“PROFESI”
Disusun Oleh:
ALVIANISA CIPTANINGTYAS
(073002000023)
2.2 PROFESIONAL
Profesional artinya ahli dalam bidangnya. Jika seorang manajer mengaku sebagai seorang
yang profesional maka ia harus mampu menunjukkan bahwa dia ahli dalam bidangnya. Harus
mampu menunjukkan kualitas yang tinggi dalam pekerjaannya. Berbicara mengenai
profesionalisme mencerminkan sikap seseorang terhadap profesinya. Secara sederhana,
profesionalisme yang diartikan perilaku, cara, dan kualitas yang menjadi ciri suatu profesi.
Seseorang dikatakan profesional apabila pekerjaannya memiliki ciri standar teknis atau etika
suatu profesi (Oerip dan Uetomo, 2000: 264-265).
Profesionalisme menurut Sedarmayanti (2010:96) adalah pilar yang akan menempatkan
birokrasi sebagai mesin efektif bagi pemerintah dan sebagai parameter kecakapan aparatur
dalam bekerja secara baik. Ukuran profesionalisme adalah kompetensi, efektivitas, dan
efisiensi serta bertanggung jawab.
Ciri-ciri profesional diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memiliki Keahlian dan Kemampuan Tinggi
Sikap profesional paling mudah terlihat dari pengetahuan dan bagaimana
kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Bagaimana seorang
karyawan dikatakan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang tinggi dapat
dilihat dari bagaimana caranya menyelesaikan tugas, apakah sesuai dengan tenggat
waktu dan perhatikan apakah ia menyelesaikan dengan benar. Kemampuan dan
pengetahuan yang tinggi menjadi dua hal yang bisa membantu karyawan dalam
menyelesaikan beban kerjanya. Dengan pengetahuan dan kemampuan yang tinggi,
seorang karyawan dapat mengambil keputusan serta mengantisipasi perkembangan
yang mungkin akan berdampak pada pekerjaannya dengan lebih baik.
2. Memiliki Kode Etik
Selalu terdapat kode etik perusahaan yang perlu dijaga dalam setiap bentuk
pekerjaan. Ini termasuk bagaimana cara menunjukkan sikap, berkomunikasi
dengan orang lain, sampai pada penentuan strategi dan pengambilan kebijakan.
Semua poin etika tersebut harus dapat dimiliki sebagai bentuk dari profesionalisme
dalam bekerja. Jangan sampai melupakan atau menyalahi aturan kode etik yang
sudah diterapkan dalam perusahaan. Pasalnya, penyalahgunaan ini justru akan
memicu dampak negatif bagi karyawan dan perusahaan.
3. Punya Rencana Kerja yang Baik
Seorang karyawan yang memiliki sifat profesional tak hanya memiliki
perencanaan jangka pendek, tetapi juga jauh untuk masa mendatang. Inilah alasan
mengapa memiliki rencana kerja yang teratur menjadi ciri-ciri profesionalisme
berikutnya yang harus dimiliki. Adanya rencana kerja yang terukur dan terarah
akan membuat setiap karyawan mempunyai kemampuan dalam mengantisipasi
setiap perkembangan maupun perubahan yang terjadi dalam perusahaan maupun
bisnis secara keseluruhan. Didukung dengan kapabilitas untuk mengatur strategi
dan kebijakan yang tepat, pekerjaan pun tetap akan lancar meski terdapat perubahan
maupun tantangan.
4. Jujur dan Berintegritas
Kejujuran menjadi unsur paling penting yang harus ada dalam diri selain
tanggung jawab. Tidak ada perusahaan yang mau merekrut karyawan yang tidak
jujur karena hal itu akan berdampak buruk bagi kelangsungan bisnis. Orang yang
jujur pasti akan memiliki komitmen dan disiplin dalam melaksanakan
kewajibannya karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas diri di mata
rekan kerja, atasan, dan perusahaan secara keseluruhan. Sementara itu, adanya
integritas diri yang mengedepankan kejujuran, kebenaran, serta keadilan. Ini tidak
semata untuk menciptakan budaya kerja positif, tetapi juga membantu
meningkatkan level kualitas diri pekerja.
5. Bertanggung Jawab
Jangan pernah menjadi pribadi yang lari dari tanggung jawab saat muncul
hambatan dalam organisasi, terutama jika yang menjadi penyebab munculnya
hambatan tersebut.
6. Memiliki Skill Motivasi
Wajar apabila merasa bosan dan jenuh ketika bekerja, terlebih jika telah
melakukan rutinitas tersebut selama bertahun-tahun. Namun, jangan sampai hal
tersebut menjadi alasan menjadi malas dan meninggalkan tanggung jawab. Inilah
mengapa sangat perlu memiliki kemampuan motivasi, baik untuk diri sendiri
maupun orang lain di sekitar. Memberikan energi yang positif tidak hanya akan
membuat kembali bersemangat, tetapi juga menyuntikkan energi baru untuk rekan
kerja agar tetap produktif dalam menyelesaikan pekerjaan.
7. Perbaiki Kemampuan Berkomunikasi
Tidak ada salahnya bergaul dengan rekan kerja. Namun, perhatikan cara
berbicara, dimanapun berada. Jangan sampai terpengaruh dalam obrolan atau
diskusi yang sebenarnya tidak bermanfaat, seperti misalnya membicarakan
kejelekan karyawan lain atau atasan. Sebaiknya, batasi komunikasi hanya seputar
pekerjaan dan hobi. Hindari membahas masalah pribadi di lingkungan kerja karena
hal tersebut justru menunjukkan bukan seorang karyawan yang profesional.
8. Manajemen Waktu yang Baik
Seorang karyawan yang profesional tentu mengerti bahwa waktu adalah
sumber daya yang sangat langka; waktu yang telah dihabiskan tidak akan dapat
didapatkan kembali. Oleh karena itu, seorang karyawan profesional harus paham
tentang bagaimana cara mengatur waktunya dengan baik. Seorang karyawan
profesional harus dapat menyelesaikan pekerjaan dalam tenggat waktu yang
diberikan. Selain urusan pekerjaan, manajemen waktu yang baik juga dapat
membantu karyawan dalam kehidupan pribadinya. Dengan menyelesaikan
pekerjaan dalam tenggat waktu yang ada, karyawan juga dapat menikmati
kehidupan pribadinya yang merupakan elemen penting dalam work life balance.
V. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan materi tentang profesi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para
anggotanya.
2. Profesional adalah suatu kemampuan dan keterampilan seseorang dalam melakukan
pekerjaan sesuai bidangnya masing-masing.
3. Kode etik Profesi Insinyur Indonesia berisikan Catur Karsa (Prinsip dasar) dan Sapta
Dharma (Tujuan Tuntunan Sikap dan Perilaku).
4. Contoh pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Ferdy Sambo dan Frederich Yunadi
sama-sama mendapatkan sanksi terberat yaitu dilakukannya pemecatan pada profesi yang
dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA
Elnizar, Norman Edwin. 2018. Dewan Kehormatan Peradi Pecat Fredrich Yunadi. Dalam
https://www.hukumonline.com/berita/a/dewan-kehormatan-peradi-pecat-fredrich-yunadi-
lt5a745ccbb5e0d/. Diakses pada 23 Juni 2023.
Indriani, Ruth Meliana Dwi. 2022. Dipecat Tidak Hormat, Ini Daftar Pelanggaran Kode Etik Ferdy
Sambo. Dalam https://www.suara.com/news/2022/08/26/125041/dipecat-tidak-hormat-
ini-daftar-pelanggaran-kode-etik-ferdy-sambo. Diakses pada 23 Juni 2023.
Sinaga, Niru Anita. 2020. Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum yang Baik.
Dalam https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jihd/article/view/460/676.
Diakses pada 23 Juni 2023.
Kusuma, Erlin. 2019. KODE ETIK PII - PERSATUAN INSINYUR INDONESIA. Dalam
https://slideplayer.info/slide/14499477/. Diakses pada 24 Juni 2023.
Tanpa nama. 2005. Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pekerjaan Profesi. Dalam
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/124175/mod_resource/content/3/Pengert
ian%20Profesi.pdf. Diakses pada 24 Juni 2023.