Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat-Nya critical book report mata kuliah Metodologi Penelitian ini dapat di
selesaikan dengan tepat pada waktunya. Critical book report ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yaitu Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Selain itu, critical
book report ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Metodologi
Penelitian.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs.Sorgang Siagani, M.Pd. yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan saya.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan serta membagikan sebagaian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan critical book report ini.
Saya menyadari bahwa critical book report ini belum sempurna dan perlu
perbaikan lebih lanjut. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.Saya berharap agar critical book report ini dapat berguna bagi
masyarakat luas.Terimakasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR....................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan CBR................................................................................... 2
C. Manfaat CBR................................................................................................. 2
D. Identitas Buku Yang Di Review.................................................................... 3
BAB II RINGKASAN MATERI............................................................................. 4
Ringkasan Isi Buku ................................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 24
A. Pembahasan Isi Buku..................................................................................... 24
B. Analisis Kelemahan dan Kekurangan Buku.................................................. 30
BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 32
A. Kesimpulan.................................................................................................... 32
B. Saran............................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Tujuan Penulisan CBR
1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metodologi Penelitian
2. Menambah wawasan dan Pengetahuan penulis dan pembaca mengenai
metodologi penelitian yang diperlukan didalam dunia kependidikan
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas,menganalisa dan
membandingkan serta memberikan kritik pada suatu buku berdasarkan fakta
yang ada
4. Menguatkan pemahaman pembaca betapa pentingnya mempelajari strategi
belajar mengajar sebagai bentuk implementasi menjadi guru yang professional
C. Manfaat CBR
1. Bagi penulis :
- Penulis menjadi lebih memahami secara keseluruhan mengenai cakupan
materi strategi belajar mengajar dan bentuk
- implementasinya didalam sistem pendidikan yang ada berkat menuntaskan
tugas Critical Book Riview ini.tugas ini juga bermanfaat
- langsung dalam melatih penulis dalam hal ini saya sendiri sebagai
mahasiswa menjadi lebih terasah dalam meringkas isi suatu
- buku,lalu membandingkannya dengan buku yang relevan setelah itu
menganalisa demi menemukan kelemahan dan kelebihan dari
- buku yang telah saya kritikalisasi
2. Bagi Pembaca
Pembaca,dalam hal ini siapapun yang membaca hasil dari tugas Critical Book
Riview ini,mulai dari kalangan akademitas hingga masyarakat umum menjadi lebih
paham bagaimana metodologi penelitian yang diterapkan didalam system
pendidikan serta cakupan materinya didalam setiap pembahasan yang terdapat
dalam tugas ini.tugas ini juga dapat menjadi rujukan bagaimana menyempurnakan
suatu buku yang ada karena didalam tugas ini merupakan suatu rangkuman
pembahasan dari ringkasan hingga analisis kelemahan dan kelebihan berdasarkan
fakta yang ada dan perbandingan pada buku yang relevan.
2
D. Identitas Buku Yang Di Review
a. Buku Utama
- Judul : Metodologi Penelitian Pendidikan
- Nama : Effi Aswita Lubis
- Nama Penerbit : Perdana Publishing
- Kota : Medan
- Tahun : 2017
- ISBN : 978-602-8848-94-7
- Bahasa : Indonesia
b. Buku Pembanding
- Judul : Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D)
- Nama : Sugiyono
- Nama Penerbit : ALFABETA
- Kota : Bandung
- Tahun : 2015
- ISBN : 978-8433-71-8
- Kolasi : (x + 458) 16 x 24 cm
- .Bahasa : Indonesia
3
BAB II
RINGKASAN MATERI
RINGKASAN ISI BUKU UTAMA
BAB I PENDAHULUAN
B. KLASIFIKASI PENELITIAN
Menurut Ruseffendi (1994) terdapat berbagai pandangan bagaimana penelitian itu
bisa dikelompokkan, diantaranya pengelompokkan penelitian berdasarkan fungsi, disain
dan teknik pengumpulan data, serta pengelompokkan berdasarkan aspek lainnya.
Berikut ini hanya dibahas tentang klasifikasi penelitian berdasarkan maksud dan
metodenya.
Berdasarkan maksudnya, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian: dasar,
terapan, evaluasi, pengembangan, dan penelitian mendesak. Penelitian dasar (basic
research) adalah penelitian yang sepenuhnya bertujuan untuk mengembangkan atau
memperbaiki suatu teori. Penelitian terapan (applied research) adalah penelitian yang
bermaksud untuk menerapkan teori atau menguji teori dalam kaitannya dengan
pemanfaatan bidang tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
C. MASALAH PENELITIAN
Salah satu langkah paling penting dalam penelitian adalah penentuan masalah.
Banyak peneliti merasa bahwa tahap penentuan masalah ini merupakan tahap yang
4
sangat sulit sehingga menghambat perkembangan kegiatan penelitian yang akan
dilakukan. Pada umunya keadaan berikut ini mewujudkan suatu masalah:
- Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan
kita.
- Bila ada hasil-hasil bertentangan.
- Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskannya melalui penelitian.
D. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Dalam merancang suatu penelitian, seorang peniliti perlu memahami langkah-
langkah yang harus ditempuh dalam proses penelitian, sebagai berikut:
Penelitian diawali dengan adanya masalah. Supaya arah penelitian menjadi jelas,
peneliti perlu teori sesuai dengan permasalahan. Jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian disebut hipotesis.Untuk membuktikan kebenaran hipotesis, peneliti
harus melakukan pengumpulan data pada obyek penelitian. Karena obyek penelitian
yang disebut populasi terlalu luas, maka peneliti melakukan pengambilan sample.
Setelah diperoleh sample peneliti mengumpulkan data. Untuk mengumpulkan data
diperlukan instrumen penelitian sebagai alat ukur.
A. PENGERTIAN
Trelease (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai “suatu keterangan sementara
dari suatu fakta yang dapat diamati”, sedangkan Good dan Scates (1954) menyatakan
bahwa “hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan dan diterima
untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang dapat diamati, dan
digunakan sebagai petunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya” (Nazir, 1985).
Dalam pengujian hipotesis, yang akan diuji adalah apakah hipotesis benar adanya,
yaitu sesuai dengan fakta yang ada dipopulasi. Dalam hubungan ini, hipotesis
dipandang sebagai pernyataan tentang karakteristik populasi yang akan diuji
kebenarannya berdasarkan data sampel.
5
B. CIRI-CIRI HIPOTESIS
Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Hasil dari proses teoritik dan komparasi fakta yang andal, dan secara teoritik dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
- Merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi.
- Jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan data
empiric yang diperoleh dari sampel.
- Hipotesis harus menyatakan hubungan atau perbedaan.
- Hipotesis harus dapat diuji.
- Hipotesis harus spesifik dan sederhana.
A. PENDAHULUAN
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, atau mempunyai lebih dari
satu nilai, keadaan, kategori atau kondisi. Para ilmuan cenderung memusatkan tenaga
dan pikiran pada variabel, karena mereka berusaha menguji dan menjelaskan perbedaan.
6
B. JENIS-JENIS VARIABEL
Variabel-variabel dalam penelitian biasanya mempunyai dua bentuk :
- Variabel kategorikal (categorical variables), yaitu variabel yang mempunyai dua
golongan dikotomi atau bergolongan banyak politomi.
- Variabel Bersambungan (continuous variables), adalah variabel (peubah) yang
memiliki jangkau (range) tertentu, karena itu variabel bersambungan harus
memiliki nilai peringkat (rangking); nilai yang lebih besar berarti memiliki
kualitas yang baik.
Jenis-jenis hubungan antar variabel-variabel penelitian Dari segi hubungan antar
variabel dikenal dua jenis variabel utama, yaitu :
- Variabel bebas atau variabel pengaruh (independent variable) adalah variabel
penyebab yang diduga, terjadi lebih dahulu.
- Variabel bebas (Independent Variable) adalah kondisi atau karakteristik yang oleh
peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan
fenomena yang diobservasi. Dalam bidang pendidikan, kondisi yang
dimanipulasikan atau segala bentuk perlakuan yang diterapkan oleh peneliti.
Variabel ini biasanya dilambangkan dengan variabel “X”.
- Variabel tidak bebas atau terikat atau variabel terpengaruh (dependent variable)
adalah variabel akibat yang diperkirakan terjadi kemudian. Variabel tergantung atau
terikat (dependent variable) adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, yang
muncul atau tidak muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, dan
mengganti variable bebas. Jenis variabel ini biasanya dilambangkan dengan variabel
“Y”.
7
pengumpulan data tersebut menggunakan instrument pengumpulan data yang berbeda-
beda. Secara umum yang dimaksud dengan instrument adalah suatu alat yang karena
memenuhi persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur
suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Pada dasarnya
instrument dapat dibagi menjadi dua macam yakni tes dan non-tes.
1. Wawancara/Interview
Secara umum yang dimaksud wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilaksanakan dengan tanya jawab secara lisan, sepihak, berhadapan
muka dan dengan arah tujuan yang telah ditentukan. Ada dua jenis wawancara yang
dapat dilakukan kaitannya dengan pengumpulan data penelitian:
Wawancara terpimpin (guided interview) yang juga dikenal sebutan wawancara
berstruktur atau wawancara sistematis.
Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang dikenal dengan istilah
wawancara sederhana atau wawancara bebas.
2. Kuesioner (angket)
Kuesioner terdiri dari daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk
dijawab secara tertulis. Penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpul data akan jauh
lebih praktis, hemat waktu dan tenaga dibanding dengan metode wawancara. Namun
kelemahannya adalah kemungkinan adanya jawaban yang diberikan dalam kuesioner
tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya apalagi pertanyaan kuesioner tidak
dirumuskan dengan jelas sehingga membingungkan responden.
3. Observasi
Pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan
Menurut Ary dkk (1985) terdapat lima langkah pendahuluan yang harus diambil pada
waktu melakukan observasi, yaitu:
- Aspek tingkah laku yang akan diamati harus dipilih
8
- Tingkah laku yang masuk ke dalam kategori yang telah dipilih harus dirumuskan
dengan jelas
- Orang yang akan melakukan pengamatan harus dilatih
- Suatu sistem untuk mengukur pengamatan harus dikembangkan
- Prosedur terperinci.
4. Tes
Pengumpulan dan penelitian dapat dilakukan dengan tes atau pengujian. Tes adalah
prosedur sistematik yang dibuat dalam bentuk tugas-tugas yang distandarisasi dan
diberikan kepada individu atau kelompok untuk dikerjakan, dijawab, atau direspons,
baik dalam bentuk tertulis, lisan maupun perbuatan.Beberapa juga tes yang biasa
digunakan dalam penelitian misalnya tes bakat, tes intelegensi, tes minat, tes prestasi,
tes kepribadian, dan sebagainya. Untuk menentukan jenis tes mana yang dipakai dalam
penelitian, tergantung jenis dan tujuan penelitian itu sendiri. Tes yang baik adalah tes
yang objektif, valid dan reliabel.
5. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.
Metode dokumentasi dalam hal ini berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat
data yang sudah ada dalam dokumen atau arsip.
9
Tujuan uji coba yang berhubungan dengan kualitas instrumen adalah upaya untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, dan obyektivitas. Bagi instrumen, pemahaman
responden terhadap apa yang dimaksudkan oleh peneliti merupakan kunci penting bagi
sukses tidaknya penelitian. Namun demikian pada umumnya peneliti masih kurang
memahami maksud ini. Dalam kegiatan ujicoba pada umumnya peneliti hanya bertujuan
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen saja.
Demikianlah tujuan uji coba secara umum yang berhubungan dengan pengelolaan.
Tujuan lain yang telah disinggung adalah diperolehnya informasi mengenai kualitas
instrumen yang digunakan. Secara umum, baik tes maupun bukan tes uji coba
dimaksudkan antara lain untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.
10
BAB VII : TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF
A. PENDAHULUAN
Dalam kaitan dengan analisis kuantitatif dengan menggunakan teknik statistiK
terdapat dua jenis analisis di dalamnya, yaitu analisis deskriptif dan analisis infensial.
Analisis deskriptif adalah jenis analisis data yang dimaksudkan untuk mengungkapan
keadaan atau karakteristik data sampel untuk masing-masing variabel penelitian secara
tunggal.
B. ANALISIS DESKRIPTIF
Analisis deskriptif adalah jenis analisis data yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan keadaan atau karakteristik data sampel untuk masing-masing variabel
penelitian secara tunggal. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan teknik-
teknik statistik deskriptif yang meliputi tabel frekuensi grafik, ukuran pemusatan (gejala
pusat) dan ukuran penyebaran.
Teknik-teknik atau ukuran-ukuran mana yang tepat digunakan untuk masing-masing
variabel dengan berbagai skala
C. ESTIMASI PARAMETER
Di dalam penelitian kuantitatif, terutama survey sampel, penelitian hanya dilakukan
terhadap sejumlah sampel, tetapi kesimpulan yang diperoleh selalu diberlakukan atau
digeneralisasikan pada populasi yang menggunakan statistic dalam sampel untuk
menaksir parameter populasi.
Teknik penaksiran yang lain menghasilkan interval taksiran. Dalam menentukan
interval taksiran kita menetapkan tingkat kepercayaan terhadap hasil taksiran kita.
A. PENDAHULUAN
Penelitian survey merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu
sample dengan menanyakan melalui angket atau interview supaya nantinya
menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Frankel dan Wallen, 1990). Survey
11
merupakan salah satu jenis penelitian yang banyak dilakukan oleh penelitian dalam
bidang sosiologi, bisnis, politik, pemerintahan dan pendidikan.
Penelitian survey antara lain bertujuan untuk: (1) mencari informasi factual secara
mendetail yang sedang menggejala, (2) mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk
mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan, (3) untuk
mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi sasaran penelitian
dalam memecahkan masalah, sebagai bahan penyusunan rencana dan pengambilan
keputusan di masa mendatang.
Ryanto (2001) menyebutkan ciri-ciri penelitian survey antara lain:
- Data survey dapat dikumpulkan dari seluruh populasi, atau dapat pula hanya
sebagian saja dari populasi
- Untuk sesuatu hal data yang sifatnya nyata
- Hasil survey dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas
karena data yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu dan saat data itu
dikumpulkan
- Biasanya untuk memecahkan masalah yang sifatnya incidental
- Pada dasarnya survei dapat merupakan metode cross-sectional dan longitudinal.
- Cenderung mengandalkan data kuantitatif
- Mengandalkan teknik pengumpulan data yang berupa kuesioner dan wawancara
berstruktur.
Pada dasarnya, survey dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu sensus dan
survey sample. Sensus adalah survey yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan.
Sedangkan survey sample adalah hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi. Kita
dapat menggunakan survey untuk mentabulasi objek-objek nyata atau untuk mengukur
hal-hal yang tidak nyata seperti pendapat atau pencapaian prestasi tertentu.
Berdasarkan lingkup dan pokok permasalahannya, survey dapat digolongkan menjadi
empat kategori yaitu: (1) sensus objek nyata, (2) sensus hal-hal yang tidak nyata, (3)
survey sample objek nyata, dan (4) survey sample hal-hal yang tidak nyata. (Ary et.al.
1979).
12
B. MELAKSANAKAN PENELITIAN SURVEY
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat, penelitian survey juga
mulai banyak digunakan di bidang pengetahuan seperti pendidikan, ekonomi, dan social
atau penelitian lain yang mempunyai tujuan sebagai berikut:
- Menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti,
- Memecahkan permasalahan yang signifikan dan hidup di masyarakat,
- Menilai kebutuhan dan menentukan tujuan institusi atau lembaga tertentu,
- Menganalisis kecenderungan yang terjadi dala suatu masyarakat atau suatu lembaga
pada periode tertentu
- Menentukan apakah tujuan spesifik suatu lembaga sudah dapat dicapai,
- Mendeskripsikan permasalahan yang ada, dan seberapa jauh implikasinya terhadap
lembaga yang ada.
A. PENDAHULUAN
Desain eksperimental adalah kerangka konseptual pelaksanaan eksperimen. Suatu
desain mempunyai dua fungsi yaitu:
- Menciptakan kondisi bagi perbandingan yang diperlukan oleh hipotesis
eksperimen, dan
- Melalui analiss data statistic, memungkinkan peneliti melakukan tafsiran yang
berarti mengenai hasil penyelidikan.
1. Validitas Eksternal
Yang dimaksud dengan validitas ekternal adalah kepresentatifan hasil
penyelidikan atau dapatnya hasil penyelidikan itu digeneralisasi.
Bracht dan Glass menyebutkan dua macam validitas eksternal: validitas populasi
(population validity) dan valitidas ekologis (econogical validity). Validitas populasi
menyangkut identifikasi populasi yang akan digeneralisasi berdasarkan hasil
13
eksperimen tersebut. Validitas ekologis menyangkut masalah penggeneralisasian
pengaruh eksperimental kepada kondisi-kondisi lingkungan yang lain.
2. Validitas Internal
Kesahihan internal ini sangat penting, karena tanpa ini tidak dapat diambil
kesimpulan mengenai hubungan sebab-akibat antara perlakuan dan criterion. Oleh
karena itu maka desain eksperimen yang baik harus dapat mengontrol
(menghilangkan) pengaruh faktor-faktor yang mengancam kesahihan internal dari
eksperimen yang akan dilakukan, sehingga jika terjadi perubahan pada criterion
maka perubahan tersebut benar-benar disebabkan oleh perlakuan yang diberikan.
A. PENDAHULUAN
Nama expost facto, bahasa latin yang artinya “dari sebuah fakta”, menunjukkan
bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel-variabel
itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami. Kerlinger memberikan
batasan penelitian expost facto ini dengan cukup ringkas sebagai :
“Penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel
bebas langsung karena perwujudan variabel telah terjadi, atau karena variabel tersebut
pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan tentang hubungan di
antara variabel-variabel itu dilakukan, tanpa intervensi langsung berdasarkan perbedaan
yang mengiringi variabel-variabel bebas dan variabel-variabel itu”.
14
B. PENYEBAB UMUM
Dalam penyelidikan expost facto, kita harus mempertimbangkan kemungkinan
bahwa variabel-bebas dan variabel-terikat penyelidikan itu adalah dua akibat terpisah
yang disebabkan oleh variabel ketiga. Peneliti expost facto harus senantiasa
mempertimbangkan kemungkinan adanya penyebab umum yang dapat menimbulkan
hubungan yang diamati. Namun, dalam penelitian expost facto, selalu ada keragu-
raguan yang menggangu tentang adanya penyebab umum, yang tak pernah
terbayangkan, yang terjadi sebab adanya suatu hubungan.
15
BAB XI : PENELITIAN KUALITATIF
A. PENDAHULUAN
Penelitian kualitatif adalah penelitian eksploratif yang mempunyai proses yang lain
dari pada penelitian kuantitatif. Jika metode kuantitatif dapat memberikan gambaran
tentang populasi secara umum, maka metode dualitatif dapat memberikan gambaran
khusus terhadap suatu kasus secara mendalam yang tidak jelas tidak diberikan oleh hasil
penelitian dengan metode kualitatif.
16
C. PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Seperti telah dikemukakan bahwa penelitian kualitatif mengandalkan kecermatan
pengumpulan data untuk memperoleh data untuk memperoleh hasil penelitian yang
valid. Oleh karena itu maka teknik yang dugunakan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara mendalam, onservasi partisipasi, kelompik diskusi terarah (focus group
discussion), dan analisis dokumen.
3. Penarikan kesimpulan/verifikasi
Kesimpulan ahir pada penelitian kualitatif, tidak akan ditarik kecuali setelah
proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan yang dibuat perlu diverifikasi
dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali, sambil meninjau secara sepintas
pada catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat.
17
4. Penerapan Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan
Metode penelitian kualitatif dalam penelitian pendidikan dapat digunakan untuk
melakukan penelitian mengenai perilaku belajar siswa, proses nalar dalam
akuntansi, kebiasaan belajar, dan lainnya.
A. Jenis Penelitian
Penelitian tindakan telah diakui sebagai suatu paradigm penelitian yang sesuai untuk
bidang-bidang pendidikan, professional, pengelolaan dan pengembangan organisasi dan
hal ini telah menjadi topik bahasan banyak buku dalam lima sampai sepuluh terakhir.
Zuber-Skrritt (1996) mengelompokkan jenis penelitian tindakan menjadi tiga macam,
yaitu: (1) penelitian tindakan yang bersifat teknis, (2) penelitian tindakan yang bersifat
praktis, dan (3) penelitian tindakan yang bersifat emansipatoris.
18
sebagai alat pelatihan dalam jabatan
sebagai alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau inovatif pada
pengajaran,
sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi, serta
sebagai alat untuk menyediakan alternative yang lebih baik.
Jika direduksi dari lima fungsi penelitian tindakan diatas, maka sebenarnya
penelitian tindakan berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan pendidikan.
19
- masalah benar-benar terjadi dalam proses belajar mengajar dikelaspenting dan
bermanfaat untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar,
- masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan,
- masalah hendaknya dalam jangkauan penanganan,
- pernyataan masalah harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental,
- alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan,
- cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari suatu masalah tersebut,
- jangan mengangkat permasalahan yang guru tidak mungkin dapat menyelesaikannya
karena diluar jangkauan tugas guru,
- masalah yang riil dan problematika,
- pilihlah fokus penelitian yang spesifik dan terbatas yang dapat dicari solusinya
dalam waktu singkat.
20
4. Rumusan Masalah
5. Tujuan Penelitian
6. Manfaat Penelitian
21
belakang ternyata permasalahannya telah terjawab. Selain itu masalah yang diteliti
dapat diyakinkan dengan menunjukkan rangkuman penelitian terlebih dahulu yang
mengidentifikasikan bahwa ada aspek penting yang belum diteliti peneiti
sebeumnya dengan menunjukkan alasan:
- Sudut pandang lain yang belum diteliti oleh peneliti terdahulu
- Ada masalah yang belum dapat diselesaikan baik secara teoritis maupun
metodologis
- Melakukan replikasi atau memunculkan topik aspek atau masalah baru.
2. Identifikasi Masalah
Berisi sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari uraian pada latar belakang
masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti itu dalam lingkup permasalahan
yang lebih luas dibandingkan dengan perumusan masalah.
Pembatasan Masalah
Berisi batasan sehingga dari beberapa masalah yang diidentifikasi hanya
sebahagian saja yang akan diteliti.
3. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan diteliti di dalam penelitian merupakan rumusan
formal yang operasional dari masalah yang akan diteliti. Isi masalah harus konsisten
dengan latar belakang masalah.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian tersebut
dilakukan. Penelitian dapat bertujuan untuk menjajaki, menguraikan, menerangan,
membuktikan atau merupakan suatu gejala, konsep, dugaan atau membuat suatu
prototipe, tujuan penelitian harus sinkron dengan rumusan masalah
5. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, bagi masyarakat,
pembangunan, negara dan bangsa.
22
6. Kajian Pustaka
Bab tentang kajian pustaka meliputi: kerangka teori, kerangka berfikir dan hipotesis.
7. Kerangka Teori
Kerangka teori berisi teori dari semua besaran variabel yang digunakan di dalam
penelitian. Teori ini harus ditulis secara jelas dan konklusif serta melalui berbagai
pertimbangan. Usahakan peristiwa terbaru (aktual), relevan dan asli dari jurnal ilmiah.
Uraikan dengan jelas kerangka teori yang menimbulkan gagasan dan mendasari
penelitian yang akan dilakukan.
8. Kerangka Berfikir
Berisi alasan atau argumentasi ilmiah deduktif sehingga dengan mengikuti alasan itu
secara logika terdapat benang merah yang tidak putus mulai dari masalah sampai pada
hipotesis penelitian, setiap masalah mempunyai argumentasi sendiri untuk sampai ke
hipotesis, yang merupakan inti dari permasalahan
9. Hipotesis
Penelitian dapat menggunakan hipotesis atau tidak menggunakan hipotesis
tergantung pada sifat dan tujuan penelitian. Jika penelitian menggunakan hipotesis,
maka hipotesis hendaknya berupa rumusan foemal atau pemecahan masalah. Isinya
harus konsisten dengan rumusan masalah. Ada beberapa kriteria hipotesis yang baik,
antara lain:
- Harus sederhana
- Dapat diuji
- Menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
- Harus sesuai dengan fakta
- Relevan dengan ilmu
23
BAB III
PEMBAHASAN
24
sedangkan pada buku utama contoh yang dijelaskan sangat singat sehingga sangat sulit
untuk memahaminya.
Dalam buku pembanding dijelaskan perbedaan hipotesis penelitian dengan hipotesis
statistik dan dijelaskan penggunaannya dengan contoh, sedangkan pada buku utama
hanya menjelaskan apakah penelitian harus memiliki hipotesis namun contoh yang
dijelaskan pada buku utama sangat mudah untuk dipahami.
Ada perbedaan topik materi pada buku utama dengan buku pembanding dimana
pada buku utama bentuk hipotesis yang dijelaskan berdasarkan keperluan pengujian
menggunakan teknik statistika sedangkan pada buku pembanding bentuk bentuk
hipotesis dijelaskan dengan cakupan yang lebih luas disertai dengan contoh. Namun
pada buku pembanding selain contoh juga dilengkapi dengan ilustrasi kurva mengenai
penjelasan contoh sehingga memudahkan pembaca memahaminya.
Dilihat dari gaya bahasa dan sistematika penulisan yang digunakan baik buku utama
maupun buku pembanding cukup mudah untuk dipahami walaupun pada buku masih
terdapat kesalahan penulisan seperti “kerangkapikir” (Hal 10) “sebaliknyqa” (Hal 11).
25
Namun buku utama juga memiliki kelebihan yaitu adanya ringkasan di akhir BAB
dan disertai dengan latihan sehingga pembaca bisa memahami kembali apa yang telah
dibaca.
26
buku pembanding lebih mudah dipahami dibanding buku utama karena setiap contoh
pada buku pembanding disertai dengan keterangan yang jelas.
27
Salah satu yang menjadi keunggulan buku utama dibandingkan buku pembanding
adalah adanya ringkasan dan latihan disetiap akhir bab, sehingga dapat membantu
pembaca untuk mencoba memahami ulang setiap bab dengan mengerjakan latihan
tersebut.
28
derajat bebas (hal 108-109) sehingga fokus pada buku pembanding hanya pada macam-
macam desain eksperimen. Ada beberapa kutipan pada buku utama yang bersumber dari
buku pembanding misalnya pada ilustrasi gambar macam-macam desain eksperimen
(hal 98).
Pada buku pembanding banyak ditemukan istilah asing yang tidak dijelaskan dan
sedikit menyulitkan pembaca apabila tidak memahami kata tersebut.
Adanya kutipan dari para ahli dan sumber lain yang relevan pada buku pembanding
sangat baik karena dapat mendukung argumen penulis.
29
12. Pembahasan BAB XII tentang PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Sistematika penulisan dalam bab ini sudah sangat baik karena diawali dengan
pengertian penelitian tindakan dari pendapat beberapa ahli kemudian penulis membuat
kesimpulan dari pendapat para ahli tersebut sehingga memudahkan pembaca dalam
memahami apa itu penelitian tindakan. Ada beberapa kata-kata asing yang tidak dicetak
miring dan kata asing yang tidak ada penjelasannya, seperti pada hal 148, hal ini dapat
menyulitkan pembaca memahaminya apabila tidak mengerti kata asing tersebut.
Dalam penulisan poin-poin, penulis langsung menggabungkannya dalam satu paragraph
bersambung seperti pada hal 148, ada baiknya penulisan poin-poin seperti ini dituliskan
berurutan dari atas ke bawah.
1. Dilihat Dari Aspek Tampilan Buku(Face Value) buku yang saya rivew dengan
judul Metodologi Penelitian Pendidikan oleh penulis Dra.Effi Aswita Lubis,
30
M.Pd, M.Si ini cukup menarik terlihat dari cover berwarna kuning (dari depan
dan belakang buku) garis-garis merah dengan judul besar serta ilustrasi cover
yang cukup menggugah pembaca untuk meihatnya,serta ukuran buku yang tidak
terlalu tebal terlihat dari jumlah halamannya sekitar 162 halaman sehingga
pembaca tidak keburu untuk langsung malas dalam membaca buku ini karna
prporsi luarnya yang tidak membosankan.
2. Dari Aspek Layout Dan Tata Letak ,Serta Tata Tulis,Termasuk Penggunaan
Font Buku Metodologi Penelitian Pendidikan oleh penulis Dra.Effi Aswita
Lubis, M.Pd, M.Si ini sudah sangat bagus karena sudah memenuhi kaidah
penyusunan buku internasional,terlihat dari layout yang sudah rapi serta tata
letak yang tidak membuat pembaca kebingungan.pada penulisan setiap
pembahasan didalam buku ini juga penulis buat secara terstruktur begitu pula
pemilihan font atau jenis huruf dalam setiap kata didalam buku ini yang tidak
membuat pembaca bosan.
3. Dari Aspek Isi Buku sudah sangatlah bagus tetapi meskipun begitu tidak bias
dipungkiri dari setiap pengerjaan tidak ada yang sempurna ,masih banyak
kekurangan baik dari segi ,tata bahasa penggunaan huruf,kalimat yang slah dan
sebagainya masih kurang sempurna didalam buku ini,dan untuk lebih
lengkapnya dapat pembaca lihat pada bagian Pembahasan Point A.
4. Dari Aspek Tata Bahasa Metodologi Penelitian Pendidikan oleh penulis Dra.Effi
Aswita Lubis, M.Pd, M.Si ini sudah sangat bagus karena sudah menggunakan
bahasa yang baku sesuai dengan KBBI dan kaidah EYD sehingga dengan begitu
pembahasan setiap materi didalam buku ini mudah dipahami oleh semua
masyarakat dari tingkatan dan kalangan yang berbeda-berbeda.
31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku karangan Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si yang berjudul Metodologi
Penelitian Pendidikan ini mempunyai tujuan yang bagus dan sangat membangun untuk
para pembaca. Setelah membaca buku ini maka para pembaca akan mendapat ilmu
pengetahuan dan informasi yang penting dan sangat bermanfaat bagi dirinya yang
belum diketahui sebelumnya.
Hanya saja masih ada kekurangan dalam buku ini seperti penggunaan bahasa yang
kurang tepat dan beberapa kesalahan kalimat. Begitu pula dengan peletakan tanda
bacanya juga masih banyak yang kurang tepat lagi. Buku ini juga tidak mempunyai
rangkuman dan juga latihan sehingga pembaca tidak bisa mengukur sejauh mana ini
telah memahami materi yang telah ia kuasai.
Buku karangan Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si yang berjudul Metodologi
Penelitian Pendidikan memiliki keunggulan dan kelemahan dari berbagai macam segi,
baik dari segi format dan penulisan struktur buku, penggunaan bahasa, penggunaan
tanda baca, kualitas isi buku dan sebagainya. Jadi, apa yang menjadi keunggulan ini
maka hendaknya di tingkatkan lagi agar kualitas buku ini semakin peningkat dan para
pembaca semakin semangat untuk membacanya beberapa tahun kedepannya. Dan apa
yang menjadi kelemahan dari buku ini hendaknya diperbaiki agar kesempurnaan buku
ini tercapai.
B. SARAN
Adapun yang menjadi saran dalam penulisan Critical Book Riview (CBR) ini adalah
sebagai berikut:
32
2. Bagi penulis : dapat sebagai rujukan untuk memperbaiki isi jurnal dalam
pencetakan selanjutnya, untuk memberitahukan kepada penulis apa yang
menjadi kekurangan dalam jurnal tersebut dan apa yang sebaiknya penulis
lakukan terhadap isi jurnal tersebut.
33
DAFTAR PUSTAKA
34