PELATIHAN KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI
Disusun oleh
Rizky Permana
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
CIAWI – BOGOR
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
sehingga Modul Etika Komunikasi Organisasi yang akan dipergunakan
dalam Pelatihan Komunikasi Dalam Organisasi telah dapat diselesaikan.
Modul ini merupakan edisi pertama sebagai petunjuk praktis agar peserta
dimudahkan dalam mengikuti pelatihan ini dan nantinya ketika kembali
ke instansi atau daerah asal dapat terus mempraktekkkan pelatihan ini
secara terus - menerus
Kami sangat menyadari bahwa Modul ini jauh dari sempurna. Dengan
segala kekurangan yang ada pada Modul ini, kami mohon kesediaan
pembaca untuk dapat memberikan masukan yang konstruktif guna
penyempurnaan selanjutnya, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. 1
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. 3
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………..…….. 4
BAB 2 JENIS – JENIS ETIKA KOMUNIKASI………………………..… 8
BAB 3 ETIKA DALAM KOMUNIKASI……………………………………….. 18
BAB 4 ETIKA DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI……………………… 24
BAB 5 PENUTUP……………………………………………………………. 29
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 30
BIODATA PENULIS…………………………………………………………. 31
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul merupakan hal dasar yang harus dimiliki oleh setiap
lembaga pelatihan. Setiap fasilitator diwajibkan untuk memiliki modul
sebagai acuan dalam mengajar. Ketersediaan modul pada setiap
lembaga pelatihan diatur dalam standar isi dan standar proses
pelatihan. Kedua peraturan tersebut merupakan prinsip
penyelenggaraan pelatihan. Standar proses dibuat dengan tujuan
menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di berbagai bidang.
Kompetensi tersebut dapat diwujudkan melalui perencanaan proses
pembelajaran yang telah ditetapkan meliputi silabus dan rencana
pembelajaran (RP). Kesesuaian pelaksanaan proses pembelajaran
dengan perencanaan proses pembelajaran menjadi penunjang
tercapainya kompetensi lulusan. Silabus dan rencana pembelajaran
(RP) memuat hal-hal yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Dua hal diantaranya mengenai materi ajar dan sumber
belajar. Kedua komponen tersebut yang nantinya akan menunjang
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Modul dalam peranannya sebagai pemberi informasi sangat
dibutuhkan oleh fasilitator dan peserta. Fasilitator harus mampu
mengolah serta menelaah setiap informasi didalamnya agar dapat
diserap secara tepat. Inovasi dalam penggunaan berbagai modul sangat
penting untuk menambah wawasan peserta. Kebiasaan penggunaan
bermacam-macam modul akan mempermudah mengembangan
kualitas yang diharapkan. Fasilitator harus berusaha untuk menjadi
fasilitator yang baik dengan menyediakan modul dan
memanfaatkannya dengan baik.
Sebagai salah satu modul, modul ini mencoba menjawab
ketersediaan modul yang masih kurang terkait etika komunikasi
organisasi. Komunikasi menjadi alat utama dalam interaksi pada suatu
4
organisasi agar dapat berjalan dengan baik. Untuk menunjang hal
tersebut diperlukan suatu etika dalam berkomunikasi sehingga
mengurangi atau meminimalisasi kesalahpahaman atau
ketidaksinkronan dalam berkomunikasi.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini memberikan pemahaman mengenai etika komunikasi dalam
suatu kegiatan kerja. Etika komunikasi dalam modul ini difokuskan
pada etika komunikasi yang terjadi dan berlangsung dalam organisasi.
Dengan terciptanya etika komunikasi timbal balik yang baik antara
pimpinan dan karyawan, akan menimbulkan produktivitas kerja yang
baik. Dengan kata lain tanpa adanya komunikasi, maka pekerjaan
suatu organisasi akan menjadi tidak sesuai dengan rencana yang sudah
ditetapkan sehingga tujuan-tujuan yang diharapkan tidak akan
tercapai. Modul ini juga seperti apa etika yang seharusnya
diterapkan setiap individu menetapkan sikap dan pola perilaku
ideal dan apa yang seharusnya dijalankan individu, dan apa tindakan
yang seharusnya dilakukan dalam berkomunikasi
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Peserta dapat memahami etika berkomunikasi dalam organisasi
2. Indikator Hasil Belajar
Peserta dapat :
a. Memahami jenis - jenis etika komunikasi
5
b. Memahami etika dalam komunikasi
c. Memahami etika komunikasi dalam organisasi
F. Petunjuk Belajar
Untuk mendapatkan hasil maksimal saat belajar menggunakan modul
ini, maka disediakan beberapa petunjuk penggunaan modul antara
lain:
7
BAB II
JENIS – JENIS ETIKA KOMUNIKASI
A. Pengertian Etika
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga
pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu system yang
mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan
pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan
sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga
kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang,
tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin
agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat
kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi
umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di
masyarakat kita.
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku,
adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan
menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika
atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani “ethos” yang
berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah- kaidah dan ukuran-ukuran
bagi tingkah laku manusia yang baik. Selain itu dari segi etimologi (asal
kata), istilah etika berasal dari kata Latin ethicus yang berarti
kebiasaan. Sesuatu dianggap etis atau baik, apabila sesuai dengan
kebiasaan masyarakat.
Pengertian lain tentang etika ialah sebagai studi atau ilmu yang
membicarakan perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang
dinilai baik dan mana pula yang dinilai buruk. Etika juga disebut ilmu
8
normatif, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan yang
dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai tingkah laku apakah
baik atau buruk, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut
ini :
B. Aliran Etika
Suatu ukuran baik dan buruk sifatnya individual yakni akan
dilihat dari orang yang menilainya, karena baik dan buruk itu terikat
pada ruang dan waktu, sehingga ia tidak berlaku secara universal.
Suatu perbuatan dinilai baik atau buruk dapat dilihat dari beberapa
aliran-aliran dari berbagai sudut pandang, antara lain :
9
1. Adat Kebiasaan
Ukuran baik atau buruk menurut adat kebiasaan yakni tergantung
kepada kesetiaan dan ketaatan seseorang (loyal) terhadap
ketentuan adat istiadat. Namun demikian, ukuran menurut adat
ini tidak dapat digunakan sepenuhnya karena ketentuan-
ketentuan dari Hukum Adat yang berasal dari adat istiadat banyak
yang irasional (tidak dapat diterima oleh akal sehat).
2. Kebahagiaan (Hedonisme)
Yang menjadi ukuran baik atau buruk menurut paham ini yaitu
apakah suatu perbuatan tersebut melahirkan kebahagiaan dan
kenikmatan / kelezatan.
3. Bisikan Hati (Instuisi)
Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran hedonisme, yakni
menilai suatu perbuatan baik atau buruk adalah dengan kekuatan
batin tanpa melihat terlebih dahulu akibat yang ditimbulkan dari
perbuatan itu, akan tetapi tujuannya kepada kebaikan budi pekerti.
4. Evolusi
Paham ini berpendapat bahwa segala sesuatunya yang ada di alam
ini selalu (secara berangsur-angsur) mengalami perubahan yakni
berkembang menuju ke arah kesempurnaan. Adapun seorang Filsuf
Herbert Spencer (1820- 1903) mengemukakan bahwa perbuatan
akhlak itu tumbuh secara sederhana kemudian dengan berlakunya
(evolusi) akan menuju ke arah cita-cita , dan cita- cita inilah yang
dianggap sebagai tujuan. Yang menjadi tujuan dari cita-cita manusia
adalah kebahagiaan dan kesenangan, sehingga suatu kesenangan
atau kebahagiaan itu akan selalu berkembang sesuai dengan situasi
dan kondisi sosial.
5. Paham eudaemonisme
Kata eudaemonisme di ambil dari istilah Gerika, yaitu “eudaemonia” dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “kebahagiaan, untuk bahagia”.
Prinsip pokok paham ini adalah kebahagiaan bagi diri sendiri dan
kebahagiaan bagi orang lain.
10
6. Aliran Vitalisme
Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran Naturalism, sebab
menurut penganut paham ini ukuran baik atau buruk itu bukanlah
alam tetapi “vitae” yakni yang sangat diperlukan untuk hidup. Tokoh
terpenting dari aliran ini yaitu F. Niettsche, dia banyak sekali
memberi pengaruh terhadap tokoh revolusioner seperti Hitler. Pada
akhir hayatnya ia menjadi seorang ateis dan mati dalam keadaan
gila, dia memproklamirkan gagasan “God is dead”, Tuhan telah mati, Tuhan
itu tidak ada lagi, maka jauhkanlah diri (putuskan hubungan dengan
Tuhan).
7. Aliran Pragmatisme
Aliran ini menitik beratkan pada hal yang berguna dari diri
sendiri,baik yang bersifat moril maupun materil. Serta
menitikberatkan padapengalaman, oleh karena itu penganut ini
tidak mengenal istilah kebenaran, sebab kebenaran itu bersifat
abstrak dan tidak diperoleh dalam dunia empiris.
8. Aliran Gessingnungsethik
Aliran ini diprakarsai oleh Albert Schweitzer. Yang terpenting
menurut ajaran ini adalah “penghormatan akan kehidupan”, yaitu
sedapat mungkin setiap makhluk harus saling menolong dan
berlaku baik. Ukuran kebaikannya yakni pemeliharaan akan
kehidupan, dan yang buruk yakni setiap usaha yang berakibat
binasa dan menghalang-halangi hidup.
9. Aliran Idealisme
Istilah tersebut berasal dari bahasa Gerika (Yunani), yaitu dari kata
“idea” yang secara etimologis berarti: akal, pikiran, atau sesuatu yang hadir
dalam pikiran, atau dapat juga disebut sesuatu bentuk yang masih
ada dalam alam pikiran manusia. Aliran ini berpendapat bahwa
segala yang ada hanyalah tiada, sebab yang ada itu hanya gambaran
dari alam pikiran (bersifat tiruan), sebaik apa pun suatu tiruan
tentunya tidak akan seindah aslinya (ide). Dengan demikian, yang
baik itu hanya apa yang ada di dalam ide itu sendiri.
11
Selain itu, aliran etika lainnya diuraikan oleh John C. Merill
(1975) yang dapat digunakan sebagai standar menilai tindakan etis,
antara lain deontologis, teleologis, egoisme, dan utilitarisme. Aliran
deontologis (deon = yang harus/wajib, Yunani) melakukan penilaian atas
tindakan dengan melihat tindakan itu sendiri. Artinya, suatu tindakan
secara hakiki mengandung nilai sendiri apakah baik atau buruk.
Kriteria etis ditetapkan langsung pada jenis tindakan itu sendiri. Ada
tindakan/perilaku yang langsung dikategorikan baik, tetapi juga ada
perilaku yang langsung dinilai buruk.
Ukuran etis yang berbeda, dikemukakan oleh aliran teleologis
(telos berarti tujuan). Aliran ini melihat nilai etis bukan pada tindakan
itu sendiri, tetapi dilihat atas tindakan itu. Jika tujuannya baik dalam
arti sesuai dengan norma moral, maka tindakan itu digolongkan sebagai
tindakan etis. Jadi apabila suatu tindakan betujuan jelek, akan
dikategorikan tidak etis.
Etika egoisme menetapkan norma moral pada akibat yag
diperoleh oleh pelakunya sendiri. Artinya tindakan dikategorikan etis
dan baik, apabila menghasilkan terbaik bagi diri sendiri. Etika
utilitarisme (utilitis = berguna) adalah kebalikan dari paham egoisme,
yaitu yang memandang suatu tindakan itu baik jika akibatnya baik bagi
orang banyak. Dengan demikian, tindakan itu tidak diukur dari
kepentingan subyektif individu, melainkan secara obyektif pada
masyarakat umum. Semakin universal akibat baik dari tindakan itu,
maka dipandang semakin etis.
D. Rangkuman
Komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau simbol-
simbol yang mengandung arti dari seseorang komunikator kepada
komunikan dengan tujuan tertentu. Komunikasi mempunyai
komponen-komponen agar komunikasi dapat berjalan dengan baik,
yaitu, komunikator atau pengirim pesan, pesan atau informasi, media
atau saluran, komunikan atau penerima pesan, umpan balik atau
feedback dan gangguan
Etika menurut para ahli adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana
yang benar dan mana yang buruk. Pengertian lain tentang etika ialah
16
sebagai studi atau ilmu yang membicarakan perbuatan atau tingkah
laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana pula yang dinilai
buruk. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi
kehidupan manusia. Etika pada akhirnya membantu kita untuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan
dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan
dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita.
Aliran etika menurut John C. Merill (1975: 79-88) antara lain
deontologis, teleologis, egoisme, dan utilitarisme. Deontologis artinya
suatu tindakan secara hakiki mengandung nilai sendiri apakah baik
atau buruk. Aliran teleologis melihat nilai etis bukan pada tindakan itu
sendiri, tetapi dilihat atas tindakan itu. Aliran egoisme artinya tindakan
dikategorikan etis dan baik, apabila menghasilkan terbaik bagi diri
sendiri. Aliran utilitarisme yaitu yang memandang suatu tindakan itu
baik jika akibatnya baik bagi orang banyak
E. Evaluasi
1. Apakah pengertian etika menurut anda ?
2. Etika apakah berguna didalam komunikasi? Jelaskan jawaban anda
3. Didalam berkomunikasi diperlukan etika terutama pada siapa anda
berbicara. Hal ini penting agar komunikasi berjalan lancer. Jelaskan
makna dari pernyataan ini menurut pendapat anda !
17
BAB III
ETIKA DALAM KOMUNIKASI
18
Etika dalam komunikasi ada beragam dan tentunya tidak akan
cukup jika dibahas semua disini. Pada tulisan ini, kita akan membahas
beberapa etika dalam komunikasi yang sering kita lakukan dan temui
sehari-hari.
a. Memulai Pembicaraan
Dalam keseharian, tentunya kita pernah bertemu dengan
keadaan yang membuat kita harus atau ingin memulai
pembicaraan dengan orang lain. Namun ada hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Lihat keadaan calon lawan bicara.
Apakah dia terlihat sedang sibuk atau terburu-buru? Kalau iya,
mungkin kita harus mencoba berbicara lain kali. Karena nanti kita
justru akan mengganggu orang itu dan membuatnya tidak
nyaman.
2. Ramah dan sopan.
Sapa lah lawan bicara anda dengan ramah dan sopan, namun
tidak terkesan dibuat-buat. Kita bisa mengajukan pertanyaan
basa-basi untuk pembuka seperti apa kabar, mau kemana, dari
mana, dan semacamnya.
3. Jangan hanya bicara, dengarkan juga.
Kebanyakan orang mengasumsikan komunikasi selalu berkaitan
dengan bicara, padahal tidak hanya itu. Mendengarkan juga salah
satu bagian dari komunikasi, dan hal ini sangat penting untuk
dilakukan. Ketika kita terlalul sibuk bicara dan tidak
memperhatikan apa yang diucapkan lawan bicara, kita seperti
tidak menghargainya.
21
hubungan yang terjalin dengan lawan bicara pun akan terus terjalin
dengan baik.
4. Konfirmasi jika merasa salah paham.
Dalam berkomunikasi, kita tidak dapat terhindar dari adanya
kesalahpahaman. Kesalahpahaman bisa terjadi karena berbagai hal,
misalnya gangguan lingkungan atau ketidakfokusan kita dalam
menyimak. Karena itu, perlu dikonfirmasikan langsung hal yang
disalahpahami guna meluruskan keadaan.
5. Perhatikan komunikasi non-verbal.
Seperti yang dibahas sebelumnya, komunikasi bukan hanya soal
bicara atau verbal. Ada juga aspek-aspek komunikasi non-verbal
dan justru peranannya jauh lebih besar dibanding komunikasi
verbal. Contoh dari komunikasi non-verbal adalah gestur tubuh,
mimik wajah, penampilan, tanda baca, dan lain sebagainya.
C. Rangkuman
Etika sendiri merupakan nilai dan norma yang berlaku untuk
dijadikan pandangan dan standar manusia dalam bertindak dan
bertingkah laku. Dalam kaitannya dengan komunikasi, etika
komunikasi mencakup segala nilai dan norma yang menjadi standar
dan acuan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain. Etika
komunikasi menilai mana tindakan komunikasi yang baik dan buruk
berdasarkan standar yang berlaku.
Karena komunikasi merupakan salah satu hal yang krusial
dalam kehidupan manusia, maka penting bagi kita untuk memahami
mengenai etika komunikasi. Tanpa adanya etika komunikasi, dapat
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kesalahpahaman,
pertengkaran, perselisihan, dan lain sebagainya. Selain itu, etika
komunikasi yang tidak diketahui dan diterapkan akan menyebabkan
hubungan kita dengan orang lain jadi buruk. Tentunya itu akan
berakibat tidak baik, karena bagaimanapun juga kita adalah makhluk
sosial yang selalu membutuhkan dan dibutuhkan orang lain.
22
Seiring dengan melesatnya perkembangan teknologi,
komunikasi melalui media bisa dibilang sebagai komunikasi yang
paling sering kita lakukan. Sebagai hal yang selalu dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, komunikasi harus dilakukan dengan baik
D. Evaluasi
1. Apakah pengertian etika komunikasi menurut anda ?
2. Etika komunikasi merupakan salah satu dari etika khusus, karena
membahas bagian tertentu dari kehidupan manusia. Jelaskan
pendapat anda mengenai pernyataan tersebut
3. Seiring dengan melesatnya perkembangan teknologi, komunikasi
melalui media bisa dibilang sebagai komunikasi yang paling sering
kita lakukan. Sebutkan dan jelaskan hal apa saja yang harus
diperhatikan dalam melakukan komunikasi agar tidak keluar dari
koridor etis. Jelaskan
23
BAB IV
ETIKA DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI
B. Rangkuman
Ada banyak etika yang ada di dalam sebuah perusahaan atau
organisasi tertentu. Misalnya adalah etika komunikasi dalam tempat
kerja yang mencangkup tatanan nilai moral dan standar-standar
komunikasi yang harus dihadapi dalam berinteraksi dengan anggota
perusahaan atau organisasi yang lainnya. Walaupun sulit untuk
menentukan apa yang etis atau tidak dilakukan oleh sebuah anggota
perusahaan dalam berkomunikasi, akan tetapi setiap organisasi pasti
27
memiliki etika komunikasi yang wajib diikuti oleh setiap anggota
perusahaan tersebut.
Selain etika komunikasi, terdapat pula etika kerja atau lebih
dikenal dengan etika profesi. Etika kerja merupakan aturan normatif
yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan
pedoman bagi seseorang yang memiliki profesi tertentu di dalam
melaksanakan tugasnya. Etika profesi sangat penting untuk dimiliki dan
diikuti oleh setiap profesi karena apabila tidak, kemungkinan besar
akan terjadi masalah-masalah lain akibat pekerjaan yang dilakukan
oleh pekerja tersebut tidak sesuai dengan apa yang seharusnya
dilakukan.
C. Evaluasi
1. Apakah kegunaaan etika komunikasi dalam suatu organisasi
menurut anda ?
2. Ada banyak etika yang ada di dalam sebuah perusahaan atau
organisasi tertentu. Misalnya adalah etika komunikasi dalam tempat
kerja yang mencangkup standar-standar komunikasi yang harus
dihadapi dalam berinteraksi dengan anggota perusahaan atau
organisasi yang lainnya. Sebutkan etika komunikasi dalam
organisasi
3. Tidak seluruh informasi perlu disampaikan apabila hal tersebut
membahayakan eksistensi organisasi. Jelaskan maksud pernyataan
ini dan kaitkan dengan etika komunikasi dalam organisasi.
28
BAB V
PENUTUP
29
DAFTAR PUSTAKA
http://simpulanilmu.blogspot.co.id/2016/06/sikap-dan-penampilan-
profesional.html
https://professionalimage.wordpress.com/tag/penampilan-profesional/
http://mebiso.com/cara-memberikan-pelayanan-terbaik-kepada-
pelanggan/
30
BIODATA PENULIS
31