Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REPORT

PENELITIAN TINDALAN DALAM BK

Dosen pengampu: Prof. Dr. Rosmala Dewi M.Pd. Kons

Disususn oleh:

Kelompok 5

Ega Mawarniyati (1191151010)

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca tentang “CBR Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling” dan untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
IDENTITAS BUKU..........................................................................................................................................ii
Identitas Buku Utama..............................................................................................................................ii
Identitas Buku Pembanding.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Ringkasan Buku Utama......................................................................................................................2
BAB I Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)...........................................................................2

BAB 2 Perumusan Masalah..................................................................................................................2

BAB 3 Merancang Tindakan Perbaikan................................................................................................5

BAB 4 Pembuatan Desain Penelitian Tindakan BK...............................................................................6

BAB 5 Validitas dan Reliabilitas Penelitian Tindakan BK......................................................................8

BAB 6 Pemantauan dan Evaluasi.......................................................................................................10

2.2 Ringkasan Buku Pembanding...........................................................................................................13


BAB III PEMBAHASAN................................................................................................................................16
3.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama...........................................................................................16
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama...........................................................................................16
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................17
4.2 Saran................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................18

ii
IDENTITAS BUKU

Identitas Buku Utama


Judul Buku : Profesionalisasi guru BK melalui PTBK

Pengarang : Prof. Dr. Rosmala Dewi, M,Pd,Kons

Kota Terbit : Medan

Tahun Terbit : 2016

ISBN :-

Tebal Buku : 440 halaman

Identitas Buku Pembanding


Judul Buku : Action Research: a Methodology for Change and Development

Pengarang : Bridget Somekh

Penerbit : Open University Press

Kota Terbit : New York

Tahun Terbit : 2006

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan penelitian untuk memberikan
tindakan yang dilakukan dalam lingkup kegiatan bimbingan dan konseling. Ada tiga kata yang
membentuk pengertian tersebut, yaitu: penelitian, tindakan dan bimbingan. Penelitian, menunjuk
pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu
hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk siswa. Bimbingan, upaya proses pemberian bantuan dari pembimbing
kepada siswa dalam rangka menghindari dan memecahkan masalah kehidupannya. Penelitian
tindakan bimbingan merupakan pengembangan dari penelitian tindakan kelas (PTK) yang sudah
dikenal luas pada kalangan guru mata pelajaran.
Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling dapat juga didefinisikan sebagai suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakan konselor atau guru BK dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap  tindakan-tindakan yang
dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek  bimbingan dan konseling
tersebut dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mengidentifikasikan masalah dalam PTBK?
2. Apa perbedaan yang terlihat dalam PTBK dan PTK?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam ber PTBK?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengidentifikasikan masalah dalam PTBK
2. Untuk mengetahui perbedaan yang terlihat dalam PTBK dan PTK
3. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam ber PTBK

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ringkasan Buku Utama

BAB I Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


1. Awal Perkembangan PTBK
Awal pengembangan gagasan penelitian tindakan ini bermula dari ide Kurt Lewin pada
periode pasca-perang yang digunakan sebagai metodologi untuk meneliti masalah-masalah
social. Lewin mengemukakakn pendapatnya bahwa melalui penelitian Tindakan dicapai
kemajuan dalam teori dan diperlukan perubahan sosial yang bersamaan.
2. Pengertian Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling
Suyanto mengemukakan pendapatnya bahwa Penelitian Tindakan Kelas didefinisikan
sebagai bentuk penelitian yang bersifat refleksi dengan melakukan tindakan-tindakan yang
dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih
professional.
Sedangkan penelitian tindakan bimbingan konseling yang dimaksud dalam buku ini adalah
upaya yang dilakukaaan secara terencana dan sistematis dengan melakukan refleksi terhadap
praktik pelayanan. Selanjutnya lakukan Tindakan perbaikan untuk meningkatkan praktik
layanan konseling.
3. Karakteristik Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling
a. Berangkat dari masalah yang dihadapi guru pembimbing sehari-hari
b. Adanya Tindakan untuk memperbaiki proses bimbingan pada anak asuh
4. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling
a. Setiap metode penelitian tidak boleh mengganggu atau mengacaukan komitmen
pembimbingan
b. Metode pengumpulan data tidak harus terlalu banyak menuntut waktu guru pembimbing
c. Ilmiah, cara kerja PTBK menggunakan prosedur ilmiah
d. Fokus penelitian yang dilakukan oleh guru pembimbing

BAB 2 Perumusan Masalah


1. Indentifikasi dan perumusan masalah
Tahap pertama yang dilakukan gutu BK menyadari adanya masalah dan mengidentifikasi
masalah-masalah yang ditemui pada anak asuhnya. Masalah dapat diidentifikasi dan ditemukan
berdasarkan pengalaman bimbingan yang lalu setelah melakukan proses pembimbingan. Ada
beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menemukan masalah yang layak di PTBK anara
lain:
a. Amati hal-hal yang terjadi pada anak asuhnya

2
b. Baca kurikulum bimbingan perhatikan kompetensi yang diharapkan dari siswa
c. Fokuskan permasalahan yang diteliti pada proses pembingbingan untuk pencaaian
kompetensi
d. Diskusi professional dilakukan sesame teman sejawat. Kepala sekolah, dosen yang
memiliki latar belakang keilmuan yang sama
Perlu disadari bersama, bahwa hasil belajar siswa merupakan interaksi kegiatan belajar siswa
yang dirancang oleh guru. Oleh karena itu jika terjadi perilaku belajar dan karakter siswa buruk
tidak sellau disebabkan oleh kemampuan anak, masih ada kemungkinan faktor lain.
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikandalam memilih masalah yang layak diteliti melalui
PTBK, antara laian:
 Masalah harus benar-benar penting bagi guru pembimbing
 Masalah harus dalam jangkauan kemampuan guru pembimbing
 Masalah harus menyingkap beberapa faktor penyebab utamanya
 Masalah dapat diperbaiki dengan upaya tindakan
 Masalah yang diteliti difokuskan pada proses pembimbingan
 Hasil bimbingan merupakan data pendukung untuk meyakinkan bahwa ada masalah
bimbigan atau ada peningkatan dalam proses bimbingan
Analisis masalah merupakan tugas yang perlu dilakukan karena :
 Menggunakan dasar landasan ilmiah untuk memahami sifat masalah yang pokok
 Mengubah perspektif guru pembimbing, meskipun kadang-kadang hal ini melawan
individu atau sekelompok guru yang tidak mau melakukan perubahan
Dalam melakukan PTBK, peneliti tidak dibenarkan hanya menitik beratkan perhatiannya
pada penelitian dan teknik tindakan yang dipakai. Proses analisis masalah perlu dilaksanakan
dengan hati-hati dan cermat, sebab keberhasilan analisis masalah akan menentukan keberhasilan
analisis keseluruhannya pada proses pelaksanaan PTBK. Masalah yang telah ditemukan
diuraikan pada latar belakang masalah, kemukakan data-data yang menunjukkan adanya masalah
dalam bentuk data kuantitatifseperti angka persentase. Setelah menemukan masalahnya langkah
selanjutnya menyusun rumusan masalah. Perumusan masalah bagi pemula sebaiknya dalam
bentuk kalimat Tanya.

3
Contoh: Apakah dengan bimbingan belajar yang efektif dapat meningkatkan kepedulian belajar
siswa SMAN 1 Perbaungan tahun ajaran 2012/2013?
2. Formulasi solusi dalam bentuk hipotesi tindakan
Hipotesis tindakan dalam PTBK diartikan sebagai sesuatu dengan yang bakal diuji. Jika
suatu tindakan dilakukan, peneliti menduga bahwa tindakan tersebut dapat memecahkan masalah
yang diteliti. Bentuk umum rumusan hipotesis tindakn berbeda dengan hipotesis penelitian
kovesional.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
 Alternatif tindakan hendaknya mempunyai landasan yang mantap secara teoritis dan
konseptual
 Setiap altefnatif pemecahan yang diusulkan perlu dikaji ulang atau di evaluasi dari segi
bentuk tindakan dan prosedurnya, segi kelayakan, kemudahan, kepraktisan, dn
optimalisasi serta cara penelitian.
 Pilih alternatif tindakan dan prosedur
 Tentukan langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan serta cara-cara untuk
mengetahui hasilnya
 Tentukan cara untuk menguji hipotesa tindakan guna membukuktikan bahwa dengan
tindakan yang dilakukan terjadi perubahan.
3. Analisis kelayakan solusi atau pemecahan masalah
Hipotesis tindakan harus dapat diuji secaraempirik. Ini berarti tindakan harus dilakukan agar
terjadi dampak yang dapat diketahui dan diukur. Dampak yang terjadi dapat dinyatakan secara
kuantitatif maupunn kualitatif.
Faktor- faktor yang perlu dikaji dalam menganalisis kelayakan tindakan adalah sebagai
berikut;
 Kemampuan guru pembimbing yang akan bertindak sebagai pelaku tindakan.
 Kemampuan siswa juga perlu diperhitungkan baik dari segi fisik, psikologis, sosial
budaya dan etik. Jangan sampai tindakanyang dilakukan merugikan siswa.
 Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia di kelas atau sekolah.

4
 Iklim belajar di kelas atau sekolah, apakah cukup mendukung terwujudnya tindakan
sesuai dengan desain. Iklim kerja sekolah, apakah ada dukungan dari kepala sekolah serta
rekan sejawat guru.
4. Membuat judul penelitian tindakan bimbingan da konseling
Judul dirumuskan sesuai dengan masalah yang berhasil dirumuskan peneliti. Beberapa kiat
yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul penelitian tindakan kelas.
1. Judul ditulis secara singkat (maksimal 15 kata) dan spesifik.
2. Judul harus jelas menggambarkan masalah yang akan dipecahkan, tindakan untuk
mengatasi masalah, dan tempat mengembangkan inovasi.
5. Tujuan dan manfaat penelitian
Tujuan penelitian tindakan bimbingan dan konseling dirumuskan secara singkat, jelas, dan
spesifik berdasarkan permasalahan yang dikemukakan. Bila tujuan kurang spesifik, perlu
dirumuskan indicator/kriteria keberhasilan yang realistic, dapat diukur, dan jelas cara
assesmennya.
Manfaat hasil penelitian bimbingan dan konseling khususnya untuk perbaikan kualitas
pendidikan dan/atau pembelajaran konseling diuraikan guru/dosen, dan komponen pendidikan
terkait disekolah.

BAB 3 Merancang Tindakan Perbaikan


Bentuk-bentuk Tindakan yang dapat dijadikan sebagai rencana perbaikan yang akan
dilakukan peneliti antara lain :
a. Optimalisasi fungsi pribadi
b. Analisis Kerja
c. Perubahan Organisasi
d. Inovasi
e. Perencanaan dan pengambilan keputisan
f. Pemecahaan masalah pembelajaran konseling yang sedang dihadapi
Ada beberapa pandangan teori yang berlaku dalam ruang kelas yang menonjol. Menurut B.F.
Skinner yaitu:
1) Teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget
2) Kondisi belajar dari Robert Gagne
5
3) Rancangan kognitif terhadap pengembangan kurikulum

BAB 4 Pembuatan Desain Penelitian Tindakan BK


1. Perencanaan
Hal yang direncanakan peneliti seperti:
a) Penelitian ini direncanakan dapat tercapai dengan tiga siklus selama tiga bulan di
semester genap kelas I
b) Pelaksana tindakan adalah peneliti sendiri guru kelas Ib , dan melibatkan guru kelas
kepala sekolah sebagai pemanta bersedia turut mengevaluasi pelaksanaan tindakan
c) Instrumen penelitian digunakan seperti catatan lapangan, daftar cek. Pelaksanaan
observasi dibantu dengan menggunakan handycam.
d) Indikator keberhasilan ditetapkan, pada bulan Mei 2008 setelah tindakan selesai siswa
yang dapat membaca dengan lancar sebesar 80 % dari jumlah siswa.
e) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
f) Mempersiapkan kartu kata dengan bahan kertas kotak bekas bertulis kata dengan warna -
warni
2. Tindakan
Sebelum guru melaksanakan tindakan, perlu disusun langkah langkah yang akan diambil agar
semua komponen yang diperlukan dapat dikelola. Langkah - langkah yang dapat ditempuh
sebagai berikut: Guru berlatih melakukan cara yang diatur sesuai dengan rancangan. Hal ini
sangat perlu jika apa yang akan dilakukan merupakan hal baru bagi guru. Penelitian Tindakan
Bimbingan Konseli
3. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh kepala sekolah, dan guru kelas Ia. Selama tindakan
dilakukan guru di kelas, observer duduk di dalam kelas mengamati, pengambilan data dibantu
dengan menggunakan handycam , catatan lapangan , dan daftar cek. Aspek yang diobservasi
 Seberapa pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan
 Seberapa pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tanda - tanda akan tercapainya tujuan
tindakan
 Apakah terjadi dampak yang positif
 Apakah terjadi dampak sampingan yang negatif
6
4. Refleksi
Di atas diperoleh refleksi dari Berdasarkan hasil observasi observer sebagai berikut :
a) Waktu yang digunakan tidak efisien hanya 15 orang yang berkesempatan membaca dari
jumlah anak 40 siswa
b) Kesempatan belajar tidak merata meski semua siswa ingin diberi kesempatan
c) Bahan belajar kurang, hanya siswa yang ke papan tulis berkesempatan menyusun kartu
kata. Siswa lain di bangku berteriak untuk mendapatkan kesempatan.jika dilihat dari
komponen pembelajaran ini berarti pengelolaan bahan belajar belum efektif
d) Wacana yang disusun lebih disesuai dengan tuntutan kurikulum

Dari hasil refleksi di atas, disarankan untuk rencana pada siklus II:

a) Peneliti atau guru menyiapkan wacana yang tidak terlalu panjang.


b) Menyiapkan kartu kata yang lebih banyak sebagai bahan ajar di meja masing - masing
siswa. Dengan banyaknya kartu kata siswa belajar di meja masing - masing.
c) Pembelajaran memberi kesempatan siswa dapat belajar mandiri membuat sendiri kalimat
yang diinginkan di meja masing - masing.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah selesai satu siklus, berdasarkan data hasil tes, daftar cek, dan
catatan lapangan. Evaluasi dilakukan oleh guru kelas la dan Ib. Kriteria evaluasi ditentukan 75 %
dari jumlah siswa berhasil membaca lancar kalimat sederhana setelah tindakan dilakukan selama
tiga bulan.
Contoh Indikator dari membaca kalimat sederhana (3-5 suku kata) adalah:
a. Membaca teks pendek dengan lafal dan intonasi yang benar.
b. Membaca dengan memperhatikan tempat berhenti, narik nafas panjang atau pendek.
c. Membaca dengan memberi penekanan pada kata tertentu sesuai dengan konteksny
d. Mengidentifikasi kata - kata kunci dari bacaan yang agak panjang Indikator ini
diperoleh dari isi kurikulum kelas I yang digunakan sekolah. Refleksi dilakukan ketika
selesai pembelajaran dan setelah evaluasi siklus I untuk menganalisis, memprediksi,
menghubungkan berbagai kejadian yang terlihat selama tindakan atau berdasarkan hasil
evaluasi.

7
BAB 5 Validitas dan Reliabilitas Penelitian Tindakan BK
1. Pengertian validitas

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kualitas penelitian tindakan berbeda dengan
bentuk-bentuk penelitian lain setiap peneliti menentukan kriteria kualitas penelitiannya dengan
memperhatikan validitas dan kehandalan konsep-konsep ini sangat penting untuk menjamin
kualitas penelitian tindakan.

2. Kriteria validitas penelitian kualitatif menurut Anderson dalam mils (2003)

Androson ct Al. (1994) berpendapat bahwa peneliti tindakan membutuhkan suatu sistem
untuk menilai pertanyaan mereka yang secara khusus dirancang untuk project-project mereka
kelas berbasis penelitian jika penelitian praktis harus diterima dalam sebuah dialog yang lebih
besar tentang pendidikan mereka harus mengembangkan penyelidikan beberapa kriteria untuk
penelitian mereka ini bukan mengatakan bahwa mereka perlu untuk membenarkan diri mereka
sendiri dengan kriteria penyelidikan yang sama seperti penelitian akademis melainkan bahwa
mereka harus membuat kasus untuk konsep yang berbeda dari validitas. Konsepsi ini berlaku
harus merespon dengan tujuan dan kondisi dari penelitian praktisi dan keunikan kontribusinya
terhadap dialog, Untuk tujuan ini, Anderson dan rekan (1994) menawarkan kriteria berikut untuk
validitas penelitian tindakan: validitas demokratik validitas hasil, validitas proses, validitas
katalitik, dan validitas dialogis.

a) Validitas Demokratik
Validitas Demokratik mensyaratkan bahwa beberapa perspektif semua peserta penelitian
(guru, kepala sekolah, orangtua, dan siswa) telah akurat diwakili. Sejauhmana PTBK
berlangsung secara kolaboratif dengan mitra. Pertanyaan bagi para peneliti akan
bagaimana memastikan bahwa berbagai perspektif peserta ditangkap. Salah satu cara
untuk memastikan bahwa ada validitas demokratis untuk suatu studi penelitian upaya
kolaboratif tindakan akan melibatkan guru dan administrator dalam dengan peserta yang
mewakili kelompok yang sedang dipelajari. Pastikan "masalah muncul dari konteks
tertentu dan solusi yang tepat untuk konteks itu (Cunningham, 1983, hal 30).
b) Validitas Hasil

8
Hasil validitas mensyaratkan bahwa tindakan yang yang dilaksanakan dari sebuah studi
tertentu mengarah pada keberhasilan mengatasi masalah yang sedang dipelajari.
Maksudnya sejauhmana PTBK yang dirancang mencapai keberhasilan. Penelitian dapat
dianggap valid jika hal dipelajari dapat diterapkan pada siklus penelitian berikutnya.
Sebagai contoh, Contoh seorang guru semula ingin mengubah posisi bangku belajar
siswa, dan melihat dampaknya. Ternyata para siswa menyukai penataan bangku yang
baru, akan tetapi memberi dampak negatif yaitu siswa lebih banyak bicara tentang hal
yang tidak berhubungan dengan materi pelajaran dan tidak mendorong mereka
bekerjasama. Berdasarkan pengalamanan ini pada langkah berikutnya ia agar
merencanakan tindakan mengenai pemberian tugas kepada siswa a kooperatif. Guru
merasa puas karena ternyata siswa semakin kooperatif dan guru terampil mengajar.
c) Validitas Proses
Validitas proses mempertanyakan apakah penelitian telah dilakukan dengan cara
"diandalkan" dan "kompeten". Dengan kata lain memeriksa kelayakan proses yang
dikembangkan dalam fase tindakan. Hal ini dimungkinkan dalam studi apapun untuk
mencari dukungan untuk setiap perspektif layak. Namun, kami terlibat dalam proses
penelitian yang membantu kita memerangi kecenderungan untuk menyajikan studi kami
sebagai validasi hanya bersinar praktik teladan yang ada! Salah satu cara untuk mengatasi
masalah ini adalah waspada dalam merefleksikan kesesuaian
d) Validitas Katalistik
Kriteria validitas katalistik mengharuskan para peserta dalam studi dipindahkan untuk
mengambil tindakan atas dasar pemahaman mereka meningkat dari subjek penelitian.
Sejauhmana penelitin mendorong partisipan memfokuskan, memberi semangat untuk
membuka diri. Hasil studi anda harus menjadi katalis untuk bertindak! Menurut skema
ini, tindakan upaya penelitian yang anda valid, jika anda dan orang lain yang terlibat
untuk tindakan berubah kea rah lebih baik
e) Validitas Dialog
f) Dialogis berasal dari kata dialog untuk percakapan. Jadi, validitas dialogis melibatkan
memiliki percakapan kritis dengan orang lain tentang temuan penelitian anda.

3. Kriteria validitas penelitian kualitatif menurut Wolcott dalam yang Mills (2003):
9
Mengingat buku ini fokus pada penelitian kualitatif berorientasi tindakan , guru peneliti
harus memperhatikan strategi berikut Diambil dalam konser dengan pembahasan sebelumnya
tentang kriteria validitas , mereka menyediakan guru kualitatif peneliti berorientasi dengan
pilihan praktis untuk memastikan penelitian mereka adalah terbaik dapat (diadaptasi dari Wolcott
, 1994)

BAB 6 Pemantauan dan Evaluasi


1. Pengertian Pemantauan ( Observasi )

Pemantauan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Pengertian tindakan dalam


konteks penelitian bimbingan konseling adalah aktivitas yang segaja untuk menghasilkan
peningkatan praktek pendidikan dan pembelajaran konseling. Pemantauan memiliki dua fungsi
pokok yakni:

a. Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan.

b. Untuk mengetahui berapa persen pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat
diharapkan menghasilkan perubahan yang diinginkan

Sebenarnya fungsi kedua lebih penting daripada fungsi pertama sebab pemantauan harus
dapat mengenali sedini mungkin seberapa dapat diharapkan terjadinya perubahan positif pada
anak. Dapat saja terjadi pelaksanaan tindakan tidak menghasilkan perubahan apapun, atau yang
terjadi perubahan negatif

Sumber kegagalan tindakan ada empat kemungkinan:

a. Pelaksanaan yang menyimpang dari rencana tindakan

b. Rencana tindakan mengandung kesalahan

c. Faktor diluar rencana tindakan yang berada di luar jangkauan guru pembimbing

d. Keterbatasan kemampuan pelaksanaan tindakan atau guru pembimbing.

2. Sasaran dan Kriteria Pemantauan

Sasaran pemantauan menemukan hal - hal sebagai berikut


10
a. Seberapa pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan

b. Seberapa pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tanda - tanda akan tercapainya tujuan
tindakan. Kalau sudah ada bukti atau tanda - tanda bahwa pelaksanaan tindakan berhasil,
pelaksanaan diteruskan sesuai dengan rencana. Sebaliknya kalau tidak ada tanda - tanda
keberhasilan berarti dibutuhkan peninjauan kembali, dan perlu dilakukan perbaikan atau
penyempurnaan tindakan

c. Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tak direncanakan.

d. Apakah terjadi dampak sampingan yang negatif, merugikan atau kegiatan cenderung
mengganggu kegiatan lainnya

3. Metode, Teknik, dan Alat Pemantauan

Ketika konselor/guru bimbingan melaksanakan tindakan dalam rangka PTBK, teman


sejawat, kepala sekolah melakukan pengamatan untuk mengumpulkan informasi tentang
pelaksanaan tindakan. Hopkin (2002) mengemukakan sebelum menyusun daftar observasi,
sebaiknya mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperjelas tujuan observasi

Pertanyaan-pertanyaaanya sebagai berikut:

a. Apa tujuan dari pengamatan?

b. Apa yang menjadi fokus observasi?

c. perilaku anak asuh yang penting diamati oleh konselor atau guru bimbingan ?

d. Apa metode pengumpulan data yang terbaik untuk me mencapai tujuan?

e. Bagaimana data tersebut digunakan

4. Pemanfaatan Hasil Pemantauan

Data yang sudah terkumpul dari pemantauan harus secepatnya diolah dan dimaknai sehingga
dapat segera diketahui apakah tujuan tindakan dilaksanakan akan tercapai. Pemaknaan hasil
pemantauan ini menjadi dasar untuk merumuskan langkah - langkah berikutnya dalam

11
pelaksanaan tindakan. Kalau tidak ada hal-hal yang sangat mendasar perlu perubahan, barangkali
masih dapat pula dirumuskan bagaimana dari rancangan tindakan yang membutuhkan perhatian
lebih banyak, sehingga aspek - aspek tindakan yang sudah baik dapat menjadi lebih baik lagi .

Hasil pemantauan bermanfaat untuk berbagai kepentingan pencapaian tujuan penelitian

1. mempertajam atau memperjelas tindakan untuk dapat mencapai tujuan penelitian ,


2. memfungsikan pribadi guru pembimbing yang belum optimal untuk mendukung
terjadinya peningkatan.
3. mengarahkan tindakan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi untuk peningkatan
pembelajaran konseling .

5. Evaluasi terhadap tindakan

a. fungsi Evaluasi

Fungsi evaluasi tindakan adalah menentukan tingkat keberhasilan dan pencapaian tujuan
di samping itu evaluasi juga dapat berguna untuk mengetahui jika ada hasil sampingan
dari pelaksanaan tindakan baik yang bersifat negatif maupun positif.

b. Sasaran dan kriteria evaluasi

Sasaran evaluasi adalah menemukan bukti-bukti nyata dari peningkatan yang terjadi
setelah dilaksanakannya tindakan peningkatan dapat mengenai proses pembelajaran
konseling dan dapat mengenai hasil konseling perubahan yang terjadi dapat dialami oleh
setiap individu dapat pula dialami oleh kelas atau kelompok siswa untuk mengetahui
adanya peningkatan proses atau hasil konseling peneliti menentukan lebih dahulu
indikator perubahan yang akan dicapai.

c. Pelaku evaluasi dan perencanaan evaluasi

Pelaku evaluasi dalam penelitian tindakan bimbingan konseling pada dasarnya mirip
dengan pelaku pemantauan evaluasi dapat dilakukan oleh guru pembimbing kepala
sekolah pemilik sekolah evaluasi dalam penelitian tindakan harus disiapkan dengan baik

12
evaluasi yang baik tidak harus diartikan sebagai evaluasi yang sulit untuk rumit
perencanaan evaluasi secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut

d. Pemanfaatan hasil evaluasi

Setelah data terkumpul dianalisis dan dimaknai akhirnya harus dapat disimpulkan tingkat
keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan bagian yang berhasil dan yang tidak berhasil
harus dapat diidentifikasi dan dicari penjelasannya berdasarkan kesimpulan evaluasi tersebut
dirumuskan permasalahan yang masih harus dicari pemecahan yang dirumuskan rencana
tindakan berikutnya yang paling strategis.

e. Pembuatan alat pemantauan dan evaluasi

Alat yang diperlukan untuk mengumpulkan data baik dalam rangka pemantapan maupun
evaluasi pada dasarnya sama oleh karena itu penjelasan tentang cara penyusunan dijadikan satu
berikut ini

f. Fungsi dan macam alat

Alat pemantauan maupun evaluasi dalam penelitian tindakan bimbingan berfungsi untuk
mengenali kondisi anak asuhnya dan guru pembimbing secara objektif shahih dan handal semua
yang terkait dengan proses pelaksanaan atau hasil dari pelaksanaan tindakan oleh karena itu
kebanyakan sifat sasaran abstrak misalnya berupa kemampuan mental hasil bimbingan sikap dan
sebagainya ditempuh lah cara pengenalan tidak langsung. Kita harus dapat menetapkan petunjuk
yang dapat diamati atau mendapat ditangkap dengan Indra dari setiap sasaran pemantauan dan
evaluasi.

2.2 Ringkasan Buku Pembanding


Pada buku pembanding membahas mengenai penelitian tindakan adalah metodologi yang
melibatkan partisipan secara erat dalam situasi sosial tentu sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai
mereka dan budaya. Sejarah kelompok, tradisinya, jenis alat yang digunakan untuk menengahi
kegiatannya, wacana dominan dan rezim kebenarannya, lembaga struktur struktural di mana ia
dibingkai dan konstruksi politik dari kekuasaan dan ideologi yang memungkinkan dan
membatasi kegiatannya, semuanya berperan dalam menentukan bagaimana metodologi

13
penelitian tindakan dibentuk untuk tujuan kelompok. pose dan jenis pengetahuan yang dihasilkan
oleh proyek penelitian tindakan dll.

Dalam Bab 1 membahas banyak konsep teoretis yang mendasari pin pernyataan ini. Dalam
bab ini saya akan mengeksplorasi implikasi untuk tindakan metodologi penelitian fluiditas
budaya ini dan responsif. Bab ini dibagi menjadi tiga bagian, yang pertama tentang penelitian
tindakan di negara-negara 'selatan' atau 'berkembang', yang kedua tentang penelitian tindakan di
pengaturan perawatan kesehatan dan sosial, dan yang ketiga tentang penelitian tindakan dalam
bisnis pengaturan. Semua pengaturan ini, tentu saja, bersifat mendidik karena pendidikan adalah
proses seumur hidup yang menggabungkan pengembangan berkelanjutan dan pembelajaran ing
orang dewasa di tempat kerja dan komunitas mereka. Setiap bagian dimulai dengan narasi
pribadi tentang pengalaman penelitian tindakan dalam pengaturan ini dan apa yang menarik
minat saya tentang hal itu. Ini diikuti oleh sub-bagian pendek dis-memaki beberapa sumber
teoretis yang menurut saya paling membantu memahaminya. Menggunakan istilah dalam
pengertian Stenhousean 'sumber daya untuk memikirkan masalah hidup daripada objek'
penguasaan' (Elliott 1998: 116). Jadi sub-bagian pendek ini memungkinkan saya untuk terlibat
dalam apa yang Elliott (1990: 5) sebut sebagai 'proses dialektis' untuk menarik keluar 'makna dan
signifikansi' dari pengetahuan yang dikembangkan oleh orang lain dan 'merekonstruksi' itu dalam
terang 'konstitusi yang dikondisikan secara historis' saya sendiri kesadaran'. Setiap bagian
diakhiri dengan komentar pada beberapa yang diterbitkan laporan untuk menggambarkan praktik
penelitian tindakan secara khusus pengaturan. Penting untuk mengatakan bahwa studi-studi
penelitian tindakan ini dalam berbagai pengaturan belum dipilih untuk mewakili pekerjaan di
bidang ini sebagai keseluruhan dan tidak ada niat untuk membuat penilaian tentang nilai relatif
dari pendekatan yang berbeda. Mereka telah dipilih, lebih tepatnya, karena saya mengerti mereka
semua sebagai kualitas tinggi dan minat khusus bagi saya pribadi. Bab ini secara keseluruhan
diakhiri dengan refleksi tentang apa yang dapat dipelajari dari contoh-contoh ini tentang sifat
penelitian tindakan yang responsif secara budaya. Pembaca dari berbagai profesi, saya harap,
akan membawa mereka sendiri contoh untuk membaca bab ini dan mengeksplorasi lebih lanjut
keragaman ini dari praktik penelitian tindakan. Mengembangkan metodologi penelitian tindakan
untuk menyesuaikan nilai peserta dan kebutuhan kelapa sawit dengan guru untuk meneliti
dampak penggunaan komputer pada pembelajaran murid. Sejauh ini, dia memerlukan guru yang
14
meneliti praktik mereka sendiri dan membuat keputusan mengenai perubahan yang diperlukan,
namun penekanannya tidak pada perbaikan praktik guru. Bagi saya dan kemudian dan sekarang -
gagasan tentang proyek yang berangkat ke 'pemutaran' praktik guru memiliki konotasi otoriter,
sehingga fokus kelapa sawit mengeksplorasi interaksi guru murid untuk memahami dan
memperbaiki proses pembelajaran murid yang tentu saja. Belajar, tidak perbaikan, adalah fokus
otonomi kelapa dalam belajar anak-anak, peneliti guru, anggota tim pusat, guru kepala dan
deputi mereka.

Proyek ini juga menguji hipotesis bahwa pengembangan profesional di ICT akan
menghasilkan secara alami dari keterlibatan dalam penelitian tentang pembelajaran saat
menggunakan TIK dan bahwa ini akan lebih efektif daripada kursus spesialis keterampilan TIK.
Kami sengaja memilih untuk tidak mendefinisikan penelitian tindakan yang erat di telapak
tangan. Pada awalnya, saya adalah satu-satunya anggota tim yang memiliki pengalaman
penelitian aksi sebelumnya, meskipun begitu kami mulai bekerja sama dengan sekolah-sekolah
yang dibawa oleh para guru dengan mereka dari studi Master di UEA atau Cambridge Institute.

15
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama


Buku ini disusun dengan bentuk buku yang menarik untuk dibaca dikarenakan
pembahasannya lengkap, judulnya pun menarik pembaca bagi mereka–mereka yang kuliah
mengambil jurusan guru, karena bisa untuk menjadi bekal dalam menjadi seorang guru nantinya
dalam proses belajar mengajar yang baik, dan untuk menjadi guru yang bukan hanya berperan
sebagai pengajar yang hanya mentransformasikan ilmu saja kepada peserta didik, melainkan agar
guru itu sebagai pendidik, yang bukan hanya mentransformasikan ilmu saja kepada peserta didik
tetapi juga berperan dalam menciptakan tingkah laku dan budi pekerti peserta didik yang baik
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama
Kelebihan Buku Pembanding:

1. Lebih banyak mencantumkan proyek penelitian

2. Disetiap subbabnya terdapat poin-poin materi

3. Sistematika penulisan disusun secara baik

Kekurangan buku pendamping:

1. Sedikit ditemukan pendapat ahli

2. Bagan dan skema kurang jelas

3. Terlalu panjang sehingga membuat pembaca merasa bosan

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling dapat juga didefinisikan sebagai suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakan konselor atau guru BK dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap  tindakan-tindakan yang
dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek  bimbingan dan konseling
tersebut dilakukan. Dalam praktiknya, setiap tahap kegiatan pada siklus penelitian tindakan dapat
terdiri atas atau didahului oleh beberapa langkah kegiatan.
Rencana penelitian tindakan bimbingan dan konseling disebut juga rencana perbaikan
pelayanan bimbingan dan konseling. Rencana perbaikan yang akan dilakukan sebaiknya
dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan. Hipotesis ini menggambarkan bahwa tindakan
(perbaikan) pelayanan bimbingan dan konseling yang dipilih tersebut dapat
memperbaiki/mengatasi permasalahan yang dihadapi. Tindakan (perbaikan) yang dipilih dapat
berupa strategi, pendekatan, metode atau teknik-teknik dalam pelayanan bimbingan dan
konseling. 

4.2 Saran
Dengan menganalisis suatu buku, pembaca bisa menambah wawasannya dari buku tersebut.
Pada buku ini materi yang dijabarkannya sangatlah bermanfaat. pembaca bisa mendapatkan
banyak ilmu yang belum didapatkan sebelumnya sehingga membuat pembaca semakin tahu dan
mengerti tentang apa yang di bahas. Critical book review ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan agar critical book review ini jauh lebih baik lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Profesionalisasi guru BK melalui PTBK. 2016. Prof. Dr. Rosmala Dewi, M,Pd,Kons

Action Research: a Methodology for Change and Development. 2006. Bridget Somekh. Open
University Press

18

Anda mungkin juga menyukai