MK METODOLOGI
PENELITIAN
Skor Nilai :
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “CRITIKAL BOOK REPORT “
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah “ METODOLOGI
PENELITIAN “di Universitas Negeri Medan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Albert Pauli Sirait
S.Pd M.Hum. selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang penulis tekuni . Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR........................................................................................4
B. Tujuan Penulian CBR.....................................................................................................4
C. Manfaat CBR.................................................................................................................4
D. Identitas Buku.................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
RINGKASAN BUKU................................................................................................................6
Ringkasan Isi Buku.................................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................17
PEMBAHASAN......................................................................................................................17
A. Keterkaitan antar Bab....................................................................................................17
B. Kemutakhiran Isi Buku.................................................................................................17
C. Desain Buku..................................................................................................................17
BAB IV....................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................19
A. Kesimpulan...................................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kritik buku adalah kegiatan penganalisisan dan pengevaluasian suatu buku dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman , memperluas apresiasi , atau menganalisis kelebihan
dan kekurangan buku dan membantu memperbaiki kesalahan pada buku agar tidak terjadi
kekeliruan kembali. Menurut Abrams, kritik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan
perumusan dan penilaian karya sastra. Dalam hal ini pengkritik akan mengkritik sebuah buku
yang berjudul konsep dasar bimbingan kelompok . Demi terwujudnya pemahaman tentang
materi penulisan kerya ilmiah bagi mahasiswa yang akan menjadi seorang guru.
C. Manfaat CBR
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang Metodologi Penelitia.
2. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk karya serupa yang lebih baik dan
bermutu.
4
D. Identitas Buku
Judul Buku : Metodologi Penelitian Pendidikan
Penerbit : Ombak
ISBN : 978-602-258-076-8
5
BAB II
RINGKASAN BUKU
Manusia memperoleh pengetahuan bisa melalui beberapa sumber antra lain: melalui
pengalaman, intuisi, metode deduktif, metode induktif, dan melalui metode ilmiah. Melalui
pengalaman yaitu aktivitas yang dikerjakan secara berulang-ulang, memungkinkan manusia
memperooleh pengetahuan yang benar. Demikian pula melalui intuisi atau perenungan,
seseorang sangat mungkin akan mendapatkan pengetahuan. Namun kedua sumber
pengetahuan itu tidak bisa diandalkan untuk memperoleh pengetahuan, karena bisa saja
beberapa orang melakukan hal yang sama akan tetapi memperoleh pengetahuan yang
berbeda-beda. Metode deduktif adalah cara memperoleh pengetahuan melalui penarikan
sebuah kesimpulan yang berlaku lebih khusus berdassarkan pernyataan-pernyataan yang
bersifat umum yang diyakini mempunyai nilai kebenaran. Sebaliknya metode induktif
merupakan cara penarikan kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan data dan fakta yang
dikumpulkan dari realitas yang dijumpai dalam kehidupan nyata. Metode ilmiah merupakan
cara memperoleh pengetahuan yang menerapkan dua metode yaitu deduktif dan induktif.
6
variabel, menyusun desain penelitian dan mengembangkan instrumen, pengumpulan dan
analisis data, diakhiri dengan penulisan laporan penelitian.
Penelitian mempunyai ciri-ciri: sistematis, logis, emperis, reduktif, bisa diulangi, dan
dapat dilakukan dimana saja. Sistematik artinya dikerjakan melalui serangkaian langkah yang
urutan-urutannya jelas. Logik berarti semua prosedur dan mekanisme yang ditempuh dlam
melaksanakan suatu penelitian dibangun dan dilandasi oleh kerangka berfikir nalar, logis dan
rasional; sedangkan emperis mempunyai arti bahwa kesimpulan yanng dihasilkan dari sebuah
penelitian ilmiah didasarkan dari data dan fakta emperis yang dikumpulkan di kancah
penelitian. Reduktif, maksudnya bahwa hasil penelitian ilmiah harus mampu mereduksi atau
mengurangi adanya keraguan-keraguan atau kekhawwatiran yang muncul sebelumnya. Karna
semua langkah penelitian ilmiah disusun dan dikerjakan secara sistematis dengan urutan
langkah yang jelas, menggunakan alat pengumpul data yang jelas pula, maka sudah barang
tentu sebuah penelitian dapat dikerjakan lagi diwaktu yang berbeda atau diulangi dan pada
prinsipnya harus bisa dilakukan dimanapun juga.
Jenis penelitian dapat dilihat berdasarkan tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu
pelaksanaan penelitian, metode penelitian yang digunakan, sifat penelitian dan fokus masalah
yang diteliti. Jika ditinjau dari tujuan yang ingin dicapai, penelitian dapat dibedakan menjadi
penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, dan penelitian eksplanatif. Berdasarkan
manfaatnya, jenis penelitian dapat dibedakan menjadi: penelitian dasar atau (basic research)
dan penelitian terapan (replied research). Jika ditinjau dari waktu pelaksanaannya, penelitian
dapat dibedakan menjadi penelitian antar waktu (longitudinal), dan penelitian satu waktu
(cross-sectional). Jika dibedakan berdasarkan metode yang digunakan, penelitian dapat
dibedakan atas: penelitian survey, penelitian ex post facto, penelitian experimen, penelitian
naturalistik, penelitian kebijakan, penelitian tindakkan, penelitian evaluasi, dan penelitian
sejarah. Jika ditinjau berdasarkan asumsi dasar dalam melihat realita sosial, penelitian dapat
dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Jika dikaji berdasarkan
sifat-sifat yang diteliti, penelitian dapat dibedakan menjadi: penelitian historis, penelitian
deskriptif, penelitian perkembangan, penelitian studi kasus, penelitian korelasional, penelitian
komperatif, penelitian eksperimen dan penelitian tindakan. Jika dipandang berdasarkan fokus
yang dikaji penelitian dapat dilakukan dalam bidang pendidikan, kedokteran, ekonomi,
agama, bahasa, hukum, teknik, sosial dan ;lain sebagainya.
7
BAB III. RUMUSAN MASALAH
Ada sejumlah aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih topik atau penelitian,
yakni: aspek keterlaksanaan, tingkat kekritisan masalah, ketertarikan peneliti terhadap
masalah tersebut, masalah yang dipilih memiliki nilai secara teoritis, masalah yang dipilih
hendaknya memiliki nilai kemanfaatan taktik, diantara variabel-variabel yang dipilih tidak
memiliki hubungan yang bersifat simetris atau resiprokal.
Dalam sebuah proposal penelitian, selain perumusan masalah biasanya juga dijelaskan
tentang tujuan penelitian dan manfaat atau kontribusi hasil penelitian. Tujuan penelitian
adalah rumusan kalimat yang menyatakan untuk apa penelitian itu dilakukan, biasanya
disesuaikan dengan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya jika rumusan masalah
penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, sedangkan tujuan penelitian
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Manfaat hasil penelitian bersifat eksternal
artinya setelah penelitian tersebut selesai dilaksanakan, pihak-pihak mana saja yang bisa
memanfaatkan hasil penelitian tersebut dan di manfaatkan untuk kepentingan apa saja.
Variabel adalah atribut dari sekelompok objek penelitian yang mempunyai nilai
berdeda-beda. Variabel juga bisa dimaknai sebagai pengelompokan secara logis tingkat
ukuran atribut dari objek penelitian sedemikian sehingga antara kelompok yang satu berbeda
dengan kelompok yang lain. Jenis kelamin, agama, tingggi badan, dan lainnya merupakan
8
contoh-contoh dari sebuah variabel; karena semua konsep dan istilah yang disebuit tadi
memilik nilai yang bervariasi antara objek yang satu dengan objek yang lain.
Apabila ditinjau dari wujudnya, variabel penelitian ada yang berwujud bukan angka
(string) atau berupa kategori yang berwujnud angka (numerical). Nama dan alamat responden
merupakan contoh variabel yang wujudnya string yang tidak bisa di operasikan secara aljabar
(dijumlah, diukur, dikali atau dibagi).
Jika ditinjau dari fungsinya, variabel penelitian dapat dibedakan sebagai variabel
bebas, variabel terikat, variabel moderator, dan variabel kontrol. Variabel bebas atau variabel
stimulus atau variabel input atau variabel aksi atau variabel anteseden atau variabel prediktor
adalah variabel atau faktor yang menjadi penyebab berubahnya nilai variabel yang lain,
disebut dengan variabel terikat. Variabel bebas munculnya selalu mendahului dari munculnya
variabel terikat. Variabel terikat atau variabel respon atau variabel output atau variabel reaksi
atau variabel konsekuen atau variabel kriterium adalah variabel atau faktor yang perubahan
nilainya disebabkan atau diakibatkan oleh berubahnya variabel bebas sehingga variabel
terikat munculnya belakangan setelah berubahnya nilai variabel bebas. Variabel moderator
adalah variabel bebas yang kehadirannya diposisikan untuk mengetahui apakah ada
perubahan hubungan antara nilai variabel bebas dengan nilai variabel terikat. Oleh sebab itu
variabel moderator juga merupakan variabel bebas hanya saja diposisikan untuk mengetahui
apakah terjadi modifikasi hubungan antara nilai variabel bebas dengan nilai variabel terikat
jika di bandingkan dengan tanpa adanya variabel moderator. Demikian pula variabel kontrol
adalah variabel bebas yang posisinya dikendalikan oleh peneliti karena tidak di inginkan
memberikan pengaruh terhadap berubahnya nilai variabel terikat. Nilai sebuah variabel dapat
dinyatakan dalam bentuk skala dan dapat dibedakan menjadi: skala nominal, skala ordinal,
skala interval, dan sakla ratio.
9
BAB V. KAJIAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN RELEVAN
Teori di defenisikan sebagai kumpulan konsep, defenisi, dan proposisi yang saling
berkaitan dan menunjukkan adanya hubungan antar variabel-variabel. Teori juga merupakan
pernyataan yang memiliki kaitan logis dan merupakan cerminan atau gambaran dari
kenyataan yang ada tentang sifat-sifat atau ciri-ciri suatu peristiwa. Teori merupakan
generalisasi yang berupa simpulan informasi abstrak dan umum yang dapat digunakan untuk
menerangkan dan memprediksi keadaan tertentu yang tercakup dalam lingkup teori tersebut.
Teori mempunyai empat fungsi yakni untuk menjelaskan (to explain) gejala yang tercakup
dalam teori, memprediksi (to predict) peristiwa yang akan terjadi sebagai alat untuk
mengendalikan (to control) peristiwa yang tidak di inginkan, dan sebagai acuan (to reference)
untuk merumuskan hipotesis.
Konsep sebagai suatu istilah atau terminologi yang memiliki khusus, memiliki
pengertian atau defenisi atau memiliki ciri-ciri dan atau unsur-unsur tertentu. Proposisi
merupakan suatu pernyataan mengenai hubungan yang logis antara dua atau lebih konsep
yang menjelaskan kaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Pernyataan
bahwa “mahasiswa yang berprestasi belajarnya baik adlah mereka yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi” merupakan contoh dari sebuah preposisi karena ungkapan tersebut
menjelaskan kaitan secara logis antara dua konsep yaitu prestasi belajar dan motivasi belajar.
Dalam kaitannya dengan penelitian, tinjauan literatur memiliki enam manfaat yaitu;
mengkaji sejarah permasalahan, membantu memilih prosedur penelitian, mendalami landasan
teori yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, mengkaji kelebihan dan kekurangan
hasil penelitian terdahulu, menghindari duplikasi penelitian, dan menunjang perumusan
permasalah.
Ada enam cara atau teknik dalam melakukan kajian teori yakni: dilakukan secara
selektif, dikerjai dengan cara koomperatif, dikaji secara kritis, diurai dan di analisis secara
rinci dan detail, dilakukan secara mendalam dan holistik, serta bebas nilai; dalam arti peneliti
tidak memihak pada salah satu teori dan mengabaikan teori yang lain.
10
Disamping kajian teori, untuk sampai pada penyusunan hipotesis, seorang peneliti
perlu mencermati hasil-hasil penelitian relevan dengan permasalan yang sedang diteliti, yang
pernah dilakukan oleh orang lain. Pentingnya menelusuru hasil-hasil penelitian yang relevan
paling tidak dapat ditinjau dari aspek penentuan fokus penelitian yang sedang dipersiapkan
dalam kaitannya dengan kondisi saat ini serta dapat digunakan untuk membuat prediksi
diwaktu yang akan mendatang mengenai fenomena tersebut.
Dalam kajian pustaka pada umumnya seorang peneliti mengutip pendapat dari para
ahli dari berbagai sumber referensi. Padahal dalam penalaran deduktif, seorang peneliti harus
bisa menarik sebuah simpulan yang bersifat khusus dalam bentuk hipotesis berdasarkan
kajian teori yang dibahas. Dengan demikian seorang peneliti harus mengambil sikap,
pandangan, atau pendapat berdasarkan argumentasi atau justifikasi dan penjelasan tertentu.
Itulah sebabnya disebabkan diperlukan satu langkah lagi sebelum seoranmg peneliti sampai
kepada rumusan hipotesis yakni yang berupa kerangka pemikiran.
Kesimpulan sementara yang diperoleh melalui kajian literatur tersebut sifatnya masih
tentati atau dugaan, sehingga mungkin saja benar dan mungkin saja tidak benar. Untuk
mengetahui apakah dugaan atau hipotesis yang dirumuskan benar atau tidak benar perlu di uji
melalui proses pengujian hipotesis (hypothesis testing) yaitu dengan cara mengumpulkan data
atau fakta emperis di lapangan. Apabila berdasarkan data yang dikumpulkan di lapangan
ternyata mendukung rumusan hipotesis, maka dikatakan hipotesis tersebut harus diterima;
sebaliknya jika berdasarkan data yang dikumpulkan ternyata bertentangan dengan yang di
hipotesiskan, maka hipotesis tadi harus ditolak.
Rumusan hipotesis yang baik memiliki ciri-ciri: merupakan dugaan berupa hubungan
dan atau komparasi antara dua atau lebih variabel, dinyatakan secara jelas, tidak kabur, tidak
memilik makna konotatif dan biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan
(proporsition), dan harus dapat di uji secara emperis, artinya memungkinkan bagi peneliti
untuk mengumpulkan data untuk kepentingan pengujian hipotesis tersebut.
Hipotesis dapat dibedakan menjadi dua yakni hipotesis penelitian dan hipotesis
statistika. Hipotesis penelitian adalah rumusan hipotesis yang dinyatakan dalam bentuk
kalimat-kalimat verbal tentang variabel yang dipersoalkan pada rumusan masalah. Hipotesis
penelitian dirumuskan setelah seorang peneliti setelah mengkaji teori dan literatur termasuk
11
hasil-hasil penelitian yang relevan, serta diuraikan dan dijelaskan dalam kerangka pemikiran.
Hipotesis statistika adalah hipotesis yang dinyatakan dengan simbol-simbol atau lembang-
lambang statistika, biasanya menyatakan dalam hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya.
Hipotesis nol dirumuskan oleh seorang peneliti, biasanya dengan tujuan untuk ditolak, karena
dengan menolak berarti menerima sehingga apa yang di duga oleh peneliti memang benar
adanya.
Hipotesis alternatif bisa bersifat non direksional dan bisa bersifat direksional.
Hipotesis alternatif mana yang dipilih untuk dirumuskan sangat tergantung dari kerangka
berfikir yang dikembangkan. Jika dalam kerangka berfikir antara nilai variabel yang satu
diduga mempunyai hubungan yang positif dengan nilai variabel yang lain maka rumusan
hipotesisnya dinyatakan dengan arah yang positif (p>0); sebaliknya jika dalam kerangka
pemikiran yang disusun menjelaskan bahwa antara nilai variabel yang satu diduga memiliki
hubungan yang bersifat negatif dengan nilai variabel yang lain, maka rumusan hipotesisnya
dinyatakan dengan arah yang negatif (p<0).
Karena hipotesis alternatif ada yang bersifat non direksional dan ada yang bersifat
direksional , maka pengujian hipotesis juga ada dua yakni: uji satu pihak atau uji eka arah
atau uji satu arah atau uji satu ekor (one tailed test) dan uji dua pihak atau uji dwi arah atau
uji satu arah atau uji dua ekor (two tailed test).
Dalam hal-hal tertentu, untuk menarik sebuah kesimpulan tentang sesuatu yang
diamati, seorang peneliti tidak harus melakukan pengamatan terhadap seluruh anggota
populasi yang menjadi objek penelitian. Selain hal itu akan membutuhkan waktu, tenaga, dan
biaya yang banyak, pengamatan terhadap sebagian dari seluruh objek yang diteliti untuk
disimpulkan terhadap keseluruhan objek yang diteliti ternyata secara ilmiah bisa
dipertanggungjawabkan.
12
Kesimpulan sebuah penelitian itu diberlakukan terhadap keseluruhan anggota
populasi; sedangkan pengamatan yang sebenarnya hanya dilakukan terhadap sampel, sudah
tentu ukuran sampel dan bagaimana cara pengambilan sampel merupakan dua hal yang
sangat penting untuk diperhatikan agar supaya sampel yang dipilih benar-benar dapat
mewakili dan merupakan sampel yang dapat mencerminkan kondisi populasi yang
sebenarnya. Kondisi sampel yang demikian disebut dengan sampel yang representativ
terhadap populasinya. Suatu sampel penelitian dikataan representativ dan dapat berfungsi
sebagai contoh atau wakil yang baik dari suatu populasi jika semua ciri yang dimiliki oleh
suatu populasi, telah ada dan terwakili dalam sampel secara proporsional.
Setelah ukuran sampel minimum ditetapkan, cara pengambilan sampel juga menjadi
hal penting berikutnya. Ada dua teknik pengambilan sampel yakni: teknik sampling secara
acak menggunakan pendekatan teori probabilitas, dan teknik sampling tidak acak yang
menggunakan pendekatan non probabilitas. Teknik pengambilan sampel secara acak
(random/ probability sampling) dapat dipilih menjadi empat cara yaitu sampling acak
sederhana,
Sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, instrumen sangat
penting karena kesimpulan penelitian ditarik berdasarkan data yang dikumpulkan melalui
instrumen tersebut paling tidak empat teknik pengumpulan data yakni: teknik pengamatan,
teknik wawancara, teknik tes, dan teknik kuesioner.
Teknik tes adalah cara pengumpulan data penelitian yang dilakukan dengan
melaksanakan tes terhadap sejumlh objek penelitian. Tes biasanya berupa sejumlah
pertanyaan atau soal yang menuntut jawaban. Berbedadengan teknik wawancara atau
kuesioner, jawaban terhadap pertanyaan atau soal dalam seoerangkat tes biasanaya dapat
diklasifikasikan sebagai jawaban yang benar atau salah. Contohnya: tes prestasi belajar, tes
potensi akademik, tes intelegensi, dan sebagainya.
Teknik kuesioner adalah teknik pengumpulan data peneliti dengan cara mengajukan
pertanyaan tertulis yang menuntut jawaban secara tertulis pula, sehingga teknik kuesioner ada
yang menyebut sebagai paper and pencil, karena pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner
ditulis di atas kertas (tertulis) dan cara menjawabnya menggunakan alat tulis (pencil).
Kuesioner juga sering disebut sebagai angket. Jawaban yang diberikan oleh narasumber
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ditulis dalam sebuah kuesioner, tidak dapat
dikelompokkan sebagai jawaban yang salah. Semua jawaban yang diperoleh melalui
kuesioner benar adanya sepanjang sesuai dengan kondisi yang dialami dan dirasakan oleh
responden. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam seperangkat kuesiner biasanya
memuat aspek-aspek psikologis seperti: pendapat, tanggapan, sikap, motivasi, kedisiplinan,
kecemasan, keberanian, kebiasaan, kesukaan, dan sebagainya.
Statistika dapat dibedakan menjadi dua yakni (1) statistika matematika, dan (2)
metode statistika. Statistika matematika adalah statistika yang mempelajari dan
mengembangkan konsep teoritik sehingga diperoleh rumus, dalil, sifat-sifat atau model-
model dalam bentuk matematika; sedangkan metode statistika membahas tentang penerapan
14
statistika matematika seperti; rumus, dalil, sifat atau model-model statistika dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan atau pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk selanjutnya metode statistika juga dikelompokkan menjadi dua yaitu (1)
metode statistika deskriptif, dan (2) metode statistika inferensial. Metode statistika deskriptif
mempelajari masalah-masalah yang terkaitdengan penyajian (deskriptif) data, sedangkan
metode statistika inferensial bertujuan untuk membuat kesimpulan berdasarkan hasil
pengamatan dan perhitungan-perhitungan data sampel.
Metode statistika inferensial dapat dibedakan menjadi dua yaitu (1) metode statistika
inferensial parametrik dan (2) metode statistika inferensial nonparametrik. Rumus-rumus
yang termasuk dalam statistika inferensial parametrik hanya dapat diterapkan jika
dipenuhinya beberapa persyaratan atau asumsi yaitu (a) sampel di ambil secara acak dari
sebuah populasi yang terdistribusi normal, (b) jika membandingkan ukuran data dari dua atau
lebih kelompok sampel, maka varians dari data masing-masing kelompok sampel harus
homogen, (c) skor variabel terikat yang berpasangan dengan kelompok skor variabel bebas
memiliki variabilitas yang homogen, (d) jika menerapkan rumus regresi linier antara dua atau
lebih nilai variabel, hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat linear dan (e) juga
menerapkan rumus regresi ganda, dia antara nilai variabel bebasnya tidak boleh menjadi
multikolinieritas. Penerapan rumus-rumus statistika inferensial nonparametrik, tidak
menuntut dipenuhinya sejumlah persyaratan tersebut di atas sehingga bentuk distribusi
datanya bebas atau free distribution.
Hakikat sebuah penelitian adalah membandingkan dua atau lebih besaran nilai dan
mencari hubungan antara dua atau lebih variabel. Untuk membandingkan rata-rata (mean)
dari dua kelompok jika datanya dinyatakan dalam bentuk skala interval dapat digunakan
rumus uji perbedaan dua rata-rata atau sering disebut dengan Uji-t. Ada dua jenis rumus Uji-t
yang penggunaannya berbeda, yakni jika (1) kedua kelompok sampel saling bebas dan (2)
jika kedua kelompok sampel saling berelasi.
Apabila banyaknya kelompok yang akan di bandingkan lebih dari dua kelompok,
maka penggunaan rumus Uji-t kurang efektif karena harus dilakukan perhitungan beberapa
kali sesuai dengan banyaknya kelompok yang di bandingkan. Dalam kasus demikian, maka
analisis varians (anava) akan lebih tepat digunakan.
15
Bentuk hubungan antara nilai sebuah variabel dengan nilai variabel yang lain dapat dihitung
dengan cara mencari persamaan garis regresi linear sederhana; akan tetapi apabila banyaknya
variabel bebas yang diamati dua atau lebih dengan satu variabel terikat, maka teknik
analisisnya dinamakan teknik analisis regresi ganda. Bentuk hubungan antara dua atau lebih
variabel yang diperoleh melalui analisis regresi dapat berupa garis lurus (linear) atau bukan
berupa garis lurus (nonlinear), seperti kuadratik, logaritmik, dan sebaginya.
16
BAB III
PEMBAHASAN
Secara keseluruhan menurut saya pembahasan pada buku ini sangat terstruktur
sehingga dapat membuat pola pikir pembaca menjadi terarah dan mudah untuk mengikuti
langkah-langkah ataupun ilmu yang akan disampaikan. Pokok pembahasan dari bab satu (i)
sampai dengan bab sebelas (xi) merupakan suatu kesatuan dalam melakukan suatu penelitian,
yang tentunya saling berkaitan dan dengan urutan yang sudah sesuai.
C. Desain Buku
Buku sudah baik karena berukuran sedang dan dicetak menggunakan kertas yang
ringan dan tipis sehingga mudah untuk dibawa. Kulit buku ini menggunakan hardcover yang
seharusnya memberikan kesan elegan tetapi dikarenakan gambar latar belakang yang tidak
17
menarik serta cover menggunakan kombinasi warna yang pucat, sehingga menjadikan buku
ini terlihat tidak menarik untuk dibaca.
Bahasa dan kalimat yang digunakan dalam buku tersebut masih kurang baik karena
masih susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu mudah untuk dipahami
sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi saat membacanya. Dalam setiap bab
sering di jumpai antara kalimat yang tidak berhubungan, maka sebab itu dalam
memahamipun menjadi susah. Sebaiknya penggunaan kalimat dalam dibuat dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar isi yang terkandung didalamnya dapat
tersampaikan dengan jelas.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan menurut saya pembahasan pada buku ini sangat terstruktur
sehingga dapat membuat pola pikir pembaca menjadi terarah dan mudah untuk mengikuti
langkah-langkah ataupun ilmu yang akan disampaikan. Pokok pembahasan dari bab satu (i)
sampai dengan bab sebelas (xi) merupakan suatu kesatuan dalam melakukan suatu penelitian,
yang tentunya saling berkaitan dan dengan urutan yang sudah sesuai. Penulis juga
menggunakan sumber bacaan atau referensi yang akurat dan terpercaya seperti buku panduan
terjemahan, jurnal terakreditasi dan dengan buku-buku yang memang penulisnya ahli dalam
bidang metodologi penelitian. Penulis juga mencantumkan beberapa contoh proposal artikel
jurnal ilmiah hal tersebut menggambarkan bahwa penulis dapat langsung menerapkan teori
dan mengambil contoh terbaru sebagai sampelnya.
B. Saran
Sebaiknya penulis mengganti tampilan cover yang menarik serta menggunakan
kombinasi warna yang cerah, sehingga menjadikan buku ini terlihat menarik untuk dibaca.
Selain itu, sebaiknya penulis mencantumkan referensi yang jelas dari setiap kutipan yang
diambil dan jika diperlukan membuat daftar referensi dari setiap babnya.
19