Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

MK METODOLOGI
PENELITIAN

Skor Nilai :

“ METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN “

( Prof. Triyono, M.Pd.)

 Nama : Ade Fitrah Atminati Siregar


 Nim : 1203151069
 Dosen Pengampu : Albert Pauli Sirait S.Pd M.Hum.
 Matkul : Metodologi Penelitian

Program Studi Bimbingan dan Konseling


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan
2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “CRITIKAL BOOK REPORT “
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah “ METODOLOGI
PENELITIAN “di Universitas Negeri Medan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Albert Pauli Sirait
S.Pd M.Hum. selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang penulis tekuni . Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih.

Pematangsiantar , MEI 2022

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR........................................................................................4
B. Tujuan Penulian CBR.....................................................................................................4
C. Manfaat CBR.................................................................................................................4
D. Identitas Buku.................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
RINGKASAN BUKU................................................................................................................6
Ringkasan Isi Buku.................................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................17
PEMBAHASAN......................................................................................................................17
A. Keterkaitan antar Bab....................................................................................................17
B. Kemutakhiran Isi Buku.................................................................................................17
C. Desain Buku..................................................................................................................17
BAB IV....................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................19
A. Kesimpulan...................................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Kegiatan mengkritik buku sangatlah penting mengingat bahwa pembaca dituntut
untuk memahami suatu buku secara kritis . Setiap buku yang dikritik akan menjadi rujukan
pembuatan buku yang lebih baik kedepannya . Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka
tidak akan terjadi kemajuan literasi dalam dunia pembukuan terutama di Indonesia , karena
dari kegiatan ini kualitas buku yang baik dapat diketahui secara detail dan mendalam.

Kritik buku adalah kegiatan penganalisisan dan pengevaluasian suatu buku dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman , memperluas apresiasi , atau menganalisis kelebihan
dan kekurangan buku dan membantu memperbaiki kesalahan pada buku agar tidak terjadi
kekeliruan kembali. Menurut Abrams, kritik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan
perumusan dan penilaian karya sastra. Dalam hal ini pengkritik akan mengkritik sebuah buku
yang berjudul konsep dasar bimbingan kelompok . Demi terwujudnya pemahaman tentang
materi penulisan kerya ilmiah bagi mahasiswa yang akan menjadi seorang guru.

B. Tujuan Penulian CBR


Alasan dibuat CBR untuk menyelesaikan tugas Penulisan Karya Ilmiah .
Menambahkan wawasan bagi pembaca, menigkatkan pengetahuan sebagai mahasiswa.
Menguatkan isi dalam buku yang mau di bandingkan dengan buku lain. Mengkritisi buku
tentang Metodologi Penelitian .

C. Manfaat CBR
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang Metodologi Penelitia.

2. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk karya serupa yang lebih baik dan
bermutu.

3. Memahami minat objek

4
D. Identitas Buku
 Judul Buku : Metodologi Penelitian Pendidikan

 Penulis : Prof. Triyono, M.Pd.

 Penerbit : Ombak

 Tebal Buku : xii + 322 hlm; 14,5 * 21cm

 Kota Terbit : Yogyakarta

 Tahun Terbit : 2013

 ISBN : 978-602-258-076-8

5
BAB II

RINGKASAN BUKU

Ringkasan Isi Buku


BAB I. KONSEP DASAR PENELITIAN

Manusia memperoleh pengetahuan bisa melalui beberapa sumber antra lain: melalui
pengalaman, intuisi, metode deduktif, metode induktif, dan melalui metode ilmiah. Melalui
pengalaman yaitu aktivitas yang dikerjakan secara berulang-ulang, memungkinkan manusia
memperooleh pengetahuan yang benar. Demikian pula melalui intuisi atau perenungan,
seseorang sangat mungkin akan mendapatkan pengetahuan. Namun kedua sumber
pengetahuan itu tidak bisa diandalkan untuk memperoleh pengetahuan, karena bisa saja
beberapa orang melakukan hal yang sama akan tetapi memperoleh pengetahuan yang
berbeda-beda. Metode deduktif adalah cara memperoleh pengetahuan melalui penarikan
sebuah kesimpulan yang berlaku lebih khusus berdassarkan pernyataan-pernyataan yang
bersifat umum yang diyakini mempunyai nilai kebenaran. Sebaliknya metode induktif
merupakan cara penarikan kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan data dan fakta yang
dikumpulkan dari realitas yang dijumpai dalam kehidupan nyata. Metode ilmiah merupakan
cara memperoleh pengetahuan yang menerapkan dua metode yaitu deduktif dan induktif.

Dalam rangka memperoleh dan mengembangkan pengetauan tersebut, manusia


membutuhkan sarana berfikir yang berupa: bahasa, logika, matematika, dan statistika. Bahasa
berfungsi media untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran manusia kepada orang lain agar
dapat dimengerti dan dipahami sebagaimana adanya. Logika digunakan sebagai wahana
untuk mengembangkan kerangka dan alur berfikir secara nalar, logis atau rasional melalui
silogisme. Matematika mengajarkan kepada manusia dalam mengembangkan kemampuan
berfikir deduktif; sedangkan statistika bermanfaaat sekali sebagai landasan untuk penarikan
kesimpulan secara induktif.

Penelitian ilmiah merupakan kegiatan yang dilakukan melalui serangkaian langkah


dengan tujuan untuk memecahkan masalah melalui metode ilmiah. Secara prinsip, masalah
adalah jarak atau disparitas antara apa yang diharapkan dengan apa yang mampu dicapai oleh
seseorang. Seraingkaian langkah penelitian diawali dari: memformulasikan masalah, megkaji
literatur atau tinjauan pustaka, merumuskan hipotesis (jika ada), mengenali dan pelabelan

6
variabel, menyusun desain penelitian dan mengembangkan instrumen, pengumpulan dan
analisis data, diakhiri dengan penulisan laporan penelitian.

Penelitian mempunyai ciri-ciri: sistematis, logis, emperis, reduktif, bisa diulangi, dan
dapat dilakukan dimana saja. Sistematik artinya dikerjakan melalui serangkaian langkah yang
urutan-urutannya jelas. Logik berarti semua prosedur dan mekanisme yang ditempuh dlam
melaksanakan suatu penelitian dibangun dan dilandasi oleh kerangka berfikir nalar, logis dan
rasional; sedangkan emperis mempunyai arti bahwa kesimpulan yanng dihasilkan dari sebuah
penelitian ilmiah didasarkan dari data dan fakta emperis yang dikumpulkan di kancah
penelitian. Reduktif, maksudnya bahwa hasil penelitian ilmiah harus mampu mereduksi atau
mengurangi adanya keraguan-keraguan atau kekhawwatiran yang muncul sebelumnya. Karna
semua langkah penelitian ilmiah disusun dan dikerjakan secara sistematis dengan urutan
langkah yang jelas, menggunakan alat pengumpul data yang jelas pula, maka sudah barang
tentu sebuah penelitian dapat dikerjakan lagi diwaktu yang berbeda atau diulangi dan pada
prinsipnya harus bisa dilakukan dimanapun juga.

BAB II. JENIS-JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian dapat dilihat berdasarkan tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu
pelaksanaan penelitian, metode penelitian yang digunakan, sifat penelitian dan fokus masalah
yang diteliti. Jika ditinjau dari tujuan yang ingin dicapai, penelitian dapat dibedakan menjadi
penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, dan penelitian eksplanatif. Berdasarkan
manfaatnya, jenis penelitian dapat dibedakan menjadi: penelitian dasar atau (basic research)
dan penelitian terapan (replied research). Jika ditinjau dari waktu pelaksanaannya, penelitian
dapat dibedakan menjadi penelitian antar waktu (longitudinal), dan penelitian satu waktu
(cross-sectional). Jika dibedakan berdasarkan metode yang digunakan, penelitian dapat
dibedakan atas: penelitian survey, penelitian ex post facto, penelitian experimen, penelitian
naturalistik, penelitian kebijakan, penelitian tindakkan, penelitian evaluasi, dan penelitian
sejarah. Jika ditinjau berdasarkan asumsi dasar dalam melihat realita sosial, penelitian dapat
dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Jika dikaji berdasarkan
sifat-sifat yang diteliti, penelitian dapat dibedakan menjadi: penelitian historis, penelitian
deskriptif, penelitian perkembangan, penelitian studi kasus, penelitian korelasional, penelitian
komperatif, penelitian eksperimen dan penelitian tindakan. Jika dipandang berdasarkan fokus
yang dikaji penelitian dapat dilakukan dalam bidang pendidikan, kedokteran, ekonomi,
agama, bahasa, hukum, teknik, sosial dan ;lain sebagainya.

7
BAB III. RUMUSAN MASALAH

Ada sejumlah aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih topik atau penelitian,
yakni: aspek keterlaksanaan, tingkat kekritisan masalah, ketertarikan peneliti terhadap
masalah tersebut, masalah yang dipilih memiliki nilai secara teoritis, masalah yang dipilih
hendaknya memiliki nilai kemanfaatan taktik, diantara variabel-variabel yang dipilih tidak
memiliki hubungan yang bersifat simetris atau resiprokal.

Berdasarkan sejumlah permasalahan yang berhasil di identifikasi, tidak mungkin


dapat diteliti semua: oleh karena itu perlu dibatasi pada masalah-masalah yang akan diteliti
saja atau ditentukan ruang lingkup permasalahan termasuk definisi operasional terhadap
setiap masalah dalam bentuk variabel yang terukur.

Sesudah pembatasan masalah, dalam bentuk definisi operasional variabel dikerjakan,


barulah seorang peneliti merumuskan masalah dengan ciri-ciri: rumusan masalah harus
memuat variabel, rumusan masalah dinyatakan denngan kalimat yang jelas, tidak kabur dan
tidak memiliki makna konotatif, rumusan masalah dinyatakan alam bentuk kalimat
pertanyaan, rumusan masalah harus dapat di uji secara emperis, jika permasalahan berkaitan
dengan hubungan atau komparasi nilai variabel, maka rumusan masalah tersebut sekurang-
kurangnya harus memuat dua variabel.

Dalam sebuah proposal penelitian, selain perumusan masalah biasanya juga dijelaskan
tentang tujuan penelitian dan manfaat atau kontribusi hasil penelitian. Tujuan penelitian
adalah rumusan kalimat yang menyatakan untuk apa penelitian itu dilakukan, biasanya
disesuaikan dengan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya jika rumusan masalah
penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, sedangkan tujuan penelitian
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Manfaat hasil penelitian bersifat eksternal
artinya setelah penelitian tersebut selesai dilaksanakan, pihak-pihak mana saja yang bisa
memanfaatkan hasil penelitian tersebut dan di manfaatkan untuk kepentingan apa saja.

BAB IV. PELABELAN VARIABEL

Variabel adalah atribut dari sekelompok objek penelitian yang mempunyai nilai
berdeda-beda. Variabel juga bisa dimaknai sebagai pengelompokan secara logis tingkat
ukuran atribut dari objek penelitian sedemikian sehingga antara kelompok yang satu berbeda
dengan kelompok yang lain. Jenis kelamin, agama, tingggi badan, dan lainnya merupakan

8
contoh-contoh dari sebuah variabel; karena semua konsep dan istilah yang disebuit tadi
memilik nilai yang bervariasi antara objek yang satu dengan objek yang lain.

Variabel penelitian dapat dikenali berdasarkan: sifatnya, wujudnya, dan fungsinya.


Jika dilihat dari sifatnya, variabel dapat dibedakan menjadi, variabel diskret dan variabel
kontiniu. Variabel diskret adalah nilai variabel yang diperoleh dengan cara mencacah.
(acccount) dan biasanya merupakan angka-angka bulat; sedangkan variabel kontiniu adalah
nilai variabel yang diperoleh melalui pengukuran (measurement) sehingga bisa berupa
bilangan pecahan. Jumlah anaka dalam dalam sebuah rumah tangga merupakan contoh
variabel yang bersifat diskret; sedangkan berat badan merupakan salah satu contoh variabel
yang bersifat kontiniu.

Apabila ditinjau dari wujudnya, variabel penelitian ada yang berwujud bukan angka
(string) atau berupa kategori yang berwujnud angka (numerical). Nama dan alamat responden
merupakan contoh variabel yang wujudnya string yang tidak bisa di operasikan secara aljabar
(dijumlah, diukur, dikali atau dibagi).

Jika ditinjau dari fungsinya, variabel penelitian dapat dibedakan sebagai variabel
bebas, variabel terikat, variabel moderator, dan variabel kontrol. Variabel bebas atau variabel
stimulus atau variabel input atau variabel aksi atau variabel anteseden atau variabel prediktor
adalah variabel atau faktor yang menjadi penyebab berubahnya nilai variabel yang lain,
disebut dengan variabel terikat. Variabel bebas munculnya selalu mendahului dari munculnya
variabel terikat. Variabel terikat atau variabel respon atau variabel output atau variabel reaksi
atau variabel konsekuen atau variabel kriterium adalah variabel atau faktor yang perubahan
nilainya disebabkan atau diakibatkan oleh berubahnya variabel bebas sehingga variabel
terikat munculnya belakangan setelah berubahnya nilai variabel bebas. Variabel moderator
adalah variabel bebas yang kehadirannya diposisikan untuk mengetahui apakah ada
perubahan hubungan antara nilai variabel bebas dengan nilai variabel terikat. Oleh sebab itu
variabel moderator juga merupakan variabel bebas hanya saja diposisikan untuk mengetahui
apakah terjadi modifikasi hubungan antara nilai variabel bebas dengan nilai variabel terikat
jika di bandingkan dengan tanpa adanya variabel moderator. Demikian pula variabel kontrol
adalah variabel bebas yang posisinya dikendalikan oleh peneliti karena tidak di inginkan
memberikan pengaruh terhadap berubahnya nilai variabel terikat. Nilai sebuah variabel dapat
dinyatakan dalam bentuk skala dan dapat dibedakan menjadi: skala nominal, skala ordinal,
skala interval, dan sakla ratio.

9
BAB V. KAJIAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN RELEVAN

Proses penelitian ilmiah dimulai dengan merumuskan masalah kemudian mengkaji


teori yang terkait dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Melalui kajian teori seorang
peneliti akan memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang akan diteliti.

Teori di defenisikan sebagai kumpulan konsep, defenisi, dan proposisi yang saling
berkaitan dan menunjukkan adanya hubungan antar variabel-variabel. Teori juga merupakan
pernyataan yang memiliki kaitan logis dan merupakan cerminan atau gambaran dari
kenyataan yang ada tentang sifat-sifat atau ciri-ciri suatu peristiwa. Teori merupakan
generalisasi yang berupa simpulan informasi abstrak dan umum yang dapat digunakan untuk
menerangkan dan memprediksi keadaan tertentu yang tercakup dalam lingkup teori tersebut.
Teori mempunyai empat fungsi yakni untuk menjelaskan (to explain) gejala yang tercakup
dalam teori, memprediksi (to predict) peristiwa yang akan terjadi sebagai alat untuk
mengendalikan (to control) peristiwa yang tidak di inginkan, dan sebagai acuan (to reference)
untuk merumuskan hipotesis.

Konsep sebagai suatu istilah atau terminologi yang memiliki khusus, memiliki
pengertian atau defenisi atau memiliki ciri-ciri dan atau unsur-unsur tertentu. Proposisi
merupakan suatu pernyataan mengenai hubungan yang logis antara dua atau lebih konsep
yang menjelaskan kaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Pernyataan
bahwa “mahasiswa yang berprestasi belajarnya baik adlah mereka yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi” merupakan contoh dari sebuah preposisi karena ungkapan tersebut
menjelaskan kaitan secara logis antara dua konsep yaitu prestasi belajar dan motivasi belajar.

Dalam kaitannya dengan penelitian, tinjauan literatur memiliki enam manfaat yaitu;
mengkaji sejarah permasalahan, membantu memilih prosedur penelitian, mendalami landasan
teori yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, mengkaji kelebihan dan kekurangan
hasil penelitian terdahulu, menghindari duplikasi penelitian, dan menunjang perumusan
permasalah.

Ada enam cara atau teknik dalam melakukan kajian teori yakni: dilakukan secara
selektif, dikerjai dengan cara koomperatif, dikaji secara kritis, diurai dan di analisis secara
rinci dan detail, dilakukan secara mendalam dan holistik, serta bebas nilai; dalam arti peneliti
tidak memihak pada salah satu teori dan mengabaikan teori yang lain.

10
Disamping kajian teori, untuk sampai pada penyusunan hipotesis, seorang peneliti
perlu mencermati hasil-hasil penelitian relevan dengan permasalan yang sedang diteliti, yang
pernah dilakukan oleh orang lain. Pentingnya menelusuru hasil-hasil penelitian yang relevan
paling tidak dapat ditinjau dari aspek penentuan fokus penelitian yang sedang dipersiapkan
dalam kaitannya dengan kondisi saat ini serta dapat digunakan untuk membuat prediksi
diwaktu yang akan mendatang mengenai fenomena tersebut.

Dalam kajian pustaka pada umumnya seorang peneliti mengutip pendapat dari para
ahli dari berbagai sumber referensi. Padahal dalam penalaran deduktif, seorang peneliti harus
bisa menarik sebuah simpulan yang bersifat khusus dalam bentuk hipotesis berdasarkan
kajian teori yang dibahas. Dengan demikian seorang peneliti harus mengambil sikap,
pandangan, atau pendapat berdasarkan argumentasi atau justifikasi dan penjelasan tertentu.
Itulah sebabnya disebabkan diperlukan satu langkah lagi sebelum seoranmg peneliti sampai
kepada rumusan hipotesis yakni yang berupa kerangka pemikiran.

BAB VI. RUMUSAN HIPOTESIS

Kesimpulan sementara yang diperoleh melalui kajian literatur tersebut sifatnya masih
tentati atau dugaan, sehingga mungkin saja benar dan mungkin saja tidak benar. Untuk
mengetahui apakah dugaan atau hipotesis yang dirumuskan benar atau tidak benar perlu di uji
melalui proses pengujian hipotesis (hypothesis testing) yaitu dengan cara mengumpulkan data
atau fakta emperis di lapangan. Apabila berdasarkan data yang dikumpulkan di lapangan
ternyata mendukung rumusan hipotesis, maka dikatakan hipotesis tersebut harus diterima;
sebaliknya jika berdasarkan data yang dikumpulkan ternyata bertentangan dengan yang di
hipotesiskan, maka hipotesis tadi harus ditolak.

Rumusan hipotesis yang baik memiliki ciri-ciri: merupakan dugaan berupa hubungan
dan atau komparasi antara dua atau lebih variabel, dinyatakan secara jelas, tidak kabur, tidak
memilik makna konotatif dan biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan
(proporsition), dan harus dapat di uji secara emperis, artinya memungkinkan bagi peneliti
untuk mengumpulkan data untuk kepentingan pengujian hipotesis tersebut.

Hipotesis dapat dibedakan menjadi dua yakni hipotesis penelitian dan hipotesis
statistika. Hipotesis penelitian adalah rumusan hipotesis yang dinyatakan dalam bentuk
kalimat-kalimat verbal tentang variabel yang dipersoalkan pada rumusan masalah. Hipotesis
penelitian dirumuskan setelah seorang peneliti setelah mengkaji teori dan literatur termasuk

11
hasil-hasil penelitian yang relevan, serta diuraikan dan dijelaskan dalam kerangka pemikiran.
Hipotesis statistika adalah hipotesis yang dinyatakan dengan simbol-simbol atau lembang-
lambang statistika, biasanya menyatakan dalam hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya.
Hipotesis nol dirumuskan oleh seorang peneliti, biasanya dengan tujuan untuk ditolak, karena
dengan menolak berarti menerima sehingga apa yang di duga oleh peneliti memang benar
adanya.

Hipotesis alternatif bisa bersifat non direksional dan bisa bersifat direksional.
Hipotesis alternatif mana yang dipilih untuk dirumuskan sangat tergantung dari kerangka
berfikir yang dikembangkan. Jika dalam kerangka berfikir antara nilai variabel yang satu
diduga mempunyai hubungan yang positif dengan nilai variabel yang lain maka rumusan
hipotesisnya dinyatakan dengan arah yang positif (p>0); sebaliknya jika dalam kerangka
pemikiran yang disusun menjelaskan bahwa antara nilai variabel yang satu diduga memiliki
hubungan yang bersifat negatif dengan nilai variabel yang lain, maka rumusan hipotesisnya
dinyatakan dengan arah yang negatif (p<0).

Karena hipotesis alternatif ada yang bersifat non direksional dan ada yang bersifat
direksional , maka pengujian hipotesis juga ada dua yakni: uji satu pihak atau uji eka arah
atau uji satu arah atau uji satu ekor (one tailed test) dan uji dua pihak atau uji dwi arah atau
uji satu arah atau uji dua ekor (two tailed test).

Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah (1) menyatakan hipotesis statistika (2)


menentukan taraf signifikansi yang bisa di tolerir (3) memilih uji statistika untuk
menganalisis data, (4) menentukan batas kritik dan daerah kritik penolakan (5) mengerjakan
perhitungan-prerhitungan untuk memperoleh nilai uji statistika berdasarkan data yang telah
dikumpulkan dan (6) menarik kesimpulan dengan menyatakan apakah diterima atau ditolak.

BAB VII. TEKNIK SAMPLING

Dalam hal-hal tertentu, untuk menarik sebuah kesimpulan tentang sesuatu yang
diamati, seorang peneliti tidak harus melakukan pengamatan terhadap seluruh anggota
populasi yang menjadi objek penelitian. Selain hal itu akan membutuhkan waktu, tenaga, dan
biaya yang banyak, pengamatan terhadap sebagian dari seluruh objek yang diteliti untuk
disimpulkan terhadap keseluruhan objek yang diteliti ternyata secara ilmiah bisa
dipertanggungjawabkan.

12
Kesimpulan sebuah penelitian itu diberlakukan terhadap keseluruhan anggota
populasi; sedangkan pengamatan yang sebenarnya hanya dilakukan terhadap sampel, sudah
tentu ukuran sampel dan bagaimana cara pengambilan sampel merupakan dua hal yang
sangat penting untuk diperhatikan agar supaya sampel yang dipilih benar-benar dapat
mewakili dan merupakan sampel yang dapat mencerminkan kondisi populasi yang
sebenarnya. Kondisi sampel yang demikian disebut dengan sampel yang representativ
terhadap populasinya. Suatu sampel penelitian dikataan representativ dan dapat berfungsi
sebagai contoh atau wakil yang baik dari suatu populasi jika semua ciri yang dimiliki oleh
suatu populasi, telah ada dan terwakili dalam sampel secara proporsional.

Setelah ukuran sampel minimum ditetapkan, cara pengambilan sampel juga menjadi
hal penting berikutnya. Ada dua teknik pengambilan sampel yakni: teknik sampling secara
acak menggunakan pendekatan teori probabilitas, dan teknik sampling tidak acak yang
menggunakan pendekatan non probabilitas. Teknik pengambilan sampel secara acak
(random/ probability sampling) dapat dipilih menjadi empat cara yaitu sampling acak
sederhana,

BAB VIII. PENGEMBANGAN INSTRUMEN

Sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, instrumen sangat
penting karena kesimpulan penelitian ditarik berdasarkan data yang dikumpulkan melalui
instrumen tersebut paling tidak empat teknik pengumpulan data yakni: teknik pengamatan,
teknik wawancara, teknik tes, dan teknik kuesioner.

Teknik pengamatan (observation) adalah cara pengumpulan data yang dikerjakan


dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap objek yang diteliti,
baik dalam situasi khusus di dalam labolaturium maupun dalam situasi ilmiah. Pengamatan
dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu: pengamatan secara langsung, pengamatan tidak
langsung, dan pengamatan partisipasi. Pengamatan langsung adalah pengamatan yang
dikerjakan sendiri oleh peneliti terhadap objek yang diamati secara langsung, tanpa perantara.
Pengamatan secara tidak langsung adalah pengamatan yang dikerjakan oleh seorang peneliti
terhadap objek yang diamati melalui parantara, misalnya handycam yang dipasang di dalam
ruang di mana objek tersebut melakukan aktivitas. Pengamatan partisipasi adalah pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek yang diamati dengancara melibatkan diri atau
ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau sekelompok orang yang
mejadi objek pengamatan.
13
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya
jawab secara lisan, baik secara langsung melalui tatap muka (face to face) antara sumber data
(responden) atau secara tidak langsung. Wawancara langsung adalah wawancara yang
dilakukan secara langsung terhadap objek yang diamati, baik melaui tatap muka anatara
peneliti dengan objek yang diteliti atau melalui tatap muka jarak jauh, seperti dialog interaktif
melalui siaran langsung televisi dan atau radio. Wawancara tidak langsung adalah wawancara
yang dilakukan oleh peneliti terhadap seseorang yang bukan menjadi objek pengamatan
untuk dimintai keterangan dan informasi mengenai objek pengamatan. Pemgumpulan data
melalui teknik wawancara umumnya diterapkan untuk mengungkap data yang terkait dengan
sikap atau resepsi seseorang melalui sumber data.

Teknik tes adalah cara pengumpulan data penelitian yang dilakukan dengan
melaksanakan tes terhadap sejumlh objek penelitian. Tes biasanya berupa sejumlah
pertanyaan atau soal yang menuntut jawaban. Berbedadengan teknik wawancara atau
kuesioner, jawaban terhadap pertanyaan atau soal dalam seoerangkat tes biasanaya dapat
diklasifikasikan sebagai jawaban yang benar atau salah. Contohnya: tes prestasi belajar, tes
potensi akademik, tes intelegensi, dan sebagainya.

Teknik kuesioner adalah teknik pengumpulan data peneliti dengan cara mengajukan
pertanyaan tertulis yang menuntut jawaban secara tertulis pula, sehingga teknik kuesioner ada
yang menyebut sebagai paper and pencil, karena pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner
ditulis di atas kertas (tertulis) dan cara menjawabnya menggunakan alat tulis (pencil).
Kuesioner juga sering disebut sebagai angket. Jawaban yang diberikan oleh narasumber
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ditulis dalam sebuah kuesioner, tidak dapat
dikelompokkan sebagai jawaban yang salah. Semua jawaban yang diperoleh melalui
kuesioner benar adanya sepanjang sesuai dengan kondisi yang dialami dan dirasakan oleh
responden. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam seperangkat kuesiner biasanya
memuat aspek-aspek psikologis seperti: pendapat, tanggapan, sikap, motivasi, kedisiplinan,
kecemasan, keberanian, kebiasaan, kesukaan, dan sebagainya.

BAB IX. MENDESKRIPSIKAN DATA

Statistika dapat dibedakan menjadi dua yakni (1) statistika matematika, dan (2)
metode statistika. Statistika matematika adalah statistika yang mempelajari dan
mengembangkan konsep teoritik sehingga diperoleh rumus, dalil, sifat-sifat atau model-
model dalam bentuk matematika; sedangkan metode statistika membahas tentang penerapan
14
statistika matematika seperti; rumus, dalil, sifat atau model-model statistika dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan atau pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk selanjutnya metode statistika juga dikelompokkan menjadi dua yaitu (1)
metode statistika deskriptif, dan (2) metode statistika inferensial. Metode statistika deskriptif
mempelajari masalah-masalah yang terkaitdengan penyajian (deskriptif) data, sedangkan
metode statistika inferensial bertujuan untuk membuat kesimpulan berdasarkan hasil
pengamatan dan perhitungan-perhitungan data sampel.

Metode statistika inferensial dapat dibedakan menjadi dua yaitu (1) metode statistika
inferensial parametrik dan (2) metode statistika inferensial nonparametrik. Rumus-rumus
yang termasuk dalam statistika inferensial parametrik hanya dapat diterapkan jika
dipenuhinya beberapa persyaratan atau asumsi yaitu (a) sampel di ambil secara acak dari
sebuah populasi yang terdistribusi normal, (b) jika membandingkan ukuran data dari dua atau
lebih kelompok sampel, maka varians dari data masing-masing kelompok sampel harus
homogen, (c) skor variabel terikat yang berpasangan dengan kelompok skor variabel bebas
memiliki variabilitas yang homogen, (d) jika menerapkan rumus regresi linier antara dua atau
lebih nilai variabel, hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat linear dan (e) juga
menerapkan rumus regresi ganda, dia antara nilai variabel bebasnya tidak boleh menjadi
multikolinieritas. Penerapan rumus-rumus statistika inferensial nonparametrik, tidak
menuntut dipenuhinya sejumlah persyaratan tersebut di atas sehingga bentuk distribusi
datanya bebas atau free distribution.

BAB X. STATISTIKA INFERENSIAL

Hakikat sebuah penelitian adalah membandingkan dua atau lebih besaran nilai dan
mencari hubungan antara dua atau lebih variabel. Untuk membandingkan rata-rata (mean)
dari dua kelompok jika datanya dinyatakan dalam bentuk skala interval dapat digunakan
rumus uji perbedaan dua rata-rata atau sering disebut dengan Uji-t. Ada dua jenis rumus Uji-t
yang penggunaannya berbeda, yakni jika (1) kedua kelompok sampel saling bebas dan (2)
jika kedua kelompok sampel saling berelasi.

Apabila banyaknya kelompok yang akan di bandingkan lebih dari dua kelompok,
maka penggunaan rumus Uji-t kurang efektif karena harus dilakukan perhitungan beberapa
kali sesuai dengan banyaknya kelompok yang di bandingkan. Dalam kasus demikian, maka
analisis varians (anava) akan lebih tepat digunakan.

15
Bentuk hubungan antara nilai sebuah variabel dengan nilai variabel yang lain dapat dihitung
dengan cara mencari persamaan garis regresi linear sederhana; akan tetapi apabila banyaknya
variabel bebas yang diamati dua atau lebih dengan satu variabel terikat, maka teknik
analisisnya dinamakan teknik analisis regresi ganda. Bentuk hubungan antara dua atau lebih
variabel yang diperoleh melalui analisis regresi dapat berupa garis lurus (linear) atau bukan
berupa garis lurus (nonlinear), seperti kuadratik, logaritmik, dan sebaginya.

16
BAB III

PEMBAHASAN

A. Keterkaitan antar Bab


Pada bab pertama buku ini membahas mengenai konsep dasar penelitian sebagai
kerangka acuan dasar dan alur berfikir pentingnya memahami penelitian, metode penelitian
dan ciri-ciri penelitian, langkah-langkah penelitian. Selanjutnya pada bab kedua dijelaskan
mengenai jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuan, manfaat, waktu, metode, sifat dan lainnya
sehingga pembaca mampu membedakan penelitian yang satu dengan lainnya. Pada bab ketiga
membahas mengenai rumusan masalah, hal ini sangat diperlukan sebelum kita memulai suatu
penelitian hendaknya memilih topik atau penelitian dengan mempertimbangkan aspek
keterlaksanaan, tingkat kekritisan masalah, ketertarikan peneliti terhadap masalah tersebut,
masalah yang dipilih memiliki nilai secara teoritis, masalah yang dipilih, nilai kemanfaatan
dan lainnya.

Secara keseluruhan menurut saya pembahasan pada buku ini sangat terstruktur
sehingga dapat membuat pola pikir pembaca menjadi terarah dan mudah untuk mengikuti
langkah-langkah ataupun ilmu yang akan disampaikan. Pokok pembahasan dari bab satu (i)
sampai dengan bab sebelas (xi) merupakan suatu kesatuan dalam melakukan suatu penelitian,
yang tentunya saling berkaitan dan dengan urutan yang sudah sesuai.

B. Kemutakhiran Isi Buku


Dilihat dari tahun terbit, buku ini terbit 2013 tepatnya sudah empat tahun dan tidak
termasuk buku yang sudah lama. Tetapi penulis menggunakan sumber bacaan atau referensi
kebanyakan sudah lebih dari lima tahun terakhir, walaupun seperti itu penulis tetap
menggunakan referensi yang akurat dan terpercaya seperti buku panduan terjemahan, jurnal
terakreditasi dan dengan buku-buku yang memang penulisnya ahli dalam bidang metodologi
penelitian. Penulis juga mencantumkan beberapa contoh proposal artikel jurnal ilmiah hal
tersebut menggambarkan bahwa penulis dapat langsung menerapkan teori dan mengambil
contoh terbaru sebagai sampelnya.

C. Desain Buku
Buku sudah baik karena berukuran sedang dan dicetak menggunakan kertas yang
ringan dan tipis sehingga mudah untuk dibawa. Kulit buku ini menggunakan hardcover yang
seharusnya memberikan kesan elegan tetapi dikarenakan gambar latar belakang yang tidak

17
menarik serta cover menggunakan kombinasi warna yang pucat, sehingga menjadikan buku
ini terlihat tidak menarik untuk dibaca.

Bahasa dan kalimat yang digunakan dalam buku tersebut masih kurang baik karena
masih susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu mudah untuk dipahami
sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi saat membacanya. Dalam setiap bab
sering di jumpai antara kalimat yang tidak berhubungan, maka sebab itu dalam
memahamipun menjadi susah. Sebaiknya penggunaan kalimat dalam dibuat dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar isi yang terkandung didalamnya dapat
tersampaikan dengan jelas.

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara keseluruhan menurut saya pembahasan pada buku ini sangat terstruktur
sehingga dapat membuat pola pikir pembaca menjadi terarah dan mudah untuk mengikuti
langkah-langkah ataupun ilmu yang akan disampaikan. Pokok pembahasan dari bab satu (i)
sampai dengan bab sebelas (xi) merupakan suatu kesatuan dalam melakukan suatu penelitian,
yang tentunya saling berkaitan dan dengan urutan yang sudah sesuai. Penulis juga
menggunakan sumber bacaan atau referensi yang akurat dan terpercaya seperti buku panduan
terjemahan, jurnal terakreditasi dan dengan buku-buku yang memang penulisnya ahli dalam
bidang metodologi penelitian. Penulis juga mencantumkan beberapa contoh proposal artikel
jurnal ilmiah hal tersebut menggambarkan bahwa penulis dapat langsung menerapkan teori
dan mengambil contoh terbaru sebagai sampelnya.

B. Saran
Sebaiknya penulis mengganti tampilan cover yang menarik serta menggunakan
kombinasi warna yang cerah, sehingga menjadikan buku ini terlihat menarik untuk dibaca.
Selain itu, sebaiknya penulis mencantumkan referensi yang jelas dari setiap kutipan yang
diambil dan jika diperlukan membuat daftar referensi dari setiap babnya.

19

Anda mungkin juga menyukai