Anda di halaman 1dari 19

TEMA : MASALAH ETIKA PROFESI SEORANG PWK

MASALAH KODE ETIK PROFESIONAL DALAM


DUNIA KERJA SEORANG PWK
MATA KULIAH ETIKA PROFESI
(PWK4511)
KELOMPOK 4

Lucy J. Wagey Kheren G. Lumenta Meyka P. Manginsela Bianca Y. Rawung


19021105073 19021105040 19021105049 19021105018
PENDAHULUAN
Etika merupakan aturan, norma, kaidah, atau tata cara - Prinsip Otonomi, yaitu setiap orang memiliki
yang biasa digunakan sebagai pedoman dalam wewenang dan kebebasan bekerja juga
melakukan perbuatan dan tingkah laku sehari-hari. berpendapat sesuai dengan profesi yang
Tak hanya dalam kegiatan bermasyarakat, etika juga dijalankannya.
digunakan dalam dunia kerja yang disebut dengan - Prinsip Integritas Moral, yaitu seorang profesional
etika profesi. wajib memiliki prinsip moral dan kejujuran yang
masuk ke dalam integritas moral. Kamu harus
Pengertian etika profesi adalah sebuah sikap hidup memiliki sikap yang adil, mementingkan profesi,
yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada dan juga kepentingan konsumen atau masyarakat.
seseorang yang sifatnya profesional. Etika ini - Prinsip Tanggung Jawab, yaitu ketika bekerja kita
berhubungan dengan masyarakat atau konsumen perlu menanamkan sikap tanggung jawab atas
secara langsung. tugas atau pekerjaan yang dilakukan.
- Prinsip Keadlian, seperti sila ke-5, keadilan bagi
Etika profesi berperan sebagai tata cara atau norma seluruh rakyat Indonesia. Pada pekerjaan juga, kita
yang secara tegas menyatakan baik buruknya sikap perlu menanamkan prinsip keadilan dalam
seorang profesional untuk bertindak sesuai aturan pekerjaannya kepada rekan kerja atau konsumen.
yang sudah diterapkan.

Etika Profesi memiliki 4 prinsip, yaitu :


Tujuan etika profesi adalah sebagai berikut.
1) Munculnya kesadaran moral atau kemahiran dalam
mengenali masalah moral dalam profesi,
2) Memahami dan menilai pandangan berbeda dari pihak lain,
3) Koherensi moral dengan membentuk sudut pandang konsisten
yang berdasarkan fakta,
4) Mengungkapkan dan mendukung pandangan seseorang
kepada orang lain secara profesional,
5) Mampu bertanggung jawab secara profesional,
6) Menghormati orang lain dengan menunjukkan kepedulian
terhadap kesejahteraan orang lain,
7) Menerima perbedaan secara wajar dalam perspektif moral
profesional dari segi apapun.

Sedangkan untuk manfaat etika profesi adalah seseorang dapat


memiliki rasa tanggjung jawab, menjadi tertib, lingkungan kerja
yang sehat, meningkatkan produktivitas kerja, menyokong
perubahan lebih baik, dsb.
Skil yang diperlukan :
• Tingkatkan kepekaan : Penting bagi seorang profesional
untuk memahami seluruh kondisi bisnis dan sistem kerja.
Untuk menjadi profesional, tidak hanya penting untuk
membangun skill sesuai dengan ilmu, tetapi juga penting
untuk mengetahui cara menghargai dan berinteraksi secara
profesional dengan semua komponen perusahaan.

• Pola pikir dan sikap positif : Kemampuan berpikir dan


bersikap positif mampu menjaga suasana profesional yang
kondusif meskipun masalah-masalah pekerjaan yang
dihadapi tidak selalu mudah. 

• Percaya diri sendiri dan rekan kerja : Menjadi


profesional bukan berarti bisa melakukan segalanya sesuatu
sendiri. Kamu tetap butuh orang rekan kerja dan lingkungan
untuk bisa menjadi profesional yang baik. Mempercayai
kemampuan diri sendiri memang penting, namun
mempercayai rekan kerja, atasan, dan seluruh komponen
perusahaan juga sangat penting.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Perencanaan kota dan wilayah dapat didefinisikan sebagai


proses pengambilan keputusan untuk mewujudkan tujuan-tujuan
ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup melalui
pengembangan visi tata ruang, strategi dan rencana, dan
penerapan seperangkat prinsip-prinsip kebijakan, alat-alat,
mekanisme partisipatif kelembagaan, dan prosedur pengaturan.

Perencanaan Wilayah dan Kota adalah jurusan yang


mempelajari kondisi ruang masa kini dan merencanakannya
untuk kebutuhan masa depan. Ruang lingkup yang dipelajari
mulai dari skala kecil yaitu satu RT hingga skala kota dan skala
yang lebih luas.

Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) dikenal juga dengan


nama jurusan Teknik Planologi. Jurusan ini mempelajari
perencanaan kota dan wilayah dengan mempertimbangkan
berbagai aspek termasuk aspek sosial, ekonomi, dan politik.
TEORI
Profesi adalah suatu hal yang
berkaitan dengan bidang tertentu
atau jenis pekerjaan, dalam hal ini Seorang perencana harus memiliki
adalah profesi yang berkaitan pengetahuan yang luas, dimana pengetahuan
dengan Perencaan Wilayah dan tersebut dapat memberikan efek positif bagi
Kota. Profesi yang berkaitan masyarakat, suatu tempat dan lingkungan.
dengan Perencanaan Wilayah Pekerjaan sebagai perencana sangat luas
dan Kota adalah cakupannya, dan untuk menjadi seorang
Perencana. Setiap profesi pasti perencana, kita harus menikmati dan
memiliki kode etik, begitupula membiasakan diri dengan beberapa hal,
halnya dengan perencana. Kode seperti kerja tim, pemahaman data dan angka,
etik adalah sebagai pandangan dapat berkomunikasi dengan baik, mengatasi
manusia dalam perilaku menurut permasalahan, dan adanya tambahan jam
ukuran nilai yang baik (Drs. O. P. kerja.
Simonangkir).
Setiap profesi maupun pekerjaan memiliki tantangan tersendiri, begitu pula dengan
profesi perencana wilayah dan kota. Adapun tantangan yang akan dihadapi seorang
perencana dalam menjalankan pekerjaannya adalah:
o Perubahan dalam lingkungan eksternal/global & internal/lokal.
o Aspek ekonomi, sosial budaya,  politik, fisik-lingkungan & teknologi.
o Makin banyaknya aktor (stakeholder) yang terlibat dalam perencanaan wilayah dan kota
dengan kepentingannya masing-masing.

Seseorang yang memiki profesi sebagi perencana dapat diakui jika


sudah mendapat pengakuan baik secara akademik (lulus dari suatu
lembaga pendidikan), dan pengakuan professional (diberikan suatu
asosiasi profesi tertentu). Di Indonesia, pengakuan akademik
didapatkan dari perguruan tinggi dan untuk pengakuan professional
didapatkan dari Ikatan Ahli Perencanaan.
Ikatan Ahli Perencanaan (IAP), merupakan
suatu organisasi yang dibentuk karena
perkembangan ilmu PWK yang pesat,
pengembangan dan pemanfaatan keahlian
PWK, serta perlunya para ahli PWK
berhimpun dalam suatu organisasi profesi.

Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) ini berfungsi sebagai wadah


pembinaan, komunikasi, konsultasi dan koordinasi antar ahli
PWK dan antara ahli PWK dengan tenaga ahli lain, juga
sebagai wadah penyalur aspirasi dan kepentingan ahli PWK di
Indonesia. Tujuan dari Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) ini
adalah mengembangkan keahian PWK serta meningkatkan
mutu, kesejahteraan, dan persatuan kesatuan bagi segenap
ahli PWK di Indonesia.
Nilai-nilai yang harus diperhatikan sebelum membuat perencanaan. Nilai – nilai ini digunakan para
planner saat merencanakan suatu wilayah/kota. Nilai-nilai ini harus diperhatikan dengan baik sebelum
merencanakan agar rencana yang akan kita rancang lebih tersusun dengan baik. Nilai-nilai ini juga
digunakan sebagi pedoman untuk menyelaraskan dengan tujuan yang akan dilaksanakan.

01 Nilai Teknik 02 Nilai Sosial


05 Nilai Estetika
03 Nilai Keamanan 04 Nilai Ekonomi

Nilai – Nilai
Perencanaan
Prinsip-Prinsip
Profesi
 Melayani dan memperhatikan kepentingan publik
Perencana
 Mendorong partisipasi publik
 Berdasar kepada perencanaan menyeluruh dan keputusan bijaksana.
 Mengembangkan pilihan dan kesempatan bagi kepentingan semua lapisan
masyarakat.
 Membuka peluang koordinasi dalam proses perencanaan.
 Menghindari konflik kepentingan.
 Tidak memberikan/mengharapkan imbalan keuntungan yang akan
mempengaruhi perencana.
 Menerima pendapat dari manapun dalam usaha penyempurnaan rencana yang
dibuatnya.
 Mempergunakan data dan informasi yang benar dalam proses perencanaan.
 Dalam kiparah kegiatan profesinya berdasar dan patuh kepada kode etik
professional
Kode Etik Seorang Perencana
02
Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat Tanggung Jawab Terhadap Client atau Atasan

• Memperhatikan kosekuensi • Mengambil keputusan profesional


• Memberikan informasi • Tidak boleh menerima pekerjaan jika ada konflik
01 •

Memberi peluang pribadi
• Menerima dan mengolah keputusan dan usulan
Membuka peluang
• Memperhatikan keseimbangan • Tidak menerima komisi diluar ketentuan dan
lingkungan hidup secara sosial, dapat menjaga rahasia.
ekonomi dan fisik.

Tanggung Jawab terhadap Profesi dan Rekan Sejawat


Tanggung jawab Terhadap Dirinya Sendiri
Melindungi dan meningkatkan itegritasnya • Tidak melakukan hal yang tercela •
Menampilkan kualifikasi dan pandangan • Tidak diskriminatif •
Membagi dan menyebarluaskan pengalaman • melanjutkan pendidikan profesional • 04
Bertanggung jawab • Totalitas •
Menyadari nilai etika dan moral •
Bersedia menyesuikan diri •

03
Modal Etika dalam Perencanaan
Moral Development
Rangkaian tahapan moral dengan cakupan moral dan berprinsip .

Substansi Philosifical

Mengacu pada teori moral.

Substantive Professional
Mengidentifikasi pada individu yang berperan spesifik.

Proses Driven

Berkaitan dengan proses non spesifik pembuatan keputusan suatu etika.

Integratif
Mencari teori etika secara terpadu dan mengacu pada prinsip, nilai dan kepercayaan moral.
Contoh Pekerjaan Seorang Planner

1 3
.
Di lembaga pemerintahan :
.
Dosen
- Bappenas Seorang lulusan PWK juga dapat
- Kementrian Lingkuangan Hidup menjadi tenaga pengajar
- Pemerintah Daerah (Bappeda, Dinas

2TataKota)
4
.
Sektor swasta : Lembaga Swadaya Masyarakat
.
- kontraktor/konsultan perencanaan Bertugas untuk menampung aspirasi
kota/wilayah, pembangunan jalan. masyarakat terkait masalah
- Developer/real estate pembangunan daerah dan juga
- Konsultan property bertanggung jawab untuk memproses
maupun mengelola aspirasi tersebut
Contoh Kasus Pelanggaran pada
Etika Perencanaan
Pelanggaran RTRW
Salah satu kasus pelanggaran RTRW yang terjadi dapat kita cermati di Provinsi Riau yang
melibatkan Gubernur Riau Aanas Maamun. Aanas diduga menerima suap dari
pihakpengusaha hutan tanaman industri agar segera mensahkan rancangan RTRW provinsi
Riau yang didalam nya terdapat rencana alih fungsi lahan kawasan hutan seluas 1,6 juta
Ha menjadi kawasan non hutan (www.sindonews.com). Dijelaskan bahwa RTRW
Provinsi Riau sudah 10 tahun lebih terbengkalai dan tidak bisa di sahkan karena terkait
pengalihan fungsi kawasan hutan hal ini dikarenakan draft RTRW provinsi Riau tidak
mendapatkan rekomendasi dari Kementrian Kehutanan dengan alasan draft RTRW provinsi
Riau melanggar batas kawasan hutan yang telah ditetapkan dalam peta TGHK (tata guna
hutan kesepakatan). Pemerintah Provinsi Riau dalam draft RTRW meminta agar perijinan
yang melanggar peta TGHK agar di putihkan akan tetapi Kementrian Kehutanan berkeras
bahwa pengalih fungsian kawasan hutan tidak dapat dilakukan begitu saja, harus
melalui prosedur peraturan yang melibatkan pertimbangan anggota DPR di tingkat
pusat. Di sisi lain pada lahan-lahan kawasan hutan terdapat ijin dari Kementrian Kehutanan
di masa lalu untuk Hutan Tanaman Industri dan Perkebunan dimana status kawasan
tersebut tidak sesuai dengan peruntukkannya.
Mencertamti kasus diatas tentunya Berdasarkan informasi ini, maka muncul
sangat Panjang jika ditinjau dari sisi teori gambaran bahwa dilemma RTRW yang
perencanaan baik sisi substansi terjadi di Provinsi Riau secara tidak
perencanaan maupun prosedur langsung juga diakibatkan beberapa
perencanaan. pihak “perencana” antara lain:
Perencana dalam konteks di atas bukan - Instansi tingkat daerah (Dinas
hanya melibatkan pejabat public tetapi Kehutanan provinsi/kabupaten)
juga setap stakeholder yang terkait - Instansi Pusat (Kementrian Kehutanan)
dalam penyusunan RTRW. - Kepala Daerah (Gubernur/Bupati)
Aspek etika dan moral mutlak diperlukan - Komisi Amdal
dan wajib di pahami oleh seriap - Konsultan Penataan Ruang dan
stakeholder baik dalam proses AMDAL
penyusunan tata ruang, pelaksanaan
tata ruang dan penertiban tata ruang.
RANGKUMAN
Etika profesi dibutuhkan pada setiap pekerjaan dengan tujuan
bisa bertanggung jawab, memahami dan menerima perbedaan,
serta menghormati orang lain. Dalam dunia seorang perencana
wajib memiliki pengetahuan luas dimana salah satu syarat
menjadi perencana yaitu memiliki wawasan luas dan mampu
beradapatasi dengan lingkungan yang berubah-ubah. Di
Indonesia, pengakuan akademik didapatkan dari perguruan
tinggi dan untuk pengakuan professional didapatkan dari Ikatan
Ahli Perencanaan. Seorang perencana memiliki 4 kode etik,
yaitu :
1. Tanggung jawab terhadap masyarakat
2. Tanggung jawab terhadap klien atau atasan
3. Tanggung jawab terhadap profesi atau rekan
4. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Contoh pekerjaan yang bisa di ambil ialah Bappeda, Dinas Tata
Kota, Kontraktor atau Konsultan Perencanaan, dan dosen
KESIMPULAN SARAN
Sebagai seorang perencana, Tantangan seorang perencana yaitu
dalam dunia kerja selain dunia yang selalu berevolusi
dibutuhkan skill kemampuan membuat seorang perencana
tetapi perlu diimbangi dengan disarankan belajar beradaptasi
kode etik agar dapat terciptanya dengan cepat pada lingkungan yang
hubungan yang baik, di antara ada, selain itu tidak mementingkan
masyarakat, klien, atasan hal pribadi. hal ini bisa menunjang
ataupun rekan kerja. Hal ini relasi yang banyak dan hubungan
merupakan salah satu faktor yang baik antara sesama
dalam mendukung hasil kerja
agar bisa lebih maksimal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai