Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Profesi

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam
bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban
melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,[[teknik desainer, tenaga pendidik.

Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah
profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata
dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan
tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai
suatu profesi.

profesi dalam etika bisnis

kode etik profesi

Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode
etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-
baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak profesional.

CONTOH ETIKA PROFESI DAN PROFESIONALISME BAGI ARSITEK


DALAM BERKARYA

Pembangunan kota-kota di Indonesia yang berlangsung saat ini cukup pesat, tumbuhnya
kawasan-kawasan industri, perumahan, perdagangan, wisata dan budaya serta gedung-gedung
yang mengisinya tentunya tidak lepas dari peran para arsitek penggagasnya . apabila kita
cermati fenomena yang berkembang saat ini di masyarakat, baik buruknya perkembangan
kota dan bangunan pengisinya tersebut yang dituding paling bertanggung jawab adalah
rekan-rekan arsitek kita. Pada satu sisi, kondisi ini merupakan hal positif bagi para arsitek
aoabila rancangan yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan masyarakat pengguna dan
membawa kemaslahatan bagi banyak orang, tetapi menjadi sebaliknya merupakan musibah
bagi para arsitek apabila rancangan yang dihasilkan membawa ketidak nyamanan bagi
pengguna dan banyak orang di lingkungannya.Keduanya membawa dampak moral yang terus
akan mengikuti para arsitek penggagasnya selama bangunan/obyek rancangannya masih
berdiri atau bahkan sampai si arsitek tersebut telah meninggal dunia.

Profesi arsitek terus berkembang setiap tahunnya sedangkan pekerjaan yang tersedia belum
sebanding, dan apabila dilihat dalam konstelasi pekerjaan pembangunan yang berkembang
saat ini, keberadaan seorang arsitek menjadi lebih sempit kiprahnya. hal ini tentunya
menyebabkan tingkat persaingan yang semakin tinggi, Persaingan yang positif tentunya
merupakan sesuatu yang membanggakan, karena si arsitek berupaya meningkatkan
kemampuan dan kinerjanya dalam memberikan layanan jasa pada pemberi pekerjaan,
sehingga memang pantas si arsitek tersebut mendapatkan pekerjaan itu, tetapi persaingan
yang negatifpun banyak kita jumpai di dunia konsultansi, fee perencanaan yang rendah,
kualitas perencanaan yang kurang baik dengan memanfaatkan ketidak tahuan pengguna jasa
arsitek, ketidak pedulian arsitek pada lingkungan dan regulasi yang berlaku, dsb , sering
dikeluhkan dilingkungan arsitek atupun pemberi pekerjaan.

Perkembangan Peran Arsitek Dalam Konstelasi Proyek.

         pihak –pihak yang terlibat agar etika bisnis terpenuhi

Secara tradisional. Arsitek dan pemberi tugas mempunyai hubungan langsung, seiring dengan
besarnya skala pekerjaan, terdapat berbagai bentuk variasi pola hubungan kerja, baik secara
vertical ataupun horizontal.Secara horizontal, berbagai macam disiplin ilmu ini dapat berasal
dari satu perusahaan yang bersifat “ in-house”. Pengembangan dari pola horizontal ini adalah
masing-masing disiplin ilmu merupakan individu perusahaan dan langsung berhubungan
dengan pemberi tugas. Variasi dari pengembangan horizontal ini adalah bahwa masing-
masing konsultan ini berhubungan dengan pemberi tugas melewati badan/perusahaan
menejemen proyek, bahkan dalam beberapa kasus posisi arsitek perencana dapat saja terdiri
dari gabungan beberapa arsitek/konsultan arsitek.

Secara vertical untuk kasus tertentu, pemberi tugas tidak hanya mengandalkan satu lapis
arsitek, tetapi dari beberapa lapisan arsitek, mulai dari arsitek konseptor, arsitek
pengembangan disain, arsitek pendokumentasi proyek ( architect of record ).
Negara kita yang secara praktek menganut perdagangan bebas ( AFTA, APEC dan
WTO) memungkinkan para pemilik proyek mencari arsitek/konsultan asing, terutama sebagai
konseptor dan pengbang disain. Keanekaan ini jelas merupakan tantangan lebih lanjut bagi
para arsitek yang berpraktek, tinggal bagaimana mensikapi dan membekali diri untuk
memenangkan persaingan.

Pada tingkatan ini Pengguna jasa/ pemilik proyek menganggap etos kerja profesi arsitek itu
adalah :

         Seorang yang menjunjung tinggi etika dan tata laku profesi dengan tertib

         Seorang terpercaya yang dapat mendampingi atau mewakili pemilik /pengguna jasa dalam
melaksanakan proses pembangunan.

         Orang yang berkepribadian luhur, jujur dan trampil dalam keahliannya dan berdedikasi
terhadap profesinya.

         Seorang yang adil dan bijaksana dalam menimbang, sehingga orang lain tidak dirugikan

         Seorang yang berupaya memberikan yang terbaik dalam keahliannya untuk kepentingan
semua yang terlibat didalam proses pembangunan

Anggapan pengguna jasa/pemilik proyek terhadap profesi arsitek tersebut menuntut


arsitek untuk memiliki sifat :

         Komunikatif, berkaitan dengan kemudahan akses, kontak person dan kelancaran informasi
perkembangan pembangunan terjaga dan penguasaan bahasa asing.

         Berpengalaman, berkaitan dengan pengalaman arsitektural, teknis, kepranataan dan


kepekaan lingkungan.

         jujur dan bertanggung jawab, berkaitan dengan karya, informasi, kepranataan dan
perhitungan fee.
         Kreatif, berkaitan dengan kemampuan teknis disain, estetis dan menejerial.

         effektif dan effisien, berkaitan dengan kemampuan menghitung estimasi biaya berdasarkan
harga satuan terbaru secara rinci, kemampuan melaksanakan ‘value enginerring’ terhadap
biaya pelaksanaan, kemampuan pemilihan metoda pelaksanaan pembangunan dengan
teknologi yang tepat agar dapat menghemat waktu serta biaya pembangunan serta
kemampuan memilih bahan bangunan yang tepat, cepat pemasangannya tanpa mengurangi
estetika.

         mempunyai sense of business. Hal ini berkaitan dengan investor atau pengembang, yaitu
kemampuan memahami akuntansi, studi kelayakan, cashflow, mempunyai keuletan tinggi,
kearifan terhadap idealisme serta kemampuan lobby.

Etika Profesi, Kode Etik dan Etos Kerja Profesi Arsitek

. Penerapan Etika Profesi memberikan konsekuensi langsung pada tiga tanggung jawab,
yaitu:

         Responsibility, tanggung jawab moreal.

         Liabilitry, tanggung jawab pada ikatan janji.

         Accountability, tanggung jawab pada kontrak perjanjian.

Profesi, professional dan berprofesi

Dalam pengertian tersebut di atas, maka dalam profesi harus dicakup :

         Adanya keahlian khusus

         Adanya tanggung jawab

         Adanya kesejawatan

Bahwa Tujuan Berprofesi adalah :


         Memberikan karya yang terbaik yang bias dihasilkan

         Sebesar-besarnya memberikan perlindungan kepada masyarakatnya.

Bahwa Kaidah berprofesi adalah :

         Mencari nafkah dengan mengabdikan keahlian sebagai pelayanan untuk kepentingan
masyarakat.

         Tidak merugikan masyarakat dengan menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dan
oleh karena itu memiliki pegangan kode etik dan kaidah tata laku profesi.

Bahwa pengertian professional adalah seorang yang mencari nafkah dengan berprofesi yang
berciri utama sebagai berikut :

         Mandiri-independent

         Bekerja penuh, purna waktu

         Berorientasi pada pelayanan, mengabdi pada kepentingan umum

         Memiliki keahlian khusus yang berlatar belakang pendidikan tertentu

         Tereus menerus mengembangkan ilmu dan keahliannya

         Profesional juga berarti cara kerja yang tertib, bertanggung jawab, bertanggung bayar dan
bertanggung gugat.

Praktek berprofesi berarti melaksanakan janji komitmen bagi si-profesional, untuk berkarya
sebaik-baiknya melalui hubungan antara dia dan masyarakat yang membutuhkan keahliannya
dan mempercayainya. Interaksi dalam hubungan kerja ini merupakan hal yang terpenting
dalam praktek berprofesi. Hubungan kerja ini terutama didasarkan oleh saling percaya.
Aturan hubungan kerja professional harus diwujudkan dalam bentuk pegangan yang disatu
pihak berbentuk landasan hokum untuk menjamin perlindungan terhadap masyarakat yang
menggunakan jasa professional itu, serta untuk menjamin nafkah bagi dan dapat
dihasilkannya karya yang terbaik oleh siprofesional. Dilain pihak berbentuk kode etik dan
kaidah tata laku profesi, untuk menjamin terhindarnya tindakan kesewenang-wenangan.
Esensi dari peraturan/perundangan tentang profesi adalah mengatur seluk beluk interaksi
dalam praktek berprofesi, untuk tujuan sebesar-besarnya memperoleh hasil karya yang
terbaik dan jaminan perlindungan kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai