PRODI S1 DIKFIS-FMIPA
Skor Nilai:
MEDAN
APRIL,2019
Kata Pengantar
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Critical Book Report
Ini dapat diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan.adapun buku yang saya
pilih dalam Critical Book Review ini adalah buku “Teori-Teori Belajar dan Pembelajran” oleh
penulis Prof. Dr. Ratna Wilis Dahar, MSc.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih semua pihak yang telah memberi
kesempatan kepada saya untuk membuat dan menyelesaikan Critical Book Review ini. Sehingga
saya memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama membuat dan
menyelesaikan Critical Book Review ini.
Saya berharap semoga Critical Book Review ini berguna bagi pembaca meskipun
terdapat banyak kekurangsempurnaan di dalamnya.Akhir kata saya meminta maaf sebesar-
besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam penulisan,
penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca maupun pengoreksi,
karena hingga saat ini saya masih dalam proses belajar. Oleh karena itu saya memohon kritik
dan sarannya demi kemajauan bersama.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Bagi penulis :
Bab I
Dibagian Bab l buku ini menjelaskan tentang mengapa belajar. Belajar
dapat didefenisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah
prilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dihasilkan dari pengalaman dengan
lingkungan yang didalamnya terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus
dan respon-respon. Ada lima bentuk belajar yaitu
1. Belajar Responden
Semua hal dalam lingkungan dapat menjadi berpasangan dengan suatu stimulus
yang menimbulkan respon-respon emosional.Belajar responden ini adalah hasil
penelitian ahli psikologi Rusia yang terkenal Ivan Pavlop.
2. Belajar Kontiguitas
Asosiasi dekat (contiguous) sederhana antara suatu stimulus dan suatu respons
dapat menghasilkan suatu perubahan dalam prilaku.
3. Belajar Operant
Prilaku yang diinginkan timbul secara spontan, tampa dikeluarkan secara naluriah
oleh stimulus apapun, saat organisme ‘beroperasi’ terhadap lingkungan.
4. Belajar Observasional
Konsep belajar observasional memperlihatkan bahwa orang dapat belajar dengan
mengamati orang lain melakukan hal yang akan dipelajari.
5. Belajar Kognitif
Bab II
Pada Bab ini memaparkan tentang mengapa teori itu dibutuhkan.
Snelbecker (1974) berpendapat bahwa perumusan teori itu bukan hanya penting
tetapi juga vital bagi psikologi dan pendidikan agar dapat maju atau berkembang
serta memecahkan masalahmasalah yang ditemukan dalam setiap bidang.Kita
harus menyadari bahwa ilmu apapun untuk berkembang, harus dilandasi teori.
Fungsi Teori :
Membuat penemuan-penemuan menjadi sistematis
Melahirkan hipotesis
Membuat prediksi
Memberi penjelasan
Ada dua metode konstruksi teori yaitu metode deduktif dan metode
induktif. Hal yang ingin diketahui ialah apakah teori tertentu relative lebih baik
daripada teori yang lama dan apakah bagian tertentu suatu teori memerlukan
revisi.Cara untuk menguji suatu teori adalah secara sintaks dan secara semantic.
Bab III
Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori belajar.Teori belajar abad ke-
20 dibagi menjadi dua keluarga yaitu keluarga teori perilaku dan keluarga teori
kognitif.
Teori Belajar Perilaku
1. Ivan Pavlov : Classical Conditioning
2. E.L Thorndike : Hukum Pengaruh
3. B.F Skinner : Operant Conditioning
Bab IV
Bab ini berisi tentang Penyajian Pengetahuan. Dalam bab ini dibahas
tentang bentuk penyajian pengetahuan yang menurut Gagne (1985) ialah
proposisi,produksi dan gambaran mental. Proposisi merupakan unit dasar
informasi dalam sistem pemrosesan informasi manusia.Produksi memprogram
terjadinya aksi-aksi tertentu pada kondisi tertentu.Gambaran mental digunakan
dalam memori kerja untuk memanipulasi informasi spasial yakni informasi yang
menyangkut ruang. Ada dua macam pengetahuan yaitu pengetahuan deklaratif
(menyatakan pengetahuan apa sesuau itu) dan pengetahuan procedural
(pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu). Proposisi digunakan untuk
menyajikan pengetahuan deklaratif sedangkan pengetahuan procedural disajikan
oleh produksi.
Bab V
Bab V menguraikan bagaimana proses belajar pengetahuan deklaratif dan
procedural terjadi pada diri orang yang sedang belajar, bagaimana ke dua macam
pengetahuan ini diperoleh dan bagaimana pembelajaran seharusnya dilakukan.
1. Belajar pengetahuan Deklaratif.
Pengetahuan deklaratif dapat diperoleh bila suatu proposisi baru disimpan
bersama proposisi yang berhubungan jaringan proposisi.Pemanggilan dan
konstruksi pengetahuan deklaratif keduanya bergantung pada penyebaran aktivasi.
Dalam pemanggilan,aktivasi menyebar dari perangsang ke proposisi yang akan
dipanggil. Dalam konstruksi,aktivasi menyebar dari perangsang ke informasi yang
berhubungan dan proposisi logis beroperasi terhadap informasi ini untuk
menghasilkan jawaban. Elaborasi memperlancar emanggilan dengan menyediakan
alternatif cara untuk pemanggilan agar aktivasi menyebar dan menyediakan
informasi tambahan yang berguna untuk menginstruksi jawaban. Organisasi
pengetahuan Deklaratif adalah proses pembagian himpunan itu.Menurut Reitman
dan Rueter (1980), manusia mengorganisasi informasi secara spontan.
2. Belajar Pengatahuan Prosedural
Perbedaan utama antara ahli dan bukan ahli dalam suatu bidang ialah ahli
mempunyai jauh lebih banyak pengetahuan procedural tentang bidang itu.Para
ahli mempunyai aturanaturan khusus untuk memanipulasi informasi.Prosedur
pengenalan pola mendasari kemampuan untuk mengenal dan mengklasifikasikan
pola-pola stimulus internal dan eksternal.Prosedur urutan aksi mendasari
kemampuan untuk melakukan urutan operasi terhadap symbol-simbol.
Bab VI
Di bab ini membahas hasil utama pendidikan yaitu belajar konsep.Belajar
konsep merupakan hasil utama pendidikan.Konsep merupakan batu pembangun
berfikir. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk
merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa
harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan
pada konsepkonsep yang diperoleh. Banyak definisi dari konsep, menurut Rosser
(1984) konsep adalah suatu abstrasksi yang mewakili satu kelas
objek,kejadian,kegiatan atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama,kerena
orang mengalami stimulus yang berbeda-beda maka orang juga membentuk
konsep sesuai dengan pengelompokan stimulus dengan cara tertentu juga. Konsep
diperoleh melalui
1) pembentukan konsep.
2) asimilasi konsep.
Ada dua pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan perilaku dan
pendekatan konitif. Pendekatan kognitif tentang belajar memusatkan pada proses
perolehan konsep dalam sifat konsep dan bagaimana konsep itu disajikan dalam
struktur kognitif. Tingkat pencapaian konsep menurut Klausmeier : tingkat
konkret, tingkat identitas, tingkat dan tingkat formal.
Bab VII
Bab ini membahas satu dari tiga model instruksional kognitif yang paling
berpengaruh yaitu model Jerome Bruner yaitu model Belajar Penemuan.Sedang
model yang lain akan dibahas di bab selanjutnya. Jerome S. Bruner adalah
seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologi belajar kognitif.
Pendekatannya tentang psikologi adalah eklektik. Dalam bukunya (Bruner,1960)
Bruner mengemukakan ada empat tema pendidikan yaitu stuktur
pengetahuan,kesiapanbelajar,intuisi dan motivasi. Pendekatan Bruner terhadap
belajar didasarkan pada 2 asumsi (Rosser,1984) yaitu asumsi pertama : perolehan
pengetahuan merupakan suatu proses interaktif, asumsi kedua : orang
mengonstruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk
dengan informasi yang disimpan yang diperoleh. Bruner mengemukakan bahwa
belajar melibatkan tiga proses yaitu : 1) memperoleh informasi baru. 2)
transformasi informasi. 3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Bruner,
1973). Menurut Bruner, pendewasaan pertumbuhan intelektual dan pertumbuhan
kognitif seseorang adalah sbb:
1.Pertumbuhan intelektual ditunjukkan oleh bertambahnya ketidaktergantungan
respons dari sifat stimulus.
2.Pertumbuhan intelektual bergantung pada bagaimana seorang menginternalisasi
peristiwa-peristiwa menjadi suatu sistem simpanan yang sesuai dengan
lingkungan.
3.Pertumbuhan intlektual menyangkut peningkatan kemampuan seseorang untuk
berkata pada dirinya sendiri atau pada orang-orang lain dengan pertolongan kata-
kata dan simbol-simbol mengenai apa yang telah dilakukannya atau akan
dilakukannya.
Belajar Penemuan adalah pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia
dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.Berusaha sendiri untuk
mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan
pengetahuan yang benar-benar bermakna. Pengetahuan yang diperoleh dengan
belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan yaitu : Pengetahuan tersebut
dapat diingat lebih lama,mempunyai efek transfer yang lebih baik, meningkatkan
penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.
Bab VIII
Bab ini membahas tentang Belajar Bermakna dari David Ausebel.
Menurut Ausebel belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi yaitu
:Dimensi pertamaberhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang
disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua
menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada sumber
kognitif yang telah ada. Inti teori Ausebel tentang belajar ialah belajar bermakna(
Ausebel, 1968) yang merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada
konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Bila
tidak ada usaha yang dilakukan untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada
konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi
belajar hafalan.
Menurut Ausebel dan juga Novak (1977) ada tiga kebaikan dari belajar bermakna
yakni:
1.Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.
2.informasi yang tersubsumsi berakibatkan peningkatan diferensiasi dari
subsumer
subsumer, jadi memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran
yang mirip.
3.Informasi yang dilupakan sesudah subsumsi obliteratif meninggalkan efek
residual pada subsumer sehingga mempermudah belajar hal-hal yang
mirip,walaupun terjadi “ lupa”.
Bab IX
Dalam bab IX ada Dua Strategi Pembelajaran yang akan dibahas
yakniStrategi Peta Konsep dan Vee-Heuristika.
A. Peta Konsep
Peta konsep dikembangkan untuk menggali ke dalam struktur kognitif
pelajar dan untuk mengetahui baik bagi pelajar maupun guru.Melihat apa yang
telah diketahui pelajar. Ada tiga gagasan dalam teori belajar kognitif Ausebel
yang mendasari pembentukan peta konsep, pertama, Struktur kognitif itu tersusun
secara hierarkis dengan konsep dan proposisi yang telah inklusif dan lebih
khusus.Kedua, konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi
progresif ,Ketiga, penyesuaian integrative. Karena peta konsep memegang
peranan penting dalam belajar bermakna,siswa hendaknya pandai menyusun peta
konsep. Ada beberapa langkah untuk membuat peta konsep yaitu: 1) memilih
suatu bacaan dari buku pelajaran. 2)Tentukan konsep-konsep yang relevan. 3)
Urutkan konsep-konsep itu dari paling inklusif ke yang paling tidak inklusif atau
contoh-contoh. 4) Susunlah konsep-konsep itu diatas kertas. 5) Hubungkan
konsep-konsep itu dengan kata atau kata-kata penghubung. 6) Peta konsep sudah
selesai.
Manfaat peta konsep :
a) Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa.
b) Mempelajari cara belajar.
c) Mengungkapkan miskonsepsi, dan
d) Alat valuasi.
B. Vee-Heuristika Gowin
Gowin (dalam Novak,1985: 55) mula-mula mengembangkan suatu pendekatan
untuk menolong para mahasiswa memahami masalah dalam mengungkapkan
pengetahuan pada suatu disiplin ilmu. Ia mengemukakan ada lima pertanyaan
yang berguna untuk menolong para guru mengungkapkan pengetahuan :
1.Apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ?
2.Apakah konsep-konsep kunci ?
3.Metode-metode inkuiri apa yang digunakan ?
4.Apakah klaim-klaim pertanyaan penting ?
5.Apakah klaim-klaim nilai ?
Bab X
Membahas tentang model pembelajaran Gagne. Menurut Gagne ada lima
kemampuan yang dikatakan sebagai hasil belajar, yaitu
1. Keterampilan Intelektual
Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya dengan penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan.
2.Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan keterampilan khusus yang mempunyai kepentingan
tertentu bagi belajar dan berpikir
3.Informasi Verbal
Informasi verbal disimpan sebagai jaringan proposisi-proposisi
4.Sikap
Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi
perilaku seseorang terhadap benda, kejadian-kejadian, atau makhluk hidup
lainnya.
5.Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan motorik yang digabung
dengan keterampilan intelaktual.
Tiga kondisi untuk mengganti gagasan lama menjadi gagasan baru selain
ketidakpuasaan:
Intelligible ( dapat dimengerti)
Plausible (masuk akal)
Fruitful (memberi suatu kegunaan)
Ketidakpuasan anak akan gagasan yang dimilikinya terjadi pada waktu ia
dihadapkan pada suatu gagasan baru yang bertentangan dengan gagasan yang
dimilikinya, yaitu pada fase “dihadapkan pada situasi konflik”. Tiga fase dalam
siklus belajar menurut Lawson (1988) : Fase eksplorasi, fase pengenalan konsep
,Fase aplikasi konsep. Siklus belajar menurut Glasson : Elaborasi, Eksplorasi,
Klarifikasi. Proses belajar mengajar dapat digunakan guru untuk mencoba
menanamkan kebiasaan-kebiasaan sebagai dampak positif dari sifat pluralistic
masyarakat kita.
Bab XIII
Dalam bab ini akan dibahas model pembelajaran Lawson yang dikenal
dengan “Tiga Siklus Belajar Lawson.” Fase-fase siklus belajar : Fase Eksplorasi,
Fase Pengenalan Istilah, Fase Aplikasi Konsep.
Tiga macam siklus Belajar :
Siklus Belajar Descriptif
Siklus Belajar Empiris- Induktif
Siklus Belajar Hipotesis-Deduktif
Lawson berpendapat bahwa pembelajaran sains mempunyai dua tujuan,
yaitu :
a.Untuk menolong para siswa mengembangkan keterampilan dalam menggunakan
pola-pola penalaran umum yang terlibat dalam penyusunan hipotesis-hipotesis
dan pengujiannya.
b.Untuk menolong para siswa memperoleh konsepsi-konsepsi yang khusus
domainnya dan secara ilmiah berlaku. Teori ini memperdebatkan bahwa cara yang
paling cocok yang mungkin hanya satu-satu nya untuk mencapai kedua tujuan itu
ialah dengan cara membiarkan para siswa mengemukakan prakonsepsi mereka
dan menguji konsepsi-konsepsi ini dalam suasana di mana gagasan-gagasan
secara terbuka dikemukakan, diperdebatkan, dan diuji dengan pertolongan
pengujian. Inilah yang menjadi pusat perhatian secara eksplisit dalam kelas.
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku karangan Prof. Dr. Ratna Wilis Dahar, MSc. yang berjudul Teori-TEori
Belajar dan Pembelajarn ini mempunyai tujuan yang bagus dan sangat
membangun untuk para pembaca. Buku karangan ini juga bisa dijadikan
sebagai pedoman pembelajaran di perkuliahan maupun di sekolah.
Hanya saja masih ada kekurangan dalam buku ini seperti penggunaan
bahasa yang kurang tepat dan beberapa kesalahan kalimat. Begitu pula
dengan peletakan tanda bacanya juga masih banyak yang kurang tepat lagi.
Buku ini juga tidak mempunyai rangkuman dan juga latihan sehingga
pembaca tidak bisa mengukur sejauh mana ini telah memahami materi yang
telah ia kuasai.
Buku karangan Prof. Dr. Ratna Wilis Dahar, MSc . yang berjudul TEori-
TEori BElajar dan PEmbelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan dari
berbagai macam segi, baik dari segi format dan penulisan struktur buku,
penggunaan bahasa, penggunaan tanda baca, kualitas isi buku dan
sebagainya. Jadi, apa yang menjadi keunggulan ini maka hendaknya di
tingkatkan lagi agar kualitas buku ini semakin peningkat dan para pembaca
semakin semangat untuk membacanya beberapa tahun kedepannya. Dan apa
yang menjadi kelemahan dari buku ini hendaknya diperbaiki agar
kesempurnaan buku ini tercapai.
B. Rekomendasi
Adapun yang menjadi Rekomendasi dalam penulisan Critical Book Riview
(CBR) ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi reviewer : untuk reviewer setidaknya memberikan komentar dan saran
maupun kritik yang membangun guna menyempunakan pembuatan Critical Book
Riview (CBR) berikutnya
2. Bagi penulis : bisa dijadikan sebagai rujukan untuk memperbaiki isi jurnal
dalam pencetakan selanjutnya, alangkah baiknya memberitahukan kepada penulis
apa yang menjadi kekurangan dalam jurnal tersebut dan apa yang sebaiknya penulis
lakukan terhadap isi jurnal tersebut.
3. Bagi pembaca : untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang
tahap strategi belajar mengajar alangkah baiknya diberikan suatu masukan yang
membangun guna penyempurnaan serta perbaikan yang harus dilakukan dimasa
dewasa ini, dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dimasa yang
akan datang dalam pembuatan Critical Book Riview (CBR) yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, Ratna Wilis. 2012. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
Manurung, S.R. 2019. Strategi Belajar Mengajar Fisika. Medan: UNIMED
PRESS.