Anda di halaman 1dari 32

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021

TOPIK I : TRANSPIRASI

Kegiatan I.1

A. Permasalahan: Bagaimana pengaruh intensitas cahaya dan jumlah daun terhadap transpirasi?

B. Tujuan : Mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari dan jumlah (luas) daun terhadap
kecepatan transpirasi

C. Prinsip dasar
Tumbuhan selalu menyerap air (absorbsi) dan juga melepaskan (kehilangan) air dari dan ke
lingkungannya. Proses kehilanganair merupakan suatu yang tidak dapat dihindari (keniscayaan)
karena tubuh tanaman selalu terkena terik matahari dan terdedah ke udara/angin di sekitarnya.
Melalui transpirasi, tanaman mendapatkan aliran air tanah dari akar, mendapat pasokan ion-ion
terlarut yang dibutuhkan, menstabilisasi turgiditas jaringan, dan melepaskan kelebihan panas pada
permukaan daun oleh terik matahari.
Transpirasi terjadi melalui permukaan daun atas dan bawah melalui stoata (transpirasi
stomatal) dan menembus kutikula (transpirasi kutikuler). Sebaran, kerapaan, ukuran dan bentuk
stomata serta ketebalan lapisan kutikula akan sangat tergantung dari jenis tumbuhan dan
lingkungan tempat hidupnya. Proses absorbsi dan transpirasi dikendalikan dalam kesatuan
sistem/mekanisme regulasi dan homeostasis cairan tubuh dan kebutuhan fisiologis untuk
memertahankan hidup tumbuhan.
Transpirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat aktivitas fisiologis tanaman
terutama tingkat respirasi selnya, faktor penyinaran matahari, kelembaban udara sekitar, dan
karakteristik organ daun. Persoalan yang menarik untuk dikaji dalam praktikum ini adalah
˝pengaruh intensitas cahaya matahari (terik-teduh) dan jumlah daun (luas daun) terhadap
kecepatan transpirasi˝.

D. Alat dan Bahan percobaan Transpirasi dengan Potometer

Alat dan Bahan Potometer sederhana


- Botol selai
- Sumbat gabus/karet berlubang
- Gelas beker
- Pisau/gunting
- Spidol
- Tanaman (tanaman yang tahan tumbuh di
air):
Sirih Belanda
Eceng gondok
Melati air
Alat - Bahan Percobaan
- Potometer
- Ranting tanaman tahan air, tidak mudah layu,
diameter batang sesuai selang karet, yaitu :
Sirih Belanda/Ponco Suda/Melati air/tanaman
lain yang memenuhi kriteria.
- Air/ bak air/ember
- Cutter/pisau
- Vaselin
- Timer/ jam

Mengukur Luas daun (Ld) secara gravimetri


dengan cara :
1) Membuat pola daun dari kertas & potongan
kertas ukuran tetentu yang luasnya diketahui
(sebagai standar, misal 2x 2 cm2 ).

berat pola daun


Ld = ------------------- X Luas kertas standar (1)
berat kertas standar

2) Menimbang berat daun dan berat potongan daun


dengan luas tertentu yang diketahui (sebagai
standar, misal 2x2 cm2, atau ukuran lain yang
proporsional dengan ukuran daun).

berat total daun (a)


Ld = ---------------------- X luas daun standar (cm2)
berat daun standar b)

Catatan: Percobaan transpirasi dengan potometer sederhana ini dipraktekkan di rumah


masing-masing !

Asumsi dasar :
Volume air diserap = volume air ditranspirasikan

Gambar Potometer sederhana


E. Cara/Prosedur Kerja
Percobaan transpirasi dapat dilakukan dengan beberapa metode. Cara paling mudah
adalah dengan Potometer sederhana maupun Potometer standar.
1. Pengukuan transpirasi dengan Potometer Sederhana
Perhatikan langkah percobaan transpirasi dengan Potometer sederhana pada gambar berikut.

Disiapkan botol selai kosong dan Botol selai diisi air dengan volume
sumbat gabus/karet berlubang tertentu

Siapkan 6 ranting Sirih belanda : 3


ranting @ daun sedikit, dan 3 ranting Permukaan air botol ditandai dengan
@ daun lebih banyak spidol. Pastikan volume awal
diketahui

Ranting pada karet penyumbat


Ujung ranting tanaman dimasukkan ke
dipasang pada mulut botol (pastikan
dalam lubang karet penyumbat
pangkal ranting tercelup ke dalam air).

Cara Pengumpulan Data


1. Atur penempatan potometer sesuai variabel perlakuan dan biarkan selama 24 jam
2. Amati volume penyusutan air dalam botol tiap 3 jam, beri tanda dengan spidol permanen.
3. Di akhir pengamatan, ukurlah volume penyusutan air dari tiap periode waktu pengamatan.
4. Hitung luas total daun rantang tanaman percobaan dengan metode gravimetri.
5. Masukkan data hasil pengamatan ke dalam tabel
F. Hasil Pengamatan/Percobaan
1) Tampilkan foto tanaman hasil percobaan secara sistematis menurut variabel yang diteliti.
2) Tampilkan tabel data hasil pengamatannya :

Tabel I.1.1 Volume air diserap (ditranspirasikan) tiap 3 jam selama 24 jam pada ranting 2
daun (daun sedikit) dan 4 daun (daun banyak)
[ Siapkan tabel dan masukkan datanya ]
G. Pengolahan Data :

1). Hitung rata-rata volume air transpirasi periodik (tiap 3 jam) selama 24 jam menurut
variabel perlakuan (1) jumlah daun (sedikit & banyak), dan (2) tingkat pencahayaan
(terik – teduh).
2). Buatlah diagam batang laju transpirasi periodik (tiap 3 jam) menurut jumlah daun
(sedikit & banyak), maupun menurut intensitas pencahayaan (terik & teduh).
3). Buatlah grafik hubungan volume total transpirasi dalam 24 jam dengan variabel
jumlah daun dan tingkat pencahayaan.

2. Pengukuran Laju Transpirasi dengan Potometer

Perhatikan langkah percobaan transpirasi dengan Potometer pada gambar berikut.

Buka karet penyumbat, tuangi air,


sambil ujung pipa potometer ditutup Masukkan pangkal ranting ke pipa
dengan ujung telunjuk. karet pada lengan potometer

Pasang karet penyumbat potometer,


lalu lepaskan penutupan ujung pipa.
Percobaan transpirasi dengan poto-
(pastikan air tidak mengalir keluar dari
meter siap untuk diamati.
pipa atau tidak bocor)
F. Cara Kerja
1. Siapkan 2 rangkaian potometer, 1 rangkaian untuk ranting 2 daun dan 1 rangkaiaan ranting 4
daun, dengan langkah-langkah seperti ditunjukkan pada LKM / video percobaan.
2. Letakkan kedua rangkaian potometer pada tempat teduh, lalu amati volume air diserap pada
pipa kaca berskala.
3. Pindahkan kedua rangkaian potometer ke tempat terik, lalu amati juga volume air diserap

G. Cara Pengumpulan Data


1. Siapkan tabel pengamatan (Tabel I.1) untuk memasukkan datanya.
2. Amati volume air diserap pada pipa kaca berskala pada kondisi teduh setiap 5 menit
3. Amati volume air diserap pada kondisi terik setiap 5 menit.
4. Buatlah diagam batang tentang laju transpirasi tanaman sirih belanda tersebut.

Catatan: Pada perobaan ini, Mahasiswa melakukan analisis data sekunder hasil praktikum

H. Hasil Percobaan dengan Potometer


Volume air diserap (ditranspirasikan) ranting sirih belanda 2daun dan 4 daun pada kondisi teduh
dan terik, disajikan pada Tabel I.2 berikut.

Tabel I.1.2. Laju transpirasi (ml/mnt/cm2) ranting 2 dan 4 daun pada kondisi teduh dan terik
Waktu Ranting 4 daun Ranting 2 daun
5 mnt ke (daun banyak) (daun sedikit)
Terik Teduh Terik Teduh
Rerata Transpirasi Rerata Transpirasi Rerata Transpirasi Rerata Transpirasi
Luas (ml/mnt) Luas (ml/mnt) Luas (ml/mnt) Luas (ml/mnt)
(cm2) (cm2) (cm2) (cm2)
I 57,75 0,92 58,05 0,02 53,3 0,15 48,9 0,05
II 57,75 0,91 58,05 0,03 53,3 0,1 48,9 0,12
III 57,75 0,90 58,05 0,45 53,3 0,1 48,9 0,11
Rata-rata ... ... ... ... ... ... ... ...
Transpirasi ... ... ... ... ... ... ... ...
(ml/mnt/cm2)

I. Pengolahan Data
1. Hitunglah nilai rata-rata luas daun dan laju transpirasi pada kondisi teduh maupun terik
2. Hitunglah rata-rata laju transpirasi dalam satuan kecepatan yang sama (ml/menit/cm2)
3. Buat grafik hubungan laju transpirasi dengan (a) intensitas cahaya dan (b) jumlah daun.
4. Lakukan analisis statistik dengan uji T untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan laju
transpirasi : a) menurut jumlah daun (antara 2 daun dengan 4 daun), dan
b) menurut intensitas cahaya (antara teduh dengan terik)

J. Diskusi/Pembahasan
1. Berdasarkan data, apakah terdapat perbedaan laju transpirasi menurut jumlah daun dan tingkat
intensitas cahaya ?
2. Pada jumlah (luas) ) daun manakah transpirasi lebih sepat? Mengapa demikian ?
3. Pada intensitas cahaya manakah transpirasi terjadi lebih cepat ? Mengapa demikian ?
3. Dengan melihat nilai rerata besarnya perubahan volume air dari beberapa perlakuan intensitas
cahaya matahari (terik-teduh) dan jumlah daun (luas daun), apakah ada pola hubungan
(kecenderungan) tertentu antara besarnya volume air (kecepatan transpirasi) dengan faktor
intensitas cahaya matahari (terik-teduh) dan jumlah daun (luas daun) ?
Kegiatan I.2
A. Permasalahan
Melalui permukaan daun manakah transpirasi lebih banyak terjadi pada tanaman darat dan
tanaman air?

B. Tujuan
Mengamati apakah peristiwa transpirasi lebih banyak terjadi pada permukaan atas daun atau
permukaan bawah daun pada tanaman darat dan tanaman air
C. Prinsip dasar
Transpirasi, yaitu pelepasan air berupa uap melalui seluruh permukaan daun, khususnya
melalui stomata. Stomata merupakan celah atau jalan pertukaran gas oleh daun, termasuk
diantaranya menjadi saluran utama pelepasan uap air dari jaringan daun. Distribusi stomata pada
daun berbeda terutama menurut habitatnya. Pada tumbuhan air, stomata banyak dibentuk di
permukaan atas daun, dan sebaliknya pada tumbuhan darat.
Kobalt (II) klorida adalah zat padat, kristal berwarna merah, bersifat higroskopis (sangat
mudah menyerap air), bahkan mengikat uap air dalam udara. Zat padatnya yang kering atau
dipanaskan sehingga kering, berwarna biru, tetapi segera berubah menjadi merah jika terkena air
atau uap air. Karena sifatnya tersebut, kobalt (II) klorida dapat digunakan untuk menguji
kecepatan transpirasi pada tumbuhan.
D. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan:


- Kertas cobalt chloride
- Klip kertas
- Api bunsen
- Pinset
- Timer HP
- Potongan plastik mika
2 cm x 2 cm
- Lem alteco
- Mikroskop
- Tanaman darat (Sri rejeki) dan
tanaman air (Melati air)

Objek tanaman percobaan/ tanaman pengamatan


E. Cara/Prosedur Kerja

1. Pengukuran kecepatan transpirasi dengan metode kertas cobalt chloride

Perhatikan langkah percobaan transpirasi dengan metode kertas cobalt pada gambar berikut.

Kertas cobalt chloride dikeringkan di dekat


Kertas cobalt chloride mula-mula api bunsen hingga kertas berubah warna
berwarna merah muda menjadi biru

Hitung lama waktu untuk perubahan


kertas cobalt dari biru menjadi Kertas cobalt dipasang di bagian
kemerahan menggunakan timer HP permukaan atas dan atau bawah daun
dengan dijepit menggunakan klip kertas
2. Pembuatan cetakan stomata

Perhatikan urutan langkah pembuatan cetakan stomata pada gambar berikut.

Teteskan sedikit lem alteco pada Tempelkan plastik pada permukaan


permukaan plastik mika daun (atas/bawah) dan tekan dengan
ujung ibu dan telunjuk jari. Diamkan ±
5 menit agar lem mengering

Cetakan yang sudah kering dilepaskan dan


diamati di bawah mikroskop
Catatan: Mahasiswa menganalisis/ memberi interpretasi data sekunder hasil praktikum

F. Hasil Pengamatan/Percobaan
1. Laju transpirasi dengan metode kertas cobalt chloride
Hasil pengukuran laju transpirasi dengan metode kertas cobalt chloride disajikan pada Tabel
I.2.1.
Tabel I.2.1. Kecepatan transpirasi pada permukaan atas dan permukaan bawah daun pada
tanaman darat dan tanaman air
Lama waktu dibutuhkan untuk perubahan warna kertas kobalt
Ulangan Sri rejeki Melati air
(n) Permukaan atas Permukaan Permukaan atas Permukaan
bawah bawah
1. 2 menit 48 detik 2 menit 37 detik 3 menit 15 detik 1 menit 52 detik
2. 2 menit 58 detik 2 menit 23 detik 3 menit 13 detik 2 menit 02 detik
3. 3 menit 27 detik 2 menit 01 detik 3 menit 06 detik 2 menit 34 detik
4. 3 menit 18 detik 2 menit 07 detik 2 menit 44 detik 2 menit 16 detik
5. 2 menit 51 detik 2 menit 20 detik 2 menit 50 detik 2 menit 12 detik
Rata-rata ..... ..... ..... .....
..... ..... ..... .....
*SD = Standar deviasi
G.1. Pengolahan Data
1. Hitunglah rata-rata lama waktu untuk perubahan warna kertas cobalt chloride pada permukaan
atas dan bawah daun dari data pada Tabel 1 dalam satuan detik.
2. Buatlah diagram batang yang menggambarkan laju transpirasi permukaan atas dan bawah
daun pada kedua jenis tanaman tersebut.
3. Jika memungkinkan, lakukanlah uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan laju
transpirasi dengan uji T :
a) laju transpirasi antara permukaan atas dengan bawah daun tanaman Sri rejeki
b) laju transpirasi antara permukaan atas dengan bawah daun tanaman Melati air

2. Hasil Cetakan Stomata


Foto hasil cetakan stomata permukaan atas dan bawah daun pada tanaman Sri rejeki dan
Melati air pada perbesaran 10 X disajikan pada Tabel 2 berikut.

Tabel I.2.2 Sebaran stomata pada permukaan atas dan permukaan bawah daun pada tanaman
darat dan tanaman air
Sebaran Stomata
n Sri rejeki Melati air
Permukaan atas Permukaan bawah Permukaan atas Permukaan bawah
1.

2.

3.

4.
G.2. Pengolahan Data
1. Hitunglah jumlah stomata permukaan bawah dan atas pada daun Sri rejeki dan Melati air.
2. Buatlah tabel data (Tabel I.2.3) dan masukkan data jumlah stomata tersebut.
3. Hitunglah rata-rata, dan buatlah diagram batang tentang jumlah stomata permukaan atas dan
bawah pada kedua jenis tanaman tersebut.

H. Diskusi/Pembahasan
1. Berdasar Tabel 1, melalui permukaan daun manakah transpirasi terjadi lebih cepat, baik pada
daun (a) Sri rejeki, maupun (b) Melati air ?
2. Berdasar penghitungan jumlah stomata, pada permukaan daun manakah jumlah (sebaran)
stomatanya lebih banyak, baik pada Sri rejeki maupun Melati air ?
3. Buatlah diagram batang untuk menggambarkan jumlah stomata dan laju transpirasi permukaan
atas dan bawah daun !
4. Berdasarkan diagramnya, bagaimana hubungan antara laju traspirasi dengan sebaran (jumlah)
stomatanya pada permukaan atas dan bawah daun ?
5. Fakta apakah yang dapat saudara temukan dari percobaan ini
6. Apakah sebaran stomata daun pada Melati air dan Sri Rejeki dapat menggambarkan pola
adaptasi morfologis tumbuhan yang bermigrasi dari habitat air menuju kehidupan darat ?
TOPIK II : FOTOSINTESIS

Kegiatan II.1

A. Permasalahan :
1. Pada bagian daun manakah dari daun Miana yang aktif berfotosintesis?
2. Betulkah cahaya matahari mutlak dibutuhkan untuk fotosintesis?

B. Tujuan :
1. Mengetahui bagian daun dari daun Miana yang aktif berfotosintesis
2. Mengetahui apakah cahaya matahari mutlak dibutuhkan untuk fotosintesis
C. Prinsip dasar
Fotosintesis merupakan aktivitas fisiologis yang khusus dilakukan oleh organisme
fotosintetik, terutama kelompok tumbuhan. Fotosintesis merupakan suatu proses penyusunan zat
karbohidrat dengan cahaya sebagai energinya. Zat organik yang disusun dalam fotosintesis ini
adalah karbohidrat (Cn(H2O)n) yang berasal dari molekul CO2 dan H2O. Glukosa sebagai hasil
utama fotosintesis segera ditranslokasikan ke bagian tubuh tumbuhan yang lain atau
ditranslokasikan ke dalam jaringan penimbun dan diubah menjadi amilum. Bila laju fotosintesis
tinggi, sebagian dari karbohidrat yang terbentuk dalam fotosintesis ini disimpan dalam kloroplas
sebagai amilum.
Percobaan Sachs menunjukkan bahwa jaringanyang berfotosintesis menghasilkan
timbunan amilum pada sel-sel mesofil daun. Keberadaa amilum dideteksi menggunakan uji
Iodin (lugol). Amilum akan memberikan reaksiwarna violet atau bitu terhadap larutan lugol.
Untuk membuktikan apakah cahaya mutlak dibutuhkan untuk fotosintesis, hal ini dapat
dilakukan dengan menutup sebagian daun kemudian diuji dibagian daun manakah amilum
dibentuk, apakah pada bagian daun yang tertutup atau bagian yang tetap terbuka yang terkena
sinar matahari.
Pada jenis-jenis tumbuhan tertentu, warna daun dapat bervariasi. Sebagian daun berwarna
merah, ungu, kuning, atau berwarna-warni karena adanya kimera. Apakah warna daun
mempengaruhi efektifitas fotosintesis adalah juga merupakan pertanyaan yang cukup menarik
untuk dicarai jawabannya. Pada daun yang warna-warni seperti Miana, pertanyaan yang
manarik antara lain adalah pada bagian daun manakah fotosintesis efektif berlangsung ?
D. Alat dan Bahan

Metode standar Alat dan Bahan:


Objek : 1) Daun Miana /daun Iler
2) Daun Kleresede/Kacang tanah yang
ditutup sebagian
Alat & Bahan Uji Sach
- Iodin (betadine/obat merah)
- Alkohol 96 %
- Air tajin
- Cawan petri (piring putih kecil)
- Alumenium foil/kertas grenjeng
- Panci penangas air/water bath
- Kompor/Pemanas
- Pipet tetes
- Becker gelas/botol jam
- Pinset/Penjapit
- Panci kecil dengan air panas

Alat & Bahan UJI Sach modifikasi:


- Bahan pemutih
- Mortar/alu
- Kertas saring (kertas tisu makan)
- Iodine/lugol/betadine
- Telenan kayu
- Pinset/penjapit
- Botol jam/panci tembaga
- Pemanas & penangas air

F. Prosedur Kerja Uji Sach

1. Menyiapkan objek daun yang ditutup seebagian dengan alumenium foil/ kertas grenjeng

(a) (b)
Daun (a) kacang tanah (Arachis hypogaea) atau (b) kleresede (Gliricidea sepium)
ditutup sebagian daunnya. Penutupan daun dilakukan pada pagi buta (pkl 05.30
wib) dan daun siap dipetik setelah terkena sinar matahari lk 2 jam.
2. Cermatilah prosedur dasar uji sach seperti disajikan pada gambar berikut.

3. Lakukan percobaan uji Sach dengan langkah-langkah seperti berikut.

Daun yg ditutup sebagian dan telah Penutup dibuka lalu secepatnya


terkena cahaya matahari lk 2 jam dimasukkan ke air panas (untuk
dipetik dan dibuka tutupnya. mematikan jaringan/sel-selnya).

Erlenmeyer lalu dipanaskan dalam


waterbath (penangas air) untuk Daun dipindahkan ke erlenmeyer
mempercepat larutnya klorofil berisi alkohol 96 % (lk 50 ml)
hingga warna daunnya hilang

Pertanyaan :
Di bagian manakah pada daun
Miana dan Iler di bawah ini
berlangsung fotosintesis ?

Daun dipindah ke cawan lalu ditetesi


lugol/iodin. Amati reaksi warna yang
terjadi.
PEMBANDING : REAKSI WARNA AMILUM TERHADAP UJI LUGOL/BETADINE

Teteskan 3-5 tetes 5% larutan amilum


(air tajin) pada 4 cekungan pertama pada
valet

Berikan 1 tetes lugol pada 2 Berikan 1 tetes Betadine pada 2


cekungan pertama, amati reksi cekungan berikutnya, lalu amati
warna yang ditunjukkan pula reaksi warnanya.

G. Hasil Percobaan

Foto hasil uji lugol Deskripsi hasil

......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....


......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
(a)
......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
(b)
......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
Uji Sach terhadap (a) daun kleresede & (b) ......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
daun Kacang tanah ......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
(c) ......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....
......... .......... .......... ........... ......... ......... ........... ....

Uji Sach terhadap potongan daun (c) Iler


Uji Sach 2 dengan modifikasi (Uji Sach dengan pemutih)
Perhatikan langkah Uji Amilum hasil fotosintesis dengan metode sederhana berikut.

Bagian tengah daun dari


tanaman/pohon ditutup menggunakan Daun diambil dari tanaman/pohonnya
alumunium foil ± 1 hari dan alumunium foil pada daun dibuka

Kertas saring yang berisi daun dilipat Daun diletakkan di atas kertas saring

Daun dimemarkan dengan pastle atau Kertas saring dibuka dan diambil
benda tumpul lain. daunnya

Masukkan kertas saring dalam


Kertas saring dimasukkan ke dalam larutan pemutih 10% (pemutih : air =
cawan petri yang telah diberi larutan 1 : 10) hingga klorofilnya hilang.
iodin. Amati reaksi warnanya (?)
Catatan: Lakukan percobaan uji Sach sederhana ini di sekolah/rumah masing-masing
TOPIK III : AKTIVITAS ENZIM

Kegiatan III.1

A. Permasalahan : Bagaimanakah aktivitas enzim katalase pada beberapa tingkat umur buah?

B. Tujuan : Mendeteksi tingkat aktivitas katalase pada beberapa tingkat umur buah
C. Prinsip dasar
Tingkat aktivitas metabolisme suatu jaringan merupakan cerminan dari tingkat aktivitas
enzimatis yang terjadi. Tingkat aktivitas ini dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun
eksternal. Faktor-faktor internal seperti umur jaringan, kondisi dan jenis jaringan atau organnya
turut menentukan. Demikian pula aktivitas enzimatis merupakan fungsi dari (dipengaruhi oleh)
berbagai faktor eksternal.
Variasi kondisi internal menentukan tingkat aktivitas jaringan. Jenis organ/jaringan,
periode pertumbuhan atau tingkat perkembangan (umur) buah, daun, biji, dan umbi (tingkat
umur) atau lama simpan biji, ada tidaknya infeksi parasit dan kondisi fisiologis tanaman berefek
langsung pada aktivitas enzim-enzim, termasuk di antaranya katalase. Katalase merupakan
enzim yang terkait dengan detoksifikasi hidrogen peroksida (H2O2) dalam sel yang selalu
dihasilkan di dalam mikrobodi. Daya katalitik enzim katalase dapat diukur dengan melihat
produksi O2 (volume gelembung) dengan cara mengkontakkan langsung irisan jaringan atau
supernatan dari ekstrak suatu organ/jaringan berisi katalase dengan substrat H2O2.

D. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan:


- Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi
- Alu dan mortar
- Pinset
- Kertas label
- H2O2 (Hidrogen
peroksida)
- Belimbing
- Jeruk Kingkit

Gambar III.1: Organ buah (a) belimbing dan (b) jeruk kinkit
dalam beberapa tingkat umur (perkembangan) : Muda –
mengkal – matang.

E. Cara/Prosedur Kerja

Perhatikan urutan langkah percobaan aktivitas enzim katalase pada gambar berikut ini.
Buah belimbing dan jeruk Kingkit
Hasil tumbukan dimasukkan ke dalam
ditumbuk dengan alu dan mortar
tabung reaksi
(diekstraksi)

Amati terbentuknya gelembung pada


buah mentah (1), mengkal (2), dan H2O2 (Hidrogen peroksida) dituangkan
matang (3) ke dalam masing-masing tabung reaksi
Catatan: Pada percobaan ini, mahasiswa melakukan metaanalisis data sekunder hasil
praktikum pembimbing

G. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan banyaknya gelembung pada beberapa tingkat umur buah disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat aktivitas katalase pada beberapa tingkat umur buah

Jenis buah Tingkat umur buah


Mentah Mengkal Matang
Jeruk Kingkit + ++ ++++
Belimbing + ++ ++++
Mangga + ++ +++
Keterangan: - = tidak ada
+ = sedikit
++ = cukup banyak
+++ = sangat banyak

H. Diskusi/Pembahasan
1. Mengapa jumlah (volume) gelembung dapat dijadikan indikator untuk mengukur aktivitas enzim
katalase pada percobaan ini ? Gas apakah gelembung tersebut ?
2. Dari hasil pengamatan, mengapa terdapat perbedaan jumlah gelembung antara buah yang mentah,
mengkal, dan matang ?
3. Pada percobaan di atas, mengapa pada ketiga jenis buah terdeteksi ada aktifitas katalase ?
4. Bagaimana hubungan antara tingkat aktivitas katalase dengan tingkat kematangan buah ?
5. Jelaskan pada bagian protoplasma sel manakah katalase diproduksi dan apa peran/fungsinya ?
Kegiatan III.2 : AKTIVITAS AMILASE

A. Permasalahan : Bagaimana efek suhu terhadap aktivitas enzim amilase?

B. Tujuan : Mengetahui efek suhu terhadap aktivitas enzim amilase


C. Prinsip dasar
Di dalam jaringan hidup terjadi aktivitas metabolisme, baik proses yang bersifat sintesis,
konversi menjadi bahan lain atau pembentukan turunannya, maupun proses yang bersifat
degradasi. Sebagian besar proses terjadi secara enzimatis, yang dipengaruhi baik oleh faktor
internal maupun eksternal. Pada proses perkecambahan biji, proses penting yang terjadi adalah
mobilisasi nutrisi dari jaringan endosperm ke lembaga yang sedang atau akan bertumbuh. Proses
ini diawali oleh berbagai proses perombakan bahan organik penting, meliputi protein, lemak, dan
karbohidrat.
Perombakan amilum endosperm dilakukan oleh aktivitas enzim amilase. Faktor internal
yang akan berpengaruh terhadap proses tersebut antara lain adalah suhu, pH, substrat, tingkat
kebutuhan sel dan aktivitasnya, serta konsentrasi enzimnya. Secara teoritik, perbandingan enzim-
substrat akan berpengaruh langsung terhadap laju aktivitas perombakan, disamping faktor daya
katalitik enzimnya sendiri. Demikian pula aktivitas perombakan cadangan makanan juga
dipengaruhi langsung oleh faktor lingkungannya.
Amilum merupakan polisakarisa, suatu karbohidrat rantai panjang, dalam susunan rantai
linier (amilosa) atau bahka rantai panjang dan bercabang-cabang (amilopektin). Karena
molekulnya yang panjang, maka perombakannya pun terjadi secara bertahap, sampai rantai
terurai sempurna menjadi satuan-satuan disakarida dan atau glukosa (monosakarida), tergantung
enzim karbohidrase (amilolitik) yang bekerja. Pada endosperm biji, perombakan amilum
melibatkan beberapa jenis karbohidrase, seperti amilase (α, β), fosforilase, α 1,4 glikosidase, α
1,6-glikosidase. Perombakan secara bertahap suatu amilum antara lain akan membentuk senyawa
antara seperti amilodekstrin, erithrodekstrin, akroodekstrin dan akhirnya menjadi unit-unit
maltosa (disakarida). Ukuran panjang pendek rantai dari molekul hasil perobakan amilum ini
akan menentukan reaksi warna yang berbeda terhadap uji iodine. Karenanya, laju perubahan
reaksi warna terhadap uji iodine dapat dijadikan indikator kecepaan aktivitas enzim amilase.
Apakah laju perubahan reaksi warna terhadap uji iodine dipengaruhi oleh suhu lingkungan ?.
d. Alat dan Bahan
Contoh organ tumbuhan dimana aktivitas amilase cukup Alat dan Bahan:
tinggi
- Tabung reaksi
- Gelas beker
- Pipet tetes
- Cawan porselen
- Valet
- Corong
- Kapas/ kertas saring
- Kertas label
Gambar III.2.1 Contoh umbi kentang dan biji petai yang - Air liur
sedang berkecambah - Air tajin
Catatan : - Larutan iodin
Amilase dapat diperoleh dari cairan ekstrak umbi/ubi/biji
yang sedang aktif berkecambah.
 Sebagai pengganti, sumber amilase diambil dari air liur
(saliva)
F. Prosedur Kerja

Perhatikan urutan langkah percobaan aktivitas enzim amilase pada gambar di bawah ini.

Siapkan larutan amilase dari hasil Siapkan larutan tajin 5 % dalam tabung
kumuran dengan air hangat yang diberi reaksi yang direndam dalam gelas
sedikit garam beker yang berisi air dingin

Tuangkan 1-2 tetes larutan tajin murni Siapkan larutan tajin 5 % dalam tabung
(kontrol) dan larutan tajin yang sudah reaksi yang direndam dalam gelas
ditetesi air liur ke dalam lubang cawan beker yang berisi air hangat
porselen, selanjutnya lakukan
pengujian amilum dengan ditetesi iodin
setiap 15 detik sekali

Faktor/ Sebagian hasil reaksi warna larutan 5% amilum/air tajin terhadap


Variabel seri uji iodine tiap menit setelah diberi saliva

Kondisi dingin

Kondisi hangat

Catatan: Pada percobaan ini, mahasiswa mengolah dan menginterpretasi data sekunder
dari hasil praktikum pada tabel data yang sudah disiapkan
G. Hasil Pengamatan/Percobaan
Hasil pengamatan seri perubahan warna pada perlakuan variasi suhu (dingin dan hangat)
disajikan pada Tabel berikut.
Tabel III.2.1 Hasil pengamatan efek suhu terhadap aktivitas enzim amilase
Perubahan Amilum saja Amilase + amilum Amilase + amilum
warna menit ke - (Kontrol) dingin hangat
1,0 Biru Biru Biru
2,0 Biru Biru Biru
4,0 Biru Biru Biru
7,0 Biru Biru Biru
10,0 Biru Biru Biru
14,0 Biru Biru Biru
18,0 Biru Biru Biru
20,0 Biru Biru Biru
22,0 Biru Biru Ungu kecoklatan
24,0 Biru Biru Ungu kecoklatan
25,0 Biru Biru Ungu coklat gelap
26,0 Biru Biru Ungu coklat gelap
28,0 Biru Biru Coklat pekat/gelap
29,0 Biru Biru Coklat pekat/pekat
31,0 Biru Biru Coklat agak pekat
32,0 Biru Biru Coklat agak pekat
35,0 Biru Biru Coklat agak terang
38,0 Biru Ungu kecoklatan Coklat agak terang
40,0 Biru Ungu kecoklatan Coklat terang

H. Diskusi/Pembahasan
1. Pada hasil pengamatan di atas, bagaimana reaksi perubahan warna dapat dijadikan indikator
untuk mengetahui cepat atau lambatnya aktivitas enzim amilase ?
2. Bagaimana rentang waktu reaksi perubahan warna antar kelompok perlakuan? Fakta apa yang
saudara peroleh ?
3. Mengapa perbedaan suhu (hangat dan dingin) mempengaruhi rentang waktu reaksi perubahan
warna ?
4. Beri penjelasan/interpretasi tentang mekanisme perombakan amilum pada jaringan cadangan
makanan (endosperm) dari biji yang sedang aktif berkecambah pada gambar berikut.

5. Kesimpulan apakah yang dapat saudara nyatakan dari percobaan ini ?


6. Susunlah laporan praktikum dengan format yang sudah ditentukan.
TOPIK IV : TROPISME PADA TUMBUHAN

Kegiatan IV.1

A. SubTopik 1 : Arah tumbuh batang tanaman

B. Permasalahan: Apakah arah tumbuh tanaman dipengaruhi oleh posisi sumber cahaya ?

C. Tujuan : Untuk mengetahui apakah arah tumbuh tanaman dipengaruhi oleh sumber cahaya
D. Prinsip dasar
Tanaman merespon terhadap berbagai rangsangan eksternal yang diterimanya, seperti
rangsang cahaya, gravitasi, keberadaan air atau sumber kelembaban, sumber hara, serta signal
dari faktor-faktor penting lain yang dibutuhkan atau mempengaruhi kelangsungan hidup
tumbuhan. Salah satu bentuk respon adalah dalam bentuk perilaku gerak menanggapi sumber
rangsang.
Perilaku gerak tanaman dapat dalam bentuk respon gerak sebagian organ tanaman (ujung
batang, ujung akar, helaian daun, sulur, tangkai bunga, kulit biji), maupun gerak seluruh bagian
tubuh ‘individu’ seperti yang ditunjukkan pada gerak gamet jantan (pollen) menuju gamet
betina, dan gerak aktif pindah tempat dari dari fitoplakton. Perilaku gerak dapat bersifat ritmik
periodik (fotoperiodik atau biological clock) maupun respon insidental.
Perilaku gerak bagian organ tubuh tumbuhan dapat berupa gerak yang dipengaruhi oleh
sumber/arah rangsang (gerak tropik/tropisme), gerak yang tidak dipengaruhi arah/sumber
rangsang (gerak Nasti). Gerak tropik dapat merespon terhadap (rangsang cahaya (fototropik),
rangsang gravitasi (geotropik), rangsang sumber hara/ion-ion (kemotropik), dan rangsang
sumber air/kelembaban (hidrotropik). Gerak nasti antara lain dapat berupa gerak mengatupnya
daun karena sentuhan (thigmonasti), dan gerak tidur daun di malam hari (Niktinasti). Gerak
keseluruhan tubuh tumbuhan seperti gerak gamet jantan atau fitoplakton dikenal dengan gerak
taksis (fototaksis, kemotaksis, hidrotaksis).
Untuk mendukung produktifitas tanaman, tanaman membutuhkan energi foton, pasokan
air dan hara mineral serta CO2 yang cukup untuk memacu fotosintesis. Tanaman melakukan
adaptasi stuktural antara lain dengan mengatur mozaik daun tajuk atau lamina-lamina daun
mengarah ke cahaya matahari. Arah tumbuh helaian daun pada cabang tegak (ortotrop) akan
berbeda dengan cabang batang yang mendatar (plagiotrop).
Untuk mengoptimalkan perolehan pasokan air dan ion-ion, tanaman juga mengatur
tumbuh akar menuju ke dalam tanah (geotropisme), menuju ke sumber air dan hara
(hidrotropisme dan khemotropisme), serta memacu pertumbuhan percabangan akar-akar tersier
pada ruang-ruang tanah yang kaya akan humus/hara. Bagaimana respon arah tumbuh ujung akar
terhadap rangsang gravitasi, bagaimana respon arah tumbuh batang dan bagaimana mozaik daun
pada cabang orthotrop dan plagiotrop menjadi permasalahan yang cukup menarik untuk
diamati/diteliti melalui percobaan maupun oservasi ke lapangan.
E. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan:


- Kardus
- Gelas akua
- Gunting
- Spidol
- Kecambah awal
kacang hijau hasil
pragerminasi
- Media tanam
(tanah)

(a) (b)

Gambar IV.1.1 Alat dan bahan percobaan arah tumbuuh batang

Keterangan :
Dos : (a) bagian atas dengan penutup (penyungkup) dan (b) tanpa
penutup (tidak disungkup), masing-masing dengan 1 lobang 4x4 cm
pada salah satu sisinya.

F. Prosedur Kerja
Perhatikan urutan langkah percobaan fototropisme pada gambar di bawah ini.

Siapkan media tanam: gelas akua Tanam kecambah awal kacang hijau
diisi dengan tanah dan bagian dasar hasil pragerminasi pada tanah (1 gelas
gelas dilubangi berisi 5) dan dibasahi air secukupnya

Dibuat 2 macam perlakuan: kardus


Gelas akua yang berisi tanah
terbuka dan kardus tertutup, namun
dimasukkan ke dalam kardus yang sudah
diberi lubang 4x4 cm di salah satu
dilubangi setinggi gelas akua
sisinya. Lubang kardus diletakkan ke
arah sumber cahaya matahari.
G. Cara/Prosedur Kerja :
1. Siapkan 6 buah gelas akua dan lubangi bagian bawahnya.
2. Isilah masing-masing gelas akua dengan tanah gembur sebagai media tanam.
3. Tanamlah 5 biji yang sudah mulai kecambah pada media tanam tersebut.
4. Basahi media tanam dengan air secukupnya.
5. Siapkan dua buah kardus dan buatlah lubang 4x4 cm2 pada salah satu sisinya.
6. Letakkan ke dalam kardus masing-masing 3 gelas akua penanaman
7. Tutuplah salah satu kardus untuk perlakuan tertutup,
8. Letakkan kedua kardus dengan lubang ke arah sumber cahaya.
9. Amati tinggi tanaman, jumlah dan warna daun serta arah tumbuh batang setelah 8 hari.
10. Siapkan tabel pengamatan untuk memasukkan datanya.
11. Buatlah grafik pertumbuhan kecambah pada kardus terbuka dan kardus tertutup dengan
lubang sumber cahaya.
12. Deskripsikan gejala warna daun, sifat batang dan arah tumbuh batang

H. Hasil Percobaan
1) Tampilkan foto tanaman hasil percobaan secara sistematis menurut variabel yang diteliti.
2) Tampilkan tabel data hasil pengamatannya :

1. Tabel IV.1.1. Pertumbuhan kecambah kacang hijau pada kardus terbuka dan kardus tertutup
dengan lubang sumber cahaya (Pengamatan kuantitatif)

2. Tabel IV.1.2. Warna daun, sifat batang dan arah tumbuh batang tanaman kacang hijau
terhadap sumber cahaya (Pengamatan kualaitatif)

I. Pengolahan Data
1. Hitunglah nilai rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, sudut pembengkokan batang
2. Deskripsikan arah tumbuh batang, warna daun dan sifat batang kecambahnya.

J. Diskusi/Pembahasan
1. Berdasar hasil percobaan, bagaimana respons arah tumbuh batang tanaman terhadap posisi
sumber cahaya ?
2. Jelaskan bagaimana hubungan antara arah tumbuh batang dengan keberadaan sumber
cahaya ?
3. Jelaskan bagaimana mekanisme fisiologinya sehingga respons arah tumbuh batang terjadi
demikian ?
4. Hormon apakah yang berperan mengatur respon arah tumbuh batang terhadap keberadaan
sumber cahaya, dan bagaimana mekanismenya ?
Kegiatan IV.2

A. SubTopik 2 : Arah tumbuh akar tanaman

B. Permasalahan : Apakah arah tumbuh akar selalu mengarah ke pusat gravitasi bumi?

C. Tujuan : Mengetahui arah tumbuh akar tanaman terhadap pusat gravitasi bumi
D. Prinsip dasar
Akar merupakan oran penting yang berfungsi menjamin kokoh-tegak berdirinya tanaman,
menjami ketersediaan/kecukupan air, ion-ion (hara mineral) dan gas O2 untuk respirasi akar.
Akar harus dapat beradaptasi dan resonsif terhadap sumbur-sumber keberadaan air, humus, ion-
ion atau garam mineral serta gas O2 yang menjamin respirasi sel-sel/jaringan akar. Akar akan
tumbuh mengarak ke kedalaman tanah, sumber-sumber air/kelembaban, sumber hara/ion-ion
/garammineral.
Gerak tumbuh akar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor atau stimulus/rangsangan
eksternal seperti cahaya, gravitasi, keberadaan air/kelembaban, tekstur dan struktur tanah, serta
keberadaan humus/ion dalam tanah. Perilaku gerak tumbuh akar dapat merupakan respons
teerhadap sumber rangsang gravitasi (geotropisme), sumber air/kelembaban (hidrotropisme),
dan sumber humus/ ino-ion (khemotropisme).
Untuk mengoptimalkan perolehan pasokan air dan ion-ion, tanaman juga mengatur
tumbuh akar menuju ke dalam tanah (geotropisme), menuju ke sumber air dan hara
(hidrotropisme dan khemotropisme), serta memacu pertumbuhan percabangan akar-akar tersier
pada ruang-ruang tanah yang kaya akan humus/hara. Bagaimana respon arah tumbuh ujung akar
terhadap rangsang gravitasi adalah salah satu pertanyaan yang cukup menarik untuk
diamati/diteliti melalui percobaan maupun oservasi ke lapangan.

E. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan:


- Statip
- Baskom
- Nampan plastik
- Papan kaca/kayu
- Karet gelang
- Penyemprot
- Kertas saring/tisu
- Kecambah
kacang hijau

Gambar IV.2.1 Alat dan bahan percobaan geotropisme


F. Prosedur Kerja
Perhatikan urutan langkah percobaan geotropisme akar pada gambar di bawah ini.

Buat tumpukan beberapa lapis kertas Lipatan kertas/kain kasa ditempelkan


saring/kain kasa sesuai ukuran papan pada papan kaca/kayu lalu diikat dengan
kaca atau kayu yang digunakan. karet gelang

Tempatkan kecambah kacang hijau


Tempatkan rangkaian ke nampan dengan dijepitkan pada karet gelang.
plastik berisi air dan beri statip Atur penempatan kecambah dalam 3
penyangga. Pastikan lipatan kain kasa posisi: (1) akar ke bawah (normal), (2)
selalu basah agar kecambah tetap akar ke atas, dan (b) akar mendatar (ke
segar. Biarkan 2-3 hari, lalu amati arah arah samping)
tumbuh akarnya.
Catatan: Kedua percobaan ini dipraktekkan sendiri oleh mahasiswa di rumah

G. Cara/Prosedur Kerja
1. Lakukan percobaan respons arah tumbuh akar kecambah berdasarkan variasi posisi
penempatan awal seperti ditunjukkan pada LKM/video kegiatan.
2. Siapkan tabel sesuai kebutuhan tabulasi data hasil pengamatan, dengan
memperhitungkan :
1) Variabel posisi peletakan akar kecambah (ke atas, mendatar, ke bawah), dan
2) Jumlah ulangan kecambah yang diamati untuk tiap variabelnya,
3) Sifat data pengamatan seperti (a) data kuantitatif hasil pengukuran sudut
pembelokan dan atau pertambahan panjang akar, atau (b) data kualitatif berupa data
deskriptif karakter kecambah hasil percobaan.
H. Hasil Percobaan/Pengamatan
1) Tampilkan foto taanaman hasil percobaan secara sistematis menurut variabel yang diteliti.
2) Tampilkan tabel data hasil pengamatannya :

I. Pengolahan Data
1) Hitunglah nilai rata-rata sudut pembelokan akar kecambah (data kuantitatif) dari semua
variabel posisi penempatan kecambah,
2) Hitunglah nilai jumlah, modus pola respons arah akar kecambah tumbuh ujung akar dari
semua variabel posisi penembatan awal kecambah. Deskripsikan hasil percobaan
berdasar hasil olah statistik deskriptif.
3) deskrisikan secara naratif berdasar data kualitatif hasil pengamatan karakter morfologis
pertumbuhan.

J. Diskusi/Pembahasan
1. Temukan modus arah tumbuh akar dari masing-masing posisi awal peletakan akarnya
2. Jelaskan mengapa arah tumbuhan akarnya demikian ?
3. Jelaskan bagaimana mekanisme arah tumbuh ujung akarnya tersebut terjadi ?
4. Jelaskan apakah arah tumbuh akar merupakan bagian dari fenomena geotropisme
5. Kesimpulan apakah yang dapat diambil dari percobaan ini
TOPIK V. DAERAH TUMBUH PADA AKAR

A. Permasalahan : Di bagian manakah pada akar yang merupakan daerah tumbuh?

B. Tujuan : Mengetahui di bagian mana pada akar yang merupakan daerah tumbuh

C. Prinsip dasar
Pada akar selain terdapat jaringan meristem yang menjadi titik tumbuh akar (RAM =
Root Apical Meristem), juga ditemukan daerah tumbuh yang berada pada beberapa milimeter
dibelakang RAM. Pertumbuhan pada titik tumbuh (apical meristem) terjadi karena proses
mitosis, sedangkan pertumbuhan pada daerah tumbuh di belakang apical meristem terjadi
karena proses cell enlargement & cell elongation.
Secara keseluruhan, daerah tumbuh pada akar dibedakan menjadi empat bagian yaitu
tudung akar (root cap), daerah meristematik (RAM), daerah pemanjangan (elongation region),
dan daerah pendewasaan (differenciation region). Tudung akar berfungsi melindungi daerah
meristem saat akar tumbuh menembus ke dalam tanah, daerah meristematik merupakan daerah
yang terdapat jaringan meristem apikal yang merupakan pusat pembelahan untuk menghasilkan
meristem primer, sehingga daerah ini ditandai dengan sel-selnya yang sangat aktif melakukan
pembelahan sel. Daerah pemanjangan terletak lebih jauh dari meristem ujung aka,r namun sel-
selnya masih aktif membelah. Daerah pemanjangan ini menekan ujung akar agar akar dapat
memanjang dan menembus tanah. Daerah pendewasaan merupakan daerah tumbuh yang berada
di belakang dari merisem pucuk akar. Proses diferensiasi & spesialisasi sel-sel hasil pembelahan
sel meristem apikal yang berada dibelakang daerah pemanjangan & perbesaran. Bagian
manakah pada daerah akar yang merupakan daerah tumbuh ? Ini adalah pertanyaan yang
menarik untuk digali jawabannya melalui observasi/pengamatan.

D. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan:

- Cawan petri
- Penggaris
- Tinta cina
- Tusuk gigi
- Kapas
- Kecambah
kacang hijau
- Air
E. Cara/Prosedur Kerja

Perhatikan urutan langkah percobaan untuk mendeteksi daerah tumbuh pada akar seperti pada
gambar dalam LKM berikut ini.

Kapas ditaruh dalam cawan disiapkan Kapas dibasahi dengan air sampi sedikit
sebagai media tumbuh kecambah terendam dan jagalah jangan sampai
kekeringan

Akar yang sudah ditandai diletakkan di


atas kapas basah dalam cawan petri. Menggunakan ujung tusuk gigi, tandai
Letakkan pettri di tempat gelap selama 2 dengan tinta cina berjarak 1 mm daerah
hari, lalu amati perubahan jarak antar ujung akar sepanjang 2 cm, dimulai
titik penanda yang sudah diberikan. dari jarak 1,0 cm dari ujung akar.
Catat dan masukkan data pengamatan
dalam tabel data.

Catatan: Percobaan ini dipraktekkan oleh mahasiswa di sekolah/rumah masing-masing

1. Lakukan percobaan dan susunlah cara kerjanya untuk pengamatan daerah tumbuh
seperti ditunjukkan pada LKM & video kegiatan.
2. Siapkan tabel data sesuai kebutuhan tabulasi data hasil pengamatan, baik untuk data
kuantitatif maupun kualitatif.

G. Hasil Percobaan/Pengamatan
1) Tampilkan foto taanaman hasil percobaan secara sistematis menurut variabel yang
diteliti.
2) Tampilkan tabel data hasil pengamatannya
G. Pengolahan Data
1) Tampilkan gambar foto sebagai data primer penting hasi percobaan.
2) Hitung rata-rata panjang (pertambahan panjang) setiap bagian akar yang ditandai
3) Buatlah grafik atau diagam rata-rata pertambahan panjang pada tiap segmen akar yang
diamati

H. Diskusi/Pembahasan
1. Temukan pada segmen akar manakah mengalami pertambahan panjang paling besar ?
2. Jelaskan mengapa segmen akar yang mengalami pertambahan panjang paling besar itu
merupakan daerah tumbuh pada akar ?
3. Selain pada segmen akar yang ditandai, pada bagian manakah dari akar terdapat
meristem pertumbuhan ?
4. Kesimpulan apakah yang dapat diambildari percobaan ini

\
TOPIK VI. EFEK HERBISIDA (Herbisida Hormon)

A. Permasalahan : Bagaimana pengaruh konsentrasi herbisida hormon Pikloram terhadap


pertumbuhan kecambah biji kacang hijau?

B. Tujuan : Mengetahui pengaruh konsentrasi herbisida hormon Pikloram terhadap


pertumbuhan kecambah biji kacang hijau
C. Konsep/Prinsip dasar
Herbisida dapat mempengaruhi satu atau lebih aktifitas fisiologis seperti pembelahan sel,
perkembangan jaringan, pembentukan klorofil, fotosintesis, respirasi, metabolisme nitrogen,
aktivitas enzim dan sebagainya) yang sangat diperlukan tumbuhan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Herbisida bersifat racun terutama bagi gulma, namun juga dapat
berdampak negatif (meracuni) bagi tanaman pokok. Herbisida yang diaplikasikan dengan dosis
tinggi akan mematikan seluruh jenis tumbuhan. Namun pada dosis rendah, herbisida justru dapat
memacu pertumbuhan tanaman (efek hormesis).
Herbisida dapat bersifat selektif maupun nonselektif. Sebagian merupakan herbisida
kontak dan sebagian yang lain merupakan herbisida sistemik. Herbisida kontak hanya akan
meracuni/membunuh bagian tanaman yang dikenai. Bahan aktif herbisida sistemik dapat terserap
melalui daun maupun akar, dan akan mengalami translokasi ke bagian lain tanaman.
Herbisida hormon (organik) mulai diproduksi dengan senyawa aktif dinitrophenol terutama
2,4-D (asam 2,4-diklorofenoksiasetat), suatu senyawa yang mirip dengan hormon tumbuhan,
yang merupakan herbisida sistemik yang sangat selektif ketika digunakan dalam jumlah yang
sangat kecil. 2,4-D digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar. Asam fenoksi dan
turunannya juga berhasil dimanfaatkan sebagai herbisida selektif dan bersifat sistemik. Herbisida
organik lain yang pernah dikembangkan antar lain adalah turunan fenol, triazinedan sulfonilurea
dan glifosat
Herbisida merupakan bahan aktif sintetik yang oleh karena penggunaan yang ekstensif,
residunya akan terakumulasi di lingkungan dan terserap oleh tanaman. Untuk melihat efek
herbisida perlu dilakukan pengujian (bioassay). Salah satu metode uji dapat dilakukan dengan uji
perkecambahan (bioassay of germination) atau uji pertumbuhan vegetatif pada periode awal
pertumbuhannya (fase semai/seedling). Tingkat sensitivitas organisme (termasuk tumbuhan)
bervariasi. Sebagian tumbuhan bersifat sensitif (terpengaruh berat), sebagian bersifat moderat
(terpengaruh sedang) atau sebagian yang lain bersifat toleran (resisten/tidak terpengaruh). Karena
tingkat sensitivitasnya berbeda maka pengujian akan efektif jika menggunakan tumbuhan uji,
yaitu tumbuhan yang sensitif terhadap herbisida. Pada bioassay perkecambahan, parameter
penting yang perlu diukur adalah daya berkecambah biji (%), pertumbuhan radikula (akar
embrional), hipokotil, epikotil, dan pertumbuhan kecambahnya.
E. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan:
- Hormon Pikloram
- Cawan petri
- Botol akua gelas
- Botol kecil
- Kapas
- Kertas saring (dapat
diganti tisu makan)
- Air
- Biji kacang hijau
F. Cara/Prosedur Kerja
Perhatikan urutan langkah percobaan herbisida hormon pada gambar di bawah ini.

Biji kacang hijau diseleksi, dipilih yang Biji yang bagus diletakkan dalam cawan
bagus dan homogin (bernas, warna kulit petri
dan ukuran seragam, tenggelam di air)

Larutan herbisida Pikloram dalam variasi


konsentrasi (0 ml/L, 1 ml/L, 2 ml/L, dan Biji dikecambahkan pada nampan plastik
3 ml/L) disiapkan. Masing-masing kecil yang diberi alas beberapa lapis kertas
perlakuan dengan tiga ulangan. saring/ tisu

Kapas diletakkan pada dasar akua gelas Larutan Pikloram dituangkan ke dalam
masing-masing akua gelas

Kecambah kacang hijau hasil


pragerminasi diletakkan didasar botol
akua gelas yang telah diberi kapas dan
diberi air. Tiap akua gelas diisi 5
kecambah. Pengamatan dilakukan setiap
2 hari selama 8 hari.
G. Cara/Prosedur Kerja
1. Buat larutan herbisida Pikloram (bisa diganti herbisida lain) dengan variasi
konsentrasi : 0 ml/L (kontrol), 1 ml/L, 2 ml/L, dan 3 ml/L.
2. Siapkan 12 gelas akua untuk keempat perlakuan, masing-masing dengan 3 ulangan.
3. Letakkan kapas ke dalam masing-masing gelas akua.
4. Masukkan sebanyak 5 kecambah awal kacang hijau hasil pragerminasi ke dalam
masing-masing gelas akua.
5. Tuangkan larutan Pikloram konsentrasi 0 ml/L (kontrol), 1 ml/L, 2 ml/L, dan 3
ml/L ke dalam gelas akua dengan ketentuan masing-masing perlakuan terdiri atas 3
ulangan (3 gelas akua).

H. Cara pengumpulan data


1. Lakukan pengamatan/ pengukuran terhadap beberapa parameter pertumbuhan
kecambah yang meliputi : panjang akar, panjang hipokotil, jumlah daun, dan warna
daun setiap 2 hari sekali selama 8 hari.
2. Siapkan tabel pengamatan untuk memasukkan datanya.

I. Hasil Pengamatan/Percobaan
1) Tampilkan foto taanaman hasil percobaan secara sistematis menurut variabel yang
diteliti.
2) Tampilkan tabel data hasil pengamatannya :

J. Pengolahan Data
1. Tuangkan foto hasil percobaan yang disusun secara sistematis menurut variabel
(permasalahan) yang hendak diungkap.
2. Hitung rata-rata dari data hasil pengukuran semua parameter yang diteliti.
3. Buatlah grafik hubungan antara variasi konsentrasi perlakuan herbisida hormon
dengan pertumbuhan kecambah.
4. Jika dipandang perlu, lakukan analisis statistik denan analaisis varian satu arah untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan pertumbuhan kecambah menurut variasi
konsentrasi herbisida (4 tarat konsentrasi).
5. Fakta apakah yang ditemukan dari hasil percobaan berdasarkan variasi konsentrasi
herbisida hormon yang digunaka ?

K. Diskusi/Pembahasan
1. Nyatakan fakta-fakta yang ditemukan dari hasil percobaan ini
2. Berikan penjelasan, interpretasi, dan telaah (analisis) terhadap setiap fakta penting
yang ditemukan tentang ‘Mengapa & bagaimana‘ fakta itu yang muncul (terjadi) ?
3. Jelaskan mengapa fakta yang ditemukan demikian ?. Bagaimana hal itu terjadi ?.
4. Kesimpulan apakah yang dapat diambil dari hasil percobaan ini

Anda mungkin juga menyukai