Anda di halaman 1dari 5

A.

   Pengertian Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik dan desainer.
Profesi berasal dari bahasa latin yakni “Proffesio” yang mempunyai dua arti yaitu janji/ikrar dan
pekerjaan.

 Wilensky (1964)
Profesi berasal dari kata proffesion yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan
dukungan badan ilmu (body of knowledge) sebagai dasar untuk pengembangan teori
yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan
pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan
(altruism).

 Schein EH (1962)
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set tertentu
dan berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.

 Hughes EC (1963)
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik
dibanding orang lain (klien).

 Abraham Flexner (1915)

-          Suatu pekerjaan dapat dikatakan suatu profesi apabila memenuhi syarat seperti:

-          Pekerjaan berdasarkan ilmu dan belajar untuk tujuan praktek dan pelayanan

-          Terorganisir secara internal serta altruistic (untuk kepentingan masyarakat)

B. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme atau professionalism merupakan kata keterangan yang secara garis besar
menunjuk kepada sifat profesi (tingkatannya). Di dalam profesionalisme itu terdapat
keterampilan, penilaian yang baik, dan perilaku sopan yang diharapkan dari seseorang yang
dilatih untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Di sinilah orang-orang yang profesional akan
sangat berbeda dengan orang-orang yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama
atau bekerja dalam suatu ruang yang sama (faktor profesionalisme).
Berikut ciri-ciri profesionalisme:
1)        Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang dapat dijadikan sebagai rujukan yang baik.
2)        Berusaha meningkatkan dan memelihara perilaku profesionalnya melalui perwujudan perilaku
profesional. Perwujudan itu dilakukan melalui berbagai cara misalnya dalam hal penampilan,
cara berbicara, penggunaan bahasa yang baik, sikap tubuh badan, serta sikap hidupnya sehari-
hari.
3)        Keinginan untuk sentiasa mengejar berbagai kesempatan pengembangan profesional yang dapat
meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampiannya.

Seorang guru yang memiliki profesionalisme akan tercermin dalam sikap mental serta
komitmenya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melalui berbagai cara
dan strategi. Ia juga akan selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan
zaman sehingga keberadaannya senantiasa memberikan makna profesional.

Profesionalisme menurut para ahli:


           Profesionalisme menurut Soedijarto (1990:57) mendefinisikan profesionalisme sebagai
perangkat atribut-atribut yang diperlukan guna menunjang suatu tugas agar sesuai dengan
standar kerja yang diinginkan.
           Profesionalisme menurut Dwiyanto (2011:157) yaitu, “Paham atau keyakinan bahwa sikap dan
tindakan aparatur dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan dan pelayanan selalu
didasarkan pada ilmu pengetahuan dan nilai-nilai profesi aparatur yang mengutamakan
kepentingan publik”.
           Profesionalisme menurut Siagian (2009:163) profesionalisme adalah, “Keandalan dan keahlian
dalam pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang tepat, cermat, dan
dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan.”
           Profesionalisme menurut Sedarmayanti (2004:157) mengungkapkan bahwa, “Profesionalisme
adalah suatu sikap atau keadaan dalam melaksanakan pekerjaan dengan memerlukan keahlian
melalui pendidikan dan pelatihan tertentu dan dilakukan sebagai suatu pekerjaan yang menjadi
sumber penghasilan”.
           Profesionalisme aparatur dalam hubungannya dengan organisasi publik menurut Kurniawan
(2005:79) digambarkan sebagai, “Bentuk kemampuan untuk mengenali kebutuhan masyarakat,
menyusun agenda, memprioritaskan pelayanan, dan mengembangkan program-program
pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat atau disebut dengan istilah
resposivitas”.
           Korten dan Alfonso (1981) Yang dimaksud dengan profesionalisme adalah “kecocokan (fitness)
antara kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi (bureaucratic-competence) dengan kebutuhan
tugas (ask - requirement)”.
           Profesionalitas menurut Philips (1991:43) memberikan definisi profesionalisme sebagai
individu yang bekerja sesuai dengan standar moral dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan
tersebut.

C.      Pengertian Etika Profesi.


   Etika profesi  adalah suatu ilmu mengenai hak dan kewajiaban yang dilandasi dengan
pendidikan keahlian tertentu. Dasar ini merupakan hal yang diperlukan dalam beretika profesi.
Sehingga tidak terjadi penyimpangan - penyimpangan yang menyebabkan ketidaksesuain.
Profesionalisme sangat penting dalam suatu pekerjaan, bukan hanya loyalitas tetapi etika
profesilah yang sangat penting. Etika sangat penting dalam menyelesaikan suatu masalah,
sehingga bila suatu profesi tanpa etika akan terjadi penyimpangan - penyimpangan yang
mengakibatkan terjadinya ketidakadilan. Ketidakadilan yang dirasakan oleh orang lain akan
mengakibatkan kehilangan kepercayaan yang berdampak sangat buruk, karena kepercayaan
merupakan suatu dasar atau landasan yang dipakai dalam suatu pekerjaan. Kode etik profesi
berfungsi sebagai pelindung dan pengembangan profesi. Dengan adanya kode etik profesi, masih
banyak kita temui pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan profesi. Apalagi jika kode
etik profesi tidak ada, maka akan semakin banyak terjadi pelanggaran. Akan semakin banyak
terjadi penyalah gunaan profesi.
D. Kepentingan Etika profesi di masa sekarang
Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat, antara lain adalah (Adams, dkk,
dalam Ludigdo, 2007):
1.      Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga individu-
individu dapat berlaku secara etis.
2.      Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu mengarahkan perilaku
organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam setiap keputusan bisnisnya.
3.      Perusahaan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah profesi,
dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
4.      Kode etik dapat dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai pendiri
perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya perusahaan dan membantu
sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.
Kode etik berperan sangat penting pada suatu profesi. Agar profesi dapat berjalan dengan benar
maka perlu diikat dengan suatu norma tertulis yang disebut dengan kode etik profesi.
Kode etik profesi dapat diubah seiring dengan perkembangan zaman yang mengatur diri profesi
yang bersangkutan dan perwujudan nilai moral yang hakiki dan tidak dipaksakan dari luar. Jadi
kode etik diadakan sebagai sarana kontrol sosial dan untuk menjaga martabat dan kehormatan
profesi serta melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan atau penyalahgunaan
keahlian.
Dampak yang timbul jika tidak diciptakannya kode etik profesi :
1.      Terjadinya penyalahgunaan profesi
2.      Kemungkinan mengabaikan tanggung jawab dari profesi nya karna tidak ada pedoman dalam
suatu organisasi
3.      Memungkinkan setiap individu untuk mendahului kepentingan pribadinya contohnya para
pejabat yang korupsi
4.      Jika tidak ada nya kode etik profesi seseorang dapat memberikan image yang buruk dari profesi
yang ditekuninya kepada masyarakat.
Kaitan Etika Profesi dengan Ahli Gizi
Kode etik ahli gizi
Standar Profesi Nutrisionis adalah suatu pekerjaan dibidang gizi yang dilaksanakan
berdasarkan suatu keilmuan (body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan berjenjang, memiliki kode etik, dan bersifat melayani masyarakat.
Etika Profesi terdiri dari dua kata yaitu etika yang berarti usaha untuk mengerti tata
aturan sosial yang menentukan dan membatasi tingkah laku manusia, dan kata profesi yang
berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan) tertentu.
Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan diri dalam upaya memelihara dan
memperbaiki keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat melalui upaya
perbaikan gizi, pendidikan gizi, pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait.
Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya harus senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi oleh falsafah dan nilai-nilai
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Persatuan Ahli Gizi Indonesia serta etika profesinya.
Dalam menerapkan kode etik, ahli gizi wajib melakukannya sesuai kewajiaban Yang
Meliputi Kewajiban Umum, Kewajiban Terhadap Klien, Kewajiban Terhadap Masyarakat,
Kewajiban Terhadap Teman Seprofesi dan Mitra Kerja, Kewajiban Terhadap Profesi dan diri
Sendiri.
Kode etik Ahli Gizi ini dibuat atas prinsip bahwa organisasi profesi bertanggung jawab
terhadap kiprah anggotanya dalam menjalankan praktek profesinya. Kode etik ini berlaku setelah
hari dari disahkannya kode etik ini oleh sidang tertinggi profesi sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga profesi gizi.

Anda mungkin juga menyukai