Anda di halaman 1dari 10

RESUME

MAKALAH PENGEMBANGAN PROFESI BK

Disajikan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir

Dosen Pengampu:

Yurike Kinanthy Karamoy, M.Pd, Kons

Disusun Oleh :

MOH. ARIFIN (2103402021069)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2023
KELOMPOK 1

KONSEP PROFESI

 Pengertian dan Ciri Profesi


Profesi yaitu suatu jabatan atau pekerjaan berdasarkan bidang keahlian yang
khusus dan kemampuan yang mempunyai tugas utama dalam melayani masyarakat.
Adapun ciri-ciri profesi yaitu:
1. Suatu profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang memiliki fungsi
dan kebermaknaan sosial yang sangat menentukan.
2. Harus menampilkan pelayanan yang khusus yang didasari atas teknik-teknik
intelektual dan keterampilan keterampilan tertentu yang unik.

3. Penampilan pelayanan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin saja,


melainkan bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang
menuntut pemecahan Dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
4. Para anggotanya memiliki kerangka ilmu yang sama yaitu yang didasarkan atas
ilmu yang jelas, sistematis, dan eksplisit bukan hanya didasarkan atas akal sehat
(common sense) belaka.
5. Untuk dapat menguasai kerangka ilmu itu diperlukan pendidikan dan latihan
dalam jangka waktu yang cukup lama.
6. Para anggotanya secara tegas dituntut memiliki kompetensi minimum
melalui prosedur seleksi, pendidikan dan latihan, serta lisensi ataupun sertifikasi.
7. Standar tingkah laku bagi anggotanya dirumuskan secara tersurat
(eksplisit) melalui kode etik yang benar benar diterapkan, setiap pelanggaran atas
kode etik dapat dikenakan sanksi tertentu.

 Sikap dan Etika Profesional


Sikap yaitu cara pandang individu merespon dan memandang sesuatu, baik
itu objek, ide orang dan situasi. Seorang konselor harus bisa bersikap
professional, agar konseli yang datang kepada konselor merasa nyaman,
terpercaya, dan dapat mendapatkan menfaat yang maksimal dari proses konseling.
Sedangkan Etika yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang tertulis maupun
tidak tertulis yang harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada lima prinsip dasar mengenai etika yang merupakan bagian dari sebuah
pemberian bantuan yang berfungsi untuk meningkatkan etika seorang konselor
hingga menuju level profesional, yaitu otonomi, tidak melanggar kode etik
sebagai seorang konselor dan konseli, dengan penuh kasih sayang, menggunakan
prinsip keadilan, dan menggunakan kesetiaan.

KELOMPOK 2

KETERLIBATAN NILAI-NILAI PRIBADI KONSELOR DAN KONSELI DALAM


MELAKUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

 Konsep Nilai dan Nilai-nilai Pribadi Konselor & Konseli


Nilai yaitu suatu penghargaan tertentu terhadap standar yang mengarah pada
sikap atau perilaku. Jadi Kualitas nilai konselor adalah semua kriteria keunggulan
termasuk pribadi (sikap dan perilaku), pengetahuan wawasan keterampilan dan nilai-
nilai yang dimiliki yang akan memudahkan dalam proses konseling sehingga
mencapai tujuan dengan efektif.
Kualitas nilai pribadi konselor yaitu suatu kriteria yang menyangkut segala
aspek kepribadian yang sangat penting dan menentukan keefektifan konselor jika
dibandingkan dengan pendidikan dan latihan yang di peroleh.
Dalam proses konseling, konselor berhak untuk mengintervensi perilaku
untuk membantu memfasilitasi konseli menuju ke arah bagaimana seharusnya.
Bahwa masalah dan sistem nilai sebagai kondisi obyektif dari konseli, konselor tidak
dapat membiarkannya mereka (konseli) dalam situasi itu, namun demikian tindakan
yang dapat diterima oleh konseli harus menunjukkan professional conductif yang
merupakan perilaku standar yang seharusnya ditampilkan oleh seorang konselor.

 Keterlibatan Nilai-Nilai Pribadi Konselor dan Konseli dalam Melakukan Bimbingan


dan konseling
Keterlibatan nilai-nilai pribadi konselor dan konseli merupakan hal yang
penting dalam proses bimbingan dan konseling. Nilai-nilai pribadi
mempengaruhi bagaimana konselor memahami dan merespon konseli, serta cara
konseli memandang saran atau pandangan dari konselor. Konselor seharusnya
memiliki kesadaran yang tinggi terhadap nilai-nilai pribadinya sendiri, sehingga
dapat meminimalkan pengaruh nilai-nilai yang mungkin dapat mengganggu atau
mengarahkan konseli ke arah tertentu.

KELOMPOK 3

KEKUATAN DAN KETERBATASAN PERSONAL DAN PROFESIONAL

 Kekuatan dan Keterbatasan Konselor Sebagai Personal dan Profesional


Bimbingan dan konseling harus di lakukan secara optimal agar
konseli mendapatkan pelayanan atau bantuan. Suatu layanan pemberian
bantuan dikakuan oleh konselor kepada seorang klien atau peserta didik
dengan tujuan agar klien dapat memahami dirinya sendiri, dapat membuat
keputusan, memahami potensi atau kemampuan yang dimilikinya, mengetahui
cara mengembangkan potensi tersebut, serta dapat bertanggung jawab
atas setiap keputusan yang diambilnya.
Konselor harus memiliki sikap profesional yang merupakan suatu
kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, positif atau negatif
terhadap berbagai keadaan sosial baik institusi, pribadi, situasi, ide, konsep
dan sebagainya. Seorang profesional tentu saja akan menerapkan keahlian
yang dimilikinya kepada masyarakat. Penyalahgunaan atau penyimpangan
penggunaan keahlian ini tentu akan sangat merugikan masyarakat. Oleh
karena itu diperlukan suatu etika profesi yang dalam hal ini bertindak
sebagai “self control”. Karena seorang professional mendapatkan
keahliannya melalui proses pendidikan berkualitas tinggi, maka pembentukan
etika profesi juga harus dilakukan oleh rekan sejawat, sesama profesi
sendiri. Inilah yang menyebabkan timbulnya organisasi profesi dengan
perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini Jelas
akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi.

KELOMPOK 4
KERJA SAMA PROFESIONAL DENGAN TEMAN SEJAWAT DAN ANGGOTA
PROFESI LAIN

 Hubungan Dan Kerja Sama Antar Profesi


Hubungan dan kerja sama antar profesi yaitu suatu bentuk kerja sama antara
individu atau kelompok yang memiliki profesi berbeda untuk mencapai tujuan
bersama. Kerja sama ini sangat penting dalam meningkatkan kualitas pekerjaan
masing-masing profesi dan juga dalam meningkatkan status kesehatan bangsa
Indonesia.
Kerja sama antar profesi dan teman sejawat sangat penting dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawab masing-masing profesi. Berikut adalah beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk membangun kerja sama antar profesi dan teman sejawat:
1. Membangun komunikasi yang baik dan terbuka antar profesi dan teman sejawat.
2. Menghargai peran dan tanggung jawab masing-masing profesi.
3. Membuat kesepakatan bersama mengenai tugas dan tanggung jawab masing-
masing profesi dalam menjalankan tugas.
4. Membuat program kerja sama antar profesi dan teman sejawat untuk mencapai
tujuan bersama.
5. Mengikuti pelatihan dan seminar yang diadakan oleh profesi lain untuk
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai profesi lain.

 Keterampilan Pengembangan Kerja Sama Dengan Teman Sejawat Dan Anggota


Profesi Lain
Dalam mengembangkan kerja sama dengan teman sejawat dan profesi lain,
terdapat beberapa bidang keterampilan yang penting, yaitu: Komunikasi yang efektif,
Empati, Kemampuan Mendengarkan, Keterbukaan terhadap ide baru, Fleksibilitas,
Membangun kepercayaan, Kolaborasi, Mengatasi konflik, Berpikir kreatif,
Manajemen akwtu.

KELOMPOK 5

KODE ETIK PROFESI

 Pengertian dan Fungsi Kode Etik


Kode etik suatu profesi yaitu norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya
di masyarakat.
Fungsi kode etik yaitu sbb:
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutahkan dalam berbagai
bidang.

 Kasus-kasus Pelanggaran Kode Etik


1. Bentuk Pelanggaran terhadap Konseli
Contoh : Menyebarkan/membuka rahasia konseli kepada orang yang tidak terkait
dengan kepentingan konseli.
2. Bentuk Pelanggaran terhadap Organisasi Profesi
Contoh : Tidak mengikuti kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan oleh
organisasi profesi.
3. Bentuk Pelanggaran terhadap Rekan Sejawat dan Profesi Lain yang Terkait
Contoh : Melakukan tindakan yang menimbulkan konflik (penghinaan, menolak
untuk bekerja sama, sikap arogan)

 Sebab Pelanggaran Kode Etik


Pelanggaran kode etik disebabkan masih lemahnya kemampuan menerapkan
self-regulation sebagaian anggota profesi. Jika penerapan self- regulatian di
antara sesama teman sejawat saja sulit diterapkan, apakah mungkin hal itu dapat
dilakukan kepada atasan atau pimpinan organisasi profesi yang mempunyai
pengaruh terhadap kelancaran karir profesinya.
Sejatinya seorang profesional akan teruji manakala ia mampu menempatkan
etika profesi di atas pertimbangan- pertimbangan lain seperti pengaruh
jabatan, kekeluargaan/ kekerabatan, pertemanan, hubungan yang bersifat
simbiosis- mutualism (timbal balik yang saling-menguntungkan), keuntungan
finansial dan sebagainya.
KELOMPOK 6

PROFESIONALISASI PROFESI BK

 Pengertian Profesionalisasi
Istilah ini merunjuk pada suatu usaha atau kegiatan dalam rangka menjadikan
diri sebagai orang yang profesional. Usaha atau kegiatan yang dimaksud adalah
belajar sendiri, belajar terprogram dalam suatu lembaga terakreditasi, seminar,
pelatihan, atau kegiatan-kegiatan lain yang serupa dengan nama yang berbeda-beda
seperti in-service training, upgrading, lokakarya, workshop dan sebagainya.

 Kriteria Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling


1. Bersifat layanan kemasyarakatan
2. Khas dan jelasnya tugas
3. Penggunaan cara-cara ilmiah
4. Petugas yang berwenang dan standar seleksi

 Usaha-usaha Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling


1. Keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan penyusunan kurikulum pendidikan
konselor
2. Pengembangan pekerjaan konselor (membimbing dan mengkonseling) sebagai
jabatan fungsional
3. Perantara pelatihan guru pembimbing tingkat nasional bekerjasama dengan pihak
resmi,

KELOMPOK 7

ORIENTASI ORGANISASI PROFESI BIMBINGAN DAN KOSELING

 Orientasi Bimbingan dan Konseling


Layanan orientasi yaitu layanan Bimbingan dan Konseling yang
memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh
besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti
sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik dilingkungan yang baru ini.
Dalam bimbingan konseling sendiri orientasi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
orientasi perorangan, orientasi perkembangan, dan orientasi permasalahan.

 Organisasi Profesi Bimbingan dan Konseling


Organisasi profesi merupakan suatu wadah tempat para anggota profesi
tersebut menggabungkan diri untuk mendapatkan perlindungan, suatu organisasi
profesi terbentuk dari latar belakang solidaritas di antara para pengemban bidang
pekerjaan yang bersangkutan, dorongan dari dalam diri mereka sendiri (secara
intrinsik), dan dapat pula dikarenakan lingkungan mereka (secara ekstrinsik).
 Dalam menjalankan visinya, organisasi profesi bimbingan dan konseling
memiliki misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas profesi dan hasil pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
2. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan profesi bimbingan dan
konseling.
3. Meningkatkan kesejahteraan konselor.
4. Memberi perlindungan hukum pada konselor dalam menjalankan tugas
profesinya.
5. Memberikan layanan pada masyarakat pengguna jasa profesi bimbingan dan
konseling
 Fungsi Organisasi Profesi (dalam hal ini ABKIN) sbb:
1. Memantapkan landasan keilmuan dan teknologi dalam wilayah konseling.
2. Menetapkan standar profesi konseling.
3. Mengadakan kolaborasi dengan lembaga pendidikan konselor dalam
menyiapkan tenaga profesi konseling.
4. Menyiapkan/melaksanakan upaya kredensialisasi bagi tenaga profesi
konseling dan lembaga pengembangannya.
5. Supervisi pelayanan konseling yang dilakukan oleh perorangan maupun
lembaga.
 Peran Organisasi Profesi (dalam hal ini ABKIN) sbb:
1. Penyiapan pendidikan profesi konselor
2. Penyusunan kompetensi konselor
3. Penataan pendidikan professioanal konselor
4. Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan
formal
5. Standart kualifikasi Akademik dan kompetensi konselor
6. Sertifikasi guru bimbingan dan konseling

KELOMPOK 8

KINERJA KONSELOR PROFESIONAL

 Kinerja Konselor
Kinerja konselor yaitu kemampuan seorang konselor dalam melaksanakan
tugasnya secara optimal sesuai dengan keahlian yang dimilikinya pada tempat dia
bekerja. Jadi kinerja konselor dapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh seorang
konselor dalam mencapai hasil kerjanya, dimana hasil kerja tersebut dapat diukur
secara kualitas dan kuantitas. Tugas dan tanggung jawab kinerja konselor meliputi
memberikan pelayanan kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhan mereka,
membantu peserta didik mengembangkan dirinya secara optimal, dan
memberikan pelayanan bimbingan dan konseling yang bermutu tinggi.

 Penilaian Kinerja Konselor Guru Bimbingan dan Konseling


Sistem PK ( Penilaian Kinerja) Guru BK adalah sistem penilaian yang
dirancang untuk mengidentifikasikan kemampuan guru dalam melaksanakan
tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan dalam
unjuk kerjanya.
Secara umum, PK Guru BK memiliki 2 fungsi utama yaitu sbb:
1. Menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan
keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
2. Menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran,
pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/ madrasah. Angka kredit dihitung dari kinerja yang dilakukan pada
tahun PK Guru BK tersebut dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai