Anda di halaman 1dari 9

.

1 LATAR BELAKANG
Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Peranan pekerjaan
sangatlah besar dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama kebutuhan ekonomis,
sosial, dan psikologis.Secara ekonomis, orang yang bekerja akan memperoleh
penghasilan/uang yang bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa guna mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari. Secara sosial orang yang memiliki pekerjaan akan lebih dihargai
oleh masyarakat dari pada orang yang menganggur. Orang yang bekerja akan mendapat status
sosial yang lebih terhormat daripada yang tidak bekerja. Lebih jauh lagi,orang yang memiliki
pekerjaan secara psikologis akan meningkatkan harga diri dan kompetensi diri. Pekerjaan juga
dapat menjadi wahana untuk mengaktualisasikansegala potensi yang dimiliki individu.Pekerjaan
yang ditekuni seseorang tidak serta merta merupakan karir. Kata pekerjaan (employment, work,
job) lebih mengacu pada setiap proses atau kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa,
sedangkan kata karir (career) lebih mengarah pada suatu jabatan atau pekerjaan yang ditekuni
seseorang yang telah diyakinisebagai panggilan hidup. Oleh sebab itu, pemilihan karir lebih
memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang dari pada sekedar mendapat pekerjaan
yang sifatnya sementara waktu.Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus
mampu bersikap professional. Seorang profesional tidak akan pernah berhenti menekuni
bidangkeahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang professional juga harus selalu melakukan
inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya mampu bersaing untuk tetap
menjadi yang terbaik di bidangnya.

PEMBAHASAN
2.1. PROFESIONALISME KERJA
A. Pengertian Profesi Menurut Schein, E.H (1962) Profesi adalah suatu kumpulan atau set
pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya
yang khusus di masyarakat. Menurut Paul F. Comenisch (1983) Profesi adalah "komunitas
moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa profesi merupakan suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya
sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh
seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi
menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau
jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetepi
memerlukan suatu persiapan melelui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus
untuk itu. Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat
awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan
belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus
dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan
yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua
orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
B. Pengertian Profesional
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja
tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan
semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah
dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999)..
Sikap seorang profesional:
•Komitmen tinggi
•Tanggung jawab
•Berfikir sistematis
•Penguasaan materi
•Menjadi bagian masyarakat profesional

C. Empat prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan Enggland :


1.· Pendekatan berorientasi Filosofis Pendekatan lambang profesional, pendekatan sikap
individu dan pendekatan electic
2.· Pendekatan perkembangan bertahap individu (dengan minat sama) berkumpul
mengidentifikasi dan mengadopsi ilmu membentuk organisasi profesi membuat kesepakatan
persyaratan profesi menentukan kode etik merevisi persyaratan
3. Pendekatan berorientasi karakteristik etika sebagai aturan langkah, pengetahuan yang
terorganisir, keahlian dan kompetensi khusus,tingkat pendidikan minimal,sertifikasi keahlian.
4.·Pendekatan berorientasi non-tradisional mampu melihat dan merumuskan karakteristik unik
dan kebutuhan sebuah profesi

D. Ciri-ciri Profesionalisme
Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk
mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Kualiti profesionalisme didorong oleh ciri-ciri sebagai
berikut:
1.Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal.Seseorang yang
memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai
yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang dipandang
memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan “piawai ideal” ialah suatu perangkat
perilaku yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.
2.Meningkatkan dan memelihara image profesional. Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan
oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan dan memelihara image profesion melalui
perwujudan perilaku profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara
misalnya penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup
harian, hubungan dengan individu lainnya.
3.Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat
meningkatkan dan memperbaiki kualiti pengetahuan dan keterampiannya. Mengejar kualiti dan
cita-cita dalam profesion. Profesionalisme ditandai dengan kualiti derajat rasa bangga akan
profesion yang dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga
dan percaya diri akan profesionnya.

E. Faktor-faktor yang mendukung sikap Profesionalisme


Faktor yang mendukung sikap profesionalisme , dalam Royen (2007:13) adalah :
1.Performance, Performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja,
penampilan kerja. Menurut Gibson, performance atau kehandalan serta prestasi kerja adalah
hasil yang diinginkan dari perilaku, prestasi yang dihasilkan dalam urutan mau punkurun waktu
tertentu. Sedangkan menurut Gomes prestasi kerja dapat dilihat dari :
•Kuantitas kerja
•Kualitas Kerja
•Pengetahuan Tentang Pekerjaan
•Pendapat atau pernyataan yang disampaikan.
2. Akuntabilitas Aparatur, Akuntabilitas merupakan kebijakan startegis hal ini harus dapat
diimplementasikan untuk menciptakan kepatuhan pelaksanaan tugas dan kinerja pegawai.
Akuntabilitas juga merupakan kewajiban untuk memberikan tanggung jawab kinerja kepada
pihak-pihak tertentu. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan
pelaksanaan misi agar akuntabel.
2.Menjamin penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dan sesuai dengan peraturan.
3.Harus dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telahditetapkan.
4.·Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh. Jujur,
objektif, transparan dan inovatif.
3. Loyalitas Pegawai Loyalitas aparatur yang berkaitan dengan karakteristik sosok profesionalis
memenurut Islami dalam Royen adalah kesetiaan diberikan kepada konstitusi, hukum,
pimpinan, bawahan dan rekan sekerja, berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama lain
dan tidak ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan tertentu dengan
mengabaikan yang lainnya.
4. Kemampuan Aparatur / Pegawai Menurut Thoha, kemampuan merupakan salah satu unsur
kematangan yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
pendidikan dan pelatihan serta pengalaman. Profesionalisme pegawai sangat ditentukan oleh
tingkat kemampuan pegawai yang tercermin dalam perilaku sehari- hari. Istilah tersebut
mengacu kepada potensi pegawai dalam mengerjakan tugas dan bagiannya. Adapun aspek-
aspek profesionalisme menurut Oemar Hamalik dalam Royen (2007:7) dapat menambah
pemahaman terhadap profesionalisme yaitu :
1. Aspek potensial, Setiap tenaga kerja tentunya memiliki potensi-potensi yang bersifat dinamis,
yang dapat dikembangkan dan terus berkembang.
2. Aspek profesionalisme Setiap pegawai memiliki keahlian yang berbeda dari orang lain
tergantung bidangnya masing-masing. Hal ini menyebabkan seseorang terus meningkatkan
keahliannya agar bisa bekerja lebih handal.
3 .Aspek fungsional, Para pegawai melaksanakan pekerjaannya yang didasarkan pada hasil
tepat guna,artinya bekerja sesuai tugas dan fungsinya.
4. Aspek operasional Setiap pegawai dapat mendayagunakan kemampuan dan
keterampilannya dalam proses dan prosedur pelaksanaan kerja yang ditekuninya.
5 .Aspek personal Setiap pegawai harus memiliki sifat kepribadian yang menunjang
pekerjaannya.
6. Aspek produktifitas Setiap pegawai harus memiliki moto kerja dan prestasi baik kualitas
maupun kuantitas.

E.Watak Kerja Seorang Profesional


Tiga watak kerja seorang Profesional:
1 Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya
kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau
mengharapkan imbalan upah materiil.
2 Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi
yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat.
3. Kerja seorang professional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral harus
menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan
disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi Seorang dikatakan profesional jika ia
mahir dalam bidang pekerjaannya dimana ia mendapatkan penghasilan dari sana. Kemahiran
ini didukung dengan beberapa indikator dan kriteria, antara lain sebagai berikut:
•Kualifikasi akademik atau latar belakang pendidikan.
•Ketrampilan yang mumpuni dan pengalaman di bidang tersebut.
•Menghasilkan karya dan produk dibidang yang ditekuninya.
•Mempunyai dedikasi dan etika kerja yang sungguh-sungguh.
Dalam Islam, profesionalitas semakna dengan ihsan dan itqon yang sangatdianjurkan dalam
Islam. Ajaran Islam memotivasi umat Islam untuk kerja yang professional dalam berbagai sisi
kehidupan dan berbagai sarana kerja. Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang jika melakukan sesuatu dengan cara professional”.
Seorang pekerja yang ikhlas dan profesional adalah ciri insan yang cerdas dan ahlidalam
melakukan sesuatu dan ahli dalam pekerjaannya, mampu menunaikan tugasyang diberikan
kepadanya secara professional dan sempurna, dan diiringi adanya perasaan selalu diawasi
oleh Allah dalam setiap pekerjaannya, semangat yang penuh dalam meraih keridhaan Allah
dibalik pekerjaannya.
F. Cara Pengembangan Profesionalisme Kerja
Dalam rangka mengembangan profesionalisme kerja, tentu saja diperlukan proses pendidikan,
pelatihan dan pembelajaran bagi para pegawai. Berdasarkan kategori pegawai, pelatihan dapat
berupa program orientasi pegawai baru, pelatihan umum secara ekstensif, pelatihan job
spesifik, praktik standar secara bertahap, pelatihan peralatan dan prosedur operasi. Adapun
cara pengembangan profesionalisme kerja dapat dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan
berikut ini :
1 Menyelenggarakan kegiatan penataran dan pelatihan terhadap para pekerja yang
dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan.
2 Memberikan kesempatan kepada para pekerja untuk melanjutkan pendidikan ketingkat lebih
tinggi.
3. Mengirim atau menyekolahkan para pekerja pilihan keluar negeri.
4. Menyelenggarakan kegiatan seminar, loka karya atau workshop yang berkaitan dengan
peningkatan kualitas tenaga kerja
5. Menyediakan fasilitas dan bantuan dana kepada para pekerja yang berprestasi untuk
meningkatkan keahlian di bidangnya.
Pentingnya Profesionalitas Dalam Dunia Kerja
Sikap profesional dalam dunia kerja telah menjadi syarat wajib bagi setiap karyawan yang
bekerja di suatu perusahaan. Akan tetapi, hal tersebut terkadang hanya menjadi slogan kosong
seiring berjalannya masa kerja. Padahal, seorang karyawan harus bisa beradaptasi untuk
mempertahankan profesionalitasnya dalam berbagai macam kondisi.K aryawan yang bersikap
profesional mampu memahami hubungan dan relasi, tahu tugas dan tanggung jawab, serta bisa
fokus dan konsisten terhadap urusan pekerjaan. Dengan memiliki sikap yang seperti itu,
dampak positif akan dialami oleh perusahaan tempat seseorang bekerja dan juga untuk pribadi
karyawan itu sendiri. Maka dari itu, sikap tidak profesional harus dihilangkan jauh-jauh bagi
setiap pekerja. Mengapa? Karena sikap tidak profesional hanya akan merugikan Anda. Coba
saja selesaikan tugas dan proyek secara lambat sehingga tidak memenuhi target, tidak
menyiapkan materi ketika presentasi, atau menghabiskan waktu untuk bergosip sepanjang hari
di tempat kerja.Tentu saja pandangan negatif akan selalu mengarah pada Anda. Akibatnya,
rekan kerja tak percaya pada Anda, mengalami stagnan prestasi kerja, bahkan mendapat
kerugian.dcrMaka dari itu, jika Anda sedang berada di dunia kerja, berikut kiat-kiat yang bisa
Anda tempuh agar selalu memiliki sikap profesional.

Kiat-kiat bersikap profesional


Berikut ini adalah beberapa kiat-kiat dalam bersifat profesional:
1. Berbahasa yang baik dan hindari bergosip,
Jangan sampai Anda tergelincir dalam obrolan menggunakan kata kasar atau sampai
membicarakan rekan lain.Seberapa lama Anda bekerja di perusahaan itu tidak menjadi
jaminan untuk Anda bisa berkata seenaknya. Anda akan tampak kurang baik di mata
rekan kerja ketika terbiasa mengeluarkan obrolan yang juga bukan tentang hal
baik.Perusahaan tempat Anda bekerja merupakan lingkungan profesional, jika Anda
sampai terbiasa menggunakan kata-kata kasar, tentunya hal itu bisa memicu aura
negatif ke sekitar. Belum lagi jika Anda bergosip, hal itu akan menggerogoti lingkungan
kerja tim Anda. Sebisa mungkin hindari lingkaran yang sedang menggosipkan kolega
atau bahkan masalah pribadi. Jika Anda terjebak dalam lingkaran itu, bertindaklah
sebagai pendengar yang tak memberikan masukan apa pun. Dengan menahan diri
untuk tidak berkata kasar dan bergabung dengan lingkaran gosip, Anda telah berusaha
menghargai rekan kerja dan hal itu merupakan bagian dari profesionalitas kerja.
2. Hindari mengeluh di depan tim kerja
Memang tidak semua hari akan menyenangkan untuk Anda tapi jangan biarkan semua
rekan kerja mengetahuinya. Barangkali Anda terjebak macet pagi hari, ketinggalan
kereta, atau mengalami hal menyebalkan lainnya. Sebisa mungkin, jangan biarkan hal-
hal buruk itu menurunkan semangat Anda.Pastikan dampak dari hari yang buruk itu
sudah Anda selesaikan sebelum memasuki kantor. Dengan begitu, Anda tak akan
mengomel di depan para rekan kerja. Justru, jika mampu, Anda bisa mengubahnya
sebagai bahan candaan di sela waktu kerja. Menertawakan keadaan diri yang malang
akan membuat lingkungan kerja jadi lebih positif sedangkan mengeluh hanya akan
menjadikan suasana lebih negatif dan bisa menurunkan semangat kerja di kantor.
3. Memiliki kompetensi lebih dan dapat diandalkan,
Anda diterima di suatu perusahaan karena memenuhi kualifikasi posisi yang dibutuhkan.
Akan tetapi, akan menjadi nilai lebih jika Anda juga menguasai bidang lain. Maka dari
itu, penting bagi Anda untuk terus meningkatkan kualitas diri dengan melakukan
pengembangan keterampilan dan pengetahuan. Jika Anda memiliki kompetensi lebih di
bidang lain, Anda akan selalu siap ketika perusahaan membutuhkan peran Anda untuk
mengerjakan tugas lain. Misalnya, Anda bekerja sebagai mandor tapi Anda juga
memiliki public speaking yang bagus. Suatu hari jika kantor membutuhkan seorang MC,
Anda bisa diandalkan. Dengan begitu, Anda akan selalu mendapat nilai plus di mata
rekan-rekan Anda. Hal itu bagus untuk kelancaran karir Anda ke depannya.
4. Memiliki tujuan dalam bekerja,
Sebagai pekerja, tentu Anda bertugas untuk memperjuangkan tujuan perusahaan agar
tercapai. Akan tetapi, Anda juga harus memiliki tujuan pribadi dalam melakukan
pekerjaan. Harus ada hal yang membuat Anda termotivasi untuk terus mencapainya.
Entah itu upaya peningkatan kemampuan, mempelajari hal baru, atau mencapai suatu
posisi yang Anda idamkan. Dengan begitu, Anda akan melakukan pekerjaan dengan
sungguh-sungguh. Anda akan tampak sebagai pekerja yang andal. Memiliki sikap
profesional semacam itu bisa membantu Anda dalam melancarkan karir.
5. Memiliki integritas dan kejujuran,
Integritas dan kejujuran merupakan bagian yang tak kalah penting bagi seorang pekerja,
apa pun itu posisinya. Orang yang berintegrasi tentu memiliki pribadi yang jujur dan
berkarakter kuat. Jika Anda sudah konsisten dalam melaksanakan tindakan, nilai,
prinsip dan ekspektasi berarti Anda merupakan orang yang berintegritas. Lebih luas lagi,
integritas menyangkut soal nurani yang meliputi ketulusan dan komitmen. Maka dari itu,
entah Anda menempati posisi pemimpin atau yang dipimpin, sikap ini tetap penting
Anda miliki. Akan sulit jika seorang pemimpin tidak mengedepankan integritas sebagai
pegangan dalam bertindak. Begitu juga sebagai orang yang dipimpin, perusahaan akan
semakin kokoh jika pekerjanya juga memiliki integritas. Dengan demikian, alur pekerjaan
bisa memiliki konsistensi antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan. Selain
itu, antara pemimpin dan yang dipimpin bisa saling percaya sehingga memperkecil
kecurigaan yang tak seharusnya muncul.

Keuntungan yang didapat dari bersikap profesional


Berusaha menjadi profesional memang bukan sesuatu yang mudah. Maka dari itu, tidak
mungkin jika sesuatu sudah dicapai dengan susah payah namun tak ada keuntungan yang bisa
Anda dapatkan. Jika Anda sudah merasa melakukan pekerjaan dengan profesional, coba cek
lagi apakah Anda mendapatkan keuntungan-keuntungan berikut ini.

1. Manfaat kesehatan, Sikap profesional dan positif lebih dari sekadar tersenyum di tempat
umum. Anda sudah berusaha melakukan pekerjaan dengan semaksimal mungkin. Akan
tetapi jika Anda banyak mengeluh, itu hanya akan memperburuk keadaan. Maka dari itu
bersikap profesional dan positif akan menjauhkan Anda dari rasa stres yang
memperburuk kesehatan Anda.
2. Menjadi role mode atau panutan,
Sikap profesional Anda di tempat kerja memungkinkan rekan kerja Anda merasa
nyaman ketika mengajukan pertanyaan atau meminta saran. Cepat atau lambat Anda
akan menjadi panutan bahkan sekutu bagi banyak pekerja lain. Dengan begitu Anda
akan dipandang sebagai pekerja berkualitas oleh atasan.
3. Mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin,
Berkaca pada poin dua, Anda telah menjadi panutan dalam tim. Secara alami,
manajemen memandang Anda sebagai pekerja yang memiliki kualitas kepemimpinan
untuk mengambil suatu proyek kedepannya. Anggota tim akan merespon kepemimpinan
Anda dengan baik dan selanjutnya pun semakin besar peluang Anda untuk mendapat
tanggung jawab tambahan hingga naik jabatan. Dengan profesionalitas selama ini, Anda
telah menjadi aset penting perusahaan dan itu akan berdampak pada karir Anda yang
semakin cemerlang.

Itulah keuntungan-keuntungan yang biasa didapat oleh para pekerja yang profesional.
Bisa jadi, banyak keuntungan-keuntungan lain yang setiap orang, menerimanya dalam bentuk
yang berbeda. Setelah mengetahui keuntungan-keuntungan di atas, apakah Anda masih punya
keinginan untuk menjadi seorang pekerja yang tidak profesional? Untuk keuangan bisnis yang
lebih baik, sebaiknya gunakan aplikasi komputer akuntansi dari Jurnal.

G.Kode Etik Profesi


Kode Etik Profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial,namun bila ada kode
etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.Kode Etik
juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etisdalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku. Tujuan kode etik agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Adanya kodeetik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
Profesionalisme kerja merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suaturangkaian kualitas
yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “Profesi”.Profesionalisme kerja mengandung
pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber kehidupan.
Dan juga sering disebut sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain
lain) atau tingkahlaku, kepakaran dan kualiti dari seseorang yang professional. Seseorang yang
professional akan berusaha untuk melakukan yang terbaik guna memberikankepuasan kepada
diri sendri dan orang lain yang berhubungan dengan profesinya.Menjadi seorang Profesional
bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk mencapainya, diperlukan usaha yang keras, karena
ukuran Profesionalita sseseorang akan dilihat dari 2 sisi, yakni Teknis Keterampilan atau
keahlian yang dimilikinya, serta hal-hal yang berhubungan dengan sifat, watak dan
kepribadiannya.

DAFTAR PUSTAKA
NASRUDIN, Profesionalisme dalam bekerja: tugas kuliah Universitas Dian Nusantara, 2020,
Jakarta Indonesia
Jurnal.id, https://www.jurnal.id/id/blog/pentingnya-profesionalitas-dalam-dunia-kerja/,
http://etikatugas.blogspot.com/2012/05/profesi-profesional-dan- profesionalisme.html 2.

http://netaratna2.blogspot.com/2017/02/normal-0-false-false-false-in-x-none- x_26.html 3.

https://ikachessmeilana.wordpress.com/2013/04/24/membedah-aspek- profesionalisme-guru-
dari-segi-kompetensi/ 4.
http://trimargha.blogspot.com/2015/03/makalah-profesionalisme-kerja.html 5.

http://profesionalisme-kerja1.blogspot.com/2011/11/arti-profesionalisme- kerja.html 6
Ekhsan, M., & Mariyono, R. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Islami, Budaya Organisasi
Islami dan Insentif terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PTYanmar Indonesia. Jesya (Jurnal
Ekonomi & Ekonomi Syariah), 3(2), 265-275.7.Ekhsan, M., & Nurlita, D. (2020). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Pelatihan danPromosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal
PengembanganWiraswasta, 22(02), 113-120

Anda mungkin juga menyukai