Anda di halaman 1dari 8

ETIKA PROFESI

Dwi hartanto, S.Kom

Pengertian Profesi Belum ada kata sepakat mengenai pengertian profesi karena tidak ada
standar pekerjaan/tugas yang bagaimanakah yang bisa dikatakan sebagai profesi. Ada yang
mengatakan bahwa profesi adalah “jabatan seseorang walau profesi tersebut tidak bersifat
komersial”. Secara tradisional ada 4 profesi yang sudah dikenal yaitu kedokteran, hukum,
pendidikan, dan kependetaan. Profesi merupakan kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa
Inggris “Profess”, yang dalam bahasa Yunani adalah “Επαγγελια”, yang bermakna: “Janji
untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen”. Profesi
dalam bahasa latin professus yang berarti mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan, jadi
profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi, biasanya meliputi pekerjaan
mental yang ditunjang oleh kepribadiaan dan sikap profesional. Profesi adalah pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi
biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus
untuk bidang profesi tersebut. Contoh Profesi pada bidang Hukum, Kedokteran, Keuangan,
Militer, Teknik, dan Desainer.

Pengertian Profesi Di dalam kode etik profesi telematika disebutkan Profesi adalah kelompok
lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian
tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara
yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya
penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia,
kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin Nilai moral profesi
(Franz Magnis Suseno,1975) : Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi. Menyadari
kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesi. Idealisme sebagai perwujudan
makna misi organisasi profesi.

Karakteristik Profesi Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi.
Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar
karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga
tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi. Karakteristik suatu profesi, seperti yang
dirumuskan oleh Abraham Flexner (1915) adalah Aktivitas intelektual, berdasarkan ilmu dan
belajar, Untuk tujuan praktik dan pelayanan, dapat diajarkan, Terorganisasi secara internal,
Altruistik. Sedangkan disebutkan oleh Greenwood, E (1957) lima karakteristik suatu profesi,
yaitu: Teori yang spesifik (systematic theory), Otoritas (authority), Wibawa/martabat (prestige),
Kode etik (code of ethics), Budaya profesional (professional culture).

Karakteristik Profesi Menurut Edgar Schein (1974), karakteristik profesi adalah: Para


profesional terkait dengan pekerjaan seumur hidup dan menjadi sumber penghasilan utama.
Profesional mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan karier
profesionalnya dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap terhadap kariernya.
Profesional memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperolehnya
melalui pendidikan dan latihan yang lama. Profesional mengambil keputusan demi kliennya
berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori-teori. Profesional berorientasi pada pelayanan,
menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien.
Karakteristik Profesi Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan
objektif klien. Profesional lebih mengetahui apa yang baik untuk klien daripada klien sendiri.
Profesional mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan tindakannya. Profesional
membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria penerimaan, standar pendidikan,
perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam profesi, dan batasan peraturan untuk
profesi. Profesional mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya dan pengetahuan
mereka dianggap khusus. Profesional dalam menyediakan pelayanan, biasanya tidak
diperbolehkan mengadakan advertensi atau mencari klien.

Karakteristik Profesi Karateristik profesi secara umum: Keterampilan yang berdasarkan pada
pengetahuan teoritis :Professional dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang
ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan bisa
diterapkan dalam praktik Asosiasi professional: Profesi biasanya memiliki badan yang
diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya. Organisasi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi
anggotanya. Pendidikan yang ekstensif:  Profesi yang prestisius biasanya memerlukan
pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki
organisasi professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji
terutama pengetahuan teoritis.

Karakteristik Profesi Pelatihan institusional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk
mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis
sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan
profesional juga dipersyaratkan. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses
sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya. Otonomi
kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar
terhindar adanya intervensi dari luar. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik
bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Menurut
UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN), Kode etik profesi adalah pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

 Karakteristik Profesi Mengatur Diri : Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya
sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior,
praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi Layanan publik dan
altruisme : Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan
dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
Status dan imbalan yang tinggi :Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi,
prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai
pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

Ciri-ciri Profesi : Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi,
yaitu : Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun. Adanya kaidah dan standar moral
yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode
etik profesi. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat. Ada izin khusus untuk
menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat,
dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan
sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus. Kaum
profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI : Melibatkan kegiatan intelektual. Menggeluti suatu


batang tubuh ilmu yang khusus. Memerlukan persiapan profesional yang alami dan bukan
sekedar latihan. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan. Menjanjikan karir
hidup dan keanggotaan yang permanen. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. Menentukan baku standarnya
sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

Etika Profesi Kode etik adalah norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Menurut UU
NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN) Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah
laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Kode
etik : Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan
para anggota. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Untuk meningkatkan
mutu profesi. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Meningkatkan layanan di atas
keuntungan pribadi. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. Menentukan
baku standarnya sendiri.

Etika Profesi Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi; Kode etik profesi memberikan pedoman bagi
setiap anggota profesi  tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Kode etik profesi
merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat  atas profesi yang bersangkutan. Kode etik
profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi  profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi.

Etika Profesi Etika profesi menurut Keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap
hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan
penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa
kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan
professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu
agar professional memberikan  jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan
adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.

Etika Profesi Prinsip – prinsip dasar didalam etika profesi: Prinsip standar teknis: Setiap
anggota profesi harus melaksanakan jasa profesional yang relevan dengan bidang profesinya.
Prinsip Kompetensi: Setiap anggota profesi harus melaksanakan pekerjaan sesuai jasa
profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan. Prinsip Tanggung Jawab
Profesi: Dalam melaksanakan tanggungjawabnya, setiap anggota harus menggunakan
pertimbangan moral dan profesional. Prinsip Kepentingan Publik: Setiap anggota berkewajiban
senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan
publik.
Etika Profesi • Prinsip Integritas : Harus menjunjung tinggi nilai tanggungjawab profesional
dengan integritas setinggi mungkin. Prinsip Obyektifitas: Harus menjaga obyektifitas dan bebas
dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajibannya. Prinsip Kerahasiaan : Harus
menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh. Prinsip Prilaku Profesional: Harus
berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendeskreditkan profesinya.

PERANAN ETIKA DALAM PROFESI : • Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua
orang, atau segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok
yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut,
suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam
pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama
anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena
adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan
diharapkan menjadi pegangan para anggotanya. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam
manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai
pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi
kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi
hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian
klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin
menjamahnya.

Nilai Moral Profesi (Frans MagnisSuseno, 1975) : Berani berbuat memenuhi tuntutan profesi
Menyadar kewajiban yang harus depenuhi selama menjalankan profesi. Idealisme sebagai
perwujudan makna organisasi profesi. Prinsip Etika Profesi ; Tanggung jawab terhadap
pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. Terhadap dampak dari profesi itu untuk
kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. Keadilan; Prinsip ini menuntut kita untuk
memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Otonomi; Prinsip ini menuntut agar
setiap kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.

Etika Komputer. Etika komputer adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan
penggunaan komputer. Etika komputer berasal dari 2 suku kata yaitu etika (bahasa
Yunani: ethos) adalah adat istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu, kelompok maupun
masyarakat dan komputer (bahasa Inggris: to compute) merupakan alat yang digunakan untuk
menghitung dan mengolah data. Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang terus
meningkat dari waktu ke waktu membuat etika komputer menjadi suatu peraturan dasar yang
harus dipahami oleh masyarakat luas. Menurut Moor (1985) dalam bukunya “What is Computer
Ethics” Etika komputer diartikan sebagai bidang ilmu yang tidak terkait secara khusus dengan
teori ahli filsafat manapun dan kompatibel dengan pendekatan metodologis yang luas pada
pemecahan masalah etis.

Etika Komputer Etika komputer merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam
penggunaan komputer. Jika dilihat dari pengertian masing-masing etika merupakan suatu
ilmu/nilai yang membahas perbuatan baik atau buruk manusia yang dapat dipahami oleh pikiran
manusia, sedangkan komputer sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengolah data.
Sehingga jika kita menggabungkan pengertian dari kata etika dan komputer adalah seperangkat
nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta proses pengolahan data.

Etika Komputer. Isu-isu Pokok Etika Komputer : Kejahatan Komputer Pesatnya


perkembangan teknologi komputer membawa dampak positif juga membawa dampak negatif
terutama bagi pihak-pihak yang menyalah gunakan dan mencari keuntungan dengan cara yang
tidak dibenarkan. Hal ini memunculkan suatu anggapan tentang kejahatan di dunia komputer
yang sering disebut “Computercrime”. Kejahatan komputer juga dapat diartikan sebagai
penggunaan komputer secara ilegal. Hal tersebut terjadi karena banyaknya orang yang
melakukan kejahatan komputer mengabaikan adanya etika dalam penggunaan komputer.

Etika Komputer Cyber Ethics (Netiket) Internet menjadi peluang baru dalam perkembangan
dunia bisnis, pendidikan, kesehatan, layanan pemerintah dan bidang-bidang lainnya. Melalui
internet, interaksi manusia dapat dilakukan dari berbagai belahan dunia tanpa harus saling
bertatap muka. Tingginya penggunaan internet melahirkan aturan baru di bidang internet yaitu
netiket. Netiker merupakan etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet. Standar
netiket ditetapkan oleh IETF(The Internet Engineering Task Force), sebuah komunitas
internasional yang terdiri dari operator, perancang jaringan dan peneliti yang terkait dengan
pengopersian internet.

Etika Komputer E-Commerce Perkembangan teknologi juga berpengaruh pada perekonomian


dan perdagangan negara. Melalui internet transaksi perdagangan menjadi lebih cepat dan efisien.
Namun perdagangan melalui internet ini memunculkan permasalahan baru seperti perlindungan
konsumen, permasalahan kontrak transaksi, masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda
tangan digital. Untuk menangani hal tersebut, para penjual dan pembeli menggunakan Uncitral
Model Law on Electronic Commerce 1996 sebagai acuan dalam melakukan transaksi lewat
internet.

Etika Komputer • Pelanggaran Hak Atas Kekayaan Intelektual, Kemudahan-kemudahan yang


diberikan internet menyebabkan terjadinya pelanggatan HAKI seperti pembajakan program
komputer, penjualan program ilegal dan pengunduhan ilegal. Tanggung Jawab Profesi seiring
perkembangan teknologi, para profesional di bidang komputer sudah melakukan spesialisasi
bidang pengetahuan dan sering kali mempunyai posisi yang tinggi dan terhormat di kalangan
masyarakat. Maka dari itu mereka memiliki tanggung jawab yang tinggi, mencakup banyak hal
dari konsekuensi profesi yang dijalaninya. Para profesional menemukan diri mereka dalam
hubungan profesionalnya dengan orang lain. Mencakup pekerja dengan pekerjaan, klien dengan
profesional, profesional dengan profesional lain, serta masyarakat dengan profesional.

Profesional Dan Profesionalisme Profesional adalah Pekerja yang menjalankan profesi. Dalam
melakukan tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa malu,
sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak. Dengan demikian seorang profesional jelas
harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun
pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian (panggilan
profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini perlu ditekankan benar untuk
membedakannya dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah
dan/ atau kekayaan materiil duniawi.
Pengertian Profesional Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus mampu
bersikap profesional. Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun juga harus bekerja pada
bidang yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya tersebut. Seorang profesional tidak akan
pernah berhenti menekuni bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang  profesional juga
harus selalu melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya mampu
bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.

Pengertian Profesional Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesional # KUSNANTO :
Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu #
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA : Profesional bersangkutan dengan profesi yang
memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya # DARYL KOEHN : Profesional adalah
orang yang memberikan pelayanan kepada klien # AHOLIAB WATLOLY : Profesional adalah
orang yang berdisiplin dan menjadi "kerasan" dalam pekerjaannya # OERIP S.
POERWOPOESPITO : Profesional merupakan sikap yang mengacu pada peningkatan kualitas
profesi.

Pengertian Profesional # LISA ANGGRAENY : Profesional merupakan suatu tuntutan bagi


seseorang yang sedang mengemban amanahnya agar mendapatkan proses dan hasil yang optimal
# BUDY PURNAWANTO : Profesional merupakan bagian dari proses, fokus kepada output,
dan berorientasi ke customer # HARY SUWANDA : Profesional adalah seorang yang benar-
benar ahli di bidangnya dan mengandalkan keahliannya tersebut sebagai mata pencahariannya #
A. PRASETYANTOKO : Profesional adalah elemen individual yang meletak dalam rangkaian
besar mesin kapitalisme # TANRI ABENG (2002)  : Seorang profesional harus mampu
menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam, mampu melakukan kerativitas dan inovasi
atas bidang yang digelutinya serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika
dan integritas profesi.

Pengertian Profesional Kelompok profesional merupakan : kelompok yang berkeahlian dan


berkemahiran -- yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan
berstandar tinggi -- yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu
hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Tiga
watak kerja seorang Profesional, Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan
kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu
mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil. Kerja seorang profesional itu harus
dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan
dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat. Kerja seorang profesional -- diukur dengan
kualitas teknis dan kualitas moral -- harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol
berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi.

Pengertian Profesional Sifat – sifat pelaku profesi: Menguasai ilmu secara mendalam dalam
bidangnya. Mampu mengonversikan ilmu menjadi keterampilan, Selalu menjunjung tinggi etika
dan integritas profesi.

Pengertian Profesionalisme Profesionalisme adalah : menunjukkan ide, aliran, isme yang


bertujuan pengembangkan profesi, agar profesi dilaksanakan oleh profesional dengan mengacu
kepada norma-norma standar dan kode etik serta memberikan layanan terbaik kepada klien.
Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang
menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”. Profesionalisme mengandung pula
pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.
Disamping istilah profesionalisme, ada istilah yaitu profesi. Profesi mengharuskan tidak hanya
pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti “profession”
terpaku juga suatu “panggilan”. Dengan begitu, maka arti “profession” mengandung dua unsur.
Pertama unsur keahlian dan kedua unsur panggilan. Sehingga seorang “profesional” harus
memadukan dalam diri pribadinya kecakapan teknik yang diperlukan untuk menjalankan
pekerjaannya, dan juga kematangan etik. Penguasaan teknik saja tidak membuat seseorang
menjadi “profesional”. Kedua-duanya harus menyatu.

Pengertian Profesionalisme Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan


dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang
tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan –serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut–
dengan semangat    pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah
dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan(Wignjosoebroto, 1999).

Ciri-ciri Profesionalisme: Mempunyai keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta
kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang di perlukan dalam pelaksanaan tugas
yang bersangkutan dengan bidangnya. Mempunyai ilmu dan pengalaman serat kecerdasan dalam
menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat
dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan. Mempunyai sikap berorientasi ke
depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di
hadapannya. Mempunyai sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain , namun cermat dalam memilih yang
terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.

Sikap Seorang Profesionalisme: Komitmen Tinggi: Seorang profesional harus mempunyai


komitmen yang kuat pada pekerjaan yang sedang dilakukannya. Tanggung Jawab: Seorang
profesional harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri.
Berpikir Sistematis : Seorang yang profesional harus mampu berpikir sitematis tentang apa yang
dilakukannya dan belajar dari pengalamannya. Penguasaan Materi : Seorang profesional harus
menguasai secara mendalam bahan / materi pekerjaan yang sedang dilakukannya. Menjadi
bagian masyarakat professional. Seyogyanya seorang profesional harus menjadi bagian dari
masyarakat dalam lingkungan profesinya.

Profesionalisme (Cont) Empat prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan
Enggland : Pendekatan berorientasi Filosofis, Pendekatan lambang professional, pendekatan
sikap individu, dan pendekatan electic. Pendekatan perkembangan bertahap individu (dengan
minat sama) berkumpul → mengidentifikasi dan mengadopsi ilmu → membentuk organisasi
profesi → membuat kesepakatan persyaratan profesi →menentukan kode etik → merevisi
persyaratan Pendekatan berorientasi karakteristik : etika sebagai aturan langkah, pengetahuan
yang terorganisir, keahlian dan kompetensi khusus,tingkat pendidikan minimal, sertifikasi
keahlian. Pendekatan berorientasi non-tradisional : mampu melihat dan merumuskan
karakteristik unik dan kebutuhan sebuah profesi.
Prinsip-prinsip yang menjadi tanggung jawab seorang Profesional. Prinsip 1 – Holistic
(Keseluruhan) : Profesional memperhatikan keseluruhan sistem komponen-kompenen dari
jasa/praktek yang diberikannya agar dapat menghindari dampak negatif terhadap salah satu atau
beberapa komponen yang terkait dengan sistem tersebut. Prinsip 2 – Optimal (Terbaik) :
Profesional selalu memberikan jasa/prakteknya yang terbaik bagi perusahaan. Prinsip 3 - Life
Long Learner (Belajar sepanjang hidup) : Profesional selalu belajar sepanjang hidupnya untuk
menjaga wawasan dan ilmu pengetahuan sekaligus mengembangkannya sehingga dapat
memberikan jasa/prakteknya yang lebih berkualitas daripada sebelumnya.

Prinsip-prinsip yang menjadi tanggung jawab seorang Profesional. Prinsip 4 – Integrity


(Kejujuran): Profesional menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran serta bertanggung jawab atas
integritas (kemurnian) pekerjaan atau jasanya. Prinsip 5 – Sharp (Berpikir Tajam) :
Profesionalselalucepattanggapterhadap permasalahan yang ada dalam jasa/praktek yang
diberikannya, sehingga dapat menyelesaikan masalah tersebut secara cepat dan tepat. Prinsip6 –
Team Work (Kerjasama): Profesional mampubekerja sama denganProfesional lainnya untuk
mencapai suatu obyektifitas.

Prinsip-prinsip yang menjadi tanggung jawab seorang Profesional. Prinsip 7 – Innovation


(Inovasi) : Profesional selalu berpikir ataupun belajar untuk mengembangkan kreativitasnya agar
dapat mengemukakan ide-ide baru sehingga mampu menciptakan peluang peluang yang baru
atas jasa/praktek yang diberikannya. Prinsip8 – Communication (Komunikasi) Profesional
mampu berkomunikasi dengan baik dan benar sehingga dapat menyampaikan obyektifitas
pembicaraan yang dimaksudkan secara tepat. Kedelapan prinsip tersebut dapat disingkat menjadi
“HOLISTIC”, yaitu: Holistic,Optimal, Life long learner,Integrity, Sharp, Team work,
Innovation, dan Communication.

Anda mungkin juga menyukai