Anda di halaman 1dari 19

Nama : DOMINIKA RANUT

Nim. : E1S021069

Kelas. : 3 C PENDIDIKAN SOSIOLOGI

PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA DARI MASA KE MASA

1. KURIKULUM 1947

Pada awal kemerdekaan istilah kurikulum dikenal dalam bahasa Belanda yaitu
“Leer Plan” yang artinya rencana pelajaran. Dalam kurikulum ini terdapat dua hal
pokok yaitu daftar mata pelajaran, jam pengajaran serta Garis-Garis Besar Program
Pengajaran (GBPP). Rentjana peladjaran 1947 merupakan pengganti sistem
pendidikan kolonial Belanda dan mulai dilaksanakan di sekolah-sekolah pada tahun
1950. Kurikulum ini mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat, materi pelajaran berhubungan dengan kegiatan sehari- hari,
perhatiannya terfokus terhadap kesenian pendidikan dan jasmani (Wicaksono,
2018:53).

IMPLEMENTASI KURIKULUM 1947

Susunan Rentajan Pelajaran 1947 sangatlah sederhana karena hanya


memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta
garis-garis besar pengajaran. Kurikulum ini lebih menekankan pada pendidikan watak,
kesadaran bernegara, dan bermasyarakat. Sementara itu, mata pelajaran yang
diajarkan dihubungkan pada kehidupan sehari-hari, perhatian terhadap kesenian, serta
pendidikan jasmani.
Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah rakyat ada 16 yaitu Bahasa Indonesia,
Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah, Menggambar,
Menulis, Seni Suara, Pekerjaan Tangan, Gerak Badan, Pekerjaan Keputrian,
Kebersihan dan Kesehatan, Didikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Agama. Sementara
itu Bahasa daerah hanya diajarkan khusus di Jawa, Sunda, dan Madura saja.
Pada perkembangannya, Kurikulum 1947 juga mengalami perubahan sehingga
dikenal dengan istilah Rentjana Pelajaran Terurai 1952 dimana silabus mata
pelajarannya lebih jelas dan mata pelajarannya lebih rinci. Pada tahun ini, satu guru
juga hanya mengajar satu mata pelajaran.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM 1947

Kelebihan nya yaitu:


1) Mengunggulkan pendidikan yang berkonsep pada kesadaran sebagai bangsa
yang berdaulat, dan mengedepankan pendidikan sebagai salah satu faktor yang
penting dalam berdirinya negara Indonesia melalui persatuan dan kesatuan dalam
rangka mengusir penjajah.
2) Memiliki fungsi strategis dalam mempersatukan Bangsa Indonesia.
3) Mengadopsi kurikulum yang telah berlaku sebelumnya di masa penjajahan
sehingga lebih mudah dalam penyusunan kurikulum 1947.

Kekurangan nya yaitu:


1) Mengarah pada pola pendidikan penjajah karena kurikulum 1947 juga diadopsi
dari kurikulum masa kolonial.
2) Lebih dominan pada ranah afektif dan belum berorientasi pada ranah kognitif
dan psikomotor.
3) Belum diterapkan di sekolah-sekolah hingga tahun 1950 sehingga mengalami
keterlambatan untuk mencapai hasil yang telah ditentukan.

2. KURIKULUM 1964
Penghujung masa pemerintahan Presiden Soekarno menjelang tahun 1964,
pemerintah kembali menyempurnakan kurikulum di Indonesia. Kurikulum ini diberi
nama Rencana Pendidikan 1964. Pemerintah mengambil langkah pengembangan,
pengembangan yang dialakukan pemerintah adalah adanya keinginan rakyat indonesia
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada tahap SD. Tujuan
kurikulum 1964 membentuk masyarakat sebagai manusia yang pancasialis, sosialis,
memiliki sikap nasionalisme dan cinta tanah air yang tinggi. Perkembangan
kurikulum ini sudah dapat dikatakan sempurna karena sudah menyentuh ketiga aspek
penting peserta didik yakni perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam
kurikulum 1964 sudah ada upaya lebih dalam pengembangan potensi serta pendidikan
yang sifatnya praktis bukan lagi hanya sekedar teori (Sukatin & Pahmi, 2020:89).

IMPLEMENTASI KURIKULUM 1964

Kurikulum Pendidikan 1964 Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964


pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di Indonesia. Di
penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau
Kurikulum 1964. Kurikulum kali ini diberi nama dengan Rentjana pendidikan 1964.
Isu yang berkembang pada rencana pendidikan 1964 adalah konsep pembelajaran
yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan
sekolah membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri pemecahan persoalan
(problem solving). Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang
menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang
kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana. Disebut Pancawardhana karena lima
kelompok bidang studi, yaitu:

1. Kelompok perkembangan moral


2. Kecerdasan
3. Emosional/artisit
4. Keprigelan (keterampilan), dan
5. Jasmaniah.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM 1964

Kelebihan nya yaitu:

1) Bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan


akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan
pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral,
kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.
2) Perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi
pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
3) Kurikulum 1964 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
4) Ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan
sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi
pekerti, dan keyakinan beragama.

Kekurangan nya yaitu:

1) Masih sentralistik (sistem masih diatur oleh pusat/pemerintah) jadi tiap satuan
pendidikan tidak dapat mengatur sistem pendidikannya secara mandiri.
2) Jumlah pelajarannya hanya 9. Djauzak menyebut Kurikulum 1964 sebagai
kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya.
3) Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan
faktual di lapangan.
4) Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap
jenjang pendidikan.

3. KURIKULUM 1968

Pada kurikulum 1968 ini, proses dan aktifitas pembelajaran dititikberatkan pada
program Pancawardhana sebagaimana pada kurikulum tahun 1964. Pancawardhana
berarti kurikulum yang bertujuan untuk 5 hal pokok, yaitu pengembangan kecerdasan,
moral, keprigelan, emosional, dan jasmani. Sehingga dalam konsep ini kurikulum
harus mampu mengembangkan daya cipta (bagaimana berfikir cerdas), rasa
(bagaimana mengolah dan menggunakan rasa terdalam manusia), karsa (bagaimana
memupuk keinginan dan motifasi), karya (bagiaman berbuat dalam bentuk nyata), dan
moral (bagaimana berperilaku baik). Kurikulum pada tahun 1968 ini merupakan
kurikulum pada masa awal-awal orde baru sehingga kelima unsur dalam
Pancawardhana tersebut harus menjadikan manusia indonesia yang pancasilais yang
berdasar kepada kelima sila pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial
Bagi seluruh Rakyat Indonesia. .

IMPLEMENTASI KURIKULUM 1968

Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya materi pelajaran pada
tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi
pada kurikulum ini dikelompokkan pada tiga kelompok besar: pembinaan pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.Kurikulum 1968 merupakan kurikulum
bersifat sentralistik, dalam artian kurikulum merupakan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah sedangkan sekolah hanya sebagai pelaksana dari
kebijakan yang telah ditetapkan. Pendekatan yang digunakan menggunakan
pendekatan subject matter atau berpusat pada ilmu pengetahuan. Implikasi dari
pendekatan ini adalah bahwa proses pembelajaran lebih berorientasi pada penguasaan
materi pembelajaran sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran sangatlah pasif.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM 1968

Kelebihannya yaitu:

1) Kurikulum 1968 telah dikembangkan dalam nuansa otonomi dimana semua


komponen kurikulum dilaksanakan oleh sekolah.
2) Sistem pembelajaran di ruangan kelas diserahkan kepada masing-masing guru,
yang penting tujuan pendidikan dapat tercapai.
3) Kurikulum ini berupaya mendorong pengembangan kreativitas dan persaingan
kompetitif diantara daerah, sekolah, dan guru untuk mengembangkan kurikulum.
4) Kurikulum ini memberikan peluang bagi tamatan sekolah untuk melanjutkan
pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi.

Kekurangannya yaitu:

1) Walaupun sudah ada pembelajaran keterampilan namun pada prakteknya


kurikulum ini masih kurang memperhatikan pembelajaran praktek.
2) Kurikulum ini tidak mengadopsi kebutuhan masyarakat, sehingga pembelajaran
di sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan riil dalam kehidupan anak.Kurikulum ini
yang masih di pengaruhi unsur politis sehingga tidak mengakar pada kebutuhan hidup
anak secara individual.

4. KURIKULUM 1973

IMPLEMENTASI KURIKULUM 1973

Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan


tujuan-tujuan yang harus di kuasai oleh siswa yang lebih di kenal dengan khirarki
tujuan pendidikan, yang meliputi: tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional,
tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional
khusus.Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki
arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih
integratif.

* KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM 1973

Kelebihannya yaitu:

1) .Berorientasi pada tujuan


2) Mengarah pembentukan tingkah laku siswa
3) Relevan dengan kebutuhan masyarakat
4) Menekankan efektivitas dan efisiensi
5) Menekankan fleksibilitas yaitu mempertimbangkan faktor-faktor ekosistem dan
kemampuan penyediaan fasilitas yang menunjang terlaksananya program.
6) Melatih guru untuk dapat menggunakan teknik penyusunan program pengajaran
yang di kenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
7) Prinsip berkesinambungan

Kekurangan nya yaitu:

1) Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan


kemampuan anak didik

2) Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah

3) Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus di ajarkan hampir di setiap jenjang.

4) Guru di buat sibuk menulis rincian apa yang akan di capai dari setiap kegiatan
pembelajaran.

5) Pada kurikulum ini menekankan pada pencapaian tujuan pendidikan secara


sentralistik, sehingga kurang memberi peluang untuk berkembangnya potensi daerah.

6) Kurikulum ini berorientasi pada guru hal ini membentuk persepsi bahwa guru
yang mendominasi proses pembelajaran, metode-metode ceramah dan metode dikte
menonjol di gunakan oleh para guru.

7) Kreativitas murid kurang berkembang karena di dukung oleh konsep kurikulum


yang menempatkan guru sebagai subjek dalam melakukan pembelajaran di kelas.

5. KURIKULUM 1975
Sebagaimana kurikulum sebelumnya, kurikulum 1975 merupakan kurikulum yang
bersifat sentralistik atau dibuat oleh pemerintah pusat dan sekolah tinggal
melaksanakan. Untuk memahami kurikulum ini maka dapat dilihat dari orientasi yang
digunakan, mata pelajaran yang diberikan, proses pembelajaran yang dilakukan,
pendekatan yang dipakai dan proses evaluasi yang diterapkan. Pertama, Orientasi
yang digunakan dalam kurikulum ini adalah

orientasi tujuan. (Hendra, 2010).

IMPELEMENTASU KURIKULUM 1975

Orientasi tujuan ini maksudnya bahwa setiap pembelajaran harus diupayakan


semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kedua, mata pelajaran
yang disajikan terdiri dari Bidang studi. Jumlah mata pelajaran untuk SD ada 9 bidang
sedangkan untuk SMP dan SMA ada 11 bidang.Ketiga, proses pembelajaran bersifat
integratif, artinya setiap mata pelajaran yang diberikan kesemuanya harus secara
bersama- sama men dukung untuk tercapainya tujuan akhir pendidikan. Keempat,
Pendekatan yang dipakai dalam kurikulum adalah pendekatan sistem yang disebut
dengan PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional.Kelima, evaluasi formatif
pada setiap akhir sub bab dan evaluasi sumatif pada akhir bab, sehingga evaluasinya
terdiri dari evaluasi antara dan evaluasi akhir.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM 1975

Kelebihanya yaitu:

1) Berorientasi pada tujuan

2) Mengarah pembentukan tingkah laku siswa

3) Relevan dengan kebutuhan masyarakat


4) Menekankan efektivitas dan efisiensi

5) Menekankan fleksibilitas yaitu mempertimbangkan faktor-faktor ekosistem dan


kemampuan penyediaan fasilitas yang menunjang terlaksananya program.

6) Melatih guru untuk dapat menggunakan teknik penyusunan program pengajaran


yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).

7) Prinsip berkesinambungan

Kekurangannya yaitu:

1) Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan


kemampuan anak didik
2) Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah
3) Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang.
4) Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan
pembelajaran.
5) Pada kurikulum ini menekankan pada pencapaian tujuan pendidikan secara
sentralistik, sehingga kurang memberi peluang untuk berkembangnya potensi daerah.
6) Kurikulum ini berorientasi pada guru hal ini membentuk persepsi bahwa guru ya
mendominasi proses pembelajaran, metode-metode ceramah dan metode dikte
menonjol digunakan oleh para guru.
7) Kreativitas murid kurang berkembang karena didukung oleh konsep kurikulum
yang menempatkan guru sebagai subjek dalam melakukan pembelajaran di kelas.

6. KURIKULUM 1984

Kurikulum 1984 merupakan kurikulum penyempurna kurikulum sebelumnya.


Dalam kurikulum ini, teori belajarnya tidak lagi menggunkan behavioris tetapi lebih
merangkul teori-teori humanism yang berpusat pada peserta didik dan berorientasi
kepada proses. Hal ini dapat dilihat dari pendekatan yang dipakai dalam kurikulum ini,
yaitu pendekatan keterampilan proses (Cara Belajar Siswa Aktif/ CBSA). CBSA
adalah pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada setiap siswa untuk terlibat secara aktif. Keterlibatan disini lebih
ditekankan pada keterlibatan aktif mental siswa, walaupun juga tidak
mengesampingkan keterlibatan fisik dan intelektual. Selain berpusat pada peserta
didik dalam CBSA, kurikulum ini juga berorientasi kepada tujuan instruksional.

IMPLEMENTASI KURIKULUM 1984

Kalau kita mengutip dari teks diatas,kurikulum ini lebih menekankan pada proses
serta tujuan yang mengakibatkan kurikulum ini berhasil diterapkan tetapi di satu
pihak.

Artinya bahwa apa yang disampaikan dan dilakukan dalam proses belajar
mengajar di kelas harus mengacu pada tujuan yang ditetapkan karena asumsi dasarnya
adalah bahwa pemberian pengalaman belajar di dalam kelas sangatlah terbatas
sehingga proses pembelajaran harus benar-benar fungsional dan efektif untuk
mencapai tujuan ynag ditetapkan.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM 1984

Kelebihannya yaitu:

1) Kurikulum ini memuat materi dan metode yang disebut secara rinci, sehingga
guru dan siswa mudah untuk melaksanakannya.

2) Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan melalui
keberanian memberikan pendapat.

3) Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah berlangsung


yang ditunjukkan dengan peningkatan diri dalam melaksanakan tugas.
4) Kualitas interaksi antara siswa sangat tinggi, baik intelektual maupun sosial.

5) Memasyarakatkan keterampilan berdiskusi yang diperlukan dengan berpartisipasi


secara aktif

Kekurangannya yaitu:

1) Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana
gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan
yang mencolok guru tidak lagi menggunakan metode ceramah.

2) Ada ketergantungan pada guru dan siswa pada materi dalam suatu buku teks dan
metode yang disebut secara rinci, sehingga membentuk guru dan siswa tidak kreatif
untuk menentukan metode yang tepat dan memiliki sumber belajar sangat terbatas.

3) Dapat didominasi oleh seorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak
pendapat peserta lain.

4) Siswa yang pandai akan bertambah pandai sedangkan yang bodoh akan
ketinggalan.

5) Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator, sehingga prakarsa serta
tanggung jawab siswa atau mahasiswa dalam kegiatan belajar sangat kurang.

6) Kurangnya Alokasi waktu

7) Guru kurang komunikatif dengan siswa.

7. KURIKULUM 1994

Sebenarnya kurikulum 1994 merupakan kurikulum penyempurnaan dari


kurikulum 1984. Dalam proses pembelajarannya kurikulum 94 masih menggunakan
pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) tetapi telah mengenal istilah istilah life
skill atau pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana
dikatakan Sukamara (2005:22) yang mengutip Depdiknas, Kurikulum ini
merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum sebelumnya, terutama
kurikulum 1975 dan 1984. Tapi sayangnya perpaduan antara tujuan dan proses belum
berhasil.Sehingga banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa
dinilai terlalu berat, dari muatan lokal sampai muatan nasional.Materi muatan lokal
disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing. Berbagai kepentingan
kelompok masyarakat juga mendesak agar isu-isu tertentu masuk dalam
kurikulum.Akhirnya kurikulum ini menjelma menjadi kurikulum super padat dan
menambah materi pelajaran saja.adalah suatu kecakapan yang harus dimiliki
seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa
merasa tertekan, kemudian dengan kecakapan tersebut siswa secara proaktif dan
kreatif dapat mencari serta menemukan solusi dri setiap permasalahan sehingga
mampu mengatasinya.

IMPLEMENTASI 1994

Kalau kita mengutip dari teks diatas,kurikulum ini bertujuan memadukan kurikulum
yang tujuannya itu baik tetapi perpaduan tersebut malah membuat kurikulum ini tidak
berhasil yang menyebabkan banyak kritikan berdatangan. Sebenarnya kurikulum
1994 merupakan kurikulum penyempurnaan dari kurikulum 1984. Dalam proses
pembelajarannya kurikulum 94 masih menggunakan pendekatan CBSA (Cara Belajar
Siswa Aktif) tetapi telah mengenal istilah istilah life skill atau pendidikan kecakapan
hidup. Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dikatakan Sukamara (2005:22) yang
mengutip Depdiknas, adalah suatu kecakapan yang harus dimiliki seseorang untuk
berani menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian dengan kecakapan tersebut siswa secara proaktif dan kreatif dapat mencari
serta menemukan solusi dri setiap permasalahan sehingga mampu mengatasinya.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM 1994

Kelebihan nya yaitu:


1). Kurikulum berstandar nasional dan memberikan ruang untuk pengembangan
potensi wilayah.

2). Mampu mengadopsi aspirasi berbagai pihak yang berhubungan dengan isu-isu
yang berkembang di masyarakat.

3). Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memberikan kesempatan seluas- luasnya


kepada siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan masing- masing dengan
beberapa alternatif.

4) .Terdapat keserasian antara teori dan praktek, sehingga mengembangkan ketiga


ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Kekurangan nya yaitu:

1). Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat.

2). Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar


isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Alhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi
kurikulum super padat.

3). Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi/substansi setiap mata pelajaran

4) Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari-hari.

8. KURIKULUM 2004

Kurikulum 2004 ( Kurikulum Berbasis Kompetensi )

Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya,adapun


ciri-ciri dari kurikulum ini yakni menekankan pada pencapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasikal,berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi,
sumber belajar bukan hanya guru,tetapi juga sumber belajar lainnya memenuhi unsur
edukatif. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kopetensi.Setruktur kopentensi dasar KBK ini
dirinci dalam komponen aspek,kelas dan semester.

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2004

Kurikulum pada tahun 2004 merupakan resolusi dari kurikulum- kurikulum


sebelumnya yang dianggap hanya berbasis pada input dan proses sehingga mengarah
pada stagnasi pedagogik yang akan sulit untuk beradaptasi dengan tuntutan dan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat global. Kurikulum ini
sering disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), karena seluruh proses
pendidikan di sekolah ditetapkan standarnya berdasar kompetensi yang dikembangkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKUKULUM 2004

Kelebihan nya yaitu:

1. Pendidikan berbasis kompetensi menitik beratkan pada pengembangan kemampuan


untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standard
performance yang telah ditetapkan, sebagai upaya mempersiapkan kemampuan
individu. Sejalan dengan visi pendidikan yang mengarahkan pada dua pengembangan
yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa datang.

2. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa (student


oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran
terlibat dalam proses belajar.
3. Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang
diajarkan.

Kekurangan nya yaitu:

1. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi
peserta didik dan lingkungan.

2. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar


kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang
pembelajaran secara berkelanjutan.

3. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum- kurikulum


sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.

9. KURIKULUM 2006

Kurikulum 2006 sering disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang merupakan kelanjutan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Sebagaimana
dijelaskan oleh BSNP (2006: 5) bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar konpetensi dan


konpetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut mampu
mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi
sekolah dan daerahnya.Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun
menjadi sebuah perangkat yang di namakan kurikulum tingkat satuan pendidikan
( KTSP ). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah dibawah binaan dan
pemantauan dinas pendidikan daerah dan wilayah setempat.
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2006

Kalau kita mengutip dari teks diatas,kurikulum ini bisa kita katakan baik soalnya
disini guru dituntut untuk mampu mengembangkan silabus dan penilaiannya sesuai
dengan dengan kondisi sekolah dan daerahnya,dan hasil pembelajarannya itu nantinya
dihimpun di satu sistem yang relevan.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (tahun
2006) mempunyai karakteristik utama: Merupakan pengembangan dari kurikulum
2004, KTSP merupakan panduan dan acuan penyusunan kurikulum setiap ting kat
satuan pendidikan, Bersifat desentralistik, Berbasis Kom- petensi, menggunakan
Stadar Nasional, dan Dikembangkan oleh BSNP.

KELABIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM 2006

Kelebihan nya yaitu

1). Secara teori memberikan otonomi secara luas pada sekolah untuk mengembangkan
kreativitas dan inovasinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan
potensi di daerahnya.

2). Tenaga kependidikan termotivasi untuk meningkatkan kreatifitas dan inovasi.


Untuk menggali potensi sekolah sehingga mampu menjadi agen bagi pembangunan
masyarakat yang mengakar pada potensi lokal. Sekolah leluasa untuk ambil peranan
dalam pendidikan untuk membentuk siswa sebagai pengambil peranan dalam
masyarakat.

3). Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan
dirinya di luar sekolah, karana telah terjadi pengurangan kepadatan jam pelajaran

Kekurangannya yaitu:

1). Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan
satuan pendidikan yang ada
2). Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan
dari pelaksanaan KTSP

3). Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik
konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan

10.KURIKULUM 2013

Kurikulum 2006 ( kurikulum tingkat satuan pendidikan )

Pelaksanaa KBK masih dalam uji terbatas,namun pada awal tahun 2006,uji terbatas
tersebut dihentikan. Dan selanjutnya dengan terbitnya permen no.24 tahun 2006 yang
mengatur pelaksanaan permen no.22 tahun 2006 tentang standar isi kurikulum dan
permen no.23 tahun 2006 tentang setandar kelulusan, lahirlah kurikulum 2006 yang
pada dasarnya sama dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang menonjol terletak pada
kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi
sistem pendidikan.

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar konpetensi dan


konpetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut mampu
mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi
sekolah dan daerahnya.Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun
menjadi sebuah perangkat yang di namakan kurikulum tingkat satuan pendidikan
( KTSP ). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah dibawah binaan dan
pemantauan dinas pendidikan daerah dan wilayah setempat.

Kalau kita mengutip dari teks diatas,kurikulum ini bisa kita katakan baik soalnya
disini guru dituntut untuk mampu mengembangkan silabus dan penilaiannya sesuai
dengan dengan kondisi sekolah dan daerahnya,dan hasil pembelajarannya itu nantinya
dihimpun di satu sistem yang relevan.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM 2013

Kelebihannya yaitu:

1). Secara teori memberikan otonomi secara luas pada sekolah untuk mengembangkan
kreativitas dan inovasinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan
potensi di daerahnya.

2). Tenaga kependidikan termotivasi untuk meningkatkan kreatifitas dan inovasi.


Untuk menggali potensi sekolah sehingga mampu menjadi agen bagi pembangunan
masyarakat yang mengakar pada potensi lokal. Sekolah leluasa untuk ambil peranan
dalam pendidikan untuk membentuk siswa sebagai pengambil peranan dalam
masyarakat.

3). Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan
dirinya di luar sekolah, karana telah terjadi pengurangan kepadatan jam pelajaran

Kekurangannya yaitu:

1). Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan
satuan pendidikan yang ada

2). Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan


dari pelaksanaan KTSP

3). Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik
konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan
DAFTAR PUSTAKA

Nurhalim, M. (2011). Analisis Perkembangan Kurikulum di Indonesia (Sebuah


Tinjauan Desain Dan Pendekatan). INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif
Kependidikan, 16(3), 339-356.

Nurhalim, M. (2011). Analisis Perkembangan Kurikulum di Indonesia (Sebuah


Tinjauan Desain Dan Pendekatan). INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif
Kependidikan, 16(3), 339-356.

Insani, F. D. (2019). Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia sejak awal


kemerdekaan hingga saat ini. As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan,
8(1), 43-64.

Anda mungkin juga menyukai