Anda di halaman 1dari 3

KONFLIK ETIKA DALAM PROFESI ARSITEKTUR:

MEMINJAM SKA SEORANG ARSITEK UNTUK MENGIKUTI TENDER PROYEK


PEMERINTAHAN DENGAN SISTEM BAGI HASIL

Isri Mirajni, S. Ars


CV. Makassar Berjaya Sejahtera
isrimirajnia2@gmail.com
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Etika merupakan faktor penting yang tidak dapat dilepaskan dari perjalanan kehidupan seorang
professional disemua profesi. Hal ini dikarenakan dalam berprofesi akan banyak sekali hal yang
bersinggungan dan dibutuhkan sebuah control agar tetap seimbang. Etika menjadi system kontrol dalam
bersikap dan pengambilan keputusan dalam menjalankan profesi.

Ketika masuk di dalam dunia professional yang melibatkan publik maka etika diperlukan agar dalam
melakukan tugas tidak menjadi semena-mena. Etika ini sangat penting karena berfungsi untuk
melindungi orang yang memiliki profesi agar tetap berada di jalur yang benar dan senantiasa bisa
menjadi profesional. Maka pemahaman tetang etika profesi dianggap penting dipahami agar tidak
terjerumus pada Tindakan yang melanggar etika profesi.

Begitupun di dunia arsitektur, dalam menjalankan tugas profesinya arsitek dibatasi dengan etika
profesi. Namun hanya arsitek yang menjadi anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) saja yang
terikat dengan aturan kode etik yang tercurah dalam Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku
Profesi Arsitek Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).

Kode Etik Profesi adalah mengatur prilaku arsitek dalam menjalankan profesinya. Begitu juga kode
etik juga mengatur hubungan secara professional antara arsitek dan pemberi tugas. Namun
perlu diketahui bahwa pelanggaran kode etik ini tidak ada sangsi secarahukum, yang ada sangsi
dari organisasi profesi dimana kode etik itu berlaku. Sebetulnya sangsi organisasi hanya sekedar
mengingatkan saja, namun maksud yang lebih dalam sangsi ini menyangkut masalah moral dan
psikologis profesi arsitek, karena apa yang tercantum dalam kode etik dan kaidah tata laku arsitek
ini sebenarnya mengatur tentang, moral, prilaku dan profesi sang arsitek.

Pelanggaran/penyimpangan tugas profesional dalam kode etik sering dilakukan oleh para
arsitek dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Penyimpangan kode etik ini walaupun tidak
ada sangsi hukum namun sebetulnya sangatlah merugikan bagi si arsitek sendiri,
kemungkinan yang terjadi bahwa si arsitek tidak dapat berpraktek sebagai arsitek.

Manfaat penyusunan makalah ini adalah sebagai media pembelajaran etika profesi dengan mengambil
contoh kasus penyimpangan kode etik yang terjadi. Memberi gambaran berbagai kebijakan yang
dikeluarkan oleh masing-masing pihak dalam menyelesaikan kasus tersebut. Mengetahui jalan tengah
yang diambil dengan tidak merugikan pihak manapun, keputusan yang diambil pun berdasarkan kontrak
awal yang telah disepakati kedua belah pihak.

Batasan masalah pada makalah ini meliputi pengambilan kasus ditinjau dari segi teknik secara umum
yang berimbas pada pelanggaran etika yang dilakukan. Penyamaran nama pihak-pihak yang terlibat
guna melindungi data- data dan privacy masing-masing, serta pengambilan jalan tengah yang diambil
berdasarkan keputusan sebenarnya dan pengetahuan kami secara umum.

Tinjauan Pustaka
Studi Kasus

1. Pada bulan …. Tahun 2021, seorang public figure E menyampaikan keluhan


ketidakpuasan terhadap hasil pembangunan fisik rumahnya. Namun momen ini
digunakan oleh salah satu perusahaan sebagai latar cerita dalam mengiklankan
perusahaannya.

Pembahasan

2.Pasal 11
Tidak mencemarkan atau mengganggu nama
sesama Rekan Arsitek
melainkan menyampaikan segala macam
pengaduan kepada Ikatan Arsitek
Indonesia.

Kaidah Tata Laku 5.104

Arsitek menyampaikan pengaduan pelanggaran kode etik IAI hanya kepada Dewan Kehormatan
IAI dengan itikad baik dan bukan untuk merugikan/mencemarkan nama baik sesama rekan
arsitek.

Standar Etika 5.5

Penilaian Atas Arsitek Lain

Arsitek hendaknya tidak akan melecehkan karya arsitek lain dengan tujuan untuk
menguntungkan pihak tertentu dengan cara tidak adil, dalam forum terbuka atau media massa.

Anda mungkin juga menyukai