Anda di halaman 1dari 31

ETIKA KOMUNIKASI ORGANISASI

PELATIHAN KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI

Disusun oleh

Rizky Permana

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
CIAWI – BOGOR
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
sehingga Modul Etika Komunikasi Organisasi yang akan dipergunakan
dalam Pelatihan Komunikasi Dalam Organisasi telah dapat diselesaikan.
Modul ini merupakan edisi pertama sebagai petunjuk praktis agar peserta
dimudahkan dalam mengikuti pelatihan ini dan nantinya ketika kembali
ke instansi atau daerah asal dapat terus mempraktekkkan pelatihan ini
secara terus - menerus

Atas nama Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Ciawi - Bogor,


kami mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
penyusun yang telah bekerja keras menyusun Modul ini. Begitu pula
halnya dengan para pihak yang telah memberikan review dan masukan,
kami ucapkan terimakasih.

Kami sangat menyadari bahwa Modul ini jauh dari sempurna. Dengan
segala kekurangan yang ada pada Modul ini, kami mohon kesediaan
pembaca untuk dapat memberikan masukan yang konstruktif guna
penyempurnaan selanjutnya, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.

Ciawi, Februari 2020


Kepala Pusat,

Ir Heri Suliyanto, MBA

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. 1
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. 3
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………..…….. 4
BAB 2 JENIS – JENIS ETIKA KOMUNIKASI………………………..… 8
BAB 3 ETIKA DALAM KOMUNIKASI……………………………………….. 18
BAB 4 ETIKA DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI……………………… 24

BAB 5 PENUTUP……………………………………………………………. 29

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 30

BIODATA PENULIS…………………………………………………………. 31

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Modul merupakan hal dasar yang harus dimiliki oleh setiap
lembaga pelatihan. Setiap fasilitator diwajibkan untuk memiliki modul
sebagai acuan dalam mengajar. Ketersediaan modul pada setiap
lembaga pelatihan diatur dalam standar isi dan standar proses
pelatihan. Kedua peraturan tersebut merupakan prinsip
penyelenggaraan pelatihan. Standar proses dibuat dengan tujuan
menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di berbagai bidang.
Kompetensi tersebut dapat diwujudkan melalui perencanaan proses
pembelajaran yang telah ditetapkan meliputi silabus dan rencana
pembelajaran (RP). Kesesuaian pelaksanaan proses pembelajaran
dengan perencanaan proses pembelajaran menjadi penunjang
tercapainya kompetensi lulusan. Silabus dan rencana pembelajaran
(RP) memuat hal-hal yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Dua hal diantaranya mengenai materi ajar dan sumber
belajar. Kedua komponen tersebut yang nantinya akan menunjang
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Modul dalam peranannya sebagai pemberi informasi sangat
dibutuhkan oleh fasilitator dan peserta. Fasilitator harus mampu
mengolah serta menelaah setiap informasi didalamnya agar dapat
diserap secara tepat. Inovasi dalam penggunaan berbagai modul sangat
penting untuk menambah wawasan peserta. Kebiasaan penggunaan
bermacam-macam modul akan mempermudah mengembangan
kualitas yang diharapkan. Fasilitator harus berusaha untuk menjadi
fasilitator yang baik dengan menyediakan modul dan
memanfaatkannya dengan baik.
Sebagai salah satu modul, modul ini mencoba menjawab
ketersediaan modul yang masih kurang terkait etika komunikasi
organisasi. Komunikasi menjadi alat utama dalam interaksi pada suatu
4
organisasi agar dapat berjalan dengan baik. Untuk menunjang hal
tersebut diperlukan suatu etika dalam berkomunikasi sehingga
mengurangi atau meminimalisasi kesalahpahaman atau
ketidaksinkronan dalam berkomunikasi.

B. Deskripsi Singkat
Modul ini memberikan pemahaman mengenai etika komunikasi dalam
suatu kegiatan kerja. Etika komunikasi dalam modul ini difokuskan
pada etika komunikasi yang terjadi dan berlangsung dalam organisasi.
Dengan terciptanya etika komunikasi timbal balik yang baik antara
pimpinan dan karyawan, akan menimbulkan produktivitas kerja yang
baik. Dengan kata lain tanpa adanya komunikasi, maka pekerjaan
suatu organisasi akan menjadi tidak sesuai dengan rencana yang sudah
ditetapkan sehingga tujuan-tujuan yang diharapkan tidak akan
tercapai. Modul ini juga seperti apa etika yang seharusnya
diterapkan setiap individu menetapkan sikap dan pola perilaku
ideal dan apa yang seharusnya dijalankan individu, dan apa tindakan
yang seharusnya dilakukan dalam berkomunikasi

C. Manfaat Modul Bagi Peserta


1. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan lebih menarik
2. Peserta lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar
secara mandiri
3. Peserta mendapatkan kemudahan dalam mempelajari kompetensi
yang harus dikuasai

D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Peserta dapat memahami etika berkomunikasi dalam organisasi
2. Indikator Hasil Belajar
Peserta dapat :
a. Memahami jenis - jenis etika komunikasi
5
b. Memahami etika dalam komunikasi
c. Memahami etika komunikasi dalam organisasi

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Memahami jenis - jenis etika komunikasi
a. Pengertian Etika
b. Aliran Etika
c. Jenis – jenis etika komunikasi
2. Memahami etika komunikasi
a. Etika Komunikasi
b. Teknik Komunikasi Yang Baik
3. Memahami etika komunikasi dalam organisasi

F. Petunjuk Belajar
Untuk mendapatkan hasil maksimal saat belajar menggunakan modul
ini, maka disediakan beberapa petunjuk penggunaan modul antara
lain:

Petunjuk Bagi Peserta


1. Bacalah dan pahami dengan baik uraian materi yang disajikan pada
masing-masing kegitan pembelajaran. Apabila terdapat materi yang
kurang jelas segera tanyakan kepada fasilitator.
2. Kerjakan setiap kegiatan diskusi, soal latihan dengan baik untuk
melatih kemampuan penguasaan pengetahuan konseptual.
3. Untuk kegiatan “Kegiatan Diskusi” yang berisi kegiatan praktik,
perhatikan hal-hal yang berisi petunjuk. Jika ada kegiatan yang
belum dipahami, tanyakan pada fasilitator hingga jelas.

Petunjuk Bagi Fasilitator


1. Memotivasi peserta dalam mengerjakan soal-soal latihan untuk
melatih kemampuan pemahaman etika komunikasi dalam
organisasi
6
2. Membimbing peserta yang merasa kesulitan menyelesaikan tugas
3. Mengarahkan peserta untuk mempraktekkan penggunaan etika
komunikasi dalam organisasi didalam kelas tatap muka

7
BAB II
JENIS – JENIS ETIKA KOMUNIKASI

Indikator Hasil Belajar : Setelah proses pembelajaran ini peserta dapat


memahami tentang jenis – jenis etika komunikasi

A. Pengertian Etika
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga
pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu system yang
mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan
pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan
sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga
kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang,
tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin
agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat
kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi
umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di
masyarakat kita.
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku,
adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan
menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika
atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani “ethos” yang
berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah- kaidah dan ukuran-ukuran
bagi tingkah laku manusia yang baik. Selain itu dari segi etimologi (asal
kata), istilah etika berasal dari kata Latin ethicus yang berarti
kebiasaan. Sesuatu dianggap etis atau baik, apabila sesuai dengan
kebiasaan masyarakat.
Pengertian lain tentang etika ialah sebagai studi atau ilmu yang
membicarakan perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang
dinilai baik dan mana pula yang dinilai buruk. Etika juga disebut ilmu

8
normatif, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan yang
dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai tingkah laku apakah
baik atau buruk, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut
ini :

1. Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan


manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik
dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
prilaku manusia dalam hidupnya.
4. Prof. DR. Franz Magnis Suseno : “Ilmu yang mencari orientasi atau
ilmu yang mmberikan arah dan pijakan dalam tindakan manusia.”
5. James J. Spillane SJ : “Etika adalah mempertimbangkan dan
memperhatikan tingkan laku manusia dalam mengambil suatu
keputusan yang berkaitan dengan moral, yang mana lebih
mengarah pada penggunaan akal budi manusia untuk
menentukan benar atau salah.”
6. Maryani dan Ludigdo : “Seperangkat norma, aturan, atau
pedoman yang mengatur segala perilaku manusia, baik yang
harus dilakukan dan yang harus ditinggalkan, yang dianut oleh
sekelompok masyarakat.

B. Aliran Etika
Suatu ukuran baik dan buruk sifatnya individual yakni akan
dilihat dari orang yang menilainya, karena baik dan buruk itu terikat
pada ruang dan waktu, sehingga ia tidak berlaku secara universal.
Suatu perbuatan dinilai baik atau buruk dapat dilihat dari beberapa
aliran-aliran dari berbagai sudut pandang, antara lain :

9
1. Adat Kebiasaan
Ukuran baik atau buruk menurut adat kebiasaan yakni tergantung
kepada kesetiaan dan ketaatan seseorang (loyal) terhadap
ketentuan adat istiadat. Namun demikian, ukuran menurut adat
ini tidak dapat digunakan sepenuhnya karena ketentuan-
ketentuan dari Hukum Adat yang berasal dari adat istiadat banyak
yang irasional (tidak dapat diterima oleh akal sehat).
2. Kebahagiaan (Hedonisme)
Yang menjadi ukuran baik atau buruk menurut paham ini yaitu
apakah suatu perbuatan tersebut melahirkan kebahagiaan dan
kenikmatan / kelezatan.
3. Bisikan Hati (Instuisi)
Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran hedonisme, yakni
menilai suatu perbuatan baik atau buruk adalah dengan kekuatan
batin tanpa melihat terlebih dahulu akibat yang ditimbulkan dari
perbuatan itu, akan tetapi tujuannya kepada kebaikan budi pekerti.
4. Evolusi
Paham ini berpendapat bahwa segala sesuatunya yang ada di alam
ini selalu (secara berangsur-angsur) mengalami perubahan yakni
berkembang menuju ke arah kesempurnaan. Adapun seorang Filsuf
Herbert Spencer (1820- 1903) mengemukakan bahwa perbuatan
akhlak itu tumbuh secara sederhana kemudian dengan berlakunya
(evolusi) akan menuju ke arah cita-cita , dan cita- cita inilah yang
dianggap sebagai tujuan. Yang menjadi tujuan dari cita-cita manusia
adalah kebahagiaan dan kesenangan, sehingga suatu kesenangan
atau kebahagiaan itu akan selalu berkembang sesuai dengan situasi
dan kondisi sosial.
5. Paham eudaemonisme
Kata eudaemonisme di ambil dari istilah Gerika, yaitu “eudaemonia” dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “kebahagiaan, untuk bahagia”.
Prinsip pokok paham ini adalah kebahagiaan bagi diri sendiri dan
kebahagiaan bagi orang lain.
10
6. Aliran Vitalisme
Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran Naturalism, sebab
menurut penganut paham ini ukuran baik atau buruk itu bukanlah
alam tetapi “vitae” yakni yang sangat diperlukan untuk hidup. Tokoh
terpenting dari aliran ini yaitu F. Niettsche, dia banyak sekali
memberi pengaruh terhadap tokoh revolusioner seperti Hitler. Pada
akhir hayatnya ia menjadi seorang ateis dan mati dalam keadaan
gila, dia memproklamirkan gagasan “God is dead”, Tuhan telah mati, Tuhan
itu tidak ada lagi, maka jauhkanlah diri (putuskan hubungan dengan
Tuhan).
7. Aliran Pragmatisme
Aliran ini menitik beratkan pada hal yang berguna dari diri
sendiri,baik yang bersifat moril maupun materil. Serta
menitikberatkan padapengalaman, oleh karena itu penganut ini
tidak mengenal istilah kebenaran, sebab kebenaran itu bersifat
abstrak dan tidak diperoleh dalam dunia empiris.
8. Aliran Gessingnungsethik
Aliran ini diprakarsai oleh Albert Schweitzer. Yang terpenting
menurut ajaran ini adalah “penghormatan akan kehidupan”, yaitu
sedapat mungkin setiap makhluk harus saling menolong dan
berlaku baik. Ukuran kebaikannya yakni pemeliharaan akan
kehidupan, dan yang buruk yakni setiap usaha yang berakibat
binasa dan menghalang-halangi hidup.
9. Aliran Idealisme
Istilah tersebut berasal dari bahasa Gerika (Yunani), yaitu dari kata
“idea” yang secara etimologis berarti: akal, pikiran, atau sesuatu yang hadir
dalam pikiran, atau dapat juga disebut sesuatu bentuk yang masih
ada dalam alam pikiran manusia. Aliran ini berpendapat bahwa
segala yang ada hanyalah tiada, sebab yang ada itu hanya gambaran
dari alam pikiran (bersifat tiruan), sebaik apa pun suatu tiruan
tentunya tidak akan seindah aslinya (ide). Dengan demikian, yang
baik itu hanya apa yang ada di dalam ide itu sendiri.
11
Selain itu, aliran etika lainnya diuraikan oleh John C. Merill
(1975) yang dapat digunakan sebagai standar menilai tindakan etis,
antara lain deontologis, teleologis, egoisme, dan utilitarisme. Aliran
deontologis (deon = yang harus/wajib, Yunani) melakukan penilaian atas
tindakan dengan melihat tindakan itu sendiri. Artinya, suatu tindakan
secara hakiki mengandung nilai sendiri apakah baik atau buruk.
Kriteria etis ditetapkan langsung pada jenis tindakan itu sendiri. Ada
tindakan/perilaku yang langsung dikategorikan baik, tetapi juga ada
perilaku yang langsung dinilai buruk.
Ukuran etis yang berbeda, dikemukakan oleh aliran teleologis
(telos berarti tujuan). Aliran ini melihat nilai etis bukan pada tindakan
itu sendiri, tetapi dilihat atas tindakan itu. Jika tujuannya baik dalam
arti sesuai dengan norma moral, maka tindakan itu digolongkan sebagai
tindakan etis. Jadi apabila suatu tindakan betujuan jelek, akan
dikategorikan tidak etis.
Etika egoisme menetapkan norma moral pada akibat yag
diperoleh oleh pelakunya sendiri. Artinya tindakan dikategorikan etis
dan baik, apabila menghasilkan terbaik bagi diri sendiri. Etika
utilitarisme (utilitis = berguna) adalah kebalikan dari paham egoisme,
yaitu yang memandang suatu tindakan itu baik jika akibatnya baik bagi
orang banyak. Dengan demikian, tindakan itu tidak diukur dari
kepentingan subyektif individu, melainkan secara obyektif pada
masyarakat umum. Semakin universal akibat baik dari tindakan itu,
maka dipandang semakin etis.

C. Jenis – Jenis Etika Komunikasi


Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan
manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani
hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika
membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat
dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk
12
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan
dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan
dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi
kehidupan manusianya.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam
menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :
1. Etika deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara
kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar
oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai
sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai
dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :


1. Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil
keputusan etis, teori- teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar
yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak
ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika
umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang
membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2. Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar
dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa
berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak
dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan,
yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya
13
menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan
kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak etis, cara bagaimana manusia
mengambil suatu keputusan atau tidanakan, dan teori serta
prinsip moral dasar yang ada dibaliknya. Etika khusus dibagi lagi
menjadi dua bagian :
a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap dirinya sendiri.
b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan
pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak


dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban
manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia
saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan
manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan
(keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan-
pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat
manusia terhadap lingkungan hidup.
Dalam pergaulan dan kehidupan bermasyarakat, antara etika
dan komunikasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Di
manapun orang berkomunikasi, selalu memerlukan pertimbangan
etis, agar lawan bicara dapat menerima dengan baik. Berkomunikasi
tidak selamanya mudah apalagi kalau kita tidak mengetahui jati diri
(latar belakang sosial budaya) mereka yang kita hadapi, tentu kita
akan menebak-nebak dan merancang persiapan komunikasi yang
sesuai dengan tuntutan etis kedua belah pihak. Ketika kita paham
tentang karakter orang yang kita hadapi kita akan lebih mudah
berusaha menampilkan diri sebaik-baiknya dalam berkomunikasi.
Tujuannya adalah menguji sejauh mana perhatian Anda
terhadap teman karib Anda itu. Apabila Anda memiliki perhatian yang
baik, maka Anda akan memahami karakteristik latar belakang sosial
14
budayanya, dan dengan demikian Anda dapat mengusahakan proses
komunikasi yang menyenangkan kedua belah pihak, tanpa melanggar
etika dan tata krama.
Etika yang tergambarkan dalam tata krama berkomunikasi
adalah kebiasaan dan mungkin merupakan kesepakatan dalam
hubungan antarwarga di masyarakat. Ukuran etika itu berlaku secara
selingkung, dan kadang-kadang sulit dimengerti akal sehat. Misalnya
ada bangsa lain yang makan sambil mengeluarkan bunyi ciplak, hal
ini tidak dianggap tidak sopan, malah sangat karena menunjukkan
kesungguhan menikmati hidangan. Sebaliknya bagi kebanyakan
orang Indonesia hal itu dipandang sebagai tidak sopan.
Jenis – jenis etika dalam komunikasi sangat beragam. Secara
ringkas disajikan dalam penjelasan dibawah ini sebagai berikut :
1. Etika Komunikasi Interpersonal Tatap Muka
Komunikasi tatap muka, berarti mempertemukan orang-orang yang
terlibat dalam proses komunikasi. Norma etika mesti kita
perhatikan, karena apabila kita melakukan kesalahan meskipun
tidak disengaja, sangat mung menyebabkan orang lain sakit hati kita
mengatakan, “peliharalah lidah."
2. Etika Berkomunikasi dengan media Telepon
Telepon baik telepon kabel maupun seluler sudah menjadi media
komunikasi yang sangat diperlukan untuk efisiensi penerimaan dan
penyampaian informasi. Jika cara menelepon maupun menerima
telepon tidak mengikuti tata krama maka nama baik akan
dipertaruhkan. Oleh karena itu sejumlah prinsip etika
berkomunikasi dengan telepon sangat perlu dipahami dan
dilaksanakan.
3. Etika Menggunakan Short Message Service (SMS) / Chatting Medsia
Sosial
Komunikasi interpersonal sering dilakukan dengan layanan pesan
pendek baik SMS ataupun menggunakan media chat
WA/Line/Telegram dsb. Di samping harganya murah juga lebih
15
praktis, Kita dapat menjangkau alamat tujuan dengan segera. Ada
norma etika yang lazim digunakan agar isi texting ita terhindar dari
apa yang kurang atau tidak dikehendaki oleh partner komunikasi
4. Etika Menggunakan Email dan Facebook
Teknologi internet telah mengubah cara orang berkomunikasi. E-
mail dan facebook merupakan kunci utama perubahan cara
berkomunikasi. Dengan hanya mempunyai satu alamat email atau
facebook, kita dapat mengikuti berbagai model komunikasi yang
ditawarkan sebagai fasilitas internet. Beberapa model komunikasi
itu, diantaranya Forum, Milis/Group, Situs jejaring sosial, Blog,
Situs sharing file, E-earning menggunakan eleconference. Salah satu
teknologi komunikasi yang berkembang sangat cepat adalah
handphone. Dibandingkan dengan media lain, handphone benar-
benar dapat memperoleh simpati masyarakat, terutama para
remaja. Permasalahannya adalah bagaimana kita dapat
menggunakan teknologi itu. Karena ia seperi pisau bermata dua,
dapat membawa kebaikan dan keburukan. Di tangan orang yang
memahami norma etika, e-mail dan facebook membawa banyak
manfaat positif. Tetapi apabila tidak dikawal dengan norma tata
krama, sangat mungkin membawa dampak negatif.

D. Rangkuman
Komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau simbol-
simbol yang mengandung arti dari seseorang komunikator kepada
komunikan dengan tujuan tertentu. Komunikasi mempunyai
komponen-komponen agar komunikasi dapat berjalan dengan baik,
yaitu, komunikator atau pengirim pesan, pesan atau informasi, media
atau saluran, komunikan atau penerima pesan, umpan balik atau
feedback dan gangguan
Etika menurut para ahli adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana
yang benar dan mana yang buruk. Pengertian lain tentang etika ialah
16
sebagai studi atau ilmu yang membicarakan perbuatan atau tingkah
laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana pula yang dinilai
buruk. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi
kehidupan manusia. Etika pada akhirnya membantu kita untuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan
dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan
dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita.
Aliran etika menurut John C. Merill (1975: 79-88) antara lain
deontologis, teleologis, egoisme, dan utilitarisme. Deontologis artinya
suatu tindakan secara hakiki mengandung nilai sendiri apakah baik
atau buruk. Aliran teleologis melihat nilai etis bukan pada tindakan itu
sendiri, tetapi dilihat atas tindakan itu. Aliran egoisme artinya tindakan
dikategorikan etis dan baik, apabila menghasilkan terbaik bagi diri
sendiri. Aliran utilitarisme yaitu yang memandang suatu tindakan itu
baik jika akibatnya baik bagi orang banyak

E. Evaluasi
1. Apakah pengertian etika menurut anda ?
2. Etika apakah berguna didalam komunikasi? Jelaskan jawaban anda
3. Didalam berkomunikasi diperlukan etika terutama pada siapa anda
berbicara. Hal ini penting agar komunikasi berjalan lancer. Jelaskan
makna dari pernyataan ini menurut pendapat anda !

17
BAB III
ETIKA DALAM KOMUNIKASI

Indikator Hasil Belajar : Setelah proses pembelajaran ini peserta dapat


memahami tentang etika dalam komunikasi

A. Etika Dalam Komunikasi


Sebagai makhluk sosial, tentunya komunikasi tidak lepas dari
kehidupan sehari-hari kita. Dan seperti yang telah diulas sebelumnya,
komunikasi sebagai bagian dari kehidupan juga memiliki etika di
dalamnya. Etika komunikasi merupakan salah satu dari etika khusus,
karena membahas bagian tertentu dari kehidupan manusia.
Etika sendiri merupakan nilai dan norma yang berlaku untuk
dijadikan pandangan dan standar manusia dalam bertindak dan
bertingkah laku. Dalam kaitannya dengan komunikasi, etika
komunikasi mencakup segala nilai dan norma yang menjadi standar
dan acuan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain. Etika
komunikasi menilai mana tindakan komunikasi yang baik dan buruk
berdasarkan standar yang berlaku.
Karena komunikasi merupakan salah satu hal yang krusial
dalam kehidupan manusia, maka penting bagi kita untuk memahami
mengenai etika komunikasi. Tanpa adanya etika komunikasi, dapat
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kesalahpahaman,
pertengkaran, perselisihan, dan lain sebagainya. Selain itu, etika
komunikasi yang tidak diketahui dan diterapkan akan menyebabkan
hubungan kita dengan orang lain jadi buruk. Tentunya itu akan
berakibat tidak baik, karena bagaimanapun juga kita adalah makhluk
sosial yang selalu membutuhkan dan dibutuhkan orang lain. Guna
menghindari terjadinya hal-hal seperti itu, kita akan membahas lebih
lanjut mengenai etika komunikasi apa saja yang penting dan mendasar
dalam kehidupan sehari-hari.

18
Etika dalam komunikasi ada beragam dan tentunya tidak akan
cukup jika dibahas semua disini. Pada tulisan ini, kita akan membahas
beberapa etika dalam komunikasi yang sering kita lakukan dan temui
sehari-hari.
a. Memulai Pembicaraan
Dalam keseharian, tentunya kita pernah bertemu dengan
keadaan yang membuat kita harus atau ingin memulai
pembicaraan dengan orang lain. Namun ada hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Lihat keadaan calon lawan bicara.
Apakah dia terlihat sedang sibuk atau terburu-buru? Kalau iya,
mungkin kita harus mencoba berbicara lain kali. Karena nanti kita
justru akan mengganggu orang itu dan membuatnya tidak
nyaman.
2. Ramah dan sopan.
Sapa lah lawan bicara anda dengan ramah dan sopan, namun
tidak terkesan dibuat-buat. Kita bisa mengajukan pertanyaan
basa-basi untuk pembuka seperti apa kabar, mau kemana, dari
mana, dan semacamnya.
3. Jangan hanya bicara, dengarkan juga.
Kebanyakan orang mengasumsikan komunikasi selalu berkaitan
dengan bicara, padahal tidak hanya itu. Mendengarkan juga salah
satu bagian dari komunikasi, dan hal ini sangat penting untuk
dilakukan. Ketika kita terlalul sibuk bicara dan tidak
memperhatikan apa yang diucapkan lawan bicara, kita seperti
tidak menghargainya.

b. Komunikasi Tatap Muka


Komunikasi tatap muka bisa dibilang komunikasi yang hampir setiap
hari kita lakukan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam komunikasi tatap muka atau langsung:
1. Tatap mata lawan bicara.
19
Hal yang pertama harus dilakukan adalah menatap lawan bicara
kita. Jangan sampai kita malah melihat ke arah yang lain dan
membuat lawan bicara terganggu atau merasa tidak diperhatikan.
Jika kesulitan menatap langsung pada mata lawan bicara, kita
bisa melihat ke arah garis tengah antara kedua matanya (yang
sejajar dengan hidung).
2. Jaga intonasi dan kecepatan bicara.
Bicaralah dengan suara yang stabil, tidak terlalu pelan atau
terlalu tinggi. Keduanya bisa menyebabkan orang salah mengerti
dan tidak paham apa yang kita bicarakan. Selain itu, bicaralah
dengan kecepatan normal supaya dapat disimak dengan baik.
3. Lontarkan pertanyaan.
Sekali lagi, jangan hanya sibuk bicara dan tidak menyimak apa
yang dibicarakan lawan bicara kita. Dengarkanlah baik apa yang
dikatakan lawan bicara, dan sahutilah dengan melontarkan
pertanyaan atau pernyataan.

c. Komunikasi Lewat Media


Seiring dengan melesatnya perkembangan teknologi, komunikasi
melalui media bisa dibilang sebagai komunikasi yang paling sering
kita lakukan. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Perhatikan gaya tulisan dan tanda baca.
Karena komunikasi lewat media kebanyakan mengandalkan
tulisan, kita harus lebih berhati-hati dengan gaya bahasa yang kita
tulis. Apakah sudah tepat, atau seperti orang marah? Selain itu,
penggunaan tanda baca juga sangat penting terutama tanda seru.
Sebaiknya kita meminimalisir penggunaan tanda seru atau huruf
besar semua, karena cenderung membuat orang berpikir kalau kita
marah.
2. Atur intonasi (jika menelpon).
Menelpon memang terdengar suara, namun mimik dan ekspresi
wajah tidak dapat terlihat. Karena itu kita perlu mengatur intonasi
20
suara kita ketika sedang menelpon.
3. Pikirkan apa yang ingin ditulis.
Komunikasi lewat media memungkinkan kita untuk berpikir
sedikit lebih lama mengenai apa yang akan kita komunikasikan.
Gunakan kesempatan itu untuk mengkomunikasikan hal-hal
dengan lebih baik dan menyortir kalimat yang tidak patut. Tidak
perlu terburu-buru, orang juga tahu kalau mengetik itu
membutuhkan waktu lebih lama daripada bicara langsung. Tapi
jangan juga membiarkan pesan orang tidak dibalas lama, karena
itu akan membuat orang bertanya-tanya dan salah paham.

B. Teknik Komunikasi yang Baik


Sebagai hal yang selalu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
komunikasi harus dilakukan dengan baik. Berikut adalah beberapa
teknik komunikasi yang baik:
1. Bicara dengan jelas.
Komunikasi intinya adalah menyampaikan pesan kepada lawan
bicara, dan tugas kita adalah bagaimana agar pesan tersebut sampai
sesuai dengan keinginan kita. Yang paling penting adalah bicara apa
yang kita maksudkan dengan jelas, supaya tidak ada
kesalahpahaman.
2. Mendengarkan dengan baik.
Seperti yang telah diulas sebelumnya, mendengarkan adalah hal
yang sangat penting dalam komunikasi. Tanpa kita berusaha
mendengarkan baik, komunikasi yang terjalin tidak akan efektif.
Kita tidak memperhatikan apa yang dibicarakan orang lain dan
membuat komunikasi jadi terhambat.
3. Perhatikan lawan bicara.
Kita berkomunikasi dengan lawan bicara, maka kita harus
perhatikan lawan bicara kita. Dengan begitu, lawan bicara merasa
dihargai dan komunikasi berjalan lebih lancar. Kalau sudah begitu,

21
hubungan yang terjalin dengan lawan bicara pun akan terus terjalin
dengan baik.
4. Konfirmasi jika merasa salah paham.
Dalam berkomunikasi, kita tidak dapat terhindar dari adanya
kesalahpahaman. Kesalahpahaman bisa terjadi karena berbagai hal,
misalnya gangguan lingkungan atau ketidakfokusan kita dalam
menyimak. Karena itu, perlu dikonfirmasikan langsung hal yang
disalahpahami guna meluruskan keadaan.
5. Perhatikan komunikasi non-verbal.
Seperti yang dibahas sebelumnya, komunikasi bukan hanya soal
bicara atau verbal. Ada juga aspek-aspek komunikasi non-verbal
dan justru peranannya jauh lebih besar dibanding komunikasi
verbal. Contoh dari komunikasi non-verbal adalah gestur tubuh,
mimik wajah, penampilan, tanda baca, dan lain sebagainya.

C. Rangkuman
Etika sendiri merupakan nilai dan norma yang berlaku untuk
dijadikan pandangan dan standar manusia dalam bertindak dan
bertingkah laku. Dalam kaitannya dengan komunikasi, etika
komunikasi mencakup segala nilai dan norma yang menjadi standar
dan acuan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain. Etika
komunikasi menilai mana tindakan komunikasi yang baik dan buruk
berdasarkan standar yang berlaku.
Karena komunikasi merupakan salah satu hal yang krusial
dalam kehidupan manusia, maka penting bagi kita untuk memahami
mengenai etika komunikasi. Tanpa adanya etika komunikasi, dapat
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kesalahpahaman,
pertengkaran, perselisihan, dan lain sebagainya. Selain itu, etika
komunikasi yang tidak diketahui dan diterapkan akan menyebabkan
hubungan kita dengan orang lain jadi buruk. Tentunya itu akan
berakibat tidak baik, karena bagaimanapun juga kita adalah makhluk
sosial yang selalu membutuhkan dan dibutuhkan orang lain.
22
Seiring dengan melesatnya perkembangan teknologi,
komunikasi melalui media bisa dibilang sebagai komunikasi yang
paling sering kita lakukan. Sebagai hal yang selalu dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, komunikasi harus dilakukan dengan baik

D. Evaluasi
1. Apakah pengertian etika komunikasi menurut anda ?
2. Etika komunikasi merupakan salah satu dari etika khusus, karena
membahas bagian tertentu dari kehidupan manusia. Jelaskan
pendapat anda mengenai pernyataan tersebut
3. Seiring dengan melesatnya perkembangan teknologi, komunikasi
melalui media bisa dibilang sebagai komunikasi yang paling sering
kita lakukan. Sebutkan dan jelaskan hal apa saja yang harus
diperhatikan dalam melakukan komunikasi agar tidak keluar dari
koridor etis. Jelaskan

23
BAB IV
ETIKA DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI

Indikator Hasil Belajar : Setelah proses pembelajaran ini peserta dapat


memahami tentang etika dalam komunikasi organisasi

A. Etika Komunikasi Organisasi


Agar sebuah organisasi dapat berkembang dan meraih
kesuksesan, baik itu organisasi bisnis, organisasi politik, sosial,
ataupun organisasi keagamaan, dibutuhkan banyak perangkat-
perangkat pendukung untuk mendukung jalannya organisasi tersebut.
Selain kepemimpinan yang ideal, manajemen yang bagus, serta sumber
daya yang baik, organisasi juga harus memperhatikan bagaimana cara
mereka melakukan komunikasi dengan lingkungan sekitarnya.
Mereka harus mematuhi atau mengikuti kaidah-kaidah tertentu
yang berada di lingkungan tempat mereka berada sehingga lingkungan
pun dapat mengapresiasi secara positif terhadap komunikasi yang
dilakukan oleh organisasi-organisasi tersebut. Oleh karenanya, sangat
penting mengetahui etika komunikasi organisasi, baik bagi organisasi
itu sendiri atau bagi pengamat sehingga mereka dapat menilai apakah
organisasi tersebut sudah tepat atau tidak dalam berkomunikasi.
Untuk memahami etika komunikasi organisasi, maka pertama-
tama kita harus mengingat dan memahami lebih dalam apa itu yang
dimaksud dengan etika. Istilah etika berasal dari bahasa
Yunani, “ethos” yang berarti watak atau kebiasaan. Pada umumnya
orang-orang sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara
bergaul atau berperilaku yang baik di tengah lingkungan sekitar.
Setelah itu, istilah etika banyak dikembangkan sebagai sebuah bentuk
paduan berperilaku dalam berbagai hal, termasuk dalam sebuah
organisasi. Etika staff, etika karyawan, etika kedokteran dan lain
sebagainya merupakan salah satu contoh bentuk etika yang telah lama
hadir di tengah masyarakat kita.
24
Istilah etika berkaitan erat dengan pemahaman baik-buruk atau
benar-salah dalam sebuah perilaku. Dalam berinteraksi dengan
lingkungan sekitar, manusia memiliki potensi untuk menunjukkan
perilaku yang nantinya akan dinilai sebagai perilaku yang baik atau
buruk dan benar atau salah. Pada masyarakat mana pun, etika akan
selalu menyertai mereka. Walaupun terjadi potensi bentuk-bentuk
etika yang berbeda, akan tetapi bukan berarti mereka bersifat relatif
karena senantiasa mengikuti perubahan kondisi yang melingkupi
mereka.
Setelah memahami apa itu etika, maka langkah selanjutnya
adalah memahami apa itu organisasi sehingga kita dapat merumuskan
atau mengetahui etika-etika dasar yang ada dalam komunikasi
organisasi. Organisasi adalah sebuah sistem hubungan terstruktur
yang mengoordinasikan suatu usaha individu atau kelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi juga dapat dipahami
sebagai koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
tujuan tertentu melalui pembagian kerja dan fungsi-fungsi tertentu
berdasarkan hierarki otoritas dan anggung jawab.
Untuk melihat atau memahami organisasi secara lebih utuh, ada
baiknya melihat beberapa pandangan ahli mengenai organisasi sebagai
berikut: Menurut Stoner, organisasi adalah sebuah pola hubungan
interaksi untuk mengejar tujuan bersama dengan melibatkan orang-
orang (banyak) di bawah pengarahan seorang manajer. Menurut James
D. Mooney organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama. Setiap perserikatan yang dibuat oleh
sekelompok manusia tertentu, selama memiliki tujuan, bagi Mooney
sudah cukup untuk dapat dikatakan sebagai suatu organisasi.
Menurut Chester I. Bernard organisasi merupakan suatu sistem
aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dengan
kata lain, organisasi adalah suatu kesatuan aktivitas kerja sama oleh
beberapa orang.
Dari beberapa pengertian tentang organisasi yang dirumuskan
25
oleh para ilmuwan tersebut terdapat perbedaan dari segi sudut
pandang. Akan tetapi dapat disimpulkan bahwa unsur mendasar dari
suatu organisasi adalah orang yang berjumlah lebih dari satu dan
melakukan suatu kerja sama. Agar kerja sama tersebut dapat
menghasilkan sesuatu yang mereka inginkan bersama, maka sudah
pasti dibutuhkan aturan atau panduan mengenai apa yang perlu
mereka lakukan dan tidak perlu bahkan tidak boleh dilakukan.
Berikut ini adalah beberapa etika komunikasi organisasi yang
pada umumnya dilakukan oleh anggota organisasi tertentu saat
menghadapi lingkungan sekitarnya.
1. Tidak menggunakan perkataan yang menyerang kepribadian atau
pribadi individu.
2. Menggunakan bahasa-bahasa yang lazim atau dimengerti bersama
oleh para peserta komunikasi.
3. Singkat, jelas, dan mudah dipahami terutama untuk komunikasi-
komunikasi yang bersifat mendesak.
4. Tidak menyudutkan pemimpin dan menyebarkan informasi yang
tidak benar mengenai pemimpin.
5. Menyampaikan informasi atau berita sesuai dengan jalur yang
seharusnya.
6. Tidak menyampaikan pesan dengan muatan sexual
harassment yang dapat membuat anggota organisasi tidak nyaman.
7. Tidak menipu komunikan dengan menyampaikan sesuatu yang
tidak sebenarnya.
8. Tidak seluruh informasi perlu disampaikan apabila hal tersebut
membahayakan eksistensi organisasi.
9. Tidak menyampaikan keburukan personal yang tidak berhubungan
dengan kinerja orang tersebut untuk menjatuhkan kedudukannya
dalam organisasi.

Ada banyak etika yang ada di dalam sebuah perusahaan atau


organisasi tertentu. Misalnya adalah etika komunikasi dalam tempat
26
kerja yang mencangkup tatanan nilai moral dan standar-standar
komunikasi yang harus dihadapi dalam berinteraksi dengan anggota
perusahaan atau organisasi yang lainnya. Walaupun sulit untuk
menentukan apa yang etis atau tidak dilakukan oleh sebuah anggota
perusahaan dalam berkomunikasi, akan tetapi setiap organisasi pasti
memiliki etika komunikasi yang wajib diikuti oleh setiap anggota
perusahaan tersebut.
Selain etika komunikasi, terdapat pula etika kerja atau lebih
dikenal dengan etika profesi. Etika kerja merupakan aturan normatif
yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan
pedoman bagi seseorang yang memiliki profesi tertentu di dalam
melaksanakan tugasnya. Etika profesi sangat penting untuk dimiliki
dan diikuti oleh setiap profesi karena apabila tidak, kemungkinan besar
akan terjadi masalah-masalah lain akibat pekerjaan yang dilakukan
oleh pekerja tersebut tidak sesuai dengan apa yang seharusnya
dilakukan.
Etika tidak hanya diterapkan untuk jenis-jenis profesi atau orang
tertentu saja. Setiap orang atau badan yang memiliki hubungan dengan
sosial, baik dalam lingkungan kerja atau dalam hubungan yang lainnya
selalu terikat dengan norma-norma sosial yang menentukan apakah
perilaku mereka bernilai baik atau buruk. Oleh karena itu, sangat
penting bagi setiap orang untuk mengetahui dan berperilaku sesuai
dengan etika yang mengikat mereka.

B. Rangkuman
Ada banyak etika yang ada di dalam sebuah perusahaan atau
organisasi tertentu. Misalnya adalah etika komunikasi dalam tempat
kerja yang mencangkup tatanan nilai moral dan standar-standar
komunikasi yang harus dihadapi dalam berinteraksi dengan anggota
perusahaan atau organisasi yang lainnya. Walaupun sulit untuk
menentukan apa yang etis atau tidak dilakukan oleh sebuah anggota
perusahaan dalam berkomunikasi, akan tetapi setiap organisasi pasti
27
memiliki etika komunikasi yang wajib diikuti oleh setiap anggota
perusahaan tersebut.
Selain etika komunikasi, terdapat pula etika kerja atau lebih
dikenal dengan etika profesi. Etika kerja merupakan aturan normatif
yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan
pedoman bagi seseorang yang memiliki profesi tertentu di dalam
melaksanakan tugasnya. Etika profesi sangat penting untuk dimiliki dan
diikuti oleh setiap profesi karena apabila tidak, kemungkinan besar
akan terjadi masalah-masalah lain akibat pekerjaan yang dilakukan
oleh pekerja tersebut tidak sesuai dengan apa yang seharusnya
dilakukan.

C. Evaluasi
1. Apakah kegunaaan etika komunikasi dalam suatu organisasi
menurut anda ?
2. Ada banyak etika yang ada di dalam sebuah perusahaan atau
organisasi tertentu. Misalnya adalah etika komunikasi dalam tempat
kerja yang mencangkup standar-standar komunikasi yang harus
dihadapi dalam berinteraksi dengan anggota perusahaan atau
organisasi yang lainnya. Sebutkan etika komunikasi dalam
organisasi
3. Tidak seluruh informasi perlu disampaikan apabila hal tersebut
membahayakan eksistensi organisasi. Jelaskan maksud pernyataan
ini dan kaitkan dengan etika komunikasi dalam organisasi.

28
BAB V
PENUTUP

Komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau simbol-


simbol yang mengandung arti dari seseorang komunikator kepada
komunikan dengan tujuan tertentu.
Etika menurut para ahli adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang
benar dan mana yang buruk. Pengertian lain tentang etika ialah sebagai
studi atau ilmu yang membicarakan perbuatan atau tingkah laku
manusia, mana yang dinilai baik dan mana pula yang dinilai buruk. Etika
dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan
tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami
bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi
kehidupan kita.
Etika komunikasi organisasi merupakan suatu rangkuman istilah
yang mempunyai pengertian tersendiri, yakni norma, nilai atau ukuran
tingkah laku yang baik dalam kegiatan komunikasi dalam kegiatan
komunikasi di suatu perkantoran. Untuk menjaga agar proses
komunikasi tersebut berjalan baik, agar tidak menimbulkan dampak
negatif, maka diperlukan etika berkomunikasi. Cara paling mudah
menerapkan etika komunikasi perkantoran ialah, semua anggota dan
pimpinan perkantoran perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini
yaitu tata krama pergaulan yang baik, norma kesusilaan dan budi pekerti
serta norma sopan santun dalam segala tindakan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Tri. 2011. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: CV Andi


Offset
Giorgios P. Piperopoulos. 2013. Fundamental of Communication, P R and
Leadership, 1st Edition, , www.BookBoon.com .
John Fiske.2014 Introduction to Communication Studies, Second Edition
(New York: Routledge,
Pien Supinah, “Wawasan komunikasi,” Diktat Mata Kuliah Ilmu
Komunikasi, Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah
Jakarta, Tanggal 16 Mei 2009.
Ponijan Liaw.2015. Understanding Your Communication Style, Elekmedia
komputindo, Jakarta
Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar,Jakarta:
Gramedia.

http://simpulanilmu.blogspot.co.id/2016/06/sikap-dan-penampilan-
profesional.html
https://professionalimage.wordpress.com/tag/penampilan-profesional/
http://mebiso.com/cara-memberikan-pelayanan-terbaik-kepada-
pelanggan/

30
BIODATA PENULIS

Rizky Permana lahir di Purworejo, 31 Oktober


1984. Meraih gelar Sarjana Sains (S.Si) di
bidang Perencanaan Pengembangan Wilayah
dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 2007.
Kemudian gelar Master di bidang Ekonomi
Manajemen (M.M) dari Universitas Pembanguan
Nasional Veteran. Saat ini bertugas sebagai PNS
di lingkungan Kementerian Pertanian. Penulis
juga aktif sebagai reviewer di berbagai jurnal nasional serta sebagai
editorial buku. Penulis dapat dihubungi pada alamat email:
permanarizky31@gmail.com@gmail.com

31

Anda mungkin juga menyukai