan hipotesis,
maka hipotesis hendaknya berupa rumusan foemal atau pemecahan masalah. Isinya
harus konsisten dengan rumusan masalah. Ada beberapa kriteria hipotesis yang baik,
antara lain:
- Harus sederhana
- Dapat diuji
- Menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
- Harus sesuai dengan fakta
- Relevan dengan ilmu

23
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku

1. Pembahasan BAB I Tentang PENDAHULUAN


Pada buku utama, penyajian materi sangat ringkas sedangkan pada buku
pembanding sajian materi sangat lengkap dan dijelaskan secara mendetail namun jelas
dan mudah dimengerti berbeda dengan buku utama sangat ringkas karena sasaran topik
yang dibahas langsung kepada poin e.
Pada topik klasifikasi penelitian buku utama hanya menyajikan pengertian dari
jenis penelitian tersebut dan dibahas dalam satu topik pembahasan sedangkan pada buku
pembanding klasifikasinya masih dijelaskan secara rinci lengkap dengan perbedaan dan
hubungannya sehingga memudahkan pembaca memahami isi topik pembahasan
tersebut. Selain itu pada buku pembanding disajikan contoh-contoh yang lengkap baik
berupa ilustrasi gambar, kurva, tabel yang mudah dimengerti seperti pada hal. 8, 10, 11)
sedangkan pada buku utama hanya ada satu contoh ilustrasi gambar yang dapat dilihat
pada hal 7, dengan adanya ilustrasi contoh seperti pada buku pembanding ini maka akan
dapat membantu pembaca memahami nya dengan mudah.
Kutipan pendapat para ahli atau dari sumber lain lebih banyak ditemukan pada
buku pembanding, dimana kutipan ini sangat berguna dalam mendukung gagasan
penulis. Namun ada kutipan yang menggunakan bahasa inggris ditemukan pada buku
pembanding (hal 13) yang tidak diberi penjelasan, hal ini dapat menyulitkan pembaca
apabila tidak memahami bahasa inggris tersebut.

2. Pembahasan BAB II Tentang HIPOTESIS PENELITIAN


Dalam menguraikan pengertian hipotesis penelitian buku utama lebih jelas karena
pada buku utama dilengkapi dengan pengertian hipotesis menurut para ahli maupun
sumber lain sedangkan pada buku pembanding hanya pengertian secara ringkas dan
tidak disertai defenisi dari para ahli maupun sumber refrensi lain.
Namun pada buku pembanding contoh dari hipotesis penelitian itu sendiri dijelaskan
dengan contoh yang sangat mudah dipahami karena disertai dengan gambar ilustrasi

24
sedangkan pada buku utama contoh yang dijelaskan sangat singat sehingga sangat sulit
untuk memahaminya.
Dalam buku pembanding dijelaskan perbedaan hipotesis penelitian dengan hipotesis
statistik dan dijelaskan penggunaannya dengan contoh, sedangkan pada buku utama
hanya menjelaskan apakah penelitian harus memiliki hipotesis namun contoh yang
dijelaskan pada buku utama sangat mudah untuk dipahami.
Ada perbedaan topik materi pada buku utama dengan buku pembanding dimana
pada buku utama bentuk hipotesis yang dijelaskan berdasarkan keperluan pengujian
menggunakan teknik statistika sedangkan pada buku pembanding bentuk bentuk
hipotesis dijelaskan dengan cakupan yang lebih luas disertai dengan contoh. Namun
pada buku pembanding selain contoh juga dilengkapi dengan ilustrasi kurva mengenai
penjelasan contoh sehingga memudahkan pembaca memahaminya.
Dilihat dari gaya bahasa dan sistematika penulisan yang digunakan baik buku utama
maupun buku pembanding cukup mudah untuk dipahami walaupun pada buku masih
terdapat kesalahan penulisan seperti “kerangkapikir” (Hal 10) “sebaliknyqa” (Hal 11).

3. Pembahasan BAB III Tentang VARIABEL PENELITIAN


Cakupan pembahasan materi pada buku pembanding lebih luas dibandingkan buku
utama, hal ini dikarenakan buku pembanding membahas topik berkaitan dengan
variabel penelitian yang tidak dibahas dalam buku utama seperti paradigma penelitian.
Dalam menjelaskan definisi variabel penelitian buku pembanding lebih banyak
mengutip dari para ahli dan refrensi lain kemudian keseluruhan defenisi tersebut dibuat
kesimpulkan oleh penulis, sehingga sangat membantu pembaca dalam memahami topik
pembahasan variabel penelitian.
Pada topik jenis-jenis variabel penelitian buku utama membagi lagi jenis variabel
berdasarkan bentuk, ciri pokoknya, dan skala pengukuran yang digunakan baru
kemudian dijelaskan beserta contoh, berbeda dengan buku pembanding hanya merinci
jenis variabel secara umum. Buku pembanding disetiap penjelasan pokok dilengkapi
dengan ilustrasi gambar dan beberapa istilah asing yang diberi penjelasan, sehingga
menambah wawasan pembaca setelah membaca buku ini.

25
Namun buku utama juga memiliki kelebihan yaitu adanya ringkasan di akhir BAB
dan disertai dengan latihan sehingga pembaca bisa memahami kembali apa yang telah
dibaca.

4. Pembahasan BAB IV Tentang METODE PENGUMPULAN DATA DAN


INSTRUMEN PENELITIAN
Yang menjadi nilai plus buku pembanding daripada buku utama pada topik bahasan
ini adalah cakupan materi buku pembanding dibandingkan buku utama yaitu pada buku
pembanding teknik pengumpulan dibedakan terlebih dahulu penelitian kuantitatif dan
kualitatif kemudian dijelaskan secara terpisah dengan sub bab yang berbeda sehingga
pembaca pembaca bisa lebih mudah memahaminya apalagi dijadikan sebagai rujukan
pustaka untuk penelitian.
Buku utama hanya membahas secara umum tidak menjelaskan secara terperinci
jenis jenis instrumen penelitian, seperti pada topic kuesione/angket buku utama hanya
menjelaskan secara umum mengenai kuesioner, sedangkan pada buku pembanding
dilengkapi dengan prinsip penulisan angket beserta contohnya.
Pada buku pembanding ada beberapa istilah asing yang tidak diberi penjelasan lebih
lanjut seperti “face to face” (Hal 198) dan “frame of reference” (Hal 200) sehingga
sedikit menyulitkan pembaca yang belum memahami istilah istilah tersebut. Ilustrasi
contoh baik gambar, kurva, tabel pada buku pembanding lebih mudah dipahami
disbanding buku utama karena setiap contoh pada buku pembanding disertai dengan
keterangan yang jelas.

5. Pembahasan BAB V Tentang MELAKSANAKAN UJI COBA PENELITIAN


Sajian topik pada buku utama sangat ringkas dan sulit untuk dimengerti, berbeda
dengan buku pembanding yang lebih lengkap dan dijelaskan dengan mendetail disertai
contoh-contoh sederhana. Bahasan validitas dan reabilitas pada buku utama tidak
dijelaskan dengan baik dan sulit untuk dimengerti padahal itu merupakan topik utama
dalam bab ini, sesuai judul babnya uji coba penelitian, berbeda dengan pada buku
pembanding topik tersebut dijadikan sub bab dan dijelaskan secari rinci sehingga
memudahkan pembaca memahaminya. Ilustrasi contoh baik gambar, kurva, tabel pada

26
buku pembanding lebih mudah dipahami dibanding buku utama karena setiap contoh
pada buku pembanding disertai dengan keterangan yang jelas.

6. Pembahasan BAB VI Tentang POPULASI DAN TEKNIK SAMPEL


Penyajian materi pada buku utama topik pengertian populasi dan sampel disertai
dengan pendapat para ahli dan refrensi dari sumber lain sehingga dapat membantu
menguatkan penjelasan materi pada topik itu. Buku utama juga memaparkan alasan
mengapa peneliti perlu menggunakan sampel dan rumus menentukan sampel dari suatu
populasi beserta contohnya.
Sedangkan pada buku pembanding lebih menonjolkan ilustrasi contoh sederhana
yang dikaitkan dengan topik sampel dan populasi yang sangat mudah dipahami karena
menggunakan kata kata yang mudah dimengerti. Ada beberapa bagian yang ada pada
buku utama yang pemaparannya sama di buku pembanding yaitu mengenai sub bab
“contoh menentukan ukuran sampel”.
Pada pemaparan bagian penentuan teknik sampling buku pembanding lebih luas dan
lebih terperinci dibanding dengan buku utama misalnya pada bagian non probality
sampling, buku pembanding masih membagi lagi menjadi 6 sub bagian yang masi
masing dijelaskan lengkap dengan ilustrasi gambarnya, sehingga sangat memudahkan
pembaca untuk memahami materi ini.

7. Pembahasan BAB VII Tentang TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF


Ada beberapa cakupan materi penting mengenai analisis data kuantitatif yang tidak
ada pada buku utama namun ada pada buku pembanding, salah satunya konsep dasar
pengujian hipotesis. Penjelasan pada buku pembanding sangat mudah dipahami
dibanding buku utama karena buku pembanding langsung menampilkan contoh studi
kasus lengkap dengan penjelasannya seperti contoh judul penelitian, rumusan, masalah
dan teknik analisis data yang digunakan sehingga sangat membantu pembaca, terutama
yang sedang melaksanakan penelitian. Namun penulisan kalimat setiap paragraf pada
buku pembanding saya lihat terlalu banyak, terkadang satu lembar cuma ada dua
paragraph sehingga menjadi lebih cepat bosan dalam membaca isi pokok materi
tersebut, alangkah baiknya setiap lembar dibagi menjadi empat atau lima paragraph.

27
Salah satu yang menjadi keunggulan buku utama dibandingkan buku pembanding
adalah adanya ringkasan dan latihan disetiap akhir bab, sehingga dapat membantu
pembaca untuk mencoba memahami ulang setiap bab dengan mengerjakan latihan
tersebut.

8. Pembahasan BAB VIII Tentang PENELITIAN SURVEY


Sajian materi tersusun sangat rapi, dimana pada bab ini terlebih dahulu diawali
dengan pendahuluan yang membahas defenisi dan cirri-ciri penelitian survey, kemudian
dilanjutkan pada topik utama pelaksanaan penelitian survey kemudian pada akhir bab
disajikan ringkasan dan latihan. Penyampaian teori serta argumen penulis pada bab ini
sangat kuat karena disetiap penjelasan dalam pembahasan selalu didukung dengan
pendapat para ahli maupun refrensi dari sumber yang relevan misalnya topik defenisi
penelitian survey, karakteristik penelitian survey. Hal ini sangat baik dalam penulisan
buku maupun karya ilmiah dengan adanya refrensi seperti ini akan menguatkan teori
dan argument yang disampaikan penulis kepada pembaca.
Bab ini dilengkapi dengan ringkasan dan latihan yang dapat memudahkan pembaca
khususnya mahasiswa dalam memahami setiap topik yang dibahas pada buku ini Tidak
adanya ilustrasi baik gambar, kurva dan tabel pada bab ini dapat membuat pembaca
kesulitan dalam memahami teori yang disampaikan penulis selain itu dapat membuat
pebaca mudah bosan karena yang disajikan berupa tulisan saja.B.Kelebihan Dan
Kekurangan Buku

9. Pembahasan BAB IX tentang DESAIN EKSPERIMEN DAN ANALISISNYA


Sajian topik desain eksperimen, pada buku utama lebih mudah dimengerti dibanding
buku pembanding karena selain dilengkapi dengan contoh yang sederhana buku utama
juga lebih lengkap membahas topik ini disertai dengan analisanya sehingga
memudahkan pembaca memahami kajian topik tersebut. Penjelasan macam-macam
desain eksperimen pada bagian “true eksperimen design” buku pembanding hanya
membaginya menjadi dua macam sedangkan pada buku utama dibagi lagi menjadi 3
jenis disertai dengan skema yang lebih detail.
Ada beberapa bagian yang ada pada buku utama namun tidak ada pada buku
pembanding karena sudah dijadikan satu bab terpisah seperti validitas (hal 94), uji T dan

28
derajat bebas (hal 108-109) sehingga fokus pada buku pembanding hanya pada macam-
macam desain eksperimen. Ada beberapa kutipan pada buku utama yang bersumber dari
buku pembanding misalnya pada ilustrasi gambar macam-macam desain eksperimen
(hal 98).
Pada buku pembanding banyak ditemukan istilah asing yang tidak dijelaskan dan
sedikit menyulitkan pembaca apabila tidak memahami kata tersebut.
Adanya kutipan dari para ahli dan sumber lain yang relevan pada buku pembanding
sangat baik karena dapat mendukung argumen penulis.

10. Pembahasan BAB X tentang PENELITIAN EXPOST FACTO


Pada bab ini belum dituliskan apa itu defenisi penelitian expost facto, baik dari
pendapat para ahli maupun kesimpulan dari penulis sehingga menyulitkan pembaca
memahami topik bahasan selanjutnya karena belum mengetahui apa pengertian
penelitian expost facto itu sendiri. Pembaca sangat sulit memahami isi materi pada bab
ini khususnya pada topik hubungan kasual yang terbalik (hal 126) karena tidak
dilengkapi dengan ilustrasi gambar mengenai penjelasan variabel X dan Y yang
disampaikan penulis.
Pada bab ini penulis lebih banyak menonjolkan argumen dan opini penulis itu
sendiri dan dijabarkan secara lisan yang dituliskan, sehingga pembaca sangat sulit
memahami apabila tidak disertai dengan contoh yang baik.
Sajian materi pada bab ini sangat ringkas tidak adanya materi yang membahas
bagaimana proses penelitian expost facto yang jelas.

11. Pembahasan BAB XI tentang PENELITIAN KUALITATIF


Pada bab ini masih banyak ditemukan kesalahan dalam pengetikan seperti
“verivikasi” (hal 129) “dokkumen” (hal 130) dimana kesalahan pengetikan seperti ini
sebaiknya diminimalkan pada cetakan edisi yang selanjutnya. Penulis tidak menjeskan
cirri-ciri penelitian kualitatif dan kuantitatif pada bab ini, hanya menuliskan berupa
poin-poin saja padahal topik pembahasan ini sangat penting bagi pembaca untuk dapat
membantu membedakan antara kedua jenis penelitian itu dari cirri-cirinya.

29
12. Pembahasan BAB XII tentang PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Sistematika penulisan dalam bab ini sudah sangat baik karena diawali dengan
pengertian penelitian tindakan dari pendapat beberapa ahli kemudian penulis membuat
kesimpulan dari pendapat para ahli tersebut sehingga memudahkan pembaca dalam
memahami apa itu penelitian tindakan. Ada beberapa kata-kata asing yang tidak dicetak
miring dan kata asing yang tidak ada penjelasannya, seperti pada hal 148, hal ini dapat
menyulitkan pembaca memahaminya apabila tidak mengerti kata asing tersebut.
Dalam penulisan poin-poin, penulis langsung menggabungkannya dalam satu paragraph
bersambung seperti pada hal 148, ada baiknya penulisan poin-poin seperti ini dituliskan
berurutan dari atas ke bawah.

13. Pembahasan BAB XIII tentang MENYUSUN PROPOSAN PENELITIAN


Dari segi isi dan urutan materi, buku pembanding lebih lengkap dibandingkan buku
utama dimana pada buku pembanding sistematika proposal penelitian dijabarkan secara
rinci sehingga mudah untuk dipahami seperti bagaimana membuat rumusan masalah
dan tujuan penelitian, sedangkan pada buku utama penjelasannya sangat singkat dan
dijelaskan hanya secara umum. Baik buku utama dan buku pembanding terdapat sedikit
perbedaan topik materi dimana pada buku utama ada dua topik utama yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian tindakan kelas sementara pada buku pembanding membahas
dua topik utama yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Pada buku pembanding dilengkapi dengan ilustrasi gambar dan ilustrasi tabel dan
kurva yang diberikan keterengan misalnya “contoh jadwal penelitian kualitatif” (hal
403) dimana ilustrasi gambar ini dapat membantu pembaca agar lebih cepat dan mudah
untuk memahami topik yang disajikan pada bab ini. Sedangkan pada buku utama masih
ada beberapa kesalahan dalam penulisan seperti “penyimpanga” (hal 154) dimana
kesalahan-kesalahan pengetikan seperti ini sebaiknya diminimalkan pada
penyempunaan penerbitan edisi berikutnya.

B. Analisis Kelemahan Dan Kekurangan Buku

1. Dilihat Dari Aspek Tampilan Buku(Face Value) buku yang saya rivew dengan
judul Metodologi Penelitian Pendidikan oleh penulis Dra.Effi Aswita Lubis,

30
M.Pd, M.Si ini cukup menarik terlihat dari cover berwarna kuning (dari depan
dan belakang buku) garis-garis merah dengan judul besar serta ilustrasi cover
yang cukup menggugah pembaca untuk meihatnya,serta ukuran buku yang tidak
terlalu tebal terlihat dari jumlah halamannya sekitar 162 halaman sehingga
pembaca tidak keburu untuk langsung malas dalam membaca buku ini karna
prporsi luarnya yang tidak membosankan.

2. Dari Aspek Layout Dan Tata Letak ,Serta Tata Tulis,Termasuk Penggunaan
Font Buku Metodologi Penelitian Pendidikan oleh penulis Dra.Effi Aswita
Lubis, M.Pd, M.Si ini sudah sangat bagus karena sudah memenuhi kaidah
penyusunan buku internasional,terlihat dari layout yang sudah rapi serta tata
letak yang tidak membuat pembaca kebingungan.pada penulisan setiap
pembahasan didalam buku ini juga penulis buat secara terstruktur begitu pula
pemilihan font atau jenis huruf dalam setiap kata didalam buku ini yang tidak
membuat pembaca bosan.

3. Dari Aspek Isi Buku sudah sangatlah bagus tetapi meskipun begitu tidak bias
dipungkiri dari setiap pengerjaan tidak ada yang sempurna ,masih banyak
kekurangan baik dari segi ,tata bahasa penggunaan huruf,kalimat yang slah dan
sebagainya masih kurang sempurna didalam buku ini,dan untuk lebih
lengkapnya dapat pembaca lihat pada bagian Pembahasan Point A.

4. Dari Aspek Tata Bahasa Metodologi Penelitian Pendidikan oleh penulis Dra.Effi
Aswita Lubis, M.Pd, M.Si ini sudah sangat bagus karena sudah menggunakan
bahasa yang baku sesuai dengan KBBI dan kaidah EYD sehingga dengan begitu
pembahasan setiap materi didalam buku ini mudah dipahami oleh semua
masyarakat dari tingkatan dan kalangan yang berbeda-berbeda.

31
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Buku karangan Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si yang berjudul Metodologi
Penelitian Pendidikan ini mempunyai tujuan yang bagus dan sangat membangun untuk
para pembaca. Setelah membaca buku ini maka para pembaca akan mendapat ilmu
pengetahuan dan informasi yang penting dan sangat bermanfaat bagi dirinya yang
belum diketahui sebelumnya.
Hanya saja masih ada kekurangan dalam buku ini seperti penggunaan bahasa yang
kurang tepat dan beberapa kesalahan kalimat. Begitu pula dengan peletakan tanda
bacanya juga masih banyak yang kurang tepat lagi. Buku ini juga tidak mempunyai
rangkuman dan juga latihan sehingga pembaca tidak bisa mengukur sejauh mana ini
telah memahami materi yang telah ia kuasai.
Buku karangan Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si yang berjudul Metodologi
Penelitian Pendidikan memiliki keunggulan dan kelemahan dari berbagai macam segi,
baik dari segi format dan penulisan struktur buku, penggunaan bahasa, penggunaan
tanda baca, kualitas isi buku dan sebagainya. Jadi, apa yang menjadi keunggulan ini
maka hendaknya di tingkatkan lagi agar kualitas buku ini semakin peningkat dan para
pembaca semakin semangat untuk membacanya beberapa tahun kedepannya. Dan apa
yang menjadi kelemahan dari buku ini hendaknya diperbaiki agar kesempurnaan buku
ini tercapai.

B. SARAN
Adapun yang menjadi saran dalam penulisan Critical Book Riview (CBR) ini adalah
sebagai berikut:

1. Bagi reviewer : untuk Hendaknya memberikan komentar dan saran maupun


kritik yang membangun guna menyempunakan pembuatan Critical Book Riview
(CBR) berikutnya

32
2. Bagi penulis : dapat sebagai rujukan untuk memperbaiki isi jurnal dalam
pencetakan selanjutnya, untuk memberitahukan kepada penulis apa yang
menjadi kekurangan dalam jurnal tersebut dan apa yang sebaiknya penulis
lakukan terhadap isi jurnal tersebut.

3. Bagi pembaca : sebagai penambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang


tahap strategi belajar mengajar alangkah baiknya diberikan suatu masukan yang
membangun guna penyempurnaan serta perbaikan yang harus dilakukan dimasa
dewasa ini, dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dimasa
yang akan datang dalam pembuatan Critical Book Riview (CBR) yang baik dan
benar.

33
DAFTAR PUSTAKA

Aswita, Effi . 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan: Perdana Publishing


Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung: Alfabeta

34

Anda mungkin juga menyukai