Anda di halaman 1dari 37

CBR

PRODI PTM S1 FT

Skor Nilai:

“METODOLOGI PENELITIAN”
KELOMPOK 1

NAMA : NIM :
AGUNG VINEL PUTRA SEMBIRING DEPARI 5181121009
BONATUA SIHOMBING 5181121004
SAMUEL TAMPUBOLON 5181121005
HARFIDO JAMSIT PUTRA PRATAMA 5181121007
RINDIANI 5181121003

DOSEN PENGAMPU : PROF. ABDUL HASAN SARAGIH, M.PD


MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
NOVEMBER 2020

 
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Critical Book
Report Ini dapat diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan. Selanjutnya saya
mengucapkan  terima kasih kepada Seluruh pihak yang telah memberi kesempatan kepada saya
untuk membuat dan menyelesaikan Critical Book Review ini. Sehingga saya memperoleh
banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama membuat dan menyelesaikan Critical Book
Review ini.
Saya berharap semoga Critical Book Review ini berguna bagi pembaca meskipun
terdapat banyak kekurangsempurnaan di dalamnya.Akhir kata saya meminta maaf sebesar-
besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam penulisan,
penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca maupun pengoreksi,
karena hingga saat ini saya masih dalam proses belajar. Oleh karena itu saya  memohon kritik
dan sarannya demi kemajauan bersama.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB  I PENDAHULUAN...........................................................................................................
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR...............................................................................
1.2 Tujuan Penulisan CBR...........................................................................................
1.3 Manfaat CBR..........................................................................................................
1.4 Identitas Buku Yang Direview...............................................................................
BAB II RINGKASAN ISI BUKU..............................................................................................
2.1 Ringkasan Buku Utama..........................................................................................
BAB II    :   HIPOTESIS PENELITIAN......................................................................
BAB III   :   VARIABEL PENELITIAN......................................................................
BAB IV   :  METODE PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN.....
BAB V     :  MELAKSANAKAN UJI COBA PENELITIAN.......................................
BAB VII  :  TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF.............................................
BAB VIII :  PENELITIAN SURVEY..............................................................................
BAB IX   :  DESAIN EKSPERIMEN DAN ANALISISNYA.......................................
BAB XI   :  PENELITIAN KUALITATIF......................................................................
BAB XII  :  PENELITIAN TINDAKAN KELAS..........................................................
BAB XIII : MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN ..................................................
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................................
3.1 Pembahasan Isi Buku.................................................................................................
3.2 Analisis Kelemahan Dan Kekurangan Buku.............................................................
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................
4.1 Kesimpulan................................................................................................................
4.2 Rekomendasi.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB  I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR

            Sehubungan dengan diterapkannya kurikulum KKNI pada Universitas Negeri Medan,
para mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide, dan kreatifitasnya.
Dalam Critical Book Review ini mahasiwa dituntut untuk mengkritisi sebuah buku, dan
meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami oleh mahasiswa yang
melakukan critical book report ini, termasuk didalamnya mengerti akan kelemahan dan
keunggulan dari buku yang akan dikritisi. Dalam hal ini saya mengkritik buku utama
“METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN” Oleh Penulis Dra.Effi Aswita Lubis,
M.Pd, M.Si dan membandingkan dengan buku lainnya yang relevan.
            Adapun dalam penuntasan tugas Critical Book Review ini mahasiswa dituntut dalam
meringkas,menganalisa dan membandingkan serta memberikan kritik berupa kelebihan dan
kelemahan pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada dalam buku tersebut ,sehingga
dengan begitu mahasiswa akan menjadi terbiasa dalam berpikir logis dan kritis serta tanggap
terhadap hal-hal yang baru yang terdapat dalam suatu buku.penugasan Critical Book Review 
ini juga merupakan bentuk pembiasaan agar mahasiswa terampil dalam menciptakan ide-ide
kreatif dan berpikir secara analitis sehingga pada saat pembuatan tugas-tugas yang sama
mahasiswa pun menjadi terbiasa serta semakin mahir dalam penyempurnaan tugas
tersebut.Pembuatan tugas Critical Book Review ini juga melatih,menambah,serta
menguatkan pemahaman mahasiswa betapa pentingnya mengkritikalisasi suatu karya
berdasarkan data yang factual sehingga dengan begitu tercipta lah mahasiswa-mahasiswa
yang berkarakter logis serta analisis sehingga dengan bertambahnya era yang semakin maju
yang seperti kita tahu sekarang dijaman MEA(Masyarakat Ekonomi Asean) dituntut
menciptakan masyarakat yang berpikir maju kedepan dalam hal ini generasi-generasi bangsa
yang saat ini sedang mengikuti jenjang pendidikan baik yang rendah sampai yang tinggi
menjadi ujung tombak perubahan yang akan menciptakan bangsa yang maju dan sejahtera.
1.2 Tujuan Penulisan CBR

1.Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metodologi Penelitian


2.Menambah wawasan dan Pengetahuan penulis dan pembaca mengenai metodologi
penelitian yang diperlukan didalam dunia kependidikan
3.Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas,menganalisa dan membandingkan
serta memberikan kritik pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada
4.Menguatkan pemahaman pembaca betapa pentingnya mempelajari strategi belajar mengajar
sebagai bentuk implementasi menjadi guru yang profesional

1.3 Manfaat CBR

A.Bagi penulis :
            Penulis menjadi lebih memahami secara keseluruhan mengenai cakupan materi
strategi belajar mengajar dan bentuk implementasinya didalam sistem pendidikan yang ada
berkat menuntaskan tugas Critical Book Riview ini.tugas ini juga bermanfaat langsung dalam
melatih penulis dalam hal  ini saya sendiri sebagai mahasiswa menjadi lebih terasah dalam
meringkas isi suatu buku,lalu membandingkannya dengan buku yang relevan setelah itu
menganalisa demi menemukan kelemahan dan kelebihan dari buku yang telah saya
kritikalisasi
B.Bagi pembaca :
Pembaca,dalam hal ini siapapun yang membaca hasil dari tugas Critical Book Riview
ini,mulai dari kalangan akademitas hingga masyarakat umum menjadi lebih paham
bagaimana metodologi penelitian yang diterapkan didalam system pendidikan serta cakupan
materinya didalam setiap pembahasan yang terdapat dalam tugas ini.tugas ini juga dapat
menjadi rujukan bagaimana menyempurnakan suatu buku yang ada karena didalam tugas ini
merupakan suatu rangkuman pembahasan dari ringkasan hingga analisis kelemahan dan
kelebihan berdasarkan fakta yang ada dan perbandingan pada buku yang relevan.
1.4 Identitas Buku Yang Direview 

A.    Buku Utama

1.Nama                 : Effi Aswita Lubis


2.Nama Penerbit  : Perdana Publishing
3.Kota                   : Medan
4.Tahun                : 2017
5.Judul                  : Metodologi Penelitian Pendidikan
6.ISBN                 : 978-602-8848-94-7
7.Bahasa               : Indonesia

B.     Buku Pembanding

1.Nama                 : Sugiyono


2.Nama Penerbit  : ALFABETA
3.Kota                   : Bandung
4.Tahun                : 2015
5.Judul                  : Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D)
6.ISBN                 : 978-8433-71-8
7.Kolasi                : (x + 458) 16 x 24 cm
8.Bahasa               : Indonesia
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
2.1 Ringkasan Buku Utama

 BAB I :  PENDAHULUAN

      A.    PENELITIAN DAN METODE ILMIAH


Metode ilmiah adalah suatu prosedur dari proses mencari kebenaran, dengan langkah-
langkah : mengenal masalah dan merumuskannya, study literatur, bila diperlukan
merumuskan hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data, menguji hipotesis dan mengambil
keputusan.Penelitian perlu senantiasa dilakukan karena beberapa alasan, diantaranya : (1)
penelitian akan memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi. (2) penelitian yang
dilakukan harus berupa penelitian lanjutan. (3) melalui penelitian memungkinkan
peningkatan aplikasi hasil penelitian yang ditemukan, sehingga kita akan bertambah maju.
     B.     KLASIFIKASI PENELITIAN
Menurut Ruseffendi (1994) terdapat berbagai pandangan bagaimana penelitian itu bisa
dikelompokkan, diantaranya pengelompokkan penelitian berdasarkan fungsi, disain dan
teknik pengumpulan data, serta pengelompokkan berdasarkan aspek lainnya. Berikut ini
hanya dibahas tentang klasifikasi penelitian berdasarkan maksud dan metodenya.
Berdasarkan maksudnya, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian: dasar, terapan,
evaluasi, pengembangan, dan penelitian mendesak. Penelitian dasar (basic research) adalah
penelitian yang sepenuhnya bertujuan untuk mengembangkan atau memperbaiki suatu teori.
Penelitian terapan (applied research) adalah penelitian yang bermaksud untuk menerapkan 
teori atau menguji teori dalam kaitannya dengan pemanfaatan bidang tertentu dalam
kehidupan sehari-hari.
     C.    MASALAH PENELITIAN
Salah satu langkah paling penting dalam penelitian adalah penentuan masalah. Banyak
peneliti merasa bahwa tahap penentuan masalah ini merupakan tahap yang sangat sulit
sehingga menghambat perkembangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Pada umunya
keadaan berikut ini mewujudkan suatu masalah:
      1.      Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita.
      2.      Bila ada hasil-hasil bertentangan.
      3.      Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskannya melalui penelitian.  
      D.    LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Dalam merancang suatu penelitian, seorang peniliti perlu memahami langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam proses penelitian, sebagai berikut:
Penelitian diawali dengan adanya masalah. Supaya arah penelitian menjadi jelas, peneliti
perlu teori sesuai dengan permasalahan. Jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian disebut hipotesis.Untuk membuktikan kebenaran hipotesis, peneliti harus
melakukan pengumpulan data pada obyek penelitian. Karena obyek penelitian yang disebut
populasi terlalu luas, maka peneliti melakukan pengambilan sample. Setelah diperoleh
sample peneliti mengumpulkan data. Untuk mengumpulkan data diperlukan instrumen
penelitian sebagai alat ukur.

BAB II : HIPOTESIS PENELITIAN

A.  PENGERTIAN
Trelease (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai “suatu keterangan sementara
dari suatu fakta yang dapat diamati”, sedangkan Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa
“hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan dan diterima untuk
sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang dapat diamati, dan digunakan sebagai
petunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya” (Nazir, 1985).
Dalam pengujian hipotesis, yang akan diuji adalah apakah hipotesis benar adanya, yaitu
sesuai dengan fakta yang ada dipopulasi. Dalam hubungan ini, hipotesis dipandang sebagai
pernyataan tentang karakteristik populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data
sampel.
B.  CIRI-CIRI HIPOTESIS
Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.    Hasil dari proses teoritik dan komparasi fakta yang andal, dan secara teoritik dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2.    Merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi.
3.    Jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan data empiric
yang diperoleh dari sampel.
4.    Hipotesis harus menyatakan hubungan atau perbedaan.
5.    Hipotesis harus dapat diuji.
6.    Hipotesis harus spesifik dan sederhana.
C.  TEKNIK PERUMUSAN HIPOTESIS SECARA STATISTIK
Untuk kepentingan pengujian hipotesis secara statistik, kita selalu merumuskan
hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (H1). H1 adalah hipotesis penelitian, sedang H0
adalah ingkaran negasi dari H1 yang akan diuji secara statistik. Jadi dalam pengujian hipotesis
yang diuji adalah H0, sedang kesimpulan mengenai H1 adalah konsekuensi logis dari hasil
pengujian H0. Artinya jika H0 ditolak maka H1 diterima dan sebaliknya jika H0 diterima maka
H1 ditolak.
D.  PENELITIAN TANPA HIPOTESIS
Pendapat kedua mengatakan, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan
menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jawaban untuk satu variabel yang
sifatnya deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan. Penelitian eksploratif yang jawabannya masih
dicari dan sukar diduga, tentu sukar ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin
dihipotesiskan.

BAB III : VARIABEL PENELITIAN

A.    PENDAHULUAN

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, atau mempunyai lebih dari satu
nilai, keadaan, kategori atau kondisi. Para ilmuan cenderung memusatkan tenaga dan pikiran
pada variabel, karena mereka berusaha menguji dan menjelaskan perbedaan.
B.     JENIS-JENIS VARIABEL
Variabel-variabel dalam penelitian biasanya mempunyai dua bentuk :
    1.      Variabel kategorikal (categorical variables), yaitu variabel yang mempunyai dua golongan
dikotomi atau bergolongan banyak politomi.
      2.      Variabel Bersambungan (continuous variables), adalah variabel (peubah) yang memiliki
jangkau (range) tertentu, karena itu variabel bersambungan harus memiliki nilai peringkat
(rangking); nilai yang lebih besar berarti memiliki kualitas yang baik.
C.    JENIS-JENIS HUBUNGAN ANTAR VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN
Dari segi hubungan antar variabel dikenal dua jenis variabel utama, yaitu :
1.      Variabel bebas atau variabel pengaruh (independent variable) adalah variabel penyebab yang
diduga, terjadi lebih dahulu.
Variabel bebas (Independent Variable) adalah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti
dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang
diobservasi. Dalam bidang pendidikan, kondisi yang dimanipulasikan atau segala bentuk
perlakuan yang diterapkan oleh peneliti. Variabel ini biasanya dilambangkan dengan variabel
“X”.
2.      Variabel tidak bebas atau terikat atau variabel terpengaruh (dependent variable) adalah
variabel akibat yang diperkirakan terjadi kemudian. Variabel tergantung atau terikat
(dependent variable) adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, yang muncul atau tidak
muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, dan mengganti variable bebas. Jenis
variabel ini biasanya dilambangkan dengan variabel “Y”.

BAB IV:  METODE PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN

A.      PENGERTIAN PENGUMPULAN DATA


Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data. Agar data yang
dikumpulkan memenuhi persyaratan atau dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka
petugas pengumpul data dan alat bantu (instrument) pengumpulan data haruslah memenuhi
kriteria yang diperlukan. Diantara metode pengumpulan data yang cukup penting adalah
wawancara, kuesioner, observasi, tes dan dokumentasi. Setiap metode pengumpulan data
tersebut menggunakan instrument pengumpulan data yang berbeda-beda. Secara umum yang
dimaksud dengan instrument adalah suatu alat yang karena memenuhi persyaratan akademis
maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan
data mengenai suatu variabel. Pada dasarnya instrument dapat dibagi menjadi dua macam
yakni tes dan non-tes.

1.    Wawancara/Interview
Secara umum yang dimaksud wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilaksanakan dengan tanya jawab secara lisan, sepihak, berhadapan muka
dan dengan arah tujuan yang telah ditentukan. Ada dua jenis wawancara yang dapat
dilakukan kaitannya dengan pengumpulan data penelitian:
1)   Wawancara terpimpin (guided interview) yang juga dikenal sebutan wawancara berstruktur
atau wawancara sistematis.
2)   Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang dikenal dengan istilah wawancara
sederhana atau wawancara bebas.
2.        Kuesioner (angket)
Kuesioner terdiri dari daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk
dijawab secara tertulis. Penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpul data akan jauh lebih
praktis, hemat waktu dan tenaga dibanding dengan metode wawancara. Namun
kelemahannya adalah kemungkinan adanya jawaban yang diberikan dalam kuesioner tidak
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya apalagi pertanyaan kuesioner tidak dirumuskan
dengan jelas sehingga membingungkan responden.
3.        Observasi
Pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan
dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang dijadikan objek pengamatan.
Menurut Ary dkk (1985) terdapat lima langkah pendahuluan yang harus diambil pada
waktu melakukan observasi, yaitu:
a)    Aspek tingkah laku yang akan diamati harus dipilih
b)   Tingkah laku yang masuk ke dalam kategori yang telah dipilih harus dirumuskan dengan
jelas
c)    Orang yang akan melakukan pengamatan harus dilatih
d)   Suatu sistem untuk mengukur pengamatan harus dikembangkan
e)    Prosedur terperinci.
4.        Tes
Pengumpulan dan penelitian dapat dilakukan dengan tes atau pengujian. Tes adalah
prosedur sistematik yang dibuat dalam bentuk tugas-tugas yang distandarisasi dan diberikan
kepada individu atau kelompok untuk dikerjakan, dijawab, atau direspons, baik dalam bentuk
tertulis, lisan maupun perbuatan.Beberapa juga tes yang biasa digunakan dalam penelitian
misalnya tes bakat, tes intelegensi, tes minat, tes prestasi, tes kepribadian, dan sebagainya.
Untuk menentukan jenis tes mana yang dipakai dalam penelitian, tergantung jenis dan tujuan
penelitian itu sendiri. Tes yang baik adalah tes yang objektif, valid dan reliabel.
5.        Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Metode
dokumentasi dalam hal ini berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data yang sudah
ada dalam dokumen atau arsip.
BAB V : MELAKSANAKAN UJI COBA PENELITIAN

A.      PENTINGNYA UJI COBA INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA


Secara umum terdapat dua jenis instrumen yaitu instrumen yang disusun sendiri oleh
peneliti, dan jenis kedua adalah instrumen yang sudah terstandar (standardized).  Sebelum
melanjutkan apa saja yang harus diperhatikan dan cara-cara yang diambil serta prosedur yang
harus dilalui dalam uji coba instrumen, terlebih dahulu akan dibedakan tujuan uji coba
instrumen. Secara umum tujuan uji coba dapat dilihat dari segi kualitas instrumen dan dari
segi yang berkaitan dengan pengelolaan penggunaan isntrumen tersebut.
Tujuan uji coba yang berhubungan dengan kualitas instrumen adalah upaya untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, dan obyektivitas. Bagi instrumen, pemahaman responden
terhadap apa yang dimaksudkan oleh peneliti merupakan kunci penting bagi sukses tidaknya
penelitian. Namun demikian pada umumnya peneliti masih kurang memahami maksud ini.
Dalam kegiatan ujicoba pada umumnya peneliti hanya bertujuan untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas instrumen saja.
Demikianlah tujuan uji coba secara umum yang berhubungan dengan pengelolaan. Tujuan
lain yang telah disinggung adalah diperolehnya informasi mengenai kualitas instrumen yang
digunakan. Secara umum, baik tes maupun bukan tes uji coba dimaksudkan antara lain untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

BAB VI  : POPULASI DAN TEKNIK SAMPEL


A.  PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL
Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana
karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang
menjadi pusat perhatian bagi peneliti. (Haryadi Sarjono, 2013:21), dengan kata lain populasi
adalah himpunan keseluruhan objek yang diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian dari
populasi secara keseluruhan.
Berikut ini merupakan alasan mengapa peneliti perlu menggunakan sampel :
1.      Populasi sedemikian banyak sehingga sulit untuk meneliti seluruh elemen.
2.      Keterbatasan waktu, biaya penelitian, dan sumber daya manusia.
3.      Penelitian terhadap sampel dan bukan seluruh populasi kadang kala juga sangat mungkin
untuk memberikan hasil yang lebih terpercaya.
4.      Jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi
tidak masuk akal.
Berikut ini diberikan rumus penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu :
1.      Yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%
Rumus

2.      Rumus Cochran, Cohen dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung ukuran sampel,
terdapat sedikit perbedaan jumlahnya. Lalu yang dipakai yang mana? Sebaiknya yang dipakai
adalah jumlah ukuran sampel yang paling besar.

3.      Dalam Nomogram Hery King, jumlah populasi maksimum 2000, dengan taraf kesalahan
yang bervariasi, mulai 0,3% sampai dengan 15%, dan faktor pengali yang disesuaikan dengan
taraf kesalahan yang ditentukan. Dalam nomogram terlihat untuk confident interval (interval
kepercayaan)
80% faktor pengalinya = 0,780;
85% faktor pengalinya = 0,785;
99% faktor pengalinya = 1,195;
99% faktor pengalinya = 1,573;

BAB VII : TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF

A.    PENDAHULUAN
Dalam kaitan dengan analisis kuantitatif dengan menggunakan teknik statistiK
terdapat dua jenis analisis di dalamnya, yaitu analisis deskriptif dan analisis infensial.
Analisis deskriptif adalah jenis analisis data yang dimaksudkan untuk mengungkapan
keadaan atau karakteristik data sampel untuk masing-masing variabel penelitian secara
tunggal.
B.     ANALISIS DESKRIPTIF
Analisis deskriptif adalah jenis analisis data yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan keadaan atau  karakteristik data sampel untuk masing-masing variabel
penelitian secara tunggal. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik
statistik deskriptif yang meliputi tabel frekuensi grafik, ukuran pemusatan (gejala pusat) dan
ukuran penyebaran.
Teknik-teknik atau ukuran-ukuran mana yang tepat digunakan untuk masing-masing
variabel dengan berbagai skala pengukuran dapat dilihat pada tabel 7.1
Tabel 7.1
Teknik statistic yang tepat digunakan menurut skala pengukuran variabel yang dianalisis

Level Ukuran Ukuran


Pengukuran Pemusatan Penyebaran

Nominal Modus -Rentangan


Ordinal Median -Quartile
Interval/Ratio Mean -Standar
Deviasi

C.    ESTIMASI PARAMETER


Di dalam penelitian kuantitatif, terutama survey sampel, penelitian hanya dilakukan
terhadap sejumlah sampel, tetapi kesimpulan yang diperoleh selalu diberlakukan atau
digeneralisasikan pada populasi yang menggunakan statistic dalam sampel untuk menaksir
parameter populasi.
Teknik penaksiran yang lain menghasilkan interval taksiran. Dalam menentukan
interval taksiran kita menetapkan tingkat kepercayaan terhadap hasil taksiran kita.
BAB VIII : PENELITIAN SURVEY

A.      PENDAHULUAN
Penelitian survey merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu
sample dengan menanyakan melalui angket atau interview supaya nantinya menggambarkan
berbagai aspek dari populasi (Frankel dan Wallen, 1990). Survey merupakan salah satu jenis
penelitian yang banyak dilakukan oleh penelitian dalam bidang sosiologi, bisnis, politik,
pemerintahan dan pendidikan.
Penelitian survey antara lain bertujuan untuk: (1) mencari informasi factual secara
mendetail yang sedang menggejala, (2) mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk
mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan, (3) untuk
mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi sasaran penelitian dalam
memecahkan masalah, sebagai bahan penyusunan rencana dan pengambilan keputusan di
masa mendatang.
Ryanto (2001) menyebutkan ciri-ciri penelitian survey antara lain:
1)        Data survey dapat dikumpulkan dari seluruh populasi, atau dapat pula hanya sebagian saja
dari populasi
2)        Untuk sesuatu hal data yang sifatnya nyata
3)        Hasil survey dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas karena data yang
dikumpulkan dibatasi oleh waktu dan saat data itu dikumpulkan
4)        Biasanya untuk memecahkan masalah yang sifatnya incidental
5)        Pada dasarnya survei dapat merupakan metode cross-sectional dan longitudinal.
6)        Cenderung mengandalkan data kuantitatif
7)        Mengandalkan teknik pengumpulan data yang berupa kuesioner dan wawancara berstruktur.
Pada dasarnya, survey dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu sensus dan survey
sample. Sensus adalah survey yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan. Sedangkan
survey sample adalah hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi. Kita dapat
menggunakan survey untuk mentabulasi objek-objek nyata atau untuk mengukur hal-hal yang
tidak nyata seperti pendapat atau pencapaian prestasi tertentu.
Berdasarkan lingkup dan pokok permasalahannya, survey dapat digolongkan menjadi
empat kategori yaitu: (1) sensus objek nyata, (2) sensus hal-hal yang tidak nyata, (3) survey
sample objek nyata, dan (4) survey sample hal-hal yang tidak nyata. (Ary et.al. 1979).
B.       MELAKSANAKAN PENELITIAN SURVEY
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat, penelitian survey juga
mulai banyak digunakan di bidang pengetahuan seperti pendidikan, ekonomi, dan social atau
penelitian lain yang mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.    Menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti,
2.    Memecahkan permasalahan yang signifikan dan hidup di masyarakat,
3.    Menilai kebutuhan dan menentukan tujuan institusi atau lembaga tertentu,
4.    Menganalisis kecenderungan yang terjadi dala suatu masyarakat atau suatu lembaga pada
periode tertentu
5.    Menentukan apakah tujuan spesifik suatu lembaga sudah dapat dicapai,
6.    Mendeskripsikan permasalahan yang ada, dan seberapa jauh implikasinya terhadap lembaga
yang ada.

BAB IX : DESAIN EKSPERIMEN DAN ANALISISNYA

A.      PENDAHULUAN
Desain eksperimental adalah kerangka konseptual pelaksanaan eksperimen. Suatu desain
mempunyai dua fungsi yaitu:
      1)      Menciptakan kondisi bagi perbandingan yang diperlukan oleh hipotesis eksperimen, dan
     2)      Melalui analiss data statistic, memungkinkan peneliti melakukan tafsiran yang berarti
mengenai hasil penyelidikan.

B.       KESAHIHAN EKSTERNAL (VALIDITAS EKSTERNAL) DAN KESAHIHAN


INTERNAL (VALIDITAS INTERNAL)
1.Validitas Eksternal
Yang dimaksud dengan validitas ekternal adalah kepresentatifan hasil penyelidikan atau
dapatnya hasil penyelidikan itu digeneralisasi.
Bracht dan Glass menyebutkan dua macam validitas eksternal: validitas populasi
(population validity) dan valitidas ekologis (econogical validity). Validitas populasi
menyangkut identifikasi populasi yang akan digeneralisasi berdasarkan hasil eksperimen
tersebut. Validitas ekologis menyangkut masalah penggeneralisasian pengaruh eksperimental
kepada kondisi-kondisi lingkungan yang lain. 
2.Validitas Internal
Kesahihan internal ini sangat penting, karena tanpa ini tidak dapat diambil kesimpulan
mengenai hubungan sebab-akibat antara perlakuan dan criterion. Oleh karena itu maka desain
eksperimen yang baik harus dapat mengontrol (menghilangkan) pengaruh faktor-faktor yang
mengancam kesahihan internal dari eksperimen yang akan dilakukan, sehingga jika terjadi
perubahan pada criterion maka perubahan tersebut benar-benar disebabkan oleh perlakuan
yang diberikan.

C. MACAM-MACAM DESAIN EKSPERIMEN

Dalam pembahasan mengenai desain eksperimen berikut ini, desain itu digolongkan
kedalam desain pra-eksperimen, eksperimen yang sejati (true-experimental) atau eksperimen
semu (quasi-eskperimental) tergantung pada tingkat pengendalian dalam desain tersebut.

BAB X : PENELITIAN EXPOST FACTO


A.  PENDAHULUAN
Nama expost facto, bahasa latin yang artinya “dari sebuah fakta”, menunjukkan bahwa
penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel-variabel itu terjadi
karena perkembangan kejadian itu secara alami. Kerlinger memberikan batasan penelitian
expost facto ini dengan cukup ringkas sebagai :
“Penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas
langsung karena perwujudan variabel telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada
dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan tentang hubungan di antara variabel-
variabel itu dilakukan, tanpa intervensi langsung berdasarkan perbedaan yang mengiringi
variabel-variabel bebas dan variabel-variabel itu”.
B.  PENYEBAB UMUM
Dalam penyelidikan expost facto, kita harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa
variabel-bebas dan variabel-terikat penyelidikan itu adalah dua akibat terpisah yang
disebabkan oleh variabel ketiga. Peneliti expost facto harus senantiasa mempertimbangkan
kemungkinan adanya penyebab umum yang dapat menimbulkan hubungan yang diamati.
Namun, dalam penelitian expost facto, selalu ada keragu-raguan yang menggangu tentang
adanya penyebab umum, yang tak pernah terbayangkan, yang terjadi sebab adanya suatu
hubungan.
C.  HUBUNGAN KAUSAL YANG TERBALIK
Pada waktu menafsirkan hubungan yang diamati dalam penelitian expost facto, kita
harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa kebalikan dari dugaan kita juga dapat
menyebabkan hasil penelitian itu. Maksudnya, alih-alih X menyebabkan Y, mungkin Y lah
yang menyebabkan X.
D.  PENGENDALIAN PARSIAL DALAM PENELITIAN EXPOST FACTO
Ada beberapa strategi untuk meningkatkan kredibilitas penelitian expost facto, kendati
tak satupun di antaranya yang dapat menutup secara memadai kelemahan dasar penelitian ini,
yaitu tidak adanya pengendalian terhadap variabel bebas. Di antara strategi-strategi itu adalah
skor perubahan (change scores), pemadanan (matching), analisis kovariansi (analysis of
covariance), korelasi parsial (partial correlation), kelompok yang homogeny (homogeneous
groups), serta dengan memasukkan variabel luar (extraneous variabels) ke dalam desain.
E.  PROSEDUR DALAM PENYELIDIKAN ESPOST FACTO
Marilah kita tinjau sejenak langkah-langkah yang diperlukan dalam merencanakan
penyelidikan untuk meneliti hubungan antara kreativitas dengan prestasi mahasiswa dalam
memecahkan masalah. Studi expost facto akan membandingkan prestasi pemecahan-masalah
dari mahasiswa yang kreatif dengan yang tidak kreatif.

BAB XI : PENELITIAN KUALITATIF

A.      PENDAHULUAN
Penelitian kualitatif adalah penelitian eksploratif yang mempunyai proses yang lain dari
pada penelitian kuantitatif. Jika metode kuantitatif dapat memberikan gambaran tentang
populasi secara umum, maka metode dualitatif dapat memberikan gambaran khusus terhadap
suatu kasus secara mendalam yang tidak jelas tidak diberikan oleh hasil penelitian dengan
metode kualitatif.
B.       PROSES PENELITIAN KUALITATIF
Proses penelitian kualitatif mempunyai suatu periode yang dilakukan berulang-ulang,
sehingga keadaan yang sesungguhnya dapat diungkap secara cermat, dan lengkap. Proses
tersebut dimulai dengan survey pendahuluan untuk mendeteksi situasi lapangan dan
karakteristik subjek (masyarakat atau kebudayaan tertentu) yang akan menjadi objek
penelitian.
Untuk lebih memperjelas pemahaman kita terhadap metode penelitian kualitatif, maka
bagian ini akan ditemukan ciri-ciri penelitian kualitatif dibandingkan dengan penelitian
kuantitatif.
Ciri-ciri penelitian kualitatif
      a.     Bersifat eksploratif
      b.    Teori lahir dan dikembangkan di lapangan
      c.     Proses berulang-ulang
      d.    Pembahasan lebih bersifat kasus dan spesifik
     e.     Menghandalkan kecermatan dalam pengumpulan data untuk mengungkap secara tepat
keadaan yang sesungguhnya di lapangan.
Ciri-ciri penelitian kuantitatif
      a.     Bersifat eksplanatif 
      b.    Teori adalah inferensi hasil pengujian hipotesis
      c.     Proses standard dan logic
      d.    Hasil analisis digeneralisasikan ke populasi
      e.     Mengandalkan penggunaan teori statistik untuk memperoleh kesimpulan yang berlaku
umum.
C.      PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Seperti telah dikemukakan bahwa penelitian kualitatif mengandalkan kecermatan
pengumpulan data untuk memperoleh data untuk memperoleh hasil penelitian yang valid.
Oleh karena itu maka teknik yang dugunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara
mendalam, onservasi partisipasi, kelompik diskusi terarah (focus group discussion), dan
analisis dokumen.
D.      ANALISIS DAN PEMAKNAAN DATA PENELITIAN KUALITATIF
Analisis dalam penelitian kualitatif sangat bergantung pada kemampuan peneliti.
Analisis kualitatif tidak mengandalkan rumus baku (seperti pada analisis penelitian
kualitatif), tetapi lebih mengandalkan pada kemampuan peneliti (kedalam dan keleluasaan
wawasan).
E.       ANALISIS DATA PADA PENELITIAN KUALITATIF
a.        Reduksi Data
Reduksi data adalah bagian proses yaitu bentuk analisis untuk mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, untuk mengatur data
sehingga dapat dibuat kesimpulan.
b.        Sajian Data
Sajian data adalah suatu susunan informasi yang memungkinkan dapat ditariknya suatu
kesimpulan penelitian. Dengan melihat sajian data, peneliti akan memahami apa yang terjadi
serta memberikan peluang bagi peneliti untuk mengerjakan sesuatu pada analisis atau
tindakan lain berdasarkan pemahamannya.
c.         Penarikan kesimpulan/verifikasi
Kesimpulan ahir pada penelitian kualitatif, tidak akan ditarik kecuali setelah proses
pengumpulan data berakhir. Kesimpulan yang dibuat perlu diverifikasi dengan cara melihat
dan mempertanyakan kembali, sambil meninjau secara sepintas pada catatan lapangan untuk
memperoleh pemahaman yang lebih tepat.
d.        Penerapan Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan
Metode penelitian kualitatif dalam penelitian pendidikan dapat digunakan untuk
melakukan penelitian mengenai perilaku belajar siswa, proses nalar dalam akuntansi,
kebiasaan belajar, dan lainnya.

BAB XII : PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A.    Jenis Penelitian


Penelitian tindakan telah diakui sebagai suatu paradigm penelitian yang sesuai untuk
bidang-bidang pendidikan, professional, pengelolaan dan pengembangan organisasi dan hal
ini telah menjadi topik bahasan banyak buku dalam lima sampai sepuluh terakhir. Zuber-
Skrritt (1996) mengelompokkan jenis penelitian tindakan menjadi tiga macam, yaitu: (1)
penelitian tindakan yang bersifat teknis, (2) penelitian tindakan yang bersifat praktis, dan (3)
penelitian tindakan yang bersifat emansipatoris.
B.     Asas Penelitian Tindakan
Terdapat beberapa asas dalam melakukan penelitian tindakan, diantaranya (1) asas kritik
reflektif, (2) asas kritik dialektis, (3) asas sumber daya kolaboratif, (4) asas resiko, (5) asas
struktur majemuk, (6) asas teori, praktik dan transformasi.
Asas kritik reflektif merupakan upaya dalam menilai apa yang telah dilakukan
berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan. Tiga langkah yang perlu ditempuh dalam kritik
reflektif yaitu: (a) mengumpulkan catatan-catatan yang telah dibuat oleh peneliti atau pihak
yang berwenang, (b) menerangkan dasar reflektif yang menyangkut catatan tersebut, (c)
mentransformasi pernyataan menjadi pertanyaan, dan sejumlah alternative yang
memungkinkan dapat sebagai rekomendasi, yang belum terpikirkan sebelumnya. Seluruh
data yang dikumpuulkan melalui catatan atau rekaman menjadi acuan bagi situasi yang
diteliti.
C.    Fungsi Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan terutama yang terkait dengan dunia pendidikan, menurut Cohen dan
Manion (1980) mempunyai lima fungsi yaitu:
(     1)   sebagai alat untuk memecahkan masalah,
(     2)   sebagai alat pelatihan dalam jabatan,
(     3)   sebagai alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau inovatif pada pengajaran,
(     4)   sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi, serta
(     5)   sebagai alat untuk menyediakan alternative yang lebih baik.
Jika direduksi dari lima fungsi penelitian tindakan diatas, maka sebenarnya penelitian
tindakan berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pelaksanaan
kegiatan pendidikan.
D.    Karakteristik Penelitian Tambahan
Setiap jenis penelitian mempunyai karakteristik tertentu yang membedakannya dengan
jenis penelitian lain. Dalam hal ini, karakteristik atau ciri-ciri penelitian tindakan:
    1.      Bersifat situasional kontekstual yang terkait dengan mendiagnosis dan memecahkan
masalah konteks tertentu.
      2.      Menggunakan pendekatan yang kolaboratif
   3.      Bersifat partisipapsitori yakni anggota tim ikut mengambil bagian dalam pelaksanaan
penelitiannya
    4.      Bersifat self-evaluatif dimana evaluasi sendiri secara kontinyu untuk meningkatkan praktik
kerja.
    5.      Prosedur penelitian tindakan bersifat on the spot yang didesain untuk menangani masalah
kongkrit yang ada ditempat itu juga.
   6.      Temuannya diterapkan segera dan mempunyai perspektif jangka panjang
   7.      Memiliki sifat keluesan dan adaptif
E.     Langkah-Langkah Penelitian Tindakan
Pokok-pokok kegiatan rencana penelitian tindakan adalah:
       1.      Identifikasi masalah dan penerapan alternative pemecahan masalah.
Identifikasi masalah hendaknya dilakukan oleh peneliti. Beberapa kriteria dalam
menentukan masalah penelitian tindakan adalah:
                1)         masalah apa yang akan diteliti,
                2)         masalah benar-benar terjadi dalam proses belajar mengajar dikelas,
                3)         penting dan bermanfaat untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar,
                4)         masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan,
                5)         masalah hendaknya dalam jangkauan penanganan,
                6)         pernyataan masalah harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental,
                7)         alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan,
                8)         cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari suatu masalah tersebut,
       9)         jangan mengangkat permasalahan yang guru tidak mungkin dapat menyelesaikannya
karena diluar jangkauan tugas guru,
              10)       masalah yang riil dan problematika,
       11)       pilihlah fokus penelitian yang spesifik dan terbatas yang dapat dicari solusinya dalam
waktu singkat.

F.      Prosedur Penelitian Tindakan Kelas


Ada beberapa hal yang harus dipahami dalam melaksanakan tindakan pada PTK, yakni:
pelaksanaan PTK dilakukan dalam bentuk siklus, dilakukan secara kolaborasi, pada setiap
siklus dilakukan kegiatan tindakan sesuai dengan rencana PTK, observasi tindakan dengan
menggunakan berbagai instrument observasi dan refleksi atas tindakan yang dilakukan
setelah memperhatikan hasil observasi.

BAB XIII : MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN

A.      PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF


Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah
yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam menyusun rancangan
penelitian, perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk
mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian.
B.       SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
              I.          PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
1.2    Identifikasi Masalah
1.3    Batasan Masalah
1.4    Rumusan Masalah
1.5    Tujuan Penelitian
1.6    Manfaat Penelitian
           II.          KAJIAN PUSTAKA
2.1    Uraian Teori
2.2    Penelitian Yang Relevan
2.3    Kerangka Berfikir
2.4    Pengajuan Hipotesis
        III.          METODOLOGI PENELITIAN
3.1    Lokasi Penelitian
3.2    Popilasi Dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3    Variabel Dan Definisi Operasional
3.4    Rancangan Penelitian
3.5    Variabel dan Defenisi Operasional
3.6    Rancangan Penelitian
3.7    Teknik Pengumpulan Data
3.8    Teknik Analisa Data
        IV.          PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1    Deskripsi Hasil Penelitian
4.2    Analisa Data
4.3    Pembahasan
           V.          KESIMPULAN DAN SARAN
5.1    Kesimpulan
5.2    Saran

C.      URAIAN SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN


a.         Latar Belakang Masalah
Pada latar belakang harus disinggung permasalahan, uraian yang dikemukakan harus
bersifat meragukan, karena sering ditemukan bahwa dalam uraian latar belakang ternyata
permasalahannya telah terjawab. Selain itu masalah yang diteliti dapat diyakinkan dengan
menunjukkan rangkuman penelitian terlebih dahulu yang mengidentifikasikan bahwa ada
aspek penting yang belum diteliti peneiti sebeumnya dengan menunjukkan alasan:
1)        Sudut pandang lain yang belum diteliti oleh peneliti terdahulu
2)        Ada masalah yang belum dapat diselesaikan baik secara teoritis maupun metodologis
3)        Melakukan replikasi atau memunculkan topik aspek atau masalah baru.
b.        Identifikasi Masalah
Berisi sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari uraian pada latar belakang
masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti itu dalam lingkup permasalahan yang
lebih luas dibandingkan dengan perumusan masalah.
c.         Pembatasan Masalah
Berisi batasan sehingga dari beberapa masalah yang diidentifikasi hanya sebahagian
saja yang akan diteliti.
d.        Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan diteliti di dalam penelitian merupakan rumusan
formal yang operasional dari masalah yang akan diteliti. Isi masalah harus konsisten dengan
latar belakang masalah.
e.         Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian tersebut
dilakukan. Penelitian dapat bertujuan untuk menjajaki, menguraikan, menerangan,
membuktikan atau merupakan suatu gejala, konsep, dugaan atau membuat suatu prototipe,
tujuan penelitian harus sinkron dengan rumusan masalah
f.          Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan bermanfaat  bagi ilmu pengetahuan, bagi masyarakat,
pembangunan, negara dan bangsa.
g.         Kajian Pustaka
Bab tentang kajian pustaka meliputi: kerangka teori, kerangka berfikir dan hipotesis.
h.        Kerangka Teori
Kerangka teori berisi teori dari semua besaran variabel yang digunakan di dalam
penelitian. Teori ini harus ditulis secara jelas dan konklusif serta melalui berbagai
pertimbangan. Usahakan peristiwa terbaru (aktual), relevan dan asli dari jurnal ilmiah.
Uraikan dengan jelas kerangka teori yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian
yang akan dilakukan.
i.           Kerangka Berfikir
berisi alasan atau argumentasi ilmiah deduktif sehingga dengan mengikuti alasan itu
secara logika terdapat benang merah yang tidak putus mulai dari masalah sampai pada
hipotesis penelitian, setiap masalah mempunyai argumentasi sendiri untuk sampai ke
hipotesis, yang merupakan inti dari permasalahan
j.          Hipotesis
Penelitian dapat menggunakan hipotesis atau tidak menggunakan hipotesis
tergantung pada sifat dan tujuan penelitian. Jika penelitian menggunakan hipotesis, maka
hipotesis hendaknya berupa rumusan foemal atau pemecahan masalah. Isinya harus konsisten
dengan rumusan masalah. Ada beberapa kriteria hipotesis yang baik, antara lain:
1.        Harus sederhana
2.        Dapat diuji
3.        Menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
4.        Harus sesuai dengan fakta
5.        Relevan dengan ilmu
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku

Pembahasan BAB I  Tentang PENDAHULUAN


1. Pada buku utama, penyajian materi sangat ringkas sedangkan pada buku pembanding
sajian materi sangat lengkap dan dijelaskan secara mendetail namun jelas dan mudah
dimengerti berbeda dengan buku utama sangat ringkas karena sasaran topik yang dibahas
langsung kepada poin dan e
2. Pada topik klasifikasi penelitian buku utama hanya menyajikan pengertian dari jenis
penelitian tersebut dan dibahas dalam satu topik pembahasan sedangkan pada buku
pembanding klasifikasinya masih dijelaskan secara rinci lengkap dengan perbedaan dan
hubungannya sehingga memudahkan pembaca memahami isi topik pembahasan tersebut.
3. Selain itu pada buku pembanding disajikan contoh-contoh yang lengkap baik berupa
ilustrasi gambar, kurva, tabel yang mudah dimengerti seperti pada hal. 8, 10, 11) sedangkan
pada buku utama hanya ada satu contoh ilustrasi gambar yang dapat dilihat pada hal 7,
dengan adanya ilustrasi contoh seperti pada buku pembanding ini maka akan dapat membantu
pembaca memahami nya dengan mudah.
4. Kutipan pendapat para ahli atau dari sumber lain lebih banyak ditemukan pada buku
pembanding, dimana kutipan ini sangat berguna dalam mendukung gagasan penulis.
5. Namun ada kutipan yang menggunakan bahasa inggris ditemukan pada buku pembanding
(hal 13) yang tidak diberi penjelasan, hal ini dapat menyulitkan pembaca apabila tidak
memahami bahasa inggris tersebut.
Pembahasan BAB II  Tentang HIPOTESIS PENELITIAN
1. Dalam menguraikan pengertian hipotesis penelitian buku utama lebih jelas karena pada
buku utama dilengkapi dengan pengertian hipotesis menurut para ahli maupun sumber lain
sedangkan pada buku pembanding hanya pengertian secara ringkas dan tidak disertai defenisi
dari para ahli maupun sumber refrensi lain.
2. Namun pada buku pembanding contoh dari hipotesis penelitian itu sendiri dijelaskan
dengan contoh yang sangat mudah dipahami karena disertai dengan gambar ilustrasi
sedangkan pada buku utama contoh yang dijelaskan sangat singat sehingga sangat sulit untuk
memahaminya.
3. Dalam buku pembanding dijelaskan perbedaan hipotesis penelitian dengan hipotesis
statistik dan dijelaskan penggunaannya dengan contoh, sedangkan pada buku utama hanya
menjelaskan apakah penelitian harus memiliki hipotesis namun contoh yang dijelaskan pada
buku utama sangat mudah untuk dipahami.
4. Ada perbedaan topik materi pada buku utama dengan buku pembanding dimana pada buku
utama bentuk hipotesis yang dijelaskan berdasarkan keperluan pengujian menggunakan
teknik statistika sedangkan pada buku pembanding bentuk bentuk hipotesis dijelaskan dengan
cakupan yang lebih luas disertai dengan contoh. Namun pada buku pembanding selain contoh
juga dilengkapi dengan ilustrasi kurva mengenai penjelasan contoh sehingga memudahkan
pembaca memahaminya.
5. Dilihat dari gaya bahasa dan sistematika penulisan yang digunakan baik buku utama
maupun buku pembanding cukup mudah untuk dipahami walaupun pada buku masih terdapat
kesalahan penulisan seperti “kerangkapikir” (Hal 10) “sebaliknyqa” (Hal 11).
Pembahasan BAB III  Tentang VARIABEL PENELITIAN
1. Cakupan pembahasan materi pada buku pembanding lebih luas dibandingkan buku utama,
hal ini dikarenakan buku pembanding membahas topik berkaitan dengan variabel penelitian
yang tidak dibahas dalam buku utama seperti paradigma penelitian.
2. Dalam menjelaskan definisi variabel penelitian buku pembanding lebih banyak mengutip
dari para ahli dan refrensi lain kemudian keseluruhan defenisi tersebut dibuat kesimpulkan
oleh penulis, sehingga sangat membantu pembaca dalam memahami topik pembahasan
variabel penelitian.
3. Pada topik jenis-jenis variabel penelitian buku utama membagi lagi jenis variabel
berdasarkan bentuk, ciri pokoknya, dan skala pengukuran yang digunakan baru kemudian
dijelaskan beserta contoh, berbeda dengan buku pembanding hanya merinci jenis variabel
secara umum.
4. Buku pembanding disetiap penjelasan pokok dilengkapi dengan ilustrasi gambar dan
beberapa istilah asing yang diberi penjelasan, sehingga menambah wawasan pembaca setelah
membaca buku ini.
5. Namun buku utama juga memiliki kelebihan yaitu adanya ringkasan di akhir BAB dan
disertai dengan latihan sehingga pembaca bisa memahami kembali apa yang telah dibaca.
Pembahasan BAB IV  Tentang  METODE PENGUMPULAN DATA DAN
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Yang menjadi nilai plus buku pembanding daripada buku utama pada topik bahasan ini
adalah cakupan materi buku pembanding dibandingkan buku utama yaitu pada buku
pembanding teknik pengumpulan dibedakan terlebih dahulu penelitian kuantitatif dan
kualitatif kemudian dijelaskan secara terpisah dengan sub bab yang berbeda sehingga
pembaca pembaca bisa lebih mudah memahaminya apalagi dijadikan sebagai rujukan pustaka
untuk penelitian.
2. Buku utama hanya membahas secara umum tidak menjelaskan secara terperinci jenis jenis
instrumen penelitian, seperti pada topic kuesione/angket buku utama hanya menjelaskan
secara umum mengenai kuesioner, sedangkan pada buku pembanding dilengkapi dengan
prinsip penulisan angket beserta contohnya.
3. Pada buku pembanding ada beberapa istilah asing yang tidak diberi penjelasan lebih lanjut
seperti “face to face” (Hal 198) dan “frame of reference” (Hal 200)  sehingga sedikit
menyulitkan pembaca yang belum memahami istilah istilah tersebut.
4. Ilustrasi contoh baik gambar, kurva, tabel pada buku pembanding lebih mudah dipahami
disbanding buku utama karena setiap contoh pada buku pembanding disertai dengan
keterangan yang jelas.
Pembahasan BAB V  Tentang MELAKSANAKAN UJI COBA PENELITIAN
1. Sajian topik pada buku utama sangat ringkas dan sulit untuk dimengerti, berbeda dengan
buku pembanding yang lebih lengkap dan dijelaskan dengan mendetail disertai contoh-contoh
sederhana.
2. Bahasan validitas dan reabilitas pada buku utama tidak dijelaskan dengan baik dan sulit
untuk dimengerti padahal itu merupakan topik utama dalam bab ini, sesuai judul babnya uji
coba penelitian, berbeda dengan pada buku pembanding topik tersebut dijadikan sub bab dan
dijelaskan secari rinci sehingga memudahkan pembaca memahaminya.
3. Ilustrasi contoh baik gambar, kurva, tabel pada buku pembanding lebih mudah dipahami
dibanding buku utama karena setiap contoh pada buku pembanding disertai dengan
keterangan yang jelas.
Pembahasan BAB VI  Tentang POPULASI DAN TEKNIK SAMPEL
1. Penyajian materi pada buku utama topik pengertian populasi dan sampel disertai dengan
pendapat para ahli dan refrensi dari sumber lain sehingga dapat membantu menguatkan
penjelasan materi pada topik itu.
2. Buku utama juga memaparkan alasan mengapa peneliti perlu menggunakan sampel dan
rumus menentukan sampel dari suatu populasi beserta contohnya.
3. Sedangkan pada buku pembanding lebih menonjolkan ilustrasi contoh sederhana yang
dikaitkan dengan topik sampel dan populasi yang sangat mudah dipahami karena
menggunakan kata kata yang mudah dimengerti.
4. Ada beberapa bagian yang ada pada buku utama yang pemaparannya sama di buku
pembanding yaitu mengenai sub bab “contoh menentukan ukuran sampel”.
5. Pada pemaparan bagian  penentuan teknik sampling buku pembanding lebih luas dan lebih
terperinci dibanding dengan buku utama misalnya pada bagian non probality sampling, buku
pembanding masih membagi lagi menjadi 6 sub bagian yang masi masing dijelaskan lengkap
dengan ilustrasi gambarnya, sehingga sangat memudahkan pembaca untuk memahami materi
ini.
Pembahasan BAB VII  Tentang TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF
1. Ada beberapa cakupan materi penting mengenai analisis data kuantitatif yang tidak ada
pada buku utama namun ada pada buku pembanding, salah satunya konsep dasar pengujian
hipotesis.
2. Penjelasan pada buku pembanding sangat mudah dipahami dibanding buku utama karena
buku pembanding langsung menampilkan contoh studi kasus lengkap dengan penjelasannya
seperti contoh judul penelitian, rumusan, masalah dan teknik analisis data yang digunakan
sehingga sangat membantu pembaca, terutama yang sedang melaksanakan penelitian.
3. Namun penulisan kalimat setiap paragraf  pada buku pembanding saya lihat terlalu banyak,
terkadang satu lembar cuma ada dua paragraph sehingga menjadi lebih cepat bosan dalam
membaca isi pokok materi tersebut, alangkah baiknya setiap lembar dibagi menjadi empat
atau lima paragraph.
4. Salah satu yang menjadi keunggulan buku utama dibandingkan buku pembanding adalah
adanya ringkasan dan latihan disetiap akhir bab, sehingga dapat membantu pembaca untuk
mencoba memahami ulang setiap bab dengan mengerjakan latihan tersebut.
Pembahasan BAB VIII  Tentang PENELITIAN SURVEY
1. Sajian materi tersusun sangat rapi, dimana pada bab ini terlebih dahulu diawali dengan
pendahuluan yang membahas defenisi dan cirri-ciri penelitian survey, kemudian dilanjutkan
pada topik utama pelaksanaan penelitian survey kemudian pada akhir bab disajikan ringkasan
dan latihan.
2. Penyampaian teori serta argumen penulis pada bab ini sangat kuat karena disetiap
penjelasan dalam pembahasan selalu didukung dengan pendapat para ahli maupun refrensi
dari sumber yang relevan misalnya topik defenisi penelitian survey, karakteristik penelitian
survey. Hal ini sangat baik dalam penulisan buku maupun karya ilmiah dengan adanya
refrensi seperti ini akan menguatkan teori dan argument yang disampaikan penulis kepada
pembaca.
3. Bab ini dilengkapi dengan ringkasan dan latihan yang dapat memudahkan pembaca
khususnya mahasiswa dalam memahami setiap topik yang dibahas pada buku ini Tidak
adanya ilustrasi baik gambar, kurva dan tabel pada bab ini dapat membuat pembaca kesulitan
dalam memahami teori yang disampaikan penulis selain itu dapat membuat pebaca mudah
bosan karena yang disajikan berupa tulisan saja.B.Kelebihan Dan Kekurangan Buku
Pembahasan BAB IX tentang DESAIN EKSPERIMEN DAN ANALISISNYA
1. Sajian topik desain eksperimen, pada buku utama lebih mudah dimengerti dibanding buku
pembanding karena selain dilengkapi dengan contoh yang sederhana buku utama juga lebih
lengkap membahas topik ini disertai dengan analisanya sehingga memudahkan pembaca
memahami kajian topik tersebut.
2. Penjelasan macam-macam desain eksperimen pada bagian “true eksperimen design” buku
pembanding hanya membaginya menjadi dua macam sedangkan pada buku utama dibagi lagi
menjadi 3 jenis disertai dengan skema yang lebih detail.
3. Ada beberapa bagian yang ada pada buku utama namun tidak ada pada buku pembanding
karena sudah dijadikan satu bab terpisah seperti validitas (hal 94), uji T dan derajat bebas
(hal  108-109) sehingga fokus pada buku pembanding hanya pada macam-macam desain
eksperimen.
4. Ada beberapa kutipan pada buku utama yang bersumber dari buku pembanding misalnya
pada ilustrasi gambar macam-macam desain eksperimen (hal 98)
5. Pada buku pembanding banyak ditemukan istilah asing yang tidak dijelaskan dan sedikit
menyulitkan pembaca apabila tidak memahami kata tersebut.
6. Adanya kutipan dari para ahli dan sumber lain yang relevan pada buku pembanding sangat
baik karena dapat mendukung argumen penulis.
Pembahasan BAB X tentang PENELITIAN EXPOST FACTO
1. Pada  bab ini belum dituliskan apa itu defenisi penelitian expost facto, baik dari pendapat
para ahli maupun kesimpulan dari penulis sehingga menyulitkan pembaca memahami topik
bahasan selanjutnya karena belum mengetahui apa pengertian penelitian expost facto itu
sendiri.
2. Pembaca sangat sulit memahami isi materi pada bab ini khususnya pada topik hubungan
kasual yang terbalik (hal 126) karena tidak dilengkapi dengan ilustrasi gambar mengenai
penjelasan variabel X dan Y yang disampaikan penulis.
3. Pada bab ini penulis lebih banyak menonjolkan argumen dan opini penulis itu sendiri dan
dijabarkan secara lisan yang dituliskan, sehingga pembaca sangat sulit memahami apabila
tidak disertai dengan contoh yang baik.
4. Sajian materi pada bab ini sangat ringkas tidak adanya materi yang membahas bagaimana
proses penelitian expost facto yang jelas.
Pembahasan BAB XI tentang PENELITIAN KUALITATIF
1. Pada bab ini masih banyak ditemukan kesalahan dalam pengetikan seperti “verivikasi” (hal
129) “dokkumen” (hal 130) dimana kesalahan pengetikan seperti ini sebaiknya diminimalkan
pada cetakan edisi yang selanjutnya.
2. Penulis tidak menjeskan cirri-ciri penelitian kualitatif dan kuantitatif pada bab ini, hanya
menuliskan berupa poin-poin saja padahal topik pembahasan ini sangat penting bagi pembaca
untuk dapat membantu membedakan antara kedua jenis penelitian itu dari cirri-cirinya.
Pembahasan BAB XII tentang PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Sistematika penulisan dalam bab ini sudah sangat baik karena diawali dengan pengertian
penelitian tindakan dari pendapat beberapa ahli kemudian penulis membuat kesimpulan dari
pendapat para ahli tersebut sehingga memudahkan pembaca dalam memahami apa itu
penelitian tindakan.
2. Ada beberapa kata-kata asing yang tidak dicetak miring dan kata asing yang tidak ada
penjelasannya, seperti pada hal 148, hal ini dapat menyulitkan pembaca memahaminya
apabila tidak mengerti kata asing tersebut.
3. Dalam penulisan poin-poin, penulis langsung menggabungkannya dalam satu paragraph
bersambung seperti pada hal 148, ada baiknya penulisan poin-poin seperti ini dituliskan
berurutan dari atas ke bawah.
Pembahasan BAB XIII tentang MENYUSUN PROPOSAN PENELITIAN
1. Dari segi isi dan urutan materi, buku pembanding lebih lengkap dibandingkan buku utama
dimana pada buku pembanding sistematika proposal penelitian dijabarkan secara rinci
sehingga mudah untuk dipahami seperti bagaimana membuat rumusan masalah dan tujuan
penelitian, sedangkan pada buku utama penjelasannya sangat singkat dan dijelaskan hanya
secara umum.
2. Baik buku utama dan buku pembanding terdapat sedikit perbedaan topik materi dimana
pada buku utama ada dua topik utama yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian tindakan
kelas sementara pada buku pembanding membahas dua topik utama yaitu penelitian
kuantitatif dan kualitatif.
3. Pada buku pembanding dilengkapi dengan ilustrasi gambar dan ilustrasi tabel dan kurva
yang diberikan keterengan misalnya “contoh jadwal penelitian kualitatif” (hal 403) dimana
ilustrasi gambar ini dapat membantu pembaca agar lebih cepat dan mudah untuk memahami
topik yang disajikan pada bab ini.
4. Sedangkan pada buku utama masih ada beberapa kesalahan dalam penulisan seperti
“penyimpanga” (hal 154) dimana kesalahan-kesalahan pengetikan seperti ini sebaiknya
diminimalkan pada penyempunaan penerbitan edisi berikutnya.

3.2 Analisis Kelemahan Dan Kekurangan Buku

1. Dilihat Dari Aspek Tampilan Buku(Face Value) buku yang saya rivew dengan judul
Metodologi Penelitian Pendidikan oleh penulis Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si ini cukup
menarik terlihat dari cover berwarna kuning (dari depan dan belakang buku)  garis-garis
merah dengan judul besar serta ilustrasi cover yang cukup menggugah pembaca untuk
meihatnya,serta ukuran buku yang tidak terlalu tebal terlihat dari jumlah halamannya sekitar
162 halaman sehingga pembaca tidak keburu untuk langsung malas dalam membaca buku ini
karna prporsi luarnya yang tidak membosankan.

2. Dari Aspek Layout Dan Tata Letak ,Serta Tata Tulis,Termasuk Penggunaan Font Buku
Metodologi Penelitian Pendidikan oleh penulis Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si ini sudah
sangat bagus karena sudah memenuhi kaidah penyusunan buku internasional,terlihat dari
layout yang sudah rapi serta tata letak yang tidak membuat pembaca kebingungan.pada
penulisan setiap pembahasan didalam buku ini juga penulis buat secara terstruktur begitu pula
pemilihan font atau jenis huruf dalam setiap kata didalam buku ini yang tidak membuat
pembaca bosan.

3. Dari Aspek Isi Buku sudah sangatlah bagus tetapi meskipun begitu tidak bias dipungkiri
dari setiap pengerjaan tidak ada yang sempurna ,masih banyak kekurangan baik dari segi ,tata
bahasa penggunaan huruf,kalimat yang slah dan sebagainya masih kurang sempurna didalam
buku ini,dan untuk lebih lengkapnya dapat pembaca lihat pada bagian Pembahasan Point A.

4. Dari Aspek Tata Bahasa Metodologi Penelitian Pendidikan oleh penulis Dra.Effi Aswita
Lubis, M.Pd, M.Si ini sudah sangat bagus karena sudah menggunakan bahasa yang baku
sesuai dengan KBBI dan kaidah EYD sehingga dengan begitu pembahasan setiap materi
didalam buku ini mudah dipahami oleh semua masyarakat dari tingkatan dan kalangan yang
berbeda-berbeda.
 BAB IV

PENUTUP

4.1Kesimpulan 

Buku karangan Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si yang berjudul Metodologi
Penelitian Pendidikan ini mempunyai tujuan yang bagus dan sangat membangun untuk para
pembaca. Setelah membaca buku ini maka para pembaca akan mendapat ilmu pengetahuan
dan informasi yang penting dan sangat bermanfaat bagi dirinya yang belum diketahui
sebelumnya.
Hanya saja masih ada kekurangan dalam buku ini seperti penggunaan bahasa yang
kurang tepat dan beberapa kesalahan kalimat. Begitu pula dengan peletakan tanda bacanya
juga masih banyak yang kurang tepat lagi. Buku ini juga tidak mempunyai rangkuman dan
juga latihan sehingga pembaca tidak bisa mengukur sejauh mana ini telah memahami materi
yang telah ia kuasai.
Buku karangan Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si yang berjudul Metodologi
Penelitian Pendidikan memiliki keunggulan dan kelemahan dari berbagai macam segi, baik
dari segi format dan penulisan struktur buku, penggunaan bahasa, penggunaan tanda baca,
kualitas isi buku dan sebagainya. Jadi, apa yang menjadi keunggulan ini maka hendaknya di
tingkatkan lagi agar kualitas buku ini semakin peningkat dan para pembaca semakin
semangat untuk membacanya beberapa tahun kedepannya. Dan apa yang menjadi kelemahan
dari buku ini hendaknya diperbaiki agar kesempurnaan buku ini tercapai.

4.2 Rekomendasi

Adapun yang menjadi Rekomendasi dalam penulisan Critical Book Riview (CBR) ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi reviewer : untuk Hendaknya memberikan komentar dan saran maupun kritik yang
membangun guna menyempunakan pembuatan Critical Book Riview (CBR) berikutnya
2. Bagi penulis : dapat sebagai rujukan untuk memperbaiki isi jurnal dalam pencetakan
selanjutnya, untuk memberitahukan kepada penulis apa yang menjadi kekurangan dalam
jurnal tersebut dan apa yang sebaiknya penulis lakukan terhadap isi jurnal tersebut.
3. Bagi pembaca : sebagai penambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang tahap
strategi belajar mengajar alangkah baiknya diberikan suatu masukan yang membangun guna
penyempurnaan serta perbaikan yang harus dilakukan dimasa dewasa ini, dan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dimasa yang akan datang dalam pembuatan
Critical Book Riview (CBR) yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Aswita, Effi . 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan: Perdana Publishing

Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D). Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai